Tarian Hidup

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tarian Hidup as PDF for free.

More details

  • Words: 626
  • Pages: 3
Koleksi Artikel dari Biasawae Community Copyleft  2004 biasawae.com

Tarian hidup Sumber : Berbagai Sumber



!

"

Koleksi Artikel dari Biasawae Community Copyleft  2004 biasawae.com Hari minggu ini, bukanlah minggu yang begitu istimewa. Malam tadi kita masih bicara dengan cara yang sama. Ada yang lepas dari pemahaman kita. Aku bicara terlalu panjang lebar. Begitu juga kamu, dan ada nada minor antara kita. Kata ma'af, lantas jadi andalan kita, padahal aku mulai melihatnya sebagai klise saja. Aku ingin segera beranjak pergi. Pergi dari cara bicara seperti itu. Aku mau dengar suara tawa lepasmu, aku ingin lihat konstelasi bintang di matamu, bau tubuhmu atau semua cerita yang unik dari teman-temanmu, sayang. Apa yang aku angankan pada minggu cerah seperti ini? Kita pergi, ke bukit-bukit sana, duduk berdua di keluasannya, menemukan sesuatu yang lebih nyata dari dua titik yang duduk berdekatan di tengah segara hijau. Melepas pandang pada garis pertemuan hijau rumput segar dan biru langit yang lebar. Kemudian kita akan menyatukan diri dengan semesta kefanaan, menemukan arah perjalanan hati kita pada harmonium gerisik pinus, akasia, burung-burung dan jerit bocah yang berlarian di lembah bukit. Bergenggaman jari, kita tarik dan hembuskan pelahan apa yang kita rasakan, seraya kita coba tanggalkan semua hal yang mengeruhkan suasana kedekatan seperti itu, sayang. Aku rindu semua yang kucium darimu. Gerak jari, caramu memandang, caramu berjalan, senyum magismu ketika menari dan semua yang mengalir dari pikiranmu. Aku merasakan sedang menyentuhmu saat ini, menyatukan diri pada kesemestaan, pada bilik istimewa yang khusus kubangun buatmu di sudut hati. I need you, dear. Aku butuh kamu sebagai sesuatu yang begitu berharga untuk berdiri di samping egoku. Bukan permata, bukan sebagai perhiasan saja, tapi sebagai kawan seiring yang dengannya aku berbagi hidup. Hidup sayang, tidak ada yang lebih istimewa dari kurnia terbesar ini. Yang dengannya kita merasa seolah ada. Pada dunia, kita bisa cerita soal cinta, sedih dan bahagia karenanya. Lalu orang menulis sejarah tentang semua yang pernah ada dari "hidup". Kematian kemudian, bukan lagi menjadi sesuatu yang mengerikan. Tapi lebih sebagai batas kesadaran bahwa bahkan kita sendiri, bukanlah pemilik "hidup" yang kita jalani dan semua yang indah yang pernah kita temui. Jika kita rendahkan sepenuhnya kesadaran rasional dan meninggikan kesadaran metafisis kita, barangkali kita bisa meraih perasaan ikhlas itu. Sadar, rela dan gembira sepenuhnya dalam kehendak-Nya. Merasa gembira, bukan semata atas semua yang kita terima tapi juga atas semua kegembiraan yang terjadi di sekitar kita, pada saat yang sama. Dengannya, cinta bukan hanya sekedar ide yang indah atau mewah, tapi tumbuh dan berangkat dari kesadaran kita tentang harmoni, hidup, takdir dan kematian. Pada nada yang sama aku ingin memainkannya buatmu. Irama yang

Koleksi Artikel dari Biasawae Community Copyleft  2004 biasawae.com mengalir menyelusup dari gerimis, dari senja merah, dari warna ungu dan dari semua yang menjadi berarti dengan kehadiranmu. Begitu banyak yang kubayangkan ketika kamu menari. Ketika selendang terkibas, dan kaki melangkah pelahan, ritmis dalam gamelan. Barangkali tidak ada yang bisa banyak kukatakan soal tarianmu, ketika kubayangkan suatu saat aku akan bertango denganmu. We might be tangled up sometimes, but keep on tango, dear. Musik, langkah kaki, detak jantung dan tubuh kita akan lebih mengikuti gerak hati kita daripada pikiran ketika itu. Genggam jariku dan kupeluk pinggangmu, lalu kita teruskan langkah sampai musik usai. Diluar, begitu cepat langit membubuhkan warna gelap pada cuaca, sebentar lagi hujan. Udara terasa basah dan bau uap air, angin lebih segar menampar muka. Meski kilat sesekali menyambar, aku sudah tidak perduli lagi. Aku bangun keyakinanku padamu dengan seluruh konsekuensi yang mesti aku terima. Aku tidak bicara tentang masa lalu, aku ingin sekarang dan ada di masa yang akan datang, ketika kita bahagia, menemukan kembali bahwa bunga yang pernah kita tanam di sudut sebuah taman, masih ada dan mekar dengan sengitnya... Semoga kurnia Allah atas senyummu, selalu salam Akhir Jan 2001

Related Documents

Tarian Hidup
June 2020 21
Tarian
November 2019 55
Tarian
May 2020 38
Tarian Singa
October 2019 44
Tarian Tradisional
May 2020 49
Tarian Klippimg.docx
June 2020 35