Tugas Pengertian Doa.docx

  • Uploaded by: VeronicaWeedya
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Pengertian Doa.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,104
  • Pages: 23
MAKALAH TENTANG DOA

Disusun Oleh : EMANUEL ANTON NIM:B2018064

SETIKES MUHAMDIYAH GOMBONG PROGRAM SETUDI S1 KEPRAWATAN

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................................. ii Kata Pengantar........................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 1 1.3 Tujuan Pembahasan ........................................................................ 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Do’a .............................................................................. 3 2.2 Makna dan Hakekat Do’a ................................................................. 3 2.3 Fungsi Berdo’a.................................................................................. 5 2.4 Waktu Berdo’a................................................................................. 5 2.5 Doa orang sakit.................................................................................10 2.6 Doa sakit parah.................................................................................11 2.7 Doa terkena musibah........................................................................12 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ...................................................................................... 17 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 18

ii

Kata Pengantar

Puji syukur kami haturkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, taufiq dan hidayahNya, sempurnalah segala kebaikan. Juga tak lupa semoga rahmat dan salam sejahtera selalu dicurahkan kepada nabi yang paling mulia, panutan kita Muhammad SAW. Tetapi penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kehilafan dalam penyusunan makalah ini, karena masih dalam proses belajar. Oleh karena itu kami berharap para pembaca berkenan memberikan kritik konstruktif demi memperbaiki dalam penyusunan makalah-makalah selanjutnya. Tak lupa kami haturkan terima kasih kepada Bapak Dosen yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini, juga teman-teman yang telah mamberikan sumbangsih berupa ide, gagasan, pemikiran dll. Semoga makalah ini bisa menambah khazanah keilmuan khususnya bagi kami sebagai penyusun dan umumnya bagi pembaca sekalian. Amin.

Purworejo, 8 Januari 2019

Penyusun

iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan modern saat ini, selalu saja ada satu waktu dimana manusia merasa tidak mengerti, tidak tahu serta tidak mampu mengatasi permasalahan kehidupan yang dihadapinya. Bahkan, orang yang mengedepankan rasional atau seorang yang sudah berhasil menempuh pendidikan jenjang tertinggi sekalipun suatu saat mengalami kondisi saat dirinya tidak tahu dan tidak mampu (jawa: menthok).Ketika seseorang merasa tidak tahu dan tidak mampu untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya, maka ia akan membutuhkan kekuatan dari luar dirinya yang diyakini akan bisa membantu mengatasi permasalahannya. Kekuatan dari luar mungkin bisa Sang Pencipta atau hal-hal lain yang dianggap mampu dan diyakini mampu membantu mengatasi permasalahan.Sebagai Insan yang beriman tentu saja dalam mangatasi problematika kehidupan selalu disandarkan pada kekuatan Tuhan, tidak dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan Agama. Apalagi sebagai umat islam dituntunkan untuk meminta pertolangan hanya kepadanya.Do’a merupakan harapan munculnya kekuatan dari Tuhan agar bisa memecahkan permasalahan, Do’a juga sebagai sugesti sesorang agar mampu mengatasi berbagai permasalahan hidup yang diahadapi. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas maka untuk memudahkan pembahasan penyusun mencoba membuat rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apa pengertian Do’a? 2. Bagaimana Makna Dan Hakekat Do’a? 3. Apa Fungsi Do’a? 4. Kapan Waktunya Berdo’a? 5. Apa pengertian doa orang sakit? 6. Apa pengertian doa sakit parah? 7. Apa pengertian doa terkena musibah?

1. 3 Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah diharapkan mahasiswa dapat memahami : 1. Mengetahui tentang pengertian Do’a 2. Mengetahui Bagaimana Makna Dan Hakekat Do’a 3. Mengetahui Apa Fungsi Do’a 4. Mengetahui Kapan Waktunya Berdo’a

1

5. Mengetahui doa orang sakit 6. Mengetahui doa sakit parah 7. Mengetahui doa terkena musibah

2

BAB II PEMBAHASAN

DO’A 2.1 Pengertian Doa* Dalam Al-Quran banyak sekali kata-kata do'a dalam pengertian yang bebeda. Abû Al-Qasim Al-Naqsabandî dalam kitab syarah Al-Asmâ'u al-Husnâ menjelaskan beberapa pengertian dari kata doa. 

Pertama, do'a dalam pengertian "Ibadah” Maksud kata berdo'a di atas adalah ber-"ibadah" (menyembah). Yaitu jangan menyembah selain daripada Allah, yakni sesuatu yang tidak memberikan manfaat dan tidak pula mendatangkan madarat kepadamu.



Kedua, doa dalam pengertian "Istighatsah" (memohon bantuan dan pertolongan). Maksud kata ber-"doa" (wad'u) dalam ayat ini, adalah "Istighatsah" (meminta bantuan, atau pertolongan). Yaitu mintalah bantuan atau pertolongan dari orang-orang yang mungkin dapat membantu dan memberikan pertolongan kepada kamu.



Ketiga, Doa dalam pengertian "permintaan" atau "permohonan." Seperti dalam Maksud kata "Doa" (ud'ûnî) dalam ayat ini adalah, "memohon" atau "meminta." Yaitu, mohonlah (mintalah) kepada Aku (Allah) nisscaya Aku (Allah) akanperkenankan permohonan (permintaan) kamu itu.



Keempat, Doa dalam pengertian "percakapan".



Kelima, Doa dalam pengertian "memanggil." Maksud kata "doa" (yad'û) dalam ayat ini adalah "memanggil." Yaitu, pada suatu hari, dimana la (Tuhan) menyeru (memanggil) kamu.



Keenam, Doa dalam pengertian "memuji." Maksud kata "doa " (qulid'û) dalam ayat ini adalah "memuji". Yaitu, pujilah olehmu Muhammad akan Allah atau pujilah olehmu Muhammad akan Al-Rahmân.

2.2 Makna dan Hakekat Doa Bagaimana mungkin permintaanmu yang baru datang belakangan akan bisa mengubah anugerahNya yang terdahulu?” Inilah ketegasan tauhid kita untuk memahami hubungan antara doa dan takdir. Banyak para hamba Allah Swt yang merasa ada kontradiksi yang mempengaruhi batin mereka, gara-gara belum tuntasnya antara ikhtiar, doa dan takdir. Dengan sejumlah pertanyaan, apakah takdir

3

itu bisa diubah dengan doa dan usaha? Kalau bisa berarti Allah Swt tergantung pada hambaNya. Kalau tidak bisa apakah makna dibalik perintah doa dan ikhtiar itu? Dalam bahasa Sufistik, soal ikhtiar, doa dan takdir dilihat dari dimensi hakikatnya. Bahwa secara hakikat, upaya dan doa itu tidak akan menjadi sebab terwujudnya takdir, dan tidak akan mengubah takdir. Mengapa demikian? Karena takdir Allah Swt, dengan semua ketentuanNya telah mendahului ikhtiar dan doa kita. Bagaimana mungkin, sesuatu yang baru (berupaya upaya dan doa kita) bisa mengubah sesuatu yang mendahului (ketentuan Allah Swt)? Jadi cara memahami hakikat doa dan ikhtiar adalah: Doa dan ikhtiar itu sesungguhnya juga takdir. Bila Allah Swt hendak memberi anugerah seseorang, maka si hamba juga ditakdirkan dan diberi kemampuan untuk berdoa dan berikhtiar. Doa dan ikhtiar hanyalah tanda-tanda takdir itu sendiri. Allah memerintahkan kita berupaya dan berdoa agar kita memahami bahwa kita sangat terbatas dan tak berdaya, sehingga doa dan upaya adalah bentuk kesiapan kehambaan belaka agar kita siap menyongsong takdirNya. Aturan syariat mengharuskan kita berikhtiar dan berdoa, karena syariat adalah aturan bagi keterbatasan manusia, dengan bahasa dan tugas manusiawi (taklifi), maka seseorang akan berdoa dan beriktiar dengan penuh kepasrahan dan kerelaan pada ketentuan dan pilihan terbaikNya. Bukannya berdoa untuk memaksaNya mengubah takdirNya. Maka Ibnu Athaillah menegaskan dengan ucapan beliau:“Maha Besar (jauh) bila hukum AzaliNya harus disandarkan pada sebab akibat yang baru.” Allah Swt adalah sebab segalanya dan segalanya bergantung semua kepada Allah Swt. Allah Swt tidak pernah menjadi akibat; seperti akibat kita berdoa Allah menuruti apa yang kita mau, akibat kita berusaha Allah mengubah takdirNya.Berdoa kita lakukan semata untuk ‘ubudiyah, manifestasi kehambaan kita akan terwujud ketika kita berdoa. Sebab dengan berdoa manusia merasa hina dina, merasa butuh, merasa tak berdaya dan merasa lemah di hadapanNya. Dan itulah hakikat ubudiyah dibalik doa, agar kita tetap menjaga rasa hina, rasa fakir, rasa tak berdaya dan rasa lemah. Karena dengan nuansa seperti itu kita akan cukup bersama Allah, mulia bersamaNya, mampu bersamaNya, kuat bersamaNya. Wallahu A’lam.

*)Drs Alfat, Masan. Aqidah Akhlak Madrasah Aliyah. PT. Karya Toha Putra Semarang. 1994

4

2.3

Fungsi Doa* Ada beberapa keutamaan yang akan kita peroleh dalam berdoa. 1.

Allah

menyertai

hamba-nya

bersabda,"Sesungguhnya

yang

berdoa.

Muhammad

Rosulullah

saw.

Allah berfirman: Aku selalu dalam persangkaan hamba-Ku

kepada-Ku, dan Aku selalu bersamanya ketika ia berdoa kepada-Ku." (HR. Bukhori Muslim dari Abu Huroiroh ra) 2. Doa senjata orang mukmin. Muhammad Rosulullah saw. bersabda, "Doa adalah senjata orang mukmin, dan tiang agama, serta cahaya langit dan bumi". (HR. Hakim dari Ali bin Abi Tholib ra.) 3. Doa datangkan keselamatan. Muhammad Rosulullah saw. bersabda, "Janganlah engkau merasa lemah untuk berdoa, sebab sesungguhnya tidak seorang pun yang binasa selama ia tetap berdoa". (HR. Ibnu Hiban dan Hakim dari Anas ra.) 4. Doa menolak bencana, dan menolak tipu daya musuh. Muhammad Rosulullah saw. bersabda,"Doa berguna terhadap apa saja yang telah menimpa seseorang, dan hal-hal yang belum turun kepadanya. Sesungguhnya bencana pasti akan turun, dan akan ditemui oleh, doa. Lalu keduanya selalu bersaingan sampai hari kiamat". (HR. Bazaar dan Thobroni dari Aisyah ra.) Maksudnya, bencana senantiasa mengintai manusia, dan semua itu dapat ditolak hanya dengan doa. Memanjatkan doa kepada Allah SWT, pertanda beriman kepada- Nya. Itulah sebabnya doa dikatakan sebagai tiang agama. Doa yang dipanjatkan oleh orang-orang beriman tersebut, jika diawali atau diakhiri dengan bacaan sholawat, akan dibawa naik oleh para malaikat. Maka tidak salah jika doa itu diibaratkan cahaya langit dan bumi. 2.4

Waktu Berdoa* Selayaknya kita memperhatikan waktu-waktu khusus tersebut. Berikut ini adalah waktuwaktu istimewa yang tidak selayknya kita lewatkan dan kita gunakan sebaik-baiknya untuk berdoa.

