PERENCANAAN SISTEM WIRELESS METROPOLITAN AREA NETWORK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI WORLDWIDE INTEROPROBABILITY FOR MICROWAVE ACCESS (WiMAX) PADA WILAYAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan pada Program Sarjana Teknik Elektro di Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
Disusun oleh :
Sumantri Joyoboyo 111000081
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELKOM BANDUNG 2005
WIRELESS METROPOLITAN AREA NETWORK PLANNING USING WORLDWIDE INTEROPROBABILITY FOR MICROWAVE ACCESS (WiMAX) TECHNOLOGY IN YOGYAKARTA
Presented to comply the pre requirement in getting Bachelor Degree (S1) of Electrical Engineering at Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
Written by :
Sumantri Joyoboyo 111000081
DEPARTMENT OF ELECTRICAL ENGINEERING SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELKOM BANDUNG 2005
ABSTRAKSI Wireless Local Area Network (WLAN) 2,4 GHz merupakan salah satu teknologi alternatif akses internet pada ISM (industry, scientifical and medicine) band yang bersifat unlicensed dengan memiliki keunggulan dalam instalasi perangkat lebih mudah, cepat, fleksibel dapat menjangkau daerah dimana saja dan relatif lebih murah bila dibandingkan dengan teknologi kabel yang terbatas pada infrastruktur perusahaan telekomunikasi yang ada, sehingga perusahaan-perusahaan penyedia jasa internet untuk
mendapatkan
pelanggan
berupa
warnet
sebanyak-banyaknya
hingga
penggunaan booster untuk menguasai kanal frekuensi pada daerah tertentu dengan tidak memperhatikan daya pancar (EIRP) yang ditetapkan oleh pemerintah. Tujuan perencanaan WMAN menggunakan WiMAX ini untuk penataan sel pada wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, sehingga terbentuk adanya penataan daerah cakupan yang lebih teratur. Pada tugas akhir ini dilakukan estimasi perencanaan sehingga didapatkan jumlah sel dengan coverage yang maksimal sehingga dapat menjangkau seluruh Daerah Istimewa Yogyakarta antar backhaul akan menggunakan link point to point line of sight berdasarkan IEEE 802.16a 5,8 GHz dan link poin to point non line of sight menggunakan standart IEEE 802.16a 3,5 GHz serta untuk link kearah pelanggan akan digunakan link point to multipoint menggunakan standart IEEE 802.11.b, dimana keunggulan dari standart ini adalah dari segi perangkat yang relatif terjangkau oleh calon pelanggan. Metode yang digunakan adalah penataan sel untuk menjangkau seluruh daerah pada Daerah Istimewa Yogyakarta dengan asumsi bahwa di daerah perencanaan masih sangat sedikit jaringan yang tergelar sehingga sangat memungkinkan untuk melakukan penataan sehingga adanya interferensi dapat ditekan seminimal mungkin. Untuk aktifitas daerah yang tinggi dan peningkatan kapasitas sel dengan metode sektorizing serta cell splitting. Untuk mendapatkan hasil perencanaan yang lebih optimal, maka sebaiknya penataan sel untuk menjangkau seluruh daerah pada Daerah Istimewa Yogyakarta dengan berdasarkan peta persebaran calon pelanggan yang berupa pelanggan perumahan, industri, sekolah dan perguruan tinggi, sarana kesehatan, dan instansi pemerintah serta serta kontur dari Daerah Istimewa Yogyakarta
i
ABSTRACT
Wireless Local Area Network ( WLAN) 2,4 GHZ represent one of alternative technology access internet at ISM ( industry, scientifical and medicine) band having the character of unlicensed by owning excellence in easier peripheral installation, quickly, flexible to earn to reach just district where and cheaper relative if compared to a cable technology which limited to infrastructure of existing telecommunications company, so the provider of service internet to get subscriber in the form of warnet as much as possible till use booster to increase frequency channel at certain district by getting emittance ( EIRP) what specified by government. Target of Planning WMAN using WiMAX technology is for the cell settlement at region of Yogyakarta, so that be formed existence of settlement of more regular coverage district. The planning estimated so that be got number of cell with maximal coverage so that earn to reach entire of Yogyakarta usher backhaul will use link point to point line of of sight of pursuant to IEEE 802.16a 5,8 GHz and link poin to Point non line of of sight use standart IEEE 802.16a 3,5 GHZ and also for link toward the subscriber we will use link point to multipoint use standart IEEE 802.11.b where excellence from more cheaper peripheral. Used method cell settlement to reach entire district of Yogyakarta with assumption that] planning district still be slimmest performanced network so that very enable to do settlement so that existence interferensi earn depressed as minimum as possible. For high aktifitas district and make-up of cell capacities by method sektorizing and also cell splitting. To get more optimal planning result, hence better pentaan cell to reach entire district of Yogyakarta by pursuant to map of prospecting customer which in the form of housing subscriber, industrial, school and college, health facility, and the governmental institution and also and also contour from special region of Yogyakarta
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala kasih karunia dan berkat-Nya yang berlimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian Tugas Akhir dengan judul “PERENCANAAN SISTEM WIRELESS METROPOLITAN AREA
NETWORK
WORLDWIDE
DENGAN
MENGGUNAKAN
INTEROPROBABILITY
FOR
TEKNOLOGI
MICROWAVE
ACCESS
(WiMAX) PADA WILAYAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA” yang disusun sebagai syarat dalam menempuh sidang sarjana di Jurusan Teknik Elektro STT Telkom Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini tidak lepas dari kekurangan, oleh karena itu penulis sangat menghargai dan mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk penyempurnaan Tugas Akhir ini. Besar harapan penulis agar hasil penelitian ini berguna bagi penulis maupun untuk khalayak pembaca.
Bandung, Juli 2005
Penulis
iii
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan segala keterbatasan, penulis menyadari bahwa tugas akhir ini tidak mungkin terselesaikan dengan baik tanpa bantuan, dukungan dan kerjasama dari banyak pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada : 1. Kepada ALLAH SWT yang telah memberiku kesempatan hidup sampai kuliah di STTTelkom hingga terselesainya Tugas akhir ini. Semoga ini bukan tugasku yang terakhir. 2. Ibuku tercinta, Suprapti dan Bapakku yang tersayang, DRS Hardono, yang dengan tulus ikhlas telah membesarkan dan mendidik, serta selalu memberi semangat. Jasa Ibu dan bapak tak akan pernah bisa saya balas. Semoga diberi kebahagiaan dunia dan akhirat. 3. Kakakku Rose Gamashyanti Plasma Guru dan adikku Dathu Kama Jati yang juga selalu medukung dan memberikan semangat untuk tidak menyerah jika menghadapi kesulitan. 4. Bapak Bambang Setya Nugraha ST. MT, dan Bapak Eka Indarto ST, selaku pembimbing yang telah memberikan ide, bantuan, bimbingan, dan waktunya sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. 5. Kepada seluruh Instansi pemerintah Propinsi DIY, Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulonprogo, Kabupaten Gunungkidul atas kemudahannya mencari data untuk Tugas Akhir ini. 6. Kawan-kawan kost BJS 143, Kang Eko, Kang Yordan pembimbing ke 3, Wahyu, Ibnu, Iwin, Bejo, Bari, Hanafi, Eka, Imin, Heru, Toni Ucup, Danang, Sukri, Iping, Paidin, Ferdi, Emeral, Erfin, Pampam dan lainnya yang tidak bisa disebutkan. 7. Konco- konco “Japhe methe” yang tidak bisa disebutkan satu-persatu. 8. Nur sholikhin yang “BOLYWOOD” abis “KEEP SYAHRUKHAN GUY’S”, Mbah Kunto sang USTAD “semoga jengggotmu kekal selamanya”, Slamet & Tutik , Agung “Adam jordan” 9. Konco konco EX 6 che “REUNI yuk!!!” 10. Konco-konco kosan Badman, kosan pak Roto Sukapura dan Kosan GBA
iv
11. Temen- temen TE- 2000-01 yang bersama selama 5 tahun 12. Seluruh Dosen TE, yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya selama menempuh pendidikan di STTTelkom, beserta seluruh Staff Administrasi TE.
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAKSI ................................................................................................
i
ABSTRACT..................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................
iii
UCAPAN TERIMA KASIH.........................................................................
iv
DAFTAR ISI.................................................................................................
vi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................
ix
DAFTAR TABEL.........................................................................................
x
DAFTAR SINGKATAN ..............................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................
xii
BAB I
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ........................................................................
1
1.2. Tujuan Penelitian ....................................................................
2
1.3. Rumusan Masalah...................................................................
2
1.4. Batasan Masalah .....................................................................
2
1.5. Metode Penelitian ...................................................................
3
1.6. Sistematika Penulisan .............................................................
4
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Worldwide Interoperability for Microwave Access ...............
5
2.2. Fixed Wireless Access (FWA).................................................
5
2.2.2. Fixed Wireless Access Standart..................................
5
2.3. Wireless Local area Network (WLAN) ..................................
6
2.3.1. Standart IEEE 802.11..................................................
8
2.4. Konsep sel ...............................................................................
8
2.5
2.4.1.
Frekuensi reuse ..........................................................
9
2.4.2.
Sektorisasi .................................................................
9
Site Planning……………………………………….. ………
10
vi
2.6. Perhitungan Linkbudget.........................................................
11
2.6.1.Perhitungan Loss..........................................................
11
2.6.1.a.Redaman Hujan.................................. .............
12
2.6.1.b.Redaman Ruang bebas....................... .............
12
2.6.2.EIRP......... .................................................................... ..
14
2.6.3. RSL .............................................................................
14
2.6.4. Fade Margin................................................. ...............
15
2.6.5.Kualitas Transmisi .......................................................
17
BAB III DATA DAN ASPEK PERENCANAAN 3.1. Penentuan daerah layanan.......................................................
17
3.1.1. Jumlah user .................................................................
17
3.1.2. Tipe-tipe user. .............................................................
17
3.1.2.1 Perumahan/residensial.....................................
18
3.1.2.2 Sekolah............................................................
18
3.1.2.3 Perguruan tinggi..............................................
18
3.1.2.4 Industri.............................................................
18
3.1.2.5 Instansi pemerintah..........................................
19
3.1.2.6 Sarana kesehatan..............................................
19
3.2. Membuat keputusan teknologi ...............................................
19
3.2.1 Teknik duplexing.............................................................
20
3.2.2 Teknik akses jamak.........................................................
20
3.2.3 Teknik modulasi………………………………………...
20
3.3. Topologi Jaringan FWA .........................................................
21
3.3.1. Link point to point ......................................................
22
3.4. Pengalokasian frekwensi..........................................................
23
3.4.1. Pengalokasia frekwensi WIFI 2,4 GHz.......................
24
3.4.2. Pengalokasian frekwensi WiMAX ..............................
24
3.5.Menentukan luasan sel ..............................................................
26
3.5.1.
Perhitungan Receive signal level ..................
26
3.5.2.
Perhitungan Free Space Loss ........................
37
vii
BAB IV
BAB V
PERENCANAAN JARINGAN WiMAX DI JOGJAKARTA 4.1. Analisa peta propinsi DIY ......................................................
30
4.1.1 Analisa Peta Kabupaten Sleman.....................................
30
4.1.2 Analisa Peta Kota Yogyakarta..................................... ..
35
4.1.3 Analisa Peta Kabupaten Bantul......................................
36
4.1.4 Analisa Peta Kabupaten Kulonprogo.............................
39
4.1.5 Analisa Peta Kabupaten Gunung Kidul.........................
41
4.2. Analisa kebutuhan kapasitas per sel .......................................
42
4.3. Menentukan tinggi antena.......................................................
47
4.4 Analisa kapasitas perkanal……………………………………
47
4.5. Analisa link budget .................................................................
48
4.5.1 Path loss..................................... ....................................
48
4.5.1.1 Redaman hujan...................................................
48
4.5.1.2 Free space loss..................................... .............
49
4.5.2 Daya pancar..................................... ..............................
50
4.5.3 Receive Signal Level..................................... ................
56
Kesimpulan dan Saran 5.1. Kesimpulan .............................................................................
59
5.2. Saran .....................................................................................
59
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Site Planning.........................................................................
10
Gambar 3.1. Topologi Jaringan Fixed Wireless Access.............................
22
Gambar 3.2. Alokasi frekwensi WiMAX ..................................................
25
ix
DAFTAR TABEL
Tabel
2.1. Kanal pada frekwensi 2,4 GHz .............................................
6
Tabel
2.2. Alokasi frekwensi tiap kanal 2,4 GHz ..................................
7
Tabel
2.3. Persamaan luas sel ................................................................
9
Tabel
3.1. Spesifikasi teknis WiMAX 5,8 GHz.....................................
21
Tabel
3.2. Spesifikasi teknis WiMAX 3,5 GHz.....................................
21
Tabel
3.3. Spesifikasi teknis WIFI 2,4GHz............................................. 21
Tabel
3.4. Parameter WiMAX 5,8 GHz.................................................
Tabel
3.5 Parameter WiMAX 3,5 GHz untuk bandwidth 7 MHz dan
23
14 MHz .................................................................................
23
Tabel
3.6. Alokasi frekwensi tiap-tiap kanal WIFI 2,4 GHz .................
24
Tabel
3.7. Paremeter Link Budget WIFI 2,4 GHz..................................
28
Tabel
4.1. Kebutuhan Troughput per sel................................................
43
Tabel
4.2. Alokasi kanal per sel..............................................................
44
Tabel
4.3 Tinggi antena per sel .............................................................
47
x
DAFTAR SINGKATAN
CS
: Convergence Sublayer
DSSS
: Direct Sequence Spread Spectrum
EIRP
: Effective Isotropically Radiated Power
FWA
: Fixed Wireless Access
FHSS
: Frequency Hopping Spread Spectrum
ISP
: Internet Service Provider
LOS
: Line Of Sight
MAC
: Medium Access Control
MAC CPS
: Medium Access Control Common Part Sublayer
NLOS
: Non Line Of Sight
OFDM
: Orthogonal Frequency Division Multiplexing
OFDMA
: Orthogonal Frequency Division Multiple Access
PHY
: Physical Layer
WLAN
: Wireless Local Area Network
PMTP
: Point to Multipoint
PTP
: Point to Point
RSL
: Receive Signal Level
SNR
: Signal To Noise Ratio
SOM
: System Operating Margin
WiFi
: Wireless Fidelity
WiMAX
: Wireless Interoperability for Microwave Access
WMAN
: Wireless Metropolitan Area Network
xi
DAFTAR ISTILAH Bandwidth Bit Error Rate (BER) Co-Channel interference Coverage Area Coding gain
Eb/No EIRP Fading margin
Fixed wireless access
Free Space Loss
Implemented margin Gain antena
Guard band
Receive Signal Level
Lebar pita frekwensi Rata-rata jumlah bit yang salah jika dibandingkan dengan bit-bit awal Interferensi akibat dari penggunaankanal yang sama Luas area yang ditangani oleh sebuah sel Gain yang ditambahkan karena penggunaan pengkodean tertentu, pada penrapannya anak mengurangi daya pancar dengan kualitas transmisi yang sama. Perbadingan antara daya terima perbit dengan rapat daya noise Besaran yang menyatakan kekuatan daya pancar dari suatu antenna di Bumi Daya yang ditambahkan untuk mengantisipasi redaman yang diakibatkan oleh fading sehingga daya terima berada diatas sensitifitas perangkat penerima. Aplikasi wireless access dimana lokasi dari end user termination dan network access point dihubungkan ke end user secara fixed Adalah redaman yang terjadi di adntara dua antenna pemencar dan penerima dimana pengaruh difraksi, reflaksi, refleksi, absorbsi, maupun bloking dianggap tidak ada Daya tambahan untuk menjaga agar kualitas transmisi yang diharapkan tetap terjaga. Perbandingan daya yang dipancarkan oleh suatu antenna dan daya yang dipancarkan oleh suatu antenna pembandingdengan daya input pada masukan kedua antenna sama besarnya. Band frekwensi yang ditambahkan untuk menghindari terjadinya interferensi antar kanal yang bersebalahan atau antar sistem yang menggunakan kanal yang bersebelahan. Level daya yang diterima di penerima (receiver)
xii
DAFTAR LAMPIRAN
I.
LAMPIRAN A
: Data kebutuhan per sel di Yogyakarta
II.
LAMPIRAN B
: Flow Chart perencanaan
III.
LAMPIRAN C
: Tinggi antena
IV.
LAMPIRAN D
: Data Perangkat
V.
LAMPIRAN E
: Paramater kanalisasi pada OFDM
VI.
LAMPIRAN F
: Peta perancangan dan peta propinsi DIY
xiii
BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN I . Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang semakin canggih menuntut adanya komunikasi yang tidak hanya berupa voice, tetapi juga berupa data bahkan multimedia. Dengan munculnya internet yang dapat menghubungkan dua komputer atau lebih dengan lokasi yang berlainan negara bahkan benua. Wireless Local Area Network 2,4 GHz merupakan salah satu teknologi akses internet yang relatif lebih praktis dan murah bila dibandingkan dengan kabel atau infrastruktur perusahaan telekomunikasi yang telah ada, sehingga banyak bermunculan warnet-warnet yang lebih memilih akses WLAN 2,4 GHZ dan akan semakin meningkatkan kompetisi antar Penyedia Jasa Internet (PJI). Semakin banyak munculnya perusahaan Internet Services Provider (ISP) atau Penyedia Jasa Internet (PJI) ini merupakan suatu keuntungan dalam hal distribusi informasi tetapi di sisi lain dapat menimbulkan masalah yang serius berupa interferensi karena kepadatan dari jaringan tersebut dengan jumlah kanal frekuensi terbatas. Kondisi tersebut diperparah lagi dengan pengunaan booster untuk mengatasi masalah interferensi dengan tujuan penambahan daya untuk memperkuat kualitas sinyal yang dikirim tetapi hal tersebut justru semakin akan memperparah keadaan karena akan mengganggu sinyal ISP lainnya, sehingga yang terjadi persaingan yang tidak sehat
dan jaringan wireless yang ada semakin tidak beraturan. Hal ini
dikarenakan pada WLAN 2,4 GHZ ini memiliki 11 channel (standar US dan Canada) atau 14 chanel (standar ETSI) dimana jika dilihat dari spasi antar kanal frekuensi hanya 5 MHz secara teori bandwidth transmisi sinyal 11 Mbps tetapi pada kondisi real saat tranmit sinyal membutuhkan bandwidth transmisi sekitar 22 MHz, hal ini akan menimbulkan overlapping antar kanal frekuensi sehingga terjadi interferensi antar kanal frekuensi yang ada. Selain itu timbul permasalahan dengan banyaknya pembangunan menara-menara (towers) oleh masing-masing Internet Services Provider (ISP) menyebabkan ketidaknyamanan khususnya di Daerah Istimewa Yogayakarta yang pendapatan daerah terbesar dari keunikkan banguan objek wisatanya,
sehingga
menara-menara
tersebut
secara
tidak
langsung
dapat
mengganggu dari segi keindahan oleh karena itu perlu adanya penertiban untuk membatasinya.
Tugas Akhir
1
BAB I PENDAHULUAN
Untuk
mengatasi
permasalahan
tersebut
maka
muncul
ide
untuk
merencanakan suatu jaringan internet berupa Wireless Local Metropolitan Area Network (WMAN) dengan menggunakan teknologi Worldwide Interoperabiliy for Microwave Access (WiMAX) yang dapat mencakup seluruh wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dengan metode sistem penataan sel-sel dan membatasi jumlah menaramenara yang ada, sehingga dapat mengurangi adanya interferensi antar ISP serta keindahan obyek wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta tetap terjaga. Perencanaan sel-sel ini mencakup seluruh wilayah daerah Istimewa Yogyakarta, dengan pertimbangan daerah Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki pertumbuhan penduduk yang semakin padat dan kebutuhan akan komunikasi data (internet) juga semakin meningkat.
II . Tujuan Penelitian Tujuan dari perencanaan WMAN ini yaitu untuk membuat penataan sel-sel pada Daerah Istimewa Yogyakarta sehingga lebih teratur dan dapat menjangkau seluruh wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dengan menggunakan standart IEEE 802.16a untuk link antar Backhaul yaitu pada kondisi link point to point line of sight dan standart IEEE 802.16a untuk kondisi link point to point line of sight serta untuk link kearah pelangganakan kita gunakan standart IEEE 802.11b.
III . Perumusan Masalah Adapun rumusan masalah pada tugas akhir ini adalah: 1.
Bagaimana merencanakan sel-sel yang optimal pada wilayah Daerah istimewa Yogyakarta berdasarkan data yang didapatkan di lapangan yang berupa data calon pelanggan di wilayah Daerah istimewa Yogyakarta yang terdiri dari perumahan, sekolah, perguruan tinggi, industri, saran kesehatan, dan instansi pemerintahan. Dimana perencanaan sel akan kita dasarkan pada regulasi IEEE 802.11b di Indonesia.
2.
Bagaimana merencanakan link transmisi dengan point to point line of sight 5,8 GHz untuk menghubungkan antar Back Haul
3.
Bagaimana merencanakan link transmisi sampai ke sisi BTS IEEE 802.11b dengan menggunakan link point to point line of sight 3,5 GHz.
IV . Pembatasan Masalah
Tugas Akhir
2
BAB I PENDAHULUAN
Agar dalam pengerjaan Tugas Akhir ini diperoleh hasil yang optimal, maka masalah akan dibatasi sebagai berikut : 1. Perencanaan
sel
yang
menggunakan
antena
omnidirectional
dengan
pertimbangan masih dalam tahap awal perencanaan yang diasumsikan masih belum padat serta penghematan untuk pengadaan perangkat radio, dan membahas masalah ketinggian dari antena. 2. Frekuensi radio pada 3,5 GHz untuk link point to point line of sight yang menggunakan Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) serta menggunakan frekwensi 5,8GHz untuk link point to point line of sight yang menggunakan Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) untuk back haul dengan pertimbangan berdasarkan coverage yang diinginkan. 3. Optimalisasi
channel
dalam
perencanaan
akan
dilakukan
dengan
menggunakan cellspliting 120° dan untuk daerah yang sangat padat akan kita gunakan cellspliting 60°.
V . Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada tugas akhir ini adalah 1. Studi literature terhadap jurnal-jurnal dan teori mendukung 2. Menetapkan model yang akan digunakan dalam perancangan, model tersebut adalah:
Tugas Akhir
3
BAB I PENDAHULUAN
3. Menetapkan parameter yang dapat membantu dalam perancangan, parameter tersebut sebagai berikut:
IEEE 802.16a
IEEE 802.16a
Operating frequency
3,5 GHz
5,8 GHz
Frequency allocation
2 x 28 MHz
2 x 80 MHz
7 MHz
20 MHz
8
8
23 dBm
20 dBm
Channel Bandwidth Channel available Maximum power transmit
4. Dilakukan analisa secara data dan kondisi real di lapangan untuk perencanaan sel yang akan digunakan pada jaringan Wireless Metropolitan Area Network.
VI . Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut : BAB I
:
PENDAHULUAN Memuat tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian serta sistematika penelitian
BAB II
:
DASAR TEORI Memuat tentang teori Wireless Metropolitan Area Network sistem komunikasi, konsep sel, perhitungan link budget.
BAB III
:
PERANCANGAN SISTEM Memuat tentang pemodelan sistem perencanaan secara keseluruhan termasuk tempat dan waktu penelitian, data, metode analisis, bagan alur analisis.
BAB IV
:
DATA DAN ANALISA Memuat tentang analisa dari perhitungan luas sel, sel pada peta, optimalisasi cluster, sektorisasi antena, komunikasi antar sel, cell splitting
BAB V
:
KESIMPULAN DAN SARAN Memuat tentang kesimpulan hasil perencanaan jaringan Metropolitan
Area
Network
baik
segi
kelebihan
Tugas Akhir
dan
4
BAB I PENDAHULUAN
kekurangan total sistem serta saran-saran untuk pengujian yang akan datang.
Tugas Akhir
5
BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI
2.1 Worldwide Interoperability for Microwave Access (WiMAX) WiMAX merupakan salah satu teknologi yang mampu memberikan layanan data dengan kecepatan sampai dengan 132 Mbps. Teknologi WiMAX ini menggunakan standart IEEE 802.16 dan 802.16a untuk layanan Fixed Wireless Access (FWA) serta IEEE 802.16e untuk layanan Mobile Wireless Access. WiMAX dengan standard IEEE 802.16 dan 802.16a digunakan untuk layanan Fixed Wireless Access. Standard IEEE 802.16 mampu memberikan kecepatan akses 32 Mbps sampai dengan 132 Mbps, dengan kecepatan seperti ini maka standard IEEE 802.16 dapat digunakan untuk hubungan antar backhaul yang bersifat line of sight (LOS), sedangkan standard IEEE 802.316a mampu memberikan kecepatan akses 17 Mbps sampai dengan 70 Mbps yang akan digunakan untuk link antar sel dalam satu cluster, serta hubungan Base Station sampai kesisi user.
2.2 FIXED WIRELESS ACCESS (FWA) Fixed Wireless Access menurut ITU didefenisikan sebagai aplikasi wireless access dimana lokasi dari end user termination dan network access point dihubungkan ke end user secara fixed. Pada dasarnya wireless local loop (WLL) memiliki kesamaan dengan Fixed Wireless Access (FWA) yaitu pada spektrum frekwensi
yang
diduduki.
Australian
Communication
authority
(ACA)
mendefenisikan Fixed Wireless Access (FWA) sebagai Wireless Local Loop (WLL). WLL merupakan local loop yang menghubungkan pelanggan dan local exchange dengan menggunakan link wireless. WLL didefenisikan sebagai koneksi radio enduser ke jaringan utama, baik berupa Public Switched Telephone Network (PSTN), Integrated Service Digital Network (ISDN), Internet atau local/wide area network. 2.2.1
Fixed Wireless Access Standard
¾ IEEE 802.16a Standard IEEE 802.16a memperluas range yang digunakan pada Fixed Wireless Access. Pada standard ini menggunakan range frekuensi 2-11 GHz Tugas Akhir
5
BAB II DASAR TEORI
untuk physical layernya. Physical layer 802.16a terdiri dari single carrier, Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM). Standard ini akan digunakan untuk membangun link Point to point yang bersifat Line of Sight (LOS) karena pada standard ini menggunakan teknik multiplexing OFDM yang tahan terhadap multipath dan delay spread sehingga akan mampu mengatasi masalah Non Line of Sight (NLOS). 2.3 Wireless Local Area Network (WLAN) Wireless Local Area Network (WLAN) merupakan teknologi nirkabel yang sekarang mulai banyak digunakan di Indonesia, teknologi ini selain murah dapat juga
digunakan sebagai pengganti media kabel. WLAN merupakan
teknologi akses dalam komunikasi data yang menggunakan gelombang UHF (Ultra High Frequency) sebagai media transmisinya
dan dengan modulasi
spread spectrum untuk menambah kapasitas bandwidth dari sinyal informasi yang dikirim. Teknologi spread spectrum terdiri dari Direct Sequences Spread Spectrum (DSSS) dan Frequency Hopping Spread Spectrum (FHSS). Teknologi WLAN memiliki 3 frekwensi kerja yaitu: 915 MHz, 2,4 GHz dan 5,8 GHz. Untuk WLAN pada frekuensi 2,4 GHz memiliki beberapa kanal (chanel) yang dapat digunakan yaitu sebanyak 11 chanel (standar USA dan Canada) dan 13 chanel (non-US), sebagai tambahan frekwensi 2467
untuk chanel 12 dan
frekuensi 2472 pada chanel 13 yang masing-masing kanal dipisahkan spasi sebesar 5 MHz. WLAN 2,4 GHz pada umumnya menggunakan modulasi DSSS yang memiliki bandwidth per chanel sebesar 22 MHz, sehingga pada perangkat WLAN 2,4 hanya terdapat 3 chanel yang tidak saling overlap (US dan Canada) dan 4 chanel pada perangkat non-US.
Tugas Akhir
6
BAB II DASAR TEORI
Tabel 2. 1 Kanal-Kanal pada Frekuensi 2,4 GHz (Onno.2001)
Channel
Channel
Channel
Channel
Channel
Channel
Frekuensi
Frekuensi
Frekuensi
Frekuensi
Frekuensi
ID
USA/Canada
Jepang
Eropa
Prancis
Spanyol
(MHz)
(MHz)
(MHz)
(MHz)
(MHz)
1
2412
-
2412
-
-
2
2417
-
2417
-
-
3
2422
-
2422
-
-
4
2427
-
2427
-
-
5
2432
-
2432
-
-
6
2437
-
2437
-
-
7
2442
-
2442
-
-
8
2447
-
2447
-
-
9
2452
-
2452
-
-
10
2457
-
2457
2457
2457
11
2462
-
2462
2462
2462
Untuk menghindari adanya interfernsi dalam perencanaan WLAN 2,4 GHz dan juga untuk mempermudah dalam penetuan letak kanal-kanal dalam suatu kluster, maka dapat dilihat pada table 2.2 yang memuat frekwensi dari yang terendah sampai yang tertinggi pada masing-masing kanal sebesar 22 MHz.
Tugas Akhir
7
BAB II DASAR TEORI
Tabel 2.2 Alokasi frekwensi tiap-tiap kanal (22 MHz) Channel
Channel Frekwensi
Alokasi Frekwensi tiap pancar (MHz)
ID(t)
F(t) MHz
f(t) – 11 MHz
f(t) + 11 MHz
1
2412
2401
2423
2
2417
2406
2428
3
2422
2411
2433
4
2427
2416
2438
5
2432
2421
2443
6
2437
2426
2448
7
2442
2431
2453
8
2447
2436
2458
9
2452
2441
2463
10
2457
2446
2468
11
2462
2451
2473
12
2467
2456
2478
13
2472
2461
2483
Selain interferensi antar kanal maka yang perlu diperhatikan adalah pemakaian maksimum daya pancar EIRP (Effective Isotropically Radiated Power) dari perangkat WLAN 2,4 GHz yang digunakan yaitu sebesar 1 watt (36 dBm) untuk hubungan point to multi point, sesuai denga keputusan mentri perhubungan tentang penggunaan ISM (Industrial, scientific and medical) untuk keperluan komunikasi data. 2.3.1
Standar IEEE 802.11 Standar IEEE 802.11 mengkhususkan untuk pengembangan teknologi lapisan
fisik dan link Wireless Local Area Network (WLAN) yaitu lapisan 1 dan lapisan 2 (standar 7 lapisan / layers dari International Open Systems). Adapun pada standar 802.11 terdapat enam buah standar yang ada (Humala, 2003), yaitu: a. 802.11a Wireless LAN yang beroperasi pada frekuensi 5 GHz dengan menggunakan teknologi OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplex). b. 802.11b Tugas Akhir
8
BAB II DASAR TEORI
DSSS (Direct Squences Spread Spectrum) pada lapisan fisik dengan transfer data 5.5 sampai 11 Mbps pada 2,4 GHz. c. 802.11e Pengembangan aplikasi LAN dengan Quality of Services (QoS), keamanan dan autentifikasi untuk aplikasi seperti streaming media dan konferensi video. d. 802.11f Rekomendasi praktis untuk multi-vendor access point interoperability melalui inter-access point protocol access distribution system support. e. 802.11g Standar untuk penggunaaan DSSS dengan transfer 20 Mbps dan OFDM 54 Mbps, standar ini backward compatible dengan 802.11b dan bisa dikembangkan sampai lebih 20 Mbps. 2.4 Konsep sel Sel adalah istilah untuk menunjuk daerah cakupan sinyal, idealnya dengan antena omnidirectional, sel akan berbentuk lingkaran, tetapai faktanya belum tentu, ini akan bergantung pada kondisi propagasi pada lingkungan cakupannya. Dalam perencanaan perhitungan luas wilayah cakupan, daerah overlap di sekeliling lingkaran dihilangkan dan diganti dengan garis lurus ditengah-tengah antara
kedua
perpotongannya,
sehingga
dalam
pemodelanya,
bentuk
sel
menggunakan hexagonal. Tabel 2.3 persamaan luas sel Tipe sel
Luas sel
Lingkaran
πR 2
Hexagonal
2,598R 2
2.4.1 Frequency reuse Frequency reuse didefinisikan sebagai menggunakan kembali frekwensi yang sama pada area yang berada diluar jangkauan interferensi yang mungkin timbul karena adanya pengulangan frekwensi. Adanya konsep frequency reuse ini dapat meningkatkan kapasitas sel serta dapat mengurangi adanya co-channel interference. Pada kondisi kasus terburuk, perbandinganantara daya carrier terhadap daya Tugas Akhir
9
BAB II DASAR TEORI
interfernsi (C/I = carrier to interference ratio) harus tetap lebih besar atau sama dengan C/I minimum yang dipersyaratkan sisten yang akan kita bangun. Berdasarkan standart IEEE 802.11b maka besarnya C/I yang dipersyaratkan adalah 18 dB. Akan tetapi jika berdasarkan pada alokasi tiap kanal pada WLAN 2,4 GHZ maka hanya ada 3 kanal yang tidak saling menginterferensi yaitu kanal 1,6,dan 11 maka lebih baik jika kita menggunakan frekwensi reuse 3 dengan demikian maka jumlah sel per kluster adalah 3. 2.4.2 Sektorisasi Sektorisasi adalah pengarahan arah radiasi energi (daya pancar) untuk menjangkau wilayah cakupan. Sektorisasi ini bertujuan untuk peningkatan kapasitas trafik (sectorization gain) Kondisi sektorisasi yaitu ketika antena BTS mengarahkan radiasi (daya pancar) kearah tertentu. Pada sistem sektorisasi, dikenal beberapa jenis sektorisasi, yaitu: a. Sektorisasi 120° (3 sektor) Pada kasus ini setiap sel dibagi dalam 3 sektor dan menggunakan 3 antena directional, dimana masing-masing sektor menggunakan satu frekuensi yang berbeda b. Sektorisasi 60° (6 sektor) Pada kasus ini setiap sel dibagi dalam 6 sektor dan menggunakan 6 antena directional, dimana masing-masing sektor menggunakan susunan frekuensi yang berbeda. 2.5 Site planning Site planning adalah merencanakan jalur sistem komunikasi secara keseluruhan, dalam artian dari pemancar sampai penerima dengan membagi link radio dan merencanakan jumlah serta letak tiap-tiap repeater yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan dimana link akan dibangun. Mementukan letak menara antena pada setiap hop dengan memperhitungkan data path profile untuk setiap hop. Dalam menentukan tinggi menara agar sistem line of sight (LOS) , yang harus diperhatikan adalah mengenai faktor kelengkungan bumi, dimana bisanya k=
4 serta 3
harus mengikuti kaedah LOS seperti gambar 1.1, Tugas Akhir
10
BAB II DASAR TEORI clearance
hg2
RadioTower
hg1 MSL obstacle
MSL A
Radio Tower
Lokasi TX
Lokasi obstacle d2
Lokasi RX
MSL B
d1
Gambar 2.1 Site Planning dimana tinggi koreksi antena h corrected =
0,079 xd1 xd 2 ...........................................................................................(2.1) k
nxd 1 xd 2 …………………………………………..(2.2) fxd dimana clearance = 0,6F + h corrected ........................................................................(2.3)
jari-jari freshnel 1, F1 = 17,3
maka tinggi obstacle maksimum agar sistem LOS, h 3 = h obstacle + clearance .…(2.4) 2.6 Perhitungan Link Budget Untuk mendapatkan sistem komunikasi yang baik, yang perlu dilakukan adalah melakukan perhitungan link (link budget) dari sistem tersebut. Dalam perhitungan link ada beberapa parameter yang perlu diperhatikan diantaranya : perhitungan loss (redaman-redaman), perhitungan EIRP (Equivalent Isotropic Radiated Power), Perhitungan RSL (Receive Signal Level), perhitungan fade margin dan kualitas transmisi. 2.6.1 Perhitungan Loss (Redaman-Redaman) Dalam suatu perencanaan sistem komunikasi perlu diperhatikan redaman yang terjadi di sepanjang lintasan sehingga daya sinyal yang sampai ke penerima dapat dipenuhi sesuai dengan daya yang dipancarkan. Adapun beberapa redaman yang perlu diperhatikan antara lain : redaman propagasi, rugi-rugi konektor dan saluran transmisi. Pada redaman propagasi akan digunakan model free space loss (FSL).
Tugas Akhir
11
BAB II DASAR TEORI
2.6.1.1 Standart IEEE 802.16a Propagasi gelombang radio diatas 1 GHz yang melalui atmosfer tidak hanya melibatkan free space loss tetapi juga beberapa factor penting lainnya, antara lain: 1) kontribusi gas pad atmosfer homogen akibat mekanisme polarisasi resonan dan non resonan, 2) Kontribusi ketidak homogenan atmosfer, dan kontribusi akibat hujan, kabut, debu, asap dan partikel garam di udara. Pada point pertama, hubungan antara propagasi gelombang melalui atmosfer dibawah pengaruh beberapa resonan molecular, seperti uap air (H2O) yang sangat dominant pada frekwensi 22 GHz dan 183 GHz, sedangkan pengaruh oksigen (O2) dominant pada frekwensi 60 GHz dan 119 GHz. Sistem WiMAX dengan standart IEEE 802.16a menggunakan frekwensi 5,8 GHz sehingga pengruh O2 dan H2O dapat diabaikan, jenis gas-gas yang lain seperti N2O, S2O, O3, NO2 dan NH3 tetapi kepadatan di atmosfer kecil, maka pengaruhnya dapat diabaikan. Dengan demikian pada standart IEEE 802.16a dengan frekwensi 5,8 GHz redaman yang turut berpengaruh pada perhitungan link budged adalah redaman hujan dan pengaruh loss pada site hasil perencanaan dengan menggunakan model free space loss (Lfs) dengan penjelasan sebagi berikut: 3.6.1.1a Redaman Hujan (precipitation attenuation) Curah hujan dapat menyebabkan degradasi pada jarak sistem WiMAX. Panjang gelombang pada frekwensi 5,8 GHz akan sama dengan butir-butir air hujan sehingga redaman dapat terjadi.Gelombang radio dengan frekwensi diatas 4 GHz akan mengalami redaman karena daya sinyal oleh air hujan akan mengalami penyerapan oleh air hujan, hal ini disebut redaman hujan (precipitation attenuation). Curah hujan dapat menyebabkan depolarisasi dan mengurangi level sinyal yang diinginkan dan interferensi. Redaman hujan dapat mempengaruhi perencanaan link transmisi. Biasanya daerah cakupan hujan terbatas dan tidak seluruh daerah yang terkena hujan memiliki curah hujan yang rata atau sama. Hal ini dapat dimodelkan dengan menggunakan nilai faktor reduksi (r)yang akan menentukan panjang jejak efektif (Leff) yang terkena hujan.
Tugas Akhir
12
BAB II DASAR TEORI
r=
1 …………………………………………………………(2.5) 1 + (0,045 xL)
Dimana: L merupakan jarak jejak yang sebenarnya Salah satu model pengukuran redaman hujan yang paling diterima adalah menggunakan persamaan empiris, formulasinya adalah: A = axR b (dB/Km)………………………………………………………..(2.6)
Parameter a dan b merupakan fungsi dari frekwensi, temperature hujan, dan polarisasi. Jenis polarisasi yang digunakan adalah polarisasi vertical dan horizontal. Nilai a dan b yang tertera hanya berlaku untuk curah hujan dengan prosentase hujan 0,01%. Nilai curah hujan dapat diukur di daerah lokal dimana pengukuran akan dilakukan, akan tetapi apabila hal tersebut tidak dapat dilakukan maka dapat diperkirakan nilainya dengan melihat peta yang telah dibagi 14 derah hujan. Jarak daerah hujan tidak selalu sama, maka dapat disimpulkan suatu nilai yang menyatakan nilai redaman efektif yang merupakan redaman yang dihasilkan pada jarak tersebut dengan rumus Aeff = A x L x r (dB)……………………………………………………...(2.7) Indonesia terlatak di daerah hujan P, nilai curaj hujan yang dikeluarkan oleh CCIR adalah R = 145 mm/hr. 2.6.1.1b Redaman Ruang Bebas (Free Space Loss) Redaman ruang bebas didefinisikan sebagai yang terjadi pada ruang bebas di antara dua buah antena isotropis (pemancar dan penerima) dimana pengaruh dari difraksi, refraksi, refleksi, absorbsi maupun bloking dianggap tidak ada. Besarnya redaman ruang bebas secara matematis dapat dihitung dengan rumus : Lfs =
Pt .........................................................................................................(2.8) Pr
Besarnya rapat daya F pada tempat-tempat yang berjarak d dari antena isotropis dengan daya pemancar Pt adalah : F=
Pt ...................................................................................................(2.9) 4.π .d 2
Tugas Akhir
13
BAB II DASAR TEORI
Jika luas tangkap (aperture) antena isotropis adalah
λ2 , dimana λ adalah 4.π
panjang gelombang sinyal, maka besarnya daya yang ditangkap oleh antena penerima adalah :
λ2 Pr = F. 4.π Pt λ2 = 4.π .d 2 4.π = Pt ⎛⎜ λ ⎞⎟ .......................................................................................(2.10) ⎝ 4.π .d ⎠ Jadi besarnya redaman ruang bebas adalah : Lfs = =
Pt Pr Pt ⎛ λ ⎞ Pt ⎜ ⎟ ⎝ 4.π .d ⎠
⎛ 4.π .d ⎞ =⎜ ⎟ ⎝ λ ⎠
2
2
Karena λ = c/f dengan c adalah cepat rambat gelombang cahaya di ruang hampa (3x108 m/dt), maka besarnya redaman ruang bebas menjadi : Lfs = 10 log
4.π .d . f λ .c
Lfs = 20 log
4.π + 20 log d + 20 log f c
= 32,5 + 20 log d + 20 log f ...............................................................(2.11) dimana : Lfs = redaman ruang bebas (dB) d
= jarak antara antena pemancar ke antena penerima (km)
f
= frekuensi (MHz)
Tugas Akhir
14
BAB II DASAR TEORI
2.6.2
EIRP (Equivalent Isotropic Radiated Power) EIRP merupakan besaran yang menyatakan kekuatan daya pancar dari suatu
antena di bumi. Atau dapat dikatakan EIRP itu merupakan perkalian antara daya RF dengan gain suatu antena. Dimana EIRP dapat dihitung dengan rumus berikut : EIRP = RSL + Lpath - GRX + (LKT + LCT)……………………………..(2.12) Keterangan : EIRP = Daya pancar (dBW) GRX
= Gain antena (dB)
Lpath = Redaman lintasan
2.6.3
LKT
= Redaman feeder transmitter (kabel)
LCT
= Redaman branching transmitter (konektor)
RSL (Receive Signal Level) Receive Signal Level merupakan level daya yang terjadi pada receiver.
Persamaan dari receive signal level adalah : RSL = PTX + GTX – (LKT + LCT) – Lpath + GRX – (LCR + LKR)………….(1.13) Dimana : PTX = daya transmitter GTX = gain antena transmitter LKT = loss kabel transmitter LCT = loss konektor transmitter Lpath= redaman lintasan propagasi GRX = gain antena penerima LCR = loss konektor receiver LKR = loss kabel receiver Redaman propagasi disesuaikan dengan standart yang digunakan. Sedangkan untuk perhitungan RSL pada Standart IEEE 802.16a dengan adanya penambahan redaman hujan atau precipitation attenuation karena frekwensi kerja standart tersebut cukup tinggi sehingga pengaruh redaman harus diperhatikan, sedangkan WLAN redaman hujan dapat diabaikan.
