Tugas 4 Perilaku Organisasi dan Kepemimpinan Aslm. Tmn2, ada tugas baru dari Pa Akbar. Tolong dibaca dengan baik ya.. -
Buat proposal penelitian a.k.a Bab I skripsi mengenai Perilaku Organisasi dalam sebuah organisasi atau perusahaan yang memiliki karyawannya berjumlah ± 250 orang.
-
Menggunakan metode deskriptif kuantitatif.
-
Mengenai teori yang digunakan, dapat menggunakan teori-teori organisasi atau perilaku organisasi.
-
Harap kerjakan tugas ini sebaik-baiknya (perusahaannya nyata, bukan fiktif).
-
10 buah proposal terbaik akan diajukan untuk dijadikan proposal penelitian lanjutan kepada pihak jurusan/kampus.
-
Tugas dikumpulkan tanggal 13 November 2008, dipresentasikan, dan langsung UTS.
-
Bahan UTS akan segera didistribusikan ke fotokopian Rahayu (sebelah RM A3)
-
Dibawah ini, ada contoh Bab I skripsi punya anak Inpus studi deskriptif korelasional (kuantitatif).
SEMANGAT!!
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis curahkan kehadirat Allah SWT, karena hanya berkat rahmat dan karuniaNya-lah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “HUBUNGAN ANTARA
KEAHLIAN
PENGGUNA
INFORMASI
DENGAN
TINGKAT
KEBERHASILAN DALAM MENEMUKAN INFORMASI YANG RELEVAN”. Seperti kita ketahui, perkembangan zaman dewasa ini dengan berkembangnya teknologi informasi telah merubah segalanya menjadi lebih praktis dan efektif dalam mencari informasi yang kita butuhkan. Skripsi ini yang akan penulis sampaikan sebagai bentuk apresiasi terhadap dunia pendidikan, khususnya masalah yang dihadapi oleh Mahasiswa yang berkaitan dengan penelusuran informasi. Penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar- besarnya atas bimbingan yang selama ini telah diberikan oleh para Ilmu Informasi dan Perpustakaan Fikom UNPAD. Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penuils selalu menantikan saran dan kritik yang membangun dari pembaca sekalian. Akhirnya, Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi kita semua.
Bandung, 3 November 2008
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Penelusuran informasi sudah menjadi kebutuhan bagi sebagian besar orang terutama
di dalam dunia pendidikan. Di perguruan tinggi, misalnya, Penelusuran informasi ( Information Rertrieval ) merupakan suatu tuntutan bagi kalangan mahasiswa, dosen, peneliti, bahkan para karyawan sekalipun. Ada berbagai cara yang dapat digunakan dalam penelusuran informasi tersebut. Salah satunya dengan melakukan penelusuran secara On-line (online searching) terhadap suatu pangkalan data. Di perpustakaan perguruan tinggi yang sudah maju telah tersedia berbagai database yang memuat file bermacam-macam disiplin ilmu dengan mengunakan komputer. Walaupun demikian, masih ada mahasiswa yang belum dapat atau belum mengetahui cara dan teknnik- teknik yang tepat dalam mencari informasi yang mereka butuhkan, akhirnya mereka tidak dapat menemukan informasi yang relevan. Perkembangan teknologi informasi, seperti Internet memberikan pengaruh yang sangat berarti terhadap pendidikan pemakai di perpustakaan. Internet menyediakan berbagai macam sumber informasi yang dapat dicari dengan mudah dan cepat. Sumber referensi, artikel jurnal, dan hasil penelitian banyak tersedia di Internet. Dengan menggunakan mesin pencari, informasi dapat dicari dan digunakan untuk berbagai kebutuhan. Namun demikian, mahasiswa sering mengalami kesulitan ketika mencari informasi yang sangat banyak dan melimpah. Mahasiswa harus cermat dalam memilih dan memilah informasi karena tidak semua informasi yang tersedia di Internet dapat dipercaya dan bahkan ada informasi yang menyesatkan. Dalam menggunakan fasilitas Internet, mahasiswa sering mengalami kesulitan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Penggunaan Internet tergantung pada pengetahuan dan ketrampilan mahasiswa dalam