*)Drs Alfat, Masan. Aqidah Akhlak Madrasah Aliyah. PT. Karya Toha Putra Semarang. 1994

5

1. Setiap akhir sholat (sebelum salam) Abu Umamah Al-Bahili radhiyallahu ‘anhu berkata: “Pernah ada yang bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Wahai Rasulullah, doa apakah yang didengarkan (dikabulkan)?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: « ُ‫صلَ َواتُ َودب َُر اآلخرُ اللَّيْلُ َج ْوف‬ َّ ‫» ْال َم ْكتوبَاتُ ال‬ “Doa yang dipanjatkan di tengah malam yang akhir dan di akhir shalat wajib.” (HR. AtTirmidzi dan An-Nasa`i dalam Al-Kubra) 2. Satu waktu di malam hari* Jabir radhiyallahu ‘anhuma berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: َ ‫ل َوذَلكَُ إيَّاهُ أ َ ْع‬ «‫ن‬ َُّ ‫عةُ اللَّيْلُ فى إ‬ ُ ‫َللا يَ ْسأَلُ مسْلمُ َرجلُ ي َوافق َها‬ ََُّ ‫ن َخيْرا‬ ُْ ‫لَّ َواآلخ َرةُ ال ُّد ْنيَا أ َ ْمرُ م‬ ُ ‫طاهُ إ‬ َُّ ‫» لَ ْيلَةُ ك‬. َ ‫سا‬ َ َ‫لَ ل‬ “Sesungguhnya pada malam hari ada satu waktu yang tidaklah bersamaan dengan itu seorang muslim meminta kepada Allah kebaikan dari perkara dunia dan akhirat, melainkan Allah akan mengabulkan permintaan tersebut, dan itu ada di setiap malam.” (HR. Muslim dan Ahmad) 3. Ketika terbangun di waktu malam* Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang terbangun di waktu malam lalu mengucapkan: َ‫ل‬ ُ َ‫لَّ إلَ ُه‬ ُ ‫َللا إ‬ َُّ ُ‫لَ َوحْ َده‬ ُ َُ‫ لَهُ شَريك‬، ُ‫ ْالم ْلكُ لَه‬، ُ‫ ْال َح ْمدُ َولَه‬، ‫علَى َوه َُو‬ َُّ ، ‫َللا َوس ْب َحا‬ َُّ ، َ‫ل‬ ُ ‫لَّ إلَ ُهَ َو‬ ُ‫إ‬ َ ُ‫ قَدير‬. ُ‫لِل ْال َح ْمد‬ َ ُ‫ىءُ كل‬ ْ ‫ش‬ ُ‫َللا‬ َُّ ‫ أ َ ْكبَرُ َو‬، َ‫ل‬ ُ ‫ل َو‬ َُ ‫لَ َح ْو‬ ُ ‫لَّ ق َّوُة َ َو‬ ُ ‫الِل إ‬ َُّ ‫ب‬ َّ ، ‫َللا‬ “Laa ilaaha illalloh, wahdahu laa syariikalahu, lahul mulku walahul hamdu, wa huwa ‘ala kuli syaiin qodiir; Alhamdulillah, wa subhanalloh, wa laa ilaaha illalloh, wallohu akbar, wa laa haula wa laa quwwata illa billah” Kemudian mengucapkan: ُ‫لي ا ْغف ُْر اللَّه َّم‬ “Allohummagh firlii” Atau berdoa, maka dikabulkan (doanya). Dan jika berwudhu’ kemudian melaksanakan shalat maka shalatnya diterima.” (HR. Al-Bukhari) 4. Ketika dikumandangkannya adzan dan berada di medan perang 5. Pada saat kita mendoakan orang sakit 6. Suatu waktu pada hari Jum’at.

6

*)Tafsir Ibnu Katsir 6/203, Dar Thayyibah, cet, II, 1420 H, syamilahislamqa.pustaka.abatasa.2016

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut tentang hari Jum’at, beliau bersabda: َ ‫ل إيَّاهُ أ َ ْع‬ «‫ن‬ َُّ ‫عةُ ْالجم َعةُ فى إ‬ ُ ‫صلى قَائمُ مسْلمُ ي َوافق َها‬ َُ ‫َللا يَ ْسأَلُ ي‬ ََُّ ‫لَّ َخيْرا‬ ُ ‫طاهُ إ‬ َُ ‫»يزَ هدهَا يقَلل َها بيَدهُ َوقَا‬. َ ‫سا‬ َ َ‫ل َ ل‬ “Sesungguhnya di hari Jum’at itu ada suatu waktu yang tidaklah waktu tersebut bertepatan dengan seorang muslim yang sedang melaksanakan shalat, lalu meminta kepada Allah suatu kebaikan, kecuali pasti Allah akan mengabulkannya.” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan dengan tangannya untuk menunjukkan singkatnya waktu tersebut. (Muttafaqun ‘alaihi). 7. Tatkala berbuka puasa bagi orang yang berpuasa dan menjadi pemimpin yang adil* Dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash Radhiyallahu ‘anhu bahwa dia mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Artinya : Sesungguhnya bagi orang yang berpuasa pada saat berbuka ada doa yang tidak ditolak”. [Sunan Ibnu Majah, bab Fis Siyam La Turaddu Da'watuhu 1/321 No. 1775. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam: ‫المظلوم و العادل واإلمام يفطر حتى الصائم دعوتهم ترد ل ثالث‬ ‘”Ada tiga doa yang tidak tertolak. Doanya orang yang berpuasa ketika berbuka, doanya pemimpin yang adil, dan doanya orang yang terzhalimi” (HR. Tirmidzi no.2528, Ibnu Majah no. 1752, Ibnu Hibban no. 2405, dishahihkan Al Albani di Shahih At Tirmidzi) 8. Pada saat turun hujan Ibnu Qudamah dalam Al Mughni, 4/342 mengatakan,”Dianjurkan untuk berdo’a ketika turunnya hujan, sebagaimana diriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ْ ‫عاءُ اسْت َجابَ ُةَ ا‬ ‫طلبوا‬ َّ ‫ ال‬، ُ‫ْالغَيْثُ َونزول‬ َ ‫ ث َ َالثُ ع ْن َُد ال ُّد‬: ‫ ْالجيوشُ ْالتقَاءُ ع ْن َُد‬، ُ‫ص َالةُ َوإقَا َمة‬ Carilah do’a yang mustajab pada tiga keadaan : [1] Bertemunya dua pasukan, [2] Menjelang shalat dilaksanakan, dan [3] Saat hujan turun.” (Dikeluarkan oleh Imam Syafi’i dalam Al Umm dan Al Baihaqi dalam Al Ma’rifah dari Makhul secara mursal. Dishohihkan oleh Syaikh Al Albani, lihat hadits no. 1026 pada Shohihul Jami’)

7

*)Tafsir Ibnu Katsir 6/203, Dar Thayyibah, cet, II, 1420 H, syamilahislamqa.pustaka.abatasa.2016 9. Pada saat ajal tiba Dari Ummu Salamah bahwa Rasulullah mendatangi rumah Abu Salamah (pada hari wafatnya), dan beliau mendapatkan kedua mata Abu Salamah terbuka lalu beliau memejamkannya kemudian bersabda. 10. Ketika mendengar ayam berkokok* Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah ‫ وسلم عليه هللا صلى‬bersabda: َ ‫ش ْي‬ َّ ‫ال‬ ‫سم ْعت ْمُ إذَا‬ َُ ‫َللاَ فَا ْسأَلوا الد َيك َُة ص َيا‬ َُّ ‫ن‬ ُْ ‫سم ْعت ْمُ َوإذَا َملَكا َرأَتُْ فَإنَّ َها فَضْلهُ م‬ ُ ‫الِل فَت َ َع َّوذوا ْالح َم‬ َُّ ‫طانُ ب‬ َ ‫ح‬ َ َُ‫ار نَهيق‬ َ ‫ش ْي‬ ُ‫طانا َرأَى فَإنَّه‬ َ “Apabila kalian mendengar kokokan ayam maka mohonlah anugerah kepada Allah karena ayam itu melihat malaikat. Apabila kalian mendengar ringkihan keledai berlindunglah kepada Allah dari gangguan syaithan karena keledai itu melihat syaithan.” [HR Al Bukhari (3303) dan Muslim (2729)] 11. Doa seseorang kepada saudaranya ketika tidak dihadapannya.* Dari Ummu Ad Darda` radhiyallahu ‘anha, Rasulullah ‫ وسلم عليه هللا صلى‬bersabda: ‫ولك آمين به الموكل الملك قال بخير ألخيه دعا كلما موكل ملك رأسه عند مستجابة الغيب بظهر ألخيه المسلم دعوة‬ ‫بمثل‬ “Doa seorang muslim kepada saudaranya yang dilakukan tidak dihadapannya adalah mustajab. Di sisi kepalanya ada seorang malaikat yang diberikan tugas setiap kali dia mendoakan kebaikan kepada saudaranya maka malaikat yang bertugas tadi mengucapkan: “Amin, semoga bagimu juga mendapatkan demikian.” [HR Muslim) 12. Hari rabu antara dzuhur dan ashar* Sunnah ini pun mungkin belum diketahui oleh kebanyakan ikhwan yang sudah ngaji, yaitu dikabulkannya doa diantara shalat Zhuhur dan Ashar di hari Rabu. Hal ini diceritakan oleh Jabir bin Abdillah Radhiallahu’anhu: ‫الثنين يوم ثالثا الفتح مسجد في دعا وسلم عليه هللا صلى النبي أن‬، ‫الثالثاء ويوم‬، ‫األربعاء ويوم‬، ‫يوم له فاستجيب‬ ‫ف الصالتين بين األربعاء‬ َُ ‫وجهه في الب ْشرُ فعر‬ ‫جابر قال‬: ‫اإلجابة فأعرف فيها فأدعو الساعة تلك تو َّخيْتُ إلُ غليظ مهمُ أمر بي ينزل فلم‬ “Nabi shallallahu ‘alahi Wasallam berdoa di Masjid Al Fath 3 kali, yaitu hari Senin, Selasa, dan Rabu. Pada hari Rabu lah doanya dikabulkan, yaitu diantara dua shalat. Ini

8

*)Tafsir Ibnu Katsir 6/203, Dar Thayyibah, cet, II, 1420 H, syamilahislamqa.pustaka.abatasa.2016

