System Wireless Metropolitan Area By Sumantri Joyoboyo

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View System Wireless Metropolitan Area By Sumantri Joyoboyo as PDF for free.

More details

  • Words: 24,053
  • Pages: 133
PERENCANAAN SISTEM WIRELESS METROPOLITAN AREA NETWORK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI WORLDWIDE INTEROPROBABILITY FOR MICROWAVE ACCESS (WiMAX) PADA WILAYAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan pada Program Sarjana Teknik Elektro di Sekolah Tinggi Teknologi Telkom

Disusun oleh :

Sumantri Joyoboyo 111000081

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELKOM BANDUNG 2005

WIRELESS METROPOLITAN AREA NETWORK PLANNING USING WORLDWIDE INTEROPROBABILITY FOR MICROWAVE ACCESS (WiMAX) TECHNOLOGY IN YOGYAKARTA

Presented to comply the pre requirement in getting Bachelor Degree (S1) of Electrical Engineering at Sekolah Tinggi Teknologi Telkom

Written by :

Sumantri Joyoboyo 111000081

DEPARTMENT OF ELECTRICAL ENGINEERING SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELKOM BANDUNG 2005

ABSTRAKSI Wireless Local Area Network (WLAN) 2,4 GHz merupakan salah satu teknologi alternatif akses internet pada ISM (industry, scientifical and medicine) band yang bersifat unlicensed dengan memiliki keunggulan dalam instalasi perangkat lebih mudah, cepat, fleksibel dapat menjangkau daerah dimana saja dan relatif lebih murah bila dibandingkan dengan teknologi kabel yang terbatas pada infrastruktur perusahaan telekomunikasi yang ada, sehingga perusahaan-perusahaan penyedia jasa internet untuk

mendapatkan

pelanggan

berupa

warnet

sebanyak-banyaknya

hingga

penggunaan booster untuk menguasai kanal frekuensi pada daerah tertentu dengan tidak memperhatikan daya pancar (EIRP) yang ditetapkan oleh pemerintah. Tujuan perencanaan WMAN menggunakan WiMAX ini untuk penataan sel pada wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, sehingga terbentuk adanya penataan daerah cakupan yang lebih teratur. Pada tugas akhir ini dilakukan estimasi perencanaan sehingga didapatkan jumlah sel dengan coverage yang maksimal sehingga dapat menjangkau seluruh Daerah Istimewa Yogyakarta antar backhaul akan menggunakan link point to point line of sight berdasarkan IEEE 802.16a 5,8 GHz dan link poin to point non line of sight menggunakan standart IEEE 802.16a 3,5 GHz serta untuk link kearah pelanggan akan digunakan link point to multipoint menggunakan standart IEEE 802.11.b, dimana keunggulan dari standart ini adalah dari segi perangkat yang relatif terjangkau oleh calon pelanggan. Metode yang digunakan adalah penataan sel untuk menjangkau seluruh daerah pada Daerah Istimewa Yogyakarta dengan asumsi bahwa di daerah perencanaan masih sangat sedikit jaringan yang tergelar sehingga sangat memungkinkan untuk melakukan penataan sehingga adanya interferensi dapat ditekan seminimal mungkin. Untuk aktifitas daerah yang tinggi dan peningkatan kapasitas sel dengan metode sektorizing serta cell splitting. Untuk mendapatkan hasil perencanaan yang lebih optimal, maka sebaiknya penataan sel untuk menjangkau seluruh daerah pada Daerah Istimewa Yogyakarta dengan berdasarkan peta persebaran calon pelanggan yang berupa pelanggan perumahan, industri, sekolah dan perguruan tinggi, sarana kesehatan, dan instansi pemerintah serta serta kontur dari Daerah Istimewa Yogyakarta

i

ABSTRACT

Wireless Local Area Network ( WLAN) 2,4 GHZ represent one of alternative technology access internet at ISM ( industry, scientifical and medicine) band having the character of unlicensed by owning excellence in easier peripheral installation, quickly, flexible to earn to reach just district where and cheaper relative if compared to a cable technology which limited to infrastructure of existing telecommunications company, so the provider of service internet to get subscriber in the form of warnet as much as possible till use booster to increase frequency channel at certain district by getting emittance ( EIRP) what specified by government. Target of Planning WMAN using WiMAX technology is for the cell settlement at region of Yogyakarta, so that be formed existence of settlement of more regular coverage district. The planning estimated so that be got number of cell with maximal coverage so that earn to reach entire of Yogyakarta usher backhaul will use link point to point line of of sight of pursuant to IEEE 802.16a 5,8 GHz and link poin to Point non line of of sight use standart IEEE 802.16a 3,5 GHZ and also for link toward the subscriber we will use link point to multipoint use standart IEEE 802.11.b where excellence from more cheaper peripheral. Used method cell settlement to reach entire district of Yogyakarta with assumption that] planning district still be slimmest performanced network so that very enable to do settlement so that existence interferensi earn depressed as minimum as possible. For high aktifitas district and make-up of cell capacities by method sektorizing and also cell splitting. To get more optimal planning result, hence better pentaan cell to reach entire district of Yogyakarta by pursuant to map of prospecting customer which in the form of housing subscriber, industrial, school and college, health facility, and the governmental institution and also and also contour from special region of Yogyakarta

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala kasih karunia dan berkat-Nya yang berlimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian Tugas Akhir dengan judul “PERENCANAAN SISTEM WIRELESS METROPOLITAN AREA

NETWORK

WORLDWIDE

DENGAN

MENGGUNAKAN

INTEROPROBABILITY

FOR

TEKNOLOGI

MICROWAVE

ACCESS

(WiMAX) PADA WILAYAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA” yang disusun sebagai syarat dalam menempuh sidang sarjana di Jurusan Teknik Elektro STT Telkom Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini tidak lepas dari kekurangan, oleh karena itu penulis sangat menghargai dan mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk penyempurnaan Tugas Akhir ini. Besar harapan penulis agar hasil penelitian ini berguna bagi penulis maupun untuk khalayak pembaca.

Bandung, Juli 2005

Penulis

iii

UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan segala keterbatasan, penulis menyadari bahwa tugas akhir ini tidak mungkin terselesaikan dengan baik tanpa bantuan, dukungan dan kerjasama dari banyak pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada : 1. Kepada ALLAH SWT yang telah memberiku kesempatan hidup sampai kuliah di STTTelkom hingga terselesainya Tugas akhir ini. Semoga ini bukan tugasku yang terakhir. 2. Ibuku tercinta, Suprapti dan Bapakku yang tersayang, DRS Hardono, yang dengan tulus ikhlas telah membesarkan dan mendidik, serta selalu memberi semangat. Jasa Ibu dan bapak tak akan pernah bisa saya balas. Semoga diberi kebahagiaan dunia dan akhirat. 3. Kakakku Rose Gamashyanti Plasma Guru dan adikku Dathu Kama Jati yang juga selalu medukung dan memberikan semangat untuk tidak menyerah jika menghadapi kesulitan. 4. Bapak Bambang Setya Nugraha ST. MT, dan Bapak Eka Indarto ST, selaku pembimbing yang telah memberikan ide, bantuan, bimbingan, dan waktunya sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. 5. Kepada seluruh Instansi pemerintah Propinsi DIY, Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulonprogo, Kabupaten Gunungkidul atas kemudahannya mencari data untuk Tugas Akhir ini. 6. Kawan-kawan kost BJS 143, Kang Eko, Kang Yordan pembimbing ke 3, Wahyu, Ibnu, Iwin, Bejo, Bari, Hanafi, Eka, Imin, Heru, Toni Ucup, Danang, Sukri, Iping, Paidin, Ferdi, Emeral, Erfin, Pampam dan lainnya yang tidak bisa disebutkan. 7. Konco- konco “Japhe methe” yang tidak bisa disebutkan satu-persatu. 8. Nur sholikhin yang “BOLYWOOD” abis “KEEP SYAHRUKHAN GUY’S”, Mbah Kunto sang USTAD “semoga jengggotmu kekal selamanya”, Slamet & Tutik , Agung “Adam jordan” 9. Konco konco EX 6 che “REUNI yuk!!!” 10. Konco-konco kosan Badman, kosan pak Roto Sukapura dan Kosan GBA

iv

11. Temen- temen TE- 2000-01 yang bersama selama 5 tahun 12. Seluruh Dosen TE, yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya selama menempuh pendidikan di STTTelkom, beserta seluruh Staff Administrasi TE.

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAKSI ................................................................................................

i

ABSTRACT..................................................................................................

ii

KATA PENGANTAR ..................................................................................

iii

UCAPAN TERIMA KASIH.........................................................................

iv

DAFTAR ISI.................................................................................................

vi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................

ix

DAFTAR TABEL.........................................................................................

x

DAFTAR SINGKATAN ..............................................................................

xi

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................

xii

BAB I

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ........................................................................

1

1.2. Tujuan Penelitian ....................................................................

2

1.3. Rumusan Masalah...................................................................

2

1.4. Batasan Masalah .....................................................................

2

1.5. Metode Penelitian ...................................................................

3

1.6. Sistematika Penulisan .............................................................

4

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Worldwide Interoperability for Microwave Access ...............

5

2.2. Fixed Wireless Access (FWA).................................................

5

2.2.2. Fixed Wireless Access Standart..................................

5

2.3. Wireless Local area Network (WLAN) ..................................

6

2.3.1. Standart IEEE 802.11..................................................

8

2.4. Konsep sel ...............................................................................

8

2.5

2.4.1.

Frekuensi reuse ..........................................................

9

2.4.2.

Sektorisasi .................................................................

9

Site Planning……………………………………….. ………

10

vi

2.6. Perhitungan Linkbudget.........................................................

11

2.6.1.Perhitungan Loss..........................................................

11

2.6.1.a.Redaman Hujan.................................. .............

12

2.6.1.b.Redaman Ruang bebas....................... .............

12

2.6.2.EIRP......... .................................................................... ..

14

2.6.3. RSL .............................................................................

14

2.6.4. Fade Margin................................................. ...............

15

2.6.5.Kualitas Transmisi .......................................................

17

BAB III DATA DAN ASPEK PERENCANAAN 3.1. Penentuan daerah layanan.......................................................

17

3.1.1. Jumlah user .................................................................

17

3.1.2. Tipe-tipe user. .............................................................

17

3.1.2.1 Perumahan/residensial.....................................

18

3.1.2.2 Sekolah............................................................

18

3.1.2.3 Perguruan tinggi..............................................

18

3.1.2.4 Industri.............................................................

18

3.1.2.5 Instansi pemerintah..........................................

19

3.1.2.6 Sarana kesehatan..............................................

19

3.2. Membuat keputusan teknologi ...............................................

19

3.2.1 Teknik duplexing.............................................................

20

3.2.2 Teknik akses jamak.........................................................

20

3.2.3 Teknik modulasi………………………………………...

20

3.3. Topologi Jaringan FWA .........................................................

21

3.3.1. Link point to point ......................................................

22

3.4. Pengalokasian frekwensi..........................................................

23

3.4.1. Pengalokasia frekwensi WIFI 2,4 GHz.......................

24

3.4.2. Pengalokasian frekwensi WiMAX ..............................

24

3.5.Menentukan luasan sel ..............................................................

26

3.5.1.

Perhitungan Receive signal level ..................

26

3.5.2.

Perhitungan Free Space Loss ........................

37

vii

BAB IV

BAB V

PERENCANAAN JARINGAN WiMAX DI JOGJAKARTA 4.1. Analisa peta propinsi DIY ......................................................

30

4.1.1 Analisa Peta Kabupaten Sleman.....................................

30

4.1.2 Analisa Peta Kota Yogyakarta..................................... ..

35

4.1.3 Analisa Peta Kabupaten Bantul......................................

36

4.1.4 Analisa Peta Kabupaten Kulonprogo.............................

39

4.1.5 Analisa Peta Kabupaten Gunung Kidul.........................

41

4.2. Analisa kebutuhan kapasitas per sel .......................................

42

4.3. Menentukan tinggi antena.......................................................

47

4.4 Analisa kapasitas perkanal……………………………………

47

4.5. Analisa link budget .................................................................

48

4.5.1 Path loss..................................... ....................................

48

4.5.1.1 Redaman hujan...................................................

48

4.5.1.2 Free space loss..................................... .............

49

4.5.2 Daya pancar..................................... ..............................

50

4.5.3 Receive Signal Level..................................... ................

56

Kesimpulan dan Saran 5.1. Kesimpulan .............................................................................

59

5.2. Saran .....................................................................................

59

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Site Planning.........................................................................

10

Gambar 3.1. Topologi Jaringan Fixed Wireless Access.............................

22

Gambar 3.2. Alokasi frekwensi WiMAX ..................................................

25

ix

DAFTAR TABEL

Tabel

2.1. Kanal pada frekwensi 2,4 GHz .............................................

6

Tabel

2.2. Alokasi frekwensi tiap kanal 2,4 GHz ..................................

7

Tabel

2.3. Persamaan luas sel ................................................................

9

Tabel

3.1. Spesifikasi teknis WiMAX 5,8 GHz.....................................

21

Tabel

3.2. Spesifikasi teknis WiMAX 3,5 GHz.....................................

21

Tabel

3.3. Spesifikasi teknis WIFI 2,4GHz............................................. 21

Tabel

3.4. Parameter WiMAX 5,8 GHz.................................................

Tabel

3.5 Parameter WiMAX 3,5 GHz untuk bandwidth 7 MHz dan

23

14 MHz .................................................................................

23

Tabel

3.6. Alokasi frekwensi tiap-tiap kanal WIFI 2,4 GHz .................

24

Tabel

3.7. Paremeter Link Budget WIFI 2,4 GHz..................................

28

Tabel

4.1. Kebutuhan Troughput per sel................................................

43

Tabel

4.2. Alokasi kanal per sel..............................................................

44

Tabel

4.3 Tinggi antena per sel .............................................................

47

x

DAFTAR SINGKATAN

CS

: Convergence Sublayer

DSSS

: Direct Sequence Spread Spectrum

EIRP

: Effective Isotropically Radiated Power

FWA

: Fixed Wireless Access

FHSS

: Frequency Hopping Spread Spectrum

ISP

: Internet Service Provider

LOS

: Line Of Sight

MAC

: Medium Access Control

MAC CPS

: Medium Access Control Common Part Sublayer

NLOS

: Non Line Of Sight

OFDM

: Orthogonal Frequency Division Multiplexing

OFDMA

: Orthogonal Frequency Division Multiple Access

PHY

: Physical Layer

WLAN

: Wireless Local Area Network

PMTP

: Point to Multipoint

PTP

: Point to Point

RSL

: Receive Signal Level

SNR

: Signal To Noise Ratio

SOM

: System Operating Margin

WiFi

: Wireless Fidelity

WiMAX

: Wireless Interoperability for Microwave Access

WMAN

: Wireless Metropolitan Area Network

xi

DAFTAR ISTILAH Bandwidth Bit Error Rate (BER) Co-Channel interference Coverage Area Coding gain

Eb/No EIRP Fading margin

Fixed wireless access

Free Space Loss

Implemented margin Gain antena

Guard band

Receive Signal Level

Lebar pita frekwensi Rata-rata jumlah bit yang salah jika dibandingkan dengan bit-bit awal Interferensi akibat dari penggunaankanal yang sama Luas area yang ditangani oleh sebuah sel Gain yang ditambahkan karena penggunaan pengkodean tertentu, pada penrapannya anak mengurangi daya pancar dengan kualitas transmisi yang sama. Perbadingan antara daya terima perbit dengan rapat daya noise Besaran yang menyatakan kekuatan daya pancar dari suatu antenna di Bumi Daya yang ditambahkan untuk mengantisipasi redaman yang diakibatkan oleh fading sehingga daya terima berada diatas sensitifitas perangkat penerima. Aplikasi wireless access dimana lokasi dari end user termination dan network access point dihubungkan ke end user secara fixed Adalah redaman yang terjadi di adntara dua antenna pemencar dan penerima dimana pengaruh difraksi, reflaksi, refleksi, absorbsi, maupun bloking dianggap tidak ada Daya tambahan untuk menjaga agar kualitas transmisi yang diharapkan tetap terjaga. Perbandingan daya yang dipancarkan oleh suatu antenna dan daya yang dipancarkan oleh suatu antenna pembandingdengan daya input pada masukan kedua antenna sama besarnya. Band frekwensi yang ditambahkan untuk menghindari terjadinya interferensi antar kanal yang bersebalahan atau antar sistem yang menggunakan kanal yang bersebelahan. Level daya yang diterima di penerima (receiver)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

I.

LAMPIRAN A

: Data kebutuhan per sel di Yogyakarta

II.

LAMPIRAN B

: Flow Chart perencanaan

III.

LAMPIRAN C

: Tinggi antena

IV.

LAMPIRAN D

: Data Perangkat

V.

LAMPIRAN E

: Paramater kanalisasi pada OFDM

VI.

LAMPIRAN F

: Peta perancangan dan peta propinsi DIY

xiii

BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN I . Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang semakin canggih menuntut adanya komunikasi yang tidak hanya berupa voice, tetapi juga berupa data bahkan multimedia. Dengan munculnya internet yang dapat menghubungkan dua komputer atau lebih dengan lokasi yang berlainan negara bahkan benua. Wireless Local Area Network 2,4 GHz merupakan salah satu teknologi akses internet yang relatif lebih praktis dan murah bila dibandingkan dengan kabel atau infrastruktur perusahaan telekomunikasi yang telah ada, sehingga banyak bermunculan warnet-warnet yang lebih memilih akses WLAN 2,4 GHZ dan akan semakin meningkatkan kompetisi antar Penyedia Jasa Internet (PJI). Semakin banyak munculnya perusahaan Internet Services Provider (ISP) atau Penyedia Jasa Internet (PJI) ini merupakan suatu keuntungan dalam hal distribusi informasi tetapi di sisi lain dapat menimbulkan masalah yang serius berupa interferensi karena kepadatan dari jaringan tersebut dengan jumlah kanal frekuensi terbatas. Kondisi tersebut diperparah lagi dengan pengunaan booster untuk mengatasi masalah interferensi dengan tujuan penambahan daya untuk memperkuat kualitas sinyal yang dikirim tetapi hal tersebut justru semakin akan memperparah keadaan karena akan mengganggu sinyal ISP lainnya, sehingga yang terjadi persaingan yang tidak sehat

dan jaringan wireless yang ada semakin tidak beraturan. Hal ini

dikarenakan pada WLAN 2,4 GHZ ini memiliki 11 channel (standar US dan Canada) atau 14 chanel (standar ETSI) dimana jika dilihat dari spasi antar kanal frekuensi hanya 5 MHz secara teori bandwidth transmisi sinyal 11 Mbps tetapi pada kondisi real saat tranmit sinyal membutuhkan bandwidth transmisi sekitar 22 MHz, hal ini akan menimbulkan overlapping antar kanal frekuensi sehingga terjadi interferensi antar kanal frekuensi yang ada. Selain itu timbul permasalahan dengan banyaknya pembangunan menara-menara (towers) oleh masing-masing Internet Services Provider (ISP) menyebabkan ketidaknyamanan khususnya di Daerah Istimewa Yogayakarta yang pendapatan daerah terbesar dari keunikkan banguan objek wisatanya,

sehingga

menara-menara

tersebut

secara

tidak

langsung

dapat

mengganggu dari segi keindahan oleh karena itu perlu adanya penertiban untuk membatasinya.

Tugas Akhir

1

BAB I PENDAHULUAN

Untuk

mengatasi

permasalahan

tersebut

maka

muncul

ide

untuk

merencanakan suatu jaringan internet berupa Wireless Local Metropolitan Area Network (WMAN) dengan menggunakan teknologi Worldwide Interoperabiliy for Microwave Access (WiMAX) yang dapat mencakup seluruh wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dengan metode sistem penataan sel-sel dan membatasi jumlah menaramenara yang ada, sehingga dapat mengurangi adanya interferensi antar ISP serta keindahan obyek wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta tetap terjaga. Perencanaan sel-sel ini mencakup seluruh wilayah daerah Istimewa Yogyakarta, dengan pertimbangan daerah Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki pertumbuhan penduduk yang semakin padat dan kebutuhan akan komunikasi data (internet) juga semakin meningkat.

II . Tujuan Penelitian Tujuan dari perencanaan WMAN ini yaitu untuk membuat penataan sel-sel pada Daerah Istimewa Yogyakarta sehingga lebih teratur dan dapat menjangkau seluruh wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dengan menggunakan standart IEEE 802.16a untuk link antar Backhaul yaitu pada kondisi link point to point line of sight dan standart IEEE 802.16a untuk kondisi link point to point line of sight serta untuk link kearah pelangganakan kita gunakan standart IEEE 802.11b.

III . Perumusan Masalah Adapun rumusan masalah pada tugas akhir ini adalah: 1.

Bagaimana merencanakan sel-sel yang optimal pada wilayah Daerah istimewa Yogyakarta berdasarkan data yang didapatkan di lapangan yang berupa data calon pelanggan di wilayah Daerah istimewa Yogyakarta yang terdiri dari perumahan, sekolah, perguruan tinggi, industri, saran kesehatan, dan instansi pemerintahan. Dimana perencanaan sel akan kita dasarkan pada regulasi IEEE 802.11b di Indonesia.

2.

Bagaimana merencanakan link transmisi dengan point to point line of sight 5,8 GHz untuk menghubungkan antar Back Haul

3.

Bagaimana merencanakan link transmisi sampai ke sisi BTS IEEE 802.11b dengan menggunakan link point to point line of sight 3,5 GHz.

