Start From The End

  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Start From The End as PDF for free.

More details

  • Words: 6,575
  • Pages: 31
1

START FROM THE END PANDUAN PRAKTIS DALAM MEMIMPIN DIRI SENDIRI

Oleh : Bayu Murti ,SE

INSPIRA CONSULTING www.inspiraco.com

2

Jakarta 2009

“ Start from The End “

PANDUAN PRAKTIS DALAM MEMIMPIN DIRI SENDIRI

Daftar isi :

1. Akhirnya 2. Misi 3.

Surprise

4. Fakta 5. Apa yang akan terjadi ?

6. Solusi 7. Komunikasi 8. Rencana 9. Pesona 10. Konsentrasi 11. Pesan Rahasia 12. Never Under Estimate The Ocean 13. KEBUTUHAN dan KEINGINAN 14. Waktu 15. Tuntaskan

3 16. Kesimpulan

“ Start from The End “ 1.Akhirnya ... Selamat ! Anda sedang membaca buku yang disusun sesuai arti judulnya dengan tujuan memberikan sebuah pemahaman dan pencerahan bagi Anda tentang cara memimpin diri sendiri melalui pemaksimalan fungsi kerja otak kiri dan otak kanan . Cerita fiksi ini berisi pesan - pesan kaidah manajemen dan kepemimpinan yang ditulis secara casual dan diharapkan agar Anda dapat menghubungkannya dengan kondisi yang sedang terjadi saat ini. Mintalah kerjasama yang baik antara sisi imajinasi dan sisi analisa Anda , karena perjalanan menuju akhir pencarian diri baru saja dimulai ... diawali dari :

2.“ Misi “

Di sebuah kerajaan yang sedang berlomba untuk maju hiduplah seorang tabib, usianya 65 tahun beliau terkenal karena kemampuannya dalam menyembuhkan beragam jenis penyakit. Beliau tinggal di atas bukit ... hidup berbahagia ... damai dan tenang … memelihara ikan … ayam … itik … dan sapi … beliau adalah seorang petani yang memiliki seorang istri dan dikaruniai seorang anak serta seorang cucu , untuk selanjutnya kita menyebut sang tabib dengan panggilan “ kakek ”. Pada suatu hari datanglah beberapa orang utusan kerajaan kerumah kakek dan menyampaikan maksud kedatangannya yaitu meminta bantuan pada kakek untuk menyembuhkan Baginda Raja . Sudah 2 minggu Baginda Raja menderita sakit ... belum ada tabib istana yang mampu dan berhasil menyembuhkannya. Utusan kerajaan menceritakan bahwa penyakit yang diderita Baginda terjadi sejak bulan lalu sepulangnya beliau dari kunjungan persahabatan ke

4

kerajaan seberang pulau … awalnya adalah karena Baginda kelelahan lalu berlanjut hingga sekarang. Kakek berkenan membantu ... kemudian menyampaikan berita itu kepada keluarganya ... lalu berpamitan untuk menuju kota … bersama rombongan utusan kerajaan pergi ke kota … ke kerajaan ... dengan misi penyembuhan. Sesampainya di hadapan sang Baginda Raja ( selanjutnya kita menyebutnya sebagai : Baginda ) dan setelah sejenak mendeteksi penyebab sakitnya … maka kakek berkesimpulan bahwa Baginda dalam kondisi sehat dan normal … namun Kakek menunda kesempatan untuk menjelaskan segalanya pada Baginda karena belum tentu penjelasan tersebut dapat dimengerti dan diterima oleh logika Baginda. Kakek paham tentang cara mengelola informasi yang tepat ... terkait dengan waktu yang berjalan ... terhadap perkembangan kondisi pasiennya ... karena Diagnosa selalu memerlukan pembuktian. Kakek melakukan penyembuhan secara bertahap dan pada tahap awal ini tidak memberi obat apapun , kakek hanya menganjurkan agar baginda sering melihat yang hijau-hijau ... lalu kakek pulang ke desa dan berjanji untuk kembali ke istana minggu depan. Itu saja ? Ya … hanya itu. Keesokan harinya baginda memerintahkan agar semua tirai istana diganti menjadi berwarna hijau … gedung istana di cat ulang menjadi hijau … karpet … seragam pasukan … kendaraan … semuanya diganti dengan dominasi warna hijau … bahkan semua pakaian yang ada di istanapun diganti menjadi berwarna hijau … seragam sekolah sang pengeranpun diganti menjadi warna hijau … dalam waktu singkat warna hijaupun merambah ke luar istana … semuanya di dominasi warna hijau … penghijauan menjadi merata. Mulai ada yang sedikit menarik … Karena Baginda hanya memutuskan untuk kalangan istana saja ... bukan untuk seluruh kerajaan ... ada apakah gerangan ?

5

3.Surprise … Benar saja … 2 hari setelah penghijauan dimulai , berangsur-angsur Baginda mulai terlihat segar dan merasakan perubahan yang terjadi ... sekarang beliau mulai disiplin untuk kembali sarapan pagi ... Sejak sakit beliau banyak murung dan sering lupa makan. Baginda kini tidak sabar menunggu kedatangan kakek untuk melanjutkan tahap penyembuhan berikutnya. Tepat seminggu kemudian utusan raja kembali lagi ke bukit untuk menjemput kakek kita. Seperti sebelumnya kakek beserta rombongan berpamitan pada keluarganya ... kali ini atas permintaan kakek … rombongan melalui rute yang berbeda dari sebelumnya … memutari kota terlebih dahulu. Di tengah perjalanan kakek seringkali melakukan pembicaraan singkat dengan beberapa orang penduduk kota … topik pembicaraan singkat saja … berkisar pada masalah penghijauan. Dengan izin utusan raja, kakek mengundang beberapa penduduk untuk dapat ikut ke istana mewakili warga lainnya ... mereka dengan gembira menerima undangan tersebut. Tibalah kakek di hadapan Baginda kembali ... dengan suka cita beliau menerima kehadiran Kakek … lalu kakek menyampaikan bahwa ada beberapa warga yang ikut serta dan menjadi tamu undangannya . Baginda menerimanya dan mempersilahkan warga yang ikut rombangan untuk beristirahat di ruang tunggu istana … benar-benar awal pertemuan yang menyenangkan . Kini Baginda siap menjalani tahap penyembuhan berikutnya … Kakek minta sebuah persyaratan kepada Baginda agar pejabat istana, permaisuri, pangeran, pengawal, dayang-dayang untuk berkumpul di ruang tunggu istana bersama dengan beberapa warga tadi … Baginda dan kakek meninggalkan mereka semua dan menuju ruang pengobatan istana.

6

Ternyata tidak pernah terjadi proses penyembuhan sama sekali … sampai terdengar suara keras dari Baginda dan begitu kerasnya hingga terdengar ke ruang tunggu istana … semua yang terkejut. ” Kakek ! ... kamu penipu ! ” Baginda marah besar … suasana berubah menegangkan … Hening … lalu … “Brak” … terdengar suara meja digebrak dengan kuat … Apa yang terjadi didalam sana ? … Semua tertanya-tanya … Ada Apa ini ? ... GAWAT ... 4.Fakta yang sebenarnya ...

Setelah memasuki ruang pengobatan, maka kakek mulai melanjutkan proses penyembuhan dengan mengajukan beberapa pertanyaan sebagai analisa terhadap masalah yang terjadi selama proses penyembuhan tahap pertama. Kakek : Apa yang Baginda rasakan sekarang ? Raja

: Saya merasa lebih segar, lebih sehat … apakah ini efek dari warna hijau yang kakek sarankan ?

Kakek tidak menjawab dan hanya tersenyum bertanya .

lalu melanjutkan

Kakek : Apakah Baginda memerintahkan penggantian untuk seluruh kota ? Raja

warna hijau

: Tidak … Hanya untuk lingkungan istana saja …

Kakek : Apakah Baginda pernah mendiskusikan dengan warga tentang manfaat warna hijau ? Raja terdiam sembil menganalisa arah pertanyaan kakek yang tidak lazim ditanyakan oleh tabib istana, biasanya mereka melakukan diagnosa dengan pembahasan yang berkisar pada pola makan , pola istirahat , dan hal yang terkait dengan penyebab serta alternatif penyembuhan penyakit … Baginda merasa kakek telah membuang waktu pentingnya dengan basa-basi ini.

7

Raja : Kakek, apa maksud semuanya ? Langsung saja kepada inti permasalahannya ... ! Raja menatap mata kakek dan mulai tersirat unsur kecurigaan ... ditandai dengan raut senyum baginda yang berubah menjadi raut wajah mengeras serta siap memberikan keputusan ... di sisi lain kakek adalah penyembuh yang telah membantu banyak sekali pasien dan berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya tersebut maka sebenarnya semenjak awal kakek telah mengetahui bahwa Baginda tidak sakit secara fisik. Baginda mengalami penyakit yang berasal dari rasa “ ingin” dan ini menyerang ke pikiran beliau hingga merasuk kedalam hati ... akhirnya Baginda percaya bahwa dirinya menderita sakit, lalu mulai terasa keletihan hingga nafsu makan Baginda berkurang serta berakibat pada penurunan berat badannya. Pada saat baginda mengumumkan bahwa dirinya sakit itulah berat badannya telah susut sebanyak 5 kg dan nampak diri fisik yang lemah, mata yang redup ... loyo ... Kakek tahu bahwa penyakit ini lebih berbahaya dibandingkan penyakit yang terlihat oleh mata biasa ... karena dapat membinasakan secara halus ... dimasa depan penyakit ini bernama stress ... berarti tekanan ... tertekan karena tidak terjadinya keseimbangan. Kakek : Baginda tidak sakit... Jawab Kakek ... dan sampailah saatnya kakek memperbaiki susunan emosi Baginda. Kakek : Anda hanya Bodoh … Bodoh sekali ! Itulah yang menjadi pemicu kemarahan Baginda lalu menghardik kakek dengan keras hingga suara tadi terdengar ke ruang tunggu istana. Raja

: Kakek ! ... kamu penipu … !

Lalu ... “BRAK” … Baginda berdiri dan menggebrak meja sekuat tenaga ... menyalurkan rasa marahnya. Perlu di ketahui bahwa belum pernah ada seorangpun yang berani mengkritik baginda. Baginda adalah seorang Raja yang dapat memerintahkan apapun yang menjadi kehendaknya ...

8

kekuasaan beliau hampir tanpa batas bagi rakyatnya, kerajaan tetangga semua menghormati beliau ( sebenarnya takut terhadap kekuatan pasukan tempur baginda ) ... lalu tiba-tiba ada seorang kakek tua yang dengan seenaknya menghina ... wajar jika Baginda murka . Wajah Baginda menjadi merah padam ototnya menegang, gigi bergeretak menahan amarah nan dahsyat.

5.Apa yang akan terjadi ?

Kondisi menjadi genting … Kakek menatap wajah baginda dengan ketenangan yang dalam, terciptalah keterbalikan keadaan seolah-olah kakek menjadi tokoh raja yang berwibawa dan sedang berhadapan dengan sebuah kekacauan … tapi ... wajah kakek tetap tenang … dan dengan lembut namun tegas kakek menggunakan perpaduan sudut mata dan senyuman serta arahan kepalanya untuk memerintahkan Baginda agar duduk kembali ke kursinya . Kakek melanjutkan ... Kakek : Baginda Bijaksana.

...

Sekarang

kembalilah

menjadi

Pandai

dan

Kakek : Dengarkan penjelasan saya … Saatnya Baginda untuk mendengar. Baginda tersadar bahwa dia baru saja melakukan kekeliruan besar … beliau berhadapan dengan seorang kakek yang arif, bukan seorang kakek biasa. Baginda menatap langsung ke dalam mata kakek ... kemudian perlahan - lahan Baginda duduk ... wajahnya sekejap menjadi tenang, nafasnya mulai teratur. Baginda mengambil alih keadaan kembali ... setelah beliau kehillangan kendali atas dirinya sendiri. Raja

: Maaf … silahkan lanjutkan wahai kakek.

Maaf ... ? Belum pernah Baginda mengucapkan kata “ Maaf “ Baru sekali ini kata itu terdengar … ajaib ... mengapa bisa begini ? Raja

: Kakek ... Anda sedang melakukan terapi mental untuk saya.

9

Kakek hanya tersenyum kecil tapi dengan wajah tetap yang terkendali ketenangannya sebagai jawaban atas kalimat Baginda ... Bukankah Baginda tidak sedang bertanya ... Suasana berubah menjadi lebih tenang ... Tampaklah sekarang 2 orang berwibawa yang siap berdialog dengan menampilkan sisi kelebihan masing-masing pihak ... Baginda terdiam sejenak ... menganalisa sesuatu ... sesuatu yang mengarah pada satu tujuan utama yaitu :

6.“ Solusi “

Kakek : tidak ada masalah sama sekali dengan fisik Baginda , semua normal saja … saya mengetahuinya semenjak pertama bertemu Baginda … saya memiliki beberapa pertanyaan yang berfungsi untuk menyembuhkan penyakit non fisik Baginda. Berkenankah Baginda menjawabnya dengan kejujuran dan ketulusan ? Mendengar suasana kakek yang damai, bersahabat dan dengan tujuan yang terlihat jelas ... bahwa pertanyaan yang akan disampaikan bukan dengan maksud menjebak maupun membawa kearah yang bertujuan menyimpang, maka Baginda mengangguk setuju.

Raja

: Silahkan mulai wahai kakek …

Baginda menyimak dengan gaya elegant ... gaya Baginda Raja yang sesungguhnya ... Sikap sebagai seorang Pemimpin Rakyat sejati telah kembali. Kakek : Besarkah pengaruh kunjungan Baginda ke kerajaan tetangga ? Dalam hal ini adakah keinginan yang tersembunyi dari Baginda ? Raja terdiam sejenak sambil mempelajari efek jawaban yang akan disampaikan ... lalu kakek melanjutkan pertanyaannya. Kakek : Demi kesembuhan baginda bisakah kejujuran dan ketulusan baginda ?

saya mendapatkan

10

Kakek mengkonfirmasi kesepakatan yang diajukan sebelumnya. Kakek : Bukankah hanya kita yang ada di dalam ruang ini ? Benarkah bahwa kesembuhan Baginda akan berdampak besar pada kerajaan? Raja tercenung sambil memikirkan jawaban yang ternyata adalah Benar . Raja : Baiklah ... Semua pertanyaan kakek jawabannya adalah Benar sekali. Kakek membuka pertanyaan baru dan Baginda telah siap. Kakek : Baginda, apakah semua orang yang ada dalam kekuasaan Baginda menyetujui penghijauan ? termasuk setiap orang yang berada dalam istana maupun rakyat ? Raja terdiam karena tidak menyangka mendapat pertanyaan yang diluar dugaan sebelumnya Raja

: Kakek … saya bahkan tidak sempat memikirkannya.

Jawaban dan sikap Baginda saat ini seperti menjadi sebuah diskusi keluarga dibandingkan proses penyembuhan ... didalamnya terdapat komunikasi interaktif antara 2 orang yang unggul di bidang masingmasing dan adanya keterbukaan hati dalam jarak berdekatan. Tanpa ancaman, tanpa manipulasi apapun. Raja

: kakek … tolong jelaskan pada saya … penyakit apakah sebenarnya ini ? dan mengapa solusinya adalah warna hijau ? pesan apakah yang harus saya simpulkan ?

Raja mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus yang jelas mengarah pada sasaran tindakan. Pertanyaan berbobot di ajukan oleh seorang yang berkualitas tinggi. Kakek: Sepertinya penyakit baginda timbul dari keinginan yang baik ... yaitu demi kemakmuran rakyat … benarkah demi rakyat atau demi nama besar kerajaan ? tahukah Baginda bahwa keinginan rakyat belum tentu sesuai dengan keinginan Baginda ?

11

sekarang kakek menyatukan posisi Baginda dengan “ Kerajaan dan Rakyat “ Pertanyaan baginda di jawab dengan pertanyaan baru oleh kakek. Sesungguhnya terkadang serta jawaban terkadang tapi permahaman ... mempunyai maksud yang mengetahui medote ini. Raja

ada pertanyaan yang tidak harus dijawab , ada yang tidak memerlukan penjelasan … karena bertanya dan mempertanyakan berbeda ... kakek dan Baginda sama - sama

: Apakah saya tidak boleh menginginkan hal yang lebih baik ? ... lebih maju ? ... lebih modern ? ... lebih mutakhir ? ... lebih baik dari kondisi saat ini ? karena kerajaan lain sudah semakin bertumbuh dengan baik, mengapa kita tidak mengikuti ? ... kita tidak boleh tertinggal.

Sekarang bahkan lebih jelas lagi ... Baginda mulai menyatukan segalanya dengan kata-kata “ saya ” dan “ kita “ ... inilah sumber penyakitnya. Kakek : Pernahkah Baginda menanyakan pada rakyat tentang hal ini ? Raja : Apakah harus ? Tahukah Kakek bahwa sayalah yang bertanggung jawab atas kemakmuran semuanya dan nama besar kerajaan ini ? Kakek: Baginda yang mulia … Benarkah bahwa semua pertanyaan yang Baginda ajukan pada saya adalah pertanyaan yang selalu menjadi pertanyaan besar bagi Baginda sendiri ? Raja

: hmm ...

Baginda terdiam karena menerima efek bumerang yang telah beliau kirimkan sebelumnya ... Baginda hanya mengangguk perlahan sebagai jawabannya. Kakek rupanya menguasai seni berkomunikasi melalui hati dan mulai sekarang Baginda memutuskan untuk lebih berhati-hati dalam menyusun kalimat . 7.Komunikasi

12

Kakek

Raja

: Berkenankah jika kita menuju ruang tunggu istana untuk bertemu dan berdialog dengan warga ? disana kita akan bersama menemukan obat bagi penyakit yang Baginda rasakan. : Ide yang baik … Saya memang sudah lama tidak punya waktu untuk berdialog langsung dengan rakyat … mari menemui mereka.

Ide untuk memindahkan proses penyembuhan dari ruang pengobatan raja ke ruang tunggu istana adalah berasal dari kakek tapi kakek yang justru membuat Baginda yang mengambil keputusan. Kakek tahu bahwa dia adalah fasilitator - pengarah dan bukan sebagai penentu keputusan. Baginda dan kakek berjalan beriringan ... hanya saja langkah kakek selalu selangkah di belakang Baginda ... bermakna kesadaran tentang posisi dan bahwa Baginda yang harus tetap menjadi tokoh sentral. Sesampainya di ruang tunggu istana Baginda lalu mempersilahkan kakek untuk memasuki ruangan ... Baginda bertindak selaku tuan rumah yang baik ... semua yang hadir serempak berdiri sebagai ungkapan penghormatan bagi keduanya. Melihat penampilan wajah Baginda yang rileks dan wajah kakek yang tenang timbullah kesadaran bagi semua bahwa kondisi telah kembali kondusif seperti awalnya . Ruang tunggu istana yang luas berisi kursi-kursi tanpa meja dengan lay out U-Shape sehingga Focus tetap tertuju pada 2 kursi utama yang biasa ditempati oleh Baginda dan Permaisuri ketika menerima tamu kerajaan. Semua yang ada dalam ruang tunggu istana masih berdiri ... lalu baginda mempersilahkan kakek untuk menyampaikan tujuan kehadiran mereka berdua ke dalam ruangan ini. Kakek maju ketengah ruangan lalu mengutarakan bahwa pertemuan silaturahmi hari ini akan menjadi sebuah ajang diskusi bersama ... semua tidak menduga hal ini termasuk Baginda Raja ... sepengetahuannya adalah bahwa dirinya sedang dalam tahap akhir penyembuhan ... dan kehadirannya ke dalam ruang tunggu istana tidak disangka akan melibatkannya dalam sebuah rapat dadakan. 8.Rencana

13

Kakek rupanya telah mempersiapkan rencana dan strategi semenjak berdiskusi dengan warga saat dalam perjalanan menuju Istana dan membuat proses penyembuhan ini berubah menjadi rapat informal . Kakek sama sekali tidak menyinggung masalah penyakit Baginda Raja , jadi terbentuk sebuah kesan bahwa Baginda dalam keadaan sehat seperti sediakala sementara warga yang menjadi tamu undangan sangat merasa terhormat telah menjadi peserta rapat yang dilakukan di istana bersama Baginda Raja ... Para staff istana pun merasa bangga karena dilibatkan dalam rapat ... Semua senang termasuk Permaisuri dan Pangeran yang dapat berkomunikasi langsung dengan warga secara terbuka ... win-win strategy. Kakek melangkah beberapa kaki ke depan dan meninggalkan jarak dengan Baginda ... Saat ini Kakek berada di tengah antara kelompok kecil warga yang menjadi perwakilan rakyat dan Baginda berada di hadapan mereka ... kakek sengaja memisahkannya menjadi 2 kelompok ... Baginda seorang diri dan rakyat di hadapannya .... kemudian kakek meminta izin agar Permaisuri sudi memimpin mereka ... Permaisuri menerima dengan senang hati dan berkenan mewakili rakyatnya. Kemudian kakek kembali ke posisi tengah dan dengan santun mengutarakan pada semuanya bahwa kakek sedang dalam proses menyusun sebuah buku serta membutuhkan pendapat dari hadirin . Kakek bertanya kepada semua yang hadir dan memohon kesediaannya untuk dapat membantunya menemukan solusi terbaik ... semua ternyata menyambut gembira permintaan kakek ... siap untuk berpartisipasi bersama . Tidak terjadi penolakan sama sekali . Baginda heran namun tidak bereaksi ... hanya berusaha mencari tahu dan bertanya dalam hati tentang rencana kakek selanjutnya.

14

9.Pesona Kakek menemui kelompok rakyat dan berbicara kepada Permaisuri sebagai perwakilannya ... setelah briefing singkat tersebut kakek mengeluarkan selembar kertas kecil lalu menyerahkan kertas tersebut kepada Permaisuri untuk ditemukan jawabannya secara bersama. Dengan penuh keanggunan Permaisuri lalu mempersilahkan kelompoknya untuk mengatur kursi agar lebih saling berdekatan ... tujuannya adalah agar dapat lebih jelas mendengar jika ada yang berbicara , kemudian Permaisuri berpesan kepada semua anggotanya agar aktif berpendapat . Bayangkanlah betapa cantiknya seorang wanita yang berbicara dengan lancar dengan susunan bahasa yang baik dan intonasi yang terjaga ... begitu mempesona penampilannya ... apalagi dalam busana berwarna hijau muda yang anggun ... keserasian busana dan terjaganya sikap Permaisuri meningkatkan penghargaan dari semua orang yang ada dalam ruangan ... Permaisuri terbiasa menyesuaikan penampilannya karena menyadari bahwa busana adalah cerminan karakter yang akan mengembalikan manfaat langsung kepada dirinya sendiri ... Dari mata turun ke hati. Diskusi mulai bergulir dipimpin dengan baik oleh Permaisuri ... Pasangan yang ideal akhirnya tampil, karena selama ini Permaisuri belum pernah memimpin diskusi yang dihadiri langsung oleh kalangan istana dan rakyat. Kita tinggalkan sejenak keadaan mereka, karena kita akan mengungkap rahasia penyembuhan Baginda Raja melalui solusi dari 2 kelompok diskusi.

10.Konsentrasi

Kakek berjalan menghampiri Baginda dan duduk bersisian lalu terlibat dalam pembicaraan yang menarik antara dua orang yang berbeda generasi maupun sudut pandang. Sangat jelas bahwa Baginda begitu besar keinginannya untuk “ sembuh “ secara total, sementara kakek justru senang memberikan pertanyaan yang sifatnya “

15

menggantung” ... tidak tuntas ... dengan maksud merangsang dan memaksa tampilnya “ kecerdasan hati “ Baginda. Kakek mempunyai ketajaman mata bathin yang membuatnya tidak mengajukan pertanyaan dengan “ Logika ” sebagai pemberi jawaban ... Karena Baginda pandai dan kakek sangat tahu tentang kepandaian logika Baginda. Obatnya ada dihati Baginda, bukan dilogika Baginda ... faktanya adalah bahwa secara fisik organ tubuh Baginda semuanya normal ... sehat tidak ada yang bermasalah. Kakek : Baginda Raja pimpinlah kami kembali seperti sediakala ... menjadi Raja kami yang selalu penuh antusias ... semangat ... dan berusaha memberi yang terbaik kepada kami ... berkenankah Baginda ? Kakek membuka dialog dengan sebuah permintaan dan harapan ... Kakek memulai dengan membangkitkan potensi Baginda serta menitipkan kepercayaan padanya. Kakek : Baginda yang Mulia… bolehkah saya memberikan hadiah sebagai jawaban atas permasalahan Baginda ? Kakek selalu bertanya ... bahkan saat ingin memberikan sesuatu … dan melanjutkan kalimatnya lagi … bertanya tentunya … Kakek : Bisakah saya pamit sekarang ?

Lho koq ? ... Secepat itu ? ... Sesederhana ini ? ... Cuma seperti ini ? ...

Bukan ... !!!

16

Itu pertanyaan anda sendiri ... bukan pertanyaan Baginda . Anda

: O , iya ... Bayu benar !

Bayu

: Saya kan penulisnya ... 

Baginda sekarang paham bahwa kakek memintanya untuk berusaha mengobati dirinya sendiri ... Kakek melanjutkan pertanyaannya tanpa menunggu jawaban Baginda. Kakek

:Bolehkan saya minta agar hadiah ini dibuka setelah saya keluar dari gerbang istana ?

Lalu kakek mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna putih terbungkus kain beludru yang juga berwarna putih dan menyerahkannya kepada Baginda. Raja

: Terima kasih kakek … bisakah kakek datang lagi untuk menyembuhkan saya?

Kakek :

Baginda … saya selalu siap untuk datang sesuai undangan Baginda ... kapanpun Baginda membutuhkan , karena ini adalah suatu kehormatan besar bagi saya . Tapi … Baginda sembuh dan sehat bukan karena saya , tapi Baginda sendirilah yang membuatnya terjadi.

Kali ini kakek mengeluarkan pernyataan penting. Raja

: hmm … benarkah ?

Kakek : Ya Baginda … meragukannya ? Raja

Benar

sekali



Apakah

Baginda

: Benar … saya mulai paham sekarang … mulai menjadi lebih jelas …

Baginda tersenyum dan mendadak wajahnya seperti menyala … cerah sekali … senyum mengembang menghiasi ketampanan wajahnya. Kakek : Benarkah sekarang Baginda sedang memutuskan sesuatu ? Kakek bertanya seolah-olah mengetahui jalan pikiran Baginda ... dan kakek memang mengetahuinya … Baginda tersenyum ... keduanya

17

berdiri lalu Baginda meminta Pengawal untuk mengantar kakek kembali ke bukit ... tempat tinggal dan istana kakek yang damai. Sebelum pergi kakek menemui Permaisuri dan menyampaikan bahwa rapat informal yang sedang berlangsung ini dikembalikan pada Baginda sebagai penentu keputusan. Kakek mohon diri kepada seluruh hadirin ... lalu diantar oleh Baginda menuju kendaraan kerajaan yang telah disiapkan ... sesampainya di lobby Baginda menjabat tangan kakek dengan kedua tangannya … lalu memeluk beliau … sebagai ungkapan kerinduan dan persahabatan. Kendaran meninggalkan istana “Hijau” ... tempat rapat penuh orang “ Hijau “ ... dengan dua kendaraan “ Hijau “ ... menuju bukit yang “ Hijau” ... kakek tidak mengetahui bahwa kendaraan ke dua penuh berisi bingkisan dari Baginda sebagai ucapan terima kasih. Baginda Raja berjalan kembali memasuki ruang tunggu istana dan duduk kembali di tempatnya sambil memandangi hadiah dari kakek ... sementara dihadapannya ada sebuah rapat yang masih berlangsung. Raja : Pasti ada penjelasan dari bingkisan ini … kakek sedang mendidik saya melalui apapun ini ... saya sendiri yang harus menemukan jawabannya .

11.Pesan Rahasia

Baginda Raja menggumam dalam hati sambil memandangi kotak kecil terbungkus beludru putih tersebut ... Baginda belum membuka, hanya berusaha menerka ... tapi apapun isinya tentunya punya suatu makna pelajaran yang berharga. Tahukah anda bahwa hal inilah yang benar-benar telah membuat Baginda menjadi sembuh total ... karena pusat perhatiannya adalah bukan pada penyakitnya lagi ... tapi pada pencarian sebuah makna jawaban ... fokus telah berpindah ... pada sebuah Kotak kecil berbungkus beludru putih … lalu perlahan-lahan baginda melihat pada kelompok orang dihadapannya yaitu kelompok diskusi yang masih asyik bekerja sama ... lalu melihat langit-langit, kemudian matanya

18

memandangi seluruh ruangan yang didominasi warna hijau sambil berusaha merajut proses yang telah dan sedang terjadi. Memandangi apapun yang ada dalam ruangan … termenung ... berpikir ... semua sepertinya biasa saja … sampai … tiba-tiba beliau menyadari sesuatu ... Raja

: ASTAGA ! … kakek memberi 2 solusi … ! Satu berada di tangan saya ... satu lagi berada di tangan Permaisuri .

Baginda terhenyak kaget … Sadarlah dia bahwa kakek ternyata seorang guru yang benar-benar bijaksana ... melebihi dugaan Baginda sebelumnya ?

Baginda tersenyum lalu teringat pada pepatah “ Never Under Estimate the Ocean “ , artinya memberi gambaran bahwa manusia itu ibarat samudera luas dan dalam yang tersembunyi di balik permukaannya ... Arti lainnya adalah bahwa manusia bisa saja menguasai isi samudra yang luas tapi belum tentu bisa menguasai samudera hati orang lain ... disini juga terletak makna penghargaan dan toleransi terhadap perbedaan. Baginda memejamkan matanya sejenak beliau memasuki keluasan dan kedalaman hatinya sendiri ... dan selang beberapa menit kemudian Baginda membuka matanya kembali ... Baginda yakin telah menemukan jawaban atas permasalahannya. Begitu konsentrasinya Baginda hingga ia sama sekalli merasa tidak terusik ketenangannya oleh meriahnya diskusi yang sedang berlangsung di hadapan beliau. Raja : kakek … saya tahu awal permasalahannya … sekarang saya tahu pula bahwa itulah solusinya ... Terima kasih kakek … hadiah ini akan menjadi hadiah terbaik yang pernah saya terima dalam hidup. Benarkah Baginda telah menemukan jawaban yang pertama ?

19

Belum tentu ... !!! walaupun Baginda pandai ... tapi teka-teki ini tidak sederhana ... semua memiliki efek berantai ... satu dengan yang lain pasti berhubungan ... karena tidak dengan logika sebagai pemandu jawabannya, tapi dari hati Baginda ... remember :

12.“ Never Under Estimate The Ocean “

Berlahan-lahan Baginda membuka kain beludru halus pembungkus kotak, kain beludru putih tersebut memberi makna ketulusan dan kejujuran … saat tangannya siap membuka kotak putih tersebut ... tiba-tiba Baginda menghentikan kegiatannya ... ada keraguan terlintas rupanya ... perlahan Baginda mengambil selembar kertas dan alat tulis yang berada di meja kecil sebelah kursi beliau, lalu menuliskan sebuah jawaban. Rupanya Baginda ingin menguji kedalaman pengetahuan dan pemahamannya. Baginda tersenyum dan menarik nafas perlahan-lahan lalu berbicara dalam hati.

Raja : Kakek … ini adalah hadiah termurah yang memiliki nilai termewah … Saya bisa membelinya sebanyak yang saya mau karena bisa dibeli dengan uang … tapi belum tentu setiap orang sanggup membayar nilai nya karena amat ... sangat mahal ... semahal “ kerendahan hati “ . Baginda siap membuka kotak tersebut ... kotak yang menjadi perlambang “masalah“ bagi kebanyakan orang ... dan sebagian besarnya Hidup dalam “ kotak ” yang diciptakan sendiri baik sengaja maupun secara tidak sengaja . Untungnya Baginda memiliki pemahaman berbeda tentang kotak tersebut dan menurutnya sama dengan arti kedalaman samudera hati seseorang yang selayaknya dihargai dan dihormati ... sekalipun tertutup rapat.

20

Di sudut kanan atas kotak , Baginda menemukan tulisan “ CHOICE “ … Pilihan ... Baginda memahami bahwa setiap menusia mempunyai kotaknya sendiri dan itu adalah pilihan bagi orang lain ... dan sangat mungkin mempunyai perbedaan. Sampai beberapa saat lalu Baginda memang telah tepat merangkai makna pesan yang tersembunyi ... Bagaimana dengan isi benda dalam kotak tersebut, apakah Baginda bisa menjawab dengan tepat ? Peluangnya sangat kecil karena tidak ada petunjuk sama sekali … Baginda memejamkan kembali matanya … Ini bukan permainan … ini pelajaran hidup … Raja : Kakek… anda benar, ini adalah pelajaran kehidupan Kehidupan saya sendiri dan saya telah mengerti sekarang.



Raja menarik nafas dalam-dalam dan membuka kotak tersebut … yakin …” tik ” ... dengan sebuah gerakan kecil yang mantap terbukalah isi kotak putih tersebut.

Wow ... Luar Biasa !!! Raja Sontak berdiri … tangannya mengepal penuh tenaga … energinya mengalir keseluruh tubuhnya sehingga seolah-olah tubuhnya dipenuhi cahaya ... senyumnya lepas … wajahnya seperti bersinar layaknya matahari … ekspresi itulah yang terlihat ... tapi ... Baginda tidak bersorak sorai ... beliau menjaga wibawanya ... wibawa yang menjadi nilai tambah dari kualitas seorang pemimpin ... Perlahan Baginda duduk kembali, tentu dengan sikap dan gayanya yang terjaga ... sambil membuka kotak lebar-lebar ... dan memandangi benda rahasia tersebut. Jelas sekali bahwa Baginda telah berhasil menemukan makna penting dibalik pesan hadiah kakek … sebuah proses belajar yang memuaskannya. Raja : Baginda raja … kamu Benar … jawabannya tepat ! ... kamu Hebat ! Baginda memuji dirinya sendiri, memberikan penghargaan tulus dan itulah menjadi obat yang mujarab ... yaitu kemampuan untuk menghormati dan menghargai nilai potensi diri. Baginda mengingat kata - kata kakek : “Apakah Baginda meragukannya ?”

21

Tapi sebentar … Nanti dulu ... !!! Ada yang luput dari perhatian Baginda Raja … ternyata kakek masih memberikan sebuah hadiah sebagai tambahan teka-teki . Hadiah tambahan tersebut adalah secarik kertas yang diikat dengan benang dan dalam kertas tersebut terdapat tulisan tangan kakek :

13.“ Mohon pisahkan antara KEBUTUHAN dan KEINGINAN ”

Raja : kakek ... Anda benar ... dengan ini saya sanggup menyelesaikan banyak permasalahan yang sedang terjadi maupun yang akan terjadi Kebutuhan adalah prioritas yang mendasar dan setelah kebutuhan terpenuhi , maka keinginan akan menjadi sebuah pilihan berikutnya atas kebutuhan tadi ... berkaitan dengan kemampuan dan kesempatan ... ada peringkatnya ... kalau terbalik bisa menjadi petaka ... begitulah kesimpulan Baginda. Baginda dengan tulus mengakui bahwa permasalahannya diawali oleh keinginan dirinya sendiri karena membandingkan kerajaannya dengan kondisi kerajaan tetangga ... Lalu mengatas namakan kemakmuran rakyat sebagai tujuan ... padahal tujuan Baginda belum tentu sama dengan tujuan rakyatnya ... tujuan pribadi berbeda dengan tujuan organisasi.

Dengan memadukan hadiah yang pertama maka tentu saja teka-teki berikut tadi dapat di jawab dengan mudah ... tanpa hadiah pertama pastilah akan sulit sekali ... Baginda begitu bersyukur karena melalui hadiah itu Baginda seperti menerima suatu paket solusi dari kakek. Baginda raja mengambil kertas jawaban yang telah beliau tulis tadi ... menatapnya dengan khidmat dan menegakkan kepala sambil menyaksikan diskusi yang belum juga usai bahkan semakin hangat ...

22

menyimak kertas jawaban ... lalu memperhatikan lagi jalannya diskusi ... berulang kali. Dihadapannya nampak Permaisurinya yang cantik sedang memimpin diskusi dengan memberikan kebebasan pada rakyat untuk mengemukakan pendapatnya masing-masing … namun belum ada titik temu juga ... ada yang salah rupanya ... Baginda raja belum berkenan melakukan intervensi ... masih memberikan kesempatan bagi Permaisuri untuk berusaha terlebih dahulu .

14.Waktu

Baginda memangku hadiah dari kakek lalu meletakkan dengan hatihati di meja bersama alat tulisnya ... kemudian Baginda memperhatikan jam tangan logam yang selalu dikenakannya ... mengenang pelajaran dari jam tangan tersebut. Jam tangan logam yang digunakan Baginda memberi pesan bahwa waktu adalah batasan yang memiliki nilai prioritas ... selalu ada hal yang harus beliau utamakan ... sementara yang hal lain bisa menyusul sesuai daftar yang tertulis dalam rencana kerja hariannya. Tanpa menentukan berdasarkan tingkat kepentingan , resiko , manfaat , alternatif serta waktu , maka Baginda akan merasa seolah-olah memikul beban berat, seperti sebelumnya ... dulu Baginda selalu merasa kekurangan waktu. Mengapa baginda memilih jam tangan yang tidak terbuat dari plastik saja , bukankah lebih praktis karena setiap saat dapat berganti model sesuai trend terbaru ? dan cenderung lebih murah ... ekonomis.

Bukan ... bukan itu yang Baginda maksud … menurutnya keputusan bukan berdasarkan trend yang selalu berubah dan akibatnya bisa membingungkan rakyat ... Pesan Ayahanda Paduka ( almarhum ayah Baginda ) adalah bahwa integritas harus di tampilkan secara Total Full Package ... karena dalam integritas terdapat keselarasan antara pikiran , perasaan dan tindakan yang harus dipertahankan ...

23

bukan selentur trend yang selalu berubah dinamis ... integritas berasal dari ketetapan hati , trend berasal dari pengaruh luar diri ... faktor eksternal ... integritas membuat seseorang menjadi trendsetter yang mampu memberikan efek perubahan terhadap hati dan tindakan orang lain . Integritas berkembang bersama waktu, integritas bernilai tinggi, integritas berkaitan dengan kualitas dan komitmen ... untuk orang selevel Baginda maka nilai menjadi penting , bukan harga yang menjadi ukurannya . Jam tangan logam Baginda Raja menyiratkan makna ketegasan beliau terhadap dirinya sendiri dan akhirnya menjadi contoh serta teladan bagi setiap orang dalam kalangan istana ... maka tanpa dipaksakan oleh Baginda nilai kedisiplinan melebar dan meluas pengaruhnya serta menimbulkan efek positif pula kepada pihak lain hingga ke semua menterinya mencontoh pola kepemimpinan Baginda ... begitulah cara Baginda memimpin kerajaan ... Baginda telah menjadi trendsetter ... merubah dengan memberikan contoh ... ini menjadi jawaban tentang penghijauan yang menyebar , dimulai dari dalam istana lalu meluas pengaruhnya hingga ke seluruh kota . Karena semua menjadi disiplin maka Baginda menjadi efektif dalam bekerja hingga akhirnya beliau terbiasa memutuskan dan melakukan beberapa hal secara bersamaan, baik untuk urusan dinas kerajaan maupun untuk internal keluarga beliau . Karena itulah Baginda bisa melakukan hal-hal baru bagi rakyatnya ... hal baru yang ingin Baginda terapkan kali ini rupanya tercampur antara kebutuhan dan keinginan yang didapat sepulangnya dari kunjungan ke kerajaan tetangga. Baginda telah sukses mengurai dan menyusun kembali permasalahan menjadi sebuah solusi ... dengan bantuan hadiah Kakek dan jam tangannya sendiri. Baginda menghembuskan nafas ... merasakan kepuasan ... plong sudah . Satu jawaban lagi akan terungkap ... yang berada dalam genggaman Permaisuri.

24

15.Tuntaskan

Saatnya turun tangan ... membantu pihak yang telah berusaha maksimal ... Baginda berdiri melangkah menghampiri kelompok yang sedang berdiskusi tersebut . Melihat Baginda mendekati mereka, maka diskusipun terhenti, semua memandang Baginda … Terdiam … lalu Baginda berkata ... Raja

: Saudara - saudaraku …

Baginda menggunakan kata-kata “ Ku ” yang berarti bahwa dirinya menjadi bagian dari semua hadirin ... beliau melanjutkan ... Raja

: Ada yang biasa saya Bantu ?

Semua terpana mendengar pertanyaan Baginda … sebuah permintaan untuk memberikan ... Kalimat itu baru saja keluar dari ucapan seorang pemimpin ... Permaisuri sangat kaget mendengarnya, karena selama ini Baginda tidak pernah serendah hati seperti saat ini. Sekarang baginda memiliki nilai tambah baru dimata permaisuri dan di mata rakyatnya. Baginda menuju tempat duduk permaisuri sambil mengambil sendiri kursi kosong dan meletakkan di sebelah kursi Permaisuri, berdampingan. Biasanya selalu ada staff yang mempersiapkan untuknya ... memang nampaknya sederhana ... hanya untuk sebuah kursi, tapi ini adalah hal yang baru ... Perubahan sedang berlangsung ... Pasangan ideal ini akan bersama menghasilkan solusi ... kerjasama ... bukankah suami isteri seharusnya seperti itu ? Raja : Permaisuriku … Apakah topik diskusi kakek ? Permaisuri menyerahkan kertas pemberian membaca dengan tenang di situ tertulis :

yang diberikan oleh kakek

lalu

Baginda

“ Apakah yang membuat anda Sukses sekaligus Bahagia ? ”

25

Baginda tersenyum penuh arti kemudian meminta kepada permaisuri agar dirinya diizinkan mengambil alih diskusi ... Tentu saja Permaisuri mengizinkan karena Baginda adalah pemimpin tertinggi di kerajaan dan Baginda adalah pihak yang paling bertanggung jawab terhadap keputusan kerajaan ... serta Baginda adalah suaminya sendiri. Masih ingat bahwa sebelumnya Baginda mempersilahkan kakek untuk mengarahkan pertemuan dan kakek yang meminta Permaisuri memimpin diskusi tersebut , lalu kakek menitipkan hasil keputusan pada Baginda saat beliau berpamitan ... memberi arti bahwa Baginda menghormati etika organisasi. Baginda memimpin diskusi dengan cara yang baru melalui pemisahan pengertian antara kebutuhan dan keinginan , serta mengarah pada satu hal :

“ Tujuan Bersama ( Visi - Misi ) ” Mari bersama sejenak melihat akhir kondisi rapat yang dipimpin oleh Baginda Raja, beliau memimpin semuanya dengan begitu baik hingga tuntas ... karena baginda merekam dengan kuat kata-kata kakek ” Apakah Baginda meragukannya ? “ ... susunan kata penguat yang indah terangkai menjadi kalimat motivasi bagi penyembuh penyakit non fisik ... bagi siapapun. Baginda paham betul pengertian “ Nya “ yang berarti juga adalah potensi pihak lain , termasuk Pangeran yang sudah mulai dilibatkan dalam sebuah diskusi walaupun dalam usia muda yaitu 7 tahun . Hasil rapat informal tersebut adalah terpenuhinya kepuasan semua pihak , baik Baginda maupun rakyat yang telah terwakili dalam forum silaturahmi dan diskusi . Telah diputuskan oleh Baginda untuk kembali pada Job Description ( fungsi dan tugas ) masing-masing ... agar lebih bertanggung jawab pada bidangnya ... karena setiap pihak memiliki tujuan yang berbeda pula, tidak sewarna ... tidak sama ... namun mengarah pada tujuan akhir semua pihak : “ KEMAKMURAN “

26

Sebuah rapat informal yang mencetuskan hasil formal berlangsung di dihadapan sebuah meja yang diatasnya tergeletak alat tulis Baginda ... beserta hadiah istimewa dari kakek yaitu : “ Kacamata ”... berwarna hijau

Setelah berhasil memahami pesan dan maksud dari kaca mata hijau itulah maka keesokan harinya Baginda Raja menghadirkan para menteri dalam sebuah rapat besar dan menugaskan mereka untuk mengevaluasi tingkat kemakmuran kerajaan dari semua bidang yang akan ditindaklanjuti dengan peninjauan secara rutin atas semua proses yang telah ... sedang ... dan akan dijalankan . Ketegasan demi kemakmuran bersama. Baginda juga membentuk Departemen baru yang bertugas khusus untuk meningkatkan perkembangan kemajuan teknologi sebagai jawaban atas kemajuan peradaban ... termasuk upaya peningkatan kemampuan rakyatnya dalam memasuki era modernisasi ... Seperti yang Baginda utarakan kepada kakek :

“ Kita tidak boleh tertinggal ”.

Baginda meningkatkan peran Departemen Pendidikan yang nantinya akan sangat strategis dan penting dalam mengimbangi tuntutan jaman ... menjaga moral generasi penerusnya agar tetap memegang teguh nilai keimanan ... budi pekerti ... sikap , karena tanpa peningkatan peran Departemen tersebut , maka kerajaan akan menjadi korban dari kemajuan peradaban dan teknologi . Baginda ingin generasi penerusnya menjadi maju dengan nilai luhur sebagai pondasi ... karena kemakmuran kerajaan adalah sebuah proses perjuangan yang panjang ... bukan terjadi dalam sesaat ... apalagi jika dipaksakan ... seperti yang pernah terlintas dalam pemikiran beliau sebelumnya ... harapan Baginda terwujud melalui kesepakatan Rapat Dewan ... menuju terciptanya Kemakmuran ... kesuksesan dan kebahagiaan secara bersamaan.

27

Baginda telah mempersiapkan landasannya ... Memajukan kerajaan dengan memenuhi kebutuhan pendidikan yang seimbang antara pendidikan bagi logika maupun kebutuhan pendidikan bagi hati ... soft and hard skill ...sehingga jika beliau wafat maka beliau akan wafat dengan tenang ... karena kerajaan akan tetap berjalan menuju arah yang benar ... arah yang seimbang ... sesuai pesan hadiah kakek ... bukan hanya dari 1 lensa kaca mata , tapi dari 2 lensa kaca mata “hijau”.

Happy Ending ? Bukankah itu juga yang anda harapkan ? 

16.Kesimpulan dari kisah tersebut adalah :

Marilah kita simpulkan dengan memanfaatkan sisi otak kita yang berfungsi sebagai penganalisa , pengolah data , setelah tadi kita asyik dengan otak imajinasi, kreatif ... Kita akan sedikit merubah keadaannya ... seperti ini : Suasana tempat tinggal kakek dibukit yang tenang rubahlah maknanya menjadi kedamaian hati serta ketenangan pikiran. - Anggaplah bahwa rakyat adalah bagian dari sebuah sistem maupun departemen terkait , bahkan dalam beberapa kasus anda dapat mengumpamakan rakyat sebagai bagian dari anggota tubuh anda sendiri seperti : mata , tangan , telinga dll yang mempunyai fungsi berbeda … - Gantilah kerajaan menjadi rumah atau tempat beraktivitas dan berkarir … maupun suatu lingkungan lain tempat bersosialisasi , atau

28

bisa saja diganti dengan suatu ukuran materi yang dimiliki atau akan dimiliki , contohnya seperti kendaraan , nilai rekening yang berada di Bank , jabatan , harta lainnya ... apapun yang berpotensi sebagai pembanding ... bahkan mungkin saja pasangan hidup. -

Jadikanlah kaca mata mempunyai makna sudut pandang atau persepsi ... dan warna hijau menjadi arah focus … bahkan warnanya pun bisa dirubah dengan warna lain … sesuai keadaan ... bermakna kemampuan menyesuaikan persepsi.

Keinginan tersembunyi Baginda yang dimaksud oleh kakek adalah usaha untuk memaksakan sudut pandangnya yang belum didiskusikan dengan rakyatnya ... di cerita ini Baginda seolah sedang dalam proses mengarahkan persepsinya menjadi sebuah tujuan bersama tanpa menggunakan jalur diskusi.

-

Tetaplah menggunakan “ pemisahan “ sebagai cara mempermudah dalam mengurai masalah untuk menghasilkan solusi yang mengarah pada tujuan.

-

Tukarlah pemahaman “ Kebutuhan dan keinginan “ menjadi : ” Obyektif dan Subyektif “ serta ” Terukur dan Ternilai “.

-

Gantilah tokoh Baginda dengan sosok orang yang siap berubah, penuh optimis, mempesona, bijaksana …

Wajah siapakah yang tampil saat anda menggambarkan tokoh ini ? Jika aspek tersebut dimiliki oleh tokoh yang Anda tampilkan ... bukankah itu bisa menjadi sasaran tujuan pengembangan diri Anda sendiri ? Mungkin saja tokoh tersebut sama sekali tidak menyadari bahwa anda akan mengaguminya ... mungkin juga anda menghargainya karena “ beliau ” memiliki potensi yang lebih dari orang lain ... potensi yang ditampilkan menjadi sebuah tindakan dan menghasilkan prestasi nyata ... pastilah seharusnya tindakan yang membawa manfaat positif bagi orang lain. Jika anda adalah seorang wanita maka hal ini sama sekali tidak bermasalah dengan Gender - jenis kelamin , Karena bukan itu yang

29

menjadi tujuannya ... Tujuannya adalah memutuskan untuk berubah menjadi lebih baik … dan seperti kata kakek :

“ Baginda sendirilah yang membuatnya terjadi ”

Setiap manusia adalah unik karena memilik potensi yang tersembunyi dalam samudera hatinya ... Selalu ingat apa yang Baginda rekam dalam hatinya melalui kata-kata kakek ... sebuah pertanyaan yang mengganggu : “ Apakah Baginda Meragukannya ? ” Mungkinkah tokoh Baginda adalah diri anda sendiri ? Seperti anda mengagumi seorang tokoh, maka sangat mungkin jika andalah tokoh yang dikagumi tersebut, bahkan tanpa anda menyadarinya ... Andalah sang Baginda dan anda masih berkesembapatan untuk melakukan perubahan melalui penelusuran kedalam samudra hati untuk menemukan potensi harta karun terbesar anda sendiri.

“ Apakah Anda Meragukannya ? ”

2 Terakhir ... Terpenting - Cobalah merubah gambaran kakek menjadi suara dari hati anda ... dia berada dekat sekali dengan anda ... bahkan dialah yang paling paham tentang kedalamannya ... bersamanya anda akan menemukan Potensi terbesar ... untuk ditampilkan ... Meninggalkan suara hati akan menyebabkan anda kesepian ... sendirian ... diantara keramaian ... Jadilah Orang Besar ... bertindaklah . - Buku yang sedang kakek susun adalah buku tentang cerita perjalanan pencarian makna hidup bagi diri Anda sendiri ... ya ... semuanya adalah tentang anda ... jika bukan tentang anda tentunya anda tidak perlu menyelesaikan membaca buku ini ... dimulai dari penemuan

30

tujuan akhir terlebih dahulu ... pertanyaan tersebut telah kakek titipkan pada permaisuri : “ Apakah yang membuat anda Sukses sekaligus Bahagia ?” Note : Silahkan kembali membaca dengan menggunakan persepsi baru untuk menemukan jawaban atas pertanyaan hati anda

With love : Bayu Murti

31

Related Documents