Tugas Akhir
15
BAB II DASAR TEORI
2.6.4 Fade Margin Fade margin adalah perbedaan antara besarnya sinyal pada receiver (RSL) dengan sinyal minimum yang ditentukan oleh suatu perangkat. Kondisi fade margin yang baik adalah lebih besar dari 10dB. Besarnya fade margin dapat dihitung dengan persamaan : Fade margin = RSL – Receiver threshold ……………………………...(2.14) 2.6.5 Kualitas Transmisi Ukuran dari kualitas layanan pada sisi penerima untuk sistem digital adalah BER (Bit Error Rate). BER menunjukkan perbandingan kesalahan bit dengan keseluruhan bit pada penerima. Jika BER tidak memenuhi standar minimum maka kualitas yang diterima akan sangat tidak baik. Untuk menentukan Eb/No dapat dihitung dengan menggunakan grafik yang menghubungkan antara BER yang disyaratkan dengan jenis modulasi yang digunakan ⎛ Eb ⎞ ⎛ Eb ⎞ =⎜ − Codinggain + IM …………………………………..(2.15) ⎜ ⎟ ⎟ ⎝ No ⎠ coding ⎝ No ⎠ noncoding C ⎛ Eb ⎞ ⎛ ⎛ m ⎞⎞ =⎜ ⎟ ⎟⎟ …………………………………………………...(2.16) ⎟ + ⎜⎜10 log⎜ N ⎝ No ⎠ ⎝ ⎝1+ α ⎠⎠ Dimana: m : level modulasi yang digunakan α : roll of faktor Dalam penentuan kualitas transmisi maka yang harus kita perhatikan adalah Receive Signal Level (RSL) hasil perancangan harus lebih besar daripada sensitifitas perangkat yang kita gunakan. Untuk penentuan daya pancar Transmitter dapat dugunakan PT =
C - GT - GR -204 + LTX + LRX + Lfs + Lhujan + NF + 10 log (BW) + FM….(2.17) N
Dan untuk menentukan RSL hasil perancangan maka digunakan RSL RANCANG = PT + GT + GR – Lfs –Lhujan – LTX - LRX ………………………...(2.18)
Tugas Akhir
16
BAB III Data dan Aspek Perencanaan
BAB III DATA DAN ASPEK PERENCANAAN Perencanaan jaringan WiMAX akan meliputi tahapan perencanaan seperti berikut: 1. Menentukan daerah layanan berdasarkan data persebaran dan kebutuhan bit rate calon pelanggan yang potensial akan menggunakan layanan WiMAX yang akan dibangun. 2. Aspek teknologi yang akan diambil 3. Pengalokasian frekwensi pada sistem WiMAX 4. Perencanaan daerah layanan 5. Menentukan link budget Analisis performansi dilakukan terhadap daerah cakupan, kapasitas jaringan, BER dan availability. Apabila sistem ini dilakukan ditempat lain maka perencanaan dilakukan dengan cara yang sama tetapi disesuaikan dengan daerah yang bersangkutan. 3.1 Penentuan Daerah Layanan Perencanaan jaringan WiMAX ini dilakukan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk mempermudah perencanaan maka kita tetapkan bahwa pelanggan primer adalah pelanggan perumahan. Di propinsi DIY, perumahan tersebar di seluruh kota Yogyakarta, serta di kabupaten Sleman,
kabupaten Bantul dan kabupaten
Kulonprogo dimana di ketiga kabupaten tersebut perumahan berada di perbatasan antara ketiga kabupaten tersebut dengan kota Yogyakarta. 3.1.1 Jumlah User Faktor kunci selanjutnya dalam menentukan cakupan daerah layanan adalah jumlah dan kepadatan user tersebut. Jumlah user (berkaitan dengan pola pemakaian) akan mempengaruhi besar bit rate yang dibutuhkan untuk melayani kebutuhan dari user yang bersangkutan. Jumlah user pada area layanan dapat mempengaruhi jumlah kanal yang harus dialokosikan per sel untuk melayani semua user yang terjangkau pada sel yang bersangkutan
Tugas Akhir
17
BAB III Data dan Aspek Perencanaan
3.1.2 Tipe-Tipe User Faktor jenis-jenis aplikasi user yang dipakai selama melakukan koneksi akan menentukan perkiraan besarnya bit rate yang akan dialokasikan dalam satu luasan sel dimana pola pemakaian akan berbeda-beda untuk setiap tempat / lokasi. Hal
yang
perlu kita tentukan / perhatikan adalah besar bit rate yang dibutuhkan untuk melayani user dengan pemakaian aplikasi yang paling banyak digunakan pada tempat tersebut, dengan kapasitas yang cukup untuk mendapatkan performansi yang baik Berikut ini akan diberikan beberapa ilustrasi dari implementasi jaringan yang akan kita bangun di beberapa jenis lokasi area pelayanan, yang dipengaruhi oleh jumlah dan tipe-tipe user. 3.1.2.1. Perumahan/Residensial Pelanggan perumahan yang akan masuk dalam calon pelanggan adalah pelanggan dengan tingkat ekonomi yang tinggi yaitu pada lokasi perumahan dengan tipe perumahan tipe 70 keatas, penentuan ini didasrakn pada data dari dinas Pemukiman dan prasarana wilayah yang menggolongkan tipe 70 keatas adalah mewah. Kebanyakan perumahan biasanya hanya membutuhkan bandwidth yang relative kecil. Aplikasi yang biasa dipakai mungkin adalah web surfing, e-mail, chatting online, down load, multi player games dan aplikasi-aplikasi yang tidak memerlukan bit rate yang besar. Koneksi internet dengan bitrate 32 Kbps adalah sudah cukup. 3.1.2.2 Sekolah Untuk pelanggan dengan tipe sekolah, biasanya yang terpenting adalah dapat dikoneksikan dengan banyak computer. Aplikasi yang biasa dipakai adalah web surfing, e-mail, down load, aplikasi pendidikan, akses intranet sekolah dan aplikasiaplikasi yang tidak memerlukan bit rate yang besar. Koneksi dengan 64 kbps adalah sudah cukup. 3.1.2.3 Perguruan tinggi Untuk pelanggan yang berupa perguruan tinggi aplikasi yang biasa digunakan yaitu: web surfing, chatting online, e-mail, down load, streaming video, educational web, dan akses intranet kampus. Koneksi dengan asumsi tiap progaran studi 64 Kbps adalah sudah cukup.
Tugas Akhir
18
BAB III Data dan Aspek Perencanaan
3.1.2.4 Industri Untuk pelanggan yang berupa industri, maka kita golongkan pada industri besar dan industri sedang. Untuk kedua industri ini yang membedakan adalah di jumlah karyawan yang secara otomatis akan mempengaruhi besarnya bit rate yang akan digunakan oleh industri yang bersangkutan. Aplikasi yang biasa digunakan web surfing, aplikasi bisnis, e-mail, down load, dan akses intranet perusahaan. Maka untuk industri besar maka 128 kbps dan industri sedang 64 kbps adalah sudah cukup. 3.1.2.5 Instansi pemerintah Untuk pelanggan pemerintahan maka kita akan golongkan untuk pemerintah dengan kantor yang terpusat dan tersebar. Untuk kantor yang terpusat biasanya terdiri dari puluhan kantor.
Aplikasi yang digunakan adalah web surfing, aplikasi e-
goverment, e-mail, down load, dan akses intranet kantor. Untuk kantor yang terpusat maka akan tergantung pada jumlah kantor yang ada di komplek perkantoran tersebut. Dengan asumsi setiap komputer yang diberikan kecepatan 10kbps maka didapatkan untuk pemerintah propinsi Yogyakarta 1Mbps, pemerintah Kota Yogyakarta 1Mbps, pemerintah Kabupaten Sleman 512 kbps, pemerintah Kabupaten Bantul 256, pemerintah Kabupaten Kulon Progo 512 kbps, pemerintah Kabupaten Gunung Kidul 256 kbps. Sedangkan untuk pemerintahan yang tersebar, 64 kbps adalah cukup. 3.1.2.6 Sarana kesehatan Untuk sarana kesehatan akan digolongkan pada dua yaitu Rumah sakit dan puskesmas. Layanan yang digunakan adalah web surfing, aplikasi e-goverment, email, down load, dan aplikasi pelaporan kesehatan. Untuk rumah sakit 128 kbps dan puskesmas 64 kbps adalah cukup. Data mengenai jumlah calon pelanggan, kebutuhan bandwidth tiap calon pelanggan, dan persebaran calon pelanggan akan dirangkum dalam bentuk data perkecamatan dan akan ditabelkan di lampiran A. 3.1.3 Perhitungan jumlah pelanggan Berdasarkan pada data calon pelanggan yang didapat, maka dilakukan estimasi jumlah pelanggan hingga 5 tahun kedepan sehingga hasil perancangan dapat digunakan untuk 5 tahun kedepan. Perkiraan jumlah pelanggan dapat didentukan dengan persamaan :
Tugas Akhir
19
BAB III Data dan Aspek Perencanaan
∑pelanggan =Lp=Ls+nFp…………………………………………………………(3.1) dimana: Lp : Jumlah prediksi pelanggan pada tahun ke n Ls : Jumlah pelanggan pada tahun pertama n : Jumlah tahun prediksi Fp : Faktor pertumbuhan pelanggan Untuk pelanggan perumahan maka akan ada faktor penetrasi, dalam hal ini akan diadopsi ketentuan dari CISCO SYSTEM dimana untuk awal perencanaan akan ditetapkan faktor penetrasi sebesar 15%. 3.2 Aspek Teknologi Ada 4 spesifikasi teknis yang harus diperhatikan dalam suatu sistem yaitu: 1) teknik duplexing, 2) teknik multiplex, 3) teknik akses jamak, dan 4) teknik modulasi.
3.2.1 Teknik Duplexing Proses duplexing merupakan proses transmit atau receive, diharapkan terjadi secara simultan dan berguna untuk pemisahan transmisi arah uplink dan downlink. Proses duplexing terbagi menjadi dua yaitu Frequency Division Duplex (FDD) atau Time Division Duplex (TDD). Untuk Back Haul WiMAX dengan frekwensi kerja 5,8 GHz digunakan TDD, sedangkan untuk back haul WiMAX dengan frekwensi kerja 3,5 GHz dan WLAN digunakan FDD, FDD disebut juga full duplex sehingga membutuhkan 2 kanal operasi yang terpisah. Satu kanal digunakan untuk transmisi downlink dan kanal lainnya digunakan untuk transmisi uplink. Pada teknik FDD, frekwensi untuk transmit berbeda dengan frekwensi untuk receive.
3.2.2 Teknik Multiplex multiplexing digunakan untuk mentransmisikan beberapa sinyal melalui suatu fasilitas transmisi yang ada, seperti kabel atau radio. Teknik multiplex yang digunakan untuk Backhaul WiMAX 5,8 GHz dan WiMAX 3,5 GHz adalah OFDM (Orthogonal Frekwensi Division Multiplexing) dimana data dikorimkan secara pararel dengan menggunakan beberapa sub carier yang saling orthogonal secara simultan.
Tugas Akhir
20
BAB III Data dan Aspek Perencanaan
3.2.3 Teknik Akses Jamak Teknik akses jamak merupakan teknik yang digunakan untuk mengatur para pemakai dalam mengakses suatu kanal transmisi. Teknik akses jamak yang digunakan untuk Back Haul WiMax 5,8 GHz adalah TDMA, dan Back Haul WiMAX 3,5 GHz adalah FDMA
3.2.4 Teknik modulasi Modulasi adalah suatu cara menumpangkan sinyal info dalam parameterparameter sinyal pembawa (amplitude, frekwensi atau phasa). Modulasi secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu modulasi digital dan analog. Dalam WiMAX akan di gunakan modulasi berdasarkan standart IEEE 802.16a yaitu menggunakan BPSK, QPSK,
16 QAM atau 64 QAM. Pemilihan jenis modulasi akan kita tentukan
berdasarkan troughput yang dibutuhkan pada perancangan yang disesuaikan dengan kebutuhan kecepatan akses total dari pelanggan.
Tabel 3.1 Spesifikasi Teknis Sistem WiMAX 5,8 GHz Parameter Teknis Untuk Backhaul Teknik Duplex
TDD
Teknik Multiplexing
OFDM
Teknik Akses Jamak
TDMA
Modulasi Availability BER
BPSK, QPSK, 16 QAM, 64 QAM 99,99% 10-6
Tugas Akhir
21
BAB III Data dan Aspek Perencanaan
Tabel 3.2 Spesifikasi Teknis Sistem WiMAX 3,5 GHz Parameter Teknis Untuk Backhaul Teknik Duplex
FDD
Teknik Multiplexing
OFDM
Teknik Akses Jamak
TDMA
Modulasi
BPSK, QPSK, 16 QAM, 64 QAM 99,99%
Availability
10-6
BER
Tabel 3.3 Spesifikasi Teknis system Wifi 2,4 GHz Parameter Teknis untuk link ke User (WLAN) Teknik Duplex
FDD
Teknik Multiplexing
TDM
Teknik Akses Jamak
DSSS-CDMA
Modulasi
BFSK
Availability
99,99% 10-7
BER
3.3 Topologi Jaringan FWA Pada jaringan FWA yang akan direncanakan dapat dikelompokkan kedalam dua kategori utama, yaitu point-to-point, dan point-to-multipoint
Tugas Akhir
22
BAB III Data dan Aspek Perencanaan
Gambar 3.1 Topologi Jaringan Fixed Wireless Access
Pada gambar diatas terdapat link point-to-point yang akan dijadikan sebagai backhaul, dengan menggunakan antena directional pada kedua base station yang menghubungkan link point-to-point. Sedangkan topologi point-to-multipoint, jaringan terdiri dari beberapa base station, tiap base station dihubungkan ke beberapa user 3.3.1 Link Point to Point Link Point to Point pada jaringan Fixed Wireless Access merupakan link yang menghubungkan secara end to end antena pemancar dan penerima. Pada perencanaan ini, untuk membangun link Point to Point atau untuk menghubungkan antar centre cell digunakan standard IEEE 802.16a dengan frekwensi kerja 5,8 GHz dengan kondisi line of sight (LOS), dan untuk menghubungkan antara centre cell dengan sel yang dibawahinya digunakan standart IEEE 802.16a dengan frekwensi kerja 3,5 GHz pada kondisi line of sight (LOS). Berikut adalah parameter yang digunakan dalam perencanaan ini sesuai dengan standard IEEE 802.16a 5,8 GHz
Tugas Akhir
23
BAB III Data dan Aspek Perencanaan
Tabel 3.4 parameter WiMAX 5,8 GHz Parameter
Standard IEEE 802.16a
Frekuensi Kerja
5,8 GHz
Alokasi Bandwidth
2 X 40 MHz
Bandwidth Kanal
20 MHz
Bit Rate per kanal
72 Mbps
Jumlah Kanal
2
Maximum Power Transmit
20 dBm
RX sensitivity
-86dBm
EIRP maximum
36 dBm
Berikut adalah parameter yang digunakan dalam perencanaan ini sesuai dengan standard IEEE 802.16a 3,5 GHz Tabel 3.5 parameter WiMAX 3,5 GHz untuk bandwidth kanal 7 MHZ dan 14 MHz Parameter Frekuensi Kerja
Standard IEEE 802.16a 3,5 GHz
3,5 GHz
2 X 21 MHz
2 X 28 MHz
7 MHz
14 MHz
3
2
Bit Rate per kanal
35 Mbps
70 Mbps
Maximum Power Transmit
23 dBm
23 dBm
RX sensitivity
-88dBm
-88 dBm
EIRP maximum
36 dBm
36 dBm
Alokasi Bandwidth Bandwidth Kanal Jumlah Kanal
Pada perencanaan ini akan dipilih modulasi yang sesuai jarak dan throughput yang dibutuhkan. 3.4 Pengalokasian frekwensi Pengalokasian frekwensi sangat diperlukan agar sistem yang dibangun tidak akan saling menginterferensi satu sama lain, baik interinterferensi maupun intrainterferensi. Adapun alokasi frewensi pada tugas akhir ini selain untuk menghindari adanya intrainterferensi juga dapat digunakan untuk melakukan
Tugas Akhir
24
BAB III Data dan Aspek Perencanaan
penataan frekwensi di Daerah Istimewa Yogyakarta agar faktor interinterferensi dapat ditekan seminimal mungkin. 3.4.1 Pengalokasian frekwensi WIFI 2,4 GHz Untuk menghindari adanya interferensi dalam perencanaan WLAN 2,4 GHz dan juga untuk mempermudah dalam penentuan letak kanal-kanal dalam suatu kluster, maka dapat dilihat pada tabel 3.5 yang memuat frekwensi dari yang terendah sampai yang tertinggi pada masing-masing kanal sebesar 22 MHz. Tabel 3.6 Alokasi frekwensi tiap-tiap kanal (22 MHz) Channel
Channel Frekwensi
ID(t)
f(t) MHz
f(t) – 11 MHz
f(t) + 11 MHz
1
2412
2401
2423
2
2417
2406
2428
3
2422
2411
2433
4
2427
2416
2438
5
2432
2421
2443
6
2437
2426
2448
7
2442
2431
2453
8
2447
2436
2458
9
2452
2441
2463
10
2457
2446
2468
11
2462
2451
2473
12
2467
2456
2478
13
2472
2461
2483
Alokasi Frekwensi tiap pancar (MHz)
3.4.2 Pengalokasian Frekwensi Sistem WiMAX Acuan yang digunakan oleh penulis adalah spektrum frekwensi yang digunakan di Asia pasifik.
Tugas Akhir
25
BAB III Data dan Aspek Perencanaan
Gambar 3.2 Alokasi frekwensi WiMAX Untuk alokasi frekwensi pada 3,4 – 3,5 GHz maka akan digunakan aturan dimana untuk Time Division Duplex (TDD) akan menggunakan channel width 3,5 MHz dan untuk Frequency Division Duplex (FDD) kita akan menggunakan channel width 7MHz. Sedangkan untuk 5,8 GHz kita akan menggunakan Time Division Duplex (TDD) dengan channel width 20 MHz. Dalam perancangan ini mengacu pada standart yang akan diajukan dimana EIRP point to point maksimal 4 Watt atau sebesar 36 dBm. 3.5 Menentukan luasan sel Untuk memudahkan penghitungan luasan sel maka kita akan menggunakan antenna omnidirectional dengan asumsi user masih belum banyak dan kapasitas kanal masih cukup. Untuk melakukan penghitungan luasan sel ini maka ketentuan yang harus diperhatikan adalah: 1. SOM (System operating margin), adalah suatu margin sistem operasi agar aman dari gangguan radio seperti fading, dan multipath. Agar sistem dapat bekerja dengan baik maka sebaiknya SOM minimal sebesar 15 dB (Purbo.O.W), yang lebih dikenal sebagai fading margin (www.waverider.com). 2. EIRP (Effective Isotropically Radiated Power), merupakan ukuran besarnya radiasi pancaran dari antenna yang diukur dalam dBm. Besarnya
Tugas Akhir
26
BAB III Data dan Aspek Perencanaan
nilai EIRP untuk komunikasi dari satu titik kebanyak titik atau point to multipoint adalah maksimal 1 watt atau 30 dBm. 3. Receiver Sensitivity (RX Sensitivity), kepekaan suatu perangkat pada sisi penerima yang dijadikan ukuran threshold dalam menentukan margin sistem (SOM). Sensitifitas radio IEEE802.16b pada umumnya RX sensitifitasnya antara -78dBm sampai dengan -85 dBm @ 11 Mbps 4. Transmitting Power (TX Power), merupakan daya output dari antenna pemancar yang besarnya dibatasi antara 15 dBm (31,6 mwatt) sampai dengan 20 dBm (100mwatt). Langkah yang harus dilakukan dalam melakukan perhitungan luas sel adalah: o Menghitung Receiver Signal Level (RSL) o Menghitung Free space Loss (FSL) o Menghitung jarak (d Km) 3.5.1 Perhitungan Receiver Signal Level (RSL) Untuk menghitung RSL dapat menggunakan persamaan SOM (Purbo.O.W) atau www.waverider.com sebagai berikut: SOM = Rx Signal Level (RSL) – RxSensitivity Atau dapat pula FadeMargin = RxSignalLevel (RSL) – RxTreshold Maka, RxSignalLevel(RSL) = SOM – RxSensitivity = 15dB + (-80dBm) = -65dBm maka RSL = -65 dBm 3.5.2 Perhitungan Free Space Loss (Lfs) Ada beberapa hal; yang perlu kita perhatikan dalam menghitung nilai Free Space Loss (Lfs) pada WLAN 2,4 GHz karena dibutuhkan pemilihan data gain antenna pada sisi peneriama yang dibatasi dengan ketentuan EIRP point to multipoint ≤ 30dBm dan TxPower antara 15 dBm (30mW) sampai dengan 20dBm(100mW). Adapun data loss untuk kabel dan konektor untuk mencari besarnya gain antenna yang dibutuhkan adalah sebagai berikut: (Purwo.O.W) o Loss Konektor antara (0,3 – 0,5) dB o Loss Kabel (per meter)
Tugas Akhir
27
BAB III Data dan Aspek Perencanaan
RG 58 = 1 dB
RG213 = 0,6 dB
RG174 = 2 dB
Aircom = 0,21 dB
AirCell = 0,3 dB
LMR400 = 0,22 dB
Untuk meminimalkan total loss yang ada maka dipilih penggunaan kabel yang attenuasinya paling kecil yaitu LMR400. Apabila digunakan kabel yang panjangnya 20 meter maka dengan loss konektor 0,5 dB maka total loss adalah 4,9 dB ≈ 5 dB. Setelah nilai loss diketahui maka harus dipilih besar gain antenna pemencar (Tx Gain) yamg nilainya dibatasi oleh nilai EIRP point to point sebesar 30 dBm dan TxPower 15 sampai 20 dBm (IEEE 802.11b), maka digunakan TxPower 20 dBm dengan gain antenna omni sebesar 15 dBi. EIRP(dBm) = TxPower(dBm) + GainTx (dBi) + (LCR + LKR) (dB) 30dBm = 20 dBm + GainTx – 5 dB GainTx = 30dBm – 20dBm + 5dB = 15dBi Untuk menghitung Free Space Loss (LFS) dapat dihitung dengan data-data sebagai berikut: o EIRP = 30dBm o RSL = -65dBm o Gain antenna Rx = 20 dBi o (LKR + LCR) = 5dB maka: Lfs (dB) = EIRP – RSL + GainRx – (LKR + LCR) = 30 - (- 65) + 20 – (5) = 110dB Maka didapat nilai Free Space Loss (Lfs) sebesar 110 dB Free Space Loss dihitung dengan menggunakan gain antenna receiver 20 dBi agar dapat mencapai daerah yang lebih jauh dibandingkan dengan gain antenna yang nilainya lebih kecil Maka perhitungan jarak maksimal dari WLAN adalah: Lfs(dB) = 32,5 + 20logd(km) + 20 logf(MHz) Logd(km) =
Lfs (dB) − 20 log f ( MHz ) − 32,5 20 Tugas Akhir
28
BAB III Data dan Aspek Perencanaan
Jarak d(km) = 10
Lfs (dB) − 20 log f ( MHz ) − 32,5 = 10 0,495 = 3,124km ≈ 3km 20
Maka dengan radius sel sejauh 3 km dapat dihitung luas dari sel tersebut dengan menggunakan persamaan: Luas sel = 2,598(3)2 = 23,38 km2 Adadapun analisa perhitungan untuk mencari luas satu sel pada perencanaan WLAN 2,4 GHz dengan menggunakan omni directional 15 dBi dapat dilihat pada tabel 3.7 Tabel 3.7
Parameter Link Budget WIFI 2,4 GHz No
1.