IV . Pembatasan Masalah

Tugas Akhir

2

BAB I PENDAHULUAN

Agar dalam pengerjaan Tugas Akhir ini diperoleh hasil yang optimal, maka masalah akan dibatasi sebagai berikut : 1. Perencanaan

sel

yang

menggunakan

antena

omnidirectional

dengan

pertimbangan masih dalam tahap awal perencanaan yang diasumsikan masih belum padat serta penghematan untuk pengadaan perangkat radio, dan membahas masalah ketinggian dari antena. 2. Frekuensi radio pada 3,5 GHz untuk link point to point line of sight yang menggunakan Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) serta menggunakan frekwensi 5,8GHz untuk link point to point line of sight yang menggunakan Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) untuk back haul dengan pertimbangan berdasarkan coverage yang diinginkan. 3. Optimalisasi

channel

dalam

perencanaan

akan

dilakukan

dengan

menggunakan cellspliting 120° dan untuk daerah yang sangat padat akan kita gunakan cellspliting 60°.

V . Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada tugas akhir ini adalah 1. Studi literature terhadap jurnal-jurnal dan teori mendukung 2. Menetapkan model yang akan digunakan dalam perancangan, model tersebut adalah:

Tugas Akhir

3

BAB I PENDAHULUAN

3. Menetapkan parameter yang dapat membantu dalam perancangan, parameter tersebut sebagai berikut:

IEEE 802.16a

IEEE 802.16a

Operating frequency

3,5 GHz

5,8 GHz

Frequency allocation

2 x 28 MHz

2 x 80 MHz

7 MHz

20 MHz

8

8

23 dBm

20 dBm

Channel Bandwidth Channel available Maximum power transmit

4. Dilakukan analisa secara data dan kondisi real di lapangan untuk perencanaan sel yang akan digunakan pada jaringan Wireless Metropolitan Area Network.

VI . Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut : BAB I

:

PENDAHULUAN Memuat tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian serta sistematika penelitian

BAB II

:

DASAR TEORI Memuat tentang teori Wireless Metropolitan Area Network sistem komunikasi, konsep sel, perhitungan link budget.

BAB III

:

PERANCANGAN SISTEM Memuat tentang pemodelan sistem perencanaan secara keseluruhan termasuk tempat dan waktu penelitian, data, metode analisis, bagan alur analisis.

BAB IV

:

DATA DAN ANALISA Memuat tentang analisa dari perhitungan luas sel, sel pada peta, optimalisasi cluster, sektorisasi antena, komunikasi antar sel, cell splitting

BAB V

:

KESIMPULAN DAN SARAN Memuat tentang kesimpulan hasil perencanaan jaringan Metropolitan

Area

Network

baik

segi

kelebihan

Tugas Akhir

dan

4

BAB I PENDAHULUAN

kekurangan total sistem serta saran-saran untuk pengujian yang akan datang.

Tugas Akhir

5

BAB II DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI

2.1 Worldwide Interoperability for Microwave Access (WiMAX) WiMAX merupakan salah satu teknologi yang mampu memberikan layanan data dengan kecepatan sampai dengan 132 Mbps. Teknologi WiMAX ini menggunakan standart IEEE 802.16 dan 802.16a untuk layanan Fixed Wireless Access (FWA) serta IEEE 802.16e untuk layanan Mobile Wireless Access. WiMAX dengan standard IEEE 802.16 dan 802.16a digunakan untuk layanan Fixed Wireless Access. Standard IEEE 802.16 mampu memberikan kecepatan akses 32 Mbps sampai dengan 132 Mbps, dengan kecepatan seperti ini maka standard IEEE 802.16 dapat digunakan untuk hubungan antar backhaul yang bersifat line of sight (LOS), sedangkan standard IEEE 802.316a mampu memberikan kecepatan akses 17 Mbps sampai dengan 70 Mbps yang akan digunakan untuk link antar sel dalam satu cluster, serta hubungan Base Station sampai kesisi user.

2.2 FIXED WIRELESS ACCESS (FWA) Fixed Wireless Access menurut ITU didefenisikan sebagai aplikasi wireless access dimana lokasi dari end user termination dan network access point dihubungkan ke end user secara fixed. Pada dasarnya wireless local loop (WLL) memiliki kesamaan dengan Fixed Wireless Access (FWA) yaitu pada spektrum frekwensi

yang

diduduki.

Australian

Communication

authority

(ACA)

mendefenisikan Fixed Wireless Access (FWA) sebagai Wireless Local Loop (WLL). WLL merupakan local loop yang menghubungkan pelanggan dan local exchange dengan menggunakan link wireless. WLL didefenisikan sebagai koneksi radio enduser ke jaringan utama, baik berupa Public Switched Telephone Network (PSTN), Integrated Service Digital Network (ISDN), Internet atau local/wide area network. 2.2.1

Fixed Wireless Access Standard

¾ IEEE 802.16a Standard IEEE 802.16a memperluas range yang digunakan pada Fixed Wireless Access. Pada standard ini menggunakan range frekuensi 2-11 GHz Tugas Akhir

5

BAB II DASAR TEORI

untuk physical layernya. Physical layer 802.16a terdiri dari single carrier, Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM). Standard ini akan digunakan untuk membangun link Point to point yang bersifat Line of Sight (LOS) karena pada standard ini menggunakan teknik multiplexing OFDM yang tahan terhadap multipath dan delay spread sehingga akan mampu mengatasi masalah Non Line of Sight (NLOS). 2.3 Wireless Local Area Network (WLAN) Wireless Local Area Network (WLAN) merupakan teknologi nirkabel yang sekarang mulai banyak digunakan di Indonesia, teknologi ini selain murah dapat juga

digunakan sebagai pengganti media kabel. WLAN merupakan

teknologi akses dalam komunikasi data yang menggunakan gelombang UHF (Ultra High Frequency) sebagai media transmisinya

dan dengan modulasi

spread spectrum untuk menambah kapasitas bandwidth dari sinyal informasi yang dikirim. Teknologi spread spectrum terdiri dari Direct Sequences Spread Spectrum (DSSS) dan Frequency Hopping Spread Spectrum (FHSS). Teknologi WLAN memiliki 3 frekwensi kerja yaitu: 915 MHz, 2,4 GHz dan 5,8 GHz. Untuk WLAN pada frekuensi 2,4 GHz memiliki beberapa kanal (chanel) yang dapat digunakan yaitu sebanyak 11 chanel (standar USA dan Canada) dan 13 chanel (non-US), sebagai tambahan frekwensi 2467

untuk chanel 12 dan

frekuensi 2472 pada chanel 13 yang masing-masing kanal dipisahkan spasi sebesar 5 MHz. WLAN 2,4 GHz pada umumnya menggunakan modulasi DSSS yang memiliki bandwidth per chanel sebesar 22 MHz, sehingga pada perangkat WLAN 2,4 hanya terdapat 3 chanel yang tidak saling overlap (US dan Canada) dan 4 chanel pada perangkat non-US.

Tugas Akhir

6

BAB II DASAR TEORI

Tabel 2. 1 Kanal-Kanal pada Frekuensi 2,4 GHz (Onno.2001)

Channel

Channel

Channel

Channel

Channel

Channel

Frekuensi

Frekuensi

Frekuensi

Frekuensi

Frekuensi

ID

USA/Canada

Jepang

Eropa

Prancis

Spanyol

(MHz)

(MHz)

(MHz)

(MHz)

(MHz)

1

2412

-

2412

-

-

2

2417

-

2417

-

-

3

2422

-

2422

-

-

4

2427

-

2427

-

-

5

2432

-

2432

-

-

6

2437

-

2437

-

-

7

2442

-

2442

-

-

8

2447

-

2447

-

-

9

2452

-

2452

-

-

10

2457

-

2457

2457

2457

11

2462

-

2462

2462

2462

Untuk menghindari adanya interfernsi dalam perencanaan WLAN 2,4 GHz dan juga untuk mempermudah dalam penetuan letak kanal-kanal dalam suatu kluster, maka dapat dilihat pada table 2.2 yang memuat frekwensi dari yang terendah sampai yang tertinggi pada masing-masing kanal sebesar 22 MHz.

Tugas Akhir

7

BAB II DASAR TEORI

Tabel 2.2 Alokasi frekwensi tiap-tiap kanal (22 MHz) Channel

Channel Frekwensi

Alokasi Frekwensi tiap pancar (MHz)

ID(t)

F(t) MHz

f(t) – 11 MHz

f(t) + 11 MHz

1

2412

2401

2423

2

2417

2406

2428

3

2422

2411

2433

4

2427

2416

2438

5

2432

2421

2443

6

2437

2426

2448

7

2442

2431

2453

8

2447

2436

2458

9

2452

2441

2463

10

2457

2446

2468

11

2462

2451

2473

12

2467

2456

2478

13

2472

2461

2483

Selain interferensi antar kanal maka yang perlu diperhatikan adalah pemakaian maksimum daya pancar EIRP (Effective Isotropically Radiated Power) dari perangkat WLAN 2,4 GHz yang digunakan yaitu sebesar 1 watt (36 dBm) untuk hubungan point to multi point, sesuai denga keputusan mentri perhubungan tentang penggunaan ISM (Industrial, scientific and medical) untuk keperluan komunikasi data. 2.3.1

Standar IEEE 802.11 Standar IEEE 802.11 mengkhususkan untuk pengembangan teknologi lapisan

fisik dan link Wireless Local Area Network (WLAN) yaitu lapisan 1 dan lapisan 2 (standar 7 lapisan / layers dari International Open Systems). Adapun pada standar 802.11 terdapat enam buah standar yang ada (Humala, 2003), yaitu: a. 802.11a Wireless LAN yang beroperasi pada frekuensi 5 GHz dengan menggunakan teknologi OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplex). b. 802.11b Tugas Akhir

8

BAB II DASAR TEORI

DSSS (Direct Squences Spread Spectrum) pada lapisan fisik dengan transfer data 5.5 sampai 11 Mbps pada 2,4 GHz. c. 802.11e Pengembangan aplikasi LAN dengan Quality of Services (QoS), keamanan dan autentifikasi untuk aplikasi seperti streaming media dan konferensi video. d. 802.11f Rekomendasi praktis untuk multi-vendor access point interoperability melalui inter-access point protocol access distribution system support. e. 802.11g Standar untuk penggunaaan DSSS dengan transfer 20 Mbps dan OFDM 54 Mbps, standar ini backward compatible dengan 802.11b dan bisa dikembangkan sampai lebih 20 Mbps. 2.4 Konsep sel Sel adalah istilah untuk menunjuk daerah cakupan sinyal, idealnya dengan antena omnidirectional, sel akan berbentuk lingkaran, tetapai faktanya belum tentu, ini akan bergantung pada kondisi propagasi pada lingkungan cakupannya. Dalam perencanaan perhitungan luas wilayah cakupan, daerah overlap di sekeliling lingkaran dihilangkan dan diganti dengan garis lurus ditengah-tengah antara

kedua

perpotongannya,

sehingga

dalam

pemodelanya,

bentuk

sel

menggunakan hexagonal. Tabel 2.3 persamaan luas sel Tipe sel

Luas sel

Lingkaran

πR 2

Hexagonal

2,598R 2

2.4.1 Frequency reuse Frequency reuse didefinisikan sebagai menggunakan kembali frekwensi yang sama pada area yang berada diluar jangkauan interferensi yang mungkin timbul karena adanya pengulangan frekwensi. Adanya konsep frequency reuse ini dapat meningkatkan kapasitas sel serta dapat mengurangi adanya co-channel interference. Pada kondisi kasus terburuk, perbandinganantara daya carrier terhadap daya Tugas Akhir

9

BAB II DASAR TEORI

interfernsi (C/I = carrier to interference ratio) harus tetap lebih besar atau sama dengan C/I minimum yang dipersyaratkan sisten yang akan kita bangun. Berdasarkan standart IEEE 802.11b maka besarnya C/I yang dipersyaratkan adalah 18 dB. Akan tetapi jika berdasarkan pada alokasi tiap kanal pada WLAN 2,4 GHZ maka hanya ada 3 kanal yang tidak saling menginterferensi yaitu kanal 1,6,dan 11 maka lebih baik jika kita menggunakan frekwensi reuse 3 dengan demikian maka jumlah sel per kluster adalah 3. 2.4.2 Sektorisasi Sektorisasi adalah pengarahan arah radiasi energi (daya pancar) untuk menjangkau wilayah cakupan. Sektorisasi ini bertujuan untuk peningkatan kapasitas trafik (sectorization gain) Kondisi sektorisasi yaitu ketika antena BTS mengarahkan radiasi (daya pancar) kearah tertentu. Pada sistem sektorisasi, dikenal beberapa jenis sektorisasi, yaitu: a. Sektorisasi 120° (3 sektor) Pada kasus ini setiap sel dibagi dalam 3 sektor dan menggunakan 3 antena directional, dimana masing-masing sektor menggunakan satu frekuensi yang berbeda b. Sektorisasi 60° (6 sektor) Pada kasus ini setiap sel dibagi dalam 6 sektor dan menggunakan 6 antena directional, dimana masing-masing sektor menggunakan susunan frekuensi yang berbeda. 2.5 Site planning Site planning adalah merencanakan jalur sistem komunikasi secara keseluruhan, dalam artian dari pemancar sampai penerima dengan membagi link radio dan merencanakan jumlah serta letak tiap-tiap repeater yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan dimana link akan dibangun. Mementukan letak menara antena pada setiap hop dengan memperhitungkan data path profile untuk setiap hop. Dalam menentukan tinggi menara agar sistem line of sight (LOS) , yang harus diperhatikan adalah mengenai faktor kelengkungan bumi, dimana bisanya k=

4 serta 3

harus mengikuti kaedah LOS seperti gambar 1.1, Tugas Akhir

10

BAB II DASAR TEORI clearance

hg2

RadioTower

hg1 MSL obstacle

MSL A

Radio Tower

Lokasi TX

Lokasi obstacle d2

Lokasi RX

MSL B

d1

Gambar 2.1 Site Planning dimana tinggi koreksi antena h corrected =

0,079 xd1 xd 2 ...........................................................................................(2.1) k

nxd 1 xd 2 …………………………………………..(2.2) fxd dimana clearance = 0,6F + h corrected ........................................................................(2.3)

jari-jari freshnel 1, F1 = 17,3

maka tinggi obstacle maksimum agar sistem LOS, h 3 = h obstacle + clearance .…(2.4) 2.6 Perhitungan Link Budget Untuk mendapatkan sistem komunikasi yang baik, yang perlu dilakukan adalah melakukan perhitungan link (link budget) dari sistem tersebut. Dalam perhitungan link ada beberapa parameter yang perlu diperhatikan diantaranya : perhitungan loss (redaman-redaman), perhitungan EIRP (Equivalent Isotropic Radiated Power), Perhitungan RSL (Receive Signal Level), perhitungan fade margin dan kualitas transmisi. 2.6.1 Perhitungan Loss (Redaman-Redaman) Dalam suatu perencanaan sistem komunikasi perlu diperhatikan redaman yang terjadi di sepanjang lintasan sehingga daya sinyal yang sampai ke penerima dapat dipenuhi sesuai dengan daya yang dipancarkan. Adapun beberapa redaman yang perlu diperhatikan antara lain : redaman propagasi, rugi-rugi konektor dan saluran transmisi. Pada redaman propagasi akan digunakan model free space loss (FSL).

Tugas Akhir

11

BAB II DASAR TEORI

2.6.1.1 Standart IEEE 802.16a Propagasi gelombang radio diatas 1 GHz yang melalui atmosfer tidak hanya melibatkan free space loss tetapi juga beberapa factor penting lainnya, antara lain: 1) kontribusi gas pad atmosfer homogen akibat mekanisme polarisasi resonan dan non resonan, 2) Kontribusi ketidak homogenan atmosfer, dan kontribusi akibat hujan, kabut, debu, asap dan partikel garam di udara. Pada point pertama, hubungan antara propagasi gelombang melalui atmosfer dibawah pengaruh beberapa resonan molecular, seperti uap air (H2O) yang sangat dominant pada frekwensi 22 GHz dan 183 GHz, sedangkan pengaruh oksigen (O2) dominant pada frekwensi 60 GHz dan 119 GHz. Sistem WiMAX dengan standart IEEE 802.16a menggunakan frekwensi 5,8 GHz sehingga pengruh O2 dan H2O dapat diabaikan, jenis gas-gas yang lain seperti N2O, S2O, O3, NO2 dan NH3 tetapi kepadatan di atmosfer kecil, maka pengaruhnya dapat diabaikan. Dengan demikian pada standart IEEE 802.16a dengan frekwensi 5,8 GHz redaman yang turut berpengaruh pada perhitungan link budged adalah redaman hujan dan pengaruh loss pada site hasil perencanaan dengan menggunakan model free space loss (Lfs) dengan penjelasan sebagi berikut: 3.6.1.1a Redaman Hujan (precipitation attenuation) Curah hujan dapat menyebabkan degradasi pada jarak sistem WiMAX. Panjang gelombang pada frekwensi 5,8 GHz akan sama dengan butir-butir air hujan sehingga redaman dapat terjadi.Gelombang radio dengan frekwensi diatas 4 GHz akan mengalami redaman karena daya sinyal oleh air hujan akan mengalami penyerapan oleh air hujan, hal ini disebut redaman hujan (precipitation attenuation). Curah hujan dapat menyebabkan depolarisasi dan mengurangi level sinyal yang diinginkan dan interferensi. Redaman hujan dapat mempengaruhi perencanaan link transmisi. Biasanya daerah cakupan hujan terbatas dan tidak seluruh daerah yang terkena hujan memiliki curah hujan yang rata atau sama. Hal ini dapat dimodelkan dengan menggunakan nilai faktor reduksi (r)yang akan menentukan panjang jejak efektif (Leff) yang terkena hujan.

Tugas Akhir

12

BAB II DASAR TEORI

r=

1 …………………………………………………………(2.5) 1 + (0,045 xL)

Dimana: L merupakan jarak jejak yang sebenarnya Salah satu model pengukuran redaman hujan yang paling diterima adalah menggunakan persamaan empiris, formulasinya adalah: A = axR b (dB/Km)………………………………………………………..(2.6)

Parameter a dan b merupakan fungsi dari frekwensi, temperature hujan, dan polarisasi. Jenis polarisasi yang digunakan adalah polarisasi vertical dan horizontal. Nilai a dan b yang tertera hanya berlaku untuk curah hujan dengan prosentase hujan 0,01%. Nilai curah hujan dapat diukur di daerah lokal dimana pengukuran akan dilakukan, akan tetapi apabila hal tersebut tidak dapat dilakukan maka dapat diperkirakan nilainya dengan melihat peta yang telah dibagi 14 derah hujan. Jarak daerah hujan tidak selalu sama, maka dapat disimpulkan suatu nilai yang menyatakan nilai redaman efektif yang merupakan redaman yang dihasilkan pada jarak tersebut dengan rumus Aeff = A x L x r (dB)……………………………………………………...(2.7) Indonesia terlatak di daerah hujan P, nilai curaj hujan yang dikeluarkan oleh CCIR adalah R = 145 mm/hr. 2.6.1.1b Redaman Ruang Bebas (Free Space Loss) Redaman ruang bebas didefinisikan sebagai yang terjadi pada ruang bebas di antara dua buah antena isotropis (pemancar dan penerima) dimana pengaruh dari difraksi, refraksi, refleksi, absorbsi maupun bloking dianggap tidak ada. Besarnya redaman ruang bebas secara matematis dapat dihitung dengan rumus : Lfs =

Pt .........................................................................................................(2.8) Pr

Besarnya rapat daya F pada tempat-tempat yang berjarak d dari antena isotropis dengan daya pemancar Pt adalah : F=

Pt ...................................................................................................(2.9) 4.π .d 2

Tugas Akhir

13

BAB II DASAR TEORI

Jika luas tangkap (aperture) antena isotropis adalah

λ2 , dimana λ adalah 4.π

panjang gelombang sinyal, maka besarnya daya yang ditangkap oleh antena penerima adalah :

λ2 Pr = F. 4.π Pt λ2 = 4.π .d 2 4.π = Pt ⎛⎜ λ ⎞⎟ .......................................................................................(2.10) ⎝ 4.π .d ⎠ Jadi besarnya redaman ruang bebas adalah : Lfs = =

Pt Pr Pt ⎛ λ ⎞ Pt ⎜ ⎟ ⎝ 4.π .d ⎠

⎛ 4.π .d ⎞ =⎜ ⎟ ⎝ λ ⎠

2

2

Karena λ = c/f dengan c adalah cepat rambat gelombang cahaya di ruang hampa (3x108 m/dt), maka besarnya redaman ruang bebas menjadi : Lfs = 10 log

4.π .d . f λ .c

Lfs = 20 log

4.π + 20 log d + 20 log f c

= 32,5 + 20 log d + 20 log f ...............................................................(2.11) dimana : Lfs = redaman ruang bebas (dB) d

= jarak antara antena pemancar ke antena penerima (km)

f

= frekuensi (MHz)

Tugas Akhir

14

BAB II DASAR TEORI

2.6.2

EIRP (Equivalent Isotropic Radiated Power) EIRP merupakan besaran yang menyatakan kekuatan daya pancar dari suatu

antena di bumi. Atau dapat dikatakan EIRP itu merupakan perkalian antara daya RF dengan gain suatu antena. Dimana EIRP dapat dihitung dengan rumus berikut : EIRP = RSL + Lpath - GRX + (LKT + LCT)……………………………..(2.12) Keterangan : EIRP = Daya pancar (dBW) GRX

= Gain antena (dB)

Lpath = Redaman lintasan

2.6.3

LKT

= Redaman feeder transmitter (kabel)

LCT

= Redaman branching transmitter (konektor)

RSL (Receive Signal Level) Receive Signal Level merupakan level daya yang terjadi pada receiver.

Persamaan dari receive signal level adalah : RSL = PTX + GTX – (LKT + LCT) – Lpath + GRX – (LCR + LKR)………….(1.13) Dimana : PTX = daya transmitter GTX = gain antena transmitter LKT = loss kabel transmitter LCT = loss konektor transmitter Lpath= redaman lintasan propagasi GRX = gain antena penerima LCR = loss konektor receiver LKR = loss kabel receiver Redaman propagasi disesuaikan dengan standart yang digunakan. Sedangkan untuk perhitungan RSL pada Standart IEEE 802.16a dengan adanya penambahan redaman hujan atau precipitation attenuation karena frekwensi kerja standart tersebut cukup tinggi sehingga pengaruh redaman harus diperhatikan, sedangkan WLAN redaman hujan dapat diabaikan.

