Struktur Genetik H5N1 “Flu Burung”
Flu burung adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh unggas yang dapat menyerang manusia, terutama virus influensa. Virus influensa sendiri terdiri dari berbagai tipe, antara lain tipe A, B, dan C. Virus influensa tipe A terdiri dari beberapa turunan yaitu H1N1, H3N2, H5N1, H7N7, H9N2 dan lain-lain. Flu burung yang sedang mewabah di sekitar kita adalah virus influensa tipe A memiliki beberapa subtipe yang dicirikan dari adanya hemagglutinin (H) dan neuramidase (N). Ada 9 varian H dan 14 varian N. Virus flu burung yang sedang berjangkit saat ini adalah subtipe H5N1 yang memiliki waktu inkubasi selama 3-5 hari.
Gejala Flu Burung Gejala klinis yang ditemui seperti gejala flu pada umumnya, yaitu; demam (temp > 38°C), sakit tenggorokan seperti batuk, ber-ingus, nyeri otot, sakit kepala, dan badan terasa lemas. Dalam waktu singkat penyakit ini dapat menjadi lebih berat berupa peradangan di paru-paru (pneumonia), dan apabila tidak dilakukan tatalaksana dengan baik dapat menyebabkan kematian. Kematian diakibatkan radang paru-paru dan gangguan pernafasan, gagal ginjal dan komplikasi lainnya
Struktur Genetik Struktur genetik H5N1 mengarahkan kita kepada struktur molekuler virus H5N1 berupa RNA. Virus flu burung H5N1 adalah subtipe dari virus influnesa tipe A. Virus influensa A mempunyai 10 gen pada 8 molekul RNA yg terpisah yaitu HA, NA, M, NP, NS, PA, PB1, dan PB2. Setiap bagian molekulnya mempunyai bentuk dan fungsi yang berbeda – beda.
Pada bagian permukaan virus, yaitu pada kulit virus terdiri atas molekul HA dan NA yang berfungsi sebagai alat penyerang sel. Bagian dalam dari virus sendiri bertugas untuk menyediakan kode genetik berupa matriks (M), nukleoprotein (NP, NS), dan polimerase (PA, PB1, PB2) yang akan dipindahkan saat menginfeksi sel dalam tubuh kita. HA adalah kode genetik untuk hemagglutinin yang berfungsi untuk mengikat dan menempel pada dinding sel. Hemagglutinin akan membentuk paku – paku tajam saat menginfeksi sel sehingga akan mengikat dan menempel erat pada dinding sel saat proses penginfeksian terjadi. NA adalah kode genetik untuk neuraminidase, yaitu enzim glikoprotein pada permukaan virus influensa. Fungsinya sendiri adalah untuk membantu membongkar dan memecahkan dinding sel saat proses perkembang – biakan selasai dilakukan di dalam sel yang diinfeksi. M adalah matriks protein untuk M1 dan M2 yang berada di dekat 2 protein hemagglutinin dan neuraminidase. Tugasnya adalah untuk melindungi virus dengan membentuk lapisan pelindung khusus yang disebut capsid. Matriks protein ini berpasangan dan mempunyai tugas yang saling berhubungan. M1 adalah tempat kuman virus yang mematikan dan M2 adalah protein yang bertugas membuka isi untuk disalurkan ke dalam sitoplasma atau cairan di dalam sel. M2 sendiri merupakan membran tempat menyalurkan ion untuk menghasilkan proses infeksi yang effisien. N adalah nukleoprotein yang terdiri dari protein non – struktural (NS1 dan NEP). Tingkat bahaya suatu virus ditentukan oleh peran gen virus H5N1 nonstruktural (NS). NS1 yang merupakan nukleus non – struktural sangat mempengaruhi transportasi selular
RNA, sebagai penterjemah, dan penghubung. Adalah NS1 sebuah virus patogen avian H5N1 yang meningkatkan tingkat penyebaran virus flu burung pada peternakan unggas dan unggas liar di kawasan Asia Tenggara. Nuclear Export Protein (NEP) biasa disebut juga sebagai NS2 bertugas untuk menyediakan sarana transportasi bagi RNP. PA adalah kode genetik molekul protein di dalam polimerase. Terdiri dari PB1 dan PB1F2 yang bersifat mampu menyerap cairan. PB2 juga memegang peran penting sebagai kuman virus polimerase. 75% virus H5N1 yang terjadi di Vietnam telah mengalami mutasi lisin residu 627 pada protein PB2. Hal ini dipercaya oleh para ahli telah mengakibatkan peningkatan jumlah penderita flu burung saat itu.
Cara H5N1 Menginfeksi Kita
Walau sistem ini adalah cara virus pada umumnya menyerang kita, namun ini yang akan terjadi pada kita apabila mutasi paling berbahaya terjadi. Flu burung menyerang dengan mudahnya seperti layaknya virus manusia biasa. Harapan kita semua hal itu tidak terjadi. Sebenarnya virus ini menyerang dengan prinsip: H5N1 menemukan sel untuk mereplikasi dirinya sendiri. Sentuhan? pada kulit kita ada juga sel kulit yang dengan mudahnya diinfeksi oleh virus H5N1. Mengapa kita dengan mudahnya terserang dapat
saya jelaskan seperti gambar dibawah ini:
jangan lupa untuk banyak2 sholat and berdoa, oh iya ntar kalo ada subtype yang bisa nyebar lewat udara, ada tips and warning untuk anda semua: saya dan kamu butuh 48 jam untuk minum atau mengkonsumsi tamiflu (pil atau cairan infus) sebelum kita mati dengan tragis. Kenapa? Cuma itu aja kehebatan Tamiflu sbg obat yg paling diandalkan dari golongan inhibitor neuradanase. Yang lainnya? ecek2 !!! Oh iya ada lagi… di rumah sakit belu ada stok 48 jam di lab RS. Apa yang terjadi? matilah kita.
Moga aja stok Tamiflu ada di setiap RS, terutama d Jogja. dadah… Good bless you all, and dont forget 2 pray every days. DEwa This entry was posted on Friday, January 12th, 2007 at 1:40 pm and is filed under Science. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can skip to the end and leave a response. Pinging is currently not allowed.
http://plating.blog.friendster.com/2007/01/struktur-genetik-h5n1-flu-burung/ Struktur Of A Virus Flu Burung Avian influenza, juga dikenal sebagai flu burung, adalah penyakit menular yang sangat umum di sebagian besar unggas. Kadang-kadang, hal itu dapat mempengaruhi spesies lain seperti babi, kuda, anjing laut, paus, minks dan juga manusia. Penyakit fatal ini menyebabkan oleh virus Influenza Orthomyxoviridae A dari keluarga. Saat ini, 9 N subtipe dan H 15 subtipe diidentifikasi walaupun tidak semua subtipe patogen. Ketika subtipe H5 dan H7 mulai menginfeksi unggas, mereka menyebabkan infeksi patogenik rendah, yang dapat menjadi parah dengan cepat dan menghasilkan tingkat yang sangat tinggi dari kematian. Virus terdiri dari beberapa materi genetik yang dikelilingi oleh sebuah protein maupun lipid shell. Penyebab infeksi Influenza A virus terdiri dari delapan helai RNA (asam ribonukleat) dan juga 10 protein. Ketika virus ini menyerang tuan rumah, beberapa protein berikatan dengan sel-sel di luar para korban di paru-paru dan saluran udara dan virus ini kemudian ditarik ke dalam membran. Setelah ini, shell sekering dan bergerak melalui membran dan muncul ke dalam sitoplasma. Shell terbuka dan melepaskan RNA yang digunakan untuk membuat protein sendiri. RNA ini pindah ke inti dan ada replikasi virus terjadi di mana protein direplikasi. Setelah replikasi terjadi dan virus baru terbentuk, maka kembali dilepaskan ke saluran udara dan menemukan sel lain untuk menginfeksi. Mungkin juga tersembur keluar saat batuk atau bersin korban dan virus sekarang menemukan korban lain di tempat yang dapat ditiru. Ini adalah alasan orang disarankan untuk menjauhkan diri dari orang-orang yang batuk atau bersin karena dapat dengan mudah terinfeksi oleh virus. http://www.scumdoctor.com/Indonesian/disease-prevention/incurable-diseases/birdflu/Structure-Of-A-Avian-Influenza-Virus.html
Flu burung Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Langsung ke: navigasi, cari Ada usul agar artikel atau bagian dari halaman Sejarah flu burung digabungkan ke halaman atau bagian ini. (diskusikan) Wikipedia Indonesia tidak dapat bertanggung jawab dan tidak bisa menjamin bahwa informasi kedokteran yang diberikan di halaman ini adalah benar. Mintalah pendapat dari tenaga medis yang profesional sebelum melakukan pengobatan.
Flu
• • • • • • • •
Influensa Virus Flu burung Flu babi Flu musiman Riset Vaksin Perawatan
•
Pandemik
Flu burung (bahasa Inggris: avian influenza) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang biasanya menjangkiti burung dan mamalia.
Daftar isi [sembunyikan] • • • • • •
1 Sumber penularan 2 Cara penularan 3 Gejala dan perawatan 4 Kasus penyebaran 5 Awal wabah 6 Lihat pula
•
7 Referensi dan pranala luar
[sunting] Sumber penularan
Penyebab flu burung adalah virus influensa tipe A yang menyebar antar unggas. Virus ini kemudian ditemukan mampu pula menyebar ke spesies lain seperti babi, kucing, anjing, harimau, dan manusia. Virus influensa tipe A memiliki beberapa subtipe yang ditandai adanya Hemagglutinin (H) dan Neuramidase (N). Ada 9 varian H dan 14 varian N. Virus flu burung yang sedang berjangkit saat ini adalah subtipe H5N1 yang memiliki waktu inkubasi selama 3-5 hari.
[sunting] Cara penularan
Citra mikrograf virus flu burung dalam tahap akhir.[1] Burung liar dan unggas domestikasi (ternak) dapat menjadi sumber penyebar H5N1. Di Asia Tenggara kebanyakan kasus flu burung terjadi pada jalur transportasi atau peternakan unggas alih-alih jalur migrasi burung liar. Virus ini dapat menular melalui udara ataupun kontak melalui makanan, minuman, dan sentuhan. Namun demikian, virus ini akan mati dalam suhu yang tinggi. Oleh karena itu daging, telur, dan hewan harus dimasak dengan matang untuk menghindari penularan. Kebersihan diri perlu dijaga pula dengan mencuci tangan dengan antiseptik. Kebersihan tubuh dan pakaian juga perlu dijaga. Virus dapat bertahan hidup pada suhu dingin. Bahan makanan yang didinginkan atau dibekukan dapat menyimpan virus. Tangan harus dicuci sebelum dan setelah memasak atau menyentuh bahan makanan mentah. Unggas sebaiknya tidak dipelihara di dalam rumah atau ruangan tempat tinggal. Peternakan harus dijauhkan dari perumahan untuk mengurangi risiko penularan. Tidak selamanya jika tertular virus akan menimbulkan sakit. Namun demikian, hal ini dapat membahayakan di kemudian hari karena virus selalu bermutasi sehingga memiliki potensi patogen pada suatu saat. Oleh karena itu, jika ditemukan hewan atau burung yang mati mendadak pihak otoritas akan membuat dugaan adanya flu burung. Untuk mencegah penularan, hewan lain di sekitar daerah yang berkasus flu burung perlu dimusnahkan.dan dicegah penyebarannya!
[sunting] Gejala dan perawatan Gejala umum yang dapat terjadi adalah demam tinggi, keluhan pernafasan dan (mungkin) perut. Replikasi virus dalam tubuh dapat berjalan cepat sehingga pasien perlu segera mendapatkan perhatian medis. Penanganan medis maupun pemberian obat dilakukan oleh petugas medis yang berwenang. Obat-obatan yang biasa diberikan adalah penurun panas dan anti virus. Di antara antivirus yang dapat digunakan adalah jenis yang menghambat replikasi dari neuramidase (neuramidase inhibitor), antara lain Oseltamivir (Tamiflu) dan Zanamivir. Masing-masing dari antivirus tersebut memiliki efek samping dan perlu diberikan dalam waktu tertentu sehingga diperlukan opini dokter. http://id.wikipedia.org/wiki/Flu_burung