Trik Menulis Dengan Santai By Azizah Hefni

Bismillahirrohmanirrohim… “Allahummaktub Bikulli Syai-im Minna Bibarokati Ruslillah wa Abu Bakar wa Umar wa Ustman Wa Ali…”

“Aku Menulis, Maka Aku Ada” Oleh : Azizah Hefni, Cerpenis dan Penulis Lepas

Malang, November 2008

Menulis, bukan pekerjaan mudah. Ia harus dimulai dari hati, bukan dari ambisi (Alm. Zainal Arifin Thoha, penulis lepas)

Kebanyakan penulis saat ini, menulis untuk kepuasan batinnya sendiri, bukan kepedulian universal atas kondisi kemanusiaan… (Kuswaidi Syafi’i, Penyair) Penulis yang tidak tahu kondisi sosial, politik, psikologi dan sejarah masyarakat, adalah penulis yang “sinting”. (Ratna Indraswari Ibrahim, cerpenis)

KEWAJIBAN (PRINSIP) SEORANG PENULIS  Tulus  Kontinyu  Pantang

Menyerah / semangat

 Berani  Selalu

berusaha untuk menjadi lebih baik  Peka terhadap lingkungan / isu positif  Tidak lelah menggali pengetahuan baru

KEWAJIBAN (TEKNIS) SEORANG PENULIS * Membaca buku dan pengalaman penulis besar * Memiliki komunitas sebagai media dialog / bergaul * Meluangkan waktu untuk menulis setiap hari * Membangun suasana nyaman saat menulis * Mendiskusikan tulisan dengan orang lain (bisa dengan konsultasi dengan orang yang lebih mahir menulis, mengirimkan ke media, atau memberitahukan pada teman)

Ayo Menulis!!!  Bebaskan

segala beban  Tuliskan apapun yang ada dalam pikiranmu (Ingat!! jangan dibaca sebelum usai)  Edit berulang-ulang tulisanmu  Diskusikan dengan guru, teman, atau siapapun  Kirimkan ke media, lalu lupakan, dan menulislah karya baru!

Menulis di Media -

-

Sesuaikan tulisanmu dengan karakter media yang dituju Sertakan biodatamu selengkap mungkin Sesuaikan kriteria ruang media dengan tulisanmu (Opini: 3 lembar, Cerpen : 5-6 lembar, Resensi: 2 lembar, dst…) Kirim via email (lihat di susunan redaksi) Jangan lupa membuat surat pengantar Tunggu 1 bulan, bila tidak dimuat, bisa dioper ke media lain

Selamat Mencoba

Semua orang menunggu tulisanmu Semua orang membutuhkan pemikiran dan karyamu.

Siapa yang mengabadikan sejarah kita, jika bukan diri kita sendiri?

Shodaqallahul ‘adzim…