TENSION HEADACHE
SOP
No. Dokumen
: 440/ / /SOP.UKP/ PuskBS/2018
No. Revisi
: 01
Tanggal Terbit Halaman UPK PUSKESMAS BANJAR SERASAN
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur
: 17 juli 2018 :1/3 Rusnaini, SKM, MPH NIP. 19691027 199203 1 008
Penanganan tension headache adalah langkah-langkah yang dilakukan petugas dalam melakukan penatalaksanaan kasus tension headache. Tension Headache atau Tension Type Headache (TTH) atau nyeri kepala tipe tegang adalah bentuk sakit kepala yang paling sering dijumpai dan sering dihubungkan dengan jangka waktu dan peningkatan stres. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah petugas di dalam penatalaksaan kasus tension headache di UPK Puskesmas Banjar Serasan Surat Keputusan Kepala UPK Puskesmas Banjar Serasan Nomor 440/ / /SK.UKP/ Pusk-BS/2018 Tentang Pelyanan Klinis Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer 1. Petugas melakukan anamnesis terhadap pasien Keluhan : nyeri kepala yang tersebar secara difus dan sifat nyerinya mulai dari ringan hingga sedang. Nyeri pada awalnya dirasakan pasien pada leher bagian belakang kemudian menjalar ke kepala bagian belakang selanjutnya menjalar ke bagian depan dan juga ke bahu. Nyeri kepala dirasakan seperti kepala berat, pegal, rasa kencang pada daerah bitemporal dan bioksipital, atau seperti diikat di sekeliling kepala. Gejala lain yang juga dapat ditemukan seperti insomnia (gangguan tidur yang sering terbangun atau bangun dini hari), nafas pendek, konstipasi, berat badan menurun, palpitasi dan gangguan haid. Pada nyeri kepala tegang otot yang kronis biasanya merupakan manifestasi konflik psikologis yang mendasarinya seperti kecemasan dan depresi. 2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang sederhana Pemeriksaan fisik, tanda patognomonis 1) Vital sign 2) Pemeriksaan neurologis (pemeriksaan kepala, leher, kekuatan motorik, fungsi sensorik) Pemeriksaan penunjang : tidak diperlukan 3. Petugas menegakan diagnosa klinis Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang normal. Anamnesis yang mendukung adalah adanya faktor psikis yang melatarbelakangi dan karakteristik gejala nyeri kepala (tipe, lokasi, frekuensi dan durasi nyeri) harus jelas. Diagnosis Banding 1) Migren
4.
5.
6.
7.
2) Cluster-type headache (nyeri kepala kluster) Petugas memberikan terapi 1) Edukasi untuk mengurangi stress dan dokter meyakinkan pasien bahwa tidak ada masalah fisik dalam rongga kepala atau otaknya untuk mengurangi kecemasan pasien. 2) Terapi simptomatik per oral : a. analgetik: acetaminophen 1000mg, Ibuprofen 200-400mg b. obat sedatif (Diazepam 2 mg) jangan digunakan lebih dari 2 hari dalam seminggu dan penggunaannya harus diawasi oleh dokter. c. Pemberian obat-obatan antidepresi yaitu Amitriptilin. Petugas memberikan konseling dan edukasi pada pasien atau keluarga pasien untuk ikut meyakinkan pasien bahwa tidak ditemukan kelainan fisik dalam rongga kepala atau otaknya dapat menghilangkan rasa takut akan adanya tumor otak atau penyakit intrakranial lainnya. Keluarga juga diharapkan ikut membantu mengurangi kecemasan atau depresi pasien, serta menilai adanya kecemasan atau depresi pada pasien. Petugas memberikan rujukan bila a. nyeri kepala tidak membaik lebih dari 2 minggu maka dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan sekunder yang memiliki dokter spesialis saraf. b. Bila depresi berat dengan kemungkinan bunuh diri maka pasien harus dirujuk ke pelayanan sekunder yang memiliki dokter spesialis jiwa. Petugas mencatat hasil pemeriksaan dan terapi dalam rekam medis.
6. Diagram Alir
7. Unit terkait 8. Dokumen terkait
1. Ruang pemeriksaan Umum 2. Ruang KIA/KB/Imunisasi Rekam Medis
2/2