menggunakannya. Beberapa penggunaan Internet yang biasanya dilakukan oleh mahasiswa seperti, mencari informasi, mencari gambar, foto, peta, musik, game, membaca berita, membuat surat elektronik (email), mendownload dan mengupload data, membuat blog, membuat homepage, menjadi anggota mailing list, menjadi anggota komunitas (seperti freindster, facebook, atau multiply), mengirim pesan interaktif (messenger), dan sebagainya. Berbicara tentang penggunaan media komputer dalam proses penelusuran informasi, hal yang perlu kita ketahui pertama kali ialah penggunaan sistem temu kembali informasi ( system information ritrieval ). Sistem temu kembali informasi merupakan suatu proses untuk menemukan kembali dokumen yang dapat memberikan kepuasan bagi pemakai dalam memenuhi kebutuhan informasinya. Sistem ini bertujuan untuk menentukan dokumen sesuai dengan kebutuhan informasi pemakai secara efektif dan efisien. Untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dan untuk menghemat waktu dalam pencarian, diperlukan cara-cara yang tepat, yaitu cara bagaimana menentukan kata yang akan dicari dan alat bantu pencarian yang akan digunakan. Mahasiswa perlu mengetahui trik-trik dan strategi dalam pencarian informasi di Internet, untuk itu mahasiswa perlu memiliki information skills. Berdasarkan fenomena diatas belum diketahui kemampuan para mahasiswa Fakultas Komunikasi Universitas Padjdjaran dalam menelusur informasi tersebut agar relevan dengan yang mereka butuhkan, dalam hal ini dengan menggunakan system temu kembali informasi ( System Information Ritrieval ). Pernyataan permasalahan tersebut penting untuk diteliti, karena hasil penelitiannya diharapkan bermanfaat bagi pimpinan Fakultas Ilmu komunikasi Universitas Padjadjaran
dalam membekali mahasiswanya dengan cara pembelajaran mandiri agar dapat digunakan untuk pendidikan seumur hidup. Kemampuan mencari informasi secara efektif sangat penting bagi mahasiswa. Untuk itu, mahasiswa perlu diberi pelatihan-pelatihan tentang cara mencari dan menangani informasi dengan benar. Perpustakaan bersama-sama dengan staf pengajar dapat mengembangkan paket-paket pelatihan yang berkaitan dengan informasi, seperti library skills, information skills, bibliograpfic instruction dan library orientation. Karena seiring dengan berjalannya waktu, kebutuhan akan informasi sangat dibutuhkan untuk menunjang kegiatan belajar dan mengajar agar lebih optimal. Melihat begitu pentingnya keterampilan dalam penelussuran dan masih adanya kesulitan yang dihadapi mahasiswa dalam mencari informasi yang relevan baginya, maka peneliti terdorong untuk meneliti pengaruh keterampilan penelusuran informasi terhadap keberhasilan yang dicapai dalam menemukan informasi yang relevan dengan apa yang dibutuhkan. 1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka masalah penelitian yang
dapat dirumuskan adalah sebagai berikut “Apakah terdapat hubungan antara keahlian dalam penelusuran informasi terhadap keberhasilan dalam menemukan informasi yang relevan dengan apa yang dibutuhkan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran”. 1.3
Identifikasi Masalah Ket : Poit perpoin . Contoh : -
Bagaimana proses yang benar dalam mencari informasi
-
Dst
-
Dst
-
Dst
Variabel adalah suatu kuantitas (jumlah) atau sifat karakteristik yang mempunyai nilai numerik atau kategori (Kartono, 1996). 1.4
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui seberapa bersar pengaruh keterampilan
dalam penelusuran informasi terhadap keberhasilan yang dicapai dalam menemukan informasi yang relevan dengan apa yang dibutuhkan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran. Secara khusus penelitian ini ingin mengetahui sejauh mana keterampilan penelusuran informasi mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran. ( keterangan: seharusnya dijelaskan point per point ya diiiii ) 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1
