Tata Niaga

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tata Niaga as PDF for free.

More details

  • Words: 2,297
  • Pages: 14
BAB I PENDAHULUAN Produk pertanian merupakan kebutuhan pokok manusia, maka dari itu permintaan akan produk-produk pertanian tidak akan pernah berhenti. Namun sering kali produk-produk pertanian tidak mempunyai posisi tawar lebih

dibandingkan

produk-produk

lainnya.

Produk-produk

pertanian

mempunyai karakter yang berbeda dengan produk yang dihasilkan oleh indutri terutama pada ketahanan produk tersebut. Disamping Itu Juga, produk hasil pertanian memeiliki beberapa keunggulan yang tidak dimiliki oleh produk-produk lain seperti produk hasil pertanian jauh lebih segar, memiliki kadar mineral yang masih utuh dan lain sebagainya. Selain itu pemasaran produk pertanian tersebut masih belum optimal,dan belum menggunakan fasilitas yang ada untuk memasarkan produk hasil pertanian yang ada. Kemajuan teknologi di bidang informasi berupa pengembangan internet baik website maupun chating menjadikan dunia semakin mudah dijangkau. Hal ini merupakan potensi yang cukup besar yang dapat digunakan untuk memasarkan

produk-produk

pertanian.

Dengan

internet

kita

dapat

memperkenalkan, memberikan informasi mengenai produk pertanian yang kita jual. Internet juga dapat kita gunakan untuk melakukan transaksi jual beli produk pertanian. Dengan internet kita dapat melakukan komunikasi dengan para pelanggan kita, baik itu dalam satu wilayah ataupun dari wiyah yang lain. Hal ini diharapkan agar dapat membantu para petani untuk keluar dari keterpurukan yang selamaa ini mereka alami, yang disebabkan oleh posisi tawar petani jauh dibawah. Selain itu petani juga harus jeli melihat kesempatan yang ada untuk dapat memasarkan produk hasil pertaniannya secara langsung atau tidak langsung dengan menggunakan fasilitas yang ada. Disamping itu juga yang kebanyakan terjadi disaat ini adalah adanya ketidakpastian standar harga di tingkat petani, sehingga petani dengan

mudah dipermainkan oleh para tengkulak yang berdampak pendapatan petani tidak dapat ditingkatkan. Jangan sampai kejadian seperti yang kita dengar bahwa RI Terjebak Impor Pangan, begitu tajuk utama pada harian KOMPAS edisi Senin, 24 Agustus 2009. Disebutkan di dalamnya beberapa komoditas yang harus diimpor oleh Indonesia antara lain gula, daging sapi, garam, susu, kedelai, dan gandum. Ironis untuk sebuah negara kepulauan yang bahkan harus mengimpor garam untuk memenuhi kebutuhan nasionalnya(Wardani, Kristanti Wisnu Aji,2009). Hal ini sangat menyedihkan bagi kita semua karena ternyata program Repelita yang telah dilaksanankan sejak orde baru hingga program kelanjutannya yang masih dilaksanakan hingga saat ini apakah hanya sebuah formalitas saja dalam pelaksanaannya. Jika hal ini terus berlanjut maka sektor pertanian akan mengalami kemunduran karena para petani sudah menganggap bahwa pemerintah telah menganakktirikan sektor ini sejak lama. Maka dampak yang ditimbunkan sangat berpengaruh pada sistem pemasarannya. Informasi mengenai kondisi ketahanan pangan Indonesia seperti itu menjadi gagasan bagi para mahasiswa untuk mengangkat isu ketahanan pangan, yang erat kaitannya dengan dunia pertanian itu, dalam kaitannya dengan sosok mahasiswa di dalamnya. Bagaimanakah posisi atau peran mahasiswa sebagai agen perubahan dalam sistem pertanianberkelanjutan? Bidang pertanian ternyata tak sesederhana yang dibayangkan. Tak semudah menyuapkan nasi bersama lauk pauk ke dalam mulut. Di dalamnya tersimpan kompleksitas yang tinggi. Apalagi jika sudah berbicara tentang sistem pertanian. Mau tidak mau kita harus menyusun daftar faktor-faktor yang bermain di dalamnya. Ketika semua faktor sudah didaftar, maka akan muncul beragam persoalan. Tujuannya jelas, membantu mahasiswa baru untuk bisa lebih mengenal isu pertanian di Indonesia dan selanjutnya menampilkan peta hijau sebagai salah satu metode alternatif untuk mengungkap isu tersebut secara lebih mendalam di

lapangan, Mengemas suatu sistem yang rumit ke dalam suatu struktur informasi yang sederhana bukanlah hal yang mudah dilakukan. Ketika kerumitan semakin menganyam benang-benangnya hingga terkesan kusut, di situlah kami putuskan untuk mengangkat tema sederhana, tetapi mengena, dalam sebuah konsep presentasi interaktif. Mahasasiswa baru itu dapat merasakan berada dan berperan dalam sistem pertanian di Indonesia. Simulasi dilakukan melalui cara bermain peran (role play). Sebagian dari peserta akan memerankan pihak-pihak yang bergiat di dalam sistem tata niaga pertanian. Sementara, sebagian lainnya akan menjadi pemantau dari proses tata niaga itu. Muara dari semua proses yang telah dilakukan oleh seluruh peserta adalah satu kesimpulan mengenai sistem tata niaga pertanian yang terjadi di Indonesia saat ini. Pada akhirnya peserta digiring kepada pertanyaan, apakah sistem pertanian di Indonesia sudah merupakan sistem pertanian yang adil? Apakah sistem pertanian di Indonesia adalah sistem

pertanian

yang

berkelanjutan?

Para

peserta

diminta

untuk

memerankan pihak-pihak dalam sebuah sistem tata niaga pertanian, dengan panduan yang telah diberikan. Namun, kebanyakan melakukan improvisasi dari panduan yang telah kami berikan. Tukar-menukar, pinjam meminjam, tawar menawar, dan jual beli mewarnai setiap transaksi dalam permainan ini. Hasil akhir menunjukkan ada beberapa aktor yang mengalami penambahan aset. Adapula yang asetnya tetap atau bahkan berkurang. Hasilnya pun tampak, para pemilik modal adalah golongan yang diuntungkan karena mempunyai “kekuasaan” untuk mengendalikan, sedangkan yang tidak mempunyai modal dan akses kuasa terhadap sumberdaya mau tak mau akan mengikuti aturan main yang sudah berlaku. Sebagai mahasiswa dalam kehidupan nyata kita kemudian dituntut untuk peka mengidentifikasi kondisi yang terjadi dan dapat membuat perubahan positif terhadap sistem yang sudah ada. Membawa perubahan tentunya tak dapat dilakukan sendiri. Diperlukan jalinan relasi antar pihak yang bermain dalam sebuah sistem

pertanian. Disinilah Peta Hijau muncul untuk menawarkan metode dalam upaya menuju sistem pertanian yang lebih baik. Mahasiswa dapat menjadi agen yang menggunakan metode Peta Hijau untuk memetakan jalinan relasi para pihak dan posisi serta lalu lintas aset/sumberdaya. Dengan metode Peta Hijau, mahasiswa akan mengajak masyarakat untuk mengenali dan mendaftar aset-aset sumberdaya yang ada. Semua persoalan yang terjadi dalam hal produksi dan distribusi pun tak luput dari kegiatan pemetaan Peta Hijau. Pada dasarnya Peta Hijau tak hanya memetakan yang tangible (teraga) saja, tetapi lebih dalam juga memetakan yang intangible (tak teraga). Tak hanya memetakan di mana letak sawah, persediaan air, persediaan pupuk, dan persediaan bibit, tetapi juga merekam dan memetakan bagaimana mekanisme dan kualitas hubungan antar pihak dalam sistem itu. Dengan

keunggulan

pendekatan

partisipatif

atau

partisipatorisnya,

diharapkan mahasiswa dapat dengan mudah menggunakan metode Peta Hijau untuk membantu para petani memutuskan tindakan secara lebih terencana. Sebuah proses pemetaan berbasis Peta Hijau -di bidang pertanian- bukan tidak mungkin akan mampu melahirkan suatu langkah awal menuju sistem pertanian yang lebih adil dan berkelanjutan. (Wardani, Kristanti Wisnu Aji,2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2. 1. Aspek pemasaran hasil pertanian Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat berpengaruh bagi kehidupan manusia, karena sektor pertanian

dapat

khususnya

memberikan

kebutuhan

kebutuhan

pangan.selain

setiap

sebagai

orang,

penyedia

kebutuhan primer, sektor pertanian juga merupakan penyalur devisa

terbesar

bagi

negara

kita

yang

berlandaskan

pertanian. Pengolahan yang tepat dan didukung oleh sistem pemasaran

yang

baik

dapat

meningkatkan

intensitas

produktifitas pertanian di negara kita ini karena siklus perputaran modal terus berlangsung dan terus berulang sehingga akan membawa angin segar bagi petani itu sendiri. Peningkatan nilai, baik itu apakah itu nilai guna maupun manfaat suatu produk dengan mengolahnya terlebih dahulu akan menaikkan nilai jual produk itu sendiri. Semakin pandai seseorang melihat prospek yang ada, dan dapat mengambil kesempatan tersebut maka orang tersebut akan berhasil. Tetapi hal tersebut harus didukung oleh produk-produk hasil pertanian yang baik pula dan sistem pemasaran yang baik, khususnya di masa globalisasi ini disamping itu kita juga harus pandai bersaing dengan pihak lain. untuk memajukan sektor ini terutama dari pihak pemerintah. Jika pemasaran hasil-hasil pertanian dilakukan dengan maksimal untuk itulah di perlukan dukungan dari berbagai pihak dan biaya yang dikeluarkan

dapat

keuntungan

yang

diefisiensikan besar.

Selain

maka itu

akan

juga

diperoleh

diperlukannya

dukungan sarana dan prasarana yang baik untuk menunjang

kegiatan

distribusi

produk-produk

pertanian

yang

ada

didaerah, seperti jalan raya maupun jambatan-jembatan untuk mempersingkat waktu pendistribusian. Semakin segar dan berkualitas, maka konsumen tidak akan kebaratan untuk mengeluarkan biaya tambahan untuk produk tersebut. Dalam pemasaran, biasanya pembeli bersikap rasional dan emosinal dalam menanggapi harga suatau produk, jika

ia suka

terhadap produk itu kerena memang harga yang akan dikeluarkan setara maka ia akan mengambil barang tersebut tapi jika tidak maka akan sebaliknya (rasional), tapi jika si konsumen

menyukai

cara

penjual

menerangkan

dan

menjelaskan tentang produknya, walaupun harganya tidak sesuai

dengan

uang

yang

akan

dikeluarkan

maka

si

konsumen tetap akan membelinya(emosional). Disamping itu yang perlu diperhatikan adalah penyimpanan produk tersebut agar selama penyimpanan nilai guna dan kualitas produk tersebut tidak menurun. Dalam proses penyimpanan perlu diperhatikan jenis dan kesesuaian produk tersebut, serta masa penyimpanan karena setiap produk memiliki sifat yang berbeda dengan produk yang lain, khususnya produk-produk hasil sektor pertanian. Dalam menjadi pelaku dalam kegiatan jual beli, pihak produsen harus menetapkan standar kualitas dari produknya tersebut, serta mampu menganalisa keadaan pasar yang ada serta mampu mengambil dan memanfaatkan peluang yang ada walau peluangnya begitu kecil. Adapun yang perlu diketahui yaitu: A. Arti dan fungsi tata niaga (pemasaran) B. Saluran dan lembaga tata niaga

C. Biaya, keuntungan, efisiensi, dan peranan tata niaga (pemasaran) D. Prospek pasar

BAB III PEMBAHASAN 3. 1. Arti Dan Fungsi Tata Niaga (Pemasaran) Aspek pemasaran mememang disadari bahwa aspek ini adalah

penting.

perpindahan

hak

Segala milik

usaha atas

yang

menimbulkan

barang-barang

serta

pemeliharaan penyebarannya disebut sebagai tata niaga (pemasaran). Dan usaha yang dilakukan untuk memperlancar proses distribusi barang dari produsen ke konsumen dalam proses pemasaran disebut fungsi tata niaga (pemasaran). Bila mekanisme pemasaran berjalan baik, maka semua pihak yang terlibat akan diuntungkan. Oleh karena itu peranan lembaga pemasaran yang biasanya terdiri dari produsen, tengkulak, pedagang pengumpul, broker, eksportir, importir atau lainnya menjadi amat penting. Lembaga pemasaran ini khususnya bagi negara berkembang, yang dicirikan oleh lemahnya pemasaran hasil pertanian yang sempurna, akan menentukan mekanisme pasar. Karena barang pertanian umumnya dicirikaan oleh sifat: 1) Diproduksi musiman; 2) selalu segar (freshable); 3) Mudah rusak

4) Jumlahnya banyak tetapi nilainya relatif sedikit (bulky); dan 5) Lokal

dan

spesifik

(tidak

dapat

diproduksi

disemua tempat), Maka ciri ini akan mempengaruhi mekanisme pemasaran, sehingga sering sekali terjadi harga produksi pertanian yang dipasarkan menjadi naik-turun (berfluktuasi) secara tajam; dan kalau saja harga produksi pertanian berfluktuasi disemua tempat, maka yang sering dirugikan adalah di pihak petani atau produsen . Menurut

kotler

(1980)

ada

lima

faktor

yang

menyebabkan mengapa pemasaran ini penting, yaitu: 1. Jumlah produk yang dijual menurun, 2. Pertumbuhan penampilan perusahaan juga menurun,

3. Terjadi perubahan yang diinginkan konsumen, 4. Kompetisi yang semakin tajam, dan 5. Terlalu besar pengeluaran untuk penjualan. Adapun pengelompokan fungsi pemasaran yaitu: a. Fungsi-fungsi pertukaran

Fungsi

pertukaran

adalah

semua

tindakan

yang

dilakukan untuk memperlancar pemindahan hak milik atas barangdan jasa. Adapun fungsi pertukaran terdiri atas: 1) Fungsi penjualan, dan 2) Fungsi pembelian. a. Fungsi-fungsi fisik Fungsi fisik adalah semua tindakan atau perlakuan terhadap

barang sehingga

memperoleh

kegunaan

tempat dan waktu. Adapun fungsi fisik terdiri atas beberapa yaitu: 1) Fungsi penyimpanan Fungsi

penyimpanan

menyimpan

barang

diperlukan

selama

waktu

untuk tertentu,

antara barang dihasilkan sampai dijual. Kadangkadang, perlua ada pengolahan lebih lanjut terhadap barang tersebut. 2) Fungsi pengangkutan Fungsi

pengangkutan

seleksi,

dan

adalah

penyerahan

pengangkutan

dalam

perencanaan, semua

proses

alat

pengangkutan

selama pemasaran. a. Fungsi-fungsi fasilitas Fungsi

fasilitas

adalah

menunjangkelancaran

semua

tindakan

pelaksanaan

untuk

fungsi-fungsi

pertukaran dan fisik. Adapun fungsi fasilitas terdiri dari: 1) Fungsi standarisasi dan grading Fungsi standaring dan grading adalah suatu ukuran atau penentuan mutu barang yang terdiri

atas

sejumlah

perincian

mengenai

ukuran, warna, rupa, isi kimia, kekuatan bentuk, berat, isi bahan, kandungan air, kematangan rasa,

atau

kombinasi

dari

tersebut. 2) Fungsi penanggungan resiko

ukuran-ukuran

Fungsi penanggunan resiko adalah segala akibat atau

resiko

perubahan

yang

ditimbulkan

harga

barang,

oleh

adanya

kehilangan

,kebakaran, dan lain-lain. 3) Fungsi pembiayaan Fungsi pembiayaan adalah penggunaan modal selama barang barang dalam proses pemasaran, untuk membantu pelaksanaan fungsi pertukaran dan fungsi fisik. 4) Fungsi keterangan pasar Fungsi

keterangan

pasar

meliputi

pengumpulan, dan penilaian fakta, dan cermin konsumendalam masyarakat mengenai harga, jumlah,kualitas suplai stock, dan permintaan konsUmen, yang berasal dari tiap tingkat pasar pertu kakk kuisn tertentu., tingkat pasar dan tempat. 3. 2. Saluran dan Lembaga Tata Niaga

Saluran pemasaran dapat berbentuk secara sederhana dan dapat pula rumit sekali. Hal ini tergantung dari macam komoditi lembaga pemasaran dan sistem pasar. Sistem pasar yang memonopoli mempunyai saluran pemasaran yang relatif sederhana, sedangkan dibandingkan dengan sistem pasar yang lain. komoditi pertanian yang lebih cepat ke tangan konsumen dan yang tidak mungkin nilai ekonomi yang tinggi, biasanya

mempunyai

saluran

pemasaran

yang

relatif

sederhana.hal demikian tergantung dari macam komoditi lembaga pemasaran dan sistem pasar. Pemasaran atau

marketing padprinsipnya adalah aliran barang dari produsen kekonsumen.fungsi saluran pemasaran ini sangat penting ,khususnya dalam melihat tingkah harga di masing-masing lembaga

pemasaran.

Bentuk

saluran

pemasaran

dapat

Dilihat:

Pedagang pengumpul

produsen

pengecer

konsumen

Bentuk saluran pemasaran sempurna

produsen pengecer

konsumen

tengkulak Pedagang besar Pedagang pengumpul

eksportir

Bentuk Saluran Pemasaran Kompleks Fungsi yang dilakukan dan skala usaha. Misalnya pedagang pengumpul tugasnya adalah membeli barang secara dikumpulkan baik dari produsen atau pedagang perantara dengan skala yang relatif besar dibandingkan dengan skala usaha pedagang perantara. Begitu pula halnya dengan pedagang besar, mempunyai skalaskala usaha yang lebih besar daripada pedagang pengumpul. Dari hal diatas dapat kita simpulkan bahwa makin majunya tingkat pengetahuan produsen,lembaga pemasaran dan konsumen terhadap penguasaan informasi pasar, makin semakin rata distribusi keuntungan yang diterima. 3.3. Biaya, keuntungan, efisiensi, dan peranan tata niaga pemasaran Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pemasaran. Biaya pemasaran meliputi biaya angkut, biaya pengeringan, pungutan restribusi dan lain-lain.besarnya biaya pemasaran berbeda antara satu dengan yang lainnya, perbedaan itu disebabkan: 1. Macam komoditi, 2. Lokasi pemasaran, dan 3. Macam lembaga pemasaran dan efektifitas pemasaran yang dilakukan. Sedangkan selisih harga yang dibayarkan ke produsen dan harga yang diberikan oleh konsumen disebut keuntungan pemasaran atau marketing marjin.jarak yang mengantarkan produksi pertanian dari produsen kekonsumen menyebabkan terjadinya perbedaan besarnya keuntungan pemasaran. Begitu pula karena produsen tidak dapat bekerja sendiri untuk memasarkan produksinya diperlukan pihak lain atau

lembaga yang pemasaran lain untuk membantu memasarkan produksi pertanian yang dihasilkan. Jadi, harga ditingkat petani akan lebih rendah daripada harga ditingkat pedagang perantara, dan harga di pedagang perantara juga akan lebih rendah daripada ditingkat pedagang pengecer. Untuk lebih jelasnya , digambarkan kurva derived demand (permintaan yang disebabkan adanya perubahan harga di masing-masing tingkat lembaga) dan keuntungan pemasaran, akan bergerak ke kanan mengikuti perubahan yang terjadi.

Ppg

Dpg

Ppr

Dpr

Pp

Dp

Gambar kurva deveried demand dan keuntungan pemasaran

Keterangan: Pp

: harga ditingkat petani

Ppr

: harga ditingkat pedagang perantara

Ppg

: harga ditingkat pengecer

S

: supply

Dp

: permintaan ditingkat petani

S

Dpr

: permintaan ditingkat pedagang perantara

Dpg

: permintaan ditingkat pengecer.

Perbedaan harga dimasing-masing lembaga pemasaran sangat bervarisi tergantung dari besar kecilnya keuntungan yang diambil oleh masing-masing lembaga pemasaran. 3.3. Efisiensi Pemasaran 3.4.

Related Documents

Tata Niaga
June 2020 11
Bank Niaga Dan Lippo.pdf
November 2019 18
Tata
November 2019 42