1
2
Disusun oleh | kelompok 3 9/20/2009
3
I.
PENDAHULUAN Kegiatan pemijahan ikan berkaitan dengan system reproduksi ikan. System reproduksi
ikan terdiri atas alat kelamin, gonad, kelenjar hipofisa, dan saraf yang berhubungan dengan alat perkembangan alat reproduksi. System reproduksi tersebut saling berhubungan satu dengan yang lain dan berinteraksi dengan kondisi lingkungan. Sumantadinata (1997) mengatakan bahwa reproduksi ikan dikendalikan oleh tiga sumbu utama, yaitu hipotalaums, hipofisa, dan gonad. Secara alami, sistem kerja reproduksi ikan dimulai dari keadaan lingkungan seperti suhu, cahaya, dan cuaca yang diterima oleh organ perasa dan meneruskannya ke system saraf. Selanjutnya, hipotalamus melepasakan GnRH (gonadotropin
PROGRAM releasing hormon) yang bekerja merangsang kelenjar hipofisa untuk melepaskan GtH STUDI
(gonadotropin). Gonadotropin akan berfungsi dalam perkembangan dan pematangan gonad
TEKNOLOGI
serta pemijahan.
AKUAKULTU R SEKOLAH
PEMIJAHAN LELE DENGAN RANGSANGAN
Gonad sebagai organ reproduksi ikan merupakan salah satu dari 3 komponen yang
OVAPRIM
TINGGIterlibat dalam reproduksi ikan, selain sinyal lingkungan dan sistem hormon. Dalam proses pematangan gonad, sinyal lingkungan yang diterima oleh sistem saraf pusat ikan itu akan PERIKANAN
JAKARTA diteruskan
ke
hipotalamus.
Akibatnya,
hipotalamus
melepaskan
hormon
GnRH
(Gonadotropin realizing hormon) yang selanjutnya bekerja pada kelenjar hipofisa. Hipotalamus dan hipofisa terletak di otak belakang ikan. Hal ini menyebabkan hipofisa melepasakan hormon Gonadotropin-I yang berkerja pada gonad. Akibat kerja hormon gonadotropin-I tersebut, gonad dapat mensintesis testoteron dan estradiol-β. Estradiol-β selanjutnya akan merangsang hati mensintesis vitologenin yang merupakan bakal dari kuning telur. Vitologenein tersebut kemudian dibawa oleh aliran darah menuju gonad dan secara selektif akan diserap oleh Oosit. Akibat menyerap vitologenin, oosit tumbuh membesar sampai kemudian berhenti apabila mencapai ukuran maksimum (pada ikan mas, ukuran oosit adalah 900-1000 mikron meter). Setelah mencapai ukuran tersebut, telur tidak mengalami
4
perubahan apapun. Pada kondisi ini dikatakan bahwa telur telah berada pada fase Dorman atau istirahat dan menunggu sinyal lingkungan lagi untuk dikeluarkan dari tubuh induk dalam proses pemijahan. Lingkungan tempat hidup ikan bisa menghasilkan sinyal yang kemudian diterima oleh sistem saraf pusat dan diteruskan ke hipotalamus. Akibatnya, hipotalamus ini melepaskan hormon GnRH. Hormon ini selanjutnya bekerja pada kelenjar hipofisa. Akibatnya, hipofisa ini menyekresikan hormon Gonadotropin –II yang bekerja pada gonad. Akibat hormon gonadotropin-II, gonad menyintesis hormon steroid pemicu pematangan (naturation inducing steroid) yang menyebabkan inti telur mengalami migrasi dan peleburan, lalu dilanjutkan dengan proses ovulasi. Ovulasi adalah proses keluarnya telur dari tubuh induk. Telur yang dikeluarkan pada proses ovulasi tersebut telah mencapai kamatangan fisiologis dan siap dibuahi oleh sperma. Perangsangan pemijahan ikan secara hormonal dilakukan dengan menyuntikan hormon tertentu kedalam ke tubuh ikan. Hormon tersebut masuk ke dalam sistem sirkulasi darah ikan dan ketika mencapai organ target (Gonad) langsung berkerja dan mempengaruhi organ tersebut. Dengan demikian, perangsangan pemijahan secara hormonal ini merupakan upaya by pass cara kerja hormon dalam sistem reproduksi ikan. Perangsangan pemijahan ikan secara hormonal ini sangat bermanfaat untuk : 1. memijahkan ikan yang sistem saraf pusatnya sulit dipengaruhi oleh sinyal lingkungan atau kalaupun bisa pembangkitan sinyal lingkungan tersebut sulit dan mahal serta belum diketahuinya sinyal lingkungan yang bisa mempengaruhi sistem saraf pusat ikan tersebut. 2. memijahkan ikan diluar musim pemijahannya (out season), terutama pada ikan yang mengenal musim pemijahan tertentu. Hormon untuk merangsang pemijahan antara lain golongan gonadotropin. LHRH-a, dan steroid. Gonadotropin adalah hormon berbahan baku protein yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa.