Kegunaan Teoritis Diharapkan kemampuan Mahasiswa berkembang dan dapat memiliki information
skills. Seperti yang di katakan oleh SCONUL (1999) ada tujuh butir kemampuan dalam model information skills di perguruan tinggi: 1. Mengenali informasi yang dibutuhkan (recognize information) 2. Menentukan dan menyeleksi jenis dan sumber informasi yang tepat (distiguish ways of addressing gap)
3. Membangun strategi dalam menemukan sumber informasi, termasuk metode yang tepat dan sistematis serta prinsip-prinsip pembuatan data base (construct strategies for locating). 4. Menggunakan teknik-teknik pencarian dan mencari dan mengakses (Locate and access) 5. Membandingkan dan mengevaluasi informasi yang dihasilkan dari berbagai sumber (compare and evaluation) 6. Mengorganisir, menggunakan dan mengkomunikasikan informasi kepada orang laindengan cara-cara yang tepat (organising, apply, and communicate). 7. Mensintesakan dan menciptakan informasi sebagai masukan dan kontribusi terhadap pengetahuan baru (synthesize and create). 1.4.2
Kegunaan Praktis Berdasarkan tujuan penelitian tersebut dapat diungkapkan bahwa penelitian ini
diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa pengetahuan tentang proses penelusuran dengan cara yang benar dan tepat baik bagi mahasiswa maupun dosen. 1.5 Kerangka Pemikiran Pada dasarnya penelusuran informasi adalah salah satu kemampuan information skill yang sangat berguna. Dengan adanya information skills ini, diharapkan mahasiswa dan siapa saja dapat menangani masalah seperti dalam penelusuran informasi informasi. Terutama dalam strategi pencarian informasi merupakan teknik mengenai tahapan dalam menentukan informasi yang tepat secara efektif.
Information Retrieveal System Information retrieval system merupakan suatu proses untuk menemukan kembali dokumen yang dapat memberikan kepuasan bagi pemakai dalam memenuhi kebutuhan informasinya. Sistem ini bertujuan untuk menentukan dokumen sesuai dengan kebutuhan informasi pemakai secara efektif dan efisien. Definisi lain menyebutkan sistem temu balik informasi (information retrieval system) adalah sistem yang melakukan pencarian dan pengambilan informasi yang relevan dari suatu koleksi dokumen terhadap query yang dimasukkan
pengguna.
Query
tersebut
dapat
berupa
beberapa
kata/istilah
yang
menggambarkan informasi yang sedang dicari atau dinyatakan dalam bentuk bahasa seharihari. Sistem melakukan pengindeksan terhadap dokumen untuk mempermudah dan mempercepat proses pencarian. Relevansi ditentukan dengan menghitung nilai kemiripan antara dokumen-dokumen yang ada dengan query yang telah direpresentasikan ke dalam bentuk tertentu. Dokumen-dokumen yang telah diperoleh sistem kemudian diurut berdasarkan tingkat relevansinya terhadap query. Dengan semakin bertambahnya informasi maka diperlukan pendayagunaan sarana temu kembali informasi, dengan sarana temu kembali informasi maka akan menghemat waktu dalam pencarian dokumen. Sistem temu kembali informasi mempunyai dua pendekatan antara lain dengan boolean logic dan bahasa alami kedua operator tersebut mempunyai pengaruh dalam menemukan hasil yang tepat (precise) terhadap dokumen yang diinginkan. Salah satu sistem temu kembali informasi adalah search engine atau mesin pencarian yang terdapat pada jaringan internet. Pengguna dapat mencari halaman web yang dibutuhkan melalui search engine. Contoh lain dari sistem temu kembali informasi adalah sistem
informasi perpustakaan. Sistem temu kembali informasi terutama berhubungan dengan pencarian informasi yang isinya tidak memiliki struktur. Demikian pula ekspresi kebutuhan pengguna yang disebut query, juga memiliki struktur. Query adalah sebuah subjek data base yang mencari informasi agar informasi tersebut bisa ditampilkan, diedit atau dianalisa dalam berbagai cara. Hal ini yang membedakan sistem temu kembali informasi dengan sistem basis data. Bagan 1.1