9

diketahui dari kegembiraan di wajah beliau. Berkata Jabir : ‘Tidaklah suatu perkara penting yang berat pada saya kecuali saya memilih waktu ini untuk berdoa, dan saya mendapati dikabulkannya doa saya‘” Dalam riwayat lain: ‫والعصر الظهر الصالتين بين األربعاء يوم له فاستجيب‬ “Pada hari Rabu lah doanya dikabulkan, yaitu diantara shalat Zhuhur dan Ashar” (HR. Ahmad, no. 14603, Al Haitsami dalam Majma Az Zawaid, 4/15, berkata: “Semua perawinya tsiqah”, juga dishahihkan Al Albani di Shahih At Targhib, 1185) 13. Ketika meminum air zam-zam* Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: ‫له شرب لما زمزم ماء‬ “Khasiat Air Zam-zam itu sesuai niat peminumnya” (HR. Ibnu Majah, 2/1018. Dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Majah, 2502) 14. Ketika dalam kesempitan dan kesusahan Allah Ta’ala berfirman, َ ‫ض‬ ُ‫ط َُّر يجيْبُ أ َ َّم ْن‬ ْ ‫عاهُ إذَا ْالم‬ َ ‫الس ُّْو َُء َويَ ْكشفُ َد‬ “Siapakah yang mengijabahi (menjawab/ mengabulkan) permintaan orang yang dalam kesempitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan (siapakah) Dia yang menghilangkan kejelekan?” (An-Naml: 62) 15. Saat safar Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah ‫ وسلم عليه هللا صلى‬bersabda: ‫ولده على الوالد ودعوة المسافر ودعوة المظلوم دعوة فيهن شك ل مستجابات دعوات ثالث‬ “Tiga macam doa yang pasti terkabul tanpa diragukan lagi, yaitu doa orang yang dizhalimi, doa seorang musafir, doa kedua orang tua atas anaknya.” [HR Abu Daud (1536) dan At Tirmidzi (1905). Hadits hasan] 2.5 Inilah Salah Satu Doa untuk Orang Sakit* Doa untuk orang sakit – Ketika sedang sakit, tubuh seorang manusia akan melemah. Orang yang sakit tidak bisa berakftifitas lagi seperti kala masih sehat, tidak bisa melakukan pekerjaannya, dan yang dibutuhkan adalah istirahat cukup untuk kembali pulih. Selain itu, setiap orang yang sakit juga membutuhkan obat supaya lekas sembuh. Akan tetapi, istirahat yang cukup dan meminum obat saja masih belum cukup tanpa doa memohon kesembuhan kepada Allah SWT.

10

*)Kitab Al-Hikam,Ibnu Ato'illah Al-Asykandari.2014

Sebagai umat muslim kita memang diajarkan untuk menjadi hamba yang taat dan selalu berserah diri kepada Allah SWT atas semua yang terjadi pada kita. Sekalipun manusia sudah berobat kemana – mana dan beristirahat secukup mungkin, namun bila Allah SWT belum berkehendak untuk memberikan kesembuhan maka semua itu belum bisa menjadikan seseorang yang sakit bisa sembuh. Obat – obatan adalah sarana atau perantara kesembuhan saja, sedangkan Allah SWT adalah yang memberikan kesembuhan dan juga yang memberikan rasa sakit tersebut kepada manusia. doa untuk orang sakit* Oleh karena itu, sesuai apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW ketika kita sedang sakit maka sebaiknya juga kita memohon kepada Allah SWT melalui doa supaya segera diberikan kesembuhan. Bahkan tak hanya untuk diri sendiri saja, melainkan doa juga bisa diperuntukkan bagi orang lain. jadi bilamana kita mendapati kerabat, teman, saudara, atau yang lainnya sedang sakit, maka sebagai seorang muslim kita diajarkan untuk menjenguknya sekaligus mendoakan kesembuhannya. Berikut adalah bacaan doa untuk orang sakit yang biasa dipakai dan diajarkan oleh Rasulullah SAW: َّ ‫لَ ال‬ ُ‫س أ َ ْذهبُ النَّاسُ َربَُّ اللَّه َّم‬ َُ ْ ‫شافي وأ َ ْنتَُ َوا ْشفهُ ْالبَأ‬ ُ ‫لَّ شفَآ َُء‬ ُ ‫لَ شفَاءُ شفَاؤكَُ إ‬ ُ ُ‫سقَما يغَادر‬ َ Artinya: Ya Allah, Tuhan seluruh manusia. Hilangkanlah rasa sakit ini, sembuhkanlah. Engkaulah Dzat Yang Maha Penyembuh. Tiada kesembuhan yang sejati melainkan kesembuhan yang datang dari Engkau. Yaitu kesembuhan yang tidak meninggalkan rasa sakit dan penyakit yang lain”. (HR Bukhari dan Muslim) Menjadi orang yang sakit memanglah tidak enak. Akan tetapi semua perkara yang terjadi pada kita baik itu kegembiraan maupun kesusahan pastilah ada hikmah di balik keduanya. Baik kegembiraan maupun kesusahan keduanya merupakan suatu ujian dari Allah SWT. Kegembiraan merupakan ujian bagaimana kita bisa mensyukuri nikmat luar biasa yang telah Allah SWT dan apakah kita masih bisa mengingat Allah SWT ketika dalam keadaan gembira. Pun kesusahan demikian. Ketika sedang kesusahan manusia sebenarnya juga sedang diuji seberapa kuat ia mampu bertahan dan bersabar menghadapi cobaan tersebut. Kaitannya dengan kesusahan, seperti yang sudah kita singgung sejak awal bahwasanya sakit juga termasuk suatu cobaan untuk manusia yang didatangkan oleh Allah SWT. Melalui rasa sakit kita diuji seberapa kuat kita bisa bersabar dan juga mengajarkan supaya kita mau bersyukur atas nikmat sehat