5
Hormon ini memanipulasi gonad sehingga bisa matang dan berovulasi. Horrmon gonadotropin bisa berbentuk ekstrak kelenjar hipofisa ikan dan gonadotropin mamalia (seprti HCG = Human chorionic gonadotropin; LH = luteinizing hormon; FSH = follicle stimulating hormon; dan PMSG = pregnant mare serum gonadotropin). Penggunaan hormon gonadotropin bisaanya merupakan kombinasi antara ekstrak kelenjar hipofisa ikan dan gonadotropin mamalia. LHRH (luteinizing hormon releasing hormon) adalah hormon dari golongan protein yang dihasilkan oleh hipotalamus. Hormon ini molekulnya sagat kecil dibandingkan dengan hormon golongan lainnya, yakni terdiri dari 10 asam amino (dekapeptida). LHRH sebanarnya sama persis dengan GnRH. Karena LHRH waktu paruhnya pendek sehingga mudah terurai dari dalam tubuh maka para ahli menciptakan LHRH sintesis yang lebih tahan. LHRH jenis ini sering dikenal dengan LHRH-analog (LHRH-a). jika hormon yang digunakan adalah LHRH, berarti manipulasi yang dilakukan berada pada tingkat hipofisa.
II.
MENGENAL OVAPRIM Di sebagian besar masyarakat belum mengetahui akan keguanaan dari hormon
ovaprim dan hipofisa. Masyarakat menengah kebawah, umumnya sering menggunakan pemijahan secara alami dan menunggu waktu atau musim ikan memijah. Sebetulnya, dengan menggunakan rangsangan hormon dalam tubuh ikan, pemijahan dapat dilakukan kapan saja asalakan gonad dalam tubuh ikan sudah mengalami pematangan. Tapi dalam penggunaan kedua hormon tersebut ada perbedaan pengaruh terhadap telur yang dihasilkan.
a. Istilah Ovaprim
6
Ovaprim adalah merek dagang bagi hormon analog yang mengandung 20µg analog salmon gonadotropin releasing hormon (s GnRH) LHRH dan 10µg domperidone sejenis anti dopamin, per milliliter (Nandeesha et al, 1990). Ovraprim biasanya dibuat dari campuran ekstra kelenjar hipofisa dan hormon mamalia. Ovaprim digunakan sebagai agen perangsang bagi ikan untuk memijah, kandungan sGnRHa akan menstimulus pituatari untuk mensekresikan GtH I dan GtH II. Sedangkan anti dopamin menghambat hipotalamus dalam mensekresi dopamin yang memerintahkan pituatari menghentikan sekresi GtH I dan GtH II. b. Kegunaan Ovaprim Kegunaan Ovaprim antara lain : Ø menekan musim pemijahan Ø mengatur kematangan gonad selama musim pemijahan normal Ø merangsang produksi sperma pada jantan untuk periode waktu yang lama dan volume yang lebih banyak. Ø Merangsang pematangan gonad sebelum musim pemijahan Ø Memaksimalkan potensi reproduksi Ø Mempertahankan materi genetic pada beberapa ikan yang terancam punah Ø Mempersingkat periode pemijahan. c. Harga Satu botol Ovaprim 10ml sekarang ini harga eceran bekisar antara Rp 195.000,sampai dengan Rp 200.000,-/botol. Penggunaan ovaprim lebih efektif bila dibandingkan dengan menggunakan hormon hipofisa.