Parameter Link Budged
System Operating Margin (SOM) atau
Nilai
Hasil
15 dB
fade margin 2.
Rx Sensitifity
-80 dBm Rx Signal Level (RSL)
-65 dBm
15 dBi
3.
Gain Antena Tx
4.
TxPower
5.
Loss Konektor (LKR)
6.
Loss kabel (meter)
20 dBm (0,3-0,5)dB 4,4dB 30dBm
7.
RxSignal Level (RSL)
8.
Gain Rx
-65dBm 20dBi
Free Space Loss (Lfs)
9
Frekwensi
110 dB
2400 MHz
10. Free Space Loss (Lfs)
20dBi Jarak (d)
11. Jarak (d)
3 km
3km Luas sel
23 .38 km2
Tugas Akhir
29
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan
BAB IV PERENCANAAN JARINGAN WiMAX DI YOGYAKARTA
4.1 Analisa Peta Propinsi Derah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta terletak pada 7° 33’- 8° 15’ lintang selatan dan 110° 5’- 110° 50’bujur timur dengan luas daerah 3185,81 km2 . Pada perencanaan ini maka akan dilakukan perencanaan perkabupaten dan kota madya dengan tujuan untuk menertipkan penggunaan frekwensi 2,4 GHz agar pengaruh interferensi dapat ditekan seminimal mungkin sehingga jaringan yang kita bangun akan memiliki performansi seperti yang diharapkan. 4.1.1 Analisa Peta Kabupaten Sleman Daerah kabupaten Sleman terletak pada 7° 34’ 51”- 7° 47’ 3” lintang selatan dan 107° 15’3”- 110° 29’30” bujur timur dengan luas daerah 574,82 km2 . Daerah di kabuaten Sleman banyak terdapat pemukiman dan industri menengah dan besar,sehingga dalam penentuan daerah layanan kita akan memperhitungkan pada kebutuhan bandwidth per sel yang faktor terbesarnya adalah perumahan dan industri. Untuk menjangkau seluruh kabupaten sleman maka kita akan memerlukan 23 sel, adapun pembagian daerahnya adalah: 1. Sel Sleman 1 Tower pada daerah ini terletak pada 7°39’2” LS dan 110°18’22” BT. Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau Industri, sekolah, Instansi pemerintah dan sarana kesehatan di daerah Tempel. Sel ini akan mencakup desa Lumbung rejo, Margorejo, Mororejo, Pondok rejo dan Sumber rejo. 2. Sel Sleman 2 Tower pada daerah ini terletak pada 7°39’2” LS dan 110°21’10” BT. Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau Industri, sekolah, perumahan, Instansi pemerintah dan sarana kesehatan di daerah Turi, dan sekolah di kecamatan tempel. Sel ini akan mencakup desa Lumbung rejo, Margorejo, Trihargo, Trimulyo, Donokerto, merdikorejo, Bangunkerto. 3. Sel Sleman 3 Tower pada daerah ini terletak pada 7°39’2” LS dan 110°23’5” BT. Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah di daerah Turi, sekolah dan sarana Tugas Akhir 30
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan
kesehatan di daerah Pakem. Sel ini akan mencakup desa Donokerto, Purwobinangun, Candi binangun dan Harjo binangun. 4. Sel Sleman 4 Tower pada daerah ini terletak pada 7°39’2” LS dan 110°26’45” BT. Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah di daerah Pakem, sekolah dan sarana kesehatan dan instansi di daerah Cangkringan. Sel ini akan mencakup desa Pakem binangun, Argomulyo, Wukirsari Umbulharju, dan Kepuh Harjo. 5. Sel Sleman 5 Tower pada daerah ini terletak pada 7°41’27,5” LS dan 110°16’50” BT. Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah dan sarana kesehatan di daerah Tempel, dan sarana kesehatanm di daerah Sayegan. Sel ini akan mencakup desa Tambak Rejo, Sumber Rejo, Banyu Rejo, Margo Agung, Margo Katon, Sendang Sari, Sendang Rejo. 6. Sel Sleman 6 Tower pada daerah ini terletak pada 7°41’27,5” LS dan 110°19’42,5” BT. Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah di kecamatan Sleman. Sekolah dan industri di kecamatan Mlati. Sekolah di kecamatan Tempel. Sel ini akan mencakup desa Tambak Rejo, Moro Rejo, Catur Harjo, Triharjo, Moroagung, Sumberadi, Tridadi. 7. Sel Sleman 7 Tower pada daerah ini terletak pada 7°41’27,5 LS dan 110°22’30” BT. Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah, Industri, sarana kesehatan di kecamatan Sleman, sekolah, pereumahan di daerah Ngaglik. Perumahan di kecamatan Turi. Sel ini akan mencakup desa Donokerto, Purwobinangun, Trimulyo, Donoharjo, Pandowoharjo, Sardonoharjo. 8. Sel Sleman 8 Tower pada daerah ini terletak pada 7°41’27,5 LS dan 110°25’17,5” BT. Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah, instansi di kecamatan Pakem, perumahan di kecamatan Ngaglik, perumahan di kecamatan Turi. Sel ini akan mencakup desa Candibinangun, Pakembinangun, Harjobinangun, Sukoharjo, Umbulmartani.
Tugas Akhir 31
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan
9. Sel Sleman 9 Tower pada daerah ini terletak pada 7°41’27,5 LS dan 110°28’5” BT. Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah, instansi, sarana kesehatan di kecamatan Ngemplak, sarana kesehatan di kecamatan Cangkringan. Sel ini akan mencakup desa Widomartani, Umbulmartani, Argomulyo, Sindumartani, Bimomartani. 10. Sel Sleman 10 Tower pada daerah ini terletak pada 7°43’52,5” LS dan 110°15’35” BT. Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah, instansi, sarana kesehatan di kecamatan Minggir, sekolah di kecamatan Ngemplak Sel ini akan mencakup desa Sendangmulyo, Sendangarum, Sumberagung, Sidorejo, Sendangagung, Sendangsari, Sendang rejo, Margokaton. 11. Sel Sleman 11 Tower pada daerah ini terletak pada 7°43’52,5” LS dan 110°18’22,5” BT. Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau perumahan di kecamatan Mlati, sekolah, sarana kesehatan, instansi di kecamatan Sayegan, sentra industri di kecamatan Srandakan. Sel ini akan mencakup desa Margokaton, Margoagung, Margodadi, Margoluwih, Tirtoadi, Tlogoadi, Sumberadi. 12. Sel Sleman 12 Tower pada daerah ini terletak pada 7°43’52,5” LS dan 110°21’10” BT. Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau industri di kecamatan Gamping, sekolah di kecamatan Sleman, sekolah di kecamatan Mlati, sekolah di kecamatan Gamping, instansi di balaikota Sleman . Sel ini akan mencakup desa Sumberadi,Tridadi, Sendangadi, Tirtoadi, Trihanggo. 13. Sel Sleman 13 Tower pada daerah ini terletak pada 7°43’52,5” LS dan 110°23’57,5” BT. Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, perumahan, sekolah di kecamatan Ngaglik, industri di kecamatan Gamping, perumahan, perguruan tinggi di kecamatan Depok, sekolah di kecamatan Ngemplak, sekolah di kecamatan Kalasan Sel ini akan mencakup desa Sardonoharjo, Sunduharjo, Sariharjo, Minomartani, Condongcatur, Wedomartani. 14. Sel Sleman 14
Tugas Akhir 32
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan
Tower pada daerah ini terletak pada 7°43’52,5” LS dan 110°26’45” BT. Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, perumahan, sekolah di kecamatan Kalasan, perumahan, sekolah, sarana kesehatan di kecamatan Ngemplak, perumahan di kecamatan Depok. Sel ini akan mencakup desa Wedomartani,Widodomartani, Purwomartani, Selomartani, Condongcatur. 15. Sel Sleman 15 Tower pada daerah ini terletak pada 7°43’52,5” LS dan 110°29’32,5” BT. Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah di kecamatan kalasan, sekolah, sentra industri, dan sarana kesehatan di kecamatan Nanggulan. Sel ini akan mencakup desa Bimomartani, Sindumartani,Selomartani, Tamanmartani, Tirtomartani, Bokoharjo. 16. Sel Sleman 16 Tower pada daerah ini terletak pada 7°46’17,5” LS dan 110°14’2,5” BT. Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah, instansi di kecamatan Moyudan, industri, sekolah di kecamatan Nanggulan. Sel ini akan mencakup desa Sendang
mulyo,
Sendangarum,
Sumberagung,
Sumberarum,
Sumberrahayu,
Sumbersari. 17. Sel Sleman 17 Tower pada daerah ini terletak pada 7°46’17,5” LS dan 110°16’50” BT. Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau industi di kecamatan Mlati, industi, sekolah, instansi, sarana kesehatan di kecamatan Godean, sekolah di kecamatan Moyudan Sel ini akan mencakup desa Sidorejo, Sidoluhur, Sidomulyo, Sumbersari, Sidokarto, Sidoagung, Margoluwih, Argomulyo. 18. Sel Sleman 18 Tower pada daerah ini terletak pada 7°46’17,5” LS dan 110°19’42,5” BT. Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau industri di kecamatan
Mlati, industri,
perumahan, sekolah, perguruan tinggi, sarana kesehatan di kecamatan Gamping, industri, perumahan, sekolah, perguruan tinggi, instansi, sarana kesehatan di kecamatan
Godean
. Sel ini akan mencakup desa Margoluwih, Sidomulyo,
Sidoarum, Sidokarto, Trihanggo, Nogotirto, Banturaden, Balecatur. 19. Sel Sleman 19 Tower pada daerah ini terletak pada 7°46’17,5” LS dan 110°22’30” BT. Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, perumahan, sekolah, perguruan Tugas Akhir 33
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan
tinggi, instansi di kecamatan Depok, industri, perumahan, sekolah, perguruan tinggi, sarana kesehatan di kecamatan Mlati. Sel ini akan mencakup desa Sendangadi, Sinduadi,
Condongcatur,
Caturtunggal,
Kricak,
Beper,
Karangwaru,
Cokrodiningratan, Terban, Tegalrejo, Jetis, Bumijo, Gowongan, Pringgokusuman, Suryatmajan, Gedongtengen, Tegalpanggung, Bausastran, Baciro, Ngupasan, Purwokinanti, Demangan, Kotabaru, Klitren, Depok, Caturtunggal. 20. Sel Sleman 20 Tower pada daerah ini terletak pada 7°46’17,5” LS dan 110°25’17,5” BT. Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, perumahan, sekolah, perguruan tinggi, sarana kesehatan di kecamatan Depok, . Sel ini akan mencakup desa Condoncatur, Caturtunggal, Depok, Maguwoharjo, Purwokinanti. 21. Sel Sleman 21 Tower pada daerah ini terletak pada 7°46’17,5” LS dan 110°28’5” BT. Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, perumahan, sekolah, perguruan tinggi, instansi, sarana kesehatan di kecamatan kalasan, industri, sekolah, sarana kesehatan di kecamatan Prambanan, industri di kecamatan Depok, perumahan, sarana kesehatan di kecamatan Brebah, perumahan di kecamatan Kasihan. Sel ini akan mencakup desa Tirtomartani, Purwomartani, Maguwoharjo, Kalitirto, Madurejo, Bokoharjo. 22. Sel Sleman 22 Tower pada daerah ini terletak pada 7°48’42,5” LS dan 110°18’22,5” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah, perguruan tinggi, instansi, sarana kesehatan di kecamatan Gamping, perguruan tinggi, perumahan di kecamatan Kasihan Sel ini akan mencakup desa Balecatur, Ambarketawang, Tamantirto, Bangunjiwo. 23. Sel Sleman 23 Tower pada daerah ini terletak pada 7°48’42,5” LS dan 110°26’45” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, perumahan, sekolah, instansi, sarana kesehatan di kecamatan Brebah, perumahan di kecamatan Gamping. Sel ini akan mencakup desa Maguwoharjo, Brebah, Sendangtirto, Klitirto, Jogotirto, Pontorono, Srimulyo. 24. Sel Sleman 24
Tugas Akhir 34
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan
Tower pada daerah ini terletak pada 7°48’42,5” LS dan 110°29’32,5” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah di kecamatan Prambanan. Sel ini akan mencakup desa Jogotirto, Kalitirto, Madurrejo, Sumberharjo, Sambirejo, Wukirharjo, Srimulyo, Srimartani. 4.1.2 Analisa Peta Kota Yogyakarta Daerah Kota Yogyakartal terletak pada 7° 49’ 26”- 7° 15’ 24” BT lintang selatan dan 110° 24’19”- 110° 28’53” bujur timur dengan luas daerah 32,5 km2 . Daerah di Kota Yogyakarta banyak terdapat pemukiman dan industri menengah dan besar, sekolah dan perguruan tinggi sehingga dalam penentuan daerah layanan kita akan memperhitungkan pada kebutuhan bandwidth per sel yang faktor terbesarnya adalah perumahan dan industri dan perguruan tinggi. Untuk menjangkau seluruh kabupaten sleman maka kita akan memerlukan 3 dimana satu sel akan mengunduk di kabupaten Sleman sel, adapun pembagian daerahnya adalah: 1. Sel Yogyakarta 1 Tower pada daerah ini terletak pada 7°48’42,5” LS dan 110°21’10” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau Industri di kecamatan Mantrijeron, Kraton, Mergangsan, Pakualaman, Gondomanan, Ngampilan, Wirobrajan, Gedongtengen. Sekolah si kecamatan Mantrijeron, Mergangsan, Kraton, Pakualaman, Gondomanan, Ngampilan, Wirobrajan, Gedongtengen. Perguruan tinggi di kecamatan Mergangsan, Mantrijeron, Kraton, Pakualaman, Gondomanan, Wirobrajan. Perumahan di kecamatan Mantrijeron, Kraton, Mergangsan, Pakualaman, Gondomanan, Ngampilan, Wirobrajan, Gedongtengen. Sarana kesehatan di Mantrijeron, Kraton, Mergangsan, Pakualaman, Gondomanan, Wirobrajan, Gedongtengen. Instansi pemerintah di kecamatan Mantrijeron, Kraton, Mergangsan, Pakualaman, Gondomanan, Ngampilan, Wirobrajan, Gedongtengen dan instansi pemerintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Industri, sekolah, perguruan tinggi, instansi pemerintah dan sarana kesehatan di kecamatan Kasihan. Sekolah, instansi pemerintah di kecamatan Sewon . Sel ini akan mencakup desa Ambar ketawang, Tamantirto, Kasihan, Tirtonirmolo, Panggung rejo, Tegalrejo, Pringgokusuman, Gedongtengen, Ngupasan, Purwokinanti, Ngampilan, Rakuncan, Ngestiharjo, Prawirodirjan, Wirobrajan, Notoprajan, Kraton, Kadipaten,
Patehan,
Panembahan,
Patangpuluhan,
Gedongkiwo,
Keparakan,
Mantrijeron, Suryodiningratan, Brontokusuman Tugas Akhir 35
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan
2. Sel Yogyakarta 2 Tower pada daerah ini terletak pada 7°48’42,5” LS dan 110°23’57,5” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah, perguruan tinggi, Perumahan, instansi pemerintah, sarana kesehatan di kecamatan Umbulharjo dan Kotagede. Industri, sekolah, perumahan, perguruan tinggi, instansi pemerintah dan sarana kesehatan di kecamatan Banguntapan Sel ini akan mencakup desa Baciro, Semaki, Demangan, Gunungketur, Wirosunan, Mergangsan, Tahunan, Mujamuju, Bangunan,
Umbulharjo,
Warungboto,
Rejowinangun,
Pandeyan,
Sorosutan,
Brontokusuman, Kotagede, Giwangan, Prenggan, Baturetno, Jagalan, Singosaren, Purbayan. Banguntapan. 4.1.3 Analisa Peta Kabupaten Bantul Daerah kabupaten Bantul terletak pada 7° 44’ 50”- 8° 37’ 40” lintang selatan dan 110° 18’40”- 110° 34’40” bujur timur dengan luas daerah 506,85 km2 . Daerah di kabuaten Bantul banyak terdapat pemukiman dan industri menengah dan besar,sehingga dalam penentuan daerah layanan kita akan memperhitungkan pada kebutuhan bandwidth per sel yang faktor terbesarnya adalah perumahan dan industri. Untuk menjangkau seluruh kabupaten sleman maka kita akan memerlukan 14 sel, adapun pembagian daerahnya adalah: 1. Sel Bantul 1 Tower pada daerah ini terletak pada 7°48’42,5” LS dan 110°15’35” BT Sel ini akan
diutamakan
untuk
menjangkau
industri,
sekolah,
sarana
kesehatan,
perumahan,instansi pemerintah di kecamatan Sedayu. Sel ini akan mencakup desa Sumber rahayu, Argomulyo, Sedayu, Argosari, Argorejo. 2. Sel Bantul 2 Tower pada daerah ini terletak pada 7°51’15” LS dan 110°16’50” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau industri di kecamatan Sewon, industri di kecamatan Kasihan, sekolah di kecamatan Pajangan. Sel ini akan mencakup desa Argorejo, triwidadi, Bangun rejo. 3. Sel Bantul 3 Tower pada daerah ini terletak pada 7°51’15” LS dan 110°19’42,5” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau Industri, sekolah, perumahan di kecamatan
Tugas Akhir 36
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan
Sewon, sekolah, sarana kesehatan, perumahan di kecamatan Kasihan. Sel ini akan mencakup desa Bangunjiwo, Tamantirto, Tirtonirmolo, Pendowoharjo, Guwosari. 4. Sel Bantul 4 Tower pada daerah ini terletak pada 7°51’15” LS dan 110°22’30” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah, sarana kesehatan di kecamatan Banguntapan, industri, sekolah, perguruan tinggi, sarana kesehatan, perumahan, instansi pemerintah di kecamatan Sewon, sekolah di kecamatan Pleret. . Sel ini akan mencakup desa Panggungharjo, Tamanan, Sewon, Binangunharjo, Timbulharjo, Wonokromo. 5. Sel Bantul 5 Tower pada daerah ini terletak pada 7°51’15” LS dan 110°25’17,5” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah di kecamatan Piyungan, industri, sekolah, sarana kesehatan di kecamatan Banguntapan, instansi pemerintah di kecamatan Pleret. Sel ini akan mencakup desa Banguntapan, Potorono, Wirokerten, Jambidan, Pleret, Bawuran. 6. Sel Bantul 6 Tower pada daerah ini terletak pada 7°53’37,5” LS dan 110°18’22,5” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah, sarana kesehatan di kecamatan Bantul, industri, sekolah , sarana kesehatan di kecamatan Pandak, instansi pemerintah, sekolah, sarana kesehatan di kecamatan Pajangan. Sel ini akan mencakup Guwosari, Ringinharjo, Sendangsari, Wijirejo, Pandak, Palbapang, Gilangharjo. 7. Sel Bantul 7 Tower pada daerah ini terletak pada 7°53’37,5” LS dan 110°21’10” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah, perguruan tinggi, sarana kesehatan, instansi pemerintah kabupaten Bantul di kecamatan Bantul, sekolah di kecamatan Sewon, sekolah di kecamatan Jetis. Sel ini akan mencakup Timbulharjo, Bantul, Sabdodadi, Trirenggo, Sumberagung, Jetis. 8. Sel Bantul 8 Tower pada daerah ini terletak pada 7°53’37,5” LS dan 110°23’57,5” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah, sarana kesehatan di kecamatan Pleret dan industri, sekolah, sarana kesehatan, perumahan, instansi
Tugas Akhir 37
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan
pemerintah di kecamatan Jetis, sekolah di kecamatan Imogiri . Sel ini akan mencakup Wonokromo, Pleret, Segoroyoso, Trimulyo, Jetis, Wukirsari. 9. Sel Bantul 9 Tower pada daerah ini terletak pada 8°6’7,5” LS dan 110°16’50” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau industri di kecamatan Srandakan. Industri, sekolah, sarana kesehatan di kecamatan Pandak. Sel ini akan mencakup Tirtoharjo, Gilangharjo, Caturharjo, Srandakan. 10. Sel Bantul 10 Tower pada daerah ini terletak pada 8°6’7,5” LS dan 110°19’42,5” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau industri di kecamatan Bambanglipuro, sekolah di kecamatan Jetis, sekolah di kecamatan Bantul, sekolah, sarana kesehatan di kecamatan Bambanglipuro, sekolah, sarana kesehatan di kecamatan Pundong . Sel ini akan mencakup Sumbermulyo, Palbapang, Patalan, Mulyodadi. 11. Sel Bantul 11 Tower pada daerah ini terletak pada 8°6’7,5” LS dan 110°22’30” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah, sarana kesehatan, instansi pemerintah di Imogiri, sarana kesehatan di Jetis. Sel ini akan mencakup Imogiri, Karangtengah, Girirejo, Kebonagung, Sriharjo. 12. Sel Bantul 12 Tower pada daerah ini terletak pada 8°8’22,5” LS dan 110°15’35” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah, instansi pemerintah di kecamatan Sanden. Sel ini akan mencakup Multigading, Sanden, Gadingsari, Gadingharjo, Srigading. 13. Sel Bantul 13 Tower pada daerah ini terletak pada 8°8’22,5” LS dan 110°18’22,5” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah, instansi pemerintah di kecamatan Bambanglipuro, sekolah, sarana kesehatan, instansi pemerintah di kecamatan Kretek. Sel ini akan mencakup Bambanglipuro, Sidomulyo, Trimulyo, Panjangrejo, Donotirto, Tirtosari, Kretek. 14. Sel Bantul 14 Tower pada daerah ini terletak pada 8°8’22,5” LS dan 110°21’10” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah, instansi pemerintah di Tugas Akhir 38
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan
kecamatan Pundong, sekolah di kecamatan Srandakan. Sel ini akan mencakup Srihardono, Pundong, Seloharjo. 4.1.4 Analisa Peta di Kabupaten Kulonprogo Daerah kabupaten Kulonprogo terletak pada 7° 38’ 42”- 7° 59’ 3” lintang selatan dan 110° 1’37”- 110° 16’26” bujur timur dengan luas daerah 586,28 km2 . Daerah di kabupaten Kulonprogo banyak terdapat sentra industri,sehingga dalam penentuan daerah layanan kita akan memperhitungkan pada kebutuhan bandwidth per sel yang faktor terbesarnya adalah sentra industri. Untuk menjangkau seluruh kabupaten Kulonprogo maka kita akan memerlukan 14 sel, adapun pembagian daerahnya adalah: 1. Sel Kulonprogo 1 Tower pada daerah ini terletak pada 7°43’52,5” LS dan 110°12’47,5” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sentra industri dan sekolah di kecamatan Girimulyo, sekolah di kecamatan Nanggulan. Sel ini akan mencakup desa Bantararum, Minggir, Sendangagung, Kembang, Jatisarono, Sumberarum. 2.
