Spo.docx

  • Uploaded by: Lupus Boyss
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Spo.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 9,420
  • Pages: 57
SPO PENANGGULANGAN DAN PEMESANAN RESEP YANG TIDAK TERBACA No.Pokok 311//Dir-SPO/XII/2016 No. Revisi Halaman 1 dari 1 Karawang,

Tgl Terbit.

Prosedur Tetap

1. 2. Pengertian

1. 2. Tujuan

3.

Kebijakan

1. · · ·

· 2. 3.

4. 5.

6. Prosedur

30 Desember 2016 Direktur Resep obat adalah permintaan tertulis dari seseorang dokter kepada apoteker untuk memberikan obat yang dikehendaki pasien. Penulisan resep artinya mengaplikasikan pengetahuan dokter dalam memberikan obat kepada pasien melalui kertas resep menurut kaidah dan peraturan yang berlaku, diajukan secara tertulis. Resep yang tidak terbaca atau kurang jelas penulisannya dapat segera ditindaklanjuti dan mengurangi terjadinya medication error Mendapat kejelasan dan penegasan dari Dokter penulis resep, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pemberian obat kepada pasien. Tercapainya pelayanan kefarmasian yang tepat dosis dan tepat indikasi. Surat Peraturan Direktur rumah sakit Nomor 266 tentang Panduan Penulisan Resep. Lakukan identifikasi kelengkapan resep untuk resep yang diterima oleh petugas Instalasi Farmasi yaitu : Tanggal resep, nama dokter, nomor resep, nama pasien tanggal lahir pasien. Aturan pakai (frekuensi, dosis, rute pemberian) ditulis dengan jelas. Resep obat dari golongan Narkotika dan Psikotropika harus dibubuhi tanda tangan lengkap, alamat dan nomor telepon yang dapat dihubungi dari dokter yang menuliskan resep. Tidak menggunakan istilah dan singkatan sehingga mudah dibaca dan tidak disalahartikan. Diskusikan terlebih dahulu resep yang kurang jelas penulisannya bersama staf apotek dan membaca histori pengobatan pasien (MPO). Konfirmasikan jika resep belum jelas ke nurse station dan meminta perawat yang bertugas menangani pasien tersebut agar melihat status pemberian obat pasien oleh Apoteker. Hubungi dokter jika resep belum jelas untuk memperoleh kejelasan resep. Hubungi staf bagian pelayanan medic apabila dokter tidak dapat dihubungi untuk selanjutnya meneruskan informasi ke dokter/SMF/dokter jaga apakah resep tersebut obatnya harus diganti. Konfirmasikan resep secepatnya oleh perawat apabila sudah mendapat kejelasan dari dokter ke Instalasi Farmasi untuk segera dilayani dan

Unit terkait

· ·

disiapkan obatnya. IFRS Semua unit terkait

SPO PELAYANAN FARMASI TENTANG PENDISTRIBUSIAN/PENYALURAN OBAT KE PASIEN No.Pokok 310//Dir-SPO/XII/2016 No. Revisi Halaman 1 dari 2 Karawang, Tgl Terbit. 30 Desember 2016 Prosedur Tetap

Pengertian Tujuan Kebijakan 1. A. · · ·

B. ·

C. 2. A. B.

Prosedur

C.

Direktur Tatanan kegiatan pengantaran sediaan obat oleh apoteker sesuai dengan yang ditulis pada order/resep atas nama penderita, rawat, tinggal, tertentu melalui perawat ke ruang penderita tersebut. Dalam system ini obat diberikan kepada pasien berdasarkan resep yang ditulis oleh dokter. Untuk memberikan perbekalan farmasi yang tepat dan aman pada waktu dibutuhkan oleh pasien. Surat Peraturan Direktur rumah sakit Nomor 291 tentang Pendistribusian Barang Farmasi. Penerimaan Resep Pemeriksaan resep (Skrining Resep) Periksa keabsahan resep, meliputi nama dan alamat dokter, no SIP, serta tanda tangan / paraf dokter. Periksa kelengkapan resep, meliputi tanggal resep, nama dan alamat pasien, umur serta berat badan. Analisa rasionalitas resep, meliputi nama obat, potensi, dosis dan jumlah yang diminta, cara pembuatan serta aturan pakai. Bila kurang jelas atau ragu ragu, maka perlu dikonfirmasikan dengan penulis resep. Pemeriksaan Ketersediaan Obat Hitung dahulu jumlah obat yang dibutuhkan untuk resep racikan, jika obat tidak tersedia / habis, maka hendaknya pasien diberi alternative dengan obat yang mempunyai kandungan yang sama dengan nama dagang yang berbeda. Beri harga Peracikan Resep Teliti resep sekali lagi untuk memastikan bahwa perhitungan dosis sudah benar Siapkan obat dan diracik sesuai dengan permintaan yang tertulis di resep. Setelah diracik, beri etiket dan bungkus dengan plastic Buatlah copi resep jika memang diperlukan atau pasien memintanya

SPO PELAYANAN FARMASI TENTANG PENDISTRIBUSIAN/PANYALURAN

OBAT KE PASIEN

No.Pokok

Unit terkait

310//Dir-SPO/XII/2016 No. Revisi Halaman 2 dari 2 1. Penyerahan Resep Lakukan pemeriksaan sekali lagi sebelum obat diserahkan untuk memastikan obat dan etiket yang diberikan telah sesuai dengan menjelaskan tentang aturan pemakaian dan kegunaannya serta hal hal lain yang dianggap perlu, resep yang sudah dikerjakan kemudian diparaf dan disimpan. · Apoteker · Perawat · Pasien

SPO PELABELAN PERBEKALAN FARMASI No.Pokok 309//Dir-SPO/XII/2016

Prosedur Tetap

Pengertian Tujuan Kebijakan

No. Revisi Karawang,

Halaman 1 dari 2

Tgl Terbit. 30 Desember 2016 . Direktur Pemberian identitas pada obat yang masih dalam kemasan aslinya atau sudah dipindah tempat nya dan untuk diberikan pada pasien atau disimpan di tempat obat. Untuk memudahkan dalam identifikasi obat saat disimpan atau saat diserahkan pasien. Untuk menghindari medication error karena salah identifikasi obat. Surat keputusan direktur rumah sakit Nomor 208 tentang Pelabelan Perbekalan Farmasi. PELABELAN OBAT UNTUK DIBERIKAN PADA PASIEN 1. Tempel label identitas pasien (barkot) pada etiket obat 2. Tuliskan nama obat, jumlah, sediaan dan kekuatan obat pada etiket obat oleh petugas IFRS. 3. Tuliskan aturan pakai, waktu pemberian dan aturan pemberian obat. 4. Masukkan obat dan mengecek lagi obat yang disiapkan. 5. Isi kolom ceklis penelaahan obat dan menuliskan namanya setelah selesai. II. PELABELAN OBAT YANG DIPINDAH TEMPAT PENYIMPANAN DARI KEMASAN ASLINYA

1. Tuliskan label obat ( meliputi : nama obat, kekuatan dan kadaluarsa ) oleh petugas IFRS. 2. Tempelkan label obat tersebut pada wadah baru obat. 3. Masukan pengering / silica gel pada wadah untuk sediaan obat tablet.

Prosedur

III. PELABELAN BAHAN OBAT DAN BAHAN KIMIA YANG DIPINDAH DARI KEMASAN ASLINYA Berikan label ( isi meliputi : nama, kekuatan dan kadaluarsa ) pada obat atau bahan kima yang dipindah tempat penyimpanan dari wadah aslinya oleh petugas IFRS.

SOP PELABELAN PERBEKALAN FARMASI No.Pokok 309/Dir-SPO/XII/2016 No. Revisi Halaman 2 dari 2 IV. PELABELAN OBAT YANG DIGUNAKAN UNTUK BANYAK PASIEN 1. Beri label ( isi meliputi : nama obat, kekuatan dan tanggal dibuka pertama kali ) pada kemasan obat yang digunakan untuk banyak pasien oleh perawat. 2. Dokumentasikan setiap pemakaian obat yang digunakan untuk banyak pasien oleh petugas IFRS. V. PELABELAN OBAT INJEKSI DI KAMAR OPERASI 1. Perawat memberi label ( isi meliputi : nama obat, kekuatan dan waktu obat dipindahkan kedalam spuit ) pada spuit obat. 2. Simpan obat yang sudah dipindah dalam spuit di dalam kulkas

Unit Terkait

3. Simpan obat injeksi yang sudah dipindahkan dalam spuit maksimal 24 jam setelah dipindahkan. 4. Dokumentasikan obat injeksi dalam spuit yang penyimpanannya lebih dari 24 jam dan memisahkan obatnya untuk dimusnahkan oleh petugas IFRS. · Instalasi Farmasi · Bidang Keperawatan

SPO MENGHUBUNGI DOKTER(PENULIS RESEP) BILA TULISAN RESEP/PESANAN TAK JELAS/TIMBUL PERTANYAAN

No.Pokok 308//Dir-SPO/XII/2016

No. Revisi Karawang,

Halaman 1 dari 1

Tgl Terbit. 30 Desember 2016 Prosedur Tetap 1.

2.

Pengertian 1. Tujuan

2.

Kebijakan 1. 2. 3. 4.

Prosedur Unit terkait

5. ·

Direktur Resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi kepada apoteker baik dalam bentuk paper maupun elektronik untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien peraturan yang berlaku. Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki system fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia. Untuk memberikan panduan kepada petugas dalam rangka menangani resep yang sulit dibaca. Untuk mencegah terjadinya kesalahan resep dokter. Surat Peraturan Direktur rumah sakit Nomor 266 tentang Panduan Penulisan Resep. Terima resep atau permintaan obat oleh petugas farmasi Lakukan skrining resep Jika ada resep yang tidak terbaca, hubungi segara dokter penulis resep oleh petugas farmasi Tulis nama obat tersