Tugas.docx

  • Uploaded by: Havid Denil
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,381
  • Pages: 7
MEMBUAT ASPEK DAN RUMUSAN TUJUAN PEMBELAJARAN, YANG MENGGUNAKAN RUMUSAN ABCD DI RANAH KOGNITIF, PSIKOMOTORIK, DAN AFEKTIF

ESSAI UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH PERENCANAAN PEMBELAJARAN Yang dibina oleh Prof. Dr. A. Mukhadis

Oleh : Farid Zaki Asfari

160513609666

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN MARET 2019

1. Perumusan Tujuan Pembelajaran Pengajaran atau pembelajaran berdasarkan pada sistem instruksional adalah suatu pengajaran yang berorientasi pada tujuan atau sering disebut dengan istilah output oriented. Artinya orientasi pokoknya adalah untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Karena tujuan belajar berfungsi sebagai acuan dari semua komponen rancangan atau desain instruksional,maka tujuan belajar harus dirumuskan secara tepat/jitu sesuai dengan tingkah laku/kemampuan aktual yang harus dimiliki oleh peserta didik setelah selesai belajar sebagai suatu kebulatan kompetensi. Memahami dan menguasai bagaimana merumuskan tujuan pembelajaran sebagai bagian tujuan instruksional merupakan keniscayaan bagi setiap instructor (dosen/guru, trainer) maupun pendesain instruksional (instructional designer).

A. Pengertian Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran (instructional objective) adalah perilaku hasil belajar yang diharapkan terjadi, dimiliki, atau dikuasai oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu. Hal ini didasarkan berbagai pendapat tentang makna tjuan pembelajaran atau tujuan instruksional. Magner (1962) mendefinisikan tujuan pembelajaran sebagaitujuan perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh peserta didik sesuaikompetensi. Sedangkan Dejnozka dan Kavel (1981) mendefinisikan tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan spefisik yangdinyatakan dalam bentuk perilaku yang diwujudkan dalam bentuk tulisan yangmenggambarkan hasil belajar yang diharapkan. Percival dan Ellington (1984) mendefinisikan tujuan instruksional adalah suatupernyataan yang jelas menunjukkan penampilan / keterampilan yang diharapkansebagai hasil dari proses belajar. Pengertian lain menyebutkan, tujuan pembelajaran adalah pernyataan mengenai keterampilan atau konsep yang diharapkan dapat dikuasai oleh peserta didik pada akhir priode pembelajaran (Slavin, 1994). Tujuan pembelajaran merupakan arah yang hendak dituju dari rangkaian aktivitas yang dilakukan dalam proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk perilaku kompetensi spesifik, aktual, dan terukur sesuai yang diharapkan terjadi, dimiliki, atau dikuasai siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu. Penyusunan tujuan pembelajaran merupakan tahapan penting dalam rangkaian pengembangan desain pembelajaran. Dari tahap inilah ditentukan apa dan bagaimana harus melakukan tahap lainnya. Apa yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran

menjadi acuan untuk menentukan jenis materi, strategi, metode, dan media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Tanpa tujuan yang jelas, pembelajaran akan menjadi kegiatan tanpa arah, tanpa fokus, dan menjadi tidak efektif.

B. Fungsi dan Manfaat Perumusan Tujuan Pembelajaran Tujuan belajar berfungsi sebagai acuan dari semua komponen rancangan atau desain instruksional. Oleh karena itu tujuan belajar harus dirumuskan secara tepat/jitu sesuai dengan tingkah laku/kemampuan aktual yang harus dimiliki oleh mahasiswa (pembelajar) setelah selesai belajar sebagai suatu kebulatan kompetensi. Struktur komponen-komponen itu dalam keterkaitannya dapat dilihat pada bagan 2 (Soekoer, 1994): TP = Tujuan Pembelajaran MB = Materi Belajar KB = Kegiatan Belajar EHB = Evaluasi Hasil Belajar MMSB = Metode, Media, dan

Gambar 1. Link and Mach Antar Komponen Rancangan Instruksional

Sesuai dengan bagan diatas, Tujuan Belajar harus dirumuskan paling dulu kemudian baru komponen-komponen yang lain. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari perumusan tujuan pembelajaran adalah: (1) menentukan tujuan proses pembelajaran, (2) menentukan persyaratan awal pembelajaran, (3) merancang strategi pembelajaran, (4) memilih media pembelajaran, (5) menyusun instrumen evaluasi pembelajaran, dan (6) melakukan tindakan perbaikan pembelajaran.

C. Taksonomi Tujuan Pembelajaran Taksonomi tujuan pendidikan merupakan suatu kategorisasi tujuan pendidikan, yang umumnya digunakan sebagai dasar untuk merumuskan tujuan kurikulum dan tujuan pembelajaran. Taksonomi tujuan terdiri dari domain-domain kognitif, afektif dan psikomotor.