Sel Kulonprogo 2 Tower pada daerah ini terletak pada 7°46’17,5” LS dan 110°11’15” BT Sel ini
akan diutamakan untuk menjangkau sentra industri, sekolah, sarana kesehatan di kecamatan Girimulyo, sentra industri, sekolah, instansi pemerintah di kecamatan Nanggulan. Sel ini akan mencakup desa Girimulyo, Tanjungharjo, Nanggulan, Wijimulyo, Donomulyo, Banyunibo. 3. Sel Kulonprogo 3 Tower pada daerah ini terletak pada 7°48’42,5” LS dan 110°10’0” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sentra industri, sekolah di kecamatan Pengasih, sekolah di kecamatan Nanggulan. Sel ini akan mencakup Banyunibo, Sendangsari, Karangsari, Donomulyo, Kaliagung. 4. Sel Kulonprogo 4 Tower pada daerah ini terletak pada 7°48’42,5” LS dan 110°12’47,5” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sentra industri, sekolah, instansi pemerintah di kecamatan Sentolo, sekolah si kecamatan Nanggulan. Sel ini akan mencakup desa Wijimulyo, Donomulyo, Sumberahayu, Argosari, Banyunibo, Sentolo, Kaliagung. 5. Sel Kulonprogo 5
Tugas Akhir 39
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan
Tower pada daerah ini terletak pada 7°51’15” LS dan 110°8’17,5” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sentra industri di kecamatan Kokap, sentra industri, sekolah di kecamatan Pengasih, sentra industri, sekolah, perumahan, instansi pemerintah kabupaten Bantul di kecamatan Wates. Sel ini akan mencakup desa Pengasih, Sendangsari, Karangsari, Tawangsari, Wates, Triharjo, Giripeni. 6. Sel Kulonprogo 6 Tower pada daerah ini terletak pada 7°51’15” LS dan 110°11’15” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah, sarana kesehatan, perumahan, instansi pemerintah di kecamatan Pengasih, sekolah di kecamatan Panjatan . Sel ini akan mencakup Kaliagung, Pengasih, Margosari, Kadungsari, Sukorena. 7. Sel Kulonprogo 7 Tower pada daerah ini terletak pada 7°51’15” LS dan 110°14’2,5” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah di kecamatan Sentolo, sekolah di kecamatan Pajangan, sekolah di kecamatan Sedayu . Sel ini akan mencakup Salamrejo, Sukorejo, Argodadi, Argosari, Triwidadi. 8. Sel Kulonprogo 8 Tower pada daerah ini terletak pada 7°53’37,5” LS dan 110°5’25” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau. Sentra industri, sekolah, sarana kesehatan, instansi pemerintah di kecamatan Temon Sel ini akan mencakup desa Jaten, Karangwuluh, Sindutan, Jangkaran, Palihan, Kebonrejo, Temon kulon, Kaligantung, Demen, Kalidengen, Glagah, Plumbon. 9. Sel Kulonprogo 9 Tower pada daerah ini terletak pada 7°53’37,5” LS dan 110°8’12,5” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah, Sarana kesehatan di kecamatan Wates, sekolah di kecamatan Temon, sekolah di kecamatan Pengasih. Sel ini akan mencakup desa Kedundang, Triharjo, Sogan, Ngestiharjo, Kutawaru, Bojong. 10. Sel Kulonprogo 10 Tower pada daerah ini terletak pada 7°53’37,5” LS dan 110°10’0” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sentra industri, sekolah di kecamatan Wates, sentra industri, sekolah, sarana kesehatan, instansi pemerintah di kecamatan Panjatan. Sel ini akan mencakup desa Giripeni, Bandungan, Gotakan, Cerme, Krembangan, Tayuban, Panjatan, Karoman, Depok. Tugas Akhir 40
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan
11. Sel Kulonprogo 11 Tower pada daerah ini terletak pada 7°53’37,5” LS dan 110°12’47,5” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sentra industri di kecamatan Lendah, sekolah, sarana kesehatan di kecamatan Sentolo. Sel ini akan mencakup desa Demangrejo, Srikayangan. 12. Sel Kulonprogo 12 Tower pada daerah ini terletak pada 7°53’37,5” LS dan 110°15’35” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sentra industri, sekolah, sarana kesehatan di kecamatan Lendah, sekolah di kecamatan Sentolo , instansi pemerintah di kecamatan Pajangan. Sel ini akan mencakup desa Tuksor, Pajangan, Ngentokrejo, Gulurejo. 13. Sel Kulonprogo 13 Tower pada daerah ini terletak pada 8°6’7,5” LS dan 110°11’15” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah di kecamatan Galur, sekolah, sarana kesehatan di kecamatan Lendah. Sel ini akan mencakup desa Wahyurejo, Bumirejo, Kanoman, Pandowan, Karangsewu, Nomporejo. 14. Sel Kulonprogo 14 Tower pada daerah ini terletak pada 8°6’7,5” LS dan 110°14’2,5” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sentra industri, sekolah, instansi pemerintah di kecamatan Galur, sentra industri, sekolah di kecamatan Lendah, sekolah, sentra industri, instansi pemerintah di kecamatan Srandakan. Sel ini akan mencakup desa Sidorejo, Lendah, Jatirejo, Brosot, Kranggan, Trimurti, Srandakan 4.1.5 Analisa Peta Kabupaten Gunungkidul Daerah kabupaten Gunungkidul terletak pada 7° 9’- 7° 46’ 3” lintang selatan dan 110° 21’-110° 50’ bujur timur dengan luas daerah 1485,36km2 . Daerah di kabupaten Gunungkidul banyak terdapat industri,sehingga dalam penentuan daerah layanan kita akan memperhitungkan pada kebutuhan bandwidth per sel yang faktor terbesarnya adalah
industri. Untuk menjangkau seluruh kabupaten Gunungkidul
maka kita akan memerlukan 10 sel, adapun pembagian daerahnya adalah: 1. Sel Gunungkidul 1 Tower pada daerah ini terletak pada 7°55’17,5” LS dan 110°34’42,5” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah, sarana kesehatan di kecamatan
Tugas Akhir 41
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan
Playen, sekolah, sarana kesehatan di di kecamatan Wonosari, Sel ini akan mencakup desa Gari, Bandung, Landageng, Piyaman, Karangtengah, Kedungkeris. 2. Sel Gunungkidul 2 Tower pada daerah ini terletak pada 7°55’17,5” LS dan 110°37’30” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah, sarana kesehatan di kecamatan Wonosari, sekolah di kecamatan Karangmojo, sarana kesehatan di kecamatan Nglipar Sel ini akan mencakup desa Karangtengah, Bejiharjo, Nglipar, Kedungkeris. 3. Sel Gunungkidul 3 Tower pada daerah ini terletak pada 7°57’45” LS dan 110°33’20” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah, sarana kesehatan di kecamatan Karangmojo Sel ini akan mencakup desa Ngawis, Gedangrejo, Jatiayu. 4. Sel Gunungkidul 4 Tower pada daerah ini terletak pada 7°57’45” LS dan 110°36’7,5” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah dan instansi pemerintah di kecamatan Playen. Sel ini akan mencakup desa Playen, Logaten, Plembutan, Pulutan, Siraman, Wareng, Ngunut. 5. Sel Gunungkidul 5 Tower pada daerah ini terletak pada 7°57’45” LS dan 110°38’55” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah di kecamatan Playen, sekolah, sarana kesehatan dan instansi pemerintah kabupaten Gunungkidul di kecamatan Wonosari Sel ini akan mencakup desa Piyaman, Kepek, Wonosari, Sejang, Baleharjo, Karangrejek. 6. Sel Gunungkidul 6 Tower pada daerah ini terletak pada 7°57’45” LS dan 110°41’42,5” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah, sarana kesehatan, instansi pemerintah di kecamatan Karangmojo Sel ini akan mencakup desa Wiladeg, Bendungan, Kelor, Ngipak. 7. Sel Gunungkidul 7 Tower pada daerah ini terletak pada 7°57’45” LS dan 110°44’30” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah, instansi pemerintah di kecamatan Ponjong, sekolah, sarana kesehatan di kecamatan Karangmojo Sel ini akan mencakup desa Karangmojo, Ngipak, Genjahan, Ponjong. Tugas Akhir 42
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan
8. Sel Gunungkidul 8 Tower pada daerah ini terletak pada 7°55’17,5” LS dan 110°34’42,5” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah di kecamatan Paliyan, sekolah, sarana kesehatan di kecamatan Wonosari Sel ini akan mencakup desa Wareng, Karangrejek, Duwed, Wunung. 9. Sel Gunungkidul 9 Tower pada daerah ini terletak pada 7°55’17,5” LS dan 110°37’30” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah, sarana kesehatan di kecamatan Semanu, sekolah di kecamatan Wonosari Sel ini akan mencakup desa Semanu, Duwed, Baleharjo, Bendungan, Pancarejo. 10. Sel Gunungkidul 10 Tower pada daerah ini terletak pada 7°55’17,5” LS dan 110°40’17,5” BT Sel ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah, sarana kesehatan di kecamatan Semanu, Sel ini akan mencakup desa Ngeposan, Sidorejo, Semanu. 4.2 Analisa kebutuhan kapasitas persel Dalam analisa kebutuhan kapasitas tiap sel kita akan mengacu pada data yang telah ada dan didasarkan pada peta persebaran tiap-tiap calon pengguna jaringan yang akan kita bangun. Adapun data kebutuhan kapasitas tiap sel adalah sebagi berikut: Tabel 4.1 Kebutuhan Troughput per sel No Nama Sel
Kapasitas (Kbps)
No
Nama Sel
Kapasitas (Kbps)
1.
Sel Sleman 1
704
33.
Sel Bantul 7
3712
2.
Sel Sleman 2
1088
34.
Sel Bantul 8
1952
3.
Sel Sleman 3
384
35.
Sel Bantul 9
384
4.
Sel Sleman 4
512
36.
Sel Bantul 10
960
5.
Sel Sleman 5
256
37.
Sel Bantul 11
640
6.
Sel Sleman 6
1728
38.
Sel Bantul 12
448
7.
Sel Sleman 7
1056
39.
Sel Bantul 13
832
8.
Sel Sleman 8
1344
40.
Sel Bantul 14
448
9.
Sel Sleman 9
320
41.
Sel Kulonprogo 1
384
10. Sel Sleman 10
832
42.
Sel Kulonprogo 2
768
11. Sel Sleman 11
680
43.
Sel Kulonprogo 3
448 Tugas Akhir 43
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan
12. Sel Sleman 12
1488
44.
Sel Kulonprogo 4
832
13. Sel Sleman 13
8256
45.
Sel Kulonprogo 5
2400
14. Sel Sleman 14
2272
46.
Sel Kulonprogo 6
1120
15. Sel Sleman 15
192
47.
Sel Kulonprogo 7
448
16. Sel Sleman 16
1152
48.
Sel Kulonprogo 8
512
17. Sel Sleman 17
1152
49.
Sel Kulonprogo 9
832
18. Sel Sleman 18
4928
50.
Sel Kulonprogo 10
1216
19. Sel Sleman 19
27828
51.
Sel Kulonprogo 11
704
20. Sel Sleman 20
9888
52.
Sel Kulonprogo 12
512
21. Sel Sleman 21
2144
53.
Sel Kulonprogo 13
320
22. Sel Sleman 22
1440
54.
Sel Kulonprogo 14
1344
23. Sel Sleman 23
1344
55.
Sel Gunungkidul 1
448
24. Sel Sleman 24
192
56.
Sel Gunungkidul 2
512
25. Sel Kota 1
25164
57.
Sel Gunungkidul 3
256
26. Sel Kota 2
30824
58.
Sel Gunungkidul 4
448
27. Sel Bantul 1
896
59.
Sel Gunungkidul 5
2752
28. Sel Bantul 2
1024
60.
Sel Gunungkidul 6
256
29
Sel Bantul 3
5984
61.
Sel Gunungkidul 7
960
30. Sel Bantul 4
4224
62.
Sel Gunungkidul 8
512
31. Sel Bantul 5
1280
63.
Sel Gunungkidul 9
704
32. Sel Bantul 6
1920
64.
Sel Gunungkidul 10
448
Berdasarkan pada perhitungan kebutuhan kapasitas tiap sel diatas maka kita akan menentukan sel yang layak kita bangun. Sel tersebut adalah: Tabel 4.2 Tabel alokasi kanal per sel No 1.
Nama Sel
Daerah layanan
Sel Sleman 12 CH 1
Sumberadi, Tlogoadi, Tirtoadi,Tridadi
CH 6
Tridadi, Pandowoharjo, Donoharjo, Sendangadi, Sariharjo
CH 11
Tirtoadi,
Tlogoadi,
Sendangadi,
Sariharjo,
Sariharjo,
Trihanggo Tugas Akhir 44
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan
2.
3.
4.
Sel Sleman 13 CH 1
Sariharjo, Sardiniharjo
CH 6
Sardonoharjo, Sinduharjo, Minomartani,Wedomartani
CH 11
Sariharjo, Wedomartani, Minomartani
Sel Sleman 18 CH 1
Margoluwih, Sidomulyo, Sidokarto, Sidoarum, Tirtodadi
CH 6
Tirtoadi, Trihanggo, Nogotirto
CH 11
Sidoarum, Sidokarto, Nogotirto, Banyuraden, Balecatur
Sel Sleman 19 CH 6
Sinduadi, Sendangadi
CH 1
Sendangadi, Sinduadi, Caturtunggal, Condongcatur
CH 11
Caturtunggal, Condongcatur
CH 6
Caturtunggal,
Terban,
Klitren,
Kotabaru,
Demangan,
Tegalpanggung, Bausastran, Baciro, Purwokinanti CH 1
Terban,
Kotabaru,
Tegalpanggung,
Purwokinanti,
Suryatmajan, Sosromanduran, Pringgokusuman, Gowongan, Bumiji, Cokrodiningratan CH 11
Sinduadi, Tegalrejo, Bumijo, Bener, Kricak, Karangwaru, Cokrodiningratan
5.
6.
Sel Sleman 20 CH 1
Caturtunggal, Condongcatur, Wedomartani
CH 6
Maguwoharjo, Wedomartani
CH 11
Maguwoharjo, Caturtunggal, Banguntapan
Sel Kota 1 CH 6
Pakuncen, Wirobrajan, Patangpuluhan, Ngestirejo
CH 11
Pakuncen,
Wirobrajan,
Patangpuluhan,
Sostromenduran,
Ngampilan, Ngupasan, Notoprajan, Kadipaten, Prawirodirjan CH 1
Kadipaten, Kraton, Prawirodirjan, Patehan, Gedongkiwo, Panembahan,
Ngupasan,
Keparakan,
Mantrijeron,
Brontokusuman CH 6
Gedongkiwo, Suryodiningratan, Mantrijeron, Brontokusuman, Tugas Akhir 45
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan
Tamanan, Panggungharjo, Tirtonirmolo
7.
CH 11
Panggungharjo, Tirtonirmolo, Bangunjiwo, Tamantirto
CH 1
Tirtonirmolo, Bangunjiwo, Tamantirto, Ngestirejo
Sel Kota 2 CH 11
Purwokinanti, Baciro, Semaki, Demangan, Gunungketur, Tahunan, Mujamuju, Warungboto
CH 1
Mujamuju, Rejowinangun, Banguntapan, Baturetno
CH 6
Banguntapan, Baturetno, Potorono, Rejowinagun, Prenggan, Purbayan
CH 11
Prenggan,
Purbayan,
Baturetno,
Jagalan,
Singosaren,
Potorono CH 1
Sorosutan, Pandeyan, Giwangan, Prenggan, Purwokinanti, Gunungketur, Wirogunan, Mergangsan
CH 6 8.
9.
Tahunan, Warungboto, Pandeyan, Sorosutan
Sel Bantul 3 CH 1
Bangunjiwo, Taman tirto, Triwidadi, Guwosari
CH 6
Tamantirto, Pendowoharjo
CH 11
Pendowoharjo, Bantul, Guwosari, Ringinharjo
Sel Bantul 4 CH 1
Panggungharjo, Pendowoharjo, Bangunharjo, Timbulharjo
CH 6
Panggungharjo, Bangunharjo, Tamanan, Wonokromo
CH 11
Timbulharjo, Sabdodadi, Trimulyo, Wonokromo
10. Sel Bantul 7 CH 1
Bantul, Sabdodadi, Trirenggo, Palbapang
CH 6
Sabdodadi, Timbulharjo, jetis, Sumberagung, Trirenggo
CH 11
Sumberagung,
Palbapang,
Trirenggo,
Sabdodadi,
Sumbermulyo, Patalan 11. Sel Klonprogo 5 CH 1
Tawangsari, Hargorejo, Palbapang
CH 6
Sendangsari, Karangsari, Wates, Tawangsari
CH 11
Tawangsari, Kedundang, Triharjo, Giripeni, Wates Tugas Akhir 46
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan
4.3 Menentukan Tinggi Antena Dalam perencanaan ini semua link akan kita kondisikan pada kondisi Line Of Sight, maka kita akan mentukan tinggi setiap antenna pada setiap sel agar gelombang akan merambat pada Fresnel zone 1 sehingga kondisi Line Of Sight tersebut dapat tercapai. Sehingga didapat tabel sebagai berikut: Tabel 4.3 Tinggi antena per sel No Nama sel
Tinggi antenna
No
Nama sel
Base Station (m)
Tinggi antenna Base Station.(m)
1.
Sel Sleman 12
82,164
7.
Sel Kota 2
59,05
2.
Sel Sleman 13
70,32
8.
Sel Bantul 3
67,91
3.
Sel Sleman 18
99,37
9.
Sel Bantul 4
64,71
4.
Sel Sleman 19
91,64
10.
Sel Bantul 7
50,06
5.
Sel Sleman 20
70,30
11.
Sel Kulonprogo 5
84,88
6.
