Studikelayakanbisnis_buku2.pdf

  • Uploaded by: Hurun Aini
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Studikelayakanbisnis_buku2.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 27,257
  • Pages: 169
See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/315652917

Studi Kelayakan Bisnis Buku 2 Book · August 2007

CITATION

READS

1

5,213

2 authors, including: Syafrizal Helmi University of Sumatera Utara 27 PUBLICATIONS   21 CITATIONS    SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Studi kelayakan bisnis View project

brand experience View project

All content following this page was uploaded by Syafrizal Helmi on 26 March 2017. The user has requested enhancement of the downloaded file.

Studi Kelayakan Bisnis Buku II Oleh: Syafrizal Helmi Situmorang Ami Dilham

2007

i

USU Press Art Design, Publishing & Printing Gedung F, Jl. Universitas No. 9, Kampus USU Medan, Indonesia Telp. 061-8213737; Fax 061-8213737 Kunjungi kami di: http://usupress.usu.ac.id Terbitan pertama 2007 © USU Press 2007 Hak cipta dilindungi oleh undang-undang; dilarang memperbanyak menyalin, merekam sebagian atau seluruh bagian buku ini dalam bahasa atau bentuk apapun tanpa izin tertulis dari penerbit. ISBN 979 458 296 4 Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) Situmorang, Syafrizal Helmi Studi kelayakan bisnis (buku II)/oleh Syafrizal Helmi Situmorang dan Ami Dilham. Cet. 1. – Medan: USU Press, 2007. v, 160 p.; ilus.: 24 cm. Bibliografi ISBN: 979-458-296-4 1. BISNIS 650 – dc22

I. Dilham, Ami

Dicetak di Medan, Indonesia ii

II. Judul

Kata Pengantar

Alhamdulillah, akhirnya penulisan buku II Studi Kelayakan Bisnis ini selesai. Buku ini merupakan lanjutan dari buku I Studi Kelayakan Bisnis. Pada buku I, pembahasan lebih banyak berorientasi pada aspek teoretis sedangkan pada buku II, pembahasan lebih berorientasi aspek praktis. Pada buku II ini penulis berkolaborasi dengan Ami Dilham terutama pada aspek analisis profil perusahaan, analisis industri dan persaingan serta menyusun proposal bisnis. Pada kesempatan ini penulis berterima kasih kepada seluruh pihak yang membantu terbitnya buku ini Civitas Akademika Fakultas Ekonomi USU, dan USU Press, khususnya kepada istri tercinta Isyatun Mardhiyah Syahri, SKM, MKes yang terus memberikan dorongan dan semangat untuk terus berkarya, kedua putra tersayang, Syahriza Ilmi Hakim Situmorang dan Hilmi Muthahhari Situmorang yang rela mengorbankan waktu bermainnya agar penulis dapat berkarya. Akhirnya semoga buku ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan menjadi alternatif dalam memberikan pengambilan keputusan membangun dan mengembangkan bisnisnya. Wassalam, Medan, 5 Agustus 2007 Syafrizal Helmi Situmorang Ami Dilham

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................

iii

DAFTAR ISI ...........................................................................

iv

BAB VIII. Aspek Keuangan ................................................... 8.1. Kebutuhan Dana ...................................................... 8.2. Sumber Pendanaan ................................................. 8.3. Biaya Modal (Cost of Capital) .................................. 8.4. Aliran Kas (Cash Flow) ............................................ 8.5. Pemilihan Investasi .................................................. 8.6. Menganalisis Laporan Keuangan ............................

1 2 4 14 14 15 25

BAB IX. 9.1. 9.2. 9.3. 9.4. 9.5.

Aspek Teknologi Informasi ................................... Pengertian Teknologi Informasi ............................... Klasifikasi Sistem Teknologi Informasi..................... Peranan Sistem Informasi bagi Perusahaan ........... Pemanfaatan Teknologi Informasi ........................... Risiko dan Kegagalan Penerapan Teknologi Informasi..................................................

37 39 40 41 46

BAB X.

Memahami Perilaku Konsumen............................ Perilaku Konsumen di Indonesia..............................

53 55

BAB XI. 11.1. 11.2. 11.3. 11.4. 11.5.

Analisis Industri dan Persaingan ......................... Analisis Situasi untuk Pembuatan Strategi .............. Struktur Lingkungan................................................. Prosedur Pelaksanaan Analisis Lingkungan............ Evaluasi Proses Analisis Lingkungan ...................... Menyusun Arsitektur Strategi Bisnis ........................

80 80 81 89 90 91

BAB XII. 12.1. 12.2. 12.3.

Analisis Profil Perusahaan.................................... Analisis SWOT......................................................... Langkah-Langkah Analisis SWOT ........................... Matriks Evaluasi Faktor Internal (EFI) dan Evaluasi Faktor Eksternal (EFE).............................. Matriks Posisi Perusahaan .....................................

106 106 107

12.4.

iv

49

116 118

BAB XIII. Aspek Risiko .......................................................... 13.1. Macam-Macam Risiko ............................................ 13.2. Upaya Penanggulangan Risiko................................ 13.3. Risiko yang Dihadapi Pengusaha ............................

121 122 124 131

BAB XIV. Menyusun Proposal Bisnis ................................. 134 DAFTAR PUSTAKA ............................................................... 158

v

vi

Bab VIII. Aspek Keuangan ___________________________________________

BAB VIII ASPEK KEUANGAN Keuangan merupakan salah satu fungsi bisnis yang bertujuan untuk membuat keputusan keputusan investasi, pendanaan, dan dividen. Keputusan investasi ditujukan untuk menghasilkan kebijakan yang berhubungan dengan (a) kebijakan pengalokasian sumber dana secara optimal, (b) kebijakan modal kerja (c) kebijakan investasi yang berdampak pada strategi perusahaan yang lebih luas (merger dan akuisisi) (Damodaran, 1997). Keputusan pendanaan difokuskan untuk medapatkan usaha optimal dalam rangka mendapatkan dana atau dana tambahan untuk mendukung kebijakan investasi. Sumber dana dibagi dalam 2 kategori yakni: (a) internal yaitu dari laba ditahan (retained earnings) (b) sumber eksternal yaitu: 1. Dalam bentuk utang yang meliputi penundaan pembayaran utang, pinjaman jangka pendek sebagai tambahan modal kerja, dan pinjaman jangka panjang (obligasi) sebagai dana investasi. 2. Menerbitkan saham, baik dalam bentuk saham perdana (Initial Public Offer/IPO) maupun saham biasa baru sebagai sumber modal investasi dalam rangka ekspansi perusahaan. Masalah utama dalam mengoptimalkan keputusan pendanaan adalah menetapkan struktur modal (utang dan ekuitas) yang optimal sebagai asumsi dasar dalam memutuskan berapa jumlah dana dan bagaimana komposisi jumlah dana pinjaman dan dana sendiri yang ditambahkan untuk mendukung kebijakan

1

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

investasi sehingga kinerja keuangan perusahaan dapat tumbuh secara sehat. Di samping itu, komposisi struktur modal harus pula dipertimbangkan hubungan antara perusahaan, kreditur, maupun pemegang saham sehingga tidak terjadi konflik (Saragih, Manurung dan Manurung, 2005). Keputusan dividen ditentukan dari jumlah keuntungan perusahaan setelah pajak (earning after tax). Oleh karena itu tujuan memaksimumkan keuntungan yang dibagikan kepada pemegang saham (dividen) dengan kendala memaksimumkan laba ditahan untuk diinvestasikan kembali sebagai sumber dana internal, dengan kata lain semakin banyak jumlah laba ditahan berarti semakin sedikit uang yang tersedia bagi pembayaran dividen.

cash

Perusahaan

Investors

securities reinvest

Cash flow

Secondary markets

tax

Pemerintah Gbr 8.1. Hubungan Perusahaan, Pemerintah, dan Investor

8.1. Kebutuhan Dana Suatu aktivitas bisnis tidak akan dapat berjalan dengan baik bila tidak didukung oleh ketersediaan dana yang baik dan mencukupi. Bila suatu aktivitas bisnis tidak dapat memenuhi permintaan barang atau jasa sesuai dengan jumlah dan kriteria

2

Bab VIII. Aspek Keuangan ___________________________________________

pelanggan dikarenakan bisnis tersebut tidak memiliki dana yang cukup untuk melakukan proses produksinya, maka sudah dapat dipastikan usaha bisnis tersebut akan terancam gagal. Dalam menentukan besarnya dana yang akan diperlukan untuk menjalankan suatu aktivitas bisnis, dibutuhkan suatu peramalan (forecasting) yang baik. Peramalan atau taksiran ini berbeda-beda untuk masing-masing jenis proyek. Pada umumnya, taksiran dana yang dibutuhkan tersebut tergantung pada kompleksitas dari kegiatan pendanaan itu sendiri, misalnya penentuan lokasi bisnis yang bergantung kepada harga tanah. Semakin mahal harga tanah maka akan semakin besar pula dana yang dibutuhkan oleh bisnis tersebut. Di samping itu, terdapat pula faktor-faktor biaya yang akan dikeluarkan selama umur bisnis tersebut. Menurut Carter dan Usry (2004) biaya adalah: nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan untuk memperoleh manfat. Biaya seringkali sinonim dengan beban. Biaya-biaya dapat dibagi dalam kategori (diklasifikasi) menjadi biaya langsung, biaya utama, biaya konversi, biaya tidak langsung, biaya tetap, biaya variabel, biaya terkendali, biaya produk, biaya periode, biaya bersama (joint cost), biaya estimasi, biaya standar, biaya tertanam (sunk cost), dan biaya tunai. Studi keuangan akan lebih memberikan pendalaman ke arah bagaimana dana akan dialokasikan. Secara umum, pengalokasian dana tersebut dapat dilakukan ke dalam dua bentuk, yaitu untuk aktiva tetap (fixed assets), dan untuk modal kerja (working capital). 1. Alokasi Dana untuk Aktiva Tetap Aktiva tetap terdiri dari aktiva tetap berwujud (tangible assets), dan aktiva tetap tidak berwujud (intangible assets). Aktiva tetap berwujud adalah aktiva yang berwujud yang dapat digunakan dalam jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi, seperti tanah, gedung perkantoran dan peralatannya, gedung pabrik dan mesin-mesin, serta aktiva tetap lainnya. Aktiva tetap tidak berwujud

3

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

adalah: aktiva tetap yang tidak berwujud secara fisik yang memiliki umur lebih dari satu tahun seperti hak paten, lisensi, copyright, goodwill, biaya pendahuluan, biaya-biaya pra-operasional, dan lain sebagainya. 2. Alokasi Dana untuk Modal Kerja Weston & Copeland (1995) mendefinisikan modal kerja adalah investasi perusahaan dalam bentuk uang tunai, surat berharga, piutang dan persediaan dikurangi beban lancar. Sedangkan Sawir (2005), menyatakan modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan untuk membiayai kegiatan operasi sehari-hari. Secara umum modal kerja dapat diartikan dalam dua bentuk, yaitu: gross working capital dan net working capital. Menurut Van Horne dan Wachowichz (2005) gross working capital adalah: keseluruhan aktiva lancar yang akan digunakan dalam operasi. Sedangkan net working capital menunjukkan kelebihan aktiva lancar di atas hutang lancar. Modal kerja di sini akan diartikan sebagai keseluruhan aktiva lancar yang akan digunakan untuk kegiatan operasional bisnis, di luar dari penggunaan dana untuk aktiva tetap yang tersebut di atas. Estimasi dari modal kerja tergantung kepada rencana produksi dan penjualan dari bisnis tersebut. Semakin besar rencana produksi dan penjualan yang akan dilaksanakan oleh suatu bisnis, maka akan semakin besar pula modal kerja yang dibutuhkan.

8.2. Sumber Pendanaan Pendanaan adalah suatu indikator penting dalam mendeteksi apakah suatu bisnis dapat dijalankan atau tidak. Akhirakhir ini, telah banyak berkembang berbagai lembaga keuangan maupun non-keuangan yang telah bersedia untuk mendanai suatu aktivitas bisnis, tentu saja dengan persyaratan tertentu. Sumber dana dari lembaga-lembaga itu sering disebut sebagai modal asing (modal pinjaman). Sumber dana bisa didapat dari (1) modal

4

Bab VIII. Aspek Keuangan ___________________________________________

asing yaitu: sumber dana yang didapatkan dari luar perusahaan (kreditur) yang tidak ikut memiliki perusahaan tersebut seperti bank, perusahaan leasing, dan lain sebagainya. Sumber dana dari modal asing biasanya berwujud hutang, baik hutang jangka panjang, maupun hutang jangka pendek. (2) dari internal perusahaan yang akan melakukan aktivitas bisnis. Sumber dana ini disebut juga sebagai sumber dana modal sendiri. Sumber dana modal sendiri biasanya berwujud modal saham dan laba ditahan.

Aktiva

NERACA Pasiva Hutang lancar Hutang jangka panjang Modal pemegang saham: 1. Modal saham preferen 2. Modal saham biasa 3. Laba ditahan

MODAL ASING MODAL SENDIRI

Gbr 8.2. Sumber Pendanaan

Masalah yang sebenarnya pada akhirnya akan dibahas di dalam studi aspek keuangan itu sendiri – perihal modal – adalah bagaimana bisnis tersebut akan didanai baik dengan modal sendiri, modal asing, ataupun gabungan keduanya, akan dapat mencapai keuntungan yang ekonomis. Artinya: bagaimana struktur modal tersebut disusun agar dapat meminimumkan biaya modal (cost of capital), sehingga akan optimal penggunaannya. Perhitungan biaya modal penting dilakukan untuk menentukan tingkat keuntungan (cut off rate) yang diharapkan dari suatu aktivitas bisnis. Artinya, suatu aktivitas bisnis akan sangat bergantung kepada biaya modal perusahaan yang didanai oleh modal asing atau modal sendiri atau gabungan keduanya

5

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

Perbedaan antara Modal Hutang dan Modal Sendiri Karakteristik

Jenis Modal Modal Hutang

Modal Sendiri

Hak suara

Tidak ada

Ada

Tuntutan atas pendapatan dan aset

Lebih didahulukan dari modal sendiri

Kurang didahulukan dari pinjaman

Jatuh tempo

Ada

Tidak ada

Perlakuan pajak atas biaya modal

Bunga pinjaman mengurangi pajak

Dividen dikeluarkan dari laba bersih setelah pajak

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa dana pembelanjaan dapat diperoleh dari 2 sumber, di antaranya: 1. Hutang/kredit/modal asing 2. Modal sendiri Pembelanjaan Hutang Pembelanjaan hutang (debt) sebagai sumber pendanaan akan memiliki risiko (risk) berupa pembayaran bunga (interest) dan pengembaliannya (repayment). Hal ini dikarenakan adanya prinsip the risk–return trade off, yaitu: kecenderungan investor untuk memberikan investasi kepada proyek dengan risiko yang tinggi, dengan tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) akan tinggi pula (Keown dkk., 2001). Artinya: hutang/kredit dapat dipenuhi, apabila tingkat suku bunga terhadap pinjaman tersebut sesuai dengan keinginan kreditor atau investor. Hutang yang digunakan untuk membelanjai kegiatan perusahaan dapat dibagi dua, yaitu: 1. Hutang jangka pendek (short term debt) 2. Hutang jangka panjang (long term debt)

6

Bab VIII. Aspek Keuangan ___________________________________________

Hutang Jangka Pendek Menurut Warren, Reeve & Fess, (2005), such liabilities that are to be paid out of current assets and are due within a short time, usually one year, are called current liabilities. Artinya: hutang jangka pendek akan dikembalikan dalam tempo waktu kurang dari 1 tahun. Hutang jangka pendek ini hanya dapat digunakan untuk pembiayaan investasi jangka pendek pula, misalnya: pembiayaan aktiva lancar atau modal kerja. Pendanaan hutang jangka pendek dapat berasal dari: 1. Pinjaman dari lembaga keuangan Lembaga keuangan biasanya akan memiliki beberapa penilaian tentang layak atau tidaknya suatu bisnis menerima pinjaman investasi. Penilaian tersebut berkenaan dengan faktor-faktor sebagai berikut: a. Rencana penggunaan pinjaman perusahaan. b. Kondisi keuangan bisnis perusahaan. c. Peramalan tentang industri atau lingkungan di sekitar bisnis perusahaan. d. Adanya jaminan dari perusahaan yang dapat digunakan untuk mengembalikan pinjaman. Persyaratan-persyaratan tersebut akan menentukan jumlah pinjaman, jangka waktu pinjaman, jaminan terhadap pinjaman, dan tingkat suku bunga pinjaman. Contoh: suatu perusahaan membeli bahan baku secara kredit. Bunga dari kredit tersebut sebesar 20%, tingkat pajak penghasilan (tax rate) 30%, maka biaya hutang setelah pajak sebesar: kt = kb (1- t) = 0,20 (1- 0,30) = 0,14 =14% 2. Menerbitkan surat dagang Surat dagang misal: surat hutang wesel dan surat hutang lainnya dengan tingkat suku bunga yang menarik. 3. Kredit dagang Kredit dagang adalah surat hutang yang memiliki kekuatan hukum lebih lemah dibandingkan surat dagang.

7

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

4. Sumber keuangan lainnya Misal: pegadaian, masyarakat sebagainya.

pemodal

(kreditor),

dan

Biaya hutang yang ditanggung oleh perusahaan yang menggunakan dana hutang tidak lain adalah sebesar tingkat keuntungan yang telah disyaratkan oleh investor. Pada dasarnya pengunaan hutang jangka panjang (cost of debt) yang biasanya berasal dari obligasi (cost of bond) dapat dihitung dengan cara perhitungan tingkat pendapatan investasi dalam obligasi dengan rumus metode singkat dan metode present value. Hutang Jangka Panjang Menurut Warren, Reeve, & Fess (2005), liabilities that will be due for a long time (usually more than one year) are called long-term liabilities. Artinya hutang jangka panjang akan diharapkan dibayarkan kembali dalam kurun waktu lebih dari 1 tahun, misal: obligasi (bonds), hipotik (mortage), dan sebagainya. Hutang jangka panjang dapat digunakan untuk pembiayaan modal kerja ataupun membiayai aktiva tetap. Banyak perusahaan besar yang umumnya membutuhkan dana yang besar, memilih memperoleh dana dari obligasi, yaitu merupakan surat hutang jangka panjang yang dibeli oleh para investor dari negara. Hal ini dikarenakan tingkat suku bunga obligasi yang relatif lebih rendah dibandingkan pinjaman terhadap lembaga keuangan lainnya. Ketika sebuah perusahaan berencana akan menerbitkan obligasi, maka perusahaan tersebut akan membuat suatu indent document (dokumen inden). Dokumen inden adalah suatu dokumen resmi yang menerangkan atau menjamin kesanggupan perusahaan untuk membayarkan hutang kepada pemegang obligasi. Dokumen inden memberikan hak kepada perusahaan penerbit obligasi untuk melakukan pembelian kembali obligasi yang telah diterbitkan sebelum jatuh temponya obligasi tersebut.

8

Bab VIII. Aspek Keuangan ___________________________________________

Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam menggunakan pendanaan hutang untuk membelanjai aktivitas usaha suatu bisnis, yaitu: 1. biaya 2. risiko 3. syarat-syarat yang ditetapkan kreditor 4. tingkat inflasi 5. kemampulabaan 6. posisi likuiditas 7. keamanan usaha Pembelanjaan Modal Sendiri Pembelanjaan yang akhir-akhir ini umumnya dipakai oleh banyak aktivitas bisnis adalah pembelanjaan modal sendiri. Pembelanjaan modal sendiri disebut juga sebagai pembelanjaan atau pendanaan ekuitas, yang digunakan untuk waktu yang tidak terbatas. Artinya pendanaan tersebut akan digunakan selama perusahaan tersebut berdiri. Di dalam pendanaan ekuitas, terdapat 2 hal yang penting, yaitu: 1. Laba Ditahan Perusahaan akan memilih menahan laba daripada mendistribusikannya langsung kepada pemilik untuk memperoleh pendanaan ekuitas, misal untuk tujuan memperluas ekspansi perusahaan. Perusahaan besar biasanya akan menahan sebagian labanya untuk dividen, dan sebagian lagi untuk ditahan. Sementara perusahaan kecil akan menahan sebahagian besar labanya untuk tujuan tertentu. 2. Penerbitan Saham Pendanaan ekuitas, biasanya akan sering menggunakan saham pada perseroan terbatas sebagai sumber pendanaannya, atau pada persekutuan komanditer (CV) dan firma (Fa) digunakan modal sekutu. Sementara untuk perusahaan perseorangan, pembelanjaan sendirinya menggunakan modal pribadi. Sedangkan untuk PT biasanya menerbitkan saham. Saham adalah sebuah 9

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

tanda bukti keikutsertaan seseorang atau suatu pihak akan kepemilikan suatu perusahaan atau suatu bisnis. Saham akan diterbitkan oleh perusahaan yang membutuhkan pendanaan ekuitas. Saham yang akan diterbitkan dibagi menjadi dua, yaitu: saham biasa dan saham preferen. Saham biasa adalah sekuritas yang mewakili sebagian kepemilikan dari perusahaan tertentu. Saham memiliki nilai nominal, dan dibukukan berdasarkan pada nilai nominalnya. pemegang saham preferen adalah merupakan partner yang diam karena mereka tidak mempunyai hak suara dalam menentukan manajemen perusahaan Di dalam perusahaan perseroan terbatas, yang menggunakan pendanaan ekuitas, akan terdapat suatu Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Di dalam RUPS tersebut, hanya para pemegang saham biasa yang memiliki suara di dalam mengambil keputusankeputusan perusahaan. Sementara pemegang saham preferen akan memiliki prioritas utama di dalam penerimaan dividen, apabila sebuah perusahaan tidak membayarkan dividen selama periode tertentu. Dividen adalah balas jasa yang diterima oleh pemegang saham (stock holder’s) berupa bunga dividen atas investasi yang dilakukan oleh mereka. Besarnya dividen yang dibayar, dapat ditentukan berdasarkan per lembar saham atau persentase. Dividen yang diterima oleh para investor, akan ditentukan berdasarkan suatu kebijakan perusahaan di dalam RUPS. Produk kebijakan tersebut disebut juga devidend payout ratio, yang besarnya antara 0–100% dihitung dari pendapatan yang tersedia bagi para pemegang saham biasa (earnings available to common stock holder’s). Saham preferen juga memiliki hak klaim yang utama terhadap aktiva perusahaan bila perusahaan tersebut mengalami kebangkrutan. Saham diperdagangkan pada pasar modal (capital market). Harga dari saham yang dijual oleh perusahaan (emisi saham) akan menghadapi tiga kemungkinan:

10

Bab VIII. Aspek Keuangan ___________________________________________

1. Harga pasar (market price) > nilai nominal Apabila hal ini terjadi, maka proyek dinyatakan surplus. Para pemegang saham yang bebas memperdagangkan sahamnya, akan memperoleh pendapatan modal (capital gain). 2. Harga pasar = nilai nominal Apabila hal ini terjadi, maka akan terjadi suatu kondisi Break Event Point (BEP). Artinya: para pemegang saham berada pada titik impas. 3. Harga pasar < nilai nominal Apabila hal ini terjadi, maka proyek dikatakan akan mengalami kerugian atau sering disebut defisit. Sementara para pemegang saham, akan mengalami kerugian modal (capital loss). Pembelanjaan Campuran Seperti dijelaskan sebelumnya, di dalam menjalankan usahanya, suatu entitas bisnis diharapkan harus memiliki modal yang cukup untuk melakukan pembiayaan terhadap aktivitasaktivitas bisnisnya dalam rangka pemenuhan atas barang ataupun jasa terhadap kepuasan konsumen. Dari aktivitas pembiayaan tersebut, diharapkan suatu perusahaan mampu menghasilkan laba. Untuk memenuhi modal yang cukup tersebut, perusahaan akan melakukan kegiatan pencarian modal. Modal tersebut dapat diperoleh dari hutang atau modal sendiri. Dalam kenyataannya, jumlah kredit atau hutang di dalam kegiatan permodalan suatu perusahaan untuk membelanjai proyek selalu terbatas. Semakin tinggi peranan hutang di dalam pembiayaan aktivitas bisnis suatu perusahaan, maka akan semakin besar pula kemungkinan untuk mencapai kemampulabaan modal sendiri yang tinggi dari perusahaan tersebut, diikuti semakin tingginya risiko, namun keamanan yang dijamin akan semakin rendah. Sebaliknya, bila peranan modal sendiri yang semakin tinggi, maka risiko yang dihadapi perusahaan akan lebih rendah, sementara keamanan akan lebih tinggi, dan sekaligus pula kemampulabaan akan modal sendiri semakin rendah.

11

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

Karena faktor-faktor di atas, banyak pimpinan proyek selalu menggunakan pembelanjaan campuran di dalam mendanai kegiatan bisnisnya. Pembelanjaan campuran (financing mix) adalah penggunaan pembelanjaan dengan mengkombinasikan antara pembelanjaan modal sendiri dan pembelanjaan hutang/kredit. Dengan pembelanjaan campuran, diharapkan perusahaan dapat menghasilkan laba dengan cara yang efektif. Pertimbangan di dalam memilih penggunaan pembelanjaan campuran adalah dengan melihat faktor kemampulabaan (return on equity) dan risiko serta keamanan. Risiko dan Kemampulabaan (Return on Equity) Tujuan untuk menentukan biaya penggunaan modal adalah dalam rangka penentuan investasi yang terbaik. Kalau berinvestasi menggunakan modal sendiri, maka cut off rate-nya adalah biaya modal sendiri. Kemampulabaan atau Return on Equity (ROE) adalah merupakan tingkat pengembalian perusahaan bisnis terhadap investasi yang diberikan oleh para kreditor. Sedangkan risiko adalah: tingkat perbedaan antara nilai yang diharapkan (expected value), dengan nilai yang sebenarnya akan diterima (actual value) di masa depan. Tingkat pengembalian investasi adalah balas jasa dari risiko. Artinya semakin besar risiko suatu proyek, maka akan semakin besar pula ROE yang diharapkan akan diterima di masa depan. Sebaliknya, semakin kecil risiko suatu proyek, akan semakin rendah pula tingkat ROE yang diharapkan akan diterima. Van Horne (2005) untuk menganalisis risiko biasanya dilakukan dengan mengukur secara operasional suatu standar deviasi. Standar deviasi adalah: ukuran lebar dispersi titik tengah distribusi probabilitas.

12

Bab VIII. Aspek Keuangan ___________________________________________

Risiko yang muncul dari kegiatan pendanaan adalah risiko ekonomi (economic risk), dan risiko keuangan (financial risk). Risiko ekonomi berhubungan dengan faktor permintaan dan faktor penawaran. Risiko keuangan berkaitan erat dengan penggunaan kredit untuk aktivitas pembiayaan itu sendiri, yang sering digambarkan dengan tingkat bunga dan keamanan pembayaran kembali (repayment). Keamanan Setiap penanam modal/investor tentunya menanamkan modalnya, dengan tujuan ingin memperoleh kompensasi tambahan lebih dari modal yang akan ia tanamkan pada suatu perusahaan. Namun, meskipun demikian, kompensasi atau tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor di masa depan, tentunya tidak selamanya akan sesuai dengan harapan si pemegang saham. Sebab masa depan penuh dengan risiko dan ketidakpastian. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu tingkat keamanan dari perusahaan yang dapat digambarkan dari laporan keuangan dan analisis pengembalian modal dari perusahaan yang bersangkutan. Keterkaitan antara keamanan dengan analisis keuangan, terutama kegiatan pembelanjaan campuran, yaitu: semakin lama jangka waktu (validitas) jatuh tempo suatu dana yang digunakan dalam aktivitas pendanaan perusahaan, maka akan semakin aman pula aktivitas pendanaan tersebut digunakan untuk membiayai proyek. Sehingga dapat kita simpulkan, dana yang paling aman digunakan untuk membelanjai aktiva adalah dari modal sendiri. Sebab modal sendiri dapat digunakan untuk membiayai proyek selama umur proyek, artinya dana modal sendiri memiliki probabilitas pembayaran kompensasi nilai lebih besar dibandingkan dengan hutang/kredit. Dan dana yang paling tidak aman untuk diinvestasikan adalah yang bersumber dari hutang lancar, karena hutang lancar akan dilunasi dalam kurun waktu kurang dari 1 tahun.

