BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Kabupaten Aceh Tamiang adalah salah satu kabupaten di Provinsi Aceh yang berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera Utara di sebelah timurnya dan terletak pada koordinat 03053’ – 04032’ LU(Lintang Utara) dan 97043’ 98014’ BT (Bujur Timur), dengan luas wilayah 1.957,025 km2. Kabupaten Aceh Tamiang merupakan daerah pemekaran dari Kabupaten Aceh Timur, secara hukum memperoleh status sebagai Kabupaten definitif
berdasarkan Undang-
Undang Nomor 4 Tahun 2002 tentang pembentukan Kabupaten Aceh Tamiang di Provinsi Aceh.(BPS Aceh Tamiang) Pada umumnya, kabupaten yang baru terbentuk biasanya membutuhkan banyak pembenahan, baik di sektor penyediaan sumber daya manusinya, pemerintahan, infrastruktur dan sektor lainnya. Salah satu sektor yang sangat mendesak untuk dibenahi adalah infrastruktur, khususnya penyediaan energi listrik yang mencukupi terutama bagi masyarakat Aceh Tamiang. Berdasarkan data beban puncak dari gardu induk PLN (Perusahaan Listrik Negara)Tualang Cut Aceh Tamiang, puncak beban listrik mencapai 17 Mwh dengan energi yang terbangkit dari pembangkit listrik tenaga diesel dengan kapasitas 20 Mwh sehingga dengan selisih 3 Mwh dari beban puncak, Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Tamiang harus mencari alternatif dari energi lain, khususnya dari energi baru terbarukan, seperti biomassa, biogas, matahari/surya,
1
2
angin/bayu, dan mikrohidro untuk bisa memenuhi kebutuhan listrik di daerah tersebut untuk jangka waktu 15 tahun ke depan. Kebutuhan energi listrik dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk Aceh Tamiang terus mengalami peningkatan, hal ini terlihat pada data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh Tamiang.
Penduduk Aceh Tamiang 270000 265000 260000 255000 250000 245000 240000
Jiwa
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Grafik 1.1 Pertumbuhan Penduduk Aceh Tamiang. (Sumber BPS, Aceh Tamiang Dalam Angka.) Grafik 1.1
di atas menunjukkan bahwa pertumbuhan penduduk akan
mengalami peningkatan tanpa dapat dibatasi. Faktor lain yang mempengaruhi konsumsi
energi
listrik
seperti
pertumbuhan
industri,
ekonomi
serta
pengembangan wilayah. Pemda (Pemerintah daerah) Kabupaten Aceh Tamiang merupakan pemegang kekuasan yang bertugas membuat kebijakan semestinya menyadari tentang kajian konsumsi energi listrik dan penyediaan energi listrik dari sekarang. Hal tersebut karena, Pemda mempunyai peran penting dalam menyukseskan program Pemerintah Pusat dalam penyediaan energi listrik seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No. 30 tahun 2009 tentang ketenagalistrikan. Penyediaan
3
listrik dikuasai oleh Negara yang dilakukan Pemda berdasarkan prinsip otonomi daerah. Pemerintah daerah termasuk Pemerintah Kabupaten dan Kota memiliki wewenang dalam mengatur dan mengembangkan energi yang ada di wilayah masing-masing. Pemerintah Pusat dalam hal ini Direktorat Sumber Daya Energi, Mineral dan Pertambangan dibawah naungan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) telah mengeluarkan Kebijakan Energi Nasional
(KEN),
Rancangan Umum Energi Nasional (RUEN), dan Rancangan Umum Energi Daerah-Propinsi (RUED-P) untuk keselarasan. BAPPENAS menyatakan bahwa RUEN dan RUED dilakukan untuk pemetaan kebutuhan energi khususnya listrik. Hal ini ditegaskan oleh Keputusan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Nomor
2682 K/21/MEM/2008 tentang Rencana Umum Ketenagalistrikan
Nasional (RUKN) 2008 s.d. 2027. RUKN berisikan tentang Pemda membuat perkiraan kebutuhan energi listrik untuk daerahnya minimal kurun waktu 15 tahun ke depan dan