Tugas Akhir

15

BAB II DASAR TEORI

2.6.4 Fade Margin Fade margin adalah perbedaan antara besarnya sinyal pada receiver (RSL) dengan sinyal minimum yang ditentukan oleh suatu perangkat. Kondisi fade margin yang baik adalah lebih besar dari 10dB. Besarnya fade margin dapat dihitung dengan persamaan : Fade margin = RSL – Receiver threshold ……………………………...(2.14) 2.6.5 Kualitas Transmisi Ukuran dari kualitas layanan pada sisi penerima untuk sistem digital adalah BER (Bit Error Rate). BER menunjukkan perbandingan kesalahan bit dengan keseluruhan bit pada penerima. Jika BER tidak memenuhi standar minimum maka kualitas yang diterima akan sangat tidak baik. Untuk menentukan Eb/No dapat dihitung dengan menggunakan grafik yang menghubungkan antara BER yang disyaratkan dengan jenis modulasi yang digunakan ⎛ Eb ⎞ ⎛ Eb ⎞ =⎜ − Codinggain + IM …………………………………..(2.15) ⎜ ⎟ ⎟ ⎝ No ⎠ coding ⎝ No ⎠ noncoding C ⎛ Eb ⎞ ⎛ ⎛ m ⎞⎞ =⎜ ⎟ ⎟⎟ …………………………………………………...(2.16) ⎟ + ⎜⎜10 log⎜ N ⎝ No ⎠ ⎝ ⎝1+ α ⎠⎠ Dimana: m : level modulasi yang digunakan α : roll of faktor Dalam penentuan kualitas transmisi maka yang harus kita perhatikan adalah Receive Signal Level (RSL) hasil perancangan harus lebih besar daripada sensitifitas perangkat yang kita gunakan. Untuk penentuan daya pancar Transmitter dapat dugunakan PT =

C - GT - GR -204 + LTX + LRX + Lfs + Lhujan + NF + 10 log (BW) + FM….(2.17) N

Dan untuk menentukan RSL hasil perancangan maka digunakan RSL RANCANG = PT + GT + GR – Lfs –Lhujan – LTX - LRX ………………………...(2.18)

Tugas Akhir

16

BAB III Data dan Aspek Perencanaan

BAB III DATA DAN ASPEK PERENCANAAN Perencanaan jaringan WiMAX akan meliputi tahapan perencanaan seperti berikut: 1. Menentukan daerah layanan berdasarkan data persebaran dan kebutuhan bit rate calon pelanggan yang potensial akan menggunakan layanan WiMAX yang akan dibangun. 2. Aspek teknologi yang akan diambil 3. Pengalokasian frekwensi pada sistem WiMAX 4. Perencanaan daerah layanan 5. Menentukan link budget Analisis performansi dilakukan terhadap daerah cakupan, kapasitas jaringan, BER dan availability. Apabila sistem ini dilakukan ditempat lain maka perencanaan dilakukan dengan cara yang sama tetapi disesuaikan dengan daerah yang bersangkutan. 3.1 Penentuan Daerah Layanan Perencanaan jaringan WiMAX ini dilakukan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk mempermudah perencanaan maka kita tetapkan bahwa pelanggan primer adalah pelanggan perumahan. Di propinsi DIY, perumahan tersebar di seluruh kota Yogyakarta, serta di kabupaten Sleman,

kabupaten Bantul dan kabupaten

Kulonprogo dimana di ketiga kabupaten tersebut perumahan berada di perbatasan antara ketiga kabupaten tersebut dengan kota Yogyakarta. 3.1.1 Jumlah User Faktor kunci selanjutnya dalam menentukan cakupan daerah layanan adalah jumlah dan kepadatan user tersebut. Jumlah user (berkaitan dengan pola pemakaian) akan mempengaruhi besar bit rate yang dibutuhkan untuk melayani kebutuhan dari user yang bersangkutan. Jumlah user pada area layanan dapat mempengaruhi jumlah kanal yang harus dialokosikan per sel untuk melayani semua user yang terjangkau pada sel yang bersangkutan

Tugas Akhir

17

BAB III Data dan Aspek Perencanaan

3.1.2 Tipe-Tipe User Faktor jenis-jenis aplikasi user yang dipakai selama melakukan koneksi akan menentukan perkiraan besarnya bit rate yang akan dialokasikan dalam satu luasan sel dimana pola pemakaian akan berbeda-beda untuk setiap tempat / lokasi. Hal

yang

perlu kita tentukan / perhatikan adalah besar bit rate yang dibutuhkan untuk melayani user dengan pemakaian aplikasi yang paling banyak digunakan pada tempat tersebut, dengan kapasitas yang cukup untuk mendapatkan performansi yang baik Berikut ini akan diberikan beberapa ilustrasi dari implementasi jaringan yang akan kita bangun di beberapa jenis lokasi area pelayanan, yang dipengaruhi oleh jumlah dan tipe-tipe user. 3.1.2.1. Perumahan/Residensial Pelanggan perumahan yang akan masuk dalam calon pelanggan adalah pelanggan dengan tingkat ekonomi yang tinggi yaitu pada lokasi perumahan dengan tipe perumahan tipe 70 keatas, penentuan ini didasrakn pada data dari dinas Pemukiman dan prasarana wilayah yang menggolongkan tipe 70 keatas adalah mewah. Kebanyakan perumahan biasanya hanya membutuhkan bandwidth yang relative kecil. Aplikasi yang biasa dipakai mungkin adalah web surfing, e-mail, chatting online, down load, multi player games dan aplikasi-aplikasi yang tidak memerlukan bit rate yang besar. Koneksi internet dengan bitrate 32 Kbps adalah sudah cukup. 3.1.2.2 Sekolah Untuk pelanggan dengan tipe sekolah, biasanya yang terpenting adalah dapat dikoneksikan dengan banyak computer. Aplikasi yang biasa dipakai adalah web surfing, e-mail, down load, aplikasi pendidikan, akses intranet sekolah dan aplikasiaplikasi yang tidak memerlukan bit rate yang besar. Koneksi dengan 64 kbps adalah sudah cukup. 3.1.2.3 Perguruan tinggi Untuk pelanggan yang berupa perguruan tinggi aplikasi yang biasa digunakan yaitu: web surfing, chatting online, e-mail, down load, streaming video, educational web, dan akses intranet kampus. Koneksi dengan asumsi tiap progaran studi 64 Kbps adalah sudah cukup.

Tugas Akhir

18

BAB III Data dan Aspek Perencanaan

3.1.2.4 Industri Untuk pelanggan yang berupa industri, maka kita golongkan pada industri besar dan industri sedang. Untuk kedua industri ini yang membedakan adalah di jumlah karyawan yang secara otomatis akan mempengaruhi besarnya bit rate yang akan digunakan oleh industri yang bersangkutan. Aplikasi yang biasa digunakan web surfing, aplikasi bisnis, e-mail, down load, dan akses intranet perusahaan. Maka untuk industri besar maka 128 kbps dan industri sedang 64 kbps adalah sudah cukup. 3.1.2.5 Instansi pemerintah Untuk pelanggan pemerintahan maka kita akan golongkan untuk pemerintah dengan kantor yang terpusat dan tersebar. Untuk kantor yang terpusat biasanya terdiri dari puluhan kantor.

Aplikasi yang digunakan adalah web surfing, aplikasi e-

goverment, e-mail, down load, dan akses intranet kantor. Untuk kantor yang terpusat maka akan tergantung pada jumlah kantor yang ada di komplek perkantoran tersebut. Dengan asumsi setiap komputer yang diberikan kecepatan 10kbps maka didapatkan untuk pemerintah propinsi Yogyakarta 1Mbps, pemerintah Kota Yogyakarta 1Mbps, pemerintah Kabupaten Sleman 512 kbps, pemerintah Kabupaten Bantul 256, pemerintah Kabupaten Kulon Progo 512 kbps, pemerintah Kabupaten Gunung Kidul 256 kbps. Sedangkan untuk pemerintahan yang tersebar, 64 kbps adalah cukup. 3.1.2.6 Sarana kesehatan Untuk sarana kesehatan akan digolongkan pada dua yaitu Rumah sakit dan puskesmas. Layanan yang digunakan adalah web surfing, aplikasi e-goverment, email, down load, dan aplikasi pelaporan kesehatan. Untuk rumah sakit 128 kbps dan puskesmas 64 kbps adalah cukup. Data mengenai jumlah calon pelanggan, kebutuhan bandwidth tiap calon pelanggan, dan persebaran calon pelanggan akan dirangkum dalam bentuk data perkecamatan dan akan ditabelkan di lampiran A. 3.1.3 Perhitungan jumlah pelanggan Berdasarkan pada data calon pelanggan yang didapat, maka dilakukan estimasi jumlah pelanggan hingga 5 tahun kedepan sehingga hasil perancangan dapat digunakan untuk 5 tahun kedepan. Perkiraan jumlah pelanggan dapat didentukan dengan persamaan :

Tugas Akhir

19

BAB III Data dan Aspek Perencanaan

∑pelanggan =Lp=Ls+nFp…………………………………………………………(3.1) dimana: Lp : Jumlah prediksi pelanggan pada tahun ke n Ls : Jumlah pelanggan pada tahun pertama n : Jumlah tahun prediksi Fp : Faktor pertumbuhan pelanggan Untuk pelanggan perumahan maka akan ada faktor penetrasi, dalam hal ini akan diadopsi ketentuan dari CISCO SYSTEM dimana untuk awal perencanaan akan ditetapkan faktor penetrasi sebesar 15%. 3.2 Aspek Teknologi Ada 4 spesifikasi teknis yang harus diperhatikan dalam suatu sistem yaitu: 1) teknik duplexing, 2) teknik multiplex, 3) teknik akses jamak, dan 4) teknik modulasi.

3.2.1 Teknik Duplexing Proses duplexing merupakan proses transmit atau receive, diharapkan terjadi secara simultan dan berguna untuk pemisahan transmisi arah uplink dan downlink. Proses duplexing terbagi menjadi dua yaitu Frequency Division Duplex (FDD) atau Time Division Duplex (TDD). Untuk Back Haul WiMAX dengan frekwensi kerja 5,8 GHz digunakan TDD, sedangkan untuk back haul WiMAX dengan frekwensi kerja 3,5 GHz dan WLAN digunakan FDD, FDD disebut juga full duplex sehingga membutuhkan 2 kanal operasi yang terpisah. Satu kanal digunakan untuk transmisi downlink dan kanal lainnya digunakan untuk transmisi uplink. Pada teknik FDD, frekwensi untuk transmit berbeda dengan frekwensi untuk receive.

3.2.2 Teknik Multiplex multiplexing digunakan untuk mentransmisikan beberapa sinyal melalui suatu fasilitas transmisi yang ada, seperti kabel atau radio. Teknik multiplex yang digunakan untuk Backhaul WiMAX 5,8 GHz dan WiMAX 3,5 GHz adalah OFDM (Orthogonal Frekwensi Division Multiplexing) dimana data dikorimkan secara pararel dengan menggunakan beberapa sub carier yang saling orthogonal secara simultan.

Tugas Akhir

20

BAB III Data dan Aspek Perencanaan

3.2.3 Teknik Akses Jamak Teknik akses jamak merupakan teknik yang digunakan untuk mengatur para pemakai dalam mengakses suatu kanal transmisi. Teknik akses jamak yang digunakan untuk Back Haul WiMax 5,8 GHz adalah TDMA, dan Back Haul WiMAX 3,5 GHz adalah FDMA

3.2.4 Teknik modulasi Modulasi adalah suatu cara menumpangkan sinyal info dalam parameterparameter sinyal pembawa (amplitude, frekwensi atau phasa). Modulasi secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu modulasi digital dan analog. Dalam WiMAX akan di gunakan modulasi berdasarkan standart IEEE 802.16a yaitu menggunakan BPSK, QPSK,

16 QAM atau 64 QAM. Pemilihan jenis modulasi akan kita tentukan

berdasarkan troughput yang dibutuhkan pada perancangan yang disesuaikan dengan kebutuhan kecepatan akses total dari pelanggan.

Tabel 3.1 Spesifikasi Teknis Sistem WiMAX 5,8 GHz Parameter Teknis Untuk Backhaul Teknik Duplex

TDD

Teknik Multiplexing

OFDM

Teknik Akses Jamak

TDMA

Modulasi Availability BER

BPSK, QPSK, 16 QAM, 64 QAM 99,99% 10-6

Tugas Akhir

21

BAB III Data dan Aspek Perencanaan

Tabel 3.2 Spesifikasi Teknis Sistem WiMAX 3,5 GHz Parameter Teknis Untuk Backhaul Teknik Duplex

FDD

Teknik Multiplexing

OFDM

Teknik Akses Jamak

TDMA

Modulasi

BPSK, QPSK, 16 QAM, 64 QAM 99,99%

Availability

10-6

BER

Tabel 3.3 Spesifikasi Teknis system Wifi 2,4 GHz Parameter Teknis untuk link ke User (WLAN) Teknik Duplex

FDD

Teknik Multiplexing

TDM

Teknik Akses Jamak

DSSS-CDMA

Modulasi

BFSK

Availability

99,99% 10-7

BER

3.3 Topologi Jaringan FWA Pada jaringan FWA yang akan direncanakan dapat dikelompokkan kedalam dua kategori utama, yaitu point-to-point, dan point-to-multipoint

Tugas Akhir

22

BAB III Data dan Aspek Perencanaan

Gambar 3.1 Topologi Jaringan Fixed Wireless Access

Pada gambar diatas terdapat link point-to-point yang akan dijadikan sebagai backhaul, dengan menggunakan antena directional pada kedua base station yang menghubungkan link point-to-point. Sedangkan topologi point-to-multipoint, jaringan terdiri dari beberapa base station, tiap base station dihubungkan ke beberapa user 3.3.1 Link Point to Point Link Point to Point pada jaringan Fixed Wireless Access merupakan link yang menghubungkan secara end to end antena pemancar dan penerima. Pada perencanaan ini, untuk membangun link Point to Point atau untuk menghubungkan antar centre cell digunakan standard IEEE 802.16a dengan frekwensi kerja 5,8 GHz dengan kondisi line of sight (LOS), dan untuk menghubungkan antara centre cell dengan sel yang dibawahinya digunakan standart IEEE 802.16a dengan frekwensi kerja 3,5 GHz pada kondisi line of sight (LOS). Berikut adalah parameter yang digunakan dalam perencanaan ini sesuai dengan standard IEEE 802.16a 5,8 GHz

Tugas Akhir

23

BAB III Data dan Aspek Perencanaan

Tabel 3.4 parameter WiMAX 5,8 GHz Parameter

Standard IEEE 802.16a

Frekuensi Kerja

5,8 GHz

Alokasi Bandwidth

2 X 40 MHz

Bandwidth Kanal

20 MHz

Bit Rate per kanal

72 Mbps

Jumlah Kanal

2

Maximum Power Transmit

20 dBm

RX sensitivity

-86dBm

EIRP maximum

36 dBm

Berikut adalah parameter yang digunakan dalam perencanaan ini sesuai dengan standard IEEE 802.16a 3,5 GHz Tabel 3.5 parameter WiMAX 3,5 GHz untuk bandwidth kanal 7 MHZ dan 14 MHz Parameter Frekuensi Kerja

Standard IEEE 802.16a 3,5 GHz

3,5 GHz

2 X 21 MHz

2 X 28 MHz

7 MHz

14 MHz

3

2

Bit Rate per kanal

35 Mbps

70 Mbps

Maximum Power Transmit

23 dBm

23 dBm

RX sensitivity

-88dBm

-88 dBm

EIRP maximum

36 dBm

36 dBm

Alokasi Bandwidth Bandwidth Kanal Jumlah Kanal

Pada perencanaan ini akan dipilih modulasi yang sesuai jarak dan throughput yang dibutuhkan. 3.4 Pengalokasian frekwensi Pengalokasian frekwensi sangat diperlukan agar sistem yang dibangun tidak akan saling menginterferensi satu sama lain, baik interinterferensi maupun intrainterferensi. Adapun alokasi frewensi pada tugas akhir ini selain untuk menghindari adanya intrainterferensi juga dapat digunakan untuk melakukan

Tugas Akhir

24

BAB III Data dan Aspek Perencanaan

penataan frekwensi di Daerah Istimewa Yogyakarta agar faktor interinterferensi dapat ditekan seminimal mungkin. 3.4.1 Pengalokasian frekwensi WIFI 2,4 GHz Untuk menghindari adanya interferensi dalam perencanaan WLAN 2,4 GHz dan juga untuk mempermudah dalam penentuan letak kanal-kanal dalam suatu kluster, maka dapat dilihat pada tabel 3.5 yang memuat frekwensi dari yang terendah sampai yang tertinggi pada masing-masing kanal sebesar 22 MHz. Tabel 3.6 Alokasi frekwensi tiap-tiap kanal (22 MHz) Channel

Channel Frekwensi

ID(t)

f(t) MHz

f(t) – 11 MHz

f(t) + 11 MHz

1

2412

2401

2423

2

2417

2406

2428

3

2422

2411

2433

4

2427

2416

2438

5

2432

2421

2443

6

2437

2426

2448

7

2442

2431

2453

8

2447

2436

2458

9

2452

2441

2463

10

2457

2446

2468

11

2462

2451

2473

12

2467

2456

2478

13

2472

2461

2483

Alokasi Frekwensi tiap pancar (MHz)

3.4.2 Pengalokasian Frekwensi Sistem WiMAX Acuan yang digunakan oleh penulis adalah spektrum frekwensi yang digunakan di Asia pasifik.

Tugas Akhir

25

BAB III Data dan Aspek Perencanaan

Gambar 3.2 Alokasi frekwensi WiMAX Untuk alokasi frekwensi pada 3,4 – 3,5 GHz maka akan digunakan aturan dimana untuk Time Division Duplex (TDD) akan menggunakan channel width 3,5 MHz dan untuk Frequency Division Duplex (FDD) kita akan menggunakan channel width 7MHz. Sedangkan untuk 5,8 GHz kita akan menggunakan Time Division Duplex (TDD) dengan channel width 20 MHz. Dalam perancangan ini mengacu pada standart yang akan diajukan dimana EIRP point to point maksimal 4 Watt atau sebesar 36 dBm. 3.5 Menentukan luasan sel Untuk memudahkan penghitungan luasan sel maka kita akan menggunakan antenna omnidirectional dengan asumsi user masih belum banyak dan kapasitas kanal masih cukup. Untuk melakukan penghitungan luasan sel ini maka ketentuan yang harus diperhatikan adalah: 1. SOM (System operating margin), adalah suatu margin sistem operasi agar aman dari gangguan radio seperti fading, dan multipath. Agar sistem dapat bekerja dengan baik maka sebaiknya SOM minimal sebesar 15 dB (Purbo.O.W), yang lebih dikenal sebagai fading margin (www.waverider.com). 2. EIRP (Effective Isotropically Radiated Power), merupakan ukuran besarnya radiasi pancaran dari antenna yang diukur dalam dBm. Besarnya

Tugas Akhir

26

BAB III Data dan Aspek Perencanaan

nilai EIRP untuk komunikasi dari satu titik kebanyak titik atau point to multipoint adalah maksimal 1 watt atau 30 dBm. 3. Receiver Sensitivity (RX Sensitivity), kepekaan suatu perangkat pada sisi penerima yang dijadikan ukuran threshold dalam menentukan margin sistem (SOM). Sensitifitas radio IEEE802.16b pada umumnya RX sensitifitasnya antara -78dBm sampai dengan -85 dBm @ 11 Mbps 4. Transmitting Power (TX Power), merupakan daya output dari antenna pemancar yang besarnya dibatasi antara 15 dBm (31,6 mwatt) sampai dengan 20 dBm (100mwatt). Langkah yang harus dilakukan dalam melakukan perhitungan luas sel adalah: o Menghitung Receiver Signal Level (RSL) o Menghitung Free space Loss (FSL) o Menghitung jarak (d Km) 3.5.1 Perhitungan Receiver Signal Level (RSL) Untuk menghitung RSL dapat menggunakan persamaan SOM (Purbo.O.W) atau www.waverider.com sebagai berikut: SOM = Rx Signal Level (RSL) – RxSensitivity Atau dapat pula FadeMargin = RxSignalLevel (RSL) – RxTreshold Maka, RxSignalLevel(RSL) = SOM – RxSensitivity = 15dB + (-80dBm) = -65dBm maka RSL = -65 dBm 3.5.2 Perhitungan Free Space Loss (Lfs) Ada beberapa hal; yang perlu kita perhatikan dalam menghitung nilai Free Space Loss (Lfs) pada WLAN 2,4 GHz karena dibutuhkan pemilihan data gain antenna pada sisi peneriama yang dibatasi dengan ketentuan EIRP point to multipoint ≤ 30dBm dan TxPower antara 15 dBm (30mW) sampai dengan 20dBm(100mW). Adapun data loss untuk kabel dan konektor untuk mencari besarnya gain antenna yang dibutuhkan adalah sebagai berikut: (Purwo.O.W) o Loss Konektor antara (0,3 – 0,5) dB o Loss Kabel (per meter)

Tugas Akhir

27

BAB III Data dan Aspek Perencanaan

RG 58 = 1 dB

RG213 = 0,6 dB

RG174 = 2 dB

Aircom = 0,21 dB

AirCell = 0,3 dB

LMR400 = 0,22 dB

Untuk meminimalkan total loss yang ada maka dipilih penggunaan kabel yang attenuasinya paling kecil yaitu LMR400. Apabila digunakan kabel yang panjangnya 20 meter maka dengan loss konektor 0,5 dB maka total loss adalah 4,9 dB ≈ 5 dB. Setelah nilai loss diketahui maka harus dipilih besar gain antenna pemencar (Tx Gain) yamg nilainya dibatasi oleh nilai EIRP point to point sebesar 30 dBm dan TxPower 15 sampai 20 dBm (IEEE 802.11b), maka digunakan TxPower 20 dBm dengan gain antenna omni sebesar 15 dBi. EIRP(dBm) = TxPower(dBm) + GainTx (dBi) + (LCR + LKR) (dB) 30dBm = 20 dBm + GainTx – 5 dB GainTx = 30dBm – 20dBm + 5dB = 15dBi Untuk menghitung Free Space Loss (LFS) dapat dihitung dengan data-data sebagai berikut: o EIRP = 30dBm o RSL = -65dBm o Gain antenna Rx = 20 dBi o (LKR + LCR) = 5dB maka: Lfs (dB) = EIRP – RSL + GainRx – (LKR + LCR) = 30 - (- 65) + 20 – (5) = 110dB Maka didapat nilai Free Space Loss (Lfs) sebesar 110 dB Free Space Loss dihitung dengan menggunakan gain antenna receiver 20 dBi agar dapat mencapai daerah yang lebih jauh dibandingkan dengan gain antenna yang nilainya lebih kecil Maka perhitungan jarak maksimal dari WLAN adalah: Lfs(dB) = 32,5 + 20logd(km) + 20 logf(MHz) Logd(km) =

Lfs (dB) − 20 log f ( MHz ) − 32,5 20 Tugas Akhir

28

BAB III Data dan Aspek Perencanaan

Jarak d(km) = 10

Lfs (dB) − 20 log f ( MHz ) − 32,5 = 10 0,495 = 3,124km ≈ 3km 20

Maka dengan radius sel sejauh 3 km dapat dihitung luas dari sel tersebut dengan menggunakan persamaan: Luas sel = 2,598(3)2 = 23,38 km2 Adadapun analisa perhitungan untuk mencari luas satu sel pada perencanaan WLAN 2,4 GHz dengan menggunakan omni directional 15 dBi dapat dilihat pada tabel 3.7 Tabel 3.7

Parameter Link Budget WIFI 2,4 GHz No

1.

