TAFSIRAN TERMODINAMIKA DALAM ASPEK KEHIDUPAN Clara Corinsta XI IA 3 Dalam pembahasan mengenai hubungan termodinamika dalam aspek kehidupan ini,saya berpendapat bahwa ; Didalam suatu negara kita tidak pernah lepas dari yang namanya rakyat,hukum,dan pemerintahannya. Hal ini dapat diibaratkan dalam bidang fisika dengan suatu sistem yang memiliki kalor dimana didalam suatu sistem terdapat energi dalam dan kinerja. Pada gambaran ini rakyat bertindak sebagai energi dalam (ΔU) yang memiliki peran utama dalam negara itu,sementara pemerintah diibaratkan sebagai kinerja (W) yang nantinya bekerja dalam suatu sistem dan berbagai permasalahan atau tanggapan dalam negeri dan luar negeri diibaratkan sebagai (Q). Didalam
sebuah
Negara
banyak
faktor
yang
sangat
mempengaruhi dalam perubahan rakyat dan kinerja pemerintah dalam suatu negara tersebut. Seperti yang kita ketahui apabila kita kembali lagi ke pelajaran fisika mengenai termodinamika, faktor yang mempengaruhi energi dalam adalah jumlah zat (mol), tetapan Bolzmann (R), serta perubahan suhu (ΔT). Dalam suatu Negara , rakyat yang berperan sebagai energi dalam , jumlah zat bisa kita ibaratkan sebagai jumlah penduduk dari suatu negara itu sendiri. Lalu tetapan Boltzmann yang memang sudah ditetapkan kita ibaratkan sebagai hukum , undang-undang dan peraturan
negara
itu,
dan
perubahan
suhu
kita
gambarkan
sebagai
perubahan sejauh mana peradaban suatu bangsa atau yang kita kenal
sebagai
sumber
daya
manusian.Sedangkan
dalam
perubahan kinerja, faktor yang mempengaruhinya adalah tekanan (P) dan volume (V). Tekanan di sini bisa kita umpamakan sebagai keadaan kehidupan politik,social,ekonomi,keamanan dunia luar yang nantinya akan selalu mempengaruhi negara dan volume sebagai kebijakan-kebijakan serta tindak-tanduk pemerintah. Diberbagai Negara ada banyak permasalahan (Q) yang muncul yang mengakibatkan berbagai pro kontra dari rakyat (U).Dalam
menyelesaikan
setiap
permasalahan
yang
mucul
pemerintah(W) melakukan berbagai usaha , usaha ini ada yang meringankan atau memberatkan rakyat.Usaha ini dapat kita ambil contoh
dalam
pemerintah
permasalahan(Q)
sudah
melakukan
kemiskinan,dalam
kebijakan
seperti
hal
ini
pembagian
Bantuan Langsung Tunai (BLT), tapi itu masih tidak cukup untuk mengurangi kesusahan rakyat.Kebijakan BLT ini tidak berlangsung seperti yang diharapkan karena selama tidak ada kejujuran dan pemberantasan secara tegas terhadap para pelaku korupsi yang telah menyalahgunakan dana BLT, akan sangat sulit untuk pemerintah mencapai harapan bangsa dan mendapatkan simpati yang cukup baik di mata rakyat.Akan tetapi sebagai rakyat, kita juga tidak bisa menyalahkan dan bergantung kepada pemerintah saja. Kita juga harus bisa mandiri dan berusaha menciptakan suatu inovasi yang nantinya akan memanjukan kehidupan kita. Apabila kita umpamakan tadi, jumlah penduduk negara kita ini
sebagai jumlah zat yang terdapat di dalam sistem itu yang kini semakin
berkembang.
Peradaban
sumber
daya
manusia
masyarakat kita sangat terpengaruh oleh pendidikan yang kita peroleh. Mahalnya biaya pendidikan yang layak di negara kita membuat banyak orang yang tidak mampu untuk menyekolahkan anaknya. Sehingga tak sedikit orang yang kurang terpelajar di negara kita. Hal ini jugalah yang memacu tingginya tingkat kemiskinan.Dalam hal ini pemerintah tentu tidak hanya diam saja. Pendidikan tetap diprioritaskan. Kebijakan pemerintah berupa Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sudah lama diberikan.Selain itu
terdapat
Terbuka,Kebijakan
juga
Kebijakan
menaikkan
Sekolah
standar
nilai
Gratis,Sekolah kelulusan
guna
meningkatkan potensi Sumber Daya Manusia Indonesia. Tetapi sekarang kita kembalikan lagi kepada masyarakat kita sendiri, apakah mereka mau sekolah dan ingin menjadi orang yang sukses atau tidak ?.Karena tak sedikit orang yang ingin mendapatkan kekayaan melalui jalan pintas dengan melanggar aturan yang berlaku.Hal ini juga dapat mempengaruhi keamanan suatu negara.
Untuk
itu
Hukum
berlaku
sebagai
rambu-rambu
masyarakat sekarang sebagai suatu tetapan yang memang sudah mendasari
untuk
mengatur
masyarakat
dan
juga berperan
sebagai tetapan pada energi dalam yang tentunya bernilai positif (+). Apabila kita kembali lagi ke gambaran sistem tadi, untuk mencapai nilai kerja yang baik, tampaknya akan sangat susah karena nilai volume yang kita gambarkan sebagai kebijakan dan
tindakan
pemerintah
tadi
akan
bernilai
negatif
di
mata
masyarakat. Sedangkan tekanan dari kehidupan dunia luar akan sangat susah kita hindari karena negara kita juga merupakan bagian dari dunia. Jadi mungkinkah kita mencapai kesetimbangan energi sistem? Terkadang
terdapat
situasi
di
mana
antara
kinerja
pemerintah dan rakyat juga kehidupan dari dunia luar tidak sinergis dan sangat berlawanan. Sehingga apa yang diinginkan pemerintah ataupun rakyat dan dunia luar sangat berlawanan dengan yang dilakukan oleh masing-masing peran sehingga hasilnya nanti akan sama saja dengan nol atau sia-sia.Karena itu dibutuhkan
Kesetimbangan
sistem
untuk
mencapai
sebuah
keselarasan.Kesetimbangan sistem dapat terjadi apabila seluruh rakyat , pemerintah , dan hukum berjalan dengan harmoni atau selaras juga apa adanya. Jadi dapat dirumuskan Hukum I termodinamika : Untuk setiap proses, maka akan terjadi perubahan energi dalam. ∆U = Q - W atau Q = ∆U + W Perubahan energi dalam (∆U) suatu sistem sama dengan jumlah kalor yang diterima sistem dari lingkungan (Q) dikurangi besarnya kerja yang dilakukan sistem terhadap lingkungan (W). Artinya, Perubahan pada rakyat menjadi lebih baik dapat terjadi dengan adanya pengurangan berbagai permasalahan dalam negeri dan luar negeri melalui melakukan banyaknya usaha kinerja dari pemerintah dan rakyat.
.