Sel Kota 1
58,66
4.4 Analisa kapasitas per kanal Beradarkan standart IEEE 802.16.a maka dalam perhitungan kapasitas akan dipengaruhi oleh jumlah bit permodulasi (bm), coding rate (cr), dan periode simbol (Ts). Sehingga untuk perhitungan bit rate digunakan formula: Bit rate = Nused x bm x cr/Ts Untuk WiMAX 3,5 GHz dengan bandwidth 7 MHz, modulasi 64 QAM, FEC = ¾, Ts = 34 µs maka kapasitasnya: Bit rate = 192 x 6 x
3/ 4 34 µs
= 25,41 Mbps Untuk WiMAX 3,5 GHz dengan bandwidth 14 MHz, modulasi 16 QAM, FEC = ¾, Ts = 17 µs maka kapasitasnya: Bit rate = 192 x 5 x
3/ 4 17 µs
= 42,35 Mbps Untuk WiMAX 5,8 GHz dengan bandwidth 20 MHz, modulasi QPSK, FEC = ¾, Ts = 11,9 µs maka kapasitasnya: Tugas Akhir 47
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan
Bit rate = 192 x 2 x
3/ 4 11,9µs
= 24,20 Mbps Untuk WiMAX 5,8 GHz dengan bandwidth 20 MHz, modulasi 16 QAM, FEC = ¾, Ts = 11,9 µs maka kapasitasnya: Bit rate = 192 x 5 x
3/ 4 11,9µs
= 60,50 Mbps
4.5 Analisa linkbudget 4.5.1 Path Loss Dalam analisa link budget ini redaman yang kita perhitungkan adalah redaman karena hujan (precipitation) dan redaman lintasan (Free Space Loss). 4.5.1.1 Redaman Hujan (precipitation) Indonesia terletak di daerah hujan P, sehingga CCIR menetapkan curah hujan R adalah 145 mm/hr. Untuk frekwensi kerja 5,8 GHz, maka koefisean polarisasi vertikal adalah: f = 4 GHz
av = 0,000591
bv = 1,075
f = 6 GHz
av = 0,00155
bv = 1,265
Dengan interpolasi av dan bv, pada frekwensi 5,8 GHz dapat ditentukan: av - 0,000591 5,8 - 4 = 0,00155 - 0,000591 6-4 didapat av = 1,454 X 10-3 bv - 1,075 5,8 − 4 = 1,265 - 1,075 6−4 didapat bv = 1,246 Untuk f = 5,8 GHz didapat av = 1,454 X 10-3 dan bv = 1,246 A 0,001 = av x Rbv (dB/km) A 0,001 = 1,454 X 10-3 x 145 1,246 A 0,001 = 0,71 dB/Km Untuk link antara sel Kulonprogo 5 dengan sel Sleman 19 dengan jarak 27,71 km , maka Tugas Akhir 48
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan
r=
1 1 = = 0,445 1 + (0,045 xL) 1 + (0,045 x 27,71)
maka redaman hujan untuk link antara sel Kulonprogo 5 dengan sel Sleman 19 Aeff = 0,71 x 27,71 x 0,445 = 8,75 dB Sedangkan untuk link antara sel Bantul 4 dengan sel Sleman 19 dengan jarak 9 km, maka r=
1 1 = = 0,711 1 + (0,045 xL) 1 + (0,045 x9)
maka redaman hujan untuk link antara Bantul 4 dengan sel Sleman 19 Aeff = 0,71 x 9 x 0,711 = 4,5 dB
Untuk frekwensi kerja 3,5 GHz, maka koefisean polarisasi vertikal adalah: f = 2 GHz
av = 0,000138
bv = 0,923
f = 4 GHz
av = 0,000591
bv = 1,075
Dengan interpolasi av dan bv, pada frekwensi 3,5 GHz dapat ditentukan: av - 0,000138 3,5 - 2 = 0,000591 - 0,000138 4-2 didapat av = 4,77 X 10-4 bv - 0,923 3,5 − 2 = 1,075 - 0,923 4−2 didapat bv = 1,037 Untuk f = 3,5 GHz didapat av = 4,77 X 10-4 dan bv = 1,037 A 0,001 = av x Rbv (dB/km) A 0,001 = 4,77 X 10-4 x 145 1,037 A 0,001 = 0,0831 dB/Km Untuk link antara centre cell dengan sel yang dibawahinya dengan jarak 5,35 km , maka r=
1 1 = = 0,805 1 + (0,045 xL) 1 + (0,045 x5,35)
maka redaman hujan untuk link antara centre cell dengan sel yang dibawahinya Aeff = 0,71 x 5,35 x 0,805 = 3,05 dB
Tugas Akhir 49
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan
4.5.1.2 Redaman Lintasan (Free Space Loss) Dalam perhitungan redaman lintasan ini akan kita hitung pada frekwensi kerja 3,5 GHz dan frekwensi 5,8 GHz. 4.5.1.2a Redaman pada 3,5 GHz Lfs = 32,45 + 20 log f(MHz) + 20 log D (Km) = 32,45 + 20 log 3500 + 20 log 5,35 = 117,8984 dB
4.5.1.2b Redaman pada 5,8 GHz Untuk link antara BTS sel Bantul 4 dengan BTS sel Sleman 19 Lfs = 32,45 + 20 log f(MHz) + 20 log D (Km) = 32,45 + 20 log 5800 + 20 log 9 = 126,80 dB
Untuk link antara BTS sel Kulonprogo 5 dengan BTS sel Sleman 19 Lfs = 32,45 + 20 log f(MHz) + 20 log D (Km) = 32,45 + 20 log 5800 + 20 log 27,71 = 136,571 dB 4.5.2
Daya Pancar
Daya pancar dapat dihutung seperti berikut: PT =
C - GT - GR -204 + LTX + LRX + Lfs + Lhujan + NF + 10 log (BW) + FM N
Eb/No dari tiap sel didapat dengan cara: ⎛ Eb ⎞ ⎛ Eb ⎞ =⎜ − Codinggain + IM ⎜ ⎟ ⎟ ⎝ No ⎠ coding ⎝ No ⎠ noncoding Untuk backhaul dengan 3,5 GHz maka kita akan menggunakan bandwidth 7 MHz dan bandwidth 14 MHz, besarnya bandwidth ini dasarkan pada kebutuhan troughtput per sel. Untuk bandwidth 7 MHz menggunakan modulasi 64 QAM dan digunakan BER = 10-6 , ⎛ Eb ⎞ maka nilai ⎜ yang didapatkan dari grafik adalah 19,42 dB, sedangkan dengan ⎟ ⎝ No ⎠ noncoding
Tugas Akhir 50
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan
coding gain sebasar 6 dB serta implementasi margin sebesar 3 dB maka didapatkan ⎛ Eb ⎞ = 16,42 dB. ⎜ ⎟ ⎝ No ⎠ coding C ⎛ Eb ⎞ ⎛ ⎛ m ⎞⎞ =⎜ ⎟ ⎟⎟ ⎟ + ⎜⎜10 log⎜ N ⎝ No ⎠ ⎝ ⎝1+ α ⎠⎠ ⎛ C ⎛ 6 ⎞⎞ = (16,42) + ⎜⎜10 log⎜ ⎟ ⎟⎟ N ⎝ 1 + 0.25 ⎠ ⎠ ⎝ C = 23,23 dB N
Dengan Daya pancar maksimum sebagai berikut:
Antena
Daya Pancar Maksium
Gain Antena
CPE
23 dBm
20 dBi
Untuk bandwidth 14 MHz menggunakan modulasi 16 QAM dan digunakan BER = 10-6 , ⎛ Eb ⎞ maka nilai ⎜ yang didapatkan dari grafik adalah 14,74 dB, sedangkan dengan ⎟ ⎝ No ⎠ noncoding coding gain sebesar 6 dB serta implementasi margin sebesar 3 dB maka didapatkan ⎛ Eb ⎞ = 11,74 dB. ⎜ ⎟ ⎝ No ⎠ coding C ⎛ Eb ⎞ ⎛ ⎛ m ⎞⎞ =⎜ ⎟ ⎟⎟ ⎟ + ⎜⎜10 log⎜ N ⎝ No ⎠ ⎝ ⎝1+ α ⎠⎠ ⎛ C ⎛ 4 ⎞⎞ = (11,74 ) + ⎜⎜10 log⎜ ⎟ ⎟⎟ N ⎝ 1 + 0.25 ⎠ ⎠ ⎝ C = 16,79 dB N
Dengan Daya pancar maksimum sebagai berikut: Antena
Daya Pancar Maksium
Gain Antena
CPE
23 dBm
20 dBi
Untuk perhitungan daya pancar akan dilakukan perhitungan per link untuk setiap backhaul. 4.5.2a Link antara BTS sel Sleman 12 dengan BTS Sel Sleman 19 Redaman akibat redaman saluran kabel coax di sisi Tugas Akhir 51
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan
BTS sel Sleman 12 = 82,164 x 0,022 dB/m + 0,5 = 2,3 dB BTS sel Sleman 19 = 91,64 x 0,022 dB/m + 0,5 = 2,51 dB Maka Daya pancarnya adalah: PT =
C - GT - GR -204 + LTX + LRX + Lfs + Lhujan + NF + 10 log (BW) + FM N
= 23,23 – 20 – 20 – 204 + 2,3 + 2,51 + 117,8984 +3,05+4 + 10 log (7 x 10 6) + 10 = -12,5 dBw = 17,5 dBm 4.5.2b Link antara BTS sel Sleman 13 dengan BTS Sel Sleman 19 Redaman akibat redaman saluran kabel coax di sisi BTS sel Sleman 13 = 70,32 x 0,022 dB/m + 0,5 = 2,04 dB BTS sel Sleman 19 = 91,64 x 0,022 dB/m + 0,5 = 2,51 dB Maka Daya pancarnya adalah: PT =
C - GT - GR -204 + LTX + LRX + Lfs + Lhujan + NF + 10 log (BW) + FM N
= 23,23 –20–20 – 204 + 2,04 +2,51 +117,8984 +3,05+4+10 log (7 x 10 6)+ 10 = -12,8 dBw = 17,2 dBm 4.5.2c Link antara BTS sel Sleman 18 dengan BTS Sel Sleman 19 Redaman akibat redaman saluran kabel coax di sisi BTS sel Sleman 18 = 99,37 x 0,022 dB/m + 0,5 = 2,68 dB BTS sel Sleman 19 = 91,64 x 0,022 dB/m + 0,5 = 2,51 dB Maka Daya pancarnya adalah: PT =
C - GT - GR -204 + LTX + LRX + Lfs + Lhujan + NF + 10 log (BW) + FM N
= 23,23 – 20 – 20 – 204 + 2,68 + 2,51 + 117,8984 +3,05+4+ 10 log (7 x 10 6) + 10 = -12,18 dBw = 17,82 dBm 4.5.2d Link antara BTS sel Sleman 20 dengan BTS Sel Sleman 19 Redaman akibat redaman saluran kabel coax di sisi BTS sel Sleman 20 = 70,30 x 0,022 dB/m + 0,5 = 1,906 dB BTS sel Sleman 19 = 91,64 x 0,022 dB/m + 0,5 = 2,51 dB Maka Daya pancarnya adalah: Tugas Akhir 52
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan
PT =
C - GT - GR -204 + LTX + LRX + Lfs + Lhujan + NF + 10 log (BW) + FM N
= 23,23 – 20 – 20 – 204 + 1,906 + 2,51 + 117,8984 +3,05+4+ 10 log (7 x 10 6) + 10 = -12,95 dBw = 17,05 dBm 4.5.2e Link antara BTS sel Kota 1 dengan BTS Sel Sleman 19 Redaman akibat redaman saluran kabel coax di sisi BTS sel Kota 1
= 58,66 x 0,022 dB/m + 0,5 = 1,67 dB
BTS sel Sleman 19 = 91,64 x 0,022 dB/m + 0,5 = 2,51 dB Maka Daya pancarnya adalah: PT =
C - GT - GR -204 + LTX + LRX + Lfs + Lhujan + NF + 10 log (BW) + FM N
= 16,79–20 – 20 – 204 + 1,67 + 2,51 + 117,8984 +3,05+4 + 10 log (14 x 10 6) + 10 = -16,62 dBw = 13,38 dBm 4.5.2f Link antara BTS sel Kota 2 dengan BTS Sel Sleman 19 Redaman akibat redaman saluran kabel coax di sisi BTS sel Kota 2
= 59,05 x 0,022 dB/m + 0,5 = 1,61 dB
BTS sel Sleman 19 = 91,64 x 0,022 dB/m + 0,5 = 2,51 dB Maka Daya pancarnya adalah: PT =
C - GT - GR -204 + LTX + LRX + Lfs + Lhujan + NF + 10 log (BW) + FM N
= 16,79–20 – 20 – 204 + 1,61 + 2,51 + 117,8984 +3,05+7 + 10 log (14 x 10 6) + 10 = -16,6 dBw = 13,4 dBm 4.5.2g Link antara BTS sel Bantul 3 dengan sel Bantul 4 Redaman akibat redaman saluran kabel coax di sisi BTS sel Bantul 3 = 67,91 x 0,22 dB/m + 0,5 = 1,85 dB BTS sel Bantul 4 = 64,71 x 0,022 dB/m + 0,5 = 1,794 dB Maka Daya pancarnya adalah: PT =
C - GT - GR -204 + LTX + LRX + Lfs + Lhujan + NF + 10 log (BW) + FM N
= 23,23 – 20 – 20 – 204 + 1,85 + 1,794 + 117,8984 +3,05+4 + 10 log (7 x 10 6) + 10 Tugas Akhir 53
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan
= -13,72 dBw = 16,28 dBm 4.5.2h Link antara BTS sel Bantul 7 dengan sel Bantul 4 Redaman akibat redaman saluran kabel coax di sisi BTS sel Bantul 7 = 50,06 x 0,022 dB/m + 0,5 = 1,50 dB BTS sel Bantul 4 = 64,71 x 0,022 dB/m + 0,5 = 1,794 dB Maka Daya pancarnya adalah: PT =
C - GT - GR -204 + LTX + LRX + Lfs + Lhujan + NF + 10 log (BW) + FM N
= 23,23 – 20 – 20 – 204 + 1,50 + 1,794 + 117,8984 +3,05+4 + 10 log (7 x 10 6) + 10 = -14,07 dBw = 15,93 dBm Untuk perhitungan daya pancar pada link antas BTS dengan menggunakan frekwensi 5,8 GHz maka: ⎛ Eb ⎞ ⎛ Eb ⎞ =⎜ − Codinggain + IM ⎜ ⎟ ⎟ ⎝ No ⎠ coding ⎝ No ⎠ noncoding ⎛ Eb ⎞ Jika digunakan modulasi QPSK dan digunakan BER = 10-6 , maka nilai ⎜ yang ⎟ ⎝ No ⎠ noncoding didapatkan dari grafik adalah 10,87 dB, sedangkan dengan coding gain sebasar 6 dB ⎛ Eb ⎞ = 7,87 dB. serta implementasi margin sebesar 3 dB maka didapatkan ⎜ ⎟ ⎝ No ⎠ coding C ⎛ Eb ⎞ ⎛ ⎛ m ⎞⎞ =⎜ ⎟ ⎟⎟ ⎟ + ⎜⎜10 log⎜ N ⎝ No ⎠ ⎝ ⎝1+ α ⎠⎠ ⎛ C ⎛ 2 ⎞⎞ = (7,87 ) + ⎜⎜10 log⎜ ⎟ ⎟⎟ N ⎝ 1 + 0.25 ⎠ ⎠ ⎝ C = 9,91 dB N
Jika digunakan modulasi 16QAM dan digunakan BER = 10-6, maka nilai ⎛ Eb ⎞ yang didapatkan dari grafik adalah 14,74 dB, sedangkan dengan coding ⎜ ⎟ ⎝ No ⎠ noncoding
Tugas Akhir 54
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan
⎛ Eb ⎞ gain sebesar 6 dB serta implementasi margin sebesar 3 dB maka didapatkan ⎜ = ⎟ ⎝ No ⎠ coding 11,74 dB. C ⎛ Eb ⎞ ⎛ ⎛ m ⎞⎞ =⎜ ⎟ ⎟⎟ ⎟ + ⎜⎜10 log⎜ N ⎝ No ⎠ ⎝ ⎝1+ α ⎠⎠ ⎛ C ⎛ 4 ⎞⎞ = (11,74) + ⎜⎜10 log⎜ ⎟ ⎟⎟ N ⎝ 1 + 0.25 ⎠ ⎠ ⎝ C = 16,79 dB N
Dengan Daya pancar maksimum sebagai berikut: Antena
Daya Pancar Maksium
Gain Antena
CPE
20 dBm
30 dBi dan 35 dBi
4.5.2i Link antara BTS sel Bantul 4 dengan sel sel Sleman 19 Redaman akibat redaman saluran kabel coax di sisi BTS sel Bantul 4
= 64,71 x 0,022 dB/m + 0,5 = 1,92 dB
BTS sel Sleman 19 = 91,64 x 0,022 dB/m + 0,5 = 2,51 dB Maka Daya pancarnya adalah: PT =
C - GT - GR -204 + LTX + LRX + Lfs + Lhujan + NF + 10 log (BW) + FM N
= 16,79 – 30 – 30 – 204 + 1,92 + 2,51 + 126,80 + 4,5 + 4+10 log(20 x 10 6) + 10 = -24,46 dBw = 5,54 dBm 4.5.2j Link antara BTS sel Kulonprogo 5 dengan sel sel Sleman 19 Redaman akibat redaman saluran kabel coax di sisi BTS sel Kulonprogo 5 = 84,88 x 0,022 dB/m + 0,5 = 2,36 dB BTS sel Sleman 19 = 91,64 x 0,022 dB/m + 0,5 = 2,51 dB Maka Daya pancarnya adalah: PT =
C - GT - GR -204 + LTX + LRX + Lfs + Lhujan + NF + 10 log (BW) + FM N
= 9,91 –35 – 35 – 204 + 2,36 + 2,51 + 136,571 + 8,75+ 4+10 log(20x 10 6) + 10 = -26,88 dBw = 3,12 dBm Tugas Akhir 55
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan
4.5.3
Receive Signal Level (RSL)
Untuk Link antar BTS dengan Frekwensi 3,5 GHz didapat: 4.5.3a Link antara BTS sel Sleman 12 dengan BTS Sel Sleman 19 RSL RANCANG = PT + GT + GR – Lfs –Lhujan – LTX - LRX = 17,5 + 20 + 20 – 117,8984 – 3,05 – 2,3 – 2,51 = -68,25 dBm EIRP RANCANG = Lfs + RSL – GR + LRX = 117.8984 + (-68,25) – 20 + 2,51 = 32,158 dBm 4.5.3b Link antara BTS sel Sleman 13 dengan BTS Sel Sleman 19 RSL RANCANG = PT + GT + GR – Lfs –Lhujan – LTX - LRX = 17,2 + 20 + 20 – 117,8984 – 3,05 - 2,04 – 2,51 = -68,29 dBm EIRP RANCANG = Lfs + RSL – GR + LRX = 117,8984 + (-68,29) – 20 + 2,51 = 34,11 dBm 4.5.3c Link antara BTS sel Sleman 18 dengan BTS Sel Sleman 19 RSL RANCANG = PT + GT + GR – Lfs –Lhujan – LTX - LRX = 17,82 + 20 + 20 – 117,8984 – 3,05 - 2,68 – 2,51 = -68,31 dBm EIRP RANCANG = Lfs + RSL – GR + LRX = 117,8984 + (-68,31) – 20 + 2,51 = 32,09 dBm 4.5.3d Link antara BTS sel Sleman 20 dengan BTS Sel Sleman 19 RSL RANCANG = PT + GT + GR – Lfs –Lhujan – LTX - LRX = 17,05 + 20 + 20 – 117,8984 – 3,05 – 1,90 – 2,51 = -68,30 dBm EIRP RANCANG = Lfs + RSL – GR + LRX = 117,8984 + (-68,30) – 20 + 2,51 = 32,10 dBm 4.5.3e Link antara BTS sel Kota 1 dengan BTS Sel Sleman 19 RSL RANCANG = PT + GT + GR – Lfs –Lhujan – LTX - LRX Tugas Akhir 56
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan
= 13,38 + 20 + 20 – 117,8984 – 3,05 - 1,67 – 2,51 = -71,74 dBm EIRP RANCANG = Lfs + RSL – GR + LRX = 117,8984 + (-71,74) – 20 + 2,51 = 28,66 dBm 4.5.3f Link antara BTS sel Kota 2 dengan BTS Sel Sleman 19 RSL RANCANG = PT + GT + GR – Lfs –Lhujan – LTX - LRX = 13,4 + 20 + 20 – 117,8984 – 3,05 -1,61 – 2,51 = -71,66 dBm EIRP RANCANG = Lfs + RSL – GR + LRX = 117,8984 + (-71,66) – 20 +2,51 = 28,74 dBm 4.5.3g Link antara BTS sel Bantul 3 dengan BTS Sel Bantul 4 RSL RANCANG = PT + GT + GR – Lfs –Lhujan – LTX - LRX = 16,28 + 20 + 20 – 117,8984 – 3,05 - 1,85 – 1,79 = -68,30 dBm EIRP RANCANG = Lfs + RSL – GR + LRX = 117,8984 + (-68,30) – 20 + 1,79 = 31,38 dBm 4.5.3h Link antara BTS sel Bantul 7 dengan BTS Sel Bantul 4 RSL RANCANG = PT + GT + GR – Lfs –Lhujan – LTX - LRX = 15,93 + 20 + 20 – 117,8984 – 3,05 - 1,5 – 1,794 = -68,25 dBm EIRP RANCANG = Lfs + RSL – GR + LRX = 117,8984 + (-68,25) – 20 + 1,794 = 31,43 dBm
Untuk Link antar BTS dengan Frekwensi 5,8 GHz didapat: 4.5.3i Link antara BTS sel Bantul 4 dengan BTS Sel Sleman 19 RSL RANCANG = PT + GT + GR – Lfs –Lhujan – LTX - LRX = 5,54+ 30 + 30 – 126,80 – 4,5 - 1,92 – 2,51 = -70.19 dBm Tugas Akhir 57
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan
EIRP RANCANG = Lfs + Lhujan +RSL – GR + LRX = 126,80 + 4,5 + (-70,19) – 30 + 2,51 = 33,62 dBm 4.5.3j Link antara BTS sel Kulonprogo 5 dengan BTS Sel Sleman 19 RSL RANCANG = PT + GT + GR – Lfs –Lhujan – LTX - LRX = 3,12 + 35 + 35 – 136,571 – 8,75 - 2,36 – 2,51 = -77,071 dBm EIRP RANCANG = Lfs + Lhujan +RSL – GR + LRX = 136,571 + 8,75 + (-77,071) – 35 + 2,51 = 35,76 dBm
Tugas Akhir 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan, maka diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari hasil perhitungan kapasitas kebutuhan persel maka diputuskan sel yang layak dibangun di Yogyakarta adalah: Sel Sleman 12, Sel Sleman 13, Sel Sleman 18, Sel Sleman 19, Sel Sleman 20, Sel Kota 1, Sel Kota 2, Sel Bantul 3, Sel Bantul 4, Sel Bantul 7 dan Sel Kulonprogo 5. 2. Availability sistem WiMAX dapat ditingkatkan dengan meningkatkan daya pancar dan memperbesar gain antena pemancar dan penerima. 3. Untuk backhaul link WiMAX 3,5 GHz dengan bandwidth kanal 7 MHz, akan digunakan modulasi 64 QAM. FEC = 3/4 dengan Tg/Tb = 1/16 didapatkan bit rate = 25,41 Mbps 4. Untuk link backhaul WiMAX 3,5 GHz dengan bandwidth kanal 14 MHz akan digunakan modulasi 16 QAM dengan Tg/Tb = 1/16 didapatkan bit rate = 42,35 Mbps 5. Untuk link backhaul WiMAX 5,8 GHz dengan bandwidth kanal 20 MHz akan digunakan modulasi QPSK dengan Tg/Tb = 1/16 didapatkan bit rate = 24,20Mbps 6. Untuk link backhaul WiMAX 5,8 GHz dengan bandwidth kanal 20 MHz akan digunakan modulasi QPSK dengan Tg/Tb = 1/16 didapatkan bit rate = 60,50 Mbps 7. Dalam perencanaan hendaknya diperhatikan agar daya pancar tidak melebihi daya pancar perangkat yang digunakan yaitu sebesar 20 dBm 8. Dalam perencanaan hendaknya diperhatikan agar Receive Signal Level tidak lebih kecil daripada sensitivitas perangkat yaitu: a. Untuk backhaul link WiMAX 3,5 GHz dengan bandwidth kanal 7 MHz, akan digunakan modulasi 64 QAM sebesar -69 dBm. b. Untuk backhaul link WiMAX 3,5 GHz dengan bandwidth kanal 14 MHz akan digunakan modulasi 16 QAM sebesar -75 dBm. c. Untuk backhaul link WiMAX 5,8 GHz dengan bandwidth kanal 20 MHz akan digunakan modulasi QPSK sebesar -84 dBm. d. Untuk backhaul link WiMAX 5,8 GHz dengan bandwidth kanal 20 MHz akan digunakan modulasi 16 QAM sebesar -75 dBm. Tugas Akhir 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
9. Dalam perencanaan perlu diperhatikan agara EIRP tidak melebihi 36 dBm 10. Ditinjau dari daerah layanan maka sistem WiMax dapat diterapkan di daerah Istimewa Yogyakarta
5.2 Saran 1. Pemetaan sel hendaknya dilakukan lebih akurat. 2. Dalam perencanaan dilapangan hendaknya dilakukan survey terhadap posisi setiap BTS yang akan dibangun, survey dapat meliputi posisi geografis serta dilakukan survey terhadap tata guna lahan pada lahan yang akan dibangunBTS 3. Dalam perencanaan riil hendaknya dilakukan estimasi kebutuhan troughput per pelanggan yang lebih akurat.