Berbicara tentang taksonomi perilaku siswa sebagai tujuan belajar, saat ini para ahli pada umumnya sepakat untuk menggunakan pemikiran dari Bloom (Gulo, 2005) sebagai tujuan pembelajaran, yang dikenal dengan sebutan taksonomi Bloom (Bloom’s Taxonomy). Menurut Bloom perilaku individu dapat diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga) ranah, yaitu: 1. Ranah kognitif; ranah yang berkaitan aspek-aspek intelektual atau berfikir/nalar, di dalamnya mencakup: pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), penguraian (analysis), memadukan (synthesis), dan penilaian (evaluation); 2. Ranah afektif; ranah yang berkaitan aspek-aspek emosional, seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya, di dalamnya mencakup: penerimaan (receiving/attending), sambutan (responding), penilaian (valuing), pengorganisasian (organization), dan karakterisasi (characterization); dan 3. Ranah psikomotor; ranah yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan yang melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot (neuronmuscular system) dan fungsi psikis. Ranah ini terdiri dari : kesiapan (set), peniruan (imitation), membiasakan (habitual), menyesuaikan (adaptation) dan menciptakan (origination). Taksonomi ini merupakan kriteria yang dapat digunakan oleh guru untuk mengevaluasi mutu dan efektivitas pembelajarannya. Dalam setiap aspek taksonomi terkandung kata kerja operasional yang menggambarkan bentuk perilaku yang hendak dicapai melalui suatu pembelajaran. Untuk lebih jelasnya, dalam tabel berikut disajikan contoh kata kerja operasional da ri masing-masing ranah. D. Rumus ABCD Penyusunan Tujuan Pembelajaran (TP) yang baik perlu melibatkan unsur-unsur yang dikenal dengan ABCD, yang berasal dari empat kata sebagai berikut: A = Audience B = Behavior C = Condition

D = Degree A = Audience adalah pelaku yang menjadi kelompok sasaran pembelajaran, yaitu siswa. Dalam TP harus dijelaskan siapa siswa yang mengikuti pelajaran itu. Keterangan mengenai kelompok siswa/mahasiswa yang akan manjadi kelompok sasaran pembelajaran diusahakan sespesifik mungkin. Misalnya, siswa/mahasiswa jenjang pendidikan apa, kelas berapa, semester berapa, dan bahkan klasifikasi pengelompokan siswa/mahasiswa tertentu. Batasan yang spesifik ini penting artinya agar sejak awal mereka yang tidak termasuk dalam batasan tersebut sadar bahwa bahan pembelajaran yang dirumuskan atas dasar TP itu belum tentu sesuai bagi mereka. Mungkin bahan pembelajarannya terlalu mudah, terlalu sulit. Atau tidak sesuai dengan kebutuhannya. B = Behavior adalah perilaku spesifik khusus yang diharapkan dilakukan peserta didik setelah selesai mengikuti proses pembelajaran. Perilaku ini terdiri atas dua bagian penting, yaitu kata kerja dan objek. Kata kerja menunjukkan bagaimana peserta didik mempertunjukkan sesuatu, seperti: menyebutkan, menganalisis, menyusun, dan sebagainya. C = Condition adalah kondisi yang dijadikan syarat atau alat yang digunakan pada saat peserta didik diuji kinerja belajarnya. TP yang baik di samping memuat unsur penyebutan audens (peserta didik sebagai subyek belajar) dan perilaku, hendaknya pula mengandung unsur yang memberi petunjuk kepada penyusun tes mengenai kondisi atau dalam keadaan bagaimana siswa diharapkan mempertunjukkan perilaku yang dikehendaki pada saat diuji. D = Degree adalah derajat atau tingkatan keberhasilan yang ditargetkan harus dicapai peserta didik dalam mempertunjukkan perilaku hasil belajar. Target perilaku yang diharapkan dapat berupa: melakukan tanpa salah, dalam batas waktu tertentu, pada ketinggian tertentu, atau ukuran tingkatan keberhasilan lainnya. Contoh: C = Setelah berdiskusi dan menggali informasi A = peserta didik B = dapat menjelaskan fungsi perawatan sistem engine dan mekanisme katup

D = dengan jelas dan benar

2. Contoh Rumusan Pembelajaran Mata Pelajaran

: Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan

Kelas/Semester

: XI / Gasal

Materi Pokok

: Perawatan Sistem Pengapian Konvensional

A. Kompetensi Inti (KI) KI – 3. Menerapkan, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Teknik Kendaraan Ringan Otomotif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional. KI – 4. Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kerja Teknik Kendaraan Ringan Otomotif. Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

B. Kompetensi Dasar (KD) 3.1 Memahami sistem pengapian konvensional 4.1 Pemeliharaan sistem pengapian konvensional

C. Indikator Pencapaian Kompetensi 3.2.1 Menjelaskan fungsi sistem pengapian konvensional 3.2.2 Menentukan cara perawatan sistem pengapian konvensional 4.2.1 Melakukan perawatan sistem pengapian konvensional 4.2.2 Mengontrol hasil perawatan sistem pengapian konvensional

D. Tujuan Pembelajaran 3.3.1

Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat mengaplikasikan sikap dan perilaku saat melakukan praktek dengan baik dan benar.

3.3.2

Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat menjelaskan fungsi sistem pengapian konvensional dengan tepat dan benar.

3.3.3

Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat menentukan cara perawatan sistem pengapian konvensional dengan tepat dan benar.

4.3.1

Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat melakukan perawatan sistem pengapian konvensional dengan tepat dan benar.

4.3.2

Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat mengontrol hasil perawatan sistem pengapian konvensional dengan tepat dan benar.

Keterangan warna : Kuning : condition Hijau : audience Ungu : behavior Biru : degree

Keterangan tambahan :  Pada poin 3.3.1 adalah ranah afektif  Pada poin 3.3.2 dan 3.3.3 adalah ranah kognitif  Pada poin 4.3.1 dan 4.3.2 adalah ranah psikomotorik

More Documents from "Havid Denil"

Tugas.docx
April 2020 9
The Art Of Writing.pdf
December 2019 18
Ok.docx
December 2019 5