potensi energi primer di daerah dapat dimanfaatkan sebagai
pembangkit tenaga listrik, sasaran dan rencana penyediaan serta kebutuhan investasi. Berdasarkan amanat dari RUED dan RUKN serta tuntutan pembangunan daerah, kajian tentang perkiraan konsumsi dan penyediaan energi listrik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kabupaten dan Kota perlu dilakukan sesegera mungkin, bila tidak dilakukan dalam waktu dekat akan mengganggu penyediaan listrik pada tahun-tahun berikutnya serta menghambat rencana Pemerintah Pusat untuk pembangunan dan pengembangan wilayah kabupaten atau kota. Penelitian
4
ini dilakukan untuk memperlancar pembangunan dan pengembangan wilayah Kabupaten Aceh Tamiang. Penelitian ini mengenai perkiraan konsumsi energi listrik dari tahun 2015 hingga tahun 2030 dan potensi pembangkit energi listrik yang bersumber dari energi terbarukan (Biogas, Biomass, Mikrohidro, Bayu/Angin, dan Matahari) di Kabupaten Aceh Tamiang karena minimnya sumber daya manusia yang melakukan penelitian sejenis ini. Sehingga, kajian ini merupakan langkah awal untuk pertimbangan Pemerintah Daerah menentukan kebijakan mengenai pemetaan kebutuhan energi listrik. 1.2.Rumusan Masalah Pemerintah
Daerah
Kabupaten
Aceh
Tamiang
saat
ini
perlu
memperkirakan konsumsi energi listrik dari tahun 2015 hingga 2030, serta pontesi energi baru terbarukan agar dapat menentukan kebijakan yang tepat dan efektif. Penelitian ini menyesuaikan dengan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional mengkaji perkiraan konsumsi energi listrik minimal 15 tahun, dan RPJP (Rencana Pembangunan Jangka Panjang) Aceh Tamiang yang akan mengembangkan energi listrik dari sumber potensi yang ada (Energi baru Terbarukan.). 1.3.Batasan Masalah. Adapun batasan masalah agar tidak menyimpang dari tujuan yang semula direncanakan sehingga mempermudah mendapatkan data dan infrormasi yang diperlukan, maka peneliti menetapkan batasan –batasan sebagai berikut : 1.
Penelitian membahas perkiraan konsumsi energi listrik yang ada di Aceh Tamiang.
5
2.
Potensi energi listrik yang dibahas adalah Energi terbarukan bersumber dari Biogas, Biomass, Mikrohidro, Angin/Bayu, dan Matahari.
3.
Data intensitas matahari dan kecepatan angin menggunakan data skunder.
1.4.Tujuan Penelitian. Tujuan dari penelitian “Perkiraan Konsumsi Energi Listrik 2015 -2030 dan Potensi Pembangkit Listrik Energi Baru Terbarukan Di Aceh Tamiang “ adalah untuk : 1.
Memperkirakan konsumsi energi listrik Kabupaten Aceh Tamiang dalam kurun waktu 15 tahun ke depan dari tahun 2015 hingga tahun 2030.
2.
Mendapatkan gambaran potensi energi baru terbarukan yang ada di Kabupaten Aceh Tamiang.
1.4. Manfaat Penelitian Manfaat dari Penelitian Ini adalah sebagai berikut : 1.
Mempermudah perencanaan penyediaan energi listrik di Kabupaten Aceh Tamiang.
2.
Menjadi acuan awal untuk pembangunan energi terbarukan untuk penyediaan energi listrik di Aceh Tamiang.
3.
Dapat menentukan kebijakan energi listrik untuk pembangunan penyediaan energi listrik yang tepat dan efektif.
6
1.5. Keaslian Penelitian. Berdasarkan hasil penelusuran sejumlah literatur, peneliti belum pernah menemukan penelitian sejenis yang membahas mengenai penyedian energi listrik di Aceh Tamiang. Hal ini meyakinkan bahwa penelitian ini penting dan harus segera dilakukan untuk membantu Pemerintah Daerah dalam menyusun kebijakan energi terutama energi listrik. Beberapa penelitian telah dilakukan sebelumnya yang terkait dengan penelitian di daerah atau negara lain, hal ini dapat terlihat pada tabel 2.1.