13

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

8.3. Biaya Modal (Cost of Capital) Setiap modal yang ditanamkan atau diinvestasikan, akan mengeluarkan biaya modal (cost of capital) tersendiri. Biaya modal tersebut maksudnya adalah: biaya yang harus dikeluarkan setelah adanya penanaman modal, misalnya keharusan adanya pembayaran dividen bagi pemegang saham. Biaya modal hutang jangka panjang mengurangi besarnya pajak pendapatan. Biaya hutang jangka pendek akan dibayar sebelum perhitungan pajak pendapatan, sehingga tidak berpengaruh terhadap perhitungan pajak pandapatan. Sebaliknya, perhitungan biaya modal dari modal sendiri baik dividen saham preferen, maupun saham biasa diperhitungkan setelah perhitungan pajak pendapatan. Biaya modal dapat dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing sumber dana atau disebut biaya modal individual. Biaya modal individual tersebut dihitung satu per satu untuk tiap jenis modal. Namun, apabila perusahaan menggunakan beberapa sumber modal maka biaya modal yang dihitung adalah biaya modal rata-rata tertimbang (weighted average cost of capital disingkat WACC) dari seluruh modal yang digunakan. Konsep biaya modal erat kaitannya dengan dengan konsep mengenai pengertian tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return). Tingkat keuntungan yang disyaratkan sebenarnya dapat dilihat dari dua sisi yaitu dari sisi investor dan perusahaan.

8.4. Aliran Kas (Cash Flow) Tujuan utama laporan arus kas adalah menyediakan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pembayaran kas sebuah perusahaan selama suatu periode. Rincian pengeluaran dan penerimaan kas di dalam laporan arus kas dapat dibedakan menjadi tiga aktivitas, antara lain: 1. Aktivitas Operasi (Operating Activities) Aktivitas ini meliputi segala aktivitas bisnis perusahaan yang berhubungan baik secara langsung, maupun tidak langsung dengan kegiatan operasional pokok atau yang utama dari 14

Bab VIII. Aspek Keuangan ___________________________________________

perusahaan, yaitu dari transaksi yang digunakan untuk menentukan laba bersih. 2. Aktivitas Investasi (Investing Activities) Aktivitas ini meliputi segala kegiatan yang berhubungan dengan harta (assets) yang terdapat pada neraca. 3. Aktivitas Pembiayaan (Financing Activities) Aktivitas ini akan memiliki kaitan dengan segala transaksi atau proses aktivitas bisnis suatu perusahaan yang mempengaruhi pos-pos kewajiban dan ekuitas pemilik. Para investor biasanya terlebih dahulu akan memperhatikan laporan arus kas dibandingkan laporan laba rugi (income statement). Hal ini dikarenakan kas adalah tergolong harta lancar yang tingkat likuiditasnya paling tinggi di antara semua harta lancar. Karena tingkat likuiditasnya paling tinggi, maka kas tersebut dapat dengan segera melunasi segala kewajiban yang ada pada perusahaan terhadap investor. Dengan kata lain, dalam keadaan yang paling buruk, sejauhmana perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya dapat melunasi kewajibannya, dapat diukur dengan seberapa besar nilai kas yang ada pada laporan arus kas-nya.

8.5. Pemilihan Investasi Dalam bisnis kategori pemilihan investasi didasarkan pada replacement (mengganti peralatan yang telah rusak/boros) dan expansion (ekspansi untuk produk yang sudah ada atau produk yang berbeda). Beberapa metode yang dapat dilakukan di dalam penilaian investasi akan dipaparkan dalam bagian ini. Metode-metode yang akan dikemukakan ini adalah metode-metode yang secara umum digunakan di dalam Laporan Studi Kelayakan Bisnis.

15

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

Metode-Metode Evaluasi Proyek Keputusan investasi merupakan keputusan manajemen keuangan yang paling penting di antara ketiga keputusan jangka panjang yang diambil manajer keuangan. Disebut penting, karena selain penanaman modal pada bidang usaha yang membutuhkan modal yang besar, juga keputusan tersebut mengandung risiko tertentu, serta langsung berpengaruh pada nilai perusahaan. Pada umumnya, langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pengambilan keputusan investasi adalah sebagai berikut: 1. Adanya usulan investasi (proposal investasi). 2. Memperkirakan arus kas (cash flow) dari usulan investasi tersebut. 3. Mengevaluasi profitabilitas investasi dengan menggunakan beberapa metode penilaian kelayakan investasi. 4. Memutuskan menerima atau menolak usulan investasi tersebut. Untuk menilai profitabilitas rencana investasi dikenal dua macam metode, yaitu metode konvensional dan metode nonkonvensional (discounted cash flow). Dalam metode konvensional dipergunakan dua macam tolok ukur untuk menilai profitabilitas rencana investasi, yaitu payback period dan accounting rate of return, sedangkan dalam metode non-konvensional dikenal tiga macam tolok ukur profitabilitas, yaitu Net Present Value (NPV), Profitability Index (PI), dan Internal Rate of Return (IRR). 1. Metode Payback Period (PP) Payback period adalah suatu metode berapa lama investasi akan kembali atau periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash investment) dengan menggunakan aliran kas, dengan kata lain payback period merupakan rasio antara initial cash investment dengan cash flownya yang hasilnya merupakan satuan waktu. Suatu usulan investasi akan disetujui apabila payback period-nya lebih cepat atau lebih pendek dari payback period yang disyaratkan oleh perusahaan. 16

Bab VIII. Aspek Keuangan ___________________________________________

• Rumus payback period jika arus kas dari suatu rencana investasi/proyek berbeda jumlahnya setiap tahun:

Payback Period = n +

a−b × 1 tahun c −b

di mana: n = tahun terakhir di mana arus kas masih belum bisa menutupi initial investment a = jumlah initial investment b = jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n c = jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n+1 • Rumus payback period jika arus kas dari suatu rencana investasi/proyek sama jumlahnya setiap tahun:

Payback Period =

Initial Investment × 1 tahun Cash Flow

Metode payback period merupakan metode penilaian investasi yang sangat sederhana perhitungannya, sehingga banyak digunakan oleh perusahaan. Tetapi di lain pihak metode ini mempunyai kelemahan-kelemahan, yaitu: a) Tidak memperhatikan nilai waktu uang. b) Mengabaikan arus kas masuk yang diperoleh sesudah payback period suatu rencana investasi tercapai. c) Mengabaikan nilai sisa (salvage value) investasi. Meskipun metode payback period memiliki beberapa kelemahan, namun metode ini masih terus digunakan secara intensif dalam membuat keputusan investasi, tetapi metode ini tidak digunakan sebagai alat utama melainkan hanya sebagai indikator dari likuiditas dan risiko investasi.

17

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

a) b) c)

Keunggulan metode payback period adalah sebagai berikut: Perhitungannya mudah dimengerti dan sederhana. Mempertimbangkan arus kas dan bukan laba menurut akuntansi. Sebagai alat pertimbangan risiko karena makin pendek payback makin rendah risiko kerugian.

Contoh: 1. Besarnya suatu project 250 juta, penerimaan investasi 50 juta/tahun, maka payback period project adalah 5 tahun. 2. Berapa lama suatu investasi akan kembali, jika dana yang di investasikan sebesar 650 juta dan penerimaan investasi per tahun sebesar 150 juta.

(650) 150 150 150 150 150 150 150

0

1

2

3

4

5

6

7

150

8

Payback period sebesar 4,33 tahun

Jika perusahaan merencanakan pengembalian investasi selama 5 tahun, maka project diterima. 2. Metode Net Present Value (NPV) Secara umum ada anggapan bahwa metode net present value merupakan kriteria seleksi kuantitatif yang paling baik sehingga paling sering digunakan untuk menilai kelayakan suatu usulan investasi. Namun ada kalanya perusahaan dalam proses pembuatan keputusan investasi tidak hanya menggunakan metode net present value tetapi juga menggunakan metodemetode lainnya secara bersama-sama.

Metode ini adalah metode yang mengurangkan nilai sekarang dari uang dengan aliran kas bersih operasional atas investasi selama umur ekonomis termasuk terminal cash flow dengan initial cash flow (initial investment). Secara matematik rumus untuk menghitung Net Present Value (NPV) dapat dituliskan sebagai berikut:

18

Bab VIII. Aspek Keuangan ___________________________________________ n

CIF t

t =1

(1 + k )t

NPV = ∑

− COF

di mana: CIF = cash inflow pada waktu t yang dihasilkan suatu investasi k = biaya modal COF = initial cash outflow n = usia investasi Metode ini memperhatikan nilai waktu uang, maka arus kas masuk (cash inflow) yang digunakan dalam menghitung net present value (nilai sekarang bersih) adalah arus kas masuk yang didiskontokan atas dasar discount rate tertentu (biaya modal, opportunity cost, tingkat bunga yang berlaku umum). Selisih antara present value penerimaan kas dengan present value pengeluaran kas dinamakan Net Present Value. Kriteria keputusan: • Jika NPV bertanda positif (NPV > 0), maka rencana investasi diterima. • Jika NPV bertanda negatif (NPV < 0), maka rencana investasi ditolak. Keunggulan metode NPV

Kelemahan metode NPV

a) Memperhitungkan nilai waktu dari uang. b) Memperhitungkan arus kas selama usia ekonomis proyek. c) Memperhitungkan nilai sisa proyek.

a) Manajemen harus dapat menaksir tingkat biaya modal yang relevan selama usia ekonomis proyek. b) Jika proyek memiliki nilai invetasi inisial yang berbeda, serta usia ekonomis yang juga berbeda, maka NPV yang lebih besar belum menjamin sebagai proyek yang lebih baik. c) Derajat kelayakan tidak hanya dipengaruhi oleh arus kas, melainkan juga dipengaruhi oleh faktor usia ekonomis proyek.

19

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

Contoh: Sebuah perusahaan sedang mempertimbangkan proyek A dan B, tiap proyek memerlukan investasi sebesar Rp 50.000.000,- biaya modal proyek itu adalah 10%. Cash flow investasi proyek A dan B sebagai berikut: Tahun 0 1 2 3 4

Proyek A (dalam ribuan) Rp (50. 000) 25.000 15.000 12.000 8.000

Proyek B Rp (50. 000) 8.000 16.000 18.000 25.000

Hitung NPV tiap-tiap project? Proyek A NPV = -50.000 + 25.000 + 15.000 + 12.000 + 8.000 (1+0.1)¹ (1+0.1)² (1+0.1)³ (1+0.1)4 NPV = - 50.000 + 25.000 (0.9091) + 15.000 (0.8264) + 12.000 (0.7513) + 8.000 (0.6830) NPV = - 50.000 + 22.727 + 12.396 + 9.015 + 5464 = -398 Proyek B NPV = -50.000 + 7.272 + 13.222 + 13.523 + 17.075 = 1.092 Jika NPV positif, usulan proyek investasi dinyatakan layak, sedangkan jika NPV negatif dinyatakan tidak layak. jika NPV = 0 maka nilai perusahaan tetap walaupun usulan proyek diterima atau ditolak.

20

Bab VIII. Aspek Keuangan ___________________________________________

3. Metode Discount Payback Period Untuk mengatasi salah satu kelemahan dari metode payback period, yaitu tidak memperhatikan nilai waktu uang, maka dicoba untuk memperbaiki metode tersebut dengan cara mempresent-valuekan arus kas masuk (cash inflow) dari rencana investasi tersebut kemudian baru dihitung payback period-nya. Dengan demikian arus kas yang dipakai adalah arus kas yang telah didiskontokan atas dasar cost of capital/interest rate/required rate of return atau opportunity cost.

Contoh: misalkan sebuah perusahaan ingin membiayai sebuah proyek. Total investasi sebuah proyek sebesar Rp 1,1 Milyar, tingkat pengembalian dilihat dari data-data di bawah ini: Tahun (A) 1 2 3 4 5 6

Arus Kas bersih (B) 400.000.000 450.000.000 425.000.000 500.000.000 525.000.000 400.000.000

DF (20%) (C) 0,833 0,694 0,579 0,482 0,402 0,335

Total Investasi PV Arus Kas Bersih tahun 1 PV Arus Kas Bersih tahun 2 PV Arus Kas Bersih tahun 3 Total PV Arus Kas Bersih Kekurangan

PV Arus Kas Bersih (D) = (B x C) 333.200.000 312.300.000 246.075.000 241.000.000 211.050.000 134.000.000

Rp 1. 100.000.000 Rp 333.200.000 Rp 312.300.000 Rp 246.075.000 + Rp 891.575.000 Rp 209.425.000

209.425.000 x 12 bulan = 10, 42 241.000.000 Payback period investasi adalah 3 tahun, 10, bulan 12 hari

21

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

4. Metode Internal Rate of Return IRR adalah nilai discount rate i yang membuat NPV dari proyek sama dengan nol. Discount rate yang dipakai untuk mencari present value dari suatu benefit/biaya harus senilai dengan opportunity cost of capital seperti terlihat dari sudut pandangan si penilai proyek. Konsep dasar opportunity cost pada hakikatnya merupakan pengorbanan yang diberikan sebagai alternatif terbaik untuk dapat memperoleh sesuatu hasil dan manfaat atau dapat pula menyatakan harga yang harus dibayar untuk mendapatkannya.

Cara 1. Secara matematik rumus internal rate of return (IRR) dapat dituliskan sebagai berikut: n

CIF t

t =1

(1 + IRR )t

COF = ∑

Contoh: Diketahui initial investment = 20 juta Procedd tahunan = 6 juta selama 4 tahun, Tingkat bunga 14% Ditanya IRR: Jawab: PVIFA 4 tahun, 14% = 2,9137 Maka 2,9137 X Rp 6 Juta = 17,48 Juta Investasi........................... = 20,00 Juta NPV= -2.52 Juta Keputuan: Investasi tak dapat diterima. Kriteria penilaian yang dilakukan adalah: jika IRR yang diperoleh ternyata memiliki nilai lebih besar dari rate of return yang ditentukan, maka investasi dapat diterima.

22

Bab VIII. Aspek Keuangan ___________________________________________

Cara 2. Secara trial dan error Menggunakan rumus: IRR = Dr1 – Dr2 - Dr1 X NPV1 NPV2 - NPV1 Keterangan: = Tingkat bunga ke-1 Dr1 = Tingkat bunga ke-2 Dr2 NPV1 = NPV yang dihitung berdasarkan Dr1 NPV2 = NPV yang dihitung berdasarkan Dr2 Contoh: Sebuah proyek membutuhkan investasi sebesar 5.000.000,- dan mempunyai perkiraan cash inflow untuk tahun 1 = 2.500.000, tahun 2 = 2.000.000,-, tahun 3 = 1.800.000,-, dan tahun 4 sebesar 1.200.000,-, hitung IRR dengan tingkat bunga 12% – 15%. Jawab: Tahun 1 2 3 4

Cash Inflow 2.500.000 2.000.000 1.800.000 1.200.000

IRR = Dr1 –

Tingkat Bunga 12% DF PV 0.8929 2.232.250 0.7972 1.944.000 0.7118 1.281.240 0.6355 762. 600 PV of CI = 6.220.090 C0 = 5.000.000 NPV1 = 1. 220.090

Dr2 - Dr1 NPV2 - NPV1

X

Tingkat Bunga 15% DF PV 0.8696 2.174.000 0.7561 1.512.200 0.6575 1.183.500 0.5718 686.160 PV of CI = 5.755.860 C0 = 5.000.000 NPV2 = 755.860

NPV1

= 0.12 - (0.03/ -464.230) 1. 220.090 = 0.12 – (-0.078) = 0.198 = 19,8% Keputusan, jika diketahui COC sebesar 12-15% maka investasi dapat dilaksanakan.

23

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

5. Modified Internal Rate of Return (MIRR) IRR adalah suatu tingkat diskonto yang menyebabkan present value biaya (cash outflow) sama dengan present value nilai terminal, di mana nilai terminal adalah future value dari arus kas masuk (cash inflow) yang digandakan dengan biaya modal.

MIRR memiliki kelebihan dibandingkan IRR karena MIRR mengasumsikan arus kas dari proyek diinvestasikan kembali (digandakan) dengan menggunakan biaya modal. Selain itu MIRR juga dapat menghindari masalah “multiple IRR” yang terjadi pada metode IRR. Rumus untuk menghitung MIRR adalah: N ila i T e r m in a l

P V B ia ya =

(1 + M IR R )n n

PV Biaya =

n−t

∑ CIFt (1 + i )

t =1

(1 + MIRR )n

6. Metode Profitability Index (PI) Profitability index dapat dihitung dengan membandingkan antara PV kas masuk dengan PV kas keluar. Rumus: PV kas masuk PI = PV kas keluar

Kriteria penilaian PI adalah: jika nilai PI lebih besar dari 1, usulan proyek dinyatakan layak, sebaliknya jika PI lebih kecil dari 1 usulan proyek dinyatakan tidak layak.

24

Bab VIII. Aspek Keuangan ___________________________________________

Contoh: Perusahaan XYZ dihadapkan pada pilihan proyek A dan B. Proyek A biaya investasinya sebesar 50 juta dan proyek B biaya investasinya sebesar 60 juta. Proceeds yang diperoleh proyek A selama 10 tahun adalah 8 juta dan 12 juta untuk proyek B. Manakah yang dipilih jika tingkat suku bunga 15%? PI A = PVIFA 10 tahun, 15% X 8.000.000 50.000.000 = 0.803 = 5.0188 X 8.000.000 50.000.000 PI B = PVIFB 10 tahun, 15% X 12.000.000 50.000.000 = 1.00376 = 5.0188 X 12.000.000 50.000.000 Investasi B dinyatakan layak karena lebih besar dari 1

8.6. Menganalisis Laporan Keuangan Seorang pebisnis yang ingin menanamkan investasinya atau menyertakan modalnya pada perusahaan lain tentu membutuhkan informasi-informasi yang dapat memberikan gambaran mengenai kinerja perusahaan tersebut. Salah satu cara adalah dengan melihat laporan keuangan, karena memberikan informasi lengkap mengenai aktivitas perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah laporan yang memberikan gambaran akuntansi atas operasi serta posisi keuangan perusahaan. Financial statements terdiri atas: 1) Laporan Laba/Rugi (Income Statement), yang berisi laporan sistematis tentang pendapatan-pendapatan/revenues dan biaya-biaya/expenses perusahaan selama satu periode tertentu.

25

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

Contoh: LAPORAN LABA RUGI [Nama Perusahaan] TAHUN 2008 A.

HASIL PENJUALAN Penjualan Sub Total Hasil Penjualan

B.

HARGA POKOK PENJUALAN Bahan Baku Bahan Pembantu Upah Buruh Produksi Transport (Pengiriman Produk) Biaya Lain-Lain Sub Total HPP

C.

BEBAN TETAP Gaji Pimpinan Gaji Staf Administrasi dan Umum Biaya Pemeliharaan Penyusutan Sub Total Beban Tetap

D.

BEBAN ADMINISTRASI Biaya Pemasaran Alat Tulis Kantor Listrik, Air, Telepon Biaya Lain-Lain Sub Total Beban Administrasi

E.

TOTAL (B + C + D)

F.

Laba Sebelum Pajak (A - E)

G.

Pajak

H.

Laba Bersih (F - G)

26

Bab VIII. Aspek Keuangan ___________________________________________

2) Laporan Arus Kas (Statements of Cash Flows), laporan arus kas berupa laporan atas dampak kegiatan operasi, investasi, dan pembiayaan perusahaan terhadap arus kas selama satu periode tertentu. Penggunaan laporan arus kas: a) Pembuatan laporan sumber dari penggunaan dana/kas: Sumber: (1) Setiap kenaikan dalam prakiraan utang atau modal sendiri, seperti peminjaman dari bank; (2) Setiap penurunan dalam perkiraan aktiva, seperti menjual aktiva tetap. Penggunaan: (1) Setiap penurunan dalam perkiraan utang atau modal sendiri, seperti melunasi pinjaman; (2) Setiap kenaikan dalam perkiraan aktiva, seperti membeli aktiva tetap. Laporan sumber dan penggunaan dana/kas.

27

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

LAPORAN ARUS KAS [Nama Perusahaan] TAHUN 2008 DES. 2006 A.

PENERIMAAN Penerimaan Penjualan Penerimaan Pinjaman Sub Total Penerimaan

B.

PENGELUARAN Pembelian Aset (Investasi) Pembelian Bahan Baku Pembelian Bahan Pembantu Upah Buruh Produksi Transport (Pengiriman Produk) Biaya Produksi Lain-Lain Gaji Pimpinan Gaji Staf Administrasi dan Umum Biaya Pemeliharaan Beban Pemasaran Alat Tulis Kantor Listrik, Air, Telepon Beban Administrasi Lain-Lain Angsuran Pokok Biaya Bunga Biaya Pajak Sub Total Pengeluaran

C.

SELISIH KAS

D.

SALDO KAS AWAL

E.

SALDO KAS AKHIR

28

JAN. 2007

FEB. 2007

Bab VIII. Aspek Keuangan ___________________________________________

3). Laporan Tahunan (Annual Report), annual report adalah laporan yang disampaikan setiap tahun oleh perusahaan kepada para pemegang sahamnya. Annual report terdiri atas: 1) Informasi verbal, yang berisi opini manajemen atas operasi tahun lalu dan prospek perusahaan di masa mendatang; 2) Informasi kuantitatif, yang berupa laporan keuangan/ financial statements.

[Nama Perusahaan] TAHUN 2008 AKTIVA A.

AKTIVA LANCAR Kas Piutang Persediaan Bahan Baku Bahan Pembantu Barang Jadi Jumlah Aktiva Lancar

B.

AKTIVA TETAP Tanah Bangunan Peralatan Penyusutan Lain-Lain Jumlah Aktiva Lancar JUMLAH AKTIVA (A + B)

29

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II PASIVA C.

HUTANG JANGKA PENDEK Hutang Dagang Hutang Jatuh Tempo Lain-Lain Jumlah Hutang Jangka Pendek

D.

PINJAMAN JANGKA PENDEK Pinjaman Jangka Panjang Lain-Lain Jumlah Pinjaman Jangka Panjang

E.

MODAL Modal Disetor Laba Ditahan Jumlah Modal JUMLAH PASIVA (C + D + E)

Analisis Rasio Keuangan Penganalisisan rasio keuangan ada beberapa cara, di antaranya: 1) Analisis horizontal/trend analysis, yaitu membandingkan rasiorasio keuangan perusahaan dari tahun-tahun yang lalu dengan tujuan agar dapat dilihat trend dari raiso-rasio perusahaan selama kurung waktu tertentu. 2) Analisis vertikal, yaitu membandingkan data rasio keuangan perusahaan dengan rasio semacam dari perusahaan lain yang sejenis atau industri untuk waktu yang sama. 3) The du pont chart berupa bagan yang dirancang untuk memperlihatkan hubungan antara ROI, assets turnover, dan profit margin.

30

Bab VIII. Aspek Keuangan ___________________________________________ Rasio Likuiditas

Current ratio

Cash ratio (Ratio of immediate solvency)

Quick (Acid test) ratio

Working capital to total assets ratio

Kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Setiap hutang lancar Rp. 1,- dijamin oleh aktiva lancar Rp. 2,50 Kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek yang dapat segera diuangkan. Setiap hutang lancar Rp. 1,- dijamin oleh kas dan efek Rp. 0,71 Kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid (quick assets). Setiap hutang lancar Rp. 1,- dijamin oleh quick assets Rp. 1,Likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja (netto)

Rasio Leverage

Total debt to Equity ratio

Bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang. Rp. 0,63 dari setiap rupiah 1 sendiri menjadi jaminan hutang.

31

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

Total debt to total capital Assets

Long term debt to Equity ratio

Tangible assets debt coverage

32

Berapa bagian dari keseluruhan kabutuhan dana yang dibelanjai dengan hutang atau Berapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin hutang. Rp. 0,39 dari setiap rupiah aktiva digunakan untuk menjamin hutang. Bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk hutang jangka panjang. Rp. 0,33 dari setiap rupiah modal sendiri digunakan untuk menjamin Hutang jangka panjang. Besarnya aktiva tetap tangible yang digunakan untuk menjamin hutang jangka panjang setiap

Bab VIII. Aspek Keuangan ___________________________________________

Times interest earned ratio

rupiahnya. Setiap rupiah hutang jangka panjang dijamin oleh aktiva tangible sebesar Rp. 3,90 Besarnya jaminan keuntungan untuk membayar bunga hutang jangka panjang. Setiap rupiah bunga hutang jangka panjang dijamin oleh EBIT sebesar Rp. 14,3

Rasio Aktivitas

Total Assets Turnover

Kemampuan Dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan 'revenue'. Dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva rata-rata dalam satu tahun berputar 1,33 X atau setiap rupiah aktiva selama setahun dapat menghasilkan revenue sebesar 1,33 X

33

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

Recievables turnover

Average Collection Periode

Inventory Turnover

Average day's inventory

Working Capital Turnover

34

Kemampuan dana yang tertanam dalam piutang berputar dalam suatu periode tertentu. Dalam satu tahun rata-rata dana tertanam dalam piutang berputar 25 X Periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang. Piutang dikumpulkan ratarata setiap 15 hari sekali. Makin kecil/makin sedikit jumlah hari, ACP-nya makin baik Kemampuan dana yang tertanam dalam inventory berputar dalam suatu periode tertentu atau likuiditas dari inventory dan tendensi untuk adanya 'overstock'. Dana yang tertanam dalam inventory berputar rata-rata 3,6 X dalam setahun Periode menahan persediaan rata-rata atau periode rata-rata persediaan barang di gudang Kemampuan modal kerja (netto) berputar dalam suatu perisklis kas (cash cycle) dari perusahaan. Dana yang tertanam dalam modal kerja berputar rata-rata 4,8 x dalam setahunnya.

Bab VIII. Aspek Keuangan ___________________________________________ IV. Rasio Keuntungan

Gross profit margin

Operating income ratio (Operating profit margin)

Operating ratio

Net profit margin (sales margin)

Laba bruto per rupiah penjualan. Setiap rupiah penjualan menghasilkan laba bruto Rp. 0,25,Laba operasi sebelum bunga dan pajak (net operating income) yang dihasilkan oleh setiap rupiah penjualan. Setiap rupiah penjualan menghasilkan laba operasi Rp. 0,11 Biaya Operasi per rupiah penjualan. Setiap rupiah penjualan mempunyai biaya operasi Rp. 0,89,Makin besar rasio, berarti makin buruk Keuntungan netto per rupiah penjualan. Setiap rupiah penjualan menghasilkan keuntungan netto sebesar Rp. 0.06,-

35

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

Analisis Keuangan Sistem Du Pont Sistem analisis yang dirancang untuk menunjukkan hubungan antara return on investment, assets turnover, dan profit margins. Du Pont Chart Return on investment

Dikali Dengan

Net profit margin

Penjualan

Total biaya

Dibagi dengan

Dikurangkan dari

Asset turnover

Laba setelah pajak

Penjualan

Penjualan

Aktiva tetap

Dibagi dengan

Harta lancar

HPP

Biaya operasi

Kas

Depresiasi

Bunga

Piutang

Pajak

36

Kurang pendapatan lain-lain

Laba setelah pajak

Surat berharga

Persediaan

Bab IX. Aspek Teknologi Informasi _____________________________________

BAB IX ASPEK TEKNOLOGI INFORMASI Sistem informasi dan teknologi telah menjadi komponen yang sangat penting bagi keberhasilan bisnis dan organisasi. Teknologi informasi dapat membantu segala jenis bisnis dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses bisnis, pengambilan keputusan manajerial dan kerjasama kelompok kerja hingga menjadi keunggulan kompetitif dalam pasar yang terus berubah. Dalam dunia yang serba cepat dan penuh kompetisi dibutuhkan perusahaan yang mampu menampung dan menyaring informasi sebanyak mungkin. Kekuatan bisnis saat ini sangat bergantung pada informasi yang dapat diolah menjadi keunggulan kompetitif bagi dirinya. Setidaknya ada lima faktor yang sangat mempengaruhi aspek ini yaitu: (1) Pertumbuhan internet dan teknologi (internet growth and technology convergence). Ditandai dengan munculnya teknologi internet seperti VOIP, Wireless, Komputer yang semakin cepat dan semakin murah, banyak situs-situs bisnis. (2) Perubahan lanskap bisnis (transformation of the business enterprise), banyak perusahan yang telah merubah lanskap bisnisnya dari konvensional menjadi digital. Misalnya perusahaan-perusahaan rekaman musik harus merubah lanskap bisnisnya jika tidak ingin di bajak oleh MP3, Perbankan yang dahulu hanya melayani bisnis secara konvensional sekarang telah mengembangkan layanan digital seperti sms banking, internet banking dsb., atau bisnis pariwisata seperti agent travel, hotel dan penerbangan yang mulai memanfaatkan fasilitas e- travel seperti garuda, hotel yang bisa booking lewat internet dsb. (3) Pertumbuhan globalisasi ekonomi (growth of a globally connected economy), munculnya kesadaran untuk membuat komunitas ekonomi baik secara regional dan global seperti

37

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

(4)

(5)

integrasi ekonomi Asia, masyarakat ekonomi Eropah dsb. Pertumbuhan globalisasi ekonomi dicirikan dengan dunia yang semakin flattening, decentralization, flexibility, location independence, low transaction and coordination costs, empowermen, collaborative work and teamwork. Ledakan informasi dan pengetahuan yang berbasis ekonomi (Growth of knowledge and information-based economies). Hal ini ditandai dengan (a) globalisasi ekonomi yang semakin meningkat seperti Global workgroups, Global delivery systems (b) munculnya ide-ide baru (produk dan service) di bidang bisnis akan tetapi product life cycle yang singkat, lingkungan bisnis yang terus berubah-ubah sehingga munculnya kesadaran menjadikan pengetahuan sebagai sumber keunggulan sehingga jargon-jargon seperti knowledge management, learning organization dsb. menjadi trend dalam bisnis belakangan ini. Munculnya perusahaan-perusahaan digital (emergence of the digital firm) hal ini ditandai dengan banyaknya bisnis berbasis digital seperti amazon.com, Inc.

Gbr 9.1. The Emerging Digital Firm Sumber: Loudon, Management Information System, 2006

38

Bab IX. Aspek Teknologi Informasi _____________________________________

9.1. Pengertian Teknologi Informasi Banyak istilah yang berhubungan dengan teknologi informasi karena banyaknya perubahan dan tidak adanya kesepakatan istilah yang digunakan. Beberapa istilah yang sering digunakan adalah yaitu: sistem informasi manajemen, sistem informasi manajemen berbasis komputer, teknologi informasi (TI), teknologi sistem informasi, teknologi komputer, manajemen informasi, dan sistem informasi (Jogiyanto, 2003:2). Menurut beberapa pakar teknologi terdapat beberapa definisi teknologi informasi (dalam Abdul Kadir dan Terra), yaitu: a. Menurut Haag dan Keen, teknologi informasi adalah seperangkat alat yang membantu Anda bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi. b. Menurut Martin, teknologi informasi adalah hal yang tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi. c. Menurut Williams dan Sawyer, teknologi informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi kecepatan tinggi yang membawa data, suara, dan video. d. Menurut Rahardjo (2002: 74), teknologi informasi adalah sama dengan teknologi lainnya, hanya informasi merupakan komoditas yang diolah dengan teknologi tersebut. Dalam hal ini, teknologi mengandung konotasi memiliki nilai ekonomi yang mempunyai nilai jual. Dari definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa teknologi informasi tidak sekedar berupa teknologi komputer, tetapi juga mencakup teknologi komunikasi. Dengan kata lain, teknologi informasi adalah gabungan antara teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi, manajemen, dan organisasi.

39

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

9.2. Klasifikasi Sistem Teknologi Informasi Sistem teknologi informasi dapat dibedakan dengan berbagai cara pengklasifikasian. Menurut Kadir dan Triwahyuni (2003) Teknologi Informasi dapat diklasifikasikan atas: a) Menurut fungsi yang diemban sistem, sistem teknologi informasi dapat dibedakan atas: 1) Embedded IT system adalah sistem teknologi informasi yang melekat pada produk lain. Contohnya sistem VCR (Video Cassette Recorder) memiliki sistem teknologi informasi yang memungkinkan pemakai dapat merekam tayangan televisi. 2) Dedicated IT system adalah sistem teknologi informasi yang dirancang untuk melakukan tugas-tugas khusus. Contohnya, ATM (Anjungan Tunai Mandiri) dirancang secara khusus untuk melakukan transaksi keuangan bagi nasabah bank. 3) General purpose IT system adalah sistem teknologi informasi yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai aktivitas yang bersifat umum. Contohnya, PC (Personal Computer). b) Menurut departemen dalam perusahaan bisnis, TI dibedakan atas: sistem informasi akutansi, sistem informasi pemasaran, sistem informasi produksi, dan lain-lain. c) Menurut dukungan terhadap level manajemen dalam perusahaan, TI dapat dibedakan atas: sistem pemrosesan transaksi, sistem pendukung keputusan, dan sistem informasi eksekutif.

40

Bab IX. Aspek Teknologi Informasi _____________________________________

Gbr 9.2. Klasifikasi Teknologi Sumber: Loudon, Management Information System, 2006

9.3. Peranan Sistem Informasi bagi Perusahaan Pada dasarnya peranan TI bagi setiap perusahaan bersifat unik dan spesifik. Hal ini disebabkan karena masing-masing perusahaan memiliki strategi yang berbeda satu dengan yang lainnya. Walaupun dua buah perusahaan misalnya berada pada sebuah industri yang sama, namun peranan teknologi informasinya bisa sangat berbeda.

41

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

Enterprise Systems

Gbr. 9.3. Traditional View System dan Entreprise System Sumber: Loudon, Management Information System, 2006

Dari kedua gambar di atas terlihat perbedaaan antara perusahaan yang belum menggunakan teknologi informasi secara maksimal (traditional system) di mana proses bisnis masih dilakukan secara manual, dan perusahaan yang telah menggunakan teknologi informasi secara maksimal (entreprise system). Menurut Obrien (2005) ada tiga peranan penting sistem informasi bagi perusahaan yaitu: 1. Mendukung proses bisnis: pembelian pelanggan, penelusuran persediaan, pembayaran gaji karyawan, pembelian barang, mengevaluasi trend penjualan, dsb.

42

Bab IX. Aspek Teknologi Informasi _____________________________________

2. Mendukung pengambilan keputusan: keputusan barang apa yang harus dibeli atau dihentikan, investasi yang dibutuhkan, dsb. 3. Mendukung berbagai strategi untuk keunggulan kompetitif: database pelanggan, membangun program loyalitas pelanggan, dll. Sedangkan menurut Loudon (2006) sistem informasi akan sangat mendukung perusahaan pada proses bisnis dan aktivitas manajemen.

Gbr 9.4. The Business Information Value Chain Sumber: Loudon, Management Information System, 2006

Dengan adanya Teknologi Informasi (TI), maka produktivitas perusahaan akan meningkat, dan dapat membuat strategi kompetitif yang baru seperti membuat model bisnis yang sulit ditiru oleh pesaing. Contoh Dell Computer yang dapat membuat komputer berdasarkan kebutuhan dan kondisi keuangan para konsumen, atau Ebay yang mampu membangun situs lelang terbesar yang memungkinan jutaan orang bertransaksi secara online. Teknologi informasi (TI), yang dikhususkan untuk pengolahan data menjadi informasi yang bermanfaat bagi

43

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

organisasi. Teknologi informasi terus-menerus mengalami perkembangan baik dari segi bentuk, ukuran, kecepatan dengan kemampuan untuk mengakses multimedia dan jaringan komputer.

Sumber: Loudon, Management Information System, 2006

Di satu sisi perusahaan sadar bahwa sudah saatnya harus memiliki suatu sistem TI yang menunjang bisnis mereka, sementara di lain pihak mereka harus mengeluarkan biaya yang relatif cukup besar untuk dapat merancang dan mengimplementasikan TI yang dibutuhkan. Tanpa memiliki TI yang cukup canggih, sulit bagi perusahaan untuk bersaing dengan perusahaan besar lainnya baik dari dalam maupun dari luar negeri (Indrajit, 2004). Menurut Jogiyanto (2003) sistem teknologi informasi memberikan lima peran utama di dalam organisasi: a. Meningkatkan efisiensi, yaitu menggantikan manusia dengan teknologi di proses produksi. b. Meningkatkan efektivitas, yaitu menyediakan informasi bagi para manajer di organisasi untuk mendukung proses pengambilan keputusan dengan lebih efektif yang didasarkan dengan informasi yang akurat, tepat waktu, dan relevan sehingga

44

Bab IX. Aspek Teknologi Informasi _____________________________________

c.

d. e.

mendapat hasil produksi yang akurat dan bebas dari cacat produksi sesuai dengan sasaran produksi yang diinginkan. Meningkatkat komunikasi, yaitu mengintegrasikan penggunaan sistem teknologi informasi dengan menggunakan email dan chat. Meningkatkan kolaborasi, yaitu dengan menggunakan video conference dan teleconference. Meningkatkan kompetitif, yaitu sistem teknologi informasi digunakan untuk keunggulan kompetisi.

Menurut Indrajit (2003) jika ditinjau dari segi peranan strategis TI, terdapat lima jenis tujuan dari dilakukannya investasi terhadap teknologi tersebut, yaitu: 1) Karena alasan kelangsungan hidup perusahaan atau bisnis itu sendiri, dalam arti bahwa perusahaan melihat keberadaan TI di dalam bisnis terkait sifatnya adalah mutlak. Contohnya adalah perusahaan semacam bank retail, hotel berbintang lima, transportasi penerbangan, dan lain sebagainya yang tidak mungkin dapat bertahan lama dalam ketatnya persaingan bisnis tanpa diperlengkapi oleh TI. 2) Perusahaan melakukan investasi TI karena alasan ingin memperbaiki efisiensi. Diharapkan dengan diimplementasikannya TI dalam sejumlah aktivitas tertentu, maka akan dilakukan proses reduksi atau optimalisasi terhadap alokasi berbagai sumber daya perusahaan, seperti: manusia, waktu, biaya, material, aset, dan lain-lain. Biasanya TI dipergunakan biaya komunikasi dan transaksi. 3) Tujuan investasi TI adalah untuk memperbaiki efektivitas usaha (do the right thing), di mana TI akan dipergunakan untuk menopang kehandalan kegiatan bisnis. 4) Keinginan perusahaan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif agar dapat meninggalkan para pesaing bisnisnya dengan mengembangkan TI yang tidak terdapat pada perusahaan lain yang belum memilikinya. Dalam hal ini diterapkan melalui konsep manajemen baru, di mana secara signifikan implementasi berbagai perangkat TI diharapkan

45

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

5)

membawa perusahaan jauh di depan dibandingkan dengan para pesaing bisnisnya. TI sebagai salah satu perangkat infrastruktur yang tidak dapat dihindari keberadaannya bagi sebuah perusahaan di era global ini. Adalah merupakan suatu standar bagi perusahaan dewasa ini untuk memiliki corporate website yang dapat diakses oleh para calon pelanggan di seluruh dunia, menggunakan email sebagai sarana berkomunikasi seharihari, dan lain sebagainya, di mana keseluruhan perangkat tersebut sudah menjadi sebuah infrastruktur usaha yang harus dimiliki oleh perusahaan.

Peranan TI pada masa sekarang tidak hanya diperuntukkan bagi organisasi, melainkan juga untuk kebutuhan perseorangan. Bagi organisasi, TI dapat digunakan untuk mencapai keunggulan kompetitif, sedangkan bagi perseorangan TI dapat digunakan untuk mencapai keunggulan pribadi, termasuk untuk mencari pekerjaan (Kadir dan Tera, 2003).

9.4. Pemanfaatan Teknologi Informasi Teknologi kini semakin marak diperbincangkan karena diyakini dapat memberi keunggulan bersaing. Contohnya bank BCA, meski bukan yang pertama dalam memanfaatkan TI sebagai keunggulan utamanya, namun terus-menerus menciptakan produk-produk layanan yang inovatif yang berbasis TI. Keunggulan bersaing ini dapat dicapai melalui banyak cara misalnya, harga terjangkau, kualitas terjamin, keramahan, kecepatan layanan, dan lain sebagainya. Berkaitan dengan pemanfaatan TI dalam perusahaan, keunggulan kompetitif mengacu pada penggunaan TI untuk meningkatkan kualitas informasi, kontrol kinerja perusahaan, dan peningkatan layanan untuk memenangkan pasar. Ide dasarnya adalah perusahaan menggunakan TI baik sebagai alat bantu maupun strategi yang tangguh untuk mengintegrasikan dan mengolah data dengan

46

Bab IX. Aspek Teknologi Informasi _____________________________________

cepat dan akurat serta untuk penciptaan produk layanan baru sebagai daya saing untuk menghadapi kompetisi. Teknologi informasi juga dimanfaatkan oleh banyak organisasi sebagai kekuatan untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat dewasa ini. banyak manfaat yang dipetik oleh perusahaan dengan penggunaan TI, (Loudon, 2006) yaitu: 1) Help to unify the firm’s structure and organization: one organization (integrasi data dan informasi). Pembangunan TI, memungkinkan perusahaan untuk mengintegrasikan data baik berupa data set up maupun data transaksi yang dilakukan dari berbagai lingkungan jaringan. 2) Management: firm wide knowledge-based management processes. Sistem pengorganisasian data memungkinkan sistem bebas redudansi data. Pembangunan TI yang bertumpu pada sistem pengorganisasian data, akan menghindarkan sistem dari bahaya duplikasi data (redudansi) artinya perubahan terhadap data yang satu belum tentu akan diikuti perubahan data duplikatnya. 3) Business: more efficient operations & customer-driven business processes. Meningkatkan kualitas produk dan kecepatan layanan konsumen. Melalui TI, semua departemental dalam perusahaan akan mendapat aliran informasi yang tepat pada waktunya sehingga kualitas produksi dapat ditingkatkan. Karena departemen persediaan barang dan departemen produksi dapat memperoleh informasi yang jelas dan tepat dalam waktu yang singkat, yang akan berdampak pada peningkatan layanan konsumen. Meningkatkan citra perusahaan. Pembangunan TI akan meningkatkan citra perusahaan dari sudut pandang internal maupun eksternal perusahaan. Layanan konsumen akan sangat cepat dilakukan sehingga kepercayaan masyarakat meningkat dan akan mengalirkan simpati yang cukup besar untuk mendorong tingkat pembelian produk dari perusahaan. 4) Technology: unified platform. Meningkatkan kecepatan dan keakuratan penyusunan laporan manajerial. Tuntutan akan ketersediaan laporan manajerial yang standar sering mengakibatkan tekanan psikologis yang sangat tinggi bagi 47

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

para manajer. Untuk itu TI membantu menghasilkan laporan yang memudahkan dalam penyusunan laporan manajerial.

Sumber: Loudon, Management Information System, 2006

Menurut Jogiyanto (2003) sistem teknologi informasi dapat dimanfaatkan di internal atau di eksternal organisasi. Di internal organisasi TI dapat diterapkan di fungsi-fungsi organisasi dan di tingkatan-tingkatan manajemen. Sistem TI yang diterapkan secara eksternal merupakan sistem TI internal yang ditarik ke luar organisasi menggunakan teknologi komunikasi. Tujuan dari sistem TI ini adalah untuk menjangkau pihak eksternal perusahaan secara lebih efektif sehingga menjangkau secara langsung pemasok dan pelanggan perusahaan supaya perusahaan dapat memenangkan persaingan, karena sistem TI seperti ini sekarang merupakan alat yang memungkinkan menciptakan keunggulan kompetisi. Manfaat TI di bidang bisnis dapat dijadikan sebagai produk atau dapat digunakan sebagai alat (tools). Jadi, sebuah perusahaan dapat menghasilkan produk TI atau dapat menggunakan TI untuk menghasilkan produk atau layanannya.

48

Bab IX. Aspek Teknologi Informasi _____________________________________

Dalam hubungan pembeli-penjual, informasi dapat menentukan daya tawar relatif dari konsumen serta informasi mendefinisikan relasi dengan pemasok. Adanya sebuah relasi berarti bahwa perusahaan telah membangun saluran khusus secara elektronik (TI). Dalam pemanfaatan TI oleh perusahaan akan memunculkan sebuah kebimbangan yaitu bagian mana dari fungsi TI yang sebaiknya diambil dari luar (outsourced) dan yang sebaiknya disediakan sendiri oleh perusahaan. Dalam hal ini pertimbangan yang mendasar apakah operasi teknologi tertentu memberikan manfaat strategis atau apakah hanya merupakan komoditas yang tidak akan membedakan kita dengan pesaing. Teknologi informasi kemudian tidak hanya menjadi komplemen dari sumber keunggulan bersaing tradisional, tetapi menjadi sumber keunggulan bersaing maupun pencipta basis persaingan yang baru.

9.5. Risiko dan Kegagalan Penerapan Teknologi Informasi

Masalah investasi dan penggunaan di bidang TI merupakan hal yang cukup memusingkan bagi perusahaan. Di satu sisi perusahaan sadar bahwa harus memiliki TI yang dapat menunjang bisnis, sementara di lain pihak perusahaan harus mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk dapat merancang dan mengimplementasikan TI yang dibutuhkan. Tanpa memiliki TI yang cukup canggih, sulit bagi perusahaan untuk bersaing dengan perusahan lain. Dalam pemanfaatan TI, tentu mengandung risiko atau kegagalan yang mungkin saja terjadi di dalam perusahaan. Risikorisiko atau kegagalan-kegagalan tersebut tersebut antara lain: a) Gagalnya penerapan TI karena faktor internal dan eksternal perusahaan yang belum siap untuk mengimplementasikan TI sehingga investasi telah keluar secara percuma dan tidak dapat dikembalikan lagi.

49

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

b)

c)

Tingginya biaya pemeliharaan dan pengembangan teknologi yang harus ditanggung oleh perusahaan. Sehingga walaupun secara bisnis telah terjadi peningkatan output, membengkaknya biaya overhead pemeliharaan maupun pengembangan TI telah menyebabkan tingginya faktor input yang dibutuhkan sehingga secara langsung berdampak pada perhitungan produktifitas. Cepatnya perkembangan dan perubahan inovasi TI sehingga perusahaan harus terus meng-up date TI yang dimilikinya untuk dapat terus bersaing secara kompetitif. Padahal dalam penerapan TI perusahaan harus mengeluarkan investasi yang cukup besar.

Perusahaan harus memahami TI yang digunakan dengan tingkat keamanan yang dibangun di sekeliling database dan software secara hati-hati karena TI yang digunakan sangat rentan terhadap gangguan dari luar seperti hacker, virus dan gangguan lainnya yang merugikan perusahaan. Perusahaan yang menggunakan IT Perusahaan Amazon.com

Wesco Internasional

50

Story Berhasil melakukan efisiensi gudang hingga 40%. Dan dapat menangani tiga kali lipat dari volume yang dapat mereka tangani pada tahun 1999. Perputaran persedian gudang sebanyak 20x, melebihi gudang-gudang lain yang hanya 15x. Awalnya ketika ada ide investasi terkesan bunuh diri dan menghabiskan banyak sekali uang, ungkap Jef Bezos selaku CEO amazon Sebuah perusahaan bernilai 3.9 miliar yang berlokasi di Pittsburgh, dengan core business alat-alat pemeliharaan, perbaikan serta pengoperasian alat-alat perusahaan manufaktur. Dengan melayani lebih dari 10.000 pelanggan di seluruh dunia dan memiliki 360 kantor cabang dan 6000 karyawan. Pada awalnya perusahaan melayani order/pesanan melalui telepon, sehingga

Bab IX. Aspek Teknologi Informasi _____________________________________ pengumpulan informasi untuk pembelian dan melayani pelanggan menghabiskan 40% waktu tenaga penjualan. Untuk mengatasi hal ini Wesco Internasional mengembangkan system e-business baru untuk menghubungkan sistem pesanan pelanggan dengan sistem persediaan. Dengan sistem yang baru perusahaan dapat menghemat waktu setiap panggilan telepon sebanyak 6 menit/transaksi, dan dapat menghemat sebanyak $ 12 juta/tahun jika dapat menghemat waktu tenaga penjual sebanyak 3 jam/minggu. Hershey Foods

A. Dec Inc

Kodak Co, HP dan Amersham Biosciences

Aviall Inc

Pada awalnya gagal membangun sistem IT, akhirnya berhasil mengembangkan sistem ERP-nya (Entreprise resources planning). Setelah mengganti sistem IT perusahaannya, perusahaan berharap mampu mengotomisasi bisnisnya sehingga menjadi lebih cepat, akan tetapi mereka malah tertinggal dan kehilanggan banyak bisnis akibat pekerja yang tidak memahami sistemnya. Akhirnya dilakukan desain ulang sistem pemrosesan dan melatih para karyawannya selama 6 bulan. Menghabiskan banyak waktu dan uang untuk melakukan penelitian, membuat laporan, bahan promosi, dsb. Akhirnya meminta Eloquent Inc, untuk membuat software navigasi dan produksi inti yang memungkinkan perusahaan untuk memberikan informasi produk lengkap. Idenya mengubah sistem katalog menjadi bisnis logistik berskala penuh. Menginvestasikan $ 30 juta hingga $ 40 juta untuk membangun infrastruktur IT. Pada awalnya sistem ERP yang dibangun gagal mengotomisasi dan mengintegrasi pemrosesan pesanan, pengendalian persediaan, akuntansi keuangan dan sistem SDM. Akhirnya memperbaiki software yang ada dengan menambahkan beberapa software baru

51

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II dan membuat situs web. Saat ini situs web menyumbang sebesar 7,5% dari pendapatan ($60 juta) dan melakukan penghematan sebesar $8 dolar/transaksi jika pesanan melalui telepon. Pacific Gas and Electric Co Menghabiskan biaya sebesar $240 juta untuk mengembangkan sistem pelayanan pelanggan yang meliputi penggantian hardware, software, jasa konsultasi, dan proses uji coba. Sebelumnya para karyawan PG&E harus menunggu beberapa hari untuk memperbarui rekening pelanggan dengan mengikuti proses pekerjaan di tiap batch di-mainframe. Sumber: O’Brien, James, Introduction to information system, 12th ed, 2005

52

Bab X. Memahami Perilaku Konsumen __________________________________

BAB X MEMAHAMI PERILAKU KONSUMEN Secara sederhana, perilaku konsumen mengacu kepada perilaku yang ditunjukkan oleh individu dalam membeli dan menggunakan barang dan jasa. Studi secara sistematis mengenai konsumen telah berkembang pesat sejak dekade 1950-an. Disiplin ilmu perilaku konsumen banyak mengadaptasi dari berbagai disiplin ilmu lain. Lingkup studi perilaku konsumen meliputi sejumlah aspek krusial sebagai berikut: ♦ Siapa yang membeli produk atau jasa? (WHO) ♦ Apa yang dibeli? (WHAT) ♦ Mengapa membeli produk atau jasa tersebut? (WHY) ♦ Kapan membeli? (WHEN) ♦ Di mana membelinya? (WHERE) ♦ Bagaimana proses keputusan pembeliannya? (HOW) ♦ Berapa sering membeli dan atau menggunakan produk/jasa? (HOW OFTEN) Salah satu faktor fundamental dalam studi perilaku konsumen adalah premis bahwa "people often buy products not for what they do, but for what they mean", artinya konsumen membeli sebuah produk bukan semata-mata karena mengejar manfaat fungsionalnya, namun juga mencari makna tertentu seperti manfaat emosional (emotional benefit). Hermawan Kartajaya dalam bukunya Marketing in Venus menyebutkan bahwa emotional benefit dari pelanggan lebih menjadi nilai tambah kepada perusahaan dibanding functional benefit semata. Makna konsumsi sebuah produk bisa bermacam-macam untuk konsumen yang berbeda. Ada empat tipe makna konsumsi yang dialami konsumen, yaitu:

53

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

™ Self-concept attachment, yaitu produk membantu pembentukan identitas diri konsumen. Contohnya: pembelin parfum dan produk lain yang bermerek eksklusif. ™ Nostalgic attachment, yaitu produk bisa menghubungkan konsumen dengan kenangan masa lalunya. Contohnya; pembelian album musik lama. ™ Interdependence, di mana produk menjadi identitas sehari-hari pelanggan. Contohnya; pembelian sabun mandi. ™ Love, di mana produk membangkitkan ikatan emosional tertentu. Contohnya; Hash House Harrier.

Kenyataan menunjukkan bahwa keinginan dan tindakan konsumen kadangkala menghasilkan konsekuensi negatif terhadap diri sendiri dan atau masyarakat sekitarnya. Kondisi ini biasa diakibatkan tekanan sosial dan eksposur berlebihan yang sulit diwujudkan. Situasi-situasi negatif ini disebut "the dark side of consumer behaviour", diklasifikasikan sebagai berikut: ƒ Addictive consumption, misalnya; kecanduan internet, videogames. ƒ Compulsive consumption, misalnya; 'shopaholics', kecanduan berbelanja. ƒ Consumed consumers, misalnya; prostitusi, penjualan organ tubuh serta aktivitas-aktivitas ilegal. Terdapat berbagai macam definisi spesifik mengenai perilaku konsumen, (Tjiptono, 2005) di antaranya sebagai berikut: ƒ Perilaku konsumen (consumer behavior) adalah "aktivitasaktivitas individu dalam pencarian, pengevaluasian, pemerolehan, pengonsumsi, dan penghentian pemakaian barang dan jasa" (Craig – Lees, Joy & Browne, 1995). ƒ Perilaku konsumen adalah "studi mengenai proses-proses yang terjadi pada saat individu atau kelompok menyeleksi, membeli, menggunakan, atau menghentikan pemakaian produk, jasa, ide, atau pengalaman dalam rangka memuaskan keinginan dan hasrat tertentu" (Solomon, 1997).

54

Bab X. Memahami Perilaku Konsumen __________________________________

ƒ

ƒ

ƒ

Perilaku konsumen adalah "Perilaku yang ditunjukkan oleh konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghentikan konsumsi produk, jasa dan gagasan" (Schiffman & Kanuk, 2000). Perilaku konsumen adalah "studi mengenai individu, kelompok, organisasi dan proses-proses yang dilakukan dalam memilih, menentukan, mendapatkan, menggunakan dan menghentikan pemakaian produk, jasa, pengalaman atau ide untuk memuaskan kebutuhan serta dampak proses-proses tersebut terhadap konsumen dan masyarakat" (Hawkins, Best & Coney, 2001). Perilaku konsumen adalah "aktivitas mental dan fisik yang dilakukan oleh pelanggan rumah tangga (konsumen akhir) dan pelanggan bisnis yang menghasilkan keputusan untuk membayar, membeli, dan menggunakan produk dan jasa tertentu" (Sheth & Mittal, 2004).

Secara skematis, dimensi perilaku konsumen meliputi tiga aspek utama, yaitu; tipe, perilaku, dan peranan pelanggan. Konsumen akhir Konsumen bisnis Tipe Pelanggan

Aktivitas Mental Aktivitas Fisik Perilaku

Users Buyers Payers Peranan

Perilaku Konsumen di Indonesia Berbagai riset pasar dilakukan untuk melihat kondisi perilaku konsumen di Indonesia, survei yang dilakukan seringkali tidak akurat karena melihat data demografis yang memilah konsumen berdasarkan usia, jenis kelamin, lokasi, besar pengeluaran. Sehingga survei yang ada berfokus pada siapa (konsumen) dan apa (produk), ketimbang bagaimana dan apa yang menjadi dasar pertimbangan dalam membeli produk. Survei yang dilakukan oleh Lowe Indonesia dan lembaga Riset Prompt

55

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

pada akhir 2005 menunjukkan 8 tipikal konsumen Indonesia berdasarkan psikografis yakni confident establish (bapak baikbaik) 15,2%, the optimistic domestic goddes (ibu PKK) 13,2%, the change expectanting lad (demi teman) 10,5%, the cheerful humanist (si lembut hati) 12,1%, the introvert wallflower (si pasrah) 8,1%, the savy conqueror/cityslickers (main untuk menang) 16%, the networking pleasure seeker (gaul, glamour) 11%, the spontaneoues fun- loving (bintang panggung) 13,6%. Kerangka Analisis Perilaku Konsumen Tjiptono (2005) Proses keputusan konsumen bisa diklasifikasikan secara garis besar ke dalam tiga tahap utama, yakni; prapembelian, konsumsi, dan evaluasi purnabeli. Tahap Pra – Pembelian Identifikasi kebutuhan

Pencarian informasi

Evaluasi Alternatif

Tahap konsumsi

Tahap evaluasi

Pembelian & konsumsi

Evaluasi purnabeli

Identifikasi Kebutuhan Proses pembelian diawali ketika seseorang mendapatkan stimulasi yang mendorong pertimbangan pembelian barang atau jasa tertentu. Stimulasi berupa: ƒ Commercial cues, yaitu stimulasi berupa promosi perusahaan ƒ Social cues, adalah stimulasi dari kelompok referensi yang dijadikan panutan. Kelompok referensi diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori, yaitu:

56



Frekuensi kontak; kelompok primer dan kelompok skunder



Sifat keanggotaan; symbolic group dan membership group



Tingkat formalitas; kelompok informal dan kelompok formal



Kebebasan memilih; ascribed group dan choice group .

Bab X. Memahami Perilaku Konsumen __________________________________

Sifat Keanggotaan

Membership Group

Symbolic Group

ƒ ƒ ƒ ƒ

Frekuensi Kotak Kelompok Primer Keluarga Organisasi kerja Kelompok rohani Kelompok Persaudaraan atau ikatan alumni

ƒ Role model pribadi ƒ Orang lain yang berpengaruh ƒ Orang yang dikagumi secara diam-diam

Kelompok Sekunder ƒ Asosiasi profesional ƒ Credit unions ƒ Sukarelawan kampanye politik

ƒ Selebriti ƒ Perusahaanperusahaan yamg masuk dalam Fortune 500.

Sumber: Sheth&Mital, Consumer Behaviour, A Managerial Perspective, 2004

Sementara itu, Sheth, et al. (1991) menegaskan bahwa perilaku konsumsi setiap individu dipengaruhi oleh lima kebutuhan utama di bawah ini. 1. Kebutuhan fungsional Suatu barang/jasa bisa memuaskan kebutuhan ini melalui tujuan/kegunaan fisik atau fungsionalnya. Misalnya sabun cuci membersihkan kotoran. 2. Kebutuhan sosial Suatu barang/jasa dapat memuaskan kebutuhan sosial melalui asosiasinya dengan segmen demografi, sosioekonomis, atau etnik kultur masyarakat tertentu 3. Kebutuhan emosional Kebutuhan ini terpuaskan melalui penciptaan emosi dan perasaan yang tepat, misalnya rasa senang seseorang menerima kado. 4. Kebutuhan episdemik Yaitu kebutuhan manusia untuk mengetahui atau mempelajari suatu yang baru. Pemuasnya dapat direalisasikan dengan berbagai cara, misalnya nonton TV.

57

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

5. Kebutuhan situasional Produk-produk tertentu dapat memuaskan kebutuhan yang bersifat situasional atau tergantung pada waktu dan tempat. Misalnya, kebutuhan akan reparasi mobil darurat selama perjalanan ke luar kota. Sementara itu, keinginan merupakan hasrat akan pemuasan tertentu dari suatu kebutuhan. Keinginan lebih bersifat contexs-driven sehingga lebih mudah berubah dibandingkan kebutuhan. Orang biasa saja memiliki kebutuhan yang sama, tetapi keinginan berbeda-beda. Kehadiran dan pertumbuhan pasar electronic retailers telah menghadirkan platform ritel alternatif yang menawarkan kenyamanan, kemudahan, kecepatan, fleksibelitas, dan pelayanan. Aspek hiburan dalam dunia ritel (entertailing) mulai banyak diimplementasikan sebagai alat bersaing utama. Sehubungan dengan pentingnya aspek entertailing berbagai upaya telah dilakukan untuk memahami motif-motif hedonis yang mendorong konsumen untuk berbelanja. Studi eksploratoris kualitatif dan kuantitatif yang dilakukan Arnold & Reynolds (2003) mengidentifikasikan enam faktor motivasi belanja hedonis: 1. Adventure shopping, yaitu belanja untuk petualangan. 2. Social shopping, yaitu belanja untuk menikmati kebersamaan dan berinteraksi dengan orang lain. 3. Gratification shopping, yaitu berbelanja sebagai perlakuan khusus bagi diri sendiri. 4. Idea shopping, yaitu berbelanja untuk mengikuti tren dan inovasi baru. 5. Role shopping, kesenangan berbelanja untuk orang lain. 6. Value shopping, yaitu berbelanja untuk mendapatkan harga khusus.

58

Bab X. Memahami Perilaku Konsumen __________________________________

Motivasi Berbelanja Hedonis, menurut Arnold & Reynolds (2003), yaitu: No

TIPE ƒ ƒ

1

Adventure Shopping ƒ

2

Grafication Shopping

3

Role Shopping

4

Value Shopping

5

Social Shopping

6

Idea Shopping

ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ

ITEM/SKALA PENGUKURAN berbelanja bagaikan berpetualang berbelanja dapat membangkitkan semangat berbelanja membuat diri menjadi diri-sendiri berbelanja sesuai mood berbelanja untuk mengobati stres berbelanja untuk memanjakan diri berbelanja agar orang lain bahagia berbelanja untuk teman & keluarga berbelanja untuk mencari kado berbelanja ketika ada diskon berbelanja dengan tawar-menawar berbelanja dengan teman atau keluarga berbelanja untuk ‘gaul’ berbelanja dengan orang lain dapat mengeratkan ikatan persahabatan berbelanja untuk mengikuti trend berbelanja untuk melihat fashion terbaru

Pencarian Informasi Pencarian informasi bisa dilakukan secara pasif maupun proaktif. Dalam pencarian internaf (pasif), konsumen mengakses dan mengandalkan memorinya berkenaan dengan informasiinformasi relevan menyangkut produk atau jasa yang akan dibeli. Sedangkan dalam pencarian eksternal (proaktif), konsumen mengumpulkan informasi-informasi baru melalui sumber-sumber lain selain pengalaman sendiri.

Berdasarkan karakteristik personal versus impersonal dan independensinya, sumber informasi bisa dikelompokkan sebagai berikut:

59

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

™ Impersonal advocate sources, meliputi iklan media cetak dan media elektronik. ™ Impersonal independent sources, terdiri dari informasiinformasi pada artikel dan broadcast programming. ™ Personal advocate sources, yaitu informasi dari wiraniaga. ™ Personal independent sources, berupa informasi yang didapatkan dari teman dan saudara.

Ditilik dari pihak yang mengendalikannya, sumber informasi diklasifikasikan sebagai berikut: ™ Consumer dominated sources, yaitu informasi interpersonal yang didominasi pelanggan dan berada di luar kendali pasar. ™ Marketer dominated sources, yaitu sumber informasi yang bisa dikendalikan pemasar. ™ Neutral sources, yaitu sumber informasi yang berada di luar kendali pemasar dan konsumen. Sheth & Mittal (2004) mengelompokkan sumber informasi ke dalam dua jenis, yaitu sumber pemasar dan sumber nonpemasar. Sedangkan Murray (1991) mengelompokkan sumber-sumber informasi ke dalam tujuh kategori, yakni; impersonal advocate sources, impersonal independent sources, personal independent sources, personal advocate sources, observasi langsung, pengalaman pribadi dan outright purchase sources. Berdasarkan penelitian Murray konsumen yang membeli jasa cenderung bersifat: ƒ Memiliki preferensi yang lebih rendah untuk melakukan outright purschase. ƒ Lebih mengutamakan dan mengandalkan sumber informasi personal. ƒ Meyakini bahwa personal independent sources lebih efektif. ƒ Lebih mempercayai sumber-sumber personal. ƒ Tidak terlalu mengandalkan observasi dan/atau product trial. ƒ Lebih mengutamakan sumber internal manakala konsumen bersangkutan berpengalaman dalam kategori produk.

60

Bab X. Memahami Perilaku Konsumen __________________________________

Awareness Set (Semua Merek yang diminati)

Evoked Set (Merek-merek yang diingat)

Merek-merek yang TIDAK diingat

Consideration Set (Merek-merek yang dipertimbangkan untuk dibeli)

Merek-merek yang TIDAK dipertimbangkan untuk dibeli

Gambar Pencarian Informasi Awareness Set, Evoked Set, dan Consideration Set Sumber: Tjitono, Pemasaran Jasa, 2005

Evoked set pada jasa cenderung lebih sedikit daripada barang. Ada 3 penyebabnya: 1. Adanya perbedaan retailing pada jasa dan barang. 2. Jarangnya dijumpai beberapa perusahaan jasa homogen yang menjual jasa di lokasi yang sama. 3. Evoked set jasa yang lebih sedikit karena sulitnya mendapatkan informasi prapembelian yang memadai tentang jasa.

Peter & Donnely (2003), mengelompokkan sumber informasi bagi pelanggan ke dalam lima kategori, yaitu: 1. Sumber internal, berupa pengalaman sebelumnya dalam menangani kebutuhan serupa. 2. Sumber kelompok, yaitu pihak-pihak relevan lain (seperti teman, keluarga, tetangga, dan rekan kerja) yang diyakini konsumen memiliki keahlian khusus dalam keputusan pembelian terkait. 3. Sumber pemasaran, berupa iklan, wiraniaga, dealer, kemasan, dan pajangan.

61

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

4. Sumber publik, meliputi publisitas (seperti artikel koran tentang produk) dan pemeringkatan independen terhadap produk, contohnya laporan hasil riset produk dan Warta Konsumen. 5. Sumber eksperiensial, yaitu menangani, menilai, dan mungkin pula mencoba produk atau jasa sewaktu berbelanja. Secara garis besar, strategi pencarian informasi meliputi beberapa hal sebagai berikut: ™ Mencari lebih banyak informasi, khususnya dari sumber personal terpercaya. ™ Mengandalkan reputasi perusahaan jasa. ™ Mencari garansi dan jaminan. ™ Bertanya pada karyawan jasa mengenai jasa-jasa alternatif. ™ Mencari peluang untuk mencoba jasa sebelum pembelian, ™ Menggunakan internet untuk mencari informasi. ™ Setia pada jasa saat ini, karena lebih familiar dengan kinerjanya. ™ Mencari tangible cues atau bukti fisik lainnya sebagai sarana untuk menilai kualitas jasa dan menekan persepsi terhadap risiko jasa. Dalam pembelian jasa, konsumen biasanya lebih mengandalkan sumber personal. Konsumen jasa cenderung mempersepsikan tingkat risiko yang lebih besar, karena didasarkan pada penilaian kemungkinan terjadinya hasil-hasil negatif. Ada beberapa kategori risiko yang mempengaruhi penilaian dan keputusan konsumen, yaitu; „ Risiko finansial, risiko kerugian moneter. „ Risiko fungsional (risiko kinerja), ketidakpastian menyangkut hasil kinerja jasa dalam memenuhi ekspektasi pelanggan dan/atau janji penyedia jasa. „ Risiko fisik, kemungkinan terjadinya kerusakan atau bahaya fisik pada konsumen atau barang miliknya.

62

Bab X. Memahami Perilaku Konsumen __________________________________

„ Risiko psikologis, risiko bahwa jasa yang dibeli tidak sesuai dengan konsep diri konsumen.

„ Risiko sensoris, dampak negatif jasa terhadap pancaindera. „ Risiko sosial, kekhawatiran akan pendapat dan reaksi „ „

negatif orang lain. Risiko temporal, risiko pemborosan waktu dan konsekuensinya. Risiko keusangan, risiko produk atau jasa yang dibeli akan digantikan substitusi yang lebih baru dan superior.

Evaluasi Alternatif Setelah terkumpul alternatif solusi kemudian konsumen mengevaluasi dan menyeleksi untuk menentukan pilihan akhir. Model multiatribut sangat populer digunakan oleh peneliti perilaku konsumen. Menurut model ini menggunakan sejumlah atribut penting untuk referensi mengevaluasi jasa. Atribut-atribut itu mencerminkan berbagai aspek relevan dalam pengalaman jasa spesifik.

63

64

Information Sources

Perceptual Distortion

Active Search Expectations

Background of Individuals

Industrial Buying Process

Product and Company Specific Factor

Joint Decisions

Autonomous Decisions

Model Perilaku Konsumen Industri dari Sheth

Satisfaction

Conflict Resolution

Supplier or Brand Choice

Situation Factors

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

Information Sources

Perceptual Distortion

Active Search Expectations

Background of Individuals

Industrial Buying Process

Product and Company Specific Factor

Joint Decisions

Autonomous Decisions

Model Perilaku Konsumen Industri dari Sheth

Satisfaction

Conflict Resolution

Supplier or Brand Choice

Situation Factors

Bab X. Memahami Perilaku Konsumen __________________________________

65

66

Externel Search

Other

Marketer Dominatio

Stimuli

Input

Dissonance

R

Yielding/ Acceptance

Y

O

Comprehension

Retention

E

M

Attention

Exposure

Imformation Processing

Outcomes

Choice

Alternative Evaluation

Search

Problem Recognitio

Decision Process

Intention

Attitude

Beliefs

Decision Process Variables

Satisfaction

Model Perilaku dari Engel, Kollat, dan Blackwell

Normative compliance and informational imfluence

Livestyle

Evaluative Criteria

Motives

Reference Group/family

Reference Group/family

Cultural norms and values

External Influence

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

Stimuli

Need Recognition Tension

Person Factors

Mediational Center

Motivation

Sosial Factors

Model Perilaku Konsumen dari Kerby

Habit

Action Evaluation

Satisfier Evaluation

Purposive Action

Bab X. Memahami Perilaku Konsumen __________________________________

67

68

Firm’s Attributes

Message Exposure

Field 1

Field 4

Consumer’s Attributes

Field 4

Attitude

Field 2

Feedback

Search and Evaluation

Moden Prilaku Konsumen dari Nicosia

Experiance

Motivation

Decision (Action)

Field 3

Purchasing Behavior

Purchasing Behavior

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

Firm’s Attributes

Message Exposure

Field 1

Field 4

Consumer’s Attributes

Field 4

Attitude

Field 2

Feedback

Search and Evaluation

Moden Prilaku Konsumen dari Nicosia

Experiance

Motivation

Decision (Action)

Field 3

Purchasing Behavior

Purchasing Behavior

Bab X. Memahami Perilaku Konsumen __________________________________

69

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

Lima Tipe Konsumen Pria Pria bisa saja merasa terwakili atau model standar ini. Tapi, seabad setelah konsumen wanita, ternyata sudah terlambat membagi-bagi pasar pria. Apapun sah asal kotak di metro dan retro. Metroseksual

Maturiteen

Pria Modern

70

tidak dalam modelpemasar membidik bagi mereka untuk tak hanya terkotak-

Meski banyak yang bilang tipe ini sudah mati, pria kota kaya berumur 20 sampai 50 tahun ini jelas berbelanja, bahkan lebih dari sekedar membeli. Mereka tak hanya mencari barang yang diperlukan, tapi mengisi konsumerismenya dengan makna, kualitas, dan keindahan yang lebih dalam. Misalnya mereka memandang sandal selop sebagai karya seni, perawatan tubuh/salon bukan hal yang tabu/memalukan dsb., penampilan menjadi ciri khas mereka. Berkat metroseksual, pemasaran untuk pria tak akan sama lagi. Remaja pria ini lebih pintar, bertanggung jawab, matang, dan pragmatis dibanding remaja pria pada generasi sebelumnya. Pengamat budaya berpendapat kepercayaan diri mereka tumbuh berkat orang tua generasi baby boomer yang memperlakukan anak-anak layaknya teman. Lantaran akrab dengan teknologi, mereka sangat terampil dengan riset online dan kerap bersikap seperti konsultan belanja di rumah. Mereka tak pernah lepas dari internet. Aktivitas para remaja ini pun membuat mereka punya pandangan radikal. Perusahaan yang punya merek seperti Adidas, Sony dan unilever terbukti sukses menuruti kemauan remaja-remaja ini. Tak masuk ke retro ataupun metro, mereka ada di tengah. Para pria ini adalah konsumen matang usia 20-an dan 30-an tahun, pembeli yang lebih besar daripada generasi sebelumnya tapi juga gemar olah raga. Mereka merasa nyaman dengan perempuan tapi tak menganggap belanja dengan wanita itu menyenangkan. Anggap saja begini:

Bab X. Memahami Perilaku Konsumen __________________________________

Sang Ayah

Retroseksual

pelembab dan gel rambut masih bisa diterima: tapi manicure rasanya agak berlebihan. Adakah tipe pria lain yang terabaikan selain mereka? Begitu pria menikah dan punya anak, mereka berhenti belanja. Sekalinya belanja, mereka paling-paling mereka menjadi seperti ayah yang meminta saran anaknya untuk tampil keren. Tapi para pria ini cenderung sedang berada dalam tahun-tahun puncak pendapatan. Plus, mereka sering terlihat sedang mendorong kereta bayi dan membeli popok, seperti halnya para ibu. Jika metroseksual mendukung etos wanita, retroseksual justru menentang. Para tradisionalis ini telah menjalani kekacauan kultur dan konsumerisme yang sama dengan pria modern dan metroseksual, tapi retro menolak feminisme dan dengan senang hati menikmati perilaku para tradisional. Ia merindukan bagaimana segala sesuatu dilakukan pada masa lalu.

Sumber: Business Week, 13 September 2006, Hal. 42-43, diolah

71

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II 8 Tipe Perilaku Kosumen di Indonesia SEGMEN ESTABILISHED (ORANG ALIM) 15,2%

BUILDING BLOCK DESIRES - Gold: mencukupi kebutuhan keluarga - Glory: punya reputasi yang baik - Group: diterima di masyarakat

DEMOGRAFI

KARAKTERISTIK

- Umumnya laki-laki - Urban - SES Tinggi - Berpendidikan Tinggi

- Ramah dan menyukai keharmonisan - Senang jika dapat menolong orang lain - Konservatif dan normatif - Menghargai dan bertanggung jawab - Umumnya sangat percaya diri dan merasa berada pada jalur yang benar sesuai dengan yang mereka inginkan.

THE OPTIMISTIC FAMILY PERSON 13,5%

- Gold: menyadari pentingnya materi tidak hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan keluarga - Glory: berada pada tempat yang tepat - Group: keluarga adalah segalanya

- Umumnya wanita - Rural - Usia matang - SES rendah

- Realistis, dan kekeluargaan - Memasak sebagai hobi tidak hanya sebagai satu kewajiban. - Hidupnya hanya untuk keluarga dan orang sekitarnya - Di waktu senggang, kelompok ini melakukan tidur siang, mengunjungi keluarga, berekreasi bersama keluarga, window shopping dan menyukai iklan.

THE CHANGEEXPECTING LAND (ANAK NONGKRONG), 10,5%

- Gold: materi hanya alat untuk mempertahankan hidup - Glory: diterima dan dicintai oleh teman-temannya

- Umumnya laki-laki - Urban - Usia muda - SES rendah

Hidupnya berorientasi pada teman-temannya (kelompoknya) All is one and one is all. (Teman adalah segala-galanya). - Tidak terlalu optimis

72

Bab X. Memahami Perilaku Konsumen __________________________________ - Group: temanteman adalah motivasi hidup

CHEERFUL HUMANIST (LEMBUT HATI), 12,1%

- Gold: Tidak mementingkan materi - Glory: Berguna bagi orang lain - Group: Berbagi kasih sayang

- Umumnya perempuan - Rural - Usia matang - SES rendah - Berpendidikan rendah

INTROVERMENT WALLFLOWER (PASRAH), 8,1%

- Gold: skeptis, cenderung menerima apa adanya (nrimo) - Glory: berguna bagi orang lain - Group: mempunyai loyalitas tinggi pada kerabatnya

- Perempuan - Rural - Usia matang - SES rendah - Perpendidikan rendah

akan masa depan namun mengharapkan perubahan - Suka menonton TV, mendengarkan musik dan mengamati iklan. - Cenderung tidak suka menjadi pusat perhatian walaupun diterima di lingkungannya. - Menyukai lingkungan yang damai dan penuh harmoni - Perhatian dan berempati pada lingkungan dan orang-orang di sekitarnya - Kelompok ini tidak terlalu suka memperhatikan iklan. - Tidak menginginkan banyak hal dalam hidupnya - Umumnya introvert, memiliki sedikit teman, tapi sangat loyal. - Bijaksana, rendah hati dan pekerja keras. - Tidak terlalu optimis akan masa depan mereka. - Memasak dan berkebun menjadi hobi mereka, selain gemar menonton TV, mendengarkan musik dan religius.

73

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II THE SAVVY CONQUEROR/CITY SLICKERS (MAIN UNTUK MENANG

- Gold: dimanja oleh materi dan barang-barang yang dipunyai - Glory: suka disanjung dan dipuja - Group: supel dan penuh energi

- Umumnya laki-laki - Urban (jakarta+) - Usia matang - SES tinggi - Berpendidikan tinggi

THE NETWORKING PLEASURE SEEKER (GAULGLAM), 11%

- Gold: materi modal kebahagiaan - Glory: sangat diterima oleh lingkungan pergaulannya] - Group: relasi dan kerabatnya adalah pendukung kesuksesan

- Umumnya perempuan - Urban (Jakarta+) - Usia matang - SES tinggi - Berpendidikan tinggi

- Tujuan hidupnya adalah kejayaan dan kemakmuran - Mereka menyenangi kompetisi dan senang dikagumi orang lain. - Cenderung dominan dalam pergaulan. - Menyenangi tindakan spontan dan menantang - Suka fashion, traveling, iklan dan politik serta pandai terkadang berfilosofi. - Penikmat makanan di luar rumah, - Sangat memuja materi dan ingin bisa tampil dalam majalah - Mereka kerap tampil di berbagai acara informal untuk menambah dan membina networking. - Berteman adalah investasi - Mengikuti setiap perkembangan fashion dan iklan - Hidup seperti bintang, suka bergaul, pamer, pesta dan kumpulkumpul - Menyukai hal-hal baru yang sedang menjadi tren seperti fashion, gadget dan hal-hal baru lainnya kelompok ini sangat menikmati hidup

- Umumnya - Gold: materi laki-laki sebagai alat - Urban untuk memenuhi - Usia matang tuntutan gaya - SES tinggi hidup - Glory: suka disanjung dan dipuja - Group: kelompoknya menjadi alat untuk mencapai kepopuleran Sumber: Hasil Riset LOWE, SWA 06/XXI/17-30 Maret 2005, Hal. 33, diolah THE SPONTANEOUS FUNLOVING (BINTANG PANGGUNG) 13,6%

74

Bab X. Memahami Perilaku Konsumen __________________________________ Model Perilaku Konsumen Remaja di Indonesia Lima segmen psikografis remaja Indonesia Segmen Aspirational 24%

Demografi - Merata dari segmen A, B, dan C - Merata ada di semua kota usia 15-24 tahun - Kebanyakan Perempuan - Pelajar sekolah menengah atau mahasiswa, bekerja dan sebagian kecil tidak bekerja

-

-

-

-

Conformist 21%

- SES A dan B - Sebagian besar ada di Jakarta dan Surabaya - Usia 15-24 tahun - Kebanyakan laki-laki - Pelajar sekolah menengah atau mahasiswa

-

-

Conservative 19%

- Sebagian besar berasal dari SES C1 - Paling banyak ditemui di Medan dan paling sedikit di Jakarta - Usia 15-17 tahun - Sebagian besar perempuan - Merata antara pelajar,

-

-

Karakteristik Mereka senang bergaul dan menjadi bagian dari atau kelompok Gaya hidup dan kegiatan sehariharinya sangat gaul Kelompok ini senang menghabiskan waktu untuk traveling Berpenampilan menarik, ingin berada pada tempat yang tepat sehingga uang merupakan hal penting dalam hidupnya. Sebagian besar uang saku mereka digunakan untuk memperindah penampilan seperti membeli pakaian, kosmetik, dan aksesoris Kelompok ini senang berbelanja di mall-mall atau supermarket Sifatnya cenderung cuek Kelompok yang bergaul cukup dekat dengan lawan jenisnya Senang makan permen Mereka lebih senang menonton film terbaru di bioskop dibandingkan makan di luar Mereka merasa cukup puas dan bahagia dengan pekerjaan dan kegiatannya sekarang. Kelompok yang menganggap pendapat masyarakat adalah hal yang penting Perhatian dan suka berbagi Golongan yang cenderung introvert dan selalu mencari pendapat orang lain/pendapat umum sebelum mengambil keputusan

75

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II mahasiswa, sudah bekerja dan belum bekerja

- Masih menjunjung nilai-nilai kekeluargaan dibandingkan karier dan keuangan - Mereka lebih suka menyimpan uangnya di bank atau memberikan pada orang tua Nesters, - Sebagian besar dari SES - Mereka belum begitu mengenal 19% B dan C1 dunia luar sehingga lebih sering - Paling banyak ditemui di berkumpul bersama keluarga Bandung dan Medan atau menonton TV. - Usia 15-24 tahun - Kelompok yang sangat dekat - Kebanyakan perempuan dengan keluarga. - Rata-rata merupakan - Mereka sangat jarang hang out pelajar sekolah bersama teman-teman. menengah atau tidak - Karier dan pekerjaan bagi bekerja (unemployed) mereka tidak terlalu penting dibandingkan hubungan dengan keluarga. - Mereka lebih suka menabung di rumah dari pada di bank - Individu seperti ini, sulit ditemui di bioskop Funkters, - Rata-rata dari keluarga - Kelompok yang cenderung 17% SES A ekstrovert - Hidup di kota besar - Bagi mereka gaya hidup lebih (Sebagian basar berada penting daripada rutinitas Jakarta dan Bandung) pekerjaan sehari-hari - Rata-rata berusia 18-24 - Mereka senang berbelanja atau tahun berada di mall-mall dan pusat - Kebanyakan laki-laki perbelanjaan - Rata-rata berstatus - Mereka sering makan di restoran mahasiswa atau tidak dan merokok bekerja (unemployed) - Rekening teleponnya terhitung cukup besar - Jika tidak sedang berkumpul dengan teman-temannya, mereka memilih surfing di internet - Suka menjadi trend center dan berpenampilan sporty. Sumber: Hasil Riset Synovate Research Reinvented, SWA 06/XXI/17-30 Maret 2005, Hal. 58

76

Bab X. Memahami Perilaku Konsumen __________________________________ FACES OF CINA SEGMEN LOBOS (LITTLE BOURGEOISIE), 8,3%

QUIET ACHIEVERS 5,6%

FEN QING STRUGGLERS 16,3%

KARAKTERISTIK . Kalangan muda, hedonis dan berani tampil beda . Percaya bahwa suatu hari mereka akan menjadi orang kaya (mereka memang berasal dari keluarga dengan pendapatan melebihi rata-rata pendapatan penduduk urban di Cina . Percaya bahwa keterbukaan merupakan suatu kunci sukses Cina (termasuk diri mereka sendiri) . Golongan dewasa berpengalaman yang menikmati keuntungan dari perubahan ekonomi dan keterbukaan di Cina . Cukup optimis tapi tetap punya sedikit kekhawatiran akan adanya perubahan nilai tradisional keluarga . Selalu mendengarkan pendapat orang lain sebelum memutuskan sesuatu . Kelompok yang merasa tersisih, relatif muda namun berharap masa depan akan cerah . Mereka terbiasa dengan kehidupan yang keras, sehingga mencari ketenangan melalui dunia maya di warnetwarnet murah . Senang mencari sesuatu yang baru, mengasyikan dan tidak takut tampil beda, namun keterbatasan income membatasi ekspresi diri mereka . Ada rasa frustasi karena keadaan ekonomi keluarga yang pas-pasan.

BRAND INSIGHT . Merek yang membuat mereka merasa mampu meraih puncak . Merek-merek internasional yang bergengsi . Merek yang mengidentifikasikan New Modern China dan menolak Old China . Merek yang nilai barang dan mutunya baik . Mereka juga mempertimbangkan merek internasional yang memiliki fungsi dan kualitas yang jelas . Merek yang dapat diterima orang banyak . Merek-merek berciri underground . Merek-merek murah meriah . Tertarik dengan gadget dan gimmick promosi dengan loyalitas rendah

77

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II MISSED OUT 26%

YOUNG HOPEFULS 4,1%

SUB URBAN SPECTATORS 15,6%

78

. Golongan menengah bawah yang secara ekonomi stabil, namun merasa bingung dan tersisisih karena perubahan di Cina yang cukup dramatis . Kelompok ini sangat mengkhawatirkan nilai-nilai tradisional keluarga akan hilang seiring dengan perubahan yang begitu cepat . Mereka lebih merasa khawatir daripada optimis terhadap perubahan yang akan terjadi . Mereka memegang teguh tradisi keluarga dan mencari kestabilan ekonomi . Secara ekonomi dan psikologis kelompok ini berada di antara segmen Lobos dan Feng Qing Struggles . Kelompok pekerja urban/kelas bawah kerah putih yang melihat hidup dengan positif dan realistis . Merasa tertekan oleh tuntutan kebutuhan keluarga dan kehidupan modern. Namun mereka yakin bisa mencapai ‘sesuatu’ dan tingkat pendapatan menengahnya membantu keyakinan tersebut . Menikmati setiap perubahan dan perkembangan Cina, walaupun tidak aktif di dalam nya . Mereka setengah baya, merasa nyaman dengan kehidupan sekarang dan terus bercita-cita untuk memperoleh kemajuan . Mereka merasa menjadi bagian dari perubahan Cina dan perubahan tersebut membuat gaya hidupnya terus meningkat tanpa harus meningkatkan

. Merek-merek yang memberikan kenyamanan, bersifat tradisional dan terasa akrab . Agak sulit bergantiganti merek, kecuali jika merek tersebut sudah benar-benar diterima masyarakat . Kebutuhan seharihari dengan merekmerek lokal . Merek-merek yang terjangkau, aspiratif dan ‘gaul’ . Merek yang berjiwa muda dan simple pleasure . Merek yang mampu mengangkat tali kekeluargaan dan kemakmuran di masa depan

. Merek-merek internasional tapi yang tidak terlalu mahal; . Merek yang bisa membuat mereka merasakan kehidupan yang lebih baik dengan harga yang tidak mahal . Merek yang bisa mengikat tali

Bab X. Memahami Perilaku Konsumen __________________________________ kekeluargaan dan income . Ketika berkeinginan untuk kemakmuran di ‘berperan’ mereka baru masa depan menyadari bahwa playing days mereka sudah habis . Golongan yang menikmati . Merek yang SELF-MADE booming-nya ekonomi Cina menunjukkan EMPERORS . Bisa disebut OKB (Orang Kaya bahwa mereka & EMPRESSES 4,9% Baru) yang cenderung suka mampu . Merek yang makin memamerkan kekayaannya . Senang dengan barang-barang mahal baik . Barang-barang bermerek Internasional . Sebagian besar terdiri atas yang bisa pengusaha dan profesional menaikkan status dengan usia 30 hingga 50 mereka tahun, golongan inilah yang menjadi keinginan segmen Lobos . Perpaduan antara kelompok . Merek-merek yang BRIGHT COLLAR blue collar dan gold collar (self memiliki nilai TRADITIONALIST 4,6% – made empepors) tradisional Cina . Mereka adalah keluarga yang . Membeli barang menjalankan bisnis skala kecil yang terbaik untuk menengah keluarga (tapi . Mereka tidak suka bukan untuk memamerkan kekayaan dan dipamerkan) tidak suka menonjolkan diri . Kelompok yang suka bekerja keras dan berinvestasi demi anak cucu di masa mendatang. . Golongan ini merasa tidak . Barang-barang RESIGNED punya harapan dan rencana komoditas URBAN . Merek-merek lokal POOR 14,6% yang jelas dalam hidup mereka . Mereka adalah para pensiunan yang tua, familiar atau pekerja yang di PHK dan dan murah manggantungkan masa depan kepada anak cucu . Mereka hanya memikirkan bagaimana bertahan hidup setiap harinya. Sumber: Hasil Riset LOWE, SWA 06/XXI/17-30 Maret 2005, Hal. 52, diolah

79

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

BAB XI ANALISIS INDUSTRI DAN PERSAINGAN 11.1. Analisis Situasi untuk Pembuatan Strategi Analisis situasi bertujuan untuk mempertimbangkan keadaan baik situasi internal perusahaan maupun lingkungan eksternal, yang langsung mempengaruhi peluang dan pilihan strategi. Analisis industri dan persaingan menekankan pada pengaruh lingkungan eksternal sedangkan analisis situasi perusahaan berdasarkan pada pengaruh lingkungan internal. Termasuk dalam lingkungan eksternal adalah faktor-faktor yang lebih luas di luar perusahaan seperti situasi politik, hukum, sosial, ekonomi, kependudukan, dan lain-lain. Sedangkan yang tergolong lingkungan internal adalah faktor-faktor yang lebih sempit dan dekat dengan perusahaan seperti faktor internal perusahaan, pesaing, supplier, distributor, konsumen, dan lain-lain. Industri merupakan suatu kelompok usaha, di mana produknya mempunyai kesamaan atribut dan bersaing untuk pembeli yang sama.

Gbr 11.1. Analisis Pembuatan Strategi Sumber: Thompson Jr, Strickland and Gamble, 2005, Crafting and Executing Strategy, Concept & Cases, Mc Graw-Hill International Edition, New York

80

Bab XI. Analisis Industri dan Persaingan _________________________________

Menurut pendapat Certo dan Peter, maka ada tiga peran utama dalam analisis lingkungan yakni: 1. Policy-Oriented Role Peran yang dimaksud di sini adalah peran analisis yang berorientasi pada kebijakan manajemen tingkatan atas dan bartujuan untuk memperbaiki kinerja organisasi dengan memberikan informasi bagi manajemen tingkat atas tentang kecenderungan utama yang muncul dalam lingkungan. 2. Integrated Strategic Planning Role Peran ini bartujuan untuk memperbaiki kinerja organisasi dengan membuat manajemen tingkat atas dan manajer divisi menyadari segala isu yang terjadi di lingkungan perusahaan yang memiliki implikasi langsung pada proses perencanaan. 3. Function-Orinted Role Peran ini bertujuan untuk memperbaiki kinerja organisasi dengan menyediakan informasi lingkungan yang memberi perhatian pada efektivitas kinerja fungsi organisasi tertentu.

11.2. Struktur Lingkungan Secara umum, lingkungan organisasi dapat dikategorikan ke dalam 2 bagian,yaitu: 11.2.1. Lingkungan Eksternal Tingkatan eksternal terdiri dari lingkungan umum dan industri, berikut perinciannya: 1. Lingkungan Umum Lingkungan umum adalah suatu lingkungan dalam lingkungan eksternal organisasi yang menyusun faktor-faktor yang memiliki ruang lingkup luas dan faktor-faktor tersebut pada dasarnya di luar dan terlepas dari operasi perusahaan. Faktorfaktor tersebut di antaranya: a) Faktor Ekonomi Faktor ekonomi mengacu kepada sifat, cara dan arah dari perekonomian di mana suatu perusahaan akan atau sedang berkompetisi. Indikator dari kesehatan perekonomian suatu negara antara lain adalah tingkat inflasi, tingkat suku bunga, defisit atau

81

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

surplus perdagangan, tingkat tabungan pribadi dan bisnis, serta produk domestik bruto. Misalnya dalam APBN 2007, pemerintah mengasumsikan pertumbuhan akan mencapai 6,3%, pertanyannya apakah cukup realistis? Karena tingkat pertumbuhan ekonomi banyak yang mempengaruhi misalnya pertumbuhan tiap sektor ekonomi, dari tiap sektor akan terlihat mana yang paling menarik. Salah satu pertimbangan investor akan menanamkan investasinya jika sektor (industri) yang akan dimasukinya akan mengalami perkembangan atau pertumbuhan. Jika sektor tersebut menurun apakah ada pemberian insentif fiskal atau tidak. b) Faktor Sosial Faktor-faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan mencakup keyakinan, nilai, sikap, opini yang berkembang, dan gaya hidup dari orang-orang di lingkungan di mana perusahaan beroperasi. c) Faktor Politik dan Hukum Faktor politik dan hukum mendefinisikan parameterparameter hukum dan bagaimana pengaturan perusahaan harus beroperasi. Beberapa tindakan politik dan hukum juga didesain untuk memberi manfaat dan melindungi perusahaan. Di dalam bisnis kepastian hukum menjadi salah satu faktor yang paling penting bagi pengusaha dalam menjalankan bisnisnya. d) Faktor Teknologi Faktor teknologi dalam lingkungan umum untuk merefleksikan kesempatan dan ancaman bagi perusahaan. Kemajuan teknologi secara dramatis telah mengubah produk, jasa, pasar, pemasok, distributor, pesaing, pelanggan, proses persaingan. e) Faktor Demografi Faktor demografi ini adalah ukuran populasi, percampuran etnis serta distribusi pendapatan. Perusahaan harus menganalisis

82

Bab XI. Analisis Industri dan Persaingan _________________________________

perubahan faktor ini dalam konteks yang global, bukan hanya secara domestik. 2. Lingkungan Industri Lingkungan industi adalah tingkatan dari lingkungan eksternal organisasi yang menghasilkan komponen-komponen yang secara normal memiliki implikasi yang relatif lebih spesifik dan langsung terhadap operasionalisasi perusahaan.

Lima kekuatan persaingan masuknya pendatang baru, ancaman produk pengganti, kekuatan tawar-menawar pembeli, kekuatan tawar-menawar pemasok, serta persaingan konvensional di antara para pesaing yang ada – merefleksikan kenyataan bahwa persaingan dalam suatu industri tidak hanya terbatas pada pemain konvensianal yang ada. Pelanggan, pemasok, produk pengganti, serta pendatang baru potensial semuanya merupakan ‘pesaing’ bagi perusahaan-perusahaan dalam industri. Persaingan dalam arti yang lebih luas ini dapat disebut sebagai extended rivalry, sebuah pengertian persaingan yang diperluas. Kelima kekuatan persaingan di atas secara bersama-sama menentukan intensitas persaingan dan kemampuan laba dalam industri, dan kekuatan yang paling besar akan sangat menentukan serta menjadi sesuatu yang sangat penting dari sudut pandang perumusan strategi.

83

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

Gbr 11.2. Five Forces, Model of Competition Sumber: Thompson Jr, Strickland and Gamble, 2005, Crafting and Executing Strategy, Concept & Cases, Mc Graw-Hill International Edition, New York

a) Ancaman Masuknya Pendatang Baru Pendatang baru dalam industri biasanya dapat mengancam pesaing yang ada. Karena pendatang baru seringkali membawa kapasitas baru, keinginan untuk merebut pangsa pasar, serta seringkali pula memiliki sumber daya yang besar. Beberapa hambatan untuk memasuki industri adalah: 1. Skala Ekonomi (Economies of Scale) Skala ekonomi adalah bertambahnya jumlah barang yang diproduksi dalam suatu periode sehingga mengakibatkan biaya produksi per unit menjadi turun. Hal ini memaksa pendatang baru untuk masuk pada skala besar dan mengambil risiko menghadapi reaksi yang keras dari pesaing yang ada atau masuk dengan skala kecil dengan konsekuensi akan beroperasi dengan tingkat biaya yang tidak menguntungkan.

84

Bab XI. Analisis Industri dan Persaingan _________________________________

2. Diferensiasi Produk (Product Differentiation) Diferensasi produk artinya perusahaan tertentu mempunyai identifikasi merek dan loyalitas pelanggan, yang disebabkan oleh periklanan, pelayanan pelanggaran, perbedaan produk di masa lampau, atau sekedar merupakan perusahaan pertama yang memasuki industri. Diferensiasi menciptakan hambatan masuk dengan memaksa pendatang baru mengeluarkan biaya yang besar untuk mengatasi kesetiaan pelanggan yang ada. 3. Persyaratan Modal (Capital Requirement) Modal yang besar menjadi salah satu hambatan yang masuk, khususnya apabila modal yang diperlukan untuk pengeluaran tidak dapat diterima kembali. 4. Biaya Peralihan Pemasok (Switching Cost) Biaya peralihan pemasok yaitu biaya yang harus dikeluarkan pembeli bilamana berpindah dari produk pemasok tertentu ke produk pemasok lainnya. Jika biaya peralihan tinggi, maka pendatang baru harus menawarkan penyempurnaan yang besar dalam biaya atau prestasi agar pembeli mau beralih dari pemasok lama. 5. Akses ke Saluran Distribusi Bilamana saluran distribusi untuk produk tersebut telah ditangani oleh perusahaan yang sudah mapan, perusahan baru harus membujuk saluran tersebut agar menerima produknya melalui cara-cara penurunan harga, kerjasama periklanan dan sebagainya yang tentu saja berimplikasi terhadap turunnya laba, hal ini termasuk hambatan masuk. 6. Kebijakan Pemerintah Pemerintah dapat membatasi atau bahkan menutup masuknya industri dengan melakukan pengendalian dan pengawasan.

85

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

Persaingan tidak hanya terjadi antarperusahaan yang sejenis, tetapi lebih jauh persaingan muncul dengan banyaknya para pendatang baru, para pengusaha barang substitusi, daya tawar supplier dan dengan para pembeli. Persaingan yang paling sengit biasanya terjadi antar perusahaan yang sejenis (rival). Masing-masing perusahaan ingin memenangkan persaingan dan memperoleh posisi pasar yang lebih kuat. Alat-alat persaingan yang dipakai menyangkut harga, kualitas, bentuk, pelayanan, garansi, periklanan, distribusi, inovasi, dan lain-lain. Pendatang baru/pesaing baru masuk ke pasar dengan membawa produk baru. Mereka ingin merebut pasar yang sudah ada. Berhasil tidaknya pendatang baru masuk pasar, tergantung juga dari kesulitan masuk (entry barrier) dan reaksi dari pemain lama. Persaingan juga muncul dari barang-barang substitusi (substitute product). Apalagi barang ini dapat menggantikan dengan lebih baik, seperti contohnya mesin tik dengan komputer, kompor sumbu dengan kompor gas, dan lainlain. Persaingan dari supplier dan buyer dapat berupa pengaruh dan kekuatan tawar-menawar (bargaining power). b) Tingkat Rivalitas di Antara Para Pesaing yang Ada Rivalitas (rivalry) di kalangan pesaing yang ada berbentuk perlombaan untuk mendapatkan posisi dengan menggunakan taktik-taktik seperti persaingan harga, jalur distibusi, perang iklan, introduksi produk, dan meningkatkan pelayanan atau jaminan kepada pelanggan.

Intensitas persaingan antar-perusahaan merupakan fungsi dari beberapa faktor seperti: • Adanya beberapa pesaing yang seimbang • Pertumbuhan industri yang lambat • Kurangnya diferensiasi atau switching cost • Pertambahan kapasitas yang tinggi • Pesaing yang berbeda-beda • Hambatan pengunduran diri yang tinggi

86

Bab XI. Analisis Industri dan Persaingan _________________________________

c) Tekanan dari Produk Pengganti Produk pengganti/barang substitusi merupakan salah satu persaingan dari perusahaan-perusahaan. Ancaman dari produk substitusi ini kuat jika: • Konsumen dihadapkan pada sedikitnya switching cost dan jika produk substitusi tersebut mempunyai harga yang lebih murah atau kualitasnya sama bahkan lebih tinggi dari produk-produk suatu industri. • Harga subsitusi lebih murah dan menawarkan banyak manfaat kepada konsumen seperti potongan harga, buy one get free one, dll. • Produk subsitusi lebih nyaman dipakai dan memiliki kinerja lebih baik.

Ancaman dari produk substitusi ini lemah jika: • Produk subsitusi yang ditawarkan tidak lebih baik (kurang berkualitas). • Produk subsitusi yang ditawarkan lebih mahal atau sama. • Produk subsitusi yang ditawarkan susah untuk didapatkan. • Produk subsitusi yang ditawarkan susah untuk dioperasikan atau digunakan. Contoh: orang akan sulit beralih ke open sources walaupun banyak tersedia dan gratis, konsumen lebih senang menggunakan windows atau office yang lebih user friendly. d) Kekuatan Tawar Menawar Pembeli Pembeli biasanya membeli barang dengan harga yang termurah dengan meminta kualitas yang tinggi dan pelayanan yang lebih baik. Hal ini membuat persaingan antara perusahaan dalam industri yang sama. Biasanya kekuatan tawar menawar pembeli meningkat jika situasi berikut terjadi: • Pembeli membeli dalam jumlah besar. • Produk yang dibeli adalah produk standar dan tidak terdiferensiasi. • Pembeli memperoleh laba yang rendah. 87

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

• •

Produk industri tidak penting untuk produk atau jasa pembeli. Pembeli menempatkan suatu ancaman melakukan integrasi ke hulu untuk membuat produk industri.

Sedangkan posisi tawar-menawar pembeli rendah jika: • Pembeli membeli dalam jumlah kecil. • Beralih ke merek/ke produk lain membutuhkan biaya yang cukup besar. • Memiliki reputasi brand yang cukup baik dan berkualitas, sehingga jika beralih ke produk lain, pembeli tidak akan mendapatkannya. e) Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok Pemasok dapat menekan perusahaan yang ada dalam suatu industri dengan cara menaikkan harga serta menurunkan kualitas barang yang dijualnya. Pemasok memiliki tawar menawar yang lebih baik jika: • Didominasi oleh sedikit perusahaan. • Produknya adalah unik dan istimewa. • Industri tersebut bukanlah pelanggan yang penting dari pemasok. • Pemasok memperlihatkan ancaman untuk melakukan integrasi hilir sehingga memungkinkan menjadi rival di masa mendatang. • Memiliki cost yang tinggi bila beralih ke perusahaan lain.

• • • •

88

Sedangkan posisi supplier tawar menawar lemah jika: Produk yang ditawarkan banyak dimiliki oleh pemasok lainnya (mudah didapat). Cost yang cukup rendah bila beralih ke pemasok lain. Pemasok lain muncul dengan menawarkan produk yang lebih murah dan lebih baik. Perusahaan memutuskan untuk memproduksi sendiri bahan baku yang diinginkan.

Bab XI. Analisis Industri dan Persaingan _________________________________

11.2.2. Lingkungan Internal Lingkungan internal adalah lingkungan organisasi yang berada di dalam organisasi tersebut dan secara normal memiliki implikasi yang langsung dan khusus pada perusahaan. Analisis lingkungan internal akan mencakup analisis mengenai sumber daya, kapabilitas dan kompetensi yang dimiliki oleh perusahaan. 1. Sumber Daya (Resources) Sumber daya manusia sengaja dipisah karena sifatnya yang spesifik. Namun sumber daya yang mereka sumbangkan kepada perusahaan adalah keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan dalam mengambil keputusan. 2. Kapabilitas (Capability) Kapabilitas adalah suatu kumpulan sumber daya yang menampilkan suatu tugas atau aktivitas tertentu secara integratif. Menentukan kapabilitas suatu perusahaan didasarkan dua pendekatan yaitu pendekatan fungsional dan pendekatan rantai nilai (value chain). 3. Kompetisi Inti (Core Competence) Kompetensi inti merupakan sekumpulan keterampilan dan teknologi yang memungkinkan suatu perusahaan menyediakan manfaat tertentu kepada pelanggan.

11.3. Prosedur Pelaksanaan Analisis Lingkungan Dalam menganalisis lingkungan organisasi, manajemen perusahaan perlu memperhatikan beberapa hal yang mendukung terciptanya daya saing secara efektif dan efisien antara lain: a. Menentukan Relevasi dari Tingkatan Lingkungan Metode yang dibutuhkan untuk menyesuaikan tingkatan lingkungan adalah dengan memperhatikan dan mempertimbangkan besarnya perusahaan dan tingkat keterlibatannya dengan bisnis. b. Menentukan Tingkat Relevasi dari Srategic Issues Strategic issues adalah faktor lingkungan, baik faktor di dalam atau luar perusahaan yang memiliki pengaruh pada kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuannya.

89

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

c. Menerapkan Teknik-Teknik Analisis Lingkugan Ada berbagai macam teknik untuk melakukan analisis lingkungan yaitu: 1. External Factor Evaluation (EFE) Matrix dan Internal Factor Evaluation (IFE matrix) Untuk lingkungan eksternal, matrik yang digunakan adalah EFE sedang IFE sebagaimana namanya digunakan untuk lingkungan internal. 2. Environmental Scanning Teknik analisis ini merupakan proses pengumpulan informasi tentang berbagai peristiwa dan hubungannya dengan lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Dalam perusahaan environmental scanning ini terjadi dalam banyak bentuk, tiga bentuk utama yaitu: a. Irregular Scanning Systems Sistem ini digunakan ketika terjadi lingkungan di mana fokus utamanya ditujukan pada hal-hal yang sudah terjadi. b. Regular Scanning Systems Sistem ini menjalankan analisis regular atas lingkungan yang signifikan. c. Continuous Scanning Systems Sistem ini secara konstan memonitor berbagai komponen lingkungan. 3. Environmental Forecasting Teknik ini merupakan proses penentuan kondisi-kondisi apa yang mungkin muncul dalam lingkungan organisasi pada masa yang akan datang. Teknik yang digunakan dapat berupa meminta pendapat para ahli, ekstrapolasi tren, dan lain sebagainya.

11.4. Evaluasi Proses Analisis Lingkungan Kegiatan analisis lingkungan biasanya digunakan untuk membantu organisasi tersebut untuk mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. Jika analisis lingkungan sudah dilakukan, maka

90

Bab XI. Analisis Industri dan Persaingan _________________________________

perusahaan diharapkan sudah mampu mendapatkan gambaran yang utuh tentang keadaannya. Faktor-Faktor Kunci Sukses (Key Success Factors) Faktor-faktor kunci sukses merupakan determinan terbesar sukses persaingan dan keuangan dalam industri tertentu. Faktor kunci sukses menunjukkan hasil spesifik yang sangat krusial untuk sukses di pasar, dan merupakan kompetensi serta kapabilitas untuk memperoleh keuntungan. Untuk bersaing di pasar, tiap-tiap perusahaan mempunyai faktor kunci sukses. Faktor kunci sukses ini merupakan keunggulan dan keunikan yang dimiliki oleh masing-masing perusahaan, agar dapat hidup dan bersaing. Ada banyak toko di pasar, tetapi ada yang senang berbelanja di toko “A”, ada juga yang senang di toko “B”. Hal ini menunjukkan bahwa tiap-tiap toko mempunyai faktor kunci sukses.

Contoh faktor-faktor kunci sukses: ο Kemampuan inovasi produk (product innovation capability) ο Produsen biaya rendah (low cost) ο Jaringan yang kuat (strong network) ο Karyawan penjualan yang efektif (effective sales force) ο Citra dan reputasi yang baik (image and reputation) ο Pelayanan yang menyenangkan (pleasant service)

11.5. Menyusun Arsitektur Strategi Bisnis Terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui untuk menghasilkan strategi yang akan diimplementasikan yaitu: 1) Tahapan analisis strategis (strategic analysys) 2) Pilihan strategis (strategic choice), dan 3) Implementasi strategis (strategic implementation) 1. Tahapan Analisis Strategis (Strategic Analysys) Pada pendekatan pertama, arsitektur strategis disusun dengan cara menganalisis kesenjangan yang terjadi antara

91

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

kapabilitas internal organisasi dengan sasaran masa depan yang ingin dicapai oleh organisasi. Setelah mendapatkan hasil analisis kesenjangan, organisasi kemudian menyusun arsitektur strategis yang merupakan ‘peta’ untuk meminimalisir kesenjangan yang ada dengan memuat beberapa rencana tindakan yang bersifat umum. Hal ini berguna agar mampu menyusun langkah adaptif yang fleksibel dalam menghadapi perubahan di masa yang akan datang. Model penyusunan arsitektur strategis yang pertama adalah sebagai berikut:

Persiapan Visi-Misi Stakeholders Peluang /Ancaman

Audit Kinerja

Lines of business Kompetensi Inti Strategic thrust Budaya Indikator Kinerja

Model Perencanaan Strategik

Sasaran masa depan

Gap Analysis

Rencana Tindakan Sumber: Djohar, 2000 (dalam Yoshida, 2006)

92

Bab XI. Analisis Industri dan Persaingan _________________________________

2. Pilihan Strategis (Strategic Choice)

Visi / Misi

Analisis Internal

Tantangan Organisasi

Industry foresight

Arsitektur Strategik

Analisis eksternal

Strategi dan kebijakan

Sasaran

Program

Sumber: Djohar, 2000 (dalam Yoshida, 2006)

Setelah dilakukan analisis internal dan eksternal maka redefinisi bisnis di masa depan (industry foresight) akan terlihat. Dengan menyusun suatu masa depan industri/bisnis, maka organisasi akan dapat mengontrol evolusi industrinya dan membentuk takdirnya sendiri. Penyusunan industry foresight sangat dipengaruhi oleh fakor perkembangan teknologi, demografi, regulasi, dan gaya hidup yang berlaku (Yoshida, 2006). Jenis-Jenis Strategi Alternatif A. Strategi Integrasi ƒ Integrasi ke depan, memperoleh kepemilikan atau meningkatkan kendali pada distributor atau pengecer. Contohnya: Boeing, perusahaan ini terlibat negosiasi dengan American, Delta, dan Continental Airlines yang akan membeli jet buatan Boeing secara eksklusif. Perusahaan penerbangan tadi menyukai strategi integrasi ke depan dari Boeing karena mereka mendapat jet baru yang lebih murah dan menghemat biaya perawatan dan pelatihan atau Cisco System Inc. dengan temuan teknologinya yaitu membuat remote control yang bisa terkoneksi ke komputer. Luftansa (maskapai penerbangan

93

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

ƒ

ƒ

Jerman), Singapore Airlines, dan China Airlines bekerja sama untuk perbaikan bidang teknologi. Integrasi ke belakang, strategi yang mencari kepemilikan atau kendali lebih besar pada perusahaan pemasok. Strategi ini tepat kalau perusahaan saat ini tidak dapat diandalkan. Contohnya: Ford dan Chrysler membeli separuh suku cadangnya dari pemasok luar seperti TRW, Eaton, General Electric, dan Jhonson Controls. Integrasi horizontal, integrasi horizontal merujuk pada strategi mencari kepemilikan dari atau kendali yang lebih besar atas perusahaan pesaing. Penggunaan integrasi horizontal sebagai strategi pertumbuhan seperti merger, akuisisi, dan pengambil alihan di antara pesaing dapat mendongkrak skala ekonomis dan meningkatkan pengalihan sumber daya serta kompetensi.

B. Strategi Intensif ƒ Penetrasi pasar, berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang sudah ada di pasar yang sudah lewat usaha pemasaran yang lebih gencar penetrasi pasar termasuk menambah jumlah wiraniaga, menambah belanja iklan, menawarkan barang promosi penjualan ekssentif, atau menambah usaha publisitas. ƒ Pengembangan pasar, memperkenalkan produk atau jasa yang sudah ada ke wilayah geografi yang baru. Misalnya banyaknya produk-produk internasional yang masuk ke daerah-daerah di Indonesia. ƒ Pengembangan produk, strategi yang mencari peningkatan penjualan dengan memperbaiki dan memodifikasi produk atau jasa yang sudah ada. Pengembangan produk biasanya memerlukan pengeluaran yang besar untuk penelitian dan pengembangan. C. Strategi Diversivikasi ƒ Diversifikasi konsentris, adalah menambah produk atau jasa baru, tetapi berkaitan secara luas, misalnya perbankan yang sekarang mulai merambah ke bisnis insurance.

94

Bab XI. Analisis Industri dan Persaingan _________________________________

ƒ

ƒ

Diversivikasi horizontal, menambah produk atau jasa baru yang tidak berkaitan untuk pelanggan yang sudah ada. Misalnya raksasa minuman Coca Cola baru-baru ini memasuki pasar air minum dalam botol serta teh. Diversivikasi konglomerat, adalah menambah produk atau jasa baru. Beberapa perusahaan melakukan diversivikasi konglomerat sebagian didasarkan pada laba dari memecah mecah perusahaan yang dibeli dan menjual divisi sebagian demi sebagian. General Electric merupakan sebuah contoh perusahaan dengan usaha yang amat beraneka ragam. GE membuat lokomotif, bola lampu, pembangkit tenaga listrik, dan lemari es. GE mengelola kartu kredit lebih banyak ketimbang American Express, GE memiliki lebih banyak pesawat terbang komersial ketimbang American Airlines.

D. Strategi Defensif ƒ Usaha patungan, strategi popular yang terjadi kalau ada 2 perusahaan atau lebih membentuk kemitraan atau konsortium sementara dengan tujuan kapitalisasi atau beberapa peluang. Strategi ini dapat dianggap defensif hanya karena perusahaan tidak melakukan proyek sendirian. Sering, dua sponsor atau lebih membentuk organisasi terpisah dan berbagi kepemilikan modal dalam bentuk yang baru. Tipe pengaturan kerja sama yang lain termasuk kemitraan penelitian dan pengembangan, persetujuan distribusi silang, persetujuan lisensi silang, persetujuan manufaktur silang, dan konsorsia lelang bersama. Usaha patungan dan pengaturan kerja sama semakin banyak dipakai karena memungkinkan perusahaan memperbaiki komunikasi dan jaringan untuk operasi global dan untuk meminimalkan risiko. Di bidang otomotif Daihatsu dan Toyota membuat mobil kembar bersama yaitu Xenia dan Avanza, Genaral Motor (GM) dan Isuzu membuat mobil kembar Isuzu Panther dan Chevrolet Tavera, lalu Suzuki dan Mitshubishi membuat Suzuki Futura dan Mitshubishi ST 100.

