Surat untuk guru 29: Boleh dan tidak boleh dilakukan Leo Sutrisno Anakku Setia Nugraha, Dalam perjalanan Bapak ke sekolah-sekolah kawan lama banyak cerita yang didapatkan. Salah satu di antaranya adalah keluhan bahwa anak-anak sekarang berbeda dengan dulu. Terutama dalam tata krama. Namun, ketika Bapak lewat di selarasa sekolah, Bapak memperoleh kesan guru pun demikian. Misalnya, ketika berpapasan dengan Bapak mereka tampak tidak peduli. Baru setelah dikenalkan oleh kawan Bapak, sikapnya berubah seratus delapan puluh derajad. Artinya, berubah total. Berikut ini Bapak kumpulkan sejumlah ucapan yang sebaiknya dilakukan oleh para guru di sekolah terhadap siapa pun. Selamat pagi. Assalam mulaikum. Banyak terima kasih. Selamat ya!. Mari kita bicarakan hal itu bersama-sama. Apa yang dapat ku bantu?. Saya sangat senang atas bantuanmu. Selamat Ulang Tahun, ya!. Semoga engkau senang berada di sini!. Saya paham apa yang engkau pikirkan. Oh!. Yang ini lebih bagus!. Saya senang dengan apa yang engkau kerjakan ini. Saya sedang bertanya-tanya, apa yang terjadi denganmu. Apa pendapatmua? Tentu, aku punya waktu. Oh, tidak apa-apa. Baiklah. Engkau membuat aku merasa senang. Silahkan duduk. Datang lagi ya. ,ari kita kerjakan bersam-sama. Ucapan-ucapan semacam ini lebih menyejukkan hati bagi penerima dan pendengar yang lain. Ini yang sebaiknya tidak diucapkan. Jangan masuk!. Aa yang ingin engkau katakan adalah.... Gunakan otakmu! Kalau ini tidak akan berhasil. Engkau telpun lagi saja kapankapan. Kau tidak dapat menyelesaikan ini. Mereka tidak mau belajar. Mereka tidak mampu. Dasar bodoh. Siapa yang memanggiul tadi?. Semua orang dapat melakukannya. Kenapa kau malas ke sekolah? Yang ini amat sangat salah. Hai Gendut!. Dasar dungu. Apa, kua lagi?! Duduk! Berdiri! Saya tahu engkau tidak sebodoh itu. Ucapakn-ucapan seperti ini menimbulkan rasa panas hati bagi orang lain. Sebaiknya dihindari. .
Berikut sejumlah tingkah laku yang sebaiknya dilakukan para guru, baik terhadap kawan sejawat maupun kepada para siswa-siswinya. Sikap tubuh yang santai. Meminjamkan buku. Tersenyum. Mendengarkan dengar sepenuh hati. Berbicara sambil menatap muka lawan. Melambaikan tangan. Membukakan pintu bagi seseorang. Mempersilahkan duduk. Berjabat tangan. Memberi kerdipan ramah. Tepat waktu. Berbagi pengalaman. Menerima penghargaan. Memberi kesempatan yang lain berbicara. Menjadi pendengar yang baik. Monta maaf. Mengucap terima kasih. Meminta ijin. Memegangi daun pintu untuk memberi kesempatan yang lain lewat lebih dahulu. Merentang tangan. Mengucapkan selamta atas keberhasilan orang lain. Menawarkan tempat duduk. Menggukanan ibu jari sebagai pemberi tanda. Jika hal ini engkau lakukan niscaya murid-muridmu akan merasa senang dan dekat denganmu.
Berikut tingkah laku yang sebaiknya tidak dilakukan. Memotong pembicaraan. Melihat berkali-kali ke arloji atau hp. Mengarahkan telunjuk ke seseorang. Membanting pintu. Membuang muka. Bergurau yang berlebihan. Tertawa terbahak-bahak di ruang kelas. Mengangkan kaki. Duduk bersandar lemas. Menumpangkan tangan di sandaran kursi sambil berbicara. Menertawankan seseorang yang melakukan kekeliruan. Membuang sampah sembarangan. Menatak-netakkan pensil ke meja sambil berbicara. Mengecap kuat-kuat. Mengucapkan kata-kata kotor. Ingkar janji. Terlambat. Merilik. Melotot. Mengintip surat orang lain. Menguping pembicaraan orang. Berbisik-bisik di depan orang lain. Meludah di depan orang. Bohong. Inilah sejumlah tindakan yang sebaiknya dihindari agar orang lain tetap merasa nyaman bersama kita. Selain ucapan dan tingkah laku, suasana kantor pun dapat membuat orang lain merasa nyaman atau tidak. Misalnya, meja bersih. Lantai bersih. Buku tertata rapi. Pintu terbuka. Ada musik ringan. Ada hiasan gambar. Bersih dan tertata. Ini semua membuat orang lain merasa nyaman. Bukan kerena benda-benda yang mahal. Sebaliknya suasana yang ‘ruwet’, gelap, ‘jorok’, tidak teratur membuat orang lain kurang nyaman. Inilah sejumlah hal yang sebaiknya dilakukan atau tidak dilakukan. Tentu saja yang Bapak sampaikan di sini hanya sekedar contoh. Masih banyak hal yang lain yang dapat engaku tambahkan. Kalau ini engkau lakukan, kiranya kelak murid-muridmu akan mendapat contoh langsung apa yang harus dan tidak dilakukan. Jika semua guru dan tata usaha di sekolah melakukannya, ke depan anak didik kita akan lebih santun dalam berhubungan dengan orang lain. Semoga!