Parameter Link Budged

System Operating Margin (SOM) atau

Nilai

Hasil

15 dB

fade margin 2.

Rx Sensitifity

-80 dBm Rx Signal Level (RSL)

-65 dBm

15 dBi

3.

Gain Antena Tx

4.

TxPower

5.

Loss Konektor (LKR)

6.

Loss kabel (meter)

20 dBm (0,3-0,5)dB 4,4dB 30dBm

7.

RxSignal Level (RSL)

8.

Gain Rx

-65dBm 20dBi

Free Space Loss (Lfs)

9

Frekwensi

110 dB

2400 MHz

10. Free Space Loss (Lfs)

20dBi Jarak (d)

11. Jarak (d)

3 km

3km Luas sel

23 .38 km2

Tugas Akhir

29

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

BAB IV PERENCANAAN JARINGAN WiMAX DI YOGYAKARTA

4.1 Analisa Peta Propinsi Derah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta terletak pada 7° 33’- 8° 15’ lintang selatan dan 110° 5’- 110° 50’bujur timur dengan luas daerah 3185,81 km2 . Pada perencanaan ini maka akan dilakukan perencanaan perkabupaten dan kota madya dengan tujuan untuk menertipkan penggunaan frekwensi 2,4 GHz agar pengaruh interferensi dapat ditekan seminimal mungkin sehingga jaringan yang kita bangun akan memiliki performansi seperti yang diharapkan. 4.1.1 Analisa Peta Kabupaten Sleman Daerah kabupaten Sleman terletak pada 7° 34’ 51”- 7° 47’ 3” lintang selatan dan 107° 15’3”- 110° 29’30” bujur timur dengan luas daerah 574,82 km2 . Daerah di kabuaten Sleman banyak terdapat pemukiman dan industri menengah dan besar,sehingga dalam penentuan daerah layanan kita akan memperhitungkan pada kebutuhan bandwidth per sel yang faktor terbesarnya adalah perumahan dan industri. Untuk menjangkau seluruh kabupaten sleman maka kita akan memerlukan 23 sel, adapun pembagian daerahnya adalah: 1. Sel Sleman 1 Tower pada daerah ini terletak pada 7°39’2” LS dan 110°18’22” BT. Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau Industri, sekolah, Instansi pemerintah dan sarana kesehatan di daerah Tempel. Sel ini akan mencakup desa Lumbung rejo, Margorejo, Mororejo, Pondok rejo dan Sumber rejo. 2. Sel Sleman 2 Tower pada daerah ini terletak pada 7°39’2” LS dan 110°21’10” BT. Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau Industri, sekolah, perumahan, Instansi pemerintah dan sarana kesehatan di daerah Turi, dan sekolah di kecamatan tempel. Sel ini akan mencakup desa Lumbung rejo, Margorejo, Trihargo, Trimulyo, Donokerto, merdikorejo, Bangunkerto. 3. Sel Sleman 3 Tower pada daerah ini terletak pada 7°39’2” LS dan 110°23’5” BT. Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah di daerah Turi, sekolah dan sarana Tugas Akhir 30

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

kesehatan di daerah Pakem. Sel ini akan mencakup desa Donokerto, Purwobinangun, Candi binangun dan Harjo binangun. 4. Sel Sleman 4 Tower pada daerah ini terletak pada 7°39’2” LS dan 110°26’45” BT. Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah di daerah Pakem, sekolah dan sarana kesehatan dan instansi di daerah Cangkringan. Sel ini akan mencakup desa Pakem binangun, Argomulyo, Wukirsari Umbulharju, dan Kepuh Harjo. 5. Sel Sleman 5 Tower pada daerah ini terletak pada 7°41’27,5” LS dan 110°16’50” BT. Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah dan sarana kesehatan di daerah Tempel, dan sarana kesehatanm di daerah Sayegan. Sel ini akan mencakup desa Tambak Rejo, Sumber Rejo, Banyu Rejo, Margo Agung, Margo Katon, Sendang Sari, Sendang Rejo. 6. Sel Sleman 6 Tower pada daerah ini terletak pada 7°41’27,5” LS dan 110°19’42,5” BT. Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah di kecamatan Sleman. Sekolah dan industri di kecamatan Mlati. Sekolah di kecamatan Tempel. Sel ini akan mencakup desa Tambak Rejo, Moro Rejo, Catur Harjo, Triharjo, Moroagung, Sumberadi, Tridadi. 7. Sel Sleman 7 Tower pada daerah ini terletak pada 7°41’27,5 LS dan 110°22’30” BT. Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah, Industri, sarana kesehatan di kecamatan Sleman, sekolah, pereumahan di daerah Ngaglik. Perumahan di kecamatan Turi. Sel ini akan mencakup desa Donokerto, Purwobinangun, Trimulyo, Donoharjo, Pandowoharjo, Sardonoharjo. 8. Sel Sleman 8 Tower pada daerah ini terletak pada 7°41’27,5 LS dan 110°25’17,5” BT. Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah, instansi di kecamatan Pakem, perumahan di kecamatan Ngaglik, perumahan di kecamatan Turi. Sel ini akan mencakup desa Candibinangun, Pakembinangun, Harjobinangun, Sukoharjo, Umbulmartani.

Tugas Akhir 31

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

9. Sel Sleman 9 Tower pada daerah ini terletak pada 7°41’27,5 LS dan 110°28’5” BT. Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah, instansi, sarana kesehatan di kecamatan Ngemplak, sarana kesehatan di kecamatan Cangkringan. Sel ini akan mencakup desa Widomartani, Umbulmartani, Argomulyo, Sindumartani, Bimomartani. 10. Sel Sleman 10 Tower pada daerah ini terletak pada 7°43’52,5” LS dan 110°15’35” BT. Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah, instansi, sarana kesehatan di kecamatan Minggir, sekolah di kecamatan Ngemplak Sel ini akan mencakup desa Sendangmulyo, Sendangarum, Sumberagung, Sidorejo, Sendangagung, Sendangsari, Sendang rejo, Margokaton. 11. Sel Sleman 11 Tower pada daerah ini terletak pada 7°43’52,5” LS dan 110°18’22,5” BT. Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau perumahan di kecamatan Mlati, sekolah, sarana kesehatan, instansi di kecamatan Sayegan, sentra industri di kecamatan Srandakan. Sel ini akan mencakup desa Margokaton, Margoagung, Margodadi, Margoluwih, Tirtoadi, Tlogoadi, Sumberadi. 12. Sel Sleman 12 Tower pada daerah ini terletak pada 7°43’52,5” LS dan 110°21’10” BT. Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau industri di kecamatan Gamping, sekolah di kecamatan Sleman, sekolah di kecamatan Mlati, sekolah di kecamatan Gamping, instansi di balaikota Sleman . Sel ini akan mencakup desa Sumberadi,Tridadi, Sendangadi, Tirtoadi, Trihanggo. 13. Sel Sleman 13 Tower pada daerah ini terletak pada 7°43’52,5” LS dan 110°23’57,5” BT. Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, perumahan, sekolah di kecamatan Ngaglik, industri di kecamatan Gamping, perumahan, perguruan tinggi di kecamatan Depok, sekolah di kecamatan Ngemplak, sekolah di kecamatan Kalasan Sel ini akan mencakup desa Sardonoharjo, Sunduharjo, Sariharjo, Minomartani, Condongcatur, Wedomartani. 14. Sel Sleman 14

Tugas Akhir 32

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

Tower pada daerah ini terletak pada 7°43’52,5” LS dan 110°26’45” BT. Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, perumahan, sekolah di kecamatan Kalasan, perumahan, sekolah, sarana kesehatan di kecamatan Ngemplak, perumahan di kecamatan Depok. Sel ini akan mencakup desa Wedomartani,Widodomartani, Purwomartani, Selomartani, Condongcatur. 15. Sel Sleman 15 Tower pada daerah ini terletak pada 7°43’52,5” LS dan 110°29’32,5” BT. Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah di kecamatan kalasan, sekolah, sentra industri, dan sarana kesehatan di kecamatan Nanggulan. Sel ini akan mencakup desa Bimomartani, Sindumartani,Selomartani, Tamanmartani, Tirtomartani, Bokoharjo. 16. Sel Sleman 16 Tower pada daerah ini terletak pada 7°46’17,5” LS dan 110°14’2,5” BT. Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah, instansi di kecamatan Moyudan, industri, sekolah di kecamatan Nanggulan. Sel ini akan mencakup desa Sendang

mulyo,

Sendangarum,

Sumberagung,

Sumberarum,

Sumberrahayu,

Sumbersari. 17. Sel Sleman 17 Tower pada daerah ini terletak pada 7°46’17,5” LS dan 110°16’50” BT. Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau industi di kecamatan Mlati, industi, sekolah, instansi, sarana kesehatan di kecamatan Godean, sekolah di kecamatan Moyudan Sel ini akan mencakup desa Sidorejo, Sidoluhur, Sidomulyo, Sumbersari, Sidokarto, Sidoagung, Margoluwih, Argomulyo. 18. Sel Sleman 18 Tower pada daerah ini terletak pada 7°46’17,5” LS dan 110°19’42,5” BT. Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau industri di kecamatan

Mlati, industri,

perumahan, sekolah, perguruan tinggi, sarana kesehatan di kecamatan Gamping, industri, perumahan, sekolah, perguruan tinggi, instansi, sarana kesehatan di kecamatan

Godean

. Sel ini akan mencakup desa Margoluwih, Sidomulyo,

Sidoarum, Sidokarto, Trihanggo, Nogotirto, Banturaden, Balecatur. 19. Sel Sleman 19 Tower pada daerah ini terletak pada 7°46’17,5” LS dan 110°22’30” BT. Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, perumahan, sekolah, perguruan Tugas Akhir 33

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

tinggi, instansi di kecamatan Depok, industri, perumahan, sekolah, perguruan tinggi, sarana kesehatan di kecamatan Mlati. Sel ini akan mencakup desa Sendangadi, Sinduadi,

Condongcatur,

Caturtunggal,

Kricak,

Beper,

Karangwaru,

Cokrodiningratan, Terban, Tegalrejo, Jetis, Bumijo, Gowongan, Pringgokusuman, Suryatmajan, Gedongtengen, Tegalpanggung, Bausastran, Baciro, Ngupasan, Purwokinanti, Demangan, Kotabaru, Klitren, Depok, Caturtunggal. 20. Sel Sleman 20 Tower pada daerah ini terletak pada 7°46’17,5” LS dan 110°25’17,5” BT. Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, perumahan, sekolah, perguruan tinggi, sarana kesehatan di kecamatan Depok, . Sel ini akan mencakup desa Condoncatur, Caturtunggal, Depok, Maguwoharjo, Purwokinanti. 21. Sel Sleman 21 Tower pada daerah ini terletak pada 7°46’17,5” LS dan 110°28’5” BT. Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, perumahan, sekolah, perguruan tinggi, instansi, sarana kesehatan di kecamatan kalasan, industri, sekolah, sarana kesehatan di kecamatan Prambanan, industri di kecamatan Depok, perumahan, sarana kesehatan di kecamatan Brebah, perumahan di kecamatan Kasihan. Sel ini akan mencakup desa Tirtomartani, Purwomartani, Maguwoharjo, Kalitirto, Madurejo, Bokoharjo. 22. Sel Sleman 22 Tower pada daerah ini terletak pada 7°48’42,5” LS dan 110°18’22,5” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah, perguruan tinggi, instansi, sarana kesehatan di kecamatan Gamping, perguruan tinggi, perumahan di kecamatan Kasihan Sel ini akan mencakup desa Balecatur, Ambarketawang, Tamantirto, Bangunjiwo. 23. Sel Sleman 23 Tower pada daerah ini terletak pada 7°48’42,5” LS dan 110°26’45” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, perumahan, sekolah, instansi, sarana kesehatan di kecamatan Brebah, perumahan di kecamatan Gamping. Sel ini akan mencakup desa Maguwoharjo, Brebah, Sendangtirto, Klitirto, Jogotirto, Pontorono, Srimulyo. 24. Sel Sleman 24

Tugas Akhir 34

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

Tower pada daerah ini terletak pada 7°48’42,5” LS dan 110°29’32,5” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah di kecamatan Prambanan. Sel ini akan mencakup desa Jogotirto, Kalitirto, Madurrejo, Sumberharjo, Sambirejo, Wukirharjo, Srimulyo, Srimartani. 4.1.2 Analisa Peta Kota Yogyakarta Daerah Kota Yogyakartal terletak pada 7° 49’ 26”- 7° 15’ 24” BT lintang selatan dan 110° 24’19”- 110° 28’53” bujur timur dengan luas daerah 32,5 km2 . Daerah di Kota Yogyakarta banyak terdapat pemukiman dan industri menengah dan besar, sekolah dan perguruan tinggi sehingga dalam penentuan daerah layanan kita akan memperhitungkan pada kebutuhan bandwidth per sel yang faktor terbesarnya adalah perumahan dan industri dan perguruan tinggi. Untuk menjangkau seluruh kabupaten sleman maka kita akan memerlukan 3 dimana satu sel akan mengunduk di kabupaten Sleman sel, adapun pembagian daerahnya adalah: 1. Sel Yogyakarta 1 Tower pada daerah ini terletak pada 7°48’42,5” LS dan 110°21’10” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau Industri di kecamatan Mantrijeron, Kraton, Mergangsan, Pakualaman, Gondomanan, Ngampilan, Wirobrajan, Gedongtengen. Sekolah si kecamatan Mantrijeron, Mergangsan, Kraton, Pakualaman, Gondomanan, Ngampilan, Wirobrajan, Gedongtengen. Perguruan tinggi di kecamatan Mergangsan, Mantrijeron, Kraton, Pakualaman, Gondomanan, Wirobrajan. Perumahan di kecamatan Mantrijeron, Kraton, Mergangsan, Pakualaman, Gondomanan, Ngampilan, Wirobrajan, Gedongtengen. Sarana kesehatan di Mantrijeron, Kraton, Mergangsan, Pakualaman, Gondomanan, Wirobrajan, Gedongtengen. Instansi pemerintah di kecamatan Mantrijeron, Kraton, Mergangsan, Pakualaman, Gondomanan, Ngampilan, Wirobrajan, Gedongtengen dan instansi pemerintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Industri, sekolah, perguruan tinggi, instansi pemerintah dan sarana kesehatan di kecamatan Kasihan. Sekolah, instansi pemerintah di kecamatan Sewon . Sel ini akan mencakup desa Ambar ketawang, Tamantirto, Kasihan, Tirtonirmolo, Panggung rejo, Tegalrejo, Pringgokusuman, Gedongtengen, Ngupasan, Purwokinanti, Ngampilan, Rakuncan, Ngestiharjo, Prawirodirjan, Wirobrajan, Notoprajan, Kraton, Kadipaten,

Patehan,

Panembahan,

Patangpuluhan,

Gedongkiwo,

Keparakan,

Mantrijeron, Suryodiningratan, Brontokusuman Tugas Akhir 35

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

2. Sel Yogyakarta 2 Tower pada daerah ini terletak pada 7°48’42,5” LS dan 110°23’57,5” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah, perguruan tinggi, Perumahan, instansi pemerintah, sarana kesehatan di kecamatan Umbulharjo dan Kotagede. Industri, sekolah, perumahan, perguruan tinggi, instansi pemerintah dan sarana kesehatan di kecamatan Banguntapan Sel ini akan mencakup desa Baciro, Semaki, Demangan, Gunungketur, Wirosunan, Mergangsan, Tahunan, Mujamuju, Bangunan,

Umbulharjo,

Warungboto,

Rejowinangun,

Pandeyan,

Sorosutan,

Brontokusuman, Kotagede, Giwangan, Prenggan, Baturetno, Jagalan, Singosaren, Purbayan. Banguntapan. 4.1.3 Analisa Peta Kabupaten Bantul Daerah kabupaten Bantul terletak pada 7° 44’ 50”- 8° 37’ 40” lintang selatan dan 110° 18’40”- 110° 34’40” bujur timur dengan luas daerah 506,85 km2 . Daerah di kabuaten Bantul banyak terdapat pemukiman dan industri menengah dan besar,sehingga dalam penentuan daerah layanan kita akan memperhitungkan pada kebutuhan bandwidth per sel yang faktor terbesarnya adalah perumahan dan industri. Untuk menjangkau seluruh kabupaten sleman maka kita akan memerlukan 14 sel, adapun pembagian daerahnya adalah: 1. Sel Bantul 1 Tower pada daerah ini terletak pada 7°48’42,5” LS dan 110°15’35” BT Sel ini akan

diutamakan

untuk

menjangkau

industri,

sekolah,

sarana

kesehatan,

perumahan,instansi pemerintah di kecamatan Sedayu. Sel ini akan mencakup desa Sumber rahayu, Argomulyo, Sedayu, Argosari, Argorejo. 2. Sel Bantul 2 Tower pada daerah ini terletak pada 7°51’15” LS dan 110°16’50” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau industri di kecamatan Sewon, industri di kecamatan Kasihan, sekolah di kecamatan Pajangan. Sel ini akan mencakup desa Argorejo, triwidadi, Bangun rejo. 3. Sel Bantul 3 Tower pada daerah ini terletak pada 7°51’15” LS dan 110°19’42,5” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau Industri, sekolah, perumahan di kecamatan

Tugas Akhir 36

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

Sewon, sekolah, sarana kesehatan, perumahan di kecamatan Kasihan. Sel ini akan mencakup desa Bangunjiwo, Tamantirto, Tirtonirmolo, Pendowoharjo, Guwosari. 4. Sel Bantul 4 Tower pada daerah ini terletak pada 7°51’15” LS dan 110°22’30” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah, sarana kesehatan di kecamatan Banguntapan, industri, sekolah, perguruan tinggi, sarana kesehatan, perumahan, instansi pemerintah di kecamatan Sewon, sekolah di kecamatan Pleret. . Sel ini akan mencakup desa Panggungharjo, Tamanan, Sewon, Binangunharjo, Timbulharjo, Wonokromo. 5. Sel Bantul 5 Tower pada daerah ini terletak pada 7°51’15” LS dan 110°25’17,5” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah di kecamatan Piyungan, industri, sekolah, sarana kesehatan di kecamatan Banguntapan, instansi pemerintah di kecamatan Pleret. Sel ini akan mencakup desa Banguntapan, Potorono, Wirokerten, Jambidan, Pleret, Bawuran. 6. Sel Bantul 6 Tower pada daerah ini terletak pada 7°53’37,5” LS dan 110°18’22,5” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah, sarana kesehatan di kecamatan Bantul, industri, sekolah , sarana kesehatan di kecamatan Pandak, instansi pemerintah, sekolah, sarana kesehatan di kecamatan Pajangan. Sel ini akan mencakup Guwosari, Ringinharjo, Sendangsari, Wijirejo, Pandak, Palbapang, Gilangharjo. 7. Sel Bantul 7 Tower pada daerah ini terletak pada 7°53’37,5” LS dan 110°21’10” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah, perguruan tinggi, sarana kesehatan, instansi pemerintah kabupaten Bantul di kecamatan Bantul, sekolah di kecamatan Sewon, sekolah di kecamatan Jetis. Sel ini akan mencakup Timbulharjo, Bantul, Sabdodadi, Trirenggo, Sumberagung, Jetis. 8. Sel Bantul 8 Tower pada daerah ini terletak pada 7°53’37,5” LS dan 110°23’57,5” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah, sarana kesehatan di kecamatan Pleret dan industri, sekolah, sarana kesehatan, perumahan, instansi

Tugas Akhir 37

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

pemerintah di kecamatan Jetis, sekolah di kecamatan Imogiri . Sel ini akan mencakup Wonokromo, Pleret, Segoroyoso, Trimulyo, Jetis, Wukirsari. 9. Sel Bantul 9 Tower pada daerah ini terletak pada 8°6’7,5” LS dan 110°16’50” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau industri di kecamatan Srandakan. Industri, sekolah, sarana kesehatan di kecamatan Pandak. Sel ini akan mencakup Tirtoharjo, Gilangharjo, Caturharjo, Srandakan. 10. Sel Bantul 10 Tower pada daerah ini terletak pada 8°6’7,5” LS dan 110°19’42,5” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau industri di kecamatan Bambanglipuro, sekolah di kecamatan Jetis, sekolah di kecamatan Bantul, sekolah, sarana kesehatan di kecamatan Bambanglipuro, sekolah, sarana kesehatan di kecamatan Pundong . Sel ini akan mencakup Sumbermulyo, Palbapang, Patalan, Mulyodadi. 11. Sel Bantul 11 Tower pada daerah ini terletak pada 8°6’7,5” LS dan 110°22’30” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah, sarana kesehatan, instansi pemerintah di Imogiri, sarana kesehatan di Jetis. Sel ini akan mencakup Imogiri, Karangtengah, Girirejo, Kebonagung, Sriharjo. 12. Sel Bantul 12 Tower pada daerah ini terletak pada 8°8’22,5” LS dan 110°15’35” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah, instansi pemerintah di kecamatan Sanden. Sel ini akan mencakup Multigading, Sanden, Gadingsari, Gadingharjo, Srigading. 13. Sel Bantul 13 Tower pada daerah ini terletak pada 8°8’22,5” LS dan 110°18’22,5” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah, instansi pemerintah di kecamatan Bambanglipuro, sekolah, sarana kesehatan, instansi pemerintah di kecamatan Kretek. Sel ini akan mencakup Bambanglipuro, Sidomulyo, Trimulyo, Panjangrejo, Donotirto, Tirtosari, Kretek. 14. Sel Bantul 14 Tower pada daerah ini terletak pada 8°8’22,5” LS dan 110°21’10” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah, instansi pemerintah di Tugas Akhir 38

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

kecamatan Pundong, sekolah di kecamatan Srandakan. Sel ini akan mencakup Srihardono, Pundong, Seloharjo. 4.1.4 Analisa Peta di Kabupaten Kulonprogo Daerah kabupaten Kulonprogo terletak pada 7° 38’ 42”- 7° 59’ 3” lintang selatan dan 110° 1’37”- 110° 16’26” bujur timur dengan luas daerah 586,28 km2 . Daerah di kabupaten Kulonprogo banyak terdapat sentra industri,sehingga dalam penentuan daerah layanan kita akan memperhitungkan pada kebutuhan bandwidth per sel yang faktor terbesarnya adalah sentra industri. Untuk menjangkau seluruh kabupaten Kulonprogo maka kita akan memerlukan 14 sel, adapun pembagian daerahnya adalah: 1. Sel Kulonprogo 1 Tower pada daerah ini terletak pada 7°43’52,5” LS dan 110°12’47,5” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sentra industri dan sekolah di kecamatan Girimulyo, sekolah di kecamatan Nanggulan. Sel ini akan mencakup desa Bantararum, Minggir, Sendangagung, Kembang, Jatisarono, Sumberarum. 2.