Tugas Akhir 60
Daftar Pustaka
1. Badan Pusat Statistik Yogyakarta. 2003. Kota Yogyakarta Dalam Angka 2003. 2. Badan Pusat Statistik Yogyakarta. 2003. Sleman Dalam Angka 2003. 3. Badan Pusat Statistik Yogyakarta. 2003. Kulon Progo Dalam Angka 2003. 4. Badan Pusat Statistik Yogyakarta. 2003. Bantul Dalam Angka 2003. 5. Eko Handi Wibowo.2005. Perencanaan Sistem Wireless LAN 2,4 GHz untuk regulasi Penggunaan Kanal Frekwensi Pada Wilayah Kabupatan Denpasar dan Kabupaten Badung. Tugas Akhir STTTelkom. 6. Gideon Jonatan. 2003. Rekayasa Transmisi Radio. STTTelkom. 7. Humala,S. 2003. Keamanan Management User pada Hotspot WLAN 802.11b. Tugas Mata Kuliah Keamanan Sistem Lanjutan. Bandung. 8. IEEE Computer Society and IEEE Microwave Theory and Technique Society. IEEE Standart for Local and Metropolitan Area Network. Part 16: Air Interface for Fixed Broadband Wireless Access System-Amandement 2: Medium Access Control Modifications and Additional Physical Layer Specification for 2- 11 GHz. 2003. NewYork USA 9. Lee, W. 1995. Mobile Cellular Telecommunications : Analog and Digital Systems. California. 10. Purbo,W.O. Design MAN WLAN. www.bogor.net.id 11. Purbo,W.O.Anatomi of Radio LAN. www.bogor.net.id 12. Rina Pudji Astuti. 1999. Diktat kuliah Perencanaan Radio Trerestrial. STTTelkom. 13. Roger. L . Freeman. 1998. Telecommunications Transmission Handbook. John Willey. 14. Suhana.
2002.
Buku
Pegangan
Teknik
Telekomunikasi.
PT.Pradnya
Paramita.Jakarta. 15. Timo Smura. 2004. Techno Economic Analysis of IEEE. 802.16a Based Fixed Wirelees Access Network. Helsinki University of Tecnology.
Lampiran A
Kota Yogyakarta Kecamatan: Mantrijeron Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Jumlah Bandwidth 32 522x0,15=78,3 4 4 8
64 64 perprodi 64
256 256 1280
2 8 1 1+1=2
128 64 64 128+64
256 512 64 192
108 Kecamatan: Kraton Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
5344
Jumlah Bandwidth 32 178x0,15=26,7
Total 864
2 1 2
64 64 perprodi 64
128 64 576
7 1 1
128 64 64 128
448 64 128
41 Kecamatan: Mergangsan Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Total 2528
2272
Jumlah Bandwidth 32 198x0,15=63,75
Total 2048
6 3 2
64 64 perprodi 64
384 192 256
1 15 1 1
128 64 64 64
128 960 64 64
94
4096
A 1
Kecamatan: Umbulharjo Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Jumlah Bandwidth 32 2874x0,15=431,1
Total 13824
10 8 20
64 64 perprodi 64
640 512 5184
5 10 39 4+2=6
128 64 1000+64 128x4+2x64
640 640 1064 640
493 Kecamatan: Kotagede Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
23144
Jumlah Bandwidth 64 520x0,15=78
Total 2496
4 4 2
64 64 perprodi 64
256 256 832
3 10 2 1
128 64 64 128
384 640 128 128
104 Kecamatan: Gondokusuman Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
5120
Jumlah Bandwidth 32 783x0,15=117,45
Total 3776
11 9 13
64 64 perprodi 64
704 576 4928
1 5 4 5+2=7
128 64 64 5x128+2x64
128 320 256 768
168
11456
A 2
Kecamatan: Danurejan Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Jumlah Bandwidth 32 202x0,15=30,3 3 1
64 64 perprodi 64
192 128
2 37 1+1=2
128 64 1000+2X64 128+64
128 1128 192
42 Kecamatan: Pakualaman Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
2760
Jumlah Bandwidth 32 125x0,15=18,75
Total 608
1 4
64 64 perprodi 64
64 320
4 1 1
128 64 64 128
256 64 128
30 Kecamatan: Gondomanan Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Total 992
1440
Jumlah Bandwidth 32 213x0,15=31,95
Total 1024
2 4 -
64 64 perprodi 64
128 256 -
1 3 4 1+1=2
128 64 64 128+64
128 192 256 192
48
2176
A 3
Kecamatan:Ngampilan Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Jumlah Bandwidth 32 146x0,15=21,9 2 4 2
64 64 perprodi 64
128 256 384
15 1 -
128 64 64 64
960 64 -
46 Kecamatan: Wirobrajan Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
2496
Jumlah Bandwidth 32 148x0,15=47,7
Total 1536
2 4 2
64 64 perprodi 64
128 256 320
3 1 1
128 64 64 64
192 64 64
93 Kecamatan:Gedongtengen Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Total 704
2560
Jumlah Bandwidth 64 153x0,15=22,95
Total 736
3 2 1
64 64 perprodi 64
192 128 128
1 1 1
128 64 64 64
64 64 64
32
1376
A 4
Kecamatan: Jetis Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Jumlah Bandwidth 64 412x0,15=61,8 7 4 8
64 64 perprodi 64
448 256 1856
2 11 5 -
128 64 64 64
256 704 320 -
99 Kecamatan: Tegalrejo Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Total 1984
5824
Jumlah Bandwidth 64 592x0,15=88,8
Total 2848
3 4 4
64 64 perprodi 64
192 256 768
1 2 2 1+2=3
128 64 64 128+2x64
128 128 128 256
108
4704
A 5
Kabupaten Sleman Kecamatan: Moyudan Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3 Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Jumlah 2 2 9 1 1
Bandwidth 32 64 64 perprodi 64
64 64 64
15 Kecamatan: Minggir Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Jumlah 4 3 2 1 1
Jumlah -
128 128 576 64 64
960
Bandwidth 32 64 64 perprodi 64
64 64 64
11 Kecamatan: Sayegan Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Total
Total 256 192 128 64 64
704 Bandwidth 32
Total -
3 2 -
64 64 perprodi 64
192 128 -
1 1+2=3
128 64 64 128+2x64
64 256
9
640
A 6
Kecamatan: Godean Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Jumlah Bandwidth 32 171x0,15=25,65 7 2 1
64 64 perprodi 64
448 128 512
4 4 1 2
128 64 64 64
512 256 64 128
47 Kecamatan: Gamping Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
2880
Jumlah Bandwidth 32 228x0,15=34,2
Total 1120
7 3 3
64 64 perprodi 64
448 192 704
2 15 1 2
128 64 64 64
256 960 64 128
67 Kecamatan: Mlati Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Total 832
3872
Jumlah Bandwidth 32 76x0,15=11,4
Total 384
8 5 7
64 64 perprodi 64
512 320 1984
6 17 1 -
128 64 64
768 1088 64
56
5120
A 7
Kecamatan: Depok Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Jumlah Bandwidth 32 1368x0,15=205,2
Total 6592
10 8 24
64 64 perprodi 64
640 512 24832
6 30 1 3+3=6
128 64 64 3x128+3x64
768 1920 64 576
291 Kecamatan: Brebah Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
35904
Jumlah Bandwidth 32 49x0,15=7,35
Total 256
4 1 -
64 64
256 64 -
3 2 1 -
128 64 64
384 128 64 -
19 Kecamatan: Prambanan Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Jumlah -
1152
Bandwidth 32
Total -
4 4 -
64 64
256 256 -
4 1 1
128 64 64 64
256 64 64
14
1024
A 8
Kecamatan: Kalasan Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Jumlah Bandwidth 32 52x0,15=7,8 9 3 1
64 64 perprodi 64
576 192 320
5 8 1 1+1=2
128 64 64 128+64
640 512 64 192
37 Kecamatan: Ngemplak Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
2752
Jumlah Bandwidth 32 114x0,15=17,1 4 2 1 1+1=2
Total 576
64 64 perprodi 64
256 128 -
64 128+64
64 192
27 Kecamatan: Ngaglik Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Total 256
1216
Jumlah Bandwidth 32 684x0,15=129,6
Total 2688
7 3 5
64 64 perprodi 64
448 192 2176
1 8 1 1+1=2
128 64 64 128+64
128 512 64 192
157
6400
A 9
Kecamatan: Sleman Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Jumlah -
Bandwidth 32 64 64 perprodi 64
512 320 -
5 3 45 2
128 64 512+3x64 64
640 192 704 128
Jumlah -
2496
Bandwidth 32
Total -
6 2 -
64 64 perprodi 64
384 128 -
2 3 1 2
128 64 64 64
256 192 64 128
16 Kecamatan: Turi Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
-
8 5 -
27 Kecamatan: Tempel Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Total
1152
Jumlah Bandwidth 32 109x0,15=16,35
Total 544
5 1 -
64 64 perprodi 64
320 64 -
1 1 1
128 64 64 64
64 64 64 64
26
1184
A 10
Kecamatan: Pakem Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Jumlah -
Bandwidth 32
-
7 3 1
64 64 perprodi 64
448 192 192
4 1 1
128 64 64 64
256 64 64
17 Kecamatan: Cangkringan Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri: I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Total
Jumlah -
1216
Bandwidth 32
Total -
4 2 -
64 64 perprodi 64
256 128 -
1 1
128 64 64 64
128 64 64 64
8
704
A 11
Kabupaten Bantul Kecamatan: Srandakan Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Kecamatan: Sanden Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Jumlah -
Bandwidth 32
-
3 1 -
64 64 perprodi 64
192 64 -
3 1 8
128 64 64
192 64
Jumlah -
512
Bandwidth 32
Total -
5 1 -
64 64 perprodi 64
320 64 -
1 -
128 64 64 64
64 -
7 Kecamatan: Kretek Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Total
Jumlah -
448
Bandwidth 32
Total -
4 2 -
64 64 perprodi 64
256 128 -
1 1
128 64 64 64
64 64
8
512
A 12
Kecamatan: Pundong Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Jumlah -
Bandwidth 32 64 64 perprodi 64
256 64 -
2 1 1
128 64 64 64
128 64 64
Jumlah -
576
Bandwidth 32
Total -
6 3 -
64 64 perprodi 64
384 192 -
1 1 1
128 64 64 64
64 64 64
12 Kecamatan: Pandak Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
-
4 1 -
9 Kecamatan: Bambanglipuro Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Total
Jumlah -
768
Bandwidth 32
Total -
5 -
64 64 perprodi 64
320 -
3 2
128 64 64 64
192 64
10
640
A 13
Kecamatan: Bantul Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Jumlah -
Bandwidth 32 64 64 perprodi 64
768 512 384
11 42 7
128 64 256+19x64 64
1408 1472 448
4992
Jumlah Bandwidth 32 18X0,15=2,7
Total 96
4 1 1
64 64 perprodi 64
256 64 768
3 1 2
128 64 64 64
192 64 128
15 Kecamatan: Imogiri Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
-
12 8 4
62 Kecamatan: Jetis Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Total
Jumlah -
1568
Bandwidth 32
Total -
6 2 -
64 64 perprodi 64
384 128 -
1 1 2
128 64 64 64
64 64 128
12
768
A 14
Kecamatan: Dlingo Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Jumlah -
Bandwidth 32 64 64 perprodi 64
448 128 -
2 1 2
128 64 64 64
128 64 128
Jumlah -
896
Bandwidth 32
Total -
4 2 -
64 64 perprodi 64
256 128 -
6 1 2
128 64 64 64
384 64 128
15 Kecamatan: Piyungan Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
-
7 2 -
14 Kecamatan: Pleret Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Total
960
Jumlah Bandwidth 32 18X0,15=2,7
Total 96
5 2 -
64 64 perprodi 64
320 64 -
1 6 1 -
128 64 64 64
128 384 64 -
17
1056
A 15
Kecamatan: Banguntapan Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Jumlah Bandwidth 32 46X0,15=6,9 9 4 4
64 64 perprodi 64
576 256 512
3 16 1 3
128 64 64 64
384 1024 64 192
45 Kecamatan: Sewon Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
3232
Jumlah Bandwidth 32 229X0,15=34,35
Total 1120
5 3 4
64 64 perprodi 64
320 192 960
5 41 1 2
128 64 64 64
640 2624 64 128
96 Kecamatan: Kasihan Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Total 224
6048
Jumlah Bandwidth 32 662X0,15=99,3
Total 3200
8 3 5
64 64 perprodi 64
512 192 2688
3 22 1 2
128 64 64 64
384 1408 64 128
144
8576
A 16
Kecamatan: Pajangan Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Jumlah -
Bandwidth 32
-
4 1 -
64 64 perprodi 64
256 64 -
3 1 1
128 64 64 64
192 64 64
10 Kecamatan: Sedayu Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri I. Besar II. Sedang 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Total
640
Jumlah Bandwidth 32 14X0,15=2,1
Total 96
3 3 -
64 64 perprodi 64
192 192 -
1 5 1 1
128 64 64 64
128 320 64 64
17
1056
A 17
Kabupaten Kulonprogo Kecamatan: Temon Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Sentra Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Jumlah 3 4 5 1 1
Bandwidth 32 64 64 perprodi 64 64 64 64
14 Kecamatan: Wates Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Sentra Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Jumlah 4 2 1 1
8
192 256 320 64 64
Total 192 576 832 64 640 576 64
64 64 perprodi 64 64 512+64 64
44 Kecamatan: Panjatan Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Sentra Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
-
896
Jumlah Bandwidth 32 38X0,15=5,7 9 13 1 10 37 3
Total
2944
Bandwidth 32 64 64 perprodi 64 64 64 64
Total 256 64 64
384
A 18
Kecamatan: Galur Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Sentra Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Jumlah 4 2 4 1 -
Bandwidth 32 64 64 perprodi 64 64 64 64
11 Kecamatan: Lendah Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Sentra Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Jumlah 4 2 12 1 3
Jumlah 9 4 9 1 1
24
256 128 256 64 -
704
Bandwidth 32 64 64 perprodi 64 64 64 64
24 Kecamatan: Sentolo Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Sentra Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Total
Total 256 128 768 64 192
1408
Bandwidth 32 64 64 perprodi 64 64 64 64
Total 576 256 576 64 64
1536
A 19
Kecamatan: Pengasih Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Sentra Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Jumlah Bandwidth 32 118X0,15=17,17 5 5 1 8 1 3
Total 576 320 320 192 512 64 192
64 64 perprodi 64 64 64 64
41 Kecamatan: Kokap Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Sentra Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Jumlah 6 1 12 1 2
2176
Bandwidth 32 64 64 perprodi 64 64 64 64
22 Kecamatan: Girimulyo Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Sentra Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Jumlah 7 1 4 1 1 14
Total 384 64 768 64 128 1408
Bandwidth 32 64 64 perprodi 64 64 64 64
Total 448 64 256 64 64 896
A 20
Kecamatan: Nanggulan Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Sentra Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Jumlah 5 4 6 1 1
Bandwidth 32 64 64 perprodi 64 64 64 64
17 Kecamatan: Kalibawang Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Sentra Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Jumlah 7 2 2 1 2
Jumlah 8 4 74 1 2
89
320 256 384 64 64
1088
Bandwidth 32 64 64 perprodi 64 64 64 64
14 Kecamatan: Samigaluh Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Sentra Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Total
Total 448 128 128 64 128
896
Bandwidth 32 64 64 perprodi 64 64 64 64
Total 512 256 4736 64 128
5696
A 21
Kabupaten Gunungkidul Kecamatan: Panggang Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Jumlah 3 1 1 4
Bandwidth 32 64 64 perprodi 64 64 64
9 Kecamatan: Purwosari Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tingg 3. Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Jumlah 3 1 1 1
Jumlah 5 1 -
6
192 64 64 256
576
Bandwidth 32 64 64 perprodi 64 64 64
6 Kecamatan: Paliyan Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Total
Total 192 64 64 64
384
Bandwidth 32 64 64 perprodi 64 64 64 64
Total 320 64 -
384
A 22
Kecamatan: Saptosari Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Jumlah 4 1 3
Bandwidth 32 64 64 perprodi 64 64 64 64
8 Kecamatan: Tepus Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Jumlah 6 1 1 2
Jumlah 4 1 2
7
256 64 192
512
Bandwidth 32 64 64 perprodi 64 64 64 64
10 Kecamatan: Tanjungsari Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Total
Total 384 64 64 128
640
Bandwidth 32 64 64 perprodi 64 64 64 64
Total 256 64 128
448
A 23
Kecamatan: Rongkop Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Jumlah 5 1 1 1
Bandwidth 32 64 64 perprodi 64 64 64 64
8 Kecamatan: Girisubo Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Jumlah 3 1 1 1
Jumlah 7 2 6 1 3
19
320 64 64 64
512
Bandwidth 32 64 64 perprodi 64 64 64
6 Kecamatan: Semanu Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Total
Total 192 64 64 64
384
Bandwidth 32 64 64 perprodi 64 64 64 64
Total 448 128 384 64 192
1216
A 24
Kecamatan: Ponjong Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Jumlah 9 4 4 1 -
Bandwidth 32 64 64 perprodi 64 64 64 64
18 Kecamatan: Karangmojo Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Jumlah 8 3 1 5
Jumlah 9 8 2 39 5
25
576 256 256 64 -
1152
Bandwidth 32 64 64 perprodi 64 64 64 64
16 Kecamatan: Wonosari Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Total
Total 512 192 64 320
1088
Bandwidth 32 64 64 perprodi 64 64 256+25x64 64
Total 576 512 896 1856 320
4160
A 25
Kecamatan: Playen Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Jumlah 9 4 1 3
Bandwidth 32 64 64 perprodi 64 64 64
17 Kecamatan: Patuk Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Jumlah 6 1 1 2
Jumlah 5 1 2
8
576 512 64 192
1344
Bandwidth 32 64 64 perprodi 64 64 64 64
10 Kecamatan: Gedangsari Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Total
Total 384 64 64 128
640
Bandwidth 32 64 64 perprodi 64 64 64 64
Total 320 64 128
512
A 26
Kecamatan: Nglipar Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri 4. Instansi pemerintahan 5 Sarana kesehatan
Jumlah 5 2 1 3
Bandwidth 32 64 64 perprodi 64 64 64 64
11 Kecamatan: Ngawen Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Jumlah 4 1 1 4
Jumlah 7 2 1 2
12
320 128 64 192
704
Bandwidth 32 64 64 perprodi 64 64 64
10 Kecamatan: Semin Jenis 1. Perumahan 2. Sarana pendidikan: I. SLTP II. SLTA III. Perguruan tinggi 3. Industri 4. Instansi pemerintahan 5. Sarana kesehatan
Total
Total 256 64 64 256
640
Bandwidth 32 64 64 perprodi 64 64 64
Total 448 128 64 128
368
A 27
Kelurahan, Kecamatan, Dinas dan instansi Kota Yogyakarta 2004 No A. I.1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 II. 13 14 15 16 III. 17 18 19 20 21 22 23 IV. 24 25 26 27 28 29 V. 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Nama Kantor Dalam Komplek Balai Kota KAPDE SekDa Bagian Umum Lt 1 Walikota Lt 1 Walikota Lt 2 ruang utama Bappeda Lt 1 Bappeda Lt 2 Dalbang + Bagian umum Lembaga Pengawasan Internal Bagian Hukum dan Perlengkapan Bagian Perlengkapan RR 2 Badan Kepegawaian Daerah & Kepeg Daerah Assek 1,2,3 dan R Sub bag Perkotaan Tata Pemerintahan & arsip Kantor Kepegawaian Daerah R. Server Lt 1 Kependudukan dan catatan sipil Lt 2 Kependudukan dan catatan sipil Lt 3 Departemen Agama Lt 1 Departemen Agama Lt 2 dan 3 Dinas ketertiban Puskesmas Gondokusuman Bagian Lingkungan Hidup Lt 1 Bagian Perlengkapan Lt 2 Bagian Organisasi Lt 3 Dinas Perekonomian Subdin, koperasi Lt 1 Badan Pertanahan Nasional Lt 1 & KHI & Lt2 kompt Badan Pertanahan Nasional Lt 2 Dinas Kesos dan pemberdayaan masyarakat Dinas Perekonomian Humas Dinas kesbanglinmas Dinas prasarana Kota Dinas tatakota & Bangunan Kantor pengolahan pajak daerah (KPPD) Lt 1 Badan pengelola keuangan Daerah/ BPKD Lt 2 Badan pengelola keuangan Daerah/ BPKD Lt 3 Sekertariat Dewan & BP 7 Jumlah
Jumlah PC 7 2 7 6 2 6 10 11 14 4 4 20 13 8 14 11 10 11 9 7 10 14 3 6 6 8 5 6 8 11 9 6 11 22 15 10 13 13 4 355
A 28
No B 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38.