d. Dosis Dosis ovaprim yang diberikan memengaruhi waktu memijah dari ikan yang bersangkutan. Sebagai perbandingan, di bawah ini terdapat data hasil penelitian ZUDIN
7
ASSUBUKI (9793001), Dept. of Animal Husbandry mengenai waktu latensi pemijahan yang tercepat sampai terlama adalah sebagai berikut: Dosis 0,3 kl/kg/bw (507 menit; 8.27 jam), diikuti dengan dosis 0,4 ml/kg/bw (573 menit; 9.33 jam), 0,2 ml/kg/bw (576 menit; 9.36 jam), dosis 0,5 ml/kg/bw (607 menit; 10.17 jam), dan dosis 0,1 ml/kg/bw (691 menit; 11.31 jam), sedangkan kontrol tidak mengalami ovulasi. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan hormon ovaprim dengan dosis yang berbeda terhadap waktu latensi pemijahan ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) adalah sebagai berikut: waktu latensi pemijahan pada dosis 0,3 ml/kg/bw, hatching rate (HR) pada dosis 0,4 ml/kg/bw dan survival rate (SR) pada dosis 0,3 ml/kg/bw. Berdasarkan penelitian ini dapat disarankan penggunaan hormon ovaprim yang optimum untuk pemijahan ikan lele dumbo adalah 0,3 ml/kg/bw. I.
SELEKSI INDUK Stadia induk adalah ikan yang memiliki kemampuan untuk bereproduksi. Dalam
stadia ini gonad ikan betina sudah dapat meproduksi telur dan ikan jantan sudah dapat memproduksi sperma. Di bawah ini akan dipaparkan mengenai pemilihan induk melalui pengamatan fisik di lapangan: Jantan Betina - Bentuk tubuh kekar, mulut membulat, - Bentuk tubuh kekar, dengan kepala berwarna cerah dan tidak cacat,
lebih besar, mulut membulat, perut
kepala lebih kecil dari betina
lebar
- Umur minimal 18 bulan dengan berat rata-rata 500 – 1000 gr/ekor, - Bukan dari satu keturunan dengan betina - Respon terhadap pakan, tahan
- Umur minimal 18 bulan dengan berat rata-rata 250 – 1000 gr/ekor, - Respon terhadap pakan, tahan penyakit, gerakan lamban dan cepat tumbuh
8
penyakit, gerakan lincah dan cepat
- Warna kulit dada agak terang
tumbuh
- Bila bagian perut di striping secara
- Kulit lebih halus dibanding induk ikan lele betina - Urogenital papilla (kelamin) agak menonjol, memanjang ke arah
ekor akan mengeluarkan cairan kekuning-kuningan (ovum/telur) - Urogenital papilla (kelamin)
belakang, terletak di belakang anus,
berbentuk oval (bulat daun),
dan warna kemerahan
berwarna kemerahan, lubangnya
- Perut lebih ramping/langsing dan kenyal, bila dipijat mengeluarkan cairan putih kental (sperma) yang
II.
manual dari bagian perut ke arah
agak lebar dan terletak di belakang anus - Perut membesar ke arah anus, bila
artinya sudah matang gonad dan siap
diraba terasa empuk, warna
memijah
genetalia merah cerah
CARA PENYUNTIKKAN Menurut Sutisna dan Sutarmanto (1995), teknik penyuntikan dengan arah jarum
suntik membuat sudut 600 dari ekor bagian belakang dan jarum dimasukkan sedalam kurang lebih 1,5 cm. Hal ini ditujukkan supaya ovaprim benar – benar masuk ke bagian organ target. Pada saat dilakukan penyuntikan sebaiknya ikan dibungkus dengan jarring agar tidak lepas. Pada ikan yang lebih besar biasanya penyuntikkan dilakukan lebih dari satu orang, yakni orang pertama memegang ekor dan kepala, sedangkan orang yang lainnya menyuntikkan hormon ovaprim. Santoso (1997) menambahkan penyuntikan disarankan mengarah ke bagian depan (arah kepala) ikan, agar tidak mengenai organ bagian pencernaan dan tulang ikan. Apabila mengenai organ tersebut maka proses penyuntikkan tidak akan memacu kelenjar hipofisa untuk mengeluarkan hormon GnRH dalam proses pemijahan (tidak terjadinya proses pemijahan).
9
Teknik penyuntikan hormon pada ikan ada 3 yaitu intra muscular (penyuntikan kedalam otot), intra peritorial (penyuntikan pada rongga perut), dan intra cranial (penyuntikan di kepala) (Susanto, 1999). Dari ketiga teknik penyuntikkan yang paling umum dan mudah dilakukan adalah intra muscular, karena pada bagian ini tidak merusak organ yang penting bagi ikan dalam melakukan proses metabolisme seperti biasanya dan tingkat keberhasilan lebih tinggi dibandingkan dengan lainnya. Menurut Muhammad dkk (2001) secara intra muscular yaitu pada 5 sisik ke belakang dan 2 sisik ke bawah bagian sirip punggung ikan. Adapun tahapan penyuntikkan hormon adalah sebagai berikut: a. Siapkan alat suntik dan hormon Ovaprim untuk disuntikkan. Gunakan injeksi spuit yang sudah dibersihkan dengan air panas atau gunakan alat injeksi yang baru. b. Timbang induk ikan lele (jantan dan betina) dan tentukan dosis Ovaprim. •
Induk yang beratnya ± 1 kg, dosis hormon Ovaprim 0,3-0,5 ml. Bila beratnya 0,5 kg maka dosis yang diperlukan setengah nya, yakni 0,15 - 0,25 ml (sesuai petunjuk pada wadah hormon tersebut).
•
Sedot dengan alat injeksi spuit sebanyak hormon yang diperlukan, misalnya 0,5 ml. Usahakan posisi botol dan injeksi spuit tegak lurus, botol berada di atas. Setelah itu, sedot lagi dengan injeksi spuit yang sama akuades sebanyak 0,5 ml juga untuk mengencerkannya.
10
·
Setelah disuntik, ikan jantan dan betina dimasukkan ke dalam bak pemijahan. c. Cara menyuntik •
Tangkap induk lele dengan menggunakan seser induk. Kemudian seorang membantu memegang induk lele yang hendak disuntik (ikan betina terlebih dahulu) dengan menggunakan kain untuk menutup dan memegang kepala ikan dan memegang pangkal ekornya.
•
Kemudian suntikkan hormon yang sudah disiapkan tadi ke dalam daging lele di bagian punggung, setengah dosis di sebelah kiri dan setengah dosis disebelah kanan dengan kemiringan jarum sunik 40 – 45º. Kedalaman jarum suntik ± 1 cm dan disesuaikan dengan besar kecilnya tubuh ikan.
•
Lakukan penyuntikan secara hati-hati. Setelah obat didorong masuk, jarum dicabut lalu bekas suntikkan ditekan/ditutup dangan jari telunjuk beberapa saat agar obat tidak keluar.
I.
PEMIJAHAN Pertama kita harus menyiapkan dulu kolam pemijahan. Kolam lebih baik di keringkan
dulu beberapa hari. Setalah kolam pemijahan siap. Kolam kita isi dengan air kira2 30 cm. Setelah itu kita kasih pada kolam pemijahan ijuk yang kira2 setengah dari kolam terpenuhi.
11
1. Menyiapkan Media Pemijahan •
Menyiapkan bak pemijahan, Bak yang dipergunakan cukup dengan ukuran 2 x 3 m dengan dalam bak 1 m. Bak dicuci dengan larutan permangkanat dosis 1 sendok teh dicampur dengan 3 liter air atau 5 gr / m3 air.
•
Menyiapkan Kakaban, terbuat dari ijuk yang dibingkai dengan bambu.
•
Menyiapkan Air Pemijahan, bak pemijahan diisi dengan air setinggi 40 cm. Air yang digunakan adalah air dari PDAM.
1. Memijahkan Lele Dumbo
•
Isi bak pemijahan dengan air setinggi 40 cm.
•
Pasang kakaban hingga menutupi 80% permukaan air. Lepaskan induk-induk lele yang sudah dipilih dengan perbandingan 1 betina dan 2 jantan.
•
Proses pemijahan akan terjadi pada malam hari yang ditandai terlebih dahulu adanya kejar-kejaran antara induk betina dan jantan mengitari kakaban.
•
Amati pada pagi hari, telur-telur sudah dilepas dan menempel pada seluruh permukaan kakaban.
1. Menetaskan Telur
•
Menyiapkan bak penetasan telur, bersihkan terlebih dahulu bak-bak dengan permangkanat.
•
Isi air penetasan setinggi 40 cm, pindahkan / angkat kakaban masukan kedalam bak yang sudah disiapkan.
•
Amati telur-telur tersebut setelah 24 jam dan telur-telur tersebut mulai menetas. Telur yang baik akan menetas sampai 35 jam. Anak ikan yang keluar dari telur masih sangat kecil dan lemah. Badan transparan dan kalau dilihat dengan microskop akan terlihat masih mengandung kuning telur. Telur-telur yang tidak terbuahi berwarna kuning susu dan tidak akan menetas serta akan membusuk.
12
Telur-telur yang terbuahi terlihat kuning transparan dan akan menetas setelah 34 jam sampai dengan 48 jam dikeluarkan oleh induk. 1. Pemeliharaan Larva •
Menyiapkan bak untuk budidaya pakan alami berupa dapnia atau cacing rambut. Cacing rambut banyak dijual di kios-kios pedagang ikan hias.
•
Setelah telur lebih dari 48 jam dan sudah terlihat banyak yang menetas maka kakaban diangkat secara hati- hati.
•
Merawat larva, larva yang baru beberapa hari menetas kondisinya masih sangat lemah. Larva in tidak memerlukan pakan tambahan sampai menunggu kandungan kuning telurnya habis. Kandungan kuning telur akan habis setelah menetas 7 hari. Untuk menjaga mortalitas yang tinggi pertu dipasang aerasi.
•
Memberi pakan larva. Setetah kandungan 7 hari, kandungan kuning telur yang asd sudah habis dan harus segera diberi pakan tambahan dari luar. Pakan pertama dapat diberikan kuning telur yang diblender setiap pagi dan sore sebanyak satu butir per 5000 ekor. Pemberian pakan cacing rambut dapat diberikan setelah 11 hari dan juga dapnia.
1. MEMANEN BENIH LELE Panen benih lele bukan merupakan kegiatan akhir dari kegiatan budidaya. Pemungutan hasil pertama dilakukan setelah benih berumur 17 sampai 21 hari (panjang t 2,5 cm). Pada ukuran tersebut benih lele sudah bisa ditebar pada petak pembesaran secara langsung atau ditebar pada tempat penampungan sambil menunggu pembeli. 2. ALAT BAHAN PEMANEN Alat berupa seser, ember, waring, kantong plastik, tali karet, tabung udara, mangkok kecil. Perhitungan hasil biasanya dilakukan secara manual. Untuk memperoleh benih yang seragam digunakan ember plastik yang berlubang-lubang.
13
14
Daftar Pustaka
http://mukhlasmuthiullah.blogspot.com/2009/03/hipofisa-dan-ovaprim.html http://www.opensubscriber.com/message/
[email protected]/9400402.html http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jiptumm-gdl-s1-2002-izudin5587-lele http://buy.ecplaza.net/search/1s1nf20sell/harga_pakan_ikan.html http://bdpunsoed.wordpress.com/ http://bagus72.wordpress.com/2009/02/11/pemijahan-ikan-lele-semi-intensif/ http://www.iaspbcikaret.org/index.php?option=com_content&view=article&id=216:ikanpatin-penyuntikan&catid=34:budidaya-air-tawar&Itemid=50 http://www.iwakfish.co.cc/2009/05/teknologi-pembenihan-lele.html http://barunabudimulia.blogspot.com/2009/03/tehnik-pemijahan-lele.html http://ikanmania.wordpress.com/2007/12/30/pemijahan-lele-dumbo-secara-alami/