Dokumen adalah contoh informasi yang tidak terstruktur. Isi dari suatu dokumen sangat bergantung dari pembuat dokumen tersebut. Sebagai suatu sistem temu kembali mempnyai informasi mempunyai beberapa bagian yang membangun sistem secara keseluruhan. Relevansi temu kembali informasi Pada dasarnya ada dua pendekatan penelusuran yang lazim digunakan dalam sistem temu kembali informasi yaitu bahasa alamiah (natural language), dan kosa kata terkontrol yang sering juga disebut controlled vocabulary (mengutip hasugian. 2003). Perbandingan
antara sistem temu kembali perangkingan (rangking) mencari dokumen yang relevan sesuai dengan query dan mengurutkan dokumen tersebut sesuai dengan query dan tidak terangking adalah masalah yang sulit ada dua masalah yang utama dapatkah terperingkat dan yang tak terperingkat dapat dibandingkan dan dapatkah perbedaan dalam ukuran pencarian dapat disatukan? Dengan menganggap masalah pertama, kita dapat melihat bahwa hasil boolean adalah secara fakta terrangking. Rangking didasarkan oleh sebuah karakteristik dokumen (tanggal) adalah query yang bebas, tetapi rangking ditampilkan tidak acak dan digunakan menampilkan secara tersusun. Sistem temu kembali informasi menerima query dari pengguna, kemudian melakukan perangkingan terhadap dokumen pada koleksi berdasarkan kesesuaiannya dengan query. Hasil perangkingan yang diberikan kepada pengguna merupakan dokumen yang menurut sistem relevan dengan query. Namun relevansi dokumen terhadap suatu query merupakan penilaian pengguna yang subjektif dan dipengaruhi banyak faktor seperti topik, pewaktuan, sumber informasi maupun tujuan pengguna. Model sistem temukembali informasi menentukan ditail sistem temu kembali informasi yaitu meliputi respresentasi dokumen maupun query, fungsi pencarian (retrieval function) dan notasi kesesuaian (relevance notation) dokumen terhadap query. Sistem temu kembali informasi yang paling awal digunakan adalah model boolean. Model boolean mempresentasikan dokumen sebagai suatu himpunan kata kunci (set of key word). Sedangkan query dipresentasikan sebagai ekspresi boolean. Query dalam boolean dipresentasikan sebagai ekspresi boolean. Query dalam ekspresi boolean merupakan kumpulan kata kuci yang sering dihubungkan melauli operator boolean seperti AND, OR dan NOT serta menggunakan tanda kurung untuk menentukan scope operator. Hasil pencarian dokumen dari model boolean adalah himpunan dokumen yang relevan.
Metode Pengurangan Ambiguitas Dalam Temu Balik Informasi Satu kata dapat mempunyai banyak terjemahannya. Pemilihan hasil terjemahan yang terbaik dilakukan dengan menggunakan teknik pengurangan ambiguitas (disambiguation technique). Salah satu teknik pengurangan ambiguitas adalah menggunakan nilai kemiripan statistik (statistical similarity value) antar katakata terjemahan, Andriani [2]. Ukuran nilai kemiripan yang digunakan adalah koefisien Dice berdasar kemunculan dua kata secara bersamaan di dalam suatu dokumen. Rumus koefisien Dice adalah:
Koefisien Dice = 2 x P (x,y) ( P x) + P(y)
di mana P(x,y) adalah probabilitas kemunculankata x dan kata y bersamaan dalam satu dokumen, P(x) adalah probabilitas kemunculan kata x, dan P(y) adalah probabilitas kemunculan kata y. Probabilitas kemunculan kata x adalah jumlah dokumen yang mengandung kata x dibagi dengan jumlah seluruh dokumen, sehingga rumusnya adalah: P(x)=
df ( x ) Jumlah Dokumen
Dengan substitusi, maka rumus koefisien Dice menjadi Koefisien Dice = 2 x df (x,y) df (x) + df (y) dimana df(x,y) adalah jumlah dokumen di mana kata x dan kata y muncul bersamaan, df(x) adalah jumlah dokumen di mana kata x muncul, dan df(y) adalah jumlah dokumen di mana kata y muncul.