11

*)Kitab Al-Hikam,Ibnu Ato'illah Al-Asykandari.2014 yang diberikan. Maka dari itu, dalam keadaan sakit kita harus selalu memanjatkan doa untuk orang sakit untuk kesembuhan diri kita sendiri, atau ketika menjenguk orang yang sakit pun jangan lupa untuk mendoakan kesembuhannya juga. 2.6. Doa sakit parah* Dengan sakit selain dari pada kita sanggup mengurangi perbuatan dosa, sanggup juga mendatangkan banyak rijqi dan sanggup memperbanyak silahturrahmi, sebagai bukti ketika lagi sakit biasaanya banyak orang yang tiba mejenguk kita sambil mendo’akan menyerupai baca surat yasin, ayat kursi, dan juga datangnya orang-orang menjenguk kita tak hanya tiba tapi ada yang sambil bawa masakan dan lain sebagainya, kan itu kalau kita sadar yakin dengan adanya penyakit sanggup mengundang banyak sekali manfaat baginya, tapi tetap kita berharap minta kesembuhan Kepada Alloh SWT. Sakit ialah merupakan suatu anugrah dari Alloh SWT Bacaan Doa Untuk Orang Sakit Parah Arab Latin Dan Artinya Nah disini Admin akan menyajikan bacaan doa untuk orang sakit yang sangat di anjurkan semoga segera diberi kesembuhan. Mungkin teman-teman ketika sedang sakit juga sering meminta kesembuhan (berdoa: Ya Allah, sembuhkanlah penyakit hambaMu ini, amien) kurang lebih begitulah doanya, tapi ada lagi doa yang lebih khusus untuk dibaca ketika sedang sakit. Sebagai mana Doa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada para sahabatnya, dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, bahu-membahu : Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, dia mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah meminta pemberian kepada Allah untuk anggota keluarganya. Beliau mengusap dengan tangan kanannya dan berdoa : َّ ‫لَ ال‬ ُ‫س أ َ ْذهبُ النَّاسُ َُربَُّ اللَّه َّم‬ َُ ْ ‫شافي وأ َ ْنتَُ َوا ْشفهُ ْالبَأ‬ ُ ‫لَّ شفَآ َُء‬ ُ ‫لَ شفَاءُ شفَاؤكَُ إ‬ ُ ُ‫سقَما يغَادر‬ َ ALLAHUMMA RABBANNAASI ADZHIBIL BA’SA WASY FIHU. WA ANTAS SYAAFI, LAA SYIFAA-A ILLA SYIFAAUKA, SYIFAA-AN LAA YUGHAADIRU SAQOMAA Artinya: “Ya Allah, Rabb manusia, hilangkanlah kesusahan dan berilah dia kesembuhan, Engkau Zat Yang Maha Menyembuhkan. Tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit lain” (HR Bukhari dan Muslim).

12

*)pustaka doa/allsub/95/definisi-doa.2008

Dan juga dalam Hadts lain, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Muslim, bahu-membahu : Dari Abu ‘Abdillah ‘Utsman bin Abil ‘Ash radhiyallahu ‘anhu, dia mengadukan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam perihal rasa sakit yang ada pada dirinya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya: “Letakkanlah tanganmu di atas kawasan yang sakit dari tubuhmu, kemudian bacalah sebanyak tiga kali ُ‫هللاُ بسْم‬ BISMILLAH Artinya: Dengan menyebut nama Allahkemudian bacalah sebanyak tujuh kali: ُ‫ن َوقد َْرتهُ هللاُ بع َّزةُ أَعوذ‬ ُْ ‫َوأ َحاذرُ أَجدُ َما شَرُ م‬ A’UUDZU BI ‘IZZATILLAHI WA QUDRATIHI MIN SYARRI MAA AJIDU WA UHAADZIRU Artinya: “Aku berlindung dengan keperkasaan Allah dan kekuasaan-Nya, dari kejelekan yang saya rasakan dan yang saya khawatirkan” (HR. Muslim) Sakit ialah merupakan suatu anugrah dari Alloh SWT, walaupun rasanya gak lezat dibadan, bahkan kebanyakan orang ketika sakit mereka seakan-akan tidak sadarkan diri bahwa penyakit itu ialah nugraha kasih sayang Alloh kepada hambaNYA yang sangat bermakna, terbukti pada masa shahabat Rosul menyerupai Abu Bakar sidiq bila mana dia sudah usang tidak mengalami sakit selalu berharap kepada Alloh SWT. Makanya jangan jauh-jauh mari kita kaji makna yang terkandung dalam kesakitan kan kita lebih kerap verbal dan hati selalu mengingat Alloh supaya secepatnya menawarkan kesembuhan lagi, lebih jauhnya lagi ini ialah kasih sayang Alloh SWT kepada hamba-NYA, sebab Alloh maha Tau atas keberadaan kita contohnya kalau kita lagi sehat banyak berbuat dosa, tapi ketika sakit kan kita sanggup mengurangi perbuatan dosanya. 2.7. Musibah Menimpa Semua Orang* Merupakan obat yang sangat bermanfaat di kala musibah sedang menimpa adalah dengan menyadari bahwa musibah itu pasti dialami oleh semua orang. Cobalah dia menengok ke kanan, maka akan didapati di sana orang yang sedang diberi ujian, dan jika menengok ke kiri maka di sana ada orang yang sedang ditimpa kerugian dan malapetaka. Dan seorang yang berakal kalau mau

13

*)“Ilaj harril musibah wa huzniha,” Imam Ibnul Qayyim (KM) .2017/02

14

memperhatikan sekelilingnya maka dia tidak akan mendapati kecuali di sana pasti ada ujian hidup, entah dengan hilanganya barang atau orang yang dicintai atau menemui sesuatu yang tidak mengenakkan dalam hidup. Kehidupan dunia tidak lain adalah ibarat kembangnya tidur atau bayang-bayang yang pasti lenyap. Jika dunia mampu membuat orang tersenyum sesaat maka dia mampu mendatangkan tangisan yang panjang. Jika ia membuat bahagia dalam sehari maka ia pun membuat duka sepanjang tahun. Kalau hari ini memberikan sedikit maka suatu saat akan menahan dalam waktu yang lama. Tidaklah suatu rumah dipenuhi dengan keceriaan kecuali suatu saat akan dipenuhi pula dengan duka. Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, “Pada setiap kegembiraan ada duka, dan tidak ada satu rumah pun yang penuh dengan kebahagiaan kecuali akan dipenuhi pula dengan kesedihan. Berkata pula Ibnu Sirin, “Tidak akan pernah ada senyum melulu, kecuali setelahnya pasti akan ada tangisan.” Hindun binti an an-Nu’man berkata, “Kami melihat bahwa kami adalah termasuk orang yang paling mulia dan memiliki harta paling banyak, kemudian matahari belum sampai terbenam sehingga kami telah menjadi orang yang paling tidak punya apa-apa. Dan merupakan hak Allah subhanahu wata’ala bahwa tidaklah Dia memenuhi suatu rumah dengan kebahagiaan, kecuali akan mengisinya pula dengan kesedihan.” Dan ketika seseorang bertanya tentang apa yang menimpanya maka dia mengatakan, “Kami pada suatu pagi, tidak mendapati seseorang pun di Arab kecuali berharap kepada kami, kemudian kami di sore harinya tidak mendapati mereka kecuali menaruh belas kasihan kepada kami.” DOA TERKENA MUSIBAH* ‫لِل إنَّا‬ َُّ ‫راجع ْونَُ إلَيْهُ َوإنَّا‬، ُْ ‫ي أج ْرن‬ ُْ ‫ي ف‬ ُْ ‫ف مص ْيبَت‬ ُْ ‫ي َوأ َ ْخل‬ ُْ ‫م ْن َها َخيْرا ل‬. َ ‫ي اَللَّه َُّم‬ “Sesungguhnya kami milik Allah dan kepadaNya kami akan kembali (di hari Kiamat). Ya Allah! Berilah pahala kepadaku dan gantilah untukku dengan yang lebih baik (dari musibahku).”( HR. Muslim 2/632 ) Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda: “tidak ada seorangpun yang tertimpa suatu musibah, kemudian ia mengucapkan : Innaa lillahi wa innaa ilaihi raji’uun Allohumma’jurnii fi mushiibati wa akhlif li khoiron minha (do’a di atas) kecuali Allah Ta’ala akan memberinya pahala dari musibah tersebut dan memberinya pengganti dengan yang lebih baik daripada musibah itu. HR. Muslim. Kala Musibah Menimpa

*)“Ilaj harril musibah wa huzniha,” Imam Ibnul Qayyim (KM) .2017/02 15

Allah subhanahu wata’ala berfirman,* {ُ‫ش ْي ُء َولَنَبْل َونَّك ْم‬ ُ ‫ات َو ْاأل َ ْنفسُ ْاأل َ ْم َو‬ ُ ‫صابرينَُ َوبَشرُ َوالث َّ َم َر‬ َ ‫ال منَُ َونَ ْقصُ َو ْالجوعُ ْالخ َْوفُ منَُ ب‬ َّ ‫( ال‬155) َُ‫صابَتْه ُْم إ َذا ا َّلذين‬ َ َ‫أ‬ ُ‫لِل إنَّا قَالوا مصيبَة‬ َُّ ‫( َراجعونَُ إلَيْهُ َوإنَّا‬156) َُ‫علَيْه ُْم أولَئك‬ ُْ ‫البقرة[ } ْالم ْهت َدونَُ همُ َوأولَئكَُ َو َرحْ َمةُ َُربه ُْم م‬: 155 – َ ُ‫صلَ َوات‬ َ ‫ن‬ 157] artinya, “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. al-Baqarah:155-157)

*)“Ilaj harril musibah wa huzniha,” Imam Ibnul Qayyim (KM) .2017/02

16

Di dalam musnad Imam Ahmad, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,* « ‫َللا أ َ َم َرهُ َما فَيَقولُ مصيبَةُ تصيبهُ مسْلمُ م ْنُ َما‬ َُّ ‫لِل إنَّا‬ َُّ ‫ف مصيبَتى فى أْج ْرنى اللَّه َُّم َراجعونَُ إلَيْهُ َوإنَّا‬ ُْ ‫م ْن َها َخيْرا لى َوأ َ ْخل‬. َّ‫ل‬ ُ‫فإ‬ َُ َ‫َللا أ َ ْخل‬ َُّ ُ‫» م ْن َها َخيْرا لَه‬. ‫ـ مسلم صحيح‬ “Tidaklah seorang hamba yang ditimpa musibah mengucapkan, “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, ya Allah berilah aku pahala dalam musibahku ini dan gantilah untukku dengan sesuatu yang lebih baik,” kecuali Allah akan memberikan pahala dalam musibahnya dan akan memberikan kepadanya ganti yang lebih baik.” (HR. Ahmad 3/27) Kita Milik Allah dan Kembali Kepada-Nya Jika seorang hamba benar-benar menyadari bahwa dirinya adalah milik Allah subhanahu wata’ala dan akan kembali kepada-Nya maka dia akan terhibur tatkala tertimpa musibah. Kalimat istirja’ ini merupakan penyembuh dan obat paling mujarab bagi orang yang sedang tertimpa musibah. Dia memberikan manfaat baik dalam waktu dekat maupun di waktu yang akan datang. Kalimat tersebut memuat dua prinsip yang sangat agung. Jika seseorang mampu merealisasikan dan memahami keduanya maka dia akan terhibur dalam setiap musibah yang menimpanya. Dua prinsip pokok tersebut adalah: Pertama; Bahwasanya manusia, keluarga dan harta pada hakikatnya adalah milik Allah subhanahu wata’ala. Dia bagi manusia tidak lebih hanya sebagai pinjaman atau titipan, sehingga jika Allah subhanahu wata’alamengambilnya dari seseorang maka ia ibarat seorang pemilik barang yang sedang mengambilnya dari si peminjam. Demikian juga manusia diliputi oleh ketidakpunyaan, sebelumnya (ketika lahir) dia tidak memiliki apa-apa dan setelahnya (ketika mati) ia pun tidak memiliki apa-apa lagi. Dan segala sesuatu yang dimiliki oleh seorang hamba tidak lebih hanya seperti barang pinjaman dan titipan yang bersifat sementara. Seorang hamba juga bukanlah yang telah menjadikan dirinya memiliki sesuatu setelah sebelumnya tidak punya. Dan diapun bukanlah menjadi penjaga terhadap segala miliknya dari kebinasaan dan kelenyapan, dia tak mampu untuk menjadikan miliknya tetap terus abadi. Apapun usaha seorang hamba tidak akan mampu untuk menjadikan miliknya kekal abadi, tidak akan mampu menjadikan dirinya sebagai pemilik hakiki. Dan juga seseorang itu harus membelanjakan miliknya berdasarkan perintah pemiliknya, memperhatikan apa yang diperintahkan dan apa yang dilarang. Dia membelanjakan bukan sebagai pemilik, karean Allah-lah Sang Pemilik, maka tidak boleh baginya membelanjakan titipan itu kecuali dalam hal-hal yang sesuai dengan kehendak Pemilik Yang Hakiki. *)“Ilaj harril musibah wa huzniha,” Imam Ibnul Qayyim (KM) .2017/02 17