Nama Kantor / Lokasi Diluar Komplek Balaikota Dinas Pasar Dinas tenega kerja & Trans Dinas KP3OR Alun2 Utara Subdin Kehewanan RSUD Wirosaban Puskesmas Gedongtengen Kelurahan Pringgokusuman Puskesmas Tegal rejo Kelurahan Karangwaru Puskesmas Gondomanan Kelurahan Prawirodirjan Puskesmas Mergangsan Kelurahan Wirogunan Puskesmas Danurejan 1 Puskesmas Danurejan 2 Kelurahan Suryatmajan Puskesmas Pakualaman Kelurahan Gunung Ketur Kelurahan Bumijo Puskesmas Gondokusuman 1 Puskesmas Gondokusuman 2 Kelurahan Baciro Kecamatan Ngampilan Puskesmas Ngampilan Kelurahan Notoprajan Kecamatan Wirobrajan Kecamatan Mantrijeron Kecamatan Kraton Puskesmas Kraton Kelurahan Kadipaten Kecamatan Umbulharjo Kelurahan Mujamuju Puskesmas Umbul harjo Puskesmas kotagede 1 Puskesmas kotagede 2 Kelurahan Rejowinangun Kecamatan Kota gede Kelurahan Suryodiningratan Jumlah Total
Jumlah PC 3 3 3 4 4 2 1 2 1 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 4 1 3 3 3 3 3 3 114 467
A 29
Broadband Wireless IP and E1/T1 System
VoIP
Airspan's AS4030 product is a high capacity, IP based Broadband Wireless system which can be configured for Point-to-Multipoint (PMP) or for Point-to-Point (PtP) applications. AS4030 implementation is in accordance with the IEEE802.16a standard approved in January 2003. Its Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) technology ensures non-line-of-sight (NLOS) operation. Furthermore, thanks to its adaptive modulation capability across its BPSK, QPSK, 16QAM and 64QAM modulation schemes, AS4030 makes best use of the available spectrum whilst maximising delivered bandwidth to each individual customer.
Product Information
Key Features (Benefits) • Frequency Bands 3.4-3.8 GHz • IEEE 802.16a compliant • PMP and PtP operation • Orthogonal Frequency Division Multiplexing technology allows NLOS operation • Up to 70Mbps over the air in 14MHz channel • High speed data rates in excess of 36Mbps
Overview The heart of the AS4030 system is the Base Station (BS), which provides radio access for the Subscriber Terminals (ST) deployed at the end users' location. The BS connects to the core network either through E1/T1 span and/or through 100BaseT Ethernet interfaces. Each BS can support a number of sectors, typically 4 or 6, depending on the service requirements and available spectrum. Each sector compromises of an outdoor unit and an indoor unit, which is 1U high, that can provide up to 4 or up to 8 E1/T1 and two 100BaseT interfaces. The ST also comprises of an outdoor unit and an indoor unit with similar characteristics to those of the BS. Typically the ST will support up to 4 E1/T1s.
The ST, working together with a Integrated Access Device (IAD) located at the customer premises and a Media Gateway connected to a Class 5 switch provides a high quality VoIP solution. The AS4030 can be deployed as a PtP system as well as a PMP system. In PtP configuration the BS sector serves a single ST. All aspects of the AS4030 system is managed through the AS8300 management system. The AS8300 is an SNMP based system that runs on a scalable Windows NT or 2000 platform. The AS8300 server also incorporates an SQL database. It is easy to install and use through its intuitive graphical user interface.
Leading the World in Wireless DSL
• Support for VoIP • Intelligent rate adaption to optimise spectral efficiency • Programmable channel bandwidth • Compact, integrated design • Full range of QoS features • Can transport multiple E1s/T1s
Applications AS4030 is ideally suited to ILECs, CLECs, DLECs and
other via high-capacity links for a fraction of the
ISPs wishing to roll out IP services to the more
cost of wired broadband links.
demanding
SME,
Business
Park,
Campus
applications as well as to SOHO and residential
•
customers in MTUs and MDUs, where high-speed
Today leased lines are often provided using PDH
and high quality services with committed QoS levels
technology, which often requires multiple E1s/T1s to
are essential.
be provided between two points even though the
Cost effective Leased Line Technology
customers may be paying for a fraction of the The combination of multi service IP, Voice over IP
available capacity. With AS4030 the operator can
and the ability to replace costly PDH based E1/T1
deliver the bandwidth the customer requires and
leased lines maximises the return on investment and
increase
enhances the business case for operators.
requirements grow.
Here are some of the applications of AS4030:
•
the
bandwidth
seamlessly
as
the
WISP/WASP Backhaul
Wireless Internet Service/Application Providers use
•
Broadband Services in Urban
backhaul as a low-cost way to connect their access
Deployments
points to their points of presence. AS4030 can be
AS4030 is ideally suited to bringing broadband
used to offer WISPs/WASPs a high capacity, high
services to businesses and residential customers
reliability package.
alike in densely populated urban deployments, creating
an
environment
which
compares
•
802.11b/g Wi-Fi Backhaul
favourably with wireline DSL equivalents for both
Wi-Fi hotspots are being deployed in ever increasing
reliability and delivered service quality.
numbers across the globe providing nomadic computing to the business community. Cost
•
Broadband Services in Rural Communities
effective backhaul of Wi-Fi hotspots is an important
Many rural locations are not serviced by affordable
challenge for the operators. AS4030, thanks to its
high-speed wireline connections (ISDN, T1, DSL,
NLOS capabilities and high capacity links, provides a
cable and fibre), which would require running
cost effective solution, no matter how challenging
cables long distances through forests, mountains
the hotspot locations.
and other rough terrain. AS4030 offer a far more cost-effective solution for rural connectivity.
•
3G Backhaul
AS4030 offers mobile operators some key benefits
•
Broadband Business Parks, Campuses and
and cost savings over alternative technologies. NLOS
Schools
operation, which is particularly useful in dense,
AS4030 provides an ideal means of providing
urban settings will enable more cost effective
university campuses and schools with high-speed
deployment of pico cell backhaul, which would not
Internet access. Thanks to AS4030, different
be possible with alternative technologies.
building on the campus can be connected to each
AS4030 Management System - AS8300 AS4030's management system, called AS8300, is a server based network
In addition to AS8300, each AS4030 terminal comes equipped with in-
management system (NMS) supporting its own SQL database
band, web based management capability. Through this capability it is
management system. AS8300 runs on a PC based MS Windows NT/2000
possible to access and configure a terminal without the need for AS4030.
platform. A remote application client can be used to access the server
This feature is particularly useful during installation and commissioning.
from remote locations.
AS8300 provides a high level of functionality for carrier-class operations. The server interfaces to the system nodes in the network through SNMP agent. It is easy to install and operate, with different clients providing customised GUI access to the information on the server. Clients can display maps, status, events, traps, etc. Real-time display of network status allows rapid problem solving and database driven tools help to manage growing networks.
AS4030 Technical Specification Radio Technology Radio Technology:
256 FFT OFDM - Orthogonal frequency Division Multiplexing
Frequency Bands:
3.4-3.6 GHz, 3.6-3.8 GHz
Duplex Mode:
FDD or TDD
Channel size:
3.5MHz / 7 MHz / 14 MHz
RF Dynamic Range:
>50dB
Spectral Efficency:
5bps/Hz
Over The Air Rate:
Up to 70Mbps in 14MHz channel
Maximum Tx Power:
+23dBm
Rx Sensitivity:
-88dBm @ 7MHz channel (BER 10E-9)
Modulation:
Dynamic Adaptive Modulation auto selects: BPSK, QPSK, 16QAM, 64QAM
Coding Rates:
1/2, 2/3, 3/4
Over The Air Encryption:
DES and 3DES encryption
MAC:
IEEE802.16a compliant PMP 802.16a Packet Convergance Sub-layer mode Automatic Repeat request (ARQ) error correction
Range:
6.5km (4mi) NLOS >70km (42mi) LOS with high-gain PtP antenna
Cross Polarisation:
-20dB (max.) ETSI EN 302 085 v1.1.2 TSI-TS5
IP Delay and Jitter:
One-way delay < 10ms; Jitter: +/- 5ms
IF Cable:
Maximum length up to 68m (225 ft) using RG-58 Maximum length up to 136m (500 ft) using LMR400
AS4030 Technical Specification (continued) Networking Protocols:
Transparent Bridging DHCP pass-through VLAN pass-through 802.3x Ethernet flow control 802.1q/p network traffic prioritisation
Network Services:
Transparent to 802.3 services and applications
Network Management:
Locally through serial console Web interface and SNMP CLI via Telnet and local console
Backhaul connection:
10/100BaseT Ethernet (RJ 45)
Optional TDM ports:
1 to 4 or 1 to 8 T1/E1 TDM ports E1 Specs
Standards:
T1 Specs
ETS TBR 12/13, ITU-T Rec. G.703, G.704,
AT&T TR-62411, ANSI T1.403, ITU-T Rec. G703,
G.706, G.732, G.821, G.823, G.826
G.704, G.706, G.732, G.821, G.823, G.826
Framing:
Unframed, CRC4, FAS/NFAS
Unframed, D4 (SF), ESF
Data rate:
2048 kbps
1544 kbps
Line Code:
HDB3, AMI
AMI, B8ZS
Connector:
Balanced: RJ-48c, 8-pin
Balanced: RJ-48c, 8-pin
Line Impedance:
Balanced 120 Ohm
Balanced 100 Ohm
Jitter:
ITU-T G.823
AT&T TR-62411, ITU-T G.824
Clocking:
Adaptive, Loopback, Internal
Adaptive, Loopback, Internal
Line Protection:
ITU-T K-20, K-21
Bellcore GR 1089
Mechanical and Electrical Specification Power Requirements:
110/220/240 VAC (auto sensing single/dual), 50/60Hz, 40W max for ST and 70 max for BS sector radio
Dimensions (mm):
432mm x 305mm x 45mm (17”x12’x1.75”)
Enviromental Operating:
Indoor Terminal - 0˚C to +55˚(32˚F to 132˚F)
Temperature:
Outdoor Radio Unit - -40˚C to +60˚C
Wind loading:
Exceeds 220 kph (137 mph) - antenna specific
Worldwide Headquarters; Airspan Networks Inc.
Main Operations; Airspan Communications Limited
777 Yamato Road, Suite 105, Boca Raton, FL 33431-4408, USA Tel: +1 561 893 8670 Fax: +1 561 893 8671
Cambridge House, Oxford Road, Uxbridge, Middlesex, UB8 1UN, UK Tel: +44 (0) 1895 467 100 Fax: +44 (0) 1895 467 101
www.airspan.com
Kelurahan, Kecamatan, Dinas dan instansi Kota Yogyakarta 2004 No A. I.1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 II. 13 14 15 16 III. 17 18 19 20 21 22 23 IV. 24 25 26 27 28 29 V. 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Nama Kantor Dalam Komplek Balai Kota KAPDE SekDa Bagian Umum Lt 1 Walikota Lt 1 Walikota Lt 2 ruang utama Bappeda Lt 1 Bappeda Lt 2 Dalbang + Bagian umum Lembaga Pengawasan Internal Bagian Hukum dan Perlengkapan Bagian Perlengkapan RR 2 Badan Kepegawaian Daerah & Kepeg Daerah Assek 1,2,3 dan R Sub bag Perkotaan Tata Pemerintahan & arsip Kantor Kepegawaian Daerah R. Server Lt 1 Kependudukan dan catatan sipil Lt 2 Kependudukan dan catatan sipil Lt 3 Departemen Agama Lt 1 Departemen Agama Lt 2 dan 3 Dinas ketertiban Puskesmas Gondokusuman Bagian Lingkungan Hidup Lt 1 Bagian Perlengkapan Lt 2 Bagian Organisasi Lt 3 Dinas Perekonomian Subdin, koperasi Lt 1 Badan Pertanahan Nasional Lt 1 & KHI & Lt2 kompt Badan Pertanahan Nasional Lt 2 Dinas Kesos dan pemberdayaan masyarakat Dinas Perekonomian Humas Dinas kesbanglinmas Dinas prasarana Kota Dinas tatakota & Bangunan Kantor pengolahan pajak daerah (KPPD) Lt 1 Badan pengelola keuangan Daerah/ BPKD Lt 2 Badan pengelola keuangan Daerah/ BPKD Lt 3 Sekertariat Dewan & BP 7 Jumlah
Jumlah PC 7 2 7 6 2 6 10 11 14 4 4 20 13 8 14 11 10 11 9 7 10 14 3 6 6 8 5 6 8 11 9 6 11 22 15 10 13 13 4 355
No B 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38.
Nama Kantor / Lokasi Diluar Komplek Balaikota Dinas Pasar Dinas tenega kerja & Trans Dinas KP3OR Alun2 Utara Subdin Kehewanan RSUD Wirosaban Puskesmas Gedongtengen Kelurahan Pringgokusuman Puskesmas Tegal rejo Kelurahan Karangwaru Puskesmas Gondomanan Kelurahan Prawirodirjan Puskesmas Mergangsan Kelurahan Wirogunan Puskesmas Danurejan 1 Puskesmas Danurejan 2 Kelurahan Suryatmajan Puskesmas Pakualaman Kelurahan Gunung Ketur Kelurahan Bumijo Puskesmas Gondokusuman 1 Puskesmas Gondokusuman 2 Kelurahan Baciro Kecamatan Ngampilan Puskesmas Ngampilan Kelurahan Notoprajan Kecamatan Wirobrajan Kecamatan Mantrijeron Kecamatan Kraton Puskesmas Kraton Kelurahan Kadipaten Kecamatan Umbulharjo Kelurahan Mujamuju Puskesmas Umbul harjo Puskesmas kotagede 1 Puskesmas kotagede 2 Kelurahan Rejowinangun Kecamatan Kota gede Kelurahan Suryodiningratan Jumlah Total
Jumlah PC 3 3 3 4 4 2 1 2 1 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 4 1 3 3 3 3 3 3 114 467
Lampiran B
B1
Lampiran E Tabel parameter kanalisasi pada OFDM
E 1
E 2
Lampiran C
sel
d1 (km)
d2 (km)
Sleman 12 Sleman 13 Sleman 18 Sleman 19 Sleman 20 Kota 1 Kota 2 Bantul 3 Bantul 4 Bantul 7 Kulonprogo 5
1,657 1,342 1,184 1,283 1,263 1,304 1,369 1,5 1,2 2,1 1,5
1,343 1,658 1,81 1,717 1,737 1,696 1,631 1,5 1,8 1,8 1,5
MSL MSL MSL huser hobs Clearance hcorrected hBTS (m) (m) (m) BTS Obs user (m) (m) (m) (m) (m) 150 200 190 20 15 7,98 0,1318 82,164 190 200 170 20 15 7,98 0,1318 70,32 120 180 180 20 15 7,84 0,16 99,37 100 110 120 20 45 7,92 0,129 91,64 100 130 120 20 15 7,92 0,129 70,30 70 100 120 20 20 7,95 0,131 58,66 70 100 120 20 20 7,99 0,132 59,053 50 85 90 20 15 8,02 0,177 67,91 50 85 90 20 15 7,84 0,127 64,71 50 50 90 20 15 7,35 0,11 50,06 100 100 55 20 15 8,02 0,133 84,88
C 1
P T P
Wireless IP High Capacity Point-to-Point System Airspan's AS3030-PTP is a high performance broadband wireless system designed to provide a secure and reliable Point-to-Point (PtP) operation. It is a true high performance, high capacity, multi-service OFDM platform available in a cost effective package. The AS3030 is capable of supporting up to 72Mbps over its air interface, equivalent to 49Mbps at the Ethernet level. AS3030-PTP operates in the licenceexempt 5.8GHz band. It benefits from real-time adaptive modulation and Auto Repeat Request (ARQ); features that offer high quality connectivity whilst maximising spectrum utilisation. Thanks to its robust non-line-of-sight capability and remote management-throughweb interface, AS3030-PTP is remarkably easy and intuitive to install and use.
Product Information
Key Features (Benefits) • Frequency Bands supported: 5.4-5.7 GHz 5.7-5.8 GHz • OFDM (64 carriers) technology allows NLOS operation • Easy to install • Easy to operate • Complete solution • Competitively priced • IP based air interface also suitable for carrying TDM
Overview Airspan's AS3030-PTP is a high performance, reliable point-to-point (PtP) networking solution for carriers, Internet Service Providers, Enterprises and Government organisations. It provides a cost effective alternative to wireline solutions and leased lines. The AS3030-PTP comes with all the components necessary for quickly and easily deploying a PtP link. The components consist of the Indoor Unit (IDU), the IF and RF cables, The Outdoor Unit (ODU), a range of narrow-beam, highgain antenna options and an optional dual power supply when higher reliability is required. Each AS3030 link provides an air interface of up to 72Mbps using a 20MHz channel. The link can operate over a range in excess of 10km (NLOS) and 80km (LOS). AS3030-PTP supports industry standard 10/100BaseT Ethernet data port. In addition, AS3030 provides the option of equipping 1 to 4 E1/T1 TDM ports.
AS3030-PTP allows intuitive management-through-web interface, which makes the remote management of the product remarkably easy.
Applications • Building to building enterprise networking • Backhaul for ISP/ASP/WISP • Backhaul for 2G/3G mobile networks • Backhauling AS4020 base stations • Backhaul of 802.11 hot spots • High capacity surveillance and telemetry • Campus networking • Disaster recovery • Large enterprise VPNs • Multi Tenant/Multi Business/ Multi Dwelling units • Extensions/alternatives to Fibre Optic networks • PBX voice and data connectivity
Leading the World in Wireless DSL
• Reach of greater than 10km range (NLOS) and greater than 80km range (LOS) • Compact integrated design • Up to 49 Mbps bandwidth per link • Built-in 10/100BaseT interfaces • Support for 1 to 4 E1/T1 ports • Supports transparent bridging • Supports DFS and ATPC
AS3030-PTP Technical Specification Radio Technology Frequency Bands: Duplex Mode: Channel size: RF Dynamic Range: Over The Air Rate: Maximum Tx Power: Rx Sensitivity: Modulation Coding: Coding: Coding Rates: Over The Air Encryption: Error correction: Range:
IF Cable:
OFDM - Orthogonal frequency Division Multiplexing 5.4-5.7 GHz 5.725-5.835 GHz TDD 20MHz >50dB Up to 72 Mbps per channel -20 to +20dBm -86dBm @ 6Mbps (BER 10E-9) Dynamic Adaptive Modulation BPSK, QPSK, 16QAM, 64QAM 1/ , 2/ , 3/ 2 3 4 Proprietary 64-bit encryption Automatic Repeat Request >10km (6mi) NLOS with high-gain PtP antenna >80km (50mi) LOS with high-gain PtP antenna Maximum length up to 76m (250 ft) using RG6U Maximum length up to 152m (500 ft) using RG11U 152m (500ft) using LMR cabling Max allowable losses at 2.5GHz: • RG6: 10dB/30m (100 ft) at 25˚C • RG11: 5dB/30m (100 ft) at 25˚C
Networking Protocols: Network Services: Network Management: Backhaul connection: Optional TDM ports: Standards:
Framing: Data rate: Line Code: Connector: Line Impedance: Jitter: Clocking: Line Protection:
Transparent Bridging, DHCP pass-through, VLAN pass-through 802.3x Ethernet flow control, 802.1q/p network traffic prioritisation Transparent to 802.3 services and applications Locally through serial console, Web interface and SNMP CLI via Telnet and local console 10/100BaseT Ethernet (RJ 45) 1 to 4 T1/E1 TDM ports E1 Specs T1 Specs ETS TBR 12/13, ITU-T Rec. G.703, AT&T TR-62411, ANSI T1.403, ITU-T G.704, G.706, G.732, G.821, G.823, Rec. G703, G.704, G.706, G.732, G.826 G.821, G.823, G.826 Unframed, CRC4, FAS/NFAS Unframed, D4 (SF), ESF 2048 kbps 1544 kbps HDB3, AMI AMI, B8ZS Balanced: RJ-48c, 8-pin Balanced: RJ-48c, 8-pin Balanced 120 Ohm Balanced 100 Ohm ITU-T G.823 AT&T TR-62411, ITU-T G.824 Adaptive, Loopback, Internal Adaptive, Loopback, Internal ITU-T K-20, K-21 Bellcore GR 1089
Mechanical and Electrical Specification Power Requirements: Dimensions (mm):
110/220/240 VAC (auto sensing single/dual), 50/60Hz, 39W max. 432 x 305 x 45
Environmental Operating Temperature: Wind loading:
Indoor Terminal - 0˚C to +55˚C Outdoor Radio Unit - -40˚C to +60˚C Exceeds 220 kph (137 mph) - antenna specific
Worldwide Headquarters; Airspan Networks Inc.
Main Operations; Airspan Communications Limited
777 Yamato Road, Suite 105, Boca Raton, FL 33431-4408, USA Tel: +1 561 893 8670 Fax: +1 561 893 8671
Cambridge House, Oxford Road, Uxbridge, Middlesex, UB8 1UN, UK Tel: +44 (0) 1895 467 100 Fax: +44 (0) 1895 467 101
www.airspan.com