Bagan 1.2 Kerangka pemikiran
Rumusan Masalah
Landasan Teori Teknik Penelusuran
Keahlian Pengguna
Proses penelusuran PENGGUNA
PENGGUNA
CARA PENELUSURAN
CARA PENELUSURAN
YANG TIDAK TEPAT
Dokumen
YANG TEPAT
Hasil Penelusuran
1.6.1.4 Operasional Variable Variabel adalah suatu kuantitas (jumlah) atau sifat karakteristik yang mempunyai nilai numerik atau kategori (Kartono, 1996). Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variable, yaitu mahasiswa yang mengerti cara menggunakan system penelusuran informasi yang tepat, dengan mahasiswa yang tidak mengerti system penelusuran informasi yang tepat. Dan hasilnya berupa pernyataan informasinya relevan atau tidak.
1.2.2
Variabel Penelitian Variabel adalah suatu kuantitas (jumlah) atau sifat karakteristik yang mempunyai nilai
numerik atau kategori (Kartono, 1996).
1.2.3
Variabel Independen Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang bersifat mempengaruhi.
Dalam hal ini yang menjadi variabel independen adalah keahlian penelusuran informasi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran.
1.2.4
Variabel Dependen Variabel dependen atau variabel tergantung adalah variabel yang bersifat dipengaruhi
oleh variabel independen atau variabel bebas. Dalam hal ini yang menjadi variabel dependen adalah keberhasilan mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran dalam menemukan informasi yang relevan.
1.7
METODE PENELITIAN
1.7.1
Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskritif korelasional,
yaitu suatu penelitian atau penelaahan hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok subjek. Hal ini digunakan untuk melihat hubungan antara gejala satu dengan gejala yang lain, atau variabel satu dengan variabel yang lain. (Notoatmodjo, 2002). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keahlian penelusuran informasi dengan keberhasilan mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran dalam menemukan informasi yang relevan.
1.7.2
Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yangmempunyaikuantitas dankarakteristik tertentuyang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dankemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,1999). Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa Ilmu Komunikasi Fikom UNPAD. Data pada tahun 2008 menunjukan bahwa jumlah mahasiswa Ilmu Komunikasi Unpad ... mahasiswa.
1.7.3
Sample Penelitian Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Sugiyono, 1999). Ini berarti sampel merupakan bagian dari populasi yang dijadikan subjek penelitian dan dipilih untuk mewakili populasi. Untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus sebagai berikut:
n=
N 1 + N(d2)
Keterangan: n = besar sampel N = ukuran populasi d2 = derajat kesalahan (10 %) Dari hasil perhitungan di atas diperoleh bahwa jumlah sample untuk penelitian ini adalah .......mahasiswa.
1.7.4
Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yang dilakukan yaitu proportionate stratified sampling
karena populasi tidak homogen, yaitu mahasiswa yang dapat menelusur informasi dengan cara yang tepat dan mahasiswa yang tidak dapat menelusur informasi dengan cara yang tepat.
1.7.5
Teknik Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diperoleh melalui dua cara yaitu dengan
cara menanyakan langsung pada mahasiswa (responden). Untuk menanyakan langsung pada mahasiswa menggunakan dua cara. Cara yang pertama dengan menggunakan angket atau kuesioner yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden atau tenteng hal-hal yang ingin diketahui (Arikunto, 1998). Angket atau kuesioner ini digunkan untuk mendapatkan data tentang kemampuan dalam proses penelusuran. Kuesioner yang diberikan pada responden sifatnya tertutup dan bersisikan daftar pertanyaan dengan altenatif jawaban yang telah disediakan.