Ke dua; Bahwa kesudahan dan tempat kembali seorang hamba adalah kepada Allah Pemilik yang Haq. Dan seseorang sudah pasti akan meninggalkan dunia ini lalu menghadap Allah subhanahu wata’ala sendiri-sendiri sebagaimana ketika diciptakan pertama kali, tidak memiliki harta, tidak membawa keluarga dan anak istri. Akan tetapi manusia menghadap Allah dengan membawa amal kebaikan dan keburukan. Jika awal mula dan kesudahan seorang hamba adalah demikian maka bagaimana dia akan berbangga-bangga dengan apa yang dia miliki atau berputus asa dari apa yang tidak dimilikinya. Maka memikirkan bagaimana awal dirinya dan bagaimana kesudahannya nanti adalah merupakan obat paling manjur untuk mengobati sakit dan kesedihan. Demikian juga dengan mengetahui secara yakin bahwa apa yang akan menimpanya pasti tidak akan meleset atau luput dan begitu juga sebaliknya. Allah subhanahu wata’ala berfirman,* { ‫اب َما‬ َُ ‫ص‬ ُْ ‫ل ْاأل َ ْرضُ في مصيبَةُ م‬ َُ ‫ل أ َ ْنفسك ُْم في َو‬ َُّ ‫ن كت َابُ في إ‬ ُْ ‫ن قَبْلُ م‬ ُْ َ ‫ن نَب َْرأَهَا أ‬ َُّ ‫علَى ذَلكَُ إ‬ َُّ ُ‫( يَسير‬22) ‫ْال‬ ُ َ ‫س ْوا ل َكي‬ َ ‫َللا‬ َ ْ ‫ت َأ‬ َ َ‫ن أ‬ ‫علَى‬ َُ ‫َللا آت َاك ُْم ب َما ت َ ْف َرحوا َو‬ َُّ ‫ل َو‬ َُ ُُّ‫ل يحب‬ َُّ ‫الحديد[ }فَخورُ م ْخت َالُ ك‬: 22، 23] َ ‫ل فَات َك ُْم َما‬ artinya, “Tiada sesuatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu.Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. al-Hadid:22-23)

*)“Ilaj harril musibah wa huzniha,” Imam Ibnul Qayyim (KM) .2017/02

18

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Do’a adalah otaknya (sumsum / inti nya) ibadah. (HR. Tirmidzi) selain itu. Do’a adalah senjata seorang mukmin dan tiang (pilar) agama serta cahaya langit dan bumi. (HR. Abu Ya’la) Pengembalian diri seseorang hanyalah kepada Sang Pencipta Allah SWT dengan melakukan ibadah,karena do’a termasuk ibadah maka dapat dipanjatkan tatkala tidak dalam menghadapi permasalahan yang rumit. Ketika seseorang merasa tidak tahu dan tidak mampu untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya, maka ia akan membutuhkan kekuatan dari luar dirinya yang diyakini akan bisa membantu mengatasi permasalahannya. Kekuatan dari luar mungkin bisa Sang Pencipta atau hal-hal lain yang dianggap mampu dan diyakini mampu membantu mengatasi permasalahan. Sebagai Insan yang beriman tentu saja dalam mangatasi problematika kehidupan selalu disandarkan pada kekuatan Tuhan, tidak dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan Agama. Apalagi sebagai umat islam dituntunkan untuk meminta pertolangan hanya kepada-Nya. Segala puji Hanya milik Allah, Tuhan semesta Alam

19

DAFTAR PUSTAKA

Drs Alfat, Masan. Aqidah Akhlak Madrasah Aliyah. PT. Karya Toha Putra Semarang. 1994 Kitab Al-Hikam,Ibnu Ato'illah Al-Asykandari.2014 Tafsir Ibnu Katsir 6/203, Dar Thayyibah, cet, II, 1420 H, syamilahislamqa.pustaka.abatasa.2016 pustaka doa/allsub/95/definisi-doa.2008 pengertian-doa-dalam-kitab-al-hikam.2017 Hudawadinilhaq pengertian-doa-3. /2012/06/15/ Pustaka jiwareformasi.pengertian-doa.2016/06 Muslimafiyah ketika melahirkan adalah-waktu-berdoa-yang-mustajab.2015 “Ilaj harril musibah wa huzniha,” Imam Ibnul Qayyim (KM) .2017/02 Alsofwa-annur-kala-musibah-menimpa.2001

20

Related Documents


More Documents from "zahir"