95

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

ƒ

ƒ

ƒ

ƒ

96

Penghematan/penciutan, penciutan usaha terjadi ketika suatu organisasi mengubah kelompok lewat penghematan biaya dan aset untuk mendongkrak penjualan dan laba yang menurun kadang-kadang disebut strategi berbalik atau reorganisasional, penciutan didesain untuk memperkuat kompetensi khas mendasar dari organisasi. Selama proses penciutan ahli strategi bekerja dengan sumber daya terbatas dan menghadapi tekanan dari pemegang saham, karyawan dan media. Penciutan mungin mengharuskan penjualan lahan dan bangunan untuk menambah uang tunai yang diperlukan, mengurangi lini produk, menutup bisnis manajerial, menutup pabrik yang ketinggalan zaman, membuat proses otomatis, mengurangi jumlah karyawan, dan melembagakan sistem pengendalian biaya. Divestasi, sering dipakai untuk meningkatkan modal untuk akuisisi atau investasi strategis lebih lanjut. Divestasi dapat menjadi bagian dari strategi penciutan menyeluruh untuk menghapus suatu organisasi bisnis yang tidak mendatangkan laba, yang memerlukan modal terlalu besar, atau tidak cocok dengan aktivitas perusahaan yang lain. Divestasi menjadi strategi yang popular ketika perusahaan mencoba untuk memfokuskan pada kekuatan intinya dan mengurangi tingkat diversivikasi. Likuidasi, menjual semua aset perusahaan, bagian demi bagian, untuk nilai dari aset berwujud. Likuidasi merupakan pengakuan akan kekalahan konsekuensinya dapat menjadi strategi yang sulit secara emosional. Namun barangkali lebih baik untuk menghentikan operasi ketimbang terus menderita kerugian dalam jumlah besar. Strategi kombinasi, organisasi mengusahakan kombinasi dari dua atau lebih strategi secara simultan tetapi suatu strategi kombinasi mungkin membawa risiko yang istimewa bila dilaksanakan terlalu jauh. Tidak ada organisasi yang sanggup menjalankan semua strategi yang mungkin bermanfaat bagi perusahaan. Keputusan yang sulit harus dibuat, prioritas harus ditetapkan. Organisasi seperti

Bab XI. Analisis Industri dan Persaingan _________________________________

individu, mempunyai sumber daya yang terbatas. Baik organisasi maupun individu harus memilih strategi alternatif dan menghindari utang yang berlebihan. Dalam perusahaaan besar dengan aneka macam usaha, strategi kombinasi pada umumnya diterapkan kalau divisi berbeda melakukan strategi berbeda, di samping itu organisasi yang berjuang keras untuk bertahan hidup mungkin menggunakan kombinasi dari berbagai strategi defensif seperti divestasi, likuidasi, dan penciutan secara serentak. E. Merger dan Leverage Buyout ƒ Akusisi dan merger. Akuisisi dan merger merupakan dua cara yang banyak dipakai untuk melakukan strategi. Akuisisi terjadi ketika organisasi besar membeli organisasi yang lebih kecil, atau sebaliknya merger terjadi ketika dua buah organisasi dengan ukuran yang hampir sama disatukan untuk membentuk satu perusahaan. Kalau akuisisi atau merger tidak diinginkan oleh kedua pihak, hal itu dapat disebut pengambilalihan atau pengambilalihan paksa. Banyak alasan untuk merger atau akuisisi yaitu; (1) Menyediakan kapasitas penggunaan yang lebih baik. (2) Memperbaiki wiraniaga yang sudah ada. (3) Mengurangi staf manajerial. (4) Memperoleh skala ekonomis. (5) Mengurangi kecenderungan gejolak penjualan musiman. (6) Memperoleh akses ke pemasok, distributor, pelanggan, produk, dan kreditor baru. (7) Memperoleh teknologi baru. (8) Mengurangi utang pajak. Bergabungnya Soni dan Ericson dalam menyikapi persaingan bisnis salah satu contoh dalam penerapan strategi ini. ƒ Leverage buyout. terjadi bila para pemegang saham perusahaan dibeli keseluruhan oleh manajemen perusahaan dan investor swasta lainya menggunakan dana pinjaman, di samping menghindari pengambilalihan paksa, alasan lain untuk mengadakan LBO adalah keputusan manajer senior bahwa divisi tertentu tidak dapat menyesuaikan diri dengan strategi korporasi secara keseluruhan atau harus

97

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

dijual untuk menambah modal atau menerima tawaran harga yang menarik, LBO membuat korporasi menjadi milik perseorangan. F. Strategi Umum dari Michael Porter ƒ Strategi keunggulan biaya: alasan utama untuk menjalankan strategi integrasi ke depan, ke belakang, dan horizontal adalah manfaat unggul dalam biaya. Tetapi keunggulan biaya pada umumya harus dilakukan dalam gabungan dengan diferensiasi. Sejumlah elemen biaya mempengaruhi daya tarik relatif dari strategi umum, termasuk pencapaian skala ekonomis atau disekonomi. Pengaruh kurva belajar dan pengalaman, persentasi pengalaman, dan hubungan dengan pemasok dan distributor. Elemen biaya lain yang harus dipertimbangkan memilih di antara strategi alternatif termasuk potensi untuk berbagi biaya dan pengetahuan dalam organisasi, biaya litbang yang berkaitan dengan pengembangan atau produk baru atau modifikasi produk lama, biaya tenaga kerja, tingkat pajak, biaya energi, dan biaya pengangkutan. Ide dasarnya adalah menetapkan harga lebih rendah ketimbang pesaing dan oleh karena itu menguasai pangsa pasar dan penjualan, menggusur beberapa pesaing dari pasar sama sekali.

Strategi keunggulan biaya yang sukses biasanya merasak ke seluruh perusahaan, seperti terbukti dari efisiensi yang tinggi, biaya administrasi yang tinggi, biaya administrasi yang rendah, uang lembur yang kecil, tidak toleran terhadap sisa, pernyaringan terhadap permintaan anggaran, rentang kendali, lebar, penghargaan dikaitkan dengan pengurangan biaya, dan partisipasi karyawan luas dalam usaha pengendalian biaya. Beberapa risiko dari mengejar keunggulan biaya adalah pesaing mungkin meniru strategi ini, jadi membuat laba seluruh perusahaan industri turun; terobosan teknologi dalam industri mungkin membuat strategi ini tidak efektif; atau minat pembeli berubah ke sifat lain yang membedakan di samping harga.

98

Bab XI. Analisis Industri dan Persaingan _________________________________

Contoh penerapan sukses contoh ini adalah kasus Southwetst Airlines yang didirikan Rollin King, Lamar Muse dan Herber Kelleher. Saat Industri penerbangan berlombalomba memberikan berbagai tambahan pelayanan, mulai dari in-flight entertaninment, makanan hingga berbagai pelayanan sebelum, saat, maupun sesudah penerbangan, Southwest justru berani tampil beda, dan sukses besar hingga kini. Dapat dikatakan Southwest sedikit melawan arus. Saat maskapai lain memberikan berbagai tambahan pelayanan, Southwest justru menguranginya dan membuat segala sesuatu jadi sederhana dan serba cepat. Kelebihan Southwest adalah menerapkan ”first come to first serve” dan hanya menerbangkan pesawat ke airport yang dekat dengan metropolitan. Hal ini juga didukung oleh utilisasi pesawat rata-rata berada di udara 11 jam, sedangkan ratarata industri hanya 8 jam. Tidak mengherankan harga yang ditawarkan Southwest Airlines menawarkan harga yang cukup rendah karena rata-rata biaya permil hanya setengah dari pesaing. Akibatnya strategi ini, muncul pesaing yang meniru seperti Vanguad, America West, Reno hingga Kiwi Air. Steven P Schnaars dalam bukunya Managing Imitation memberikan 3 alternatif dalam meniru sang pemimpin pasar. Pertama, lower price strategy, menawarkan produk yang sama dengan harga lebih murah. Strategi ini tentu membutuhkan operational excellence untuk menekan biaya. Kedua, imitate and improve, memberikan berbagai tambahan kelebihan, misalnya dengan fitur yang lebih canggih tanpa harus mengorbankan harga yang dapat dicapai dengan memiliki teknologi atau sumber daya yang lebih canggih. Yang paling menarik adalah alternatif ketiga, yaitu market power. Dua alternatif sebelumnya berkonsentrasi pada produk, sedangkan alternatif ketiga lebih melihat pasar, terutama dalam hal positioning dan komunikasi.

99

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

ƒ

Strategi diferensiasi. Strategi diferensiasi menawarkan beberapa tingkat pembedaan. Diferensiasi tidak menjamin keunggulan bersaing, terutama bila produk standar cukup memadai dalam memadai dalam memenuhi kebutuhan pelanggan atau kalau pesaing dapat dengan cepat meniru. Poduk tahan lama yang terlindung oleh berbagai hambatan sehingga tidak gampang ditiru adalah yang terbaik. Diferensiasi yang sukses dapat berarti fleksibilitas produk yang lebih besar, kompatibilitas yang besar, biaya yang lebih rendah, pelayanan lebih baik pemeliharaan kurang, lebih nyaman atau lebih menonjol. Pengembangan produk merupakan contoh dari strategi yang menawarkan keunggulan diferensiasi.

Strategi diferensiasi yang sukses membuat perusahaan dapat menetapkan harga yang lebih tinggi untuk produknya dan memperoleh loyalitas pelanggan karena konsumen mungkin amat mendambakan pada sifat yang membedakan. Risiko dari mengejar strategi diferensiasi adalah produk yang unik mungkin dipandang tidak cukup oleh pelanggan untuk membenarkan harga yang lebih tinggi. Kalau hal ini terjadi, strategi keunggulan biaya akan dengan mudah mengalahkan strategi diferensiasi. Risiko lain adalah pesaing mungkin dengan cepat mengembangkan cara untuk meniru sifat yang membedakan. Jadi perusahaan harus menemukan sumber unik yang dapat bertahan lama, yang tidak mudah ditiru oleh perusahaan pesaing. ƒ

100

Strategi fokus. strategi fokus yang sukses tergantung pada segmen industri artinya ukuran yang memadai, mempunyai potensi pertumbuhan yang baik, dan hal ini tidak amat menentukan bagi sukses pesaing utama yang lain. Strategi fokus paling efektif jika konsumen mempunyai pilihan yang nyata atau persyaratan dan ketika perusahaan pesaing tidak berusaha untuk melakukan spesialisasi dalam segmen sasaran yang sama. Risiko mengejar strategi fokus termasuk kemungkinan bahwa sejumlah pesaing mengenali kesuksesan strategi fokus dan menirunya, atau

Bab XI. Analisis Industri dan Persaingan _________________________________

bahwa konsumen bergeser ke arah sifat produk yang dikehedaki oleh pasar secara secara keseluruhan. Organisasi yang menggunakan strategi fokus mungkin memusatkan perhatian pada kelompok pelanggan, pasar geografis, atau segmen lini produk tertentu dalam usaha melayani lebih baik pasar sempit yang ditentukan dengan hati-hati ketimbang pesaing yang melayani pasar yang lebih luas. 3. Implementasi Strategi (Strategic Implementation) A. Persiapan implementasi: melakukan strategic positioning. Dalam tahap ini dilakukan change management process. Tugas change management melakukan analisis secara menyeluruh terhadap bisnis dan tantangannya di masa depan (transformasi bisnis) tahap berikutnya melakukan komunikasi perubahan (membuat buletin, poster, slogan) kepada seluruh stakeholder, dan yang terakhir memberikan reward kepada para inovator/penggagas perubahan. B. Pra-implementasi (solution development): mencari langkahlangkah praktis untuk mencapai sasaran yang diinginkan. Langkah-langkah tersebut dituangkan dalam blueprint perubahan. C. Implementasi (strategic solution) D. Pasca-implementasi (post implementation) Proses Manajemen

Visi Misi

Manajemen Operasional

Tujuan Strategi

Manajemen Aktivitas

Objek Kebijakan

Target Program

Kriteria Standar

Umpan Balik

Sumber: Susilo, Audit SDM, 2004

101

102 Memilih Strategi

6 Mengidentifikasi Kekuatan dan kelemahan

Menetapkan Sasaran Jangka Pajang

4

Melakukan Analisa Sumberdaya

Mengidentifikasi Visi dan Misi

7

2

Mengidentifikasi Kesempatan dan Ancaman

Melakukan Analisa Lingkungan

1

5

3

Menyusun Program

Merumuskan Objektif Strategi

Melakukan Pengukuran 14 Evaluasi dan Tindak Lanjut

Implementasi

Menyusun Anggaran 12

13

Merencanakan Aktivitas

11

Menetapkan Target-target 10 Spesifik

9

8

(Evaluasi – Pengukuran – Analisa – Perbaikan)

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

Bab XI. Analisis Industri dan Persaingan _________________________________

Contoh Strategi Persaingan no. Kategori: Pasta Gigi STRATEGI CLOSE UP 1 - Oktober 2005, Unilver me-launch varian Close Up Flavaliscious yang terdiri dari 2 rasa, Luscious Lychee dan Tangerine Burst. - Close Up melakukan berbagai aktivitas untuk mengkampanyekan produknya, sebagai contoh kegiatan sampling di supermarket dan event yang membidik anak muda sebagai target audience.

2

Kategori: Kertas STRATEGI PAPER ONE Melakukan branding lewat kegiatan ATL dan BTL. Mengedukasi konsumen dengan mengkomunikasikan spesifikasi kualitas yang baik dari suatu kertas. Serta mengklaim dirinya sebagai produk yang meraih beberapa sertifikat ISO. Mempercayakan Datascrip sebagai agen tunggal untuk memasarkan produknya.

3

STRATEGI BOLA DUNIA Baru tahun 2005 melakukan Repackaging, guna mentransformasi produk kertas dari “commodity approach” menuju “branded approach”. Mulai gencar berpromosi, misalnya dengan ad lips di radio-radio serta print ad di surat kabar dan majalah. Kegiatan BTL pun dilakukan dengan road show bertajuk office ke office Mengkampanyekan Smart Paper dengan tujuan untuk brand building, sales building.

Kategori: Minyak Goreng STRATEGI BIMOLI Menawarkan value added, misalnya menawarkan kandungan omega 9 sekitar 40%. Menawarkan harga kompetitif dengan kualitas baik. Terus berpromosi baik ATL maupun BTL.

4

STRATEGI SMILE UP September 2005, Wings meluncurkan Smile Up rasa Sasparilla (Cool Explosion) dan Pappermint (Whitening) Smile Up. -Melakukan kampanye ATL dan BTL dengan komposisi budget 60% ATL dan 40% BTL.

STRATEGI TROPICAL Terkenal dengan klaimya “2 kali penyaringan “. Tropical gencar melakukan kampanye dari pendekatan kesehatan. Melakukan strategi fighting brand dengan meluncurkan Fraiswell yang harganya lebih murah dari tropical.

Kategori: Kecap STRATEGI BANGO Kecap Bango menggempur

STRATEGI ABC Tidak mau kalah tempur akhirnya

103

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II awareness audience dengan belanja iklan yang jauh lebih besar dibandingkan kecap ABC. Agresif dalam kegiatan BTL dengan program off air-nya di media elektronik, lomba memasak, mensponsori acara-acara kuliner. Dari segi produk pun Bango telah dipoles kembali dengan mendesain ulang kemasan dan menambah kemasan baru.

5

Kategori: Sabun Cuci STRATEGI BUKRIM Program promosi yang gencar, mulai dari iklan dengan menggandeng sejumlah artis, kemudian banyak memberikan hadiah dan bonus, serta menggunakan hotline sebagai agency. Melakukan diferensisasi positioning dan fokus pada pasar yang belum dilayani oleh market leader. Menerapkan strategi low price.

6

104

STRATEGI EKONOMI Mengeluarkan Boom krim dengan konsep yang sama, dengan pola harga yang sama, marketing mix yang sama. Tetap mempertahankan konsumen loyal dengan program loyalitas, sehingga dapat meningkatkan frekuensi konsumsi pelanggannya. Aktif berpromosi baik lewat media cetak, elektronik dan aktivitas BTL.

Kategori: Obat Sakit Kepala STRATEGI BODREX Gencar berpromosi baik di lini atas maupun bawah. Melakukan repackaging dan menambah varian baru, contohnya (bodrex migrain). Perluasan produk. Penggunaan hasil riset.

7

ABC pun menayangkan iklan yang apabila dianalisis terlihat secara kasat mata menonjok kecap Bango, apalagi iklan tersebut gencar ditayangkan. Menjadi sponsor acara memasak di televisi.

STRATEGI PANADOL Gencar menjalankan aktivitas marketing secara simultan. Melakukan repackaging dengan membedakan kemasan 3 warna dengan fungsi yang berbeda. Memperlebar jalur distribusi.

Kategori: Pesawat Terbang Lion Air

Air Asia

Strategi low price, rute pesawat tinggi baik domestik maupun international. Inovasi pelayanan: Mengembangkan m-commerce (reservasi dengan sms), fasilitas City check in, drive thru check in

Diangap lebih murah, rute hanya rute gemuk saja dan sekarang mulai berekspansi, Penganut LCC dengan menghemat biaya seminimal mungkin Inovasi pelayanan: Internet booking, no ticket, no seat

Bab XI. Analisis Industri dan Persaingan _________________________________ Melakukan value innovation, seperti membuat arisan di udara, undian berhadiah dan kartu kredit Lion.

8

number, less pramugari, no food, short time landing

Kategori: Sampo SUNSILK Produk Unilever dengan Jaringan distribusi menyebar secara nasional sampai ke daerah-daerah di Indonesia. Varian/Inovasi Produk: Terdapat 4 varian baru; Sunsilk black shine, Sunsilk strong and smooth, Sunsilk anti dandruff, Sunsilk perfect balance, serta Sunsilk clean & fresh untuk wanita berkerudung.

PANTENE Produk P & G, Jaringan distribusi: Mulai melakukan penetrasi ke pasar-pasar dengan mendirikan gerai cantik. Varian/Inovasi Produk: Mengubah konsep varian sampo yang tadinya berdasarkan jenis rambut menjadi berdasarkan tampilan akhir yang diinginkan, meluncurkan kondisioner bernama Pantene Leave On Hair

Sumber: Majalah SWA, Adu otak dan Otot Penguasa Pasar, 2006, diolah

105

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

BAB XII ANALISIS PROFIL PERUSAHAAN Seberapa baik strategi yang sedang dijalankan? Apa kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan perusahaan? Apakah perusahaan kompetitif dalam biaya? Bagaimana posisi perusahaan di pasar? Semua pertanyaan ini mencerminkan profil suatu perusahaan. Untuk menganalisis profil suatu perusahaan akan digunakan pendekatan yaitu analisis SWOT.

12.1. Analisis SWOT SWOT singkatan dari Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity (peluang), Threat (tantangan). Analisis SWOT berisi evaluasi faktor internal perusahaan berupa kekuatan dan kelemahannya dan faktor eksternal berupa peluang dan tantangan. Strategi yang dipilih harus sesuai dan cocok dengan kapabilitas internal perusahaan dengan situasi eksternalnya. Analisis SWOT hanya bermanfaat dilakukan apabila telah secara jelas ditentukan dalam bisnis apa perusahaan beroperasi, dan ke arah mana perusahaan menuju ke masa depan serta ukuran apa saja yang digunakan untuk menilai keberhasilan organisasi/manajemen dalam menjalankan misinya dan mewujudkan visinya. Hasil analisis akan memetakan posisi perusahaan terhadap lingkungannya dan menyediakan pilihan strategi umum yang sesuai, serta dijadikan dasar dalam menetapkan sasaran-sasaran organisasi selama 3–5 tahun ke depan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan dari para stakeholder. Dalam praktik sering ditemui bahwa penggunaan analisis SWOT sebagai alat perencanaan strategis tidak memberikan hasil yang diharapkan, yang disebabkan salah satu atau gabungan dari faktor-faktor sebagai berikut:

106

Bab XII. Analisis Profil Perusahaan _____________________________________

ƒ

ƒ

ƒ

ƒ

ƒ

Visi, misi dan ukuran keberhasilan organisasi tidak ditetapkan secara jelas dan tegas atau tidak digunakan dalam mengidentifikasikan peluang dan ancaman yang dihadapi serta kekuatan dan kelemahan yang dimiliki organisasi. Data dan informasi yang digunakan kurang lengkap, kurang spesifik dan kurang akurat, sehingga dalam perumusan faktor strategisnya tidak fokus. Analisis lebih ditekankan kepada kecanggihan metode dan bukan kepada filosofi, kesungguhan dalam melakukan analisis serta kegunaan hasil SWOT itu sendiri. Terlalu beragamnya pendekatan analisis yang dikenal dan ditawarkan, tetapi relatif sedikitnya referensi dan bahan bacaan yang komprehensif dan studi kasus yang ada yang menyebabkan model dan pendekatan yang digunakan sering kurang sesuai dengan karakter organisasi yang bersangkutan. Pemberian bobot dan peringkat diatur sedemikian rupa untuk menempatkan perusahaan pada posisi yang diinginkan atau tidak digunakan dengan semestinya. Karena itu tidak jarang terjadi, sekalipun analisis SWOT menempatkan perusahaan pada kuadran yang menghendaki perusahaan memilih strategi konsolidasi, tetapi dari sasaran-sasaran dan program yang ditetapkan perusahaan justru mencerminkan strategi ekspansi.

12.2. Langkah-Langkah Analisis SWOT A. Persiapan: Menyamakan Pemahaman (Persepsi) 1. Perlunya identifikasi terhadap peluang dan ancaman yang dihadapi serta kekuatan dan kelemahan yang dimiliki organisasi melalui penelaahan terhadap lingkungan usaha dan potensi sumber daya organisasi dalam menetapkan sasaran dan merumuskan strategi organisasi yang realistis dalam mewujudkan misi dan visinya.

107

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

2. Mengumpulkan jenis dan kualitas data dan informasi yang internal dan eksternal yang diperlukan. 3. Menyamakan langkah-langkah (prosedur) dalam melakukan analisis eksternal dan internal. Metode pendekatan: pemaparan; diskusi dan latihan; pengumpulan data dan informasi; brainstorming dan analisis. B. Mengidentifikasi Faktor Internal dan Faktor Eksternal Sebelum melakukan analisis terhadap lingkungan usaha (faktor-faktor eksternal) dan kondisi sumber daya (faktor-faktor internal) perlu diperhatikan sifat telaah faktor eksternal dan eksternal. Eksternal Factor ƒ Mengembangkan daftar peluang yang dapat dimanfaatkan dan ancaman yang perlu dihindarkan

Internal Factor ƒ Semua organisasi mempunyai kekuatan dan kelemahan, tidak satu pun yang kuat atau lemah di segala bidang

ƒ Tidak bertujuan mengembangkan daftar panjang dan lengkap semua faktor ekternal yang berpengaruh terhadap pencapaian misi dan visi

ƒ Tidak mungkin melakukan peninjauan semua bidang fungsional organisasi (pemasaran, keuangan, akunting, manajemen, sistem akuntansi komputer, produksi dan operasi) dan sub-bidang secara mendalam

ƒ Mengenali faktor-faktor kunci saja dan menawarkan respons yang mungkin dilakukan

ƒ Mengenali faktor-faktor kunci saja dan menawarkan respons yang mungkin dilakukan

108

Bab XII. Analisis Profil Perusahaan _____________________________________

1. Internal Faktor (Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan) Kekuatan (strength) segala sesuatu yang bagus yang dapat diperbuat oleh perusahaan, atau suatu karakteristik yang memiliki kapabilitas penting. Kekuatan itu dapat berupa keahlian (skill), keunggulan/kompetensi inti (core competence), sumber daya, kemampuan bersaing, teknologi superior, dan lain-lain. Kelemahan (weakness) adalah segala sesuatu yang merupakan kekurangan perusahaan, atau suatu kondisi yang tidak menguntungkan perusahaan. Contoh kekuatan dan kelemahan: Kekuatan (strength): Kelemahan (weakness): Keunggulan inti Arah strategi tidak jelas Keuangan bagus Fasilitas usang Reputasi baik Profitabilitas kurang Manajemen kurang Pemimpin pasar Keahlian tidak pas Mencapai skala ekonomi Reputasi kurang Tehnologi canggih Kurang riset dan pengembangan Biaya rendah Citra pasar jelek Periklanan lebih baik Jaringan distribusi kurang Inovasi produk Pemasaran kurang Berpengalaman Biaya tinggi Pabrik lebih bagus

Perusahaan harus dapat menggunakan kekuatannya untuk memenangkan persaingan. Sedangkan kelemahan yang ada, harus diperbaiki. Strategi dibangun berdasarkan kekuatan perusahaan dan apa yang terbaik yang dapat diperbuat oleh perusahaan, serta berusaha menghindari kelemahan dan kekurangmampuan perusahaan. 2. Eksternal Faktor (Identifikasi Peluang dan Tantangan) Peluang pasar merupakan faktor terbesar yang membentuk strategi perusahaan. Peluang industri berbeda dengan peluang perusahaan. Tidak semua perusahaan bisa memanfaatkan

109

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

peluang industri. Hal ini tergantung dengan posisi dan kemampuan perusahaan dalam mengejar peluang yang ada. Peluang (opportunities) Tambahan group konsumen Masuk pasar/segmen baru Mengisi kekosongan barang Integrasi vertikal Terjadi pertumbuhan

Tantangan (threats) Pesaing biaya rendah Barang substitusi naik Pertumbuhan pasar lambat Perubahan peraturan/UU Perubahan selera konsumen

Peluang dan tantangan tidak hanya mempengaruhi daya tarik dari suatu situasi perusahaan, tetapi intinya diperlukan untuk pelaksanaan suatu strategi. Untuk bisa cocok dan sesuai dengan situasi perusahaan, strategi harus ditujukan untuk mencapai peluang dan sesuai dengan kapabilitas perusahaan. Pentingnya analisis SWOT menyangkut evaluasi kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan, serta menggambarkan kesimpulan mengenai daya tarik situasi perusahaan untuk pelaksanaan suatu strategi (strategic action).

Gbr 12.1 Langkah dalam Melakukan Analis SWOT Sumber: Thompson Jr., Strickland and Gamble, 2005, Crafting and Executing Strategy, Concept & Cases, Mc Graw-Hill International Edition, New York

110

Bab XII. Analisis Profil Perusahaan _____________________________________

3. Melakukan Pembobotan A. Faktor Internal Faktor-faktor yang dimonitoring berikut hasil monitoring dimasukkan ke lembar kerja. Evaluasi faktor-faktor internal untuk diidentifikasi, apakah faktor-faktor tersebut merupakan kekuatan atau kelemahan dan untuk kemudian diberi bobot dan peringkat, melalui langkah-langkah sebagai berikut: 1. Identifikasi faktor-faktor kunci internal mana saja yang merupakan kekuatan dan beri tanda “K” pada kolom “Sifat” (kolom 2), dan faktor-faktor mana saja yang merupakan kelemahan dan beri tanda “L” pada kolom tersebut. 2. Beri bobot untuk setiap faktor dari 0,00 (tidak penting) sampai dengan 1,00 (penting) pada kolom “Bobot”. Bobot menunjukkan kepentingan relatif dari faktor terhadap organisasi. Jumlah seluruh bobot yang diberikan baik untuk faktor-faktor yang merupakan kekuatan maupun faktor-faktor yang merupakan kelemahan harus sama dengan 1,00. Untuk memudahkan pembobotan, beri nilai 1 sampai dengan 4 pada kolom “Nilai” (kolom 3): 1 = tidak penting; 2 = agak penting; 3 = penting; dan 4 = sangat penting. Setelah semua faktorfaktor kunci internal diberi nilai, nilai tersebut dijumlah, dan bobot untuk suatu faktor kunci internal adalah nilai yang diberikan kepada faktor dibagi dengan jumlah nilai semua faktor. Dan apabila semua bobot faktor-faktor kunci internal dijumlahkan, akan diperoleh nilai satu. Faktor-faktor yang diberi nilai lebih besar dari pada nol hendaknya faktor yang benar-benar mempunyai pengaruh yang signifikan. Kalau ada dua faktor atau lebih yang mirip yang sama-sama merupakan kekuatan atau sama-sama merupakan kelemahan, yang diberi nilai lebih besar dari pada nol hanya salah satu saja. 3. Berikan peringkat 1 dan 2 pada kolom (7) untuk faktor-faktor kunci internal yang merupakan kekuatan guna menentukan apakah faktor tersebut merupakan kekuatan utama/mayor (peringkat 2) dan kekuatan sekunder/minor (peringkat 1) pada kolom (10) untuk faktor-faktor kunci internal yang merupakan kelemahan untuk menentukan apakah kelemahan tersebut

111

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

kelemahan utama/mayor (peringkat 2) atau kelemahan sekunder (lihat Contoh Lampiran). 4. Hasil identifikasi faktor-faktor kunci internal yang merupakan peluang dan ancaman, pembobotan dan rating dipindahkan ke tabel Matriks Evaluasi Faktor Internal (EFI) untuk diberi skor: bobot x rating. Skor faktor-faktor kunci internal yang merupakan peluang dan yang merupakan ancaman masingmasing dijumlah dan kemudian diperbandingkan.

112

PRODUK † Harga jual † Mutu produk † Desain dan variasi produk † Perlengkapan (feature) tambahan † Pengemasan & label

FUNGSI PEMASARAN † Promosi dan iklan † Tenaga sales

DISTRIBUSI DAN PERSEDIAAN † Kecepatan distribusi † Ketepatan waktu pengiriman † Ketersediaan barang

PELAYANAN PELANGGAN † Keramahan pelayanan † Pelayanan purna jual

ORGANISASI DAN SDM † Wewenang dan delegasi † Rekrutmen dan penempatan † Tingkat keahlian khusus † Tingkat pendidikan † Pengalaman kerja † Jumlah tenaga kerja

SISTEM MANAJEMEN † Sistem pembukuan (akuntansi) † Sistem administrasi

2.

3.

4.

5.

6.

K K L L

(2)

(1)

1.

Sifat

Faktor

2 4 3 1

(3)

0.05 0.02 0.06 0.04

(4)

X

(5)

X

(6)

2 1

(7)

X

(8)

X

(9)

2 1

(10)

Pengaruh Peringkat Kekuatan dan Kelemahan Nilai Kekuatan Kelemahan Bobot (1-4) Mayor Minor Point Mayor Minor Point

Bab XII. Analisis Profil Perusahaan _____________________________________

113

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

114

Bab XII. Analisis Profil Perusahaan _____________________________________

B. Faktor Eksternal Faktor-faktor yang dimonitoring berikut hasil monitoring dimasukkan ke lembar kerja. Evaluasi faktor-faktor eksternal untuk diidentifikasi, apakah faktor-faktor tersebut merupakan peluang atau ancaman dan untuk kemudian diberi bobot dan peringkat, melalui langkah-langkah sebagai berikut: 1. Identifikasi faktor-faktor kunci eksternal mana saja yang merupakan peluang dan beri tanda “P” pada kolom “Sifat” (kolom 2), dan faktor-faktor mana saja yang merupakan ancaman dan beri tanda “A” pada kolom tersebut. 2. Beri bobot untuk setiap faktor dari 0,00 (tidak penting) sampai dengan 1,00 (penting) pada kolom “Bobot” (kolom 4). Bobot menunjukkan kepentingan relatif dari faktor terhadap organisasi, jumlah seluruh bobot yang diberikan baik untuk faktor-faktor yang merupakan peluang maupun faktor-faktor yang merupakan ancaman harus sama dengan 1,00. Untuk memudahkan pembobotan, beri nilai 1 sampai dengan 4 pada kolom “Nilai” (kolom 3): 0 = tidak penting; 2 = agak penting; 3 = penting; dan 4 = sangat penting. Setelah semua faktorfaktor kunci eksternal diberi nilai, nilai tersebut dijumlah, dan bobot untuk suatu faktor kunci eksternal adalah nilai yang diberikan kepada faktor dibagi dengan jumlah nilai semua faktor. Dan apabila semua bobot faktor-faktor kunci eksternal dijumlahkan, akan diperoleh nilai satu. Faktor-faktor yang diberi nilai lebih besar dari pada nol hendaknya faktor yang benar-benar mempunyai pengaruh yang signifikan. Kalau ada dua faktor atau lebih yang mirip yang sama-sama merupakan peluang atau sama-sama merupakan ancaman atau kedua faktor itu mempunyai hubungan sebab-akibat, yang diberi nilai lebih besar dari pada nol hanya salah satu saja. 3. Berikan peringkat 1 dan 2 pada kolom (7) untuk faktor-faktor kunci eksternal yang merupakan peluang dan peringkat 2 dan 1 pada kolom (10) untuk faktor-faktor kunci eksternal yang merupakan ancaman untuk menentukan seberapa jauh strategi organisasi waktu ini dapat merespons (memanfaatkan untuk faktor-faktor peluang dan menghindari untuk faktor-

115

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

faktor yang merupakan ancaman). Untuk peluang: 1 = rendah (kurang efektif), dan 2 = tinggi (cukup efektif), sedangkan untuk ancaman 2 = rendah (kurang efektif) dan 1 = tinggi (cukup efektif).

12.3 Matriks Evaluasi Faktor Internal (EFI) dan Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) Hasil identifikasi faktor-faktor kunci internal yang merupakan peluang dan ancaman, pembobotan dan rating dipindahkan ke tabel Matriks Evaluasi Faktor Internal (EFI) untuk diberi skor: bobot x rating. Skor faktor-faktor kunci internal yang merupakan peluang dan yang merupakan ancaman masingmasing dijumlah dan kemudian diperbandingkan, sedangkan hasil identifikasi faktor-faktor kunci eksternal yang merupakan peluang dan ancaman, pembobotan, dan rating dipindahkan ke tabel Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) untuk diberi skor: bobot x rating. Skor faktor-faktor kunci eksternal yang merupakan peluang dan yang merupakan ancaman masing-masing dijumlah dan kemudian diperbandingkan. Contoh EFI Faktor Kunci Internal

Bobot

Kekuatan Harga jual Mutu produk Promosi dan iklan Ketersediaan barang Pelayanan purna jual Pengalaman kerja Jumlah tenaga kerja Rekrutmen dan penempatan Sistem pembukuan (akuntansi)

0.05 0.07 0.12 0.04 0.06 0.08 0.05 0.12 0.07

Total Skor Kekuatan

0.66

116

Rating

2 1 2 1 2 1 2 1 2

Bobot x Rating 0.10 0.07 0.24 0.04 0.12 0.08 0.10 0.12 0.14 0.91

Bab XII. Analisis Profil Perusahaan _____________________________________ Kekuatan Desain dan variasi produk Perlengkapan (feature) tambahan Pengemasan & label Tenaga sales Kecepatan distribusi Ketepatan waktu pengiriman Ketersediaan barang Keramahan pelayanan Pelayanan purna jual Total Skor Kelemahan

0.05 0.07 0.02 0.04 0.06 0.05 0.05

2 1 2 2 2 1 1

0.34

0.10 0.07 0.04 0.08 0.12 0.05 0.05

0.51

Selisih Kekuatan -Kelamahan

0.40

Contoh EFE Faktor Kunci Eksternal Peluang Persaingan untuk usaha sejenis Persaingan untuk produk substitusi Promosi dan iklan Tingkat suku bunga kredit Perilaku pasar Perkembangan TI Mutu bahan baku Total Skor Peluang

Bobot

0.06 0.07 0.12 0.04 0.06 0.08 0.05

Rating

2 1 2 1 2 1 2

0.48

Bobot x Rating 0.12 0.07 0.24 0.04 0.12 0.08 0.10 0.77

Ancaman Peraturan pemerintah Perpajakan Kebijakan fiskal Permintaan pasar Ketersediaan bahan baku Sikap masyarakat terhadap produk Kondisi perekonomian dan perbankan (keuangan)

0.05 0.07 0.06 0.04 0.16 0.09 0.05

Total Skor Ancaman

0.52

Selisih Kekuatan -Kelamahan

2 1 2 2 1 1 1

0.10 0.07 0.12 0.08 0.16 0.09 0.05

0.67 0.10

117

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

12.4. Matriks Posisi Perusahaan Hasil analisis pada tabel Matriks Evaluasi Faktor Eksternal dan Matriks Evaluasi Faktor Internal dipetakan pada Matriks Posisi Organisasi dengan cara sebagai berikut: ƒ Sumbu horisontal (x) menunjukkan kekuatan dan kelemahan, sedangkan sumbu vertikal (y) menunjukkan peluang dan ancaman. ƒ Posisi perusahan ditentukan dengan hasil analisis sebagai berikut. ƒ Kalau peluang lebih besar daripada ancaman maka nilai y>0 dan sebaliknya ancaman lebih besar daripada peluang maka nilai y<0. ƒ Kalau kekuatan lebih besar daripada kelemahan maka nilai x>0 dan sebaliknya kelemahan lebih besar daripada kekuatan maka nilai x<0. EKSTERNAL FAKTOR (EFE)

Kuadran III : strategi turn-around

(+) Kuadran I : strategi agresif

(-)

(+) Kuadran II :

Kuadran IV strategi defensif

strategi diversivikasi

(-)

I N T E R N A L F A K T O R

Kuadran I ƒ Merupakan posisi yang sangat menguntungkan. ƒ Perusahan mempunyai peluang dan kekuatan sehingga ia dapat memanfaatkan peluang yang ada secara maksimal. ƒ Seyogianya menerapkan strategi yang mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.

118

Bab XII. Analisis Profil Perusahaan _____________________________________

Kuadran II ƒ Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan mempunyai keunggulan sumber daya. ƒ Perusahaan-perusahaan pada posisi seperti ini dapat menggunakan kekuatannya untuk memanfaatkan peluang jangka panjang. ƒ Dilakukan melalui penggunaan strategi diversifikasi produk atau pasar. Kuadran III ƒ Perusahaan menghadapi peluang pasar yang besar tetapi sumber dayanya lemah, karena itu tidak dapat memanfaatkan peluang tersebut secara optimal fokus strategi perusahaan pada posisi seperti ini ialah meminimalkan kendala-kendala internal perusahaan. Kuadran IV ƒ Merupakan kondisi yang serba tidak menguntungkan. ƒ Perusahaan menghadapi berbagai ancaman eksternal sementara sumber daya yang dimiliki mempunyai banyak kelemahan. ƒ Strategi yang diambil: defensif, penciutan atau likuidasi.

4 model alternatif strategi dengan SWOT yaitu: ƒ Strengths-Opportunities (SO)

SO Strategies Strengths Weaknesses Opportunities Threats SWOT

SO Strategies

Use a firm’s internal strengths to take advantage of external opportunities

119

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

ƒ

Weaknesses-Opportunities (WO)

WO Strategies Strengths Weaknesses Opportunities Threats

Improving internal weaknesses by taking advantage of external opportunities

WO Strategies

SWOT

ƒ

Strengths-Threats (ST)

ST Strategies Strengths Weaknesses Opportunities Threats

ST Strategies

SWOT

ƒ

Use a firm’s strengths to avoid or reduce the impact of external threats

Weaknesses-Threats (WT)

WT Strategies Strengths Weaknesses Opportunities Threats SWOT

120

WT Strategies

Defensive tactics aimed at reducing internal weaknesses & avoiding environmental threats

Bab XIII. Aspek Risiko ______________________________________________

BAB XIII ASPEK RISIKO Istilah risiko dalam manajemen mempunyai berbagai makna. Risiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode tertentu atau probabilitas sesuatu hasil/ outcome yang berbeda dengan yang diharapkan. Risiko dapat juga dikatakan ketidakpastian yang mungkin melahirkan peristiwa kerugian (Salim, 1993). Beberapa istilah (terms) yang sering digunakan dalam risiko adalah sebagai berikut: • Hazard: kondisi yang potensial menyebabkan terjadinya kerugian atau kerusakan. • Exposure: sumber-sumber yang besar kemungkinannya diakibatkan oleh even yang sudah terjadi, lembur atau pengulangan kejadian yang sama. • Probability: kemungkinan bahwa suatu even akan terjadi. • Risk: kemungkinan kerugian dari hazard, diperhitungkan dari kemungkinan dan kehebatan kerugian selama periode tertentu. • Risk control: tindakan yang dirancang untuk mengurangi risiko, seperti perubahan prosedur, perbaikan fasilitas, supervisi ekstra dan sebagainya. • Risk management: pengambilan keputusan yang rasional dalam keseluruhan proses penanganan risiko, termasuk risk assessment, sebagaimana tindakan untuk membangun dan menerapkan pilihan-pilihan kontrol risiko. • Gambling: pengambilan keputusan risiko tanpa assessment yang rasional atau prudent atau keterlibatan manajemen risiko. Risiko timbul karena adanya ketidakpastian. Biasanya ketidakpastian diakibatkan karena adanya keraguan terhadap

121

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

sesuatu hal di masa depan atau kelemahan seseorang/ perusahaan dalam memprediksi masa depan perusahaannya. Risiko dipengaruhi oleh beberapa hal yakni: 1. Keterbatasan dalam hal sumber daya informasi yang tersedia. 2. Kelemahan dalam perencanaan yang tidak komprehensif. 3. Keterbatasan pengetahuan dari para pengambil keputusan. Ketidapastian dapat diklasifikasikan dalam 3 hal yakni: 1. Ketidakpastian ekonomi yaitu ketidakpastian yang disebabkan kejadian-kejadian yang timbul akibat gejolak ekonomi di suatu negara, misalnya krisis ekonomi yang berkepanjangan seperti yang dialami oleh negara kita, kenaikan harga BBM, perubahan perilaku konsumen. 2. Ketidakpastian politik yaitu ketidakpastian yang disebabkan kejadian-kejadian politik yang timbul di suatu negara yang menyebabkan kerusuhan, perang, atau kudeta militer. 3. Ketidakpastian alam yaitu ketidakpastian yang disebabkan oleh kejadian-kejadian alam seperti bencana alam, tsunami, gempa, gunung berapi, atau kasus lumpur panas Sidoarjo.

13.1. Macam-Macam Risiko Berbagai jenis risiko itu juga dapat dibedakan atas dua kelompok besar yaitu: (1) Risiko yang sistematis (systematic risk), yaitu risiko yang diakibatkan oleh adanya kondisi atau situasi tertentu yang bersifat makro, seperti perubahan situasi politik, perubahan kebijakan ekonomi pemerintah, perubahan situasi pasar, situasi krisis atau resesi, dan sebagainya yang berdampak pada kondisi ekonomi secara umum; dan (2) Risiko yang tidak sistematis (unsystematic risk), yaitu risiko yang unik, yang melekat pada suatu perusahaan atau bisnis tertentu saja. Dalam Risiko yang tidak sistematis (unsystematic risk) yang patut diwaspadai adalah pengelolaan bisnis risiko operasional. Risiko operasional adalah risiko akibat dari kurangnya (deficiencies) sistem informasi atau sistem pengawasan internal

122

Bab XIII. Aspek Risiko ______________________________________________

yang akan menghasilkan kerugian yang tidak diharapkan. Risiko ini berkaitan dengan sistem informasi, kesalahan manusiawi (human error), kegagalan sistem, dan ketidakcukupan prosedur dan kontrol serta pengawasan internal.

Sumber: Harrington dan niehaus, Risk Management & insurances, second edition, 2004

Menurut Djojosoedarso, (2003) risiko dapat dibedakan dengan berbagai cara antara lain: 1. Risiko yang tidak disengaja (risiko murni) yaitu risiko yang apabila terjadi menimbulkan kerugian dan terjadi tanpa sengaja misalnya risiko terjadinya kebakaran, bencana alam, pencurian, penggelapan, pengacauan, dsb. 2. Risiko yang disengaja (risiko spekulatif) yaitu risiko yang sengaja ditimbulkan oleh yang bersangkutan agar terjadinya ketidakpastian memberikan keuntungan kepadanya, misalnya risiko utang piutang, perjudian, perdagangan berjangka (hedging). 3. Risiko fundamental adalah risiko yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan kepada seseorang dan yang menderita tidak hanya seseorang tetapi banyak orang misalnya banjir, angin topan.

123

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

4.

5.

Risiko khusus adalah risiko yang bersumber pada peristiwa yang mandiri dan umumnya mudah diketahui penyebabnya seperti kapal kandas, pesawat jatuh, tabrakan mobil. Risiko dinamis adalah risiko yang timbul akibat perkembangan dan kemajuan (dinamika) masyarakat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi kebalikannya disebut risiko statis seperti kematian dan hari tua.

Dari sisi sumber/penyebab risiko dapat dibedakan ke dalam 2 bagian: 1. Risiko intern yaitu risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri, seperti kesalahan kerja, korupsi, kesalahan manajemen, dsb. 2. Risiko ekstern risiko yang berasal dari luar perusahaan seperti risiko pencurian, penipuan, persaingan, fluktuasi harga, perubahan kebijakan pemerintah, dsb. Dapat tidaknya risiko yang dialihkan ke pihak lain: 1. Risiko yang dapat dialihkan ke pihak lain dengan mempertanggungkan suatu objek yang terkena risiko kepada perusahaan asuransi dengan membayar sejumlah premi asuransi sehingga kerugian menjadi tanggungan (pindah) ke pihak perusahaan asuransi. 2. Risiko yang tidak dapat dialihkan ke pihak lain (tidak dapat diasuransikan), umumnya meliputi semua jenis rasio spekulatif.

13.2 Upaya Penanggulangan Risiko Sesuai dengan sifat dan objeknya maka ada beberapa cara untuk menanggulangi/meminimumkan risiko kerugian antara lain Djojosoedarso, 2003: 1. Melakukan pencegahan dan pengurangan terhadap kemungkinan terjadinya peristiwa yang menimbulkan kerugian misalnya membangun gedung dengan bahan-bahan yang anti terbakar untuk mencegah terjadinya bahaya kebakaran, memagari

124

Bab XIII. Aspek Risiko ______________________________________________

2.

3.

4.

mesin-mesin untuk menghindari kecelakaan kerja, melakukan pemeliharaan dan penyimpanan yang baik terhadap bahan-bahan dan hasil produksi untuk menghindari risiko kecurian dan kerusakan, mengadakan pendekatan kemanusiaan untuk mencegah terjadinya pemogokan, sabotase dan pengacauan. Melakukan retensi, artinya mentolerir, membiarkan terjadinya kerugian dan untuk mencegah terganggunya operasi perusahaan akibat kerugian tersebut disediakan sejumlah dana untuk menanggulanginya (contoh: pos biaya lain-lain atau tak terduga). Melakukan pengendalian terhadap risiko, contohnya melakukan hedging untuk menaggulangi risiko kelangkaan dan fluktuasi harga bahan baku atau inventory sistem yang baik. Mengalihkan/memindahkan risiko kepada pihak lain, yaitu dengan cara mengadakan kontrak pertanggungan (asuransi) terhadap risiko tertentu dengan membayar sejumlah premi.

Sedangkan menurut Harington dan Niehaus (2004) menyarankan 5 langkah dalam mengelola risiko yaitu: 1. Identification of risks: mengidentifikasi risiko-risiko yang bakal muncul. Pada tahap ini pengusaha/manajer mengakumulasi data mengenai peristiwa atau issue yang pernah terjadi di masa lalu dan menskenariokannya ke masa kini atau masa yang akan datang. Peristiwa ini dipilah-pilah dan diklasifikasi menurut jenis risikonya.

125

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

Contoh: Bidang Keuangan

Marketing

Proses bisnis

SDM

• • • • • • • • • • • • • • • • • • •

Lembar Penilaian Risiko Key Indikator Risk Rating Likuiditas Solvabilitas (leverage) Aktivitas Profitabilitas Market share % pertumbuhan pelanggan Tingkat keluhan pelanggan Peningkatan penjualan Kepuasan pelanggan Waktu proses pelayanan Persentase produk cacat Sistem persediaan Kondisi peralatan Efektifitas dan efisiensi produksi Tingkat pendidikan Tingkat keahlian/ pengalaman Turnover karyawan Tingkat kinerja Tingkat Obsensi

Risk Control Program

Keterangaan: Risk Rating: Rendah (R), Sedang (S), Tinggi (T)

2.

126

Evaluation of frequency and severity of losses: mengevaluasi sebab-sebab terjadinya kehilangan, kesalahan dan kerugian, menaksir risiko dan melakukan tingkatan risiko. Contoh: Sebuah perusahaan memiliki 300 orang karyawan. Selama 5 tahun ada 60 orang karyawan yang terkena kecelakaaan kerja dan menghabiskan biaya sebesar 600 juta. • Rata-rata (frekuensi) kecelakaan kerja sebesar 60/1500 = 0.04.

Bab XIII. Aspek Risiko ______________________________________________

• •

3.

Biaya rata-rata kecelakaaan kerja sebesar 600 juta/ 60 = 10 juta/orang, atau 2 juta/orang/tahun. Annual expected loss berarti 0.04 x 10 juta = 400.000/pekerja

Choosing risk management methods: memilih metode penanggulangan risiko.

Sumber: Harrington dan niehaus, Risk Management & insurances, second edition, 2004

4.

Implementation of the chosen methods: mengimplementasikan metode yang telah dipilih.

5.

Monitoring the performance and suitability of the methods: memonitoring pelaksanaan manajemen risiko sehingga dapat dilakukan tanggapan dan penilaian atas aktivitas bisnis yang dijalankan.

Sedangkan Angkatan Udara Amerika Serikat (US Air Force), menggunakan enam tahap proses yang jelas dan sederhana dalam mengelola risiko.

127

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

(1) Mengidentifikasi hazard Mempertimbangkan semua aspek dari situasi saat ini dan yang akan datang, lingkungan dan masalah yang secara historis diketahui. Dalam mengidentifikasi hazard, pengalaman tidak dapat terlalu diandalkan. Ini adalah alat yang paling efektif yang tersedia. Pengidentifikasian hazard harus didekati secara bersama karena tidak seorang pun yang dapat melakukannya sendiri dengan sukses. “Pikirkanlah kesalahan yang dapat terjadi, sekecil apapun kemungkinannya”. (2) Menaksir risiko Berdasarkan hasil identifikasi hazard, tahap berikutnya adalah menganalisis risiko yang terkait, bagaimana dan seberapa besar kemungkinannya. Angkatan Udara Amerika Serikat percaya, bahwa tahap ini adalah merupakan inti dari program manajemen risiko. Kesuksesan tahap ini tergantung pada kualitas analisis risiko dan biaya. • Apa hasil terbaik? • Apa hasil yang paling mungkin? dan • Bagaimana kemungkinannya masing-masing?

Ketiga pertanyaan tersebut masing-masing harus mendapat perhatian yang cukup. Analisis dapat dilakukan secara kuantitatif ataupun secara kualitatif, tergantung pada situasi (waktu, biaya dan kapabilitas). Konsep penting lainnya, adalah interaksi. Interaksi terjadi bila dua buah hazard atau lebih terjadi bersama-sama sekaligus. Misalnya situasi di mana pengawasan internal lemah terjadi pada ketidak-jujuran yang terjadi dalam suatu lingkungan. Pengalaman dan pikiran jernih merupakan jalan terbaik untuk menaksir interaksi secara konsisten. (3) Menganalisis kadar pengawasan risiko Angkatan Udara Amerika Serikat menggunakan risk assessment matrix untuk membangun kadar pengawasan yang diperlukan. Matrix mengkombinasikan berat-ringannya 128

Bab XIII. Aspek Risiko ______________________________________________

beban risiko dan kemungkinan hazard sampai lima level. Level-level risiko atau taksiran risiko operasional ini menjelaskan semua dampak dari semua hazard yang terkait dengan operasi. 1) Sangat tinggi (extremely high): kehilangan kemampuan untuk menyelesaikan operasi. 2) Tinggi (high): kehilangan kemampuan untuk memenuhi persyaratan standar operasi. 3) Sedang (medium): turunnya kemampuan dalam pemenuhan persyaratan standar operasi. 4) Rendah (low): Tidak (sedikit) berdampak pada penyelesaian operasi. 5) Sangat rendah (residual risk): risiko tersisa setelah dilakukan usaha pengurangan risiko. Level-level risiko yang diperoleh dari matrix yang digunakan itu adalah fleksibel dan bervariasi antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain, tergantung pada sifat dasar dari operasi dan kemauan perusahaan untuk menerima risiko. Hal ini harus diformulasikan dalam bentuk kebijakan tertulis oleh setiap bank. Walaupun demikian ada aturan yang keras dan cepat, yang harus diterapkan yaitu: “Bila tidak dapat mengontrol risiko – hindarkanlah!” Ada empat tahap dalam menganalisis kadar pengawasan risiko yaitu: I. Membangun pengawasan risiko Yaitu kadar pengawasan yang harus dibangun untuk mengeliminasi hazard dan mengurangi risiko. Begitu pengawasan risiko dibangun, maka risiko dievaluasi sampai risiko dapat dikurangi, sampai pada level di mana manfaatnya lebih banyak daripada biaya potensial. II. Mengidentifikasi pengawasan risiko Pembangunan pengawasan risiko diawali dengan pengambilan tingkat risiko yang ditentukan sebelumnya dan mengidentifikasi sebanyak mungkin pilihan

129

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

pengawasan risiko yang mungkin diambil bagi semua hazard yang melampaui tingkat risiko yang bisa diterima. III. Menentukan efektivitas risiko Setelah identifikasi pilihan pengawasan risiko, proses berikutnya adalah menentukan efek dari setiap pengawasan yang berkaitan dengan hazard. IV. Memilih pengawasan risiko Pengawasan yang terbaik adalah yang konsisten dengan tujuan operasional dan penggunaan sumber daya yang tersedia secara optimal. (4) Membuat keputusan pengawasan risiko Keputusan pengelolaan risiko harus dibuat secara dini dalam tahap penyusunan perencanaan. Hal ini lebih mudah diintegrasikan dalam suatu operasi daripada mencoba menyelipkannya pada tahap akhir. Keputusan yang demikian dibuat setelah menganalisis secara hati-hati semua aspek operasi. Proses analisis tersebut harus logis melalui konsultasi dengan semua unsur atau pihak yang relevan.

Pada dasarnya tahap ini harus dilakukan oleh kelompok manajemen senior yang bertanggung jawab atas strategi pengelolaan risiko. (5) Menerapkan pengawasan Setelah keputusan diambil, tahap berikutnya adalah menerapkan pengawasan. Ini adalah tahap di mana manfaat dari persiapan dan pemikiran yang hati-hati menjadi jelas.

Dalam rangka mencapai kesuksesan dalam penerapan pengawasan, haruslah ditemukan kebutuhan mutlak untuk mendapatkan satu pendekatan menyeluruh terhadap risiko operasional, dan kebijakan umum harus dipertahankan dengan ketat untuk memastikan integritas. Manajemen pada semua level harus diberikan wewenang untuk mengkomunikasikan semua standar yang diperlukan kepada staf mereka dan kemudian menerapkannya dalam

130

Bab XIII. Aspek Risiko ______________________________________________

wilayah tanggung jawab mereka. Manajemen tidak boleh menganggap bahwa staf mereka tahu ataupun mengerti pengawasan yang ditentukan. Konsekuensinya, setiap pernyataan yang berhubungan dengan manajemen risiko harus jelas, praktis, dan disosialisasikan. (6) Supervisi dan evaluasi Setiap program manajemen risiko, baik risiko operasional, risiko pasar atau risiko kredit, harus secara berkesinambungan (continue) di-review dan di-update. Risiko operasional adalah dinamis dan terus-menerus berubah, lebih dari risiko pasar dan risiko kredit. Program tersebut tidak dapat hanya ditulis sebagai doktrin lalu dilupakan.

Adalah tanggung jawab manajemen untuk memastikan bahwa standar minimum telah diikuti dan standar maksimum dicapai semaksimal mungkin. Bila menemukan sesuatu yang tidak direncanakan, maka program tersebut harus diberhentikan dan dievaluasi.

13.3. Risiko yang Dihadapi Pengusaha Seiring dengan perkembangan usaha yang biasanya diikuti dengan perubahan gaya manajemen, maka pada saat yang sama para wirausahawan dihadapkan pada berbagai risiko. Bagi sebagian wirausahawan yang memiliki keberanian dan kematangan berpikir risiko-risiko tersebut mungkin sudah diantisipasi dan dapat dilalui dengan baik. Namun bagi sebagian wirausahawan yang lain, risiko yang harus dihadapi dalam pengembangan usahanya bisa jadi dirasakan terlalu berat dan penuh ketidakpastian sehingga mereka lebih memilih untuk mempertahankan status quo. Pada dasarnya ada dua risiko yang dihadapi oleh para wirausahawan ketika diberikan kesempatan untuk mengembangkan usahanya. Kedua risiko tersebut adalah: 1. Risiko Riil, adalah risiko yang terlihat, bisa dihitung, bisa diantisipasi dan bisa dihindari.

131

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

Termasuk dalam risiko ini adalah: • Kehilangan modal baik yang sudah ditanam dan akan ditanamkan ke dalam perusahaan. • Kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan, di masa sekarang ataupun masa depan. • Kehilangan mata pencaharian untuk menutupi kebutuhan sehari-hari. • Kehilangan kendali atas kekuasaan yang selama ini dimilikinya (decision-making) karena ada pengalihan gaya bisnis keluarga menjadi gaya bisnis profesional. Dari keempat risiko riil yang dihadapi oleh seorang wirausahawan seperti yang disebutkan di atas, risiko yang seringkali terlewatkan dan tidak dipertimbangkan secara mendalam adalah risiko terakhir, yaitu kehilangan kendali atau kekuasaan karena perubahan gaya bisnis keluarga ke gaya bisnis profesional. Banyak wirausahawan yang menganggap hal ini bukan sebuah risiko yang harus dipertimbangkan dan tetap memaksakan untuk mempertahankan gaya bisnis lama ke dalam perusahaannya. Kenyataannya, gaya ini seringkali tidak bertahan lama dan mungkin akan membawa kerugian lain (kehilangan kesempatan). Di lain pihak penerapan gaya bisnis tersebut justru membuat para profesional tidak dapat memberikan kemampuan terbaik yang mereka miliki. 2. Risiko Psikologis, adalah risiko yang tidak terlihat, tidak bisa dihitung, bisa diantisipasi, tetapi belum tentu bisa dihindarkan. Termasuk dalam risiko ini adalah: • Kehilangan reputasi (hilang muka, nama besar, citra, dsb.) dan risiko menanggung malu. • Kehilangan kepercayaan – pada diri sendiri dan pada orang lain (menjadi paranoid atau blind-dependency) • Kehilangan perasaan “potent” atau mampu yang akan menyebabkan hilangnya rasa percaya diri.

132

Bab XIII. Aspek Risiko ______________________________________________





Kehilangan jati diri (terutama bagi mereka yang sudah menganggap keberadaan perusahaan sebagai keberadaan dirinya sendiri). Kehilangan motivasi untuk berjuang.

Dampak utama dari pengabaian risiko tersebut adalah perusahaan yang lamban berkembang dan sumber daya yang ada menjadi tidak efisien. Revenue perusahaan tetap tetapi cost menjadi lebih tinggi karena adanya investasi baru dan menyebabkan menurunnya keuntungan. Selain itu, para pekerja menjadi bingung karena banyak keputusan yang ambivalen dan tidak jelas arahnya sesuai dengan kebingungan dan ketidakjelasan sikap wirausahawan.

133

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

BAB XIV MENYUSUN PROPOSAL BISNIS Dalam menyusun proposal bisnis ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yakni: 1. Menggambar keseluruhan (overview) rencana strategi perusahaan yang akan dijalankan. 2. Memuat latar belakang usaha. 3. Menggabungkan seluruh aspek-aspek internal manajemen (produksi, marketing, SDM, keuangan dan teknologi) dan eksternal. 4. Merinci dengan jelas seluruh strategi yang akan dijalankan. 5. Rencana strategi teraplikasi pada rencana aggaran (budgeting). 6. Tampilan yang menarik. 7. Kelengkapan dokumen-dokumen usaha. 8. Membuat peta lokasi usaha. 9. Mencantumkan photo product.

1. RINGKASAN EKSEKUTIF − [NAMA PERUSAHAAN] − [BIDANG USAHA] − [JENIS PRODUK / JASA] − [NILAI PENJUALAN PER TAHUN SAAT INI] − [NILAI KEKAYAAN PERUSAHAAN TERAKHIR] − [PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA] − [RENCANA PENGEMBANGAN USAHA] − [PROYEKSI (TARGET) NILAI PENJUALAN] − [KEBUTUHAN DANA] − [RENCANA PENGGUNAAN DANA] − [JANGKA WAKTU PENGEMBALIAN] − [AGUNAN]

134

Bab XIV. Menyusun Proposal Bisnis ____________________________________

2. LATAR BELAKANG PERUSAHAAN 2.1 Data Perusahaan

1.

Nama Perusahaan

2.

Bidang Usaha

3.

Jenis Produk/Jasa

4.

Alamat Perusahaan

5.

Nomor Telepon

6.

Nomor Fax

7.

Alamat E-mail

8.

Situs Web

9.

Bank Perusahaan

10. Bentuk Badan Hukum 11. Nomor Akte Pendirian 12. N P W P 13. Mulai Berdiri

135

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

2.2 Biodata Pemilik/Pengurus

1.

Nama

2.

Jabatan

3.

Tempat dan Tanggal Lahir

4.

Alamat Rumah

5.

Nomor Telepon

6.

Nomor Fax

7.

Alamat E-mail

8.

Pendidikan Terakhir

9.

Pengalaman Kerja

2.3 Struktur Organisasi NAMA DAN GELAR jabatan

NAMA DAN GELAR jabatan

136

NAMA DAN GELAR jabatan

NAMA DAN GELAR jabatan

Bab XIV. Menyusun Proposal Bisnis ____________________________________

2.4 Susunan Pemilik/Pemegang Saham NAMA

Jumlah Saham

TOTAL

0

Nilai Saham

Persentase

0

3. ANALISIS PASAR DAN PEMASARAN 3.1 Produk/Jasa yang Dihasilkan Sebutkan seluruh jenis produk yag ada beserta keunggulan masing-masing produk. 3.2 Gambaran Pasar Sebutkan data penjualan 3 tahun terakhir), jelaskan bila ada kenaikan atau penurunan penjualan secara drastis. 3.3 Promosi yang Sudah Dilakukan Sebutkan jenis-jenis promosi yang telah dilakukan misalnya personal selling, pameran, brosur/leaflet, iklan, dsb. 3.4 Target atau Segmen Pasar yang Dituju Jelaskan gambaran/karakteristik pelanggan yang ingin dituju baik secara geografis, demografis, kelas sosial, tingkat pendidikan, pendapatan, atau hal-hal lain yang dianggap khas. 3.5 Trend Perkembangan Pasar Jelaskan trend perkembangan pasar, perkiraaan jumlah permintaan produk per tahun, proyeksi kenaikan rata-rata. Jelaskan dengan proyeksi penjualan dan jelaskan juga bagaimana Anda memperoleh nilai proyeksi di atas.

137

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

3.6 Strategi Pemasaran †

PENGEMBANGAN PRODUK Uraikan jenis kegiatan yang akan dilakukan dan tujuan yang ingin dicapai. .....

†

PENGEMBANGAN WILAYAH PEMASARAN Uraikan jenis kegiatan yang akan dilakukan dan tujuan yang ingin dicapai. .....

†

KEGIATAN PROMOSI Uraikan jenis kegiatan yang akan dilakukan dan tujuan yang ingin dicapai. .....

†

STRATEGI PENETAPAN HARGA Uraikan jenis kegiatan yang akan dilakukan dan tujuan yang ingin dicapai. .....

3.7 Analisis Pesaing PESAING

KEUNGGULAN 1. 2. 1. 2.

KELEMAHAN 1. 2. 1. 2.

3.8 Saluran Distribusi WILAYAH PEMASARAN DAN JALUR DISTRIBUSI SAAT INI 1.

138

Wilayah Pemasaran

† † † †

Lokal ....................... [000] Regional.................. [000] Nasional .................. [000] Ekspor..................... [000]

% % % %

Bab XIV. Menyusun Proposal Bisnis ____________________________________ 2.

Jalur Distribusi

† † † †

3.

Alamat Showroom/ Counter Penjualan (Milik Perusahaan)

1. 2. 3.

Individu Industri Pemerintah Lain-Lain

† † †

Distributor Retailer Eksportir

WILAYAH PEMASARAN DAN JALUR DISTRIBUSI YANG DIRENCANAKAN 1.

Wilayah Pemasaran

† † † †

Lokal ....................... [000] Regional.................. [000] Nasional .................. [000] Ekspor..................... [000]

2.

Jalur Distribusi

† † † †

Individu Industri Pemerintah Lain-Lain

3.

Rencana Lokasi Showroom/Counter Penjualan

1. 2. 3.

† † †

% % % %

Distributor Retailer Eksportir

4. ANALISIS PRODUKSI 4.1 Proses Produksi SISIPKAN JUGA FOTO-FOTO PROSES PRODUKSI. PROSES PRODUKSI

BAHAN BAKU

TEKNOLOGI

MESIN

Otomatis Otomatis Tradisional

139

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

KEUNGGULAN PROSES YANG DIMILIKI 1. 2. 3.

4.2 Bahan Baku dan Penggunaannya BAHAN BAKU

KEBUTUHAN RATA-RATA PER BULAN

SUMBER

BAHAN PENOLONG

KEBUTUHAN RATA-RATA PER BULAN

SUMBER

4.3 Kapasitas Produksi FASILITAS DAN MESIN PRODUKSI YANG DIMILIKI Fasilitas & Mesin Produksi

KAPASITAS PRODUKSI RATA-RATA PER BULAN

140

Jumlah

Total Nilai

Bab XIV. Menyusun Proposal Bisnis ____________________________________

4.4

Rencana Pengembangan Produksi

STRATEGI DAN TAHAP-TAHAP RENCANA PENGEMBANGAN PRODUKSI 1. 2. 3.

RENCANA PENAMBAHAN FASILITAS DAN MESIN PRODUKSI Fasilitas & Mesin Produksi

Jumlah

Harga Satuan

Total Nilai

TARGET KAPASITAS PRODUKSI RATA-RATA PER BULAN *) *) setelah penambahan fasilitas dan mesin produksi

5.

ANALISIS SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

5.1 Analisis Kompetensi SDM Sebutkan tingkat pendidikan dan keahlian dan kemampuan khusus yang dimiliki karyawan 5.2 Analisis Kebutuhan dan Pengembangan SDM JABATAN

Tingkat Pendidikan

Pengalaman (tahun)

Keterampilan Khusus

Jabatan atau fungsi yang dibutuhkan, misalnya kepala produksi.

141

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

5.3 Rencana Kebutuhan Pengembangan SDM JABATAN

Jumlah Kebutuhan

Tenaga yang Tersedia

Tenaga yang Harus Direkrut

Jabatan atau fungsi yang dibutuhkan, misalnya kepala produksi.

6.

RENCANA PENGEMBANGAN USAHA

†

STRATEGI PRODUKSI Uraikan strategi kegiatan produksi yang akan dilakukan .............

†

STRATEGI ORGANISASI DAN SDM Uraikan starategi kegiatan organisasi SDM yang akan dilakukan ......................................................................................

†

STRATEGI MARKETING Uraikan starategi kegiatan marketing yang akan dilakukan .........

†

STRATEGI KEUANGAN Uraikan starategi kegiatan keuangan yang akan dilakukan…….

142

Bab XIV. Menyusun Proposal Bisnis ____________________________________

TAHAP-TAHAP PENGEMBANGAN USAHA KEGIATAN

1

2

3

4

5

bulan ke 6 7 8

9

10

11

12

Kegiatan-kegiatan sesuai dengan rencana pengembangan usaha.

7.

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI

7.1 Rencana Pemanfaatan Teknologi Informasi †

PEMASARAN Uraikan rencana pemanfaatan IT pada pemasaran

†

PRODUKSI Uraikan rencana pemanfaatan IT pada produksi

†

PENGEMBANGAN PRODUK Uraikan rencana pemanfaatan IT pada pengembangan produk

†

DISTRIBUSI Uraikan rencana pemanfaatan IT pada distribusi

143

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

†

KEUANGAN Uraikan rencana pemanfaatan IT pada keuangan

†

SDM Uraikan rencana pemanfaatan IT pada SDM

7.2

Peralatan dan Sistem yang Sudah Dimiliki Perangkat Lunak yang Digunakan

Spesifikasi Perangkat Keras Uraikan jenis processor, kapasitas harddisk dan memory, dan perangkat tambahan lainnya.

7.3 Tahapan Pengembangan Teknologi Informasi RENCANA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI KEGIATAN Kegiatan-kegiatan sesuai dengan pengembangan IT

144

1

2

3

4

5

bulan ke 6 7 8

9

10

11

12

Bab XIV. Menyusun Proposal Bisnis ____________________________________

8.

ANALISIS KEUANGAN

8.1 Laporan Keuangan LAPORAN ARUS KAS [Nama Perusahaan] TAHUN 2008 DES. 2007 A.

JAN. 2008

FEB. 2008

PENERIMAAN Penerimaan Penjualan Penerimaan Pinjaman Sub Total Penerimaan

B.

PENGELUARAN Pembelian Aset (Investasi) Pembelian Bahan Baku Pembelian Bahan Pembantu Upah Buruh Produksi Transport (Pengiriman Produk) Biaya Produksi Lain-Lain Gaji Pimpinan Gaji Staf Administrasi dan Umum Biaya Pemeliharaan Beban Pemasaran Alat Tulis Kantor Listrik, Air, Telepon Beban Administrasi Lain-Lain Angsuran Pokok Bunga Pajak

C. D. E.

Sub Total Pengeluaran SELISIH KAS SALDO KAS AWAL SALDO KAS AKHIR

145

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II LAPORAN LABA RUGI [Nama Perusahaan] TAHUN 2008 A.

HASIL PENJUALAN Penjualan Sub Total Hasil Penjualan

B.

HARGA POKOK PENJUALAN Bahan Baku Bahan Pembantu Upah Buruh Produksi Transport (Pengiriman Produk) Biaya Lain-Lain Sub Total HPP

C.

BEBAN TETAP Gaji Pimpinkan Gaji Staf Administrasi dan Umum Biaya Pemeliharaan Penyusutan Sub Total Beban Tetap

D.

BEBAN ADMINISTRASI Biaya Pemasaran Alat Tulis Kantor Listrik, Air, Telepon Biaya Lain-Lain Sub Total Beban Administrasi

E.

TOTAL BIAYA (B + C + D)

F.

Laba Sebelum Pajak (A - E)

G.

Pajak

H.

Laba Bersih (F - G)

146

Bab XIV. Menyusun Proposal Bisnis ____________________________________ [Nama Perusahaan] TAHUN 2008 AKTIVA A.

AKTIVA LANCAR Kas Piutang Persediaan: Bahan Baku Bahan Pembantu Barang Jadi Jumlah Aktiva Lancar

B.

AKTIVA TETAP Tanah Bangunan Peralatan Penyusutan Lain-Lain Jumlah Aktiva Lancar JUMLAH AKTIVA (A + B)

PASIVA C.

HUTANG JANGKA PENDEK Hutang Dagang Hutang Jatuh Tempo Lain-Lain Jumlah Hutang Jangka Pendek

D.

PINJAMAN JANGKA PENDEK Pinjaman Jangka Panjang Lain-Lain Jumlah Pinjaman Jangka Panjang

147

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II E.

MODAL Modal Disetor Laba Ditahan Jumlah Modal JUMLAH PASIVA (C + D + E)

8.2 Rencana Kebutuhan Investasi KEBUTUHAN INVESTASI

Jumlah

1

Harga Satuan

Total Nilai 0

FASILITAS & MESIN PRODUKSI ) 2

PERALATAN & SISTEM INFORMASI )

0

LAIN - LAIN (uraikan)

0 0 0 0 0

TOTAL 1

0

0

) Sesuai dengan rencana pengembangan produksi lihat tabel Rencana Penambahan Fasilitas dan Mesin Produksi 2 ) Sesuai dengan tahapan pengembangan teknologi informasi lihat tabel Rencana Penambahan Peralatan dan Sistem Informasi

148

Bab XIV. Menyusun Proposal Bisnis ____________________________________

8.3 Rencana Arus Kas RENCANA ARUS KAS [Nama Perusahaan] TAHUN 2008 - 2011 2008 A.

2010

2011

PENERIMAAN Penerimaan Penjualan

0

0

0

0

Penerimaan Pinjaman

0

0

0

0

0

0

0

0

Pembelian Aset (Investasi)

0

0

0

0

Pembelian Bahan Baku

0

0

0

0

Pembelian Bahan Pembantu

0

0

0

0

Upah Buruh Produksi

0

0

0

0

Transport (Pengiriman Produk)

0

0

0

0

Biaya Produksi Lain-Lain

0

0

0

0

Gaji Pimpinan

0

0

0

0

Gaji Staf Administrasi dan Umum

0

0

0

0

Biaya Pemeliharaan

0

0

0

0

Biaya Pemasaran

0

0

0

0

Alat Tulis Kantor

0

0

0

0

Listrik, Air, Telepon

0

0

0

0

Biaya Administrasi Lain-Lain

0

0

0

0

Angsuran Pokok

0

0

0

0

Biaya Bunga

0

0

0

0

Biaya Pajak

0

0

0

0

0

0

0

0

Sub Total Penerimaan B.

2009

PENGELUARAN

Sub Total Pengeluaran C.

SELISIH KAS

0

0

0

0

D.

SALDO KAS AWAL

0

0

0

0

E.

SALDO KAS AKHIR

0

0

0

0

149

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

8.4 Rencana Kebutuhan Pinjaman

TOTAL NILAI KEBUTUHAN PINJAMAN/MODAL TOTAL NILAI KEBUTUHAN MODAL INVESTASI TOTAL NILAI KEBUTUHAN MODAL KERJA 8.5 Rencana Pengembalian Dana Pinjaman

JANGKA WAKTU PENGEMBALIAN MASA TENGGANG PEMBAYARAN 8.6 Agunan yang Dimiliki

1.

Jenis Agunan

2.

Spesifikasi dan Keterangan LainLain

3.

Aspek Legalitas

4.

Nilai Agunan

150

Bab XIV. Menyusun Proposal Bisnis ____________________________________

9.

ANALISIS DAMPAK DAN RISIKO USAHA

9.1 Dampak terhadap Masyarakat Sekitar − [Dampak pemasaran terhadap masyarakat] − [Dampak produksi dan teknologi terhadap masyarakat] − [Dampak organisasi dan SDM terhadap masyarakat] 9.2 Dampak terhadap Lingkungan − [Dampak produksi dan teknologi terhadap lingkungan] − [Penanganan limbah yang dihasilkan akibat proses produksi.] 9.3 Analisis Risiko Usaha Menggambarkan hal-hal yang mungkin mengganggu pelaksanaan investasi dan pengembalian pinjaman. 9.4 Antisipasi Risiko Usaha Menggambarkan strategi/kegiatan yang akan dilakukan dalam mengantisipasi dan meminimalkan risiko usaha.

151

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II

LAMPIRAN SWOT ANALISIS A. ANALISIS LINGKUNGAN BISNIS STRENGTH (KEKUATAN): sebutkan aset atau hal yang paling berharga dalam organisasi Anda saat ini, berikan komentar seperlunya. 1. PRODUK † Harga jual † Mutu produk † Desain dan variasi produk † Perlengkapan (feature) tambahan † Pengemasan & label 2. FUNGSI PEMASARAN † Promosi dan iklan † Tenaga sales 3. DISTRIBUSI DAN PERSEDIAAN † Kecepatan distribusi † Ketepatan waktu pengiriman † Ketersediaan barang 4. PELAYANAN PELANGGAN † Keramahan pelayanan † Pelayanan purnajual 5. ORGANISASI DAN SDM † Wewenang dan delegasi † Rekrutmen dan penempatan † Tingkat keahlian khusus † Tingkat pendidikan † Pengalaman kerja † Jumlah tenaga kerja 6. SISTEM MANAJEMEN † Sistem pembukuan (akuntansi) † Sistem administrasi

152

Bab XIV. Menyusun Proposal Bisnis ____________________________________ 7.

8. 9.

PRODUKSI † Biaya produksi † Perencanaan produksi † Kapasitas produksi † Kemampuan pemenuhan order † Fasilitas produksi † Penanganan limbah produksi TEKNOLOGI † Penggunaan teknologi modern PEMANFAATAN TI † Pemahaman manfaat TI † Ketersediaan perangkat keras † Ketersediaan perangkat lunak † Kemampuan operator

WEAKNESS (KELEMAHAN): sebutkan permasalahan utama yang timbul di dalam organisasi/perusahaan Anda saat ini, berikan komentar seperlunya. 1. PRODUK † Harga jual † Mutu produk † Desain dan variasi produk † Perlengkapan (feature) tambahan † Pengemasan & label 2. FUNGSI PEMASARAN † Promosi dan iklan † Tenaga sales 3. DISTRIBUSI DAN PERSEDIAAN † Kecepatan distribusi † Ketepatan waktu pengiriman † Ketersediaan barang 4. PELAYANAN PELANGGAN † Keramahan pelayanan † Pelayanan purnajual

153

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II 5.

ORGANISASI DAN SDM † Wewenang dan delegasi † Rekrutmen dan penempatan † Tingkat keahlian khusus † Tingkat pendidikan † Pengalaman kerja † Jumlah tenaga kerja 6. SISTEM MANAJEMEN † Sistem pembukuan (akuntansi) † Sistem administrasi 7. PRODUKSI † Biaya produksi † Perencanaan produksi † Kapasitas produksi † Kemampuan pemenuhan order † Fasilitas produksi † Penanganan limbah produksi 8. TEKNOLOGI † Penggunaan teknologi modern 9. PEMANFAATAN TI † Pemahaman manfaat TI † Ketersediaan perangkat keras † Ketersediaan perangkat lunak † Kemampuan operator 10. LAIN-LAIN, SEBUTKAN:

OPPORTUNITIES (PELUANG): sebutkan kesempatan atau peluang yang datangnya dari luar organisasi yang mungkin dapat diraih oleh organisasi Anda saat ini, berikan komentar seperlunya. 1. PERSAINGAN † Persaingan untuk usaha sejenis † Persaingan untuk produk substitusi † Produk import

154

Bab XIV. Menyusun Proposal Bisnis ____________________________________ 2.

PEMODALAN † Hubungan dengan lembaga keuangan (perbankan) † Kemudahan mendapatkan pinjaman † Tingkat suku bunga kredit 3. KEBIJAKAN PEMERINTAH † Perizinan dan birokrasi † Peraturan pemerintah † Perpajakan † Kemudahan pengurusan ekspor † Kebijakan fiskal 4. PELUANG PASAR † Akses dan informasi pasar † Permintaan pasar † Perilaku pasar 5. PROTEKSI PASAR EKSPOR † Proteksi pasar ekspor 6. KEMAJUAN TEKNOLOGI † Perkembangan teknologi produksi † Perkembangan TI 7. TENAGA KERJA † Ketersediaan tenaga kerja sesuai kebutuhan † Serikat pekerja 8. BAHAN BAKU † Mutu bahan baku † Fluktuasi harga bahan baku † Ketersediaan bahan baku 9. MASYARAKAT SEKITAR † Tuntutan lembaga konsumen † Sikap masyarakat terhadap produk 10. KONDISI PEREKONOMIAN † Kondisi perekonomian dan perbankan (keuangan) † Tingkat suku bunga deposito 11. LAIN-LAIN, SEBUTKAN:

155

________________________________________ Studi Kelayakan Bisnis: Buku II THREATS (HAMBATAN): sebutkan ancaman atau hambatan yang datangnya dari luar organisasi yang mungkin dapat diraih oleh organisasi Anda saat ini, berikan komentar seperlunya. 1. PERSAINGAN † Persaingan untuk usaha sejenis † Persaingan untuk produk substitusi † Produk impor 2. PEMODALAN † Hubungan dengan lembaga keuangan (perbankan) † Kemudahan mendapatkan pinjaman † Tingkat suku bunga kredit 3. KEBIJAKAN PEMERINTAH † Perizinan dan birokrasi † Peraturan pemerintah † Perpajakan † Kemudahan pengurusan ekspor † Kebijakan fiskal 4. PELUANG PASAR † Akses dan informasi pasar † Permintaan pasar † Perilaku pasar 5. PROTEKSI PASAR EKSPOR † Proteksi pasar ekspor 6. KEMAJUAN TEKNOLOGI † Perkembangan teknologi produksi † Perkembangan TI 7. TENAGA KERJA † Ketersediaan tenaga kerja sesuai kebutuhan † Serikat pekerja

156

Bab XIV. Menyusun Proposal Bisnis ____________________________________ 8.

BAHAN BAKU † Mutu bahan baku † Fluktuasi harga bahan baku † Ketersediaan bahan baku 9. MASYARAKAT SEKITAR † Tuntutan lembaga konsumen † Sikap masyarakat terhadap produk 10. KONDISI PEREKONOMIAN † Kondisi perekonomian dan perbankan (keuangan) † Tingkat suku bunga deposito

Lampiran Lainnya: B. KELENGKAPAN PERIZINAN C. PETA LOKASI D. FOTO PRODUK E. DOKUMENTASI PRODUKSI

157

DAFTAR PUSTAKA Arnold, M.J. and K.E Reynold, 2003, Hedonic Shopping Motivations, Journal of Retailing, Vol 79, pp 75-79. Baridwan, Zaki. Intermediate Accounting, edisi 5. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, 1989. Business Week Magazine, 13 September 2006, Hal 42-43. Carter dan Usry, Akuntansi Biaya, Buku 1 Edisi 13, Thompson Learning Asia dan Salemba Empat, Jakarta. Craig Lees, M.,S. Joy and B. Browne, 1995, Consumer Behaviuor, Jhon Willey & Son, Brisbane. Damodaran, Aswath, Corporate Finance, Theory and Practice, Jhon willey and Sons, Inc, 1997. David, Fred R., 2005, Strategic Management, Concept & Cases, 10th edition, Prentice Hall, New Jersey. Djojosoedarso, S., Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko, 2004, Salemba Empat, Jakarta. Harrington dan Niehaus, Risk Management & Insurances, second edition, 2004. Indrajit, Richardus Eko. 2004. Kajian Strategis Cost Benefit Teknologi Informasi. Penerbit Andi, Yogyakarta. Janita, Dewi Ike. 2005. Integrasi Teknologi Informasi dengan Strategi. Yogyakarta: Amara Books. Jogiyanto. 2003. Sistem Teknologi Informasi, Penerbit Andi. Yogyakarta. Kadir, Abdul dan Triwahyuni, Terra Ch. 2003. Pengenalan Teknologi Informasi. Penerbit Andi. Yogyakarta. Kartajaya, Hermawan, 2005, Marketing in Venus, PT Gramedia Pustaka. Keown, J. Arthur dkk. 2001. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, edisi bahasa Indonesia ketujuh, Salemba empat, Jakarta. Laudon, 2006, Management Information System 9Th edition, Prentice Hall. 158

Margaretha, Farah, Teori dan aplikasi Manajemen Keuangan, Penerbit Gransindo, Jakarta. Muray, K.B, 1991, A Test of Service Marketing Theory; Consumer Information acquisition activities, Journal Of Marketing Vol 55 pp 10-25. No Name, Pengawasan Resiko pada Bank Syariah 0brien, James, 2005, Sistem Informasi Manajemen, edisi 12, Thompson Learning Asia dan Salemba Empat, Jakarta. Peter,J.P and JH Donelly,Jr, 2003, A Preface to Marketing Management, 9th ed. Boston, McGraw-Hill/Irwin. Purba, Parentahen, 2002, Studi Kelayakan dan Evaluasi Bisnis, USU Pers, Medan. Rahardjo, Budi. 2002. Memahami Teknologi Informasi. Jakarta: Elex Media Komputindo. Salim, Abbas, Dasar-dasar Asuransi, PT Raja Grafindo persada Jakarta, 1993. Saragih F., Manurung A.H., Manurung J., Dasar-dasar Keuangan Bisnis, Teori dan Aplikasi, PT Elex Media Komputindo, Jakarta. Sawir, Agnes, 2005, Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, cetakan kelima, Jakarta PT. Gramedia Pustaka Utama. Sheth JN, et all, 1991, Consumption Values and Market Choices: Theory and Application. Cincinnati South western Publihing Co Ohio. Sheth,JN and B. Mittall 2004, Consumer Behaviour, A Managerial Perspective, Mason, South western Publihing Co Ohio. Susilo, Wiily, 2004, Audit SDM, Sutedjo, Budi. 2002. Perencanaan & Pembangunan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi. SWA, Edisi 06/XXI/17-30 Maret 2005, Hal 33, 52 dan 58. Swa 04/xx/19 Februari-3 Maret, Kolaborasi Cantik Daihatsu dan Toyota. ........... , Praktik bisnis, Jangan sekedar Harga Murah, Hermawan Kartajaya. Tampubolon, Robert, 2004, Risk Management, Manajemen Resiko, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

159

Tjiptono, Fandy, 1997, Strategy Pemasaran, Penerbit Andi, Yogyakarta. ........... , 2005, Pemasaran Jasa, Penerbit Amara Book, Yogyakarta. Thompson Jr, Strickland and Gamble, 2005, Crafting and Executing Strategy, Concept & Cases, Mc Graw-Hill International Edition, New York. Van Horne, James C. dan Washowich Jhon M., 2005, Fundamental of Financial Management, Buku 1 Edisi 12, Peason Education dan Salemba Empat, Jakarta. Warren, Reeve and Fess. 2005, Accounting, edition 21: International Student Edition. Thomson, South-Western, Singapore. Weston, J. Fred dan Thomas E. Copeland, 1999, Manajemen Keuangan, Edisi 8, Cetakan Kesepuluh, Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta. Yoshida, Diah Tuhfat, 2006, Arsitektur Startegic, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

160

View publication stats

More Documents from "Hurun Aini"

Bab 2.pdf
May 2020 11
Pengkagum.docx
November 2019 16
Spm.docx
May 2020 7