Sel Kulonprogo 2 Tower pada daerah ini terletak pada 7°46’17,5” LS dan 110°11’15” BT Sel ini

akan diutamakan untuk menjangkau sentra industri, sekolah, sarana kesehatan di kecamatan Girimulyo, sentra industri, sekolah, instansi pemerintah di kecamatan Nanggulan. Sel ini akan mencakup desa Girimulyo, Tanjungharjo, Nanggulan, Wijimulyo, Donomulyo, Banyunibo. 3. Sel Kulonprogo 3 Tower pada daerah ini terletak pada 7°48’42,5” LS dan 110°10’0” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sentra industri, sekolah di kecamatan Pengasih, sekolah di kecamatan Nanggulan. Sel ini akan mencakup Banyunibo, Sendangsari, Karangsari, Donomulyo, Kaliagung. 4. Sel Kulonprogo 4 Tower pada daerah ini terletak pada 7°48’42,5” LS dan 110°12’47,5” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sentra industri, sekolah, instansi pemerintah di kecamatan Sentolo, sekolah si kecamatan Nanggulan. Sel ini akan mencakup desa Wijimulyo, Donomulyo, Sumberahayu, Argosari, Banyunibo, Sentolo, Kaliagung. 5. Sel Kulonprogo 5

Tugas Akhir 39

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

Tower pada daerah ini terletak pada 7°51’15” LS dan 110°8’17,5” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sentra industri di kecamatan Kokap, sentra industri, sekolah di kecamatan Pengasih, sentra industri, sekolah, perumahan, instansi pemerintah kabupaten Bantul di kecamatan Wates. Sel ini akan mencakup desa Pengasih, Sendangsari, Karangsari, Tawangsari, Wates, Triharjo, Giripeni. 6. Sel Kulonprogo 6 Tower pada daerah ini terletak pada 7°51’15” LS dan 110°11’15” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah, sarana kesehatan, perumahan, instansi pemerintah di kecamatan Pengasih, sekolah di kecamatan Panjatan . Sel ini akan mencakup Kaliagung, Pengasih, Margosari, Kadungsari, Sukorena. 7. Sel Kulonprogo 7 Tower pada daerah ini terletak pada 7°51’15” LS dan 110°14’2,5” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah di kecamatan Sentolo, sekolah di kecamatan Pajangan, sekolah di kecamatan Sedayu . Sel ini akan mencakup Salamrejo, Sukorejo, Argodadi, Argosari, Triwidadi. 8. Sel Kulonprogo 8 Tower pada daerah ini terletak pada 7°53’37,5” LS dan 110°5’25” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau. Sentra industri, sekolah, sarana kesehatan, instansi pemerintah di kecamatan Temon Sel ini akan mencakup desa Jaten, Karangwuluh, Sindutan, Jangkaran, Palihan, Kebonrejo, Temon kulon, Kaligantung, Demen, Kalidengen, Glagah, Plumbon. 9. Sel Kulonprogo 9 Tower pada daerah ini terletak pada 7°53’37,5” LS dan 110°8’12,5” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah, Sarana kesehatan di kecamatan Wates, sekolah di kecamatan Temon, sekolah di kecamatan Pengasih. Sel ini akan mencakup desa Kedundang, Triharjo, Sogan, Ngestiharjo, Kutawaru, Bojong. 10. Sel Kulonprogo 10 Tower pada daerah ini terletak pada 7°53’37,5” LS dan 110°10’0” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sentra industri, sekolah di kecamatan Wates, sentra industri, sekolah, sarana kesehatan, instansi pemerintah di kecamatan Panjatan. Sel ini akan mencakup desa Giripeni, Bandungan, Gotakan, Cerme, Krembangan, Tayuban, Panjatan, Karoman, Depok. Tugas Akhir 40

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

11. Sel Kulonprogo 11 Tower pada daerah ini terletak pada 7°53’37,5” LS dan 110°12’47,5” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sentra industri di kecamatan Lendah, sekolah, sarana kesehatan di kecamatan Sentolo. Sel ini akan mencakup desa Demangrejo, Srikayangan. 12. Sel Kulonprogo 12 Tower pada daerah ini terletak pada 7°53’37,5” LS dan 110°15’35” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sentra industri, sekolah, sarana kesehatan di kecamatan Lendah, sekolah di kecamatan Sentolo , instansi pemerintah di kecamatan Pajangan. Sel ini akan mencakup desa Tuksor, Pajangan, Ngentokrejo, Gulurejo. 13. Sel Kulonprogo 13 Tower pada daerah ini terletak pada 8°6’7,5” LS dan 110°11’15” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah di kecamatan Galur, sekolah, sarana kesehatan di kecamatan Lendah. Sel ini akan mencakup desa Wahyurejo, Bumirejo, Kanoman, Pandowan, Karangsewu, Nomporejo. 14. Sel Kulonprogo 14 Tower pada daerah ini terletak pada 8°6’7,5” LS dan 110°14’2,5” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sentra industri, sekolah, instansi pemerintah di kecamatan Galur, sentra industri, sekolah di kecamatan Lendah, sekolah, sentra industri, instansi pemerintah di kecamatan Srandakan. Sel ini akan mencakup desa Sidorejo, Lendah, Jatirejo, Brosot, Kranggan, Trimurti, Srandakan 4.1.5 Analisa Peta Kabupaten Gunungkidul Daerah kabupaten Gunungkidul terletak pada 7° 9’- 7° 46’ 3” lintang selatan dan 110° 21’-110° 50’ bujur timur dengan luas daerah 1485,36km2 . Daerah di kabupaten Gunungkidul banyak terdapat industri,sehingga dalam penentuan daerah layanan kita akan memperhitungkan pada kebutuhan bandwidth per sel yang faktor terbesarnya adalah

industri. Untuk menjangkau seluruh kabupaten Gunungkidul

maka kita akan memerlukan 10 sel, adapun pembagian daerahnya adalah: 1. Sel Gunungkidul 1 Tower pada daerah ini terletak pada 7°55’17,5” LS dan 110°34’42,5” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah, sarana kesehatan di kecamatan

Tugas Akhir 41

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

Playen, sekolah, sarana kesehatan di di kecamatan Wonosari, Sel ini akan mencakup desa Gari, Bandung, Landageng, Piyaman, Karangtengah, Kedungkeris. 2. Sel Gunungkidul 2 Tower pada daerah ini terletak pada 7°55’17,5” LS dan 110°37’30” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah, sarana kesehatan di kecamatan Wonosari, sekolah di kecamatan Karangmojo, sarana kesehatan di kecamatan Nglipar Sel ini akan mencakup desa Karangtengah, Bejiharjo, Nglipar, Kedungkeris. 3. Sel Gunungkidul 3 Tower pada daerah ini terletak pada 7°57’45” LS dan 110°33’20” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah, sarana kesehatan di kecamatan Karangmojo Sel ini akan mencakup desa Ngawis, Gedangrejo, Jatiayu. 4. Sel Gunungkidul 4 Tower pada daerah ini terletak pada 7°57’45” LS dan 110°36’7,5” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah dan instansi pemerintah di kecamatan Playen. Sel ini akan mencakup desa Playen, Logaten, Plembutan, Pulutan, Siraman, Wareng, Ngunut. 5. Sel Gunungkidul 5 Tower pada daerah ini terletak pada 7°57’45” LS dan 110°38’55” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah di kecamatan Playen, sekolah, sarana kesehatan dan instansi pemerintah kabupaten Gunungkidul di kecamatan Wonosari Sel ini akan mencakup desa Piyaman, Kepek, Wonosari, Sejang, Baleharjo, Karangrejek. 6. Sel Gunungkidul 6 Tower pada daerah ini terletak pada 7°57’45” LS dan 110°41’42,5” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah, sarana kesehatan, instansi pemerintah di kecamatan Karangmojo Sel ini akan mencakup desa Wiladeg, Bendungan, Kelor, Ngipak. 7. Sel Gunungkidul 7 Tower pada daerah ini terletak pada 7°57’45” LS dan 110°44’30” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah, instansi pemerintah di kecamatan Ponjong, sekolah, sarana kesehatan di kecamatan Karangmojo Sel ini akan mencakup desa Karangmojo, Ngipak, Genjahan, Ponjong. Tugas Akhir 42

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

8. Sel Gunungkidul 8 Tower pada daerah ini terletak pada 7°55’17,5” LS dan 110°34’42,5” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah di kecamatan Paliyan, sekolah, sarana kesehatan di kecamatan Wonosari Sel ini akan mencakup desa Wareng, Karangrejek, Duwed, Wunung. 9. Sel Gunungkidul 9 Tower pada daerah ini terletak pada 7°55’17,5” LS dan 110°37’30” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah, sarana kesehatan di kecamatan Semanu, sekolah di kecamatan Wonosari Sel ini akan mencakup desa Semanu, Duwed, Baleharjo, Bendungan, Pancarejo. 10. Sel Gunungkidul 10 Tower pada daerah ini terletak pada 7°55’17,5” LS dan 110°40’17,5” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah, sarana kesehatan di kecamatan Semanu, Sel ini akan mencakup desa Ngeposan, Sidorejo, Semanu. 4.2 Analisa kebutuhan kapasitas persel Dalam analisa kebutuhan kapasitas tiap sel kita akan mengacu pada data yang telah ada dan didasarkan pada peta persebaran tiap-tiap calon pengguna jaringan yang akan kita bangun. Adapun data kebutuhan kapasitas tiap sel adalah sebagi berikut: Tabel 4.1 Kebutuhan Troughput per sel No Nama Sel

Kapasitas (Kbps)

No

Nama Sel

Kapasitas (Kbps)

1.

Sel Sleman 1

704

33.

Sel Bantul 7

3712

2.

Sel Sleman 2

1088

34.

Sel Bantul 8

1952

3.

Sel Sleman 3

384

35.

Sel Bantul 9

384

4.

Sel Sleman 4

512

36.

Sel Bantul 10

960

5.

Sel Sleman 5

256

37.

Sel Bantul 11

640

6.

Sel Sleman 6

1728

38.

Sel Bantul 12

448

7.

Sel Sleman 7

1056

39.

Sel Bantul 13

832

8.

Sel Sleman 8

1344

40.

Sel Bantul 14

448

9.

Sel Sleman 9

320

41.

Sel Kulonprogo 1

384

10. Sel Sleman 10

832

42.

Sel Kulonprogo 2

768

11. Sel Sleman 11

680

43.

Sel Kulonprogo 3

448 Tugas Akhir 43

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

12. Sel Sleman 12

1488

44.

Sel Kulonprogo 4

832

13. Sel Sleman 13

8256

45.

Sel Kulonprogo 5

2400

14. Sel Sleman 14

2272

46.

Sel Kulonprogo 6

1120

15. Sel Sleman 15

192

47.

Sel Kulonprogo 7

448

16. Sel Sleman 16

1152

48.

Sel Kulonprogo 8

512

17. Sel Sleman 17

1152

49.

Sel Kulonprogo 9

832

18. Sel Sleman 18

4928

50.

Sel Kulonprogo 10

1216

19. Sel Sleman 19

27828

51.

Sel Kulonprogo 11

704

20. Sel Sleman 20

9888

52.

Sel Kulonprogo 12

512

21. Sel Sleman 21

2144

53.

Sel Kulonprogo 13

320

22. Sel Sleman 22

1440

54.

Sel Kulonprogo 14

1344

23. Sel Sleman 23

1344

55.

Sel Gunungkidul 1

448

24. Sel Sleman 24

192

56.

Sel Gunungkidul 2

512

25. Sel Kota 1

25164

57.

Sel Gunungkidul 3

256

26. Sel Kota 2

30824

58.

Sel Gunungkidul 4

448

27. Sel Bantul 1

896

59.

Sel Gunungkidul 5

2752

28. Sel Bantul 2

1024

60.

Sel Gunungkidul 6

256

29

Sel Bantul 3

5984

61.

Sel Gunungkidul 7

960

30. Sel Bantul 4

4224

62.

Sel Gunungkidul 8

512

31. Sel Bantul 5

1280

63.

Sel Gunungkidul 9

704

32. Sel Bantul 6

1920

64.

Sel Gunungkidul 10

448

Berdasarkan pada perhitungan kebutuhan kapasitas tiap sel diatas maka kita akan menentukan sel yang layak kita bangun. Sel tersebut adalah: Tabel 4.2 Tabel alokasi kanal per sel No 1.

Nama Sel

Daerah layanan

Sel Sleman 12 CH 1

Sumberadi, Tlogoadi, Tirtoadi,Tridadi

CH 6

Tridadi, Pandowoharjo, Donoharjo, Sendangadi, Sariharjo

CH 11

Tirtoadi,

Tlogoadi,

Sendangadi,

Sariharjo,

Sariharjo,

Trihanggo Tugas Akhir 44

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

2.

3.

4.

Sel Sleman 13 CH 1

Sariharjo, Sardiniharjo

CH 6

Sardonoharjo, Sinduharjo, Minomartani,Wedomartani

CH 11

Sariharjo, Wedomartani, Minomartani

Sel Sleman 18 CH 1

Margoluwih, Sidomulyo, Sidokarto, Sidoarum, Tirtodadi

CH 6

Tirtoadi, Trihanggo, Nogotirto

CH 11

Sidoarum, Sidokarto, Nogotirto, Banyuraden, Balecatur

Sel Sleman 19 CH 6

Sinduadi, Sendangadi

CH 1

Sendangadi, Sinduadi, Caturtunggal, Condongcatur

CH 11

Caturtunggal, Condongcatur

CH 6

Caturtunggal,

Terban,

Klitren,

Kotabaru,

Demangan,

Tegalpanggung, Bausastran, Baciro, Purwokinanti CH 1

Terban,

Kotabaru,

Tegalpanggung,

Purwokinanti,

Suryatmajan, Sosromanduran, Pringgokusuman, Gowongan, Bumiji, Cokrodiningratan CH 11

Sinduadi, Tegalrejo, Bumijo, Bener, Kricak, Karangwaru, Cokrodiningratan

5.

6.

Sel Sleman 20 CH 1

Caturtunggal, Condongcatur, Wedomartani

CH 6

Maguwoharjo, Wedomartani

CH 11

Maguwoharjo, Caturtunggal, Banguntapan

Sel Kota 1 CH 6

Pakuncen, Wirobrajan, Patangpuluhan, Ngestirejo

CH 11

Pakuncen,

Wirobrajan,

Patangpuluhan,

Sostromenduran,

Ngampilan, Ngupasan, Notoprajan, Kadipaten, Prawirodirjan CH 1

Kadipaten, Kraton, Prawirodirjan, Patehan, Gedongkiwo, Panembahan,

Ngupasan,

Keparakan,

Mantrijeron,

Brontokusuman CH 6

Gedongkiwo, Suryodiningratan, Mantrijeron, Brontokusuman, Tugas Akhir 45

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

Tamanan, Panggungharjo, Tirtonirmolo

7.

CH 11

Panggungharjo, Tirtonirmolo, Bangunjiwo, Tamantirto

CH 1

Tirtonirmolo, Bangunjiwo, Tamantirto, Ngestirejo

Sel Kota 2 CH 11

Purwokinanti, Baciro, Semaki, Demangan, Gunungketur, Tahunan, Mujamuju, Warungboto

CH 1

Mujamuju, Rejowinangun, Banguntapan, Baturetno

CH 6

Banguntapan, Baturetno, Potorono, Rejowinagun, Prenggan, Purbayan

CH 11

Prenggan,

Purbayan,

Baturetno,

Jagalan,

Singosaren,

Potorono CH 1

Sorosutan, Pandeyan, Giwangan, Prenggan, Purwokinanti, Gunungketur, Wirogunan, Mergangsan

CH 6 8.

9.

Tahunan, Warungboto, Pandeyan, Sorosutan

Sel Bantul 3 CH 1

Bangunjiwo, Taman tirto, Triwidadi, Guwosari

CH 6

Tamantirto, Pendowoharjo

CH 11

Pendowoharjo, Bantul, Guwosari, Ringinharjo

Sel Bantul 4 CH 1

Panggungharjo, Pendowoharjo, Bangunharjo, Timbulharjo

CH 6

Panggungharjo, Bangunharjo, Tamanan, Wonokromo

CH 11

Timbulharjo, Sabdodadi, Trimulyo, Wonokromo

10. Sel Bantul 7 CH 1

Bantul, Sabdodadi, Trirenggo, Palbapang

CH 6

Sabdodadi, Timbulharjo, jetis, Sumberagung, Trirenggo

CH 11

Sumberagung,

Palbapang,

Trirenggo,

Sabdodadi,

Sumbermulyo, Patalan 11. Sel Klonprogo 5 CH 1

Tawangsari, Hargorejo, Palbapang

CH 6

Sendangsari, Karangsari, Wates, Tawangsari

CH 11

Tawangsari, Kedundang, Triharjo, Giripeni, Wates Tugas Akhir 46

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

4.3 Menentukan Tinggi Antena Dalam perencanaan ini semua link akan kita kondisikan pada kondisi Line Of Sight, maka kita akan mentukan tinggi setiap antenna pada setiap sel agar gelombang akan merambat pada Fresnel zone 1 sehingga kondisi Line Of Sight tersebut dapat tercapai. Sehingga didapat tabel sebagai berikut: Tabel 4.3 Tinggi antena per sel No Nama sel

Tinggi antenna

No

Nama sel

Base Station (m)

Tinggi antenna Base Station.(m)

1.

Sel Sleman 12

82,164

7.

Sel Kota 2

59,05

2.

Sel Sleman 13

70,32

8.

Sel Bantul 3

67,91

3.

Sel Sleman 18

99,37

9.

Sel Bantul 4

64,71

4.

Sel Sleman 19

91,64

10.

Sel Bantul 7

50,06

5.

Sel Sleman 20

70,30

11.

Sel Kulonprogo 5

84,88

6.

Sel Kota 1

58,66

4.4 Analisa kapasitas per kanal Beradarkan standart IEEE 802.16.a maka dalam perhitungan kapasitas akan dipengaruhi oleh jumlah bit permodulasi (bm), coding rate (cr), dan periode simbol (Ts). Sehingga untuk perhitungan bit rate digunakan formula: Bit rate = Nused x bm x cr/Ts Untuk WiMAX 3,5 GHz dengan bandwidth 7 MHz, modulasi 64 QAM, FEC = ¾, Ts = 34 µs maka kapasitasnya: Bit rate = 192 x 6 x

3/ 4 34 µs

= 25,41 Mbps Untuk WiMAX 3,5 GHz dengan bandwidth 14 MHz, modulasi 16 QAM, FEC = ¾, Ts = 17 µs maka kapasitasnya: Bit rate = 192 x 5 x

3/ 4 17 µs

= 42,35 Mbps Untuk WiMAX 5,8 GHz dengan bandwidth 20 MHz, modulasi QPSK, FEC = ¾, Ts = 11,9 µs maka kapasitasnya: Tugas Akhir 47

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

Bit rate = 192 x 2 x

3/ 4 11,9µs

= 24,20 Mbps Untuk WiMAX 5,8 GHz dengan bandwidth 20 MHz, modulasi 16 QAM, FEC = ¾, Ts = 11,9 µs maka kapasitasnya: Bit rate = 192 x 5 x

3/ 4 11,9µs

= 60,50 Mbps

4.5 Analisa linkbudget 4.5.1 Path Loss Dalam analisa link budget ini redaman yang kita perhitungkan adalah redaman karena hujan (precipitation) dan redaman lintasan (Free Space Loss). 4.5.1.1 Redaman Hujan (precipitation) Indonesia terletak di daerah hujan P, sehingga CCIR menetapkan curah hujan R adalah 145 mm/hr. Untuk frekwensi kerja 5,8 GHz, maka koefisean polarisasi vertikal adalah: f = 4 GHz

av = 0,000591

bv = 1,075

f = 6 GHz

av = 0,00155

bv = 1,265

Dengan interpolasi av dan bv, pada frekwensi 5,8 GHz dapat ditentukan: av - 0,000591 5,8 - 4 = 0,00155 - 0,000591 6-4 didapat av = 1,454 X 10-3 bv - 1,075 5,8 − 4 = 1,265 - 1,075 6−4 didapat bv = 1,246 Untuk f = 5,8 GHz didapat av = 1,454 X 10-3 dan bv = 1,246 A 0,001 = av x Rbv (dB/km) A 0,001 = 1,454 X 10-3 x 145 1,246 A 0,001 = 0,71 dB/Km Untuk link antara sel Kulonprogo 5 dengan sel Sleman 19 dengan jarak 27,71 km , maka Tugas Akhir 48

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

r=

1 1 = = 0,445 1 + (0,045 xL) 1 + (0,045 x 27,71)

maka redaman hujan untuk link antara sel Kulonprogo 5 dengan sel Sleman 19 Aeff = 0,71 x 27,71 x 0,445 = 8,75 dB Sedangkan untuk link antara sel Bantul 4 dengan sel Sleman 19 dengan jarak 9 km, maka r=

1 1 = = 0,711 1 + (0,045 xL) 1 + (0,045 x9)

maka redaman hujan untuk link antara Bantul 4 dengan sel Sleman 19 Aeff = 0,71 x 9 x 0,711 = 4,5 dB

Untuk frekwensi kerja 3,5 GHz, maka koefisean polarisasi vertikal adalah: f = 2 GHz

av = 0,000138

bv = 0,923

f = 4 GHz

av = 0,000591

bv = 1,075

Dengan interpolasi av dan bv, pada frekwensi 3,5 GHz dapat ditentukan: av - 0,000138 3,5 - 2 = 0,000591 - 0,000138 4-2 didapat av = 4,77 X 10-4 bv - 0,923 3,5 − 2 = 1,075 - 0,923 4−2 didapat bv = 1,037 Untuk f = 3,5 GHz didapat av = 4,77 X 10-4 dan bv = 1,037 A 0,001 = av x Rbv (dB/km) A 0,001 = 4,77 X 10-4 x 145 1,037 A 0,001 = 0,0831 dB/Km Untuk link antara centre cell dengan sel yang dibawahinya dengan jarak 5,35 km , maka r=

1 1 = = 0,805 1 + (0,045 xL) 1 + (0,045 x5,35)

maka redaman hujan untuk link antara centre cell dengan sel yang dibawahinya Aeff = 0,71 x 5,35 x 0,805 = 3,05 dB

Tugas Akhir 49

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

4.5.1.2 Redaman Lintasan (Free Space Loss) Dalam perhitungan redaman lintasan ini akan kita hitung pada frekwensi kerja 3,5 GHz dan frekwensi 5,8 GHz. 4.5.1.2a Redaman pada 3,5 GHz Lfs = 32,45 + 20 log f(MHz) + 20 log D (Km) = 32,45 + 20 log 3500 + 20 log 5,35 = 117,8984 dB

4.5.1.2b Redaman pada 5,8 GHz Untuk link antara BTS sel Bantul 4 dengan BTS sel Sleman 19 Lfs = 32,45 + 20 log f(MHz) + 20 log D (Km) = 32,45 + 20 log 5800 + 20 log 9 = 126,80 dB

Untuk link antara BTS sel Kulonprogo 5 dengan BTS sel Sleman 19 Lfs = 32,45 + 20 log f(MHz) + 20 log D (Km) = 32,45 + 20 log 5800 + 20 log 27,71 = 136,571 dB 4.5.2

Daya Pancar

Daya pancar dapat dihutung seperti berikut: PT =

C - GT - GR -204 + LTX + LRX + Lfs + Lhujan + NF + 10 log (BW) + FM N

Eb/No dari tiap sel didapat dengan cara: ⎛ Eb ⎞ ⎛ Eb ⎞ =⎜ − Codinggain + IM ⎜ ⎟ ⎟ ⎝ No ⎠ coding ⎝ No ⎠ noncoding Untuk backhaul dengan 3,5 GHz maka kita akan menggunakan bandwidth 7 MHz dan bandwidth 14 MHz, besarnya bandwidth ini dasarkan pada kebutuhan troughtput per sel. Untuk bandwidth 7 MHz menggunakan modulasi 64 QAM dan digunakan BER = 10-6 , ⎛ Eb ⎞ maka nilai ⎜ yang didapatkan dari grafik adalah 19,42 dB, sedangkan dengan ⎟ ⎝ No ⎠ noncoding

Tugas Akhir 50

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

coding gain sebasar 6 dB serta implementasi margin sebesar 3 dB maka didapatkan ⎛ Eb ⎞ = 16,42 dB. ⎜ ⎟ ⎝ No ⎠ coding C ⎛ Eb ⎞ ⎛ ⎛ m ⎞⎞ =⎜ ⎟ ⎟⎟ ⎟ + ⎜⎜10 log⎜ N ⎝ No ⎠ ⎝ ⎝1+ α ⎠⎠ ⎛ C ⎛ 6 ⎞⎞ = (16,42) + ⎜⎜10 log⎜ ⎟ ⎟⎟ N ⎝ 1 + 0.25 ⎠ ⎠ ⎝ C = 23,23 dB N

Dengan Daya pancar maksimum sebagai berikut:

Antena

Daya Pancar Maksium

Gain Antena

CPE

23 dBm

20 dBi

Untuk bandwidth 14 MHz menggunakan modulasi 16 QAM dan digunakan BER = 10-6 , ⎛ Eb ⎞ maka nilai ⎜ yang didapatkan dari grafik adalah 14,74 dB, sedangkan dengan ⎟ ⎝ No ⎠ noncoding coding gain sebesar 6 dB serta implementasi margin sebesar 3 dB maka didapatkan ⎛ Eb ⎞ = 11,74 dB. ⎜ ⎟ ⎝ No ⎠ coding C ⎛ Eb ⎞ ⎛ ⎛ m ⎞⎞ =⎜ ⎟ ⎟⎟ ⎟ + ⎜⎜10 log⎜ N ⎝ No ⎠ ⎝ ⎝1+ α ⎠⎠ ⎛ C ⎛ 4 ⎞⎞ = (11,74 ) + ⎜⎜10 log⎜ ⎟ ⎟⎟ N ⎝ 1 + 0.25 ⎠ ⎠ ⎝ C = 16,79 dB N

Dengan Daya pancar maksimum sebagai berikut: Antena

Daya Pancar Maksium

Gain Antena

CPE

23 dBm

20 dBi

Untuk perhitungan daya pancar akan dilakukan perhitungan per link untuk setiap backhaul. 4.5.2a Link antara BTS sel Sleman 12 dengan BTS Sel Sleman 19 Redaman akibat redaman saluran kabel coax di sisi Tugas Akhir 51

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

BTS sel Sleman 12 = 82,164 x 0,022 dB/m + 0,5 = 2,3 dB BTS sel Sleman 19 = 91,64 x 0,022 dB/m + 0,5 = 2,51 dB Maka Daya pancarnya adalah: PT =

C - GT - GR -204 + LTX + LRX + Lfs + Lhujan + NF + 10 log (BW) + FM N

= 23,23 – 20 – 20 – 204 + 2,3 + 2,51 + 117,8984 +3,05+4 + 10 log (7 x 10 6) + 10 = -12,5 dBw = 17,5 dBm 4.5.2b Link antara BTS sel Sleman 13 dengan BTS Sel Sleman 19 Redaman akibat redaman saluran kabel coax di sisi BTS sel Sleman 13 = 70,32 x 0,022 dB/m + 0,5 = 2,04 dB BTS sel Sleman 19 = 91,64 x 0,022 dB/m + 0,5 = 2,51 dB Maka Daya pancarnya adalah: PT =

C - GT - GR -204 + LTX + LRX + Lfs + Lhujan + NF + 10 log (BW) + FM N

= 23,23 –20–20 – 204 + 2,04 +2,51 +117,8984 +3,05+4+10 log (7 x 10 6)+ 10 = -12,8 dBw = 17,2 dBm 4.5.2c Link antara BTS sel Sleman 18 dengan BTS Sel Sleman 19 Redaman akibat redaman saluran kabel coax di sisi BTS sel Sleman 18 = 99,37 x 0,022 dB/m + 0,5 = 2,68 dB BTS sel Sleman 19 = 91,64 x 0,022 dB/m + 0,5 = 2,51 dB Maka Daya pancarnya adalah: PT =

C - GT - GR -204 + LTX + LRX + Lfs + Lhujan + NF + 10 log (BW) + FM N

= 23,23 – 20 – 20 – 204 + 2,68 + 2,51 + 117,8984 +3,05+4+ 10 log (7 x 10 6) + 10 = -12,18 dBw = 17,82 dBm 4.5.2d Link antara BTS sel Sleman 20 dengan BTS Sel Sleman 19 Redaman akibat redaman saluran kabel coax di sisi BTS sel Sleman 20 = 70,30 x 0,022 dB/m + 0,5 = 1,906 dB BTS sel Sleman 19 = 91,64 x 0,022 dB/m + 0,5 = 2,51 dB Maka Daya pancarnya adalah: Tugas Akhir 52

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

PT =

C - GT - GR -204 + LTX + LRX + Lfs + Lhujan + NF + 10 log (BW) + FM N

= 23,23 – 20 – 20 – 204 + 1,906 + 2,51 + 117,8984 +3,05+4+ 10 log (7 x 10 6) + 10 = -12,95 dBw = 17,05 dBm 4.5.2e Link antara BTS sel Kota 1 dengan BTS Sel Sleman 19 Redaman akibat redaman saluran kabel coax di sisi BTS sel Kota 1

= 58,66 x 0,022 dB/m + 0,5 = 1,67 dB

BTS sel Sleman 19 = 91,64 x 0,022 dB/m + 0,5 = 2,51 dB Maka Daya pancarnya adalah: PT =

C - GT - GR -204 + LTX + LRX + Lfs + Lhujan + NF + 10 log (BW) + FM N

= 16,79–20 – 20 – 204 + 1,67 + 2,51 + 117,8984 +3,05+4 + 10 log (14 x 10 6) + 10 = -16,62 dBw = 13,38 dBm 4.5.2f Link antara BTS sel Kota 2 dengan BTS Sel Sleman 19 Redaman akibat redaman saluran kabel coax di sisi BTS sel Kota 2

= 59,05 x 0,022 dB/m + 0,5 = 1,61 dB

BTS sel Sleman 19 = 91,64 x 0,022 dB/m + 0,5 = 2,51 dB Maka Daya pancarnya adalah: PT =

C - GT - GR -204 + LTX + LRX + Lfs + Lhujan + NF + 10 log (BW) + FM N

= 16,79–20 – 20 – 204 + 1,61 + 2,51 + 117,8984 +3,05+7 + 10 log (14 x 10 6) + 10 = -16,6 dBw = 13,4 dBm 4.5.2g Link antara BTS sel Bantul 3 dengan sel Bantul 4 Redaman akibat redaman saluran kabel coax di sisi BTS sel Bantul 3 = 67,91 x 0,22 dB/m + 0,5 = 1,85 dB BTS sel Bantul 4 = 64,71 x 0,022 dB/m + 0,5 = 1,794 dB Maka Daya pancarnya adalah: PT =

C - GT - GR -204 + LTX + LRX + Lfs + Lhujan + NF + 10 log (BW) + FM N

= 23,23 – 20 – 20 – 204 + 1,85 + 1,794 + 117,8984 +3,05+4 + 10 log (7 x 10 6) + 10 Tugas Akhir 53

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

= -13,72 dBw = 16,28 dBm 4.5.2h Link antara BTS sel Bantul 7 dengan sel Bantul 4 Redaman akibat redaman saluran kabel coax di sisi BTS sel Bantul 7 = 50,06 x 0,022 dB/m + 0,5 = 1,50 dB BTS sel Bantul 4 = 64,71 x 0,022 dB/m + 0,5 = 1,794 dB Maka Daya pancarnya adalah: PT =

C - GT - GR -204 + LTX + LRX + Lfs + Lhujan + NF + 10 log (BW) + FM N

= 23,23 – 20 – 20 – 204 + 1,50 + 1,794 + 117,8984 +3,05+4 + 10 log (7 x 10 6) + 10 = -14,07 dBw = 15,93 dBm Untuk perhitungan daya pancar pada link antas BTS dengan menggunakan frekwensi 5,8 GHz maka: ⎛ Eb ⎞ ⎛ Eb ⎞ =⎜ − Codinggain + IM ⎜ ⎟ ⎟ ⎝ No ⎠ coding ⎝ No ⎠ noncoding ⎛ Eb ⎞ Jika digunakan modulasi QPSK dan digunakan BER = 10-6 , maka nilai ⎜ yang ⎟ ⎝ No ⎠ noncoding didapatkan dari grafik adalah 10,87 dB, sedangkan dengan coding gain sebasar 6 dB ⎛ Eb ⎞ = 7,87 dB. serta implementasi margin sebesar 3 dB maka didapatkan ⎜ ⎟ ⎝ No ⎠ coding C ⎛ Eb ⎞ ⎛ ⎛ m ⎞⎞ =⎜ ⎟ ⎟⎟ ⎟ + ⎜⎜10 log⎜ N ⎝ No ⎠ ⎝ ⎝1+ α ⎠⎠ ⎛ C ⎛ 2 ⎞⎞ = (7,87 ) + ⎜⎜10 log⎜ ⎟ ⎟⎟ N ⎝ 1 + 0.25 ⎠ ⎠ ⎝ C = 9,91 dB N

Jika digunakan modulasi 16QAM dan digunakan BER = 10-6, maka nilai ⎛ Eb ⎞ yang didapatkan dari grafik adalah 14,74 dB, sedangkan dengan coding ⎜ ⎟ ⎝ No ⎠ noncoding

Tugas Akhir 54

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

⎛ Eb ⎞ gain sebesar 6 dB serta implementasi margin sebesar 3 dB maka didapatkan ⎜ = ⎟ ⎝ No ⎠ coding 11,74 dB. C ⎛ Eb ⎞ ⎛ ⎛ m ⎞⎞ =⎜ ⎟ ⎟⎟ ⎟ + ⎜⎜10 log⎜ N ⎝ No ⎠ ⎝ ⎝1+ α ⎠⎠ ⎛ C ⎛ 4 ⎞⎞ = (11,74) + ⎜⎜10 log⎜ ⎟ ⎟⎟ N ⎝ 1 + 0.25 ⎠ ⎠ ⎝ C = 16,79 dB N

Dengan Daya pancar maksimum sebagai berikut: Antena

Daya Pancar Maksium

Gain Antena

CPE

20 dBm

30 dBi dan 35 dBi

4.5.2i Link antara BTS sel Bantul 4 dengan sel sel Sleman 19 Redaman akibat redaman saluran kabel coax di sisi BTS sel Bantul 4

= 64,71 x 0,022 dB/m + 0,5 = 1,92 dB

BTS sel Sleman 19 = 91,64 x 0,022 dB/m + 0,5 = 2,51 dB Maka Daya pancarnya adalah: PT =

C - GT - GR -204 + LTX + LRX + Lfs + Lhujan + NF + 10 log (BW) + FM N

= 16,79 – 30 – 30 – 204 + 1,92 + 2,51 + 126,80 + 4,5 + 4+10 log(20 x 10 6) + 10 = -24,46 dBw = 5,54 dBm 4.5.2j Link antara BTS sel Kulonprogo 5 dengan sel sel Sleman 19 Redaman akibat redaman saluran kabel coax di sisi BTS sel Kulonprogo 5 = 84,88 x 0,022 dB/m + 0,5 = 2,36 dB BTS sel Sleman 19 = 91,64 x 0,022 dB/m + 0,5 = 2,51 dB Maka Daya pancarnya adalah: PT =

C - GT - GR -204 + LTX + LRX + Lfs + Lhujan + NF + 10 log (BW) + FM N

= 9,91 –35 – 35 – 204 + 2,36 + 2,51 + 136,571 + 8,75+ 4+10 log(20x 10 6) + 10 = -26,88 dBw = 3,12 dBm Tugas Akhir 55

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

4.5.3

Receive Signal Level (RSL)

Untuk Link antar BTS dengan Frekwensi 3,5 GHz didapat: 4.5.3a Link antara BTS sel Sleman 12 dengan BTS Sel Sleman 19 RSL RANCANG = PT + GT + GR – Lfs –Lhujan – LTX - LRX = 17,5 + 20 + 20 – 117,8984 – 3,05 – 2,3 – 2,51 = -68,25 dBm EIRP RANCANG = Lfs + RSL – GR + LRX = 117.8984 + (-68,25) – 20 + 2,51 = 32,158 dBm 4.5.3b Link antara BTS sel Sleman 13 dengan BTS Sel Sleman 19 RSL RANCANG = PT + GT + GR – Lfs –Lhujan – LTX - LRX = 17,2 + 20 + 20 – 117,8984 – 3,05 - 2,04 – 2,51 = -68,29 dBm EIRP RANCANG = Lfs + RSL – GR + LRX = 117,8984 + (-68,29) – 20 + 2,51 = 34,11 dBm 4.5.3c Link antara BTS sel Sleman 18 dengan BTS Sel Sleman 19 RSL RANCANG = PT + GT + GR – Lfs –Lhujan – LTX - LRX = 17,82 + 20 + 20 – 117,8984 – 3,05 - 2,68 – 2,51 = -68,31 dBm EIRP RANCANG = Lfs + RSL – GR + LRX = 117,8984 + (-68,31) – 20 + 2,51 = 32,09 dBm 4.5.3d Link antara BTS sel Sleman 20 dengan BTS Sel Sleman 19 RSL RANCANG = PT + GT + GR – Lfs –Lhujan – LTX - LRX = 17,05 + 20 + 20 – 117,8984 – 3,05 – 1,90 – 2,51 = -68,30 dBm EIRP RANCANG = Lfs + RSL – GR + LRX = 117,8984 + (-68,30) – 20 + 2,51 = 32,10 dBm 4.5.3e Link antara BTS sel Kota 1 dengan BTS Sel Sleman 19 RSL RANCANG = PT + GT + GR – Lfs –Lhujan – LTX - LRX Tugas Akhir 56

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

= 13,38 + 20 + 20 – 117,8984 – 3,05 - 1,67 – 2,51 = -71,74 dBm EIRP RANCANG = Lfs + RSL – GR + LRX = 117,8984 + (-71,74) – 20 + 2,51 = 28,66 dBm 4.5.3f Link antara BTS sel Kota 2 dengan BTS Sel Sleman 19 RSL RANCANG = PT + GT + GR – Lfs –Lhujan – LTX - LRX = 13,4 + 20 + 20 – 117,8984 – 3,05 -1,61 – 2,51 = -71,66 dBm EIRP RANCANG = Lfs + RSL – GR + LRX = 117,8984 + (-71,66) – 20 +2,51 = 28,74 dBm 4.5.3g Link antara BTS sel Bantul 3 dengan BTS Sel Bantul 4 RSL RANCANG = PT + GT + GR – Lfs –Lhujan – LTX - LRX = 16,28 + 20 + 20 – 117,8984 – 3,05 - 1,85 – 1,79 = -68,30 dBm EIRP RANCANG = Lfs + RSL – GR + LRX = 117,8984 + (-68,30) – 20 + 1,79 = 31,38 dBm 4.5.3h Link antara BTS sel Bantul 7 dengan BTS Sel Bantul 4 RSL RANCANG = PT + GT + GR – Lfs –Lhujan – LTX - LRX = 15,93 + 20 + 20 – 117,8984 – 3,05 - 1,5 – 1,794 = -68,25 dBm EIRP RANCANG = Lfs + RSL – GR + LRX = 117,8984 + (-68,25) – 20 + 1,794 = 31,43 dBm

Untuk Link antar BTS dengan Frekwensi 5,8 GHz didapat: 4.5.3i Link antara BTS sel Bantul 4 dengan BTS Sel Sleman 19 RSL RANCANG = PT + GT + GR – Lfs –Lhujan – LTX - LRX = 5,54+ 30 + 30 – 126,80 – 4,5 - 1,92 – 2,51 = -70.19 dBm Tugas Akhir 57

BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

EIRP RANCANG = Lfs + Lhujan +RSL – GR + LRX = 126,80 + 4,5 + (-70,19) – 30 + 2,51 = 33,62 dBm 4.5.3j Link antara BTS sel Kulonprogo 5 dengan BTS Sel Sleman 19 RSL RANCANG = PT + GT + GR – Lfs –Lhujan – LTX - LRX = 3,12 + 35 + 35 – 136,571 – 8,75 - 2,36 – 2,51 = -77,071 dBm EIRP RANCANG = Lfs + Lhujan +RSL – GR + LRX = 136,571 + 8,75 + (-77,071) – 35 + 2,51 = 35,76 dBm

Tugas Akhir 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan, maka diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari hasil perhitungan kapasitas kebutuhan persel maka diputuskan sel yang layak dibangun di Yogyakarta adalah: Sel Sleman 12, Sel Sleman 13, Sel Sleman 18, Sel Sleman 19, Sel Sleman 20, Sel Kota 1, Sel Kota 2, Sel Bantul 3, Sel Bantul 4, Sel Bantul 7 dan Sel Kulonprogo 5. 2. Availability sistem WiMAX dapat ditingkatkan dengan meningkatkan daya pancar dan memperbesar gain antena pemancar dan penerima. 3. Untuk backhaul link WiMAX 3,5 GHz dengan bandwidth kanal 7 MHz, akan digunakan modulasi 64 QAM. FEC = 3/4 dengan Tg/Tb = 1/16 didapatkan bit rate = 25,41 Mbps 4. Untuk link backhaul WiMAX 3,5 GHz dengan bandwidth kanal 14 MHz akan digunakan modulasi 16 QAM dengan Tg/Tb = 1/16 didapatkan bit rate = 42,35 Mbps 5. Untuk link backhaul WiMAX 5,8 GHz dengan bandwidth kanal 20 MHz akan digunakan modulasi QPSK dengan Tg/Tb = 1/16 didapatkan bit rate = 24,20Mbps 6. Untuk link backhaul WiMAX 5,8 GHz dengan bandwidth kanal 20 MHz akan digunakan modulasi QPSK dengan Tg/Tb = 1/16 didapatkan bit rate = 60,50 Mbps 7. Dalam perencanaan hendaknya diperhatikan agar daya pancar tidak melebihi daya pancar perangkat yang digunakan yaitu sebesar 20 dBm 8. Dalam perencanaan hendaknya diperhatikan agar Receive Signal Level tidak lebih kecil daripada sensitivitas perangkat yaitu: a. Untuk backhaul link WiMAX 3,5 GHz dengan bandwidth kanal 7 MHz, akan digunakan modulasi 64 QAM sebesar -69 dBm. b. Untuk backhaul link WiMAX 3,5 GHz dengan bandwidth kanal 14 MHz akan digunakan modulasi 16 QAM sebesar -75 dBm. c. Untuk backhaul link WiMAX 5,8 GHz dengan bandwidth kanal 20 MHz akan digunakan modulasi QPSK sebesar -84 dBm. d. Untuk backhaul link WiMAX 5,8 GHz dengan bandwidth kanal 20 MHz akan digunakan modulasi 16 QAM sebesar -75 dBm. Tugas Akhir 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

9. Dalam perencanaan perlu diperhatikan agara EIRP tidak melebihi 36 dBm 10. Ditinjau dari daerah layanan maka sistem WiMax dapat diterapkan di daerah Istimewa Yogyakarta

5.2 Saran 1. Pemetaan sel hendaknya dilakukan lebih akurat. 2. Dalam perencanaan dilapangan hendaknya dilakukan survey terhadap posisi setiap BTS yang akan dibangun, survey dapat meliputi posisi geografis serta dilakukan survey terhadap tata guna lahan pada lahan yang akan dibangunBTS 3. Dalam perencanaan riil hendaknya dilakukan estimasi kebutuhan troughput per pelanggan yang lebih akurat.