1.8 Uji Validitas dan Reliabilitas 1.8.1
Uji Validitas Untuk uji validitas dengan melakukan analisis butir kuesioner, agar terdapat
kesesuaian antara instrumen dengan tujuan yang hendak diukur atau dicapai, maka uji validitas menggunakan rumus Product Moment (arikunto, 1998: 161).
N∑xy – (∑x) (∑y)
Rxy =
{N∑x2} – (∑x)2 {N∑y} – (∑y)2 Dimana : X = item pertanyaan Y = skor total XY = skor pertanyaan per item dikali skor total Interpretasi nilai R adalah sebagai berikut : 0,800 – 1,00
: Tinggi
0,600 – 0,800 : Cukup 0,400 – 0,600 : Agak rendah
0,200 – 0,400 : Rendah 0,000 – 0,200 : Sangat rendah (tidak valid) (Arikunto, 1998)
1.8.2
Uji Reliabilitas Suatu variabel dikatakan reliabel atau terpercaya jika hasil pengukuran tetap dan tidak
terpengaruh waktu dan tempat. Untuk uji reliabilitas yang skornya merupakan rentangan antara beberapa nilai menggunakan rumus alpha. Dengan rumus tersebut dapat diketahui nilai reliabilitas instrumen (r), interpretasi nilai r dapat diketahui jika r < 0,4 berarti tingkat reliabilitasnya kecil, 0,4 < r < 0,75 berarti tingkat reliabiliasnya sedang, dan r > 0,75 berarti tingkat reliabilitasnya tinggi (Arikunto, 1998). Rumus yang digunakan:
α=
K (K – 1)
1–
∑σb2 ∑σt2
Keterangan: α
= reliabilitas instrumen
K
= banyaknya soal
∑σb
= jumlah varians butir
∑σt
= jumlah varians total
pada penelitian ini uji validitas dan reliabilitas menggunakan program windows SPSS 12.0
1.9 Analisis Data 1.9.1
Analisis Bivariat Untuk menentukan hubungan antara keahlian dalam penelusuran informasi terhadap
keberhasilan dalam menemukan informasi yang relevan dengan kebutuhan mahasiswa
Fakultas Ilmu komunikasi Universitas Padjadjaran, maka penelitian menggunakan chi square, karena variabel berbentuk katagori (Arikunto, 1998: 278). Menurut Arikunto (1997) metode uji yang digunakan pada kelompok data katagorikal adalah uji chi square (X2) dengan menggunakan rumus: ∑ (fo – f X = h) fh 2
Keterangan : X2 = Chi Square fo = Frekuensi observasi f h = Frekuensi harapan Untuk mengetahui keeratan hubungan antara vaiabel independen dengan variabel dependen digunakan analisi koefisien kontingensi dengan rumus:
X2
C =
X2 + N
Keterangan: C = Koefisien kontingensi X2 = Chi Square N = Jumlah sampel Agar harga C yng dipeoleh dapat diukur untuk menilai derajat kontibusi antar faktor, maka harga C diperbandingkan dengan harga C maksimum yang dihitung dengan rumus:
Cmax =
m-1 m
Keterangan : m = harga minimum baris dan kolom Interpretasi hasil dengan membandingkan C dengan Cmaks, dengan katagori sebagai berikut: 0,800 – 0,999 : Sangat kuat 0,600 – 0,799 : Kuat 0,400 – 0,599 : Cukup 0,200 – 0,399 : Lemah 0,000 – 0,199 : Sangat lemah (Sugiono, 1998)
DAFTAR PUSTAKA Chowdhury, G.G. Introduction to modern information retrieval, 2nd Lindon: Facet Publishing, 2004. , Sheila. “Key Skills for Students in Higher Education”. SCONUL Newsletter: vol. 15: 25-29, 1998. “Objectives for Information Literacy Instruction: A Model Statement for Academic Librarians”. http://www.ala.org/ala/acrl/acrlstandards/objectivesinformation.htm. (12 Juli, 2005). SCONUL. Standing Conference of National and University Libraries. “Information Skills in Higher Education: a SCONUL position paper. http://www.sconul.ac.uk/activities/inf_lit/papers/ Seven_pillars.html (13 Jan. 2004)