Tugas Akhir 60

Daftar Pustaka

1. Badan Pusat Statistik Yogyakarta. 2003. Kota Yogyakarta Dalam Angka 2003. 2. Badan Pusat Statistik Yogyakarta. 2003. Sleman Dalam Angka 2003. 3. Badan Pusat Statistik Yogyakarta. 2003. Kulon Progo Dalam Angka 2003. 4. Badan Pusat Statistik Yogyakarta. 2003. Bantul Dalam Angka 2003. 5. Eko Handi Wibowo.2005. Perencanaan Sistem Wireless LAN 2,4 GHz untuk regulasi Penggunaan Kanal Frekwensi Pada Wilayah Kabupatan Denpasar dan Kabupaten Badung. Tugas Akhir STTTelkom. 6. Gideon Jonatan. 2003. Rekayasa Transmisi Radio. STTTelkom. 7. Humala,S. 2003. Keamanan Management User pada Hotspot WLAN 802.11b. Tugas Mata Kuliah Keamanan Sistem Lanjutan. Bandung. 8. IEEE Computer Society and IEEE Microwave Theory and Technique Society. IEEE Standart for Local and Metropolitan Area Network. Part 16: Air Interface for Fixed Broadband Wireless Access System-Amandement 2: Medium Access Control Modifications and Additional Physical Layer Specification for 2- 11 GHz. 2003. NewYork USA 9. Lee, W. 1995. Mobile Cellular Telecommunications : Analog and Digital Systems. California. 10. Purbo,W.O. Design MAN WLAN. www.bogor.net.id 11. Purbo,W.O.Anatomi of Radio LAN. www.bogor.net.id 12. Rina Pudji Astuti. 1999. Diktat kuliah Perencanaan Radio Trerestrial. STTTelkom. 13. Roger. L . Freeman. 1998. Telecommunications Transmission Handbook. John Willey. 14. Suhana.

2002.

Buku

Pegangan

Teknik

Telekomunikasi.

PT.Pradnya

Paramita.Jakarta. 15. Timo Smura. 2004. Techno Economic Analysis of IEEE. 802.16a Based Fixed Wirelees Access Network. Helsinki University of Tecnology.

Lampiran A

Kota Yogyakarta Kecamatan: Mantrijeron Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Jumlah Bandwidth 32 522x0,15=78,3 4 4 8

64 64 perprodi 64

256 256 1280

2 8 1 1+1=2

128 64 64 128+64

256 512 64 192

108 Kecamatan: Kraton Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

5344

Jumlah Bandwidth 32 178x0,15=26,7

Total 864

2 1 2

64 64 perprodi 64

128 64 576

7 1 1

128 64 64 128

448 64 128

41 Kecamatan: Mergangsan Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Total 2528

2272

Jumlah Bandwidth 32 198x0,15=63,75

Total 2048

6 3 2

64 64 perprodi 64

384 192 256

1 15 1 1

128 64 64 64

128 960 64 64

94

4096

A 1

Kecamatan: Umbulharjo Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Jumlah Bandwidth 32 2874x0,15=431,1

Total 13824

10 8 20

64 64 perprodi 64

640 512 5184

5 10 39 4+2=6

128 64 1000+64 128x4+2x64

640 640 1064 640

493 Kecamatan: Kotagede Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

23144

Jumlah Bandwidth 64 520x0,15=78

Total 2496

4 4 2

64 64 perprodi 64

256 256 832

3 10 2 1

128 64 64 128

384 640 128 128

104 Kecamatan: Gondokusuman Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

5120

Jumlah Bandwidth 32 783x0,15=117,45

Total 3776

11 9 13

64 64 perprodi 64

704 576 4928

1 5 4 5+2=7

128 64 64 5x128+2x64

128 320 256 768

168

11456

A 2

Kecamatan: Danurejan Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Jumlah Bandwidth 32 202x0,15=30,3 3 1

64 64 perprodi 64

192 128

2 37 1+1=2

128 64 1000+2X64 128+64

128 1128 192

42 Kecamatan: Pakualaman Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

2760

Jumlah Bandwidth 32 125x0,15=18,75

Total 608

1 4

64 64 perprodi 64

64 320

4 1 1

128 64 64 128

256 64 128

30 Kecamatan: Gondomanan Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Total 992

1440

Jumlah Bandwidth 32 213x0,15=31,95

Total 1024

2 4 -

64 64 perprodi 64

128 256 -

1 3 4 1+1=2

128 64 64 128+64

128 192 256 192

48

2176

A 3

Kecamatan:Ngampilan Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Jumlah Bandwidth 32 146x0,15=21,9 2 4 2

64 64 perprodi 64

128 256 384

15 1 -

128 64 64 64

960 64 -

46 Kecamatan: Wirobrajan Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

2496

Jumlah Bandwidth 32 148x0,15=47,7

Total 1536

2 4 2

64 64 perprodi 64

128 256 320

3 1 1

128 64 64 64

192 64 64

93 Kecamatan:Gedongtengen Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Total 704

2560

Jumlah Bandwidth 64 153x0,15=22,95

Total 736

3 2 1

64 64 perprodi 64

192 128 128

1 1 1

128 64 64 64

64 64 64

32

1376

A 4

Kecamatan: Jetis Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Jumlah Bandwidth 64 412x0,15=61,8 7 4 8

64 64 perprodi 64

448 256 1856

2 11 5 -

128 64 64 64

256 704 320 -

99 Kecamatan: Tegalrejo Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Total 1984

5824

Jumlah Bandwidth 64 592x0,15=88,8

Total 2848

3 4 4

64 64 perprodi 64

192 256 768

1 2 2 1+2=3

128 64 64 128+2x64

128 128 128 256

108

4704

A 5

Kabupaten Sleman Kecamatan: Moyudan Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3 Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Jumlah 2 2 9 1 1

Bandwidth 32 64 64 perprodi 64

64 64 64

15 Kecamatan: Minggir Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Jumlah 4 3 2 1 1

Jumlah -

128 128 576 64 64

960

Bandwidth 32 64 64 perprodi 64

64 64 64

11 Kecamatan: Sayegan Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Total

Total 256 192 128 64 64

704 Bandwidth 32

Total -

3 2 -

64 64 perprodi 64

192 128 -

1 1+2=3

128 64 64 128+2x64

64 256

9

640

A 6

Kecamatan: Godean Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Jumlah Bandwidth 32 171x0,15=25,65 7 2 1

64 64 perprodi 64

448 128 512

4 4 1 2

128 64 64 64

512 256 64 128

47 Kecamatan: Gamping Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

2880

Jumlah Bandwidth 32 228x0,15=34,2

Total 1120

7 3 3

64 64 perprodi 64

448 192 704

2 15 1 2

128 64 64 64

256 960 64 128

67 Kecamatan: Mlati Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Total 832

3872

Jumlah Bandwidth 32 76x0,15=11,4

Total 384

8 5 7

64 64 perprodi 64

512 320 1984

6 17 1 -

128 64 64

768 1088 64

56

5120

A 7

Kecamatan: Depok Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Jumlah Bandwidth 32 1368x0,15=205,2

Total 6592

10 8 24

64 64 perprodi 64

640 512 24832

6 30 1 3+3=6

128 64 64 3x128+3x64

768 1920 64 576

291 Kecamatan: Brebah Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

35904

Jumlah Bandwidth 32 49x0,15=7,35

Total 256

4 1 -

64 64

256 64 -

3 2 1 -

128 64 64

384 128 64 -

19 Kecamatan: Prambanan Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Jumlah -

1152

Bandwidth 32

Total -

4 4 -

64 64

256 256 -

4 1 1

128 64 64 64

256 64 64

14

1024

A 8

Kecamatan: Kalasan Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Jumlah Bandwidth 32 52x0,15=7,8 9 3 1

64 64 perprodi 64

576 192 320

5 8 1 1+1=2

128 64 64 128+64

640 512 64 192

37 Kecamatan: Ngemplak Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

2752

Jumlah Bandwidth 32 114x0,15=17,1 4 2 1 1+1=2

Total 576

64 64 perprodi 64

256 128 -

64 128+64

64 192

27 Kecamatan: Ngaglik Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Total 256

1216

Jumlah Bandwidth 32 684x0,15=129,6

Total 2688

7 3 5

64 64 perprodi 64

448 192 2176

1 8 1 1+1=2

128 64 64 128+64

128 512 64 192

157

6400

A 9

Kecamatan: Sleman Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Jumlah -

Bandwidth 32 64 64 perprodi 64

512 320 -

5 3 45 2

128 64 512+3x64 64

640 192 704 128

Jumlah -

2496

Bandwidth 32

Total -

6 2 -

64 64 perprodi 64

384 128 -

2 3 1 2

128 64 64 64

256 192 64 128

16 Kecamatan: Turi Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

-

8 5 -

27 Kecamatan: Tempel Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Total

1152

Jumlah Bandwidth 32 109x0,15=16,35

Total 544

5 1 -

64 64 perprodi 64

320 64 -

1 1 1

128 64 64 64

64 64 64 64

26

1184

A 10

Kecamatan: Pakem Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Jumlah -

Bandwidth 32

-

7 3 1

64 64 perprodi 64

448 192 192

4 1 1

128 64 64 64

256 64 64

17 Kecamatan: Cangkringan Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Total

Jumlah -

1216

Bandwidth 32

Total -

4 2 -

64 64 perprodi 64

256 128 -

1 1

128 64 64 64

128 64 64 64

8

704

A 11

Kabupaten Bantul Kecamatan: Srandakan Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Kecamatan: Sanden Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Jumlah -

Bandwidth 32

-

3 1 -

64 64 perprodi 64

192 64 -

3 1 8

128 64 64

192 64

Jumlah -

512

Bandwidth 32

Total -

5 1 -

64 64 perprodi 64

320 64 -

1 -

128 64 64 64

64 -

7 Kecamatan: Kretek Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Total

Jumlah -

448

Bandwidth 32

Total -

4 2 -

64 64 perprodi 64

256 128 -

1 1

128 64 64 64

64 64

8

512

A 12

Kecamatan: Pundong Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Jumlah -

Bandwidth 32 64 64 perprodi 64

256 64 -

2 1 1

128 64 64 64

128 64 64

Jumlah -

576

Bandwidth 32

Total -

6 3 -

64 64 perprodi 64

384 192 -

1 1 1

128 64 64 64

64 64 64

12 Kecamatan: Pandak Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

-

4 1 -

9 Kecamatan: Bambanglipuro Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Total

Jumlah -

768

Bandwidth 32

Total -

5 -

64 64 perprodi 64

320 -

3 2

128 64 64 64

192 64

10

640

A 13

Kecamatan: Bantul Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Jumlah -

Bandwidth 32 64 64 perprodi 64

768 512 384

11 42 7

128 64 256+19x64 64

1408 1472 448

4992

Jumlah Bandwidth 32 18X0,15=2,7

Total 96

4 1 1

64 64 perprodi 64

256 64 768

3 1 2

128 64 64 64

192 64 128

15 Kecamatan: Imogiri Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

-

12 8 4

62 Kecamatan: Jetis Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Total

Jumlah -

1568

Bandwidth 32

Total -

6 2 -

64 64 perprodi 64

384 128 -

1 1 2

128 64 64 64

64 64 128

12

768

A 14

Kecamatan: Dlingo Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Jumlah -

Bandwidth 32 64 64 perprodi 64

448 128 -

2 1 2

128 64 64 64

128 64 128

Jumlah -

896

Bandwidth 32

Total -

4 2 -

64 64 perprodi 64

256 128 -

6 1 2

128 64 64 64

384 64 128

15 Kecamatan: Piyungan Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

-

7 2 -

14 Kecamatan: Pleret Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Total

960

Jumlah Bandwidth 32 18X0,15=2,7

Total 96

5 2 -

64 64 perprodi 64

320 64 -

1 6 1 -

128 64 64 64

128 384 64 -

17

1056

A 15

Kecamatan: Banguntapan Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Jumlah Bandwidth 32 46X0,15=6,9 9 4 4

64 64 perprodi 64

576 256 512

3 16 1 3

128 64 64 64

384 1024 64 192

45 Kecamatan: Sewon Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

3232

Jumlah Bandwidth 32 229X0,15=34,35

Total 1120

5 3 4

64 64 perprodi 64

320 192 960

5 41 1 2

128 64 64 64

640 2624 64 128

96 Kecamatan: Kasihan Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Total 224

6048

Jumlah Bandwidth 32 662X0,15=99,3

Total 3200

8 3 5

64 64 perprodi 64

512 192 2688

3 22 1 2

128 64 64 64

384 1408 64 128

144

8576

A 16

Kecamatan: Pajangan Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Jumlah -

Bandwidth 32

-

4 1 -

64 64 perprodi 64

256 64 -

3 1 1

128 64 64 64

192 64 64

10 Kecamatan: Sedayu Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Total

640

Jumlah Bandwidth 32 14X0,15=2,1

Total 96

3 3 -

64 64 perprodi 64

192 192 -

1 5 1 1

128 64 64 64

128 320 64 64

17

1056

A 17

Kabupaten Kulonprogo Kecamatan: Temon Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Sentra Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Jumlah 3 4 5 1 1

Bandwidth 32 64 64 perprodi 64 64 64 64

14 Kecamatan: Wates Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Sentra Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Jumlah 4 2 1 1

8

192 256 320 64 64

Total 192 576 832 64 640 576 64

64 64 perprodi 64 64 512+64 64

44 Kecamatan: Panjatan Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Sentra Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

-

896

Jumlah Bandwidth 32 38X0,15=5,7 9 13 1 10 37 3

Total

2944

Bandwidth 32 64 64 perprodi 64 64 64 64

Total 256 64 64

384

A 18

Kecamatan: Galur Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Sentra Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Jumlah 4 2 4 1 -

Bandwidth 32 64 64 perprodi 64 64 64 64

11 Kecamatan: Lendah Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Sentra Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Jumlah 4 2 12 1 3

Jumlah 9 4 9 1 1

24

256 128 256 64 -

704

Bandwidth 32 64 64 perprodi 64 64 64 64

24 Kecamatan: Sentolo Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Sentra Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Total

Total 256 128 768 64 192

1408

Bandwidth 32 64 64 perprodi 64 64 64 64

Total 576 256 576 64 64

1536

A 19

Kecamatan: Pengasih Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Sentra Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Jumlah Bandwidth 32 118X0,15=17,17 5 5 1 8 1 3

Total 576 320 320 192 512 64 192

64 64 perprodi 64 64 64 64

41 Kecamatan: Kokap Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Sentra Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Jumlah 6 1 12 1 2

2176

Bandwidth 32 64 64 perprodi 64 64 64 64

22 Kecamatan: Girimulyo Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Sentra Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Jumlah 7 1 4 1 1 14

Total 384 64 768 64 128 1408

Bandwidth 32 64 64 perprodi 64 64 64 64

Total 448 64 256 64 64 896

A 20

Kecamatan: Nanggulan Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Sentra Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Jumlah 5 4 6 1 1

Bandwidth 32 64 64 perprodi 64 64 64 64

17 Kecamatan: Kalibawang Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Sentra Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Jumlah 7 2 2 1 2

Jumlah 8 4 74 1 2

89

320 256 384 64 64

1088

Bandwidth 32 64 64 perprodi 64 64 64 64

14 Kecamatan: Samigaluh Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Sentra Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Total

Total 448 128 128 64 128

896

Bandwidth 32 64 64 perprodi 64 64 64 64

Total 512 256 4736 64 128

5696

A 21

Kabupaten Gunungkidul Kecamatan: Panggang Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Jumlah 3 1 1 4

Bandwidth 32 64 64 perprodi 64 64 64

9 Kecamatan: Purwosari Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tingg 3. Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Jumlah 3 1 1 1

Jumlah 5 1 -

6

192 64 64 256

576

Bandwidth 32 64 64 perprodi 64 64 64

6 Kecamatan: Paliyan Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Total

Total 192 64 64 64

384

Bandwidth 32 64 64 perprodi 64 64 64 64

Total 320 64 -

384

A 22

Kecamatan: Saptosari Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Jumlah 4 1 3

Bandwidth 32 64 64 perprodi 64 64 64 64

8 Kecamatan: Tepus Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Jumlah 6 1 1 2

Jumlah 4 1 2

7

256 64 192

512

Bandwidth 32 64 64 perprodi 64 64 64 64

10 Kecamatan: Tanjungsari Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Total

Total 384 64 64 128

640

Bandwidth 32 64 64 perprodi 64 64 64 64

Total 256 64 128

448

A 23

Kecamatan: Rongkop Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Jumlah 5 1 1 1

Bandwidth 32 64 64 perprodi 64 64 64 64

8 Kecamatan: Girisubo Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Jumlah 3 1 1 1

Jumlah 7 2 6 1 3

19

320 64 64 64

512

Bandwidth 32 64 64 perprodi 64 64 64

6 Kecamatan: Semanu Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Total

Total 192 64 64 64

384

Bandwidth 32 64 64 perprodi 64 64 64 64

Total 448 128 384 64 192

1216

A 24

Kecamatan: Ponjong Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Jumlah 9 4 4 1 -

Bandwidth 32 64 64 perprodi 64 64 64 64

18 Kecamatan: Karangmojo Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Jumlah 8 3 1 5

Jumlah 9 8 2 39 5

25

576 256 256 64 -

1152

Bandwidth 32 64 64 perprodi 64 64 64 64

16 Kecamatan: Wonosari Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Total

Total 512 192 64 320

1088

Bandwidth 32 64 64 perprodi 64 64 256+25x64 64

Total 576 512 896 1856 320

4160

A 25

Kecamatan: Playen Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Jumlah 9 4 1 3

Bandwidth 32 64 64 perprodi 64 64 64

17 Kecamatan: Patuk Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Jumlah 6 1 1 2

Jumlah 5 1 2

8

576 512 64 192

1344

Bandwidth 32 64 64 perprodi 64 64 64 64

10 Kecamatan: Gedangsari Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Total

Total 384 64 64 128

640

Bandwidth 32 64 64 perprodi 64 64 64 64

Total 320 64 128

512

A 26

Kecamatan: Nglipar Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri 4. Instansi pemerintahan 5 Sarana kesehatan

Jumlah 5 2 1 3

Bandwidth 32 64 64 perprodi 64 64 64 64

11 Kecamatan: Ngawen Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Jumlah 4 1 1 4

Jumlah 7 2 1 2

12

320 128 64 192

704

Bandwidth 32 64 64 perprodi 64 64 64

10 Kecamatan: Semin Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan

Total

Total 256 64 64 256

640

Bandwidth 32 64 64 perprodi 64 64 64

Total 448 128 64 128

368

A 27

Kelurahan, Kecamatan, Dinas dan instansi Kota Yogyakarta 2004 No A. I.1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 II. 13 14 15 16 III. 17 18 19 20 21 22 23 IV. 24 25 26 27 28 29 V. 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39

Nama Kantor Dalam Komplek Balai Kota KAPDE SekDa Bagian Umum Lt 1 Walikota Lt 1 Walikota Lt 2 ruang utama Bappeda Lt 1 Bappeda Lt 2 Dalbang + Bagian umum Lembaga Pengawasan Internal Bagian Hukum dan Perlengkapan Bagian Perlengkapan RR 2 Badan Kepegawaian Daerah & Kepeg Daerah Assek 1,2,3 dan R Sub bag Perkotaan Tata Pemerintahan & arsip Kantor Kepegawaian Daerah R. Server Lt 1 Kependudukan dan catatan sipil Lt 2 Kependudukan dan catatan sipil Lt 3 Departemen Agama Lt 1 Departemen Agama Lt 2 dan 3 Dinas ketertiban Puskesmas Gondokusuman Bagian Lingkungan Hidup Lt 1 Bagian Perlengkapan Lt 2 Bagian Organisasi Lt 3 Dinas Perekonomian Subdin, koperasi Lt 1 Badan Pertanahan Nasional Lt 1 & KHI & Lt2 kompt Badan Pertanahan Nasional Lt 2 Dinas Kesos dan pemberdayaan masyarakat Dinas Perekonomian Humas Dinas kesbanglinmas Dinas prasarana Kota Dinas tatakota & Bangunan Kantor pengolahan pajak daerah (KPPD) Lt 1 Badan pengelola keuangan Daerah/ BPKD Lt 2 Badan pengelola keuangan Daerah/ BPKD Lt 3 Sekertariat Dewan & BP 7 Jumlah

Jumlah PC 7 2 7 6 2 6 10 11 14 4 4 20 13 8 14 11 10 11 9 7 10 14 3 6 6 8 5 6 8 11 9 6 11 22 15 10 13 13 4 355

A 28

No B 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38.

Nama Kantor / Lokasi Diluar Komplek Balaikota Dinas Pasar Dinas tenega kerja & Trans Dinas KP3OR Alun2 Utara Subdin Kehewanan RSUD Wirosaban Puskesmas Gedongtengen Kelurahan Pringgokusuman Puskesmas Tegal rejo Kelurahan Karangwaru Puskesmas Gondomanan Kelurahan Prawirodirjan Puskesmas Mergangsan Kelurahan Wirogunan Puskesmas Danurejan 1 Puskesmas Danurejan 2 Kelurahan Suryatmajan Puskesmas Pakualaman Kelurahan Gunung Ketur Kelurahan Bumijo Puskesmas Gondokusuman 1 Puskesmas Gondokusuman 2 Kelurahan Baciro Kecamatan Ngampilan Puskesmas Ngampilan Kelurahan Notoprajan Kecamatan Wirobrajan Kecamatan Mantrijeron Kecamatan Kraton Puskesmas Kraton Kelurahan Kadipaten Kecamatan Umbulharjo Kelurahan Mujamuju Puskesmas Umbul harjo Puskesmas kotagede 1 Puskesmas kotagede 2 Kelurahan Rejowinangun Kecamatan Kota gede Kelurahan Suryodiningratan Jumlah Total

Jumlah PC 3 3 3 4 4 2 1 2 1 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 4 1 3 3 3 3 3 3 114 467

A 29

Broadband Wireless IP and E1/T1 System

VoIP

Airspan's AS4030 product is a high capacity, IP based Broadband Wireless system which can be configured for Point-to-Multipoint (PMP) or for Point-to-Point (PtP) applications. AS4030 implementation is in accordance with the IEEE802.16a standard approved in January 2003. Its Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) technology ensures non-line-of-sight (NLOS) operation. Furthermore, thanks to its adaptive modulation capability across its BPSK, QPSK, 16QAM and 64QAM modulation schemes, AS4030 makes best use of the available spectrum whilst maximising delivered bandwidth to each individual customer.

Product Information

Key Features (Benefits) • Frequency Bands 3.4-3.8 GHz • IEEE 802.16a compliant • PMP and PtP operation • Orthogonal Frequency Division Multiplexing technology allows NLOS operation • Up to 70Mbps over the air in 14MHz channel • High speed data rates in excess of 36Mbps

Overview The heart of the AS4030 system is the Base Station (BS), which provides radio access for the Subscriber Terminals (ST) deployed at the end users' location. The BS connects to the core network either through E1/T1 span and/or through 100BaseT Ethernet interfaces. Each BS can support a number of sectors, typically 4 or 6, depending on the service requirements and available spectrum. Each sector compromises of an outdoor unit and an indoor unit, which is 1U high, that can provide up to 4 or up to 8 E1/T1 and two 100BaseT interfaces. The ST also comprises of an outdoor unit and an indoor unit with similar characteristics to those of the BS. Typically the ST will support up to 4 E1/T1s.

The ST, working together with a Integrated Access Device (IAD) located at the customer premises and a Media Gateway connected to a Class 5 switch provides a high quality VoIP solution. The AS4030 can be deployed as a PtP system as well as a PMP system. In PtP configuration the BS sector serves a single ST. All aspects of the AS4030 system is managed through the AS8300 management system. The AS8300 is an SNMP based system that runs on a scalable Windows NT or 2000 platform. The AS8300 server also incorporates an SQL database. It is easy to install and use through its intuitive graphical user interface.

Leading the World in Wireless DSL

• Support for VoIP • Intelligent rate adaption to optimise spectral efficiency • Programmable channel bandwidth • Compact, integrated design • Full range of QoS features • Can transport multiple E1s/T1s

Applications AS4030 is ideally suited to ILECs, CLECs, DLECs and

other via high-capacity links for a fraction of the

ISPs wishing to roll out IP services to the more

cost of wired broadband links.

demanding

SME,

Business

Park,

Campus

applications as well as to SOHO and residential



customers in MTUs and MDUs, where high-speed

Today leased lines are often provided using PDH

and high quality services with committed QoS levels

technology, which often requires multiple E1s/T1s to

are essential.

be provided between two points even though the

Cost effective Leased Line Technology

customers may be paying for a fraction of the The combination of multi service IP, Voice over IP

available capacity. With AS4030 the operator can

and the ability to replace costly PDH based E1/T1

deliver the bandwidth the customer requires and

leased lines maximises the return on investment and

increase

enhances the business case for operators.

requirements grow.

Here are some of the applications of AS4030:



the

bandwidth

seamlessly

as

the

WISP/WASP Backhaul

Wireless Internet Service/Application Providers use



Broadband Services in Urban

backhaul as a low-cost way to connect their access

Deployments

points to their points of presence. AS4030 can be

AS4030 is ideally suited to bringing broadband

used to offer WISPs/WASPs a high capacity, high

services to businesses and residential customers

reliability package.

alike in densely populated urban deployments, creating

an

environment

which

compares



802.11b/g Wi-Fi Backhaul

favourably with wireline DSL equivalents for both

Wi-Fi hotspots are being deployed in ever increasing

reliability and delivered service quality.

numbers across the globe providing nomadic computing to the business community. Cost



Broadband Services in Rural Communities

effective backhaul of Wi-Fi hotspots is an important

Many rural locations are not serviced by affordable

challenge for the operators. AS4030, thanks to its

high-speed wireline connections (ISDN, T1, DSL,

NLOS capabilities and high capacity links, provides a

cable and fibre), which would require running

cost effective solution, no matter how challenging

cables long distances through forests, mountains

the hotspot locations.

and other rough terrain. AS4030 offer a far more cost-effective solution for rural connectivity.



3G Backhaul

AS4030 offers mobile operators some key benefits



Broadband Business Parks, Campuses and

and cost savings over alternative technologies. NLOS

Schools

operation, which is particularly useful in dense,

AS4030 provides an ideal means of providing

urban settings will enable more cost effective

university campuses and schools with high-speed

deployment of pico cell backhaul, which would not

Internet access. Thanks to AS4030, different

be possible with alternative technologies.

building on the campus can be connected to each

AS4030 Management System - AS8300 AS4030's management system, called AS8300, is a server based network

In addition to AS8300, each AS4030 terminal comes equipped with in-

management system (NMS) supporting its own SQL database

band, web based management capability. Through this capability it is

management system. AS8300 runs on a PC based MS Windows NT/2000

possible to access and configure a terminal without the need for AS4030.

platform. A remote application client can be used to access the server

This feature is particularly useful during installation and commissioning.

from remote locations.

AS8300 provides a high level of functionality for carrier-class operations. The server interfaces to the system nodes in the network through SNMP agent. It is easy to install and operate, with different clients providing customised GUI access to the information on the server. Clients can display maps, status, events, traps, etc. Real-time display of network status allows rapid problem solving and database driven tools help to manage growing networks.

AS4030 Technical Specification Radio Technology Radio Technology:

256 FFT OFDM - Orthogonal frequency Division Multiplexing

Frequency Bands:

3.4-3.6 GHz, 3.6-3.8 GHz

Duplex Mode:

FDD or TDD

Channel size:

3.5MHz / 7 MHz / 14 MHz

RF Dynamic Range:

>50dB

Spectral Efficency:

5bps/Hz

Over The Air Rate:

Up to 70Mbps in 14MHz channel

Maximum Tx Power:

+23dBm

Rx Sensitivity:

-88dBm @ 7MHz channel (BER 10E-9)

Modulation:

Dynamic Adaptive Modulation auto selects: BPSK, QPSK, 16QAM, 64QAM

Coding Rates:

1/2, 2/3, 3/4

Over The Air Encryption:

DES and 3DES encryption

MAC:

IEEE802.16a compliant PMP 802.16a Packet Convergance Sub-layer mode Automatic Repeat request (ARQ) error correction

Range:

6.5km (4mi) NLOS >70km (42mi) LOS with high-gain PtP antenna

Cross Polarisation:

-20dB (max.) ETSI EN 302 085 v1.1.2 TSI-TS5

IP Delay and Jitter:

One-way delay < 10ms; Jitter: +/- 5ms

IF Cable:

Maximum length up to 68m (225 ft) using RG-58 Maximum length up to 136m (500 ft) using LMR400

AS4030 Technical Specification (continued) Networking Protocols:

Transparent Bridging DHCP pass-through VLAN pass-through 802.3x Ethernet flow control 802.1q/p network traffic prioritisation

Network Services:

Transparent to 802.3 services and applications

Network Management:

Locally through serial console Web interface and SNMP CLI via Telnet and local console

Backhaul connection:

10/100BaseT Ethernet (RJ 45)

Optional TDM ports:

1 to 4 or 1 to 8 T1/E1 TDM ports E1 Specs

Standards:

T1 Specs

ETS TBR 12/13, ITU-T Rec. G.703, G.704,

AT&T TR-62411, ANSI T1.403, ITU-T Rec. G703,

G.706, G.732, G.821, G.823, G.826

G.704, G.706, G.732, G.821, G.823, G.826

Framing:

Unframed, CRC4, FAS/NFAS

Unframed, D4 (SF), ESF

Data rate:

2048 kbps

1544 kbps

Line Code:

HDB3, AMI

AMI, B8ZS

Connector:

Balanced: RJ-48c, 8-pin

Balanced: RJ-48c, 8-pin

Line Impedance:

Balanced 120 Ohm

Balanced 100 Ohm

Jitter:

ITU-T G.823

AT&T TR-62411, ITU-T G.824

Clocking:

Adaptive, Loopback, Internal

Adaptive, Loopback, Internal

Line Protection:

ITU-T K-20, K-21

Bellcore GR 1089

Mechanical and Electrical Specification Power Requirements:

110/220/240 VAC (auto sensing single/dual), 50/60Hz, 40W max for ST and 70 max for BS sector radio

Dimensions (mm):

432mm x 305mm x 45mm (17”x12’x1.75”)

Enviromental Operating:

Indoor Terminal - 0˚C to +55˚(32˚F to 132˚F)

Temperature:

Outdoor Radio Unit - -40˚C to +60˚C

Wind loading:

Exceeds 220 kph (137 mph) - antenna specific

Worldwide Headquarters; Airspan Networks Inc.

Main Operations; Airspan Communications Limited

777 Yamato Road, Suite 105, Boca Raton, FL 33431-4408, USA Tel: +1 561 893 8670 Fax: +1 561 893 8671

Cambridge House, Oxford Road, Uxbridge, Middlesex, UB8 1UN, UK Tel: +44 (0) 1895 467 100 Fax: +44 (0) 1895 467 101

www.airspan.com

Kelurahan, Kecamatan, Dinas dan instansi Kota Yogyakarta 2004 No A. I.1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 II. 13 14 15 16 III. 17 18 19 20 21 22 23 IV. 24 25 26 27 28 29 V. 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39

Nama Kantor Dalam Komplek Balai Kota KAPDE SekDa Bagian Umum Lt 1 Walikota Lt 1 Walikota Lt 2 ruang utama Bappeda Lt 1 Bappeda Lt 2 Dalbang + Bagian umum Lembaga Pengawasan Internal Bagian Hukum dan Perlengkapan Bagian Perlengkapan RR 2 Badan Kepegawaian Daerah & Kepeg Daerah Assek 1,2,3 dan R Sub bag Perkotaan Tata Pemerintahan & arsip Kantor Kepegawaian Daerah R. Server Lt 1 Kependudukan dan catatan sipil Lt 2 Kependudukan dan catatan sipil Lt 3 Departemen Agama Lt 1 Departemen Agama Lt 2 dan 3 Dinas ketertiban Puskesmas Gondokusuman Bagian Lingkungan Hidup Lt 1 Bagian Perlengkapan Lt 2 Bagian Organisasi Lt 3 Dinas Perekonomian Subdin, koperasi Lt 1 Badan Pertanahan Nasional Lt 1 & KHI & Lt2 kompt Badan Pertanahan Nasional Lt 2 Dinas Kesos dan pemberdayaan masyarakat Dinas Perekonomian Humas Dinas kesbanglinmas Dinas prasarana Kota Dinas tatakota & Bangunan Kantor pengolahan pajak daerah (KPPD) Lt 1 Badan pengelola keuangan Daerah/ BPKD Lt 2 Badan pengelola keuangan Daerah/ BPKD Lt 3 Sekertariat Dewan & BP 7 Jumlah

Jumlah PC 7 2 7 6 2 6 10 11 14 4 4 20 13 8 14 11 10 11 9 7 10 14 3 6 6 8 5 6 8 11 9 6 11 22 15 10 13 13 4 355

No B 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38.

Nama Kantor / Lokasi Diluar Komplek Balaikota Dinas Pasar Dinas tenega kerja & Trans Dinas KP3OR Alun2 Utara Subdin Kehewanan RSUD Wirosaban Puskesmas Gedongtengen Kelurahan Pringgokusuman Puskesmas Tegal rejo Kelurahan Karangwaru Puskesmas Gondomanan Kelurahan Prawirodirjan Puskesmas Mergangsan Kelurahan Wirogunan Puskesmas Danurejan 1 Puskesmas Danurejan 2 Kelurahan Suryatmajan Puskesmas Pakualaman Kelurahan Gunung Ketur Kelurahan Bumijo Puskesmas Gondokusuman 1 Puskesmas Gondokusuman 2 Kelurahan Baciro Kecamatan Ngampilan Puskesmas Ngampilan Kelurahan Notoprajan Kecamatan Wirobrajan Kecamatan Mantrijeron Kecamatan Kraton Puskesmas Kraton Kelurahan Kadipaten Kecamatan Umbulharjo Kelurahan Mujamuju Puskesmas Umbul harjo Puskesmas kotagede 1 Puskesmas kotagede 2 Kelurahan Rejowinangun Kecamatan Kota gede Kelurahan Suryodiningratan Jumlah Total

Jumlah PC 3 3 3 4 4 2 1 2 1 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 4 1 3 3 3 3 3 3 114 467

Lampiran B

B1

Lampiran E Tabel parameter kanalisasi pada OFDM

E 1

E 2

Lampiran C

sel

d1 (km)

d2 (km)

Sleman 12 Sleman 13 Sleman 18 Sleman 19 Sleman 20 Kota 1 Kota 2 Bantul 3 Bantul 4 Bantul 7 Kulonprogo 5

1,657 1,342 1,184 1,283 1,263 1,304 1,369 1,5 1,2 2,1 1,5

1,343 1,658 1,81 1,717 1,737 1,696 1,631 1,5 1,8 1,8 1,5

MSL MSL MSL huser hobs Clearance hcorrected hBTS (m) (m) (m) BTS Obs user (m) (m) (m) (m) (m) 150 200 190 20 15 7,98 0,1318 82,164 190 200 170 20 15 7,98 0,1318 70,32 120 180 180 20 15 7,84 0,16 99,37 100 110 120 20 45 7,92 0,129 91,64 100 130 120 20 15 7,92 0,129 70,30 70 100 120 20 20 7,95 0,131 58,66 70 100 120 20 20 7,99 0,132 59,053 50 85 90 20 15 8,02 0,177 67,91 50 85 90 20 15 7,84 0,127 64,71 50 50 90 20 15 7,35 0,11 50,06 100 100 55 20 15 8,02 0,133 84,88

C 1

P T P

Wireless IP High Capacity Point-to-Point System Airspan's AS3030-PTP is a high performance broadband wireless system designed to provide a secure and reliable Point-to-Point (PtP) operation. It is a true high performance, high capacity, multi-service OFDM platform available in a cost effective package. The AS3030 is capable of supporting up to 72Mbps over its air interface, equivalent to 49Mbps at the Ethernet level. AS3030-PTP operates in the licenceexempt 5.8GHz band. It benefits from real-time adaptive modulation and Auto Repeat Request (ARQ); features that offer high quality connectivity whilst maximising spectrum utilisation. Thanks to its robust non-line-of-sight capability and remote management-throughweb interface, AS3030-PTP is remarkably easy and intuitive to install and use.

Product Information

Key Features (Benefits) • Frequency Bands supported: 5.4-5.7 GHz 5.7-5.8 GHz • OFDM (64 carriers) technology allows NLOS operation • Easy to install • Easy to operate • Complete solution • Competitively priced • IP based air interface also suitable for carrying TDM

Overview Airspan's AS3030-PTP is a high performance, reliable point-to-point (PtP) networking solution for carriers, Internet Service Providers, Enterprises and Government organisations. It provides a cost effective alternative to wireline solutions and leased lines. The AS3030-PTP comes with all the components necessary for quickly and easily deploying a PtP link. The components consist of the Indoor Unit (IDU), the IF and RF cables, The Outdoor Unit (ODU), a range of narrow-beam, highgain antenna options and an optional dual power supply when higher reliability is required. Each AS3030 link provides an air interface of up to 72Mbps using a 20MHz channel. The link can operate over a range in excess of 10km (NLOS) and 80km (LOS). AS3030-PTP supports industry standard 10/100BaseT Ethernet data port. In addition, AS3030 provides the option of equipping 1 to 4 E1/T1 TDM ports.

AS3030-PTP allows intuitive management-through-web interface, which makes the remote management of the product remarkably easy.

Applications • Building to building enterprise networking • Backhaul for ISP/ASP/WISP • Backhaul for 2G/3G mobile networks • Backhauling AS4020 base stations • Backhaul of 802.11 hot spots • High capacity surveillance and telemetry • Campus networking • Disaster recovery • Large enterprise VPNs • Multi Tenant/Multi Business/ Multi Dwelling units • Extensions/alternatives to Fibre Optic networks • PBX voice and data connectivity

Leading the World in Wireless DSL

• Reach of greater than 10km range (NLOS) and greater than 80km range (LOS) • Compact integrated design • Up to 49 Mbps bandwidth per link • Built-in 10/100BaseT interfaces • Support for 1 to 4 E1/T1 ports • Supports transparent bridging • Supports DFS and ATPC

AS3030-PTP Technical Specification Radio Technology Frequency Bands: Duplex Mode: Channel size: RF Dynamic Range: Over The Air Rate: Maximum Tx Power: Rx Sensitivity: Modulation Coding: Coding: Coding Rates: Over The Air Encryption: Error correction: Range:

IF Cable:

OFDM - Orthogonal frequency Division Multiplexing 5.4-5.7 GHz 5.725-5.835 GHz TDD 20MHz >50dB Up to 72 Mbps per channel -20 to +20dBm -86dBm @ 6Mbps (BER 10E-9) Dynamic Adaptive Modulation BPSK, QPSK, 16QAM, 64QAM 1/ , 2/ , 3/ 2 3 4 Proprietary 64-bit encryption Automatic Repeat Request >10km (6mi) NLOS with high-gain PtP antenna >80km (50mi) LOS with high-gain PtP antenna Maximum length up to 76m (250 ft) using RG6U Maximum length up to 152m (500 ft) using RG11U 152m (500ft) using LMR cabling Max allowable losses at 2.5GHz: • RG6: 10dB/30m (100 ft) at 25˚C • RG11: 5dB/30m (100 ft) at 25˚C

Networking Protocols: Network Services: Network Management: Backhaul connection: Optional TDM ports: Standards:

Framing: Data rate: Line Code: Connector: Line Impedance: Jitter: Clocking: Line Protection:

Transparent Bridging, DHCP pass-through, VLAN pass-through 802.3x Ethernet flow control, 802.1q/p network traffic prioritisation Transparent to 802.3 services and applications Locally through serial console, Web interface and SNMP CLI via Telnet and local console 10/100BaseT Ethernet (RJ 45) 1 to 4 T1/E1 TDM ports E1 Specs T1 Specs ETS TBR 12/13, ITU-T Rec. G.703, AT&T TR-62411, ANSI T1.403, ITU-T G.704, G.706, G.732, G.821, G.823, Rec. G703, G.704, G.706, G.732, G.826 G.821, G.823, G.826 Unframed, CRC4, FAS/NFAS Unframed, D4 (SF), ESF 2048 kbps 1544 kbps HDB3, AMI AMI, B8ZS Balanced: RJ-48c, 8-pin Balanced: RJ-48c, 8-pin Balanced 120 Ohm Balanced 100 Ohm ITU-T G.823 AT&T TR-62411, ITU-T G.824 Adaptive, Loopback, Internal Adaptive, Loopback, Internal ITU-T K-20, K-21 Bellcore GR 1089

Mechanical and Electrical Specification Power Requirements: Dimensions (mm):

110/220/240 VAC (auto sensing single/dual), 50/60Hz, 39W max. 432 x 305 x 45

Environmental Operating Temperature: Wind loading:

Indoor Terminal - 0˚C to +55˚C Outdoor Radio Unit - -40˚C to +60˚C Exceeds 220 kph (137 mph) - antenna specific

Worldwide Headquarters; Airspan Networks Inc.

Main Operations; Airspan Communications Limited

777 Yamato Road, Suite 105, Boca Raton, FL 33431-4408, USA Tel: +1 561 893 8670 Fax: +1 561 893 8671

Cambridge House, Oxford Road, Uxbridge, Middlesex, UB8 1UN, UK Tel: +44 (0) 1895 467 100 Fax: +44 (0) 1895 467 101

www.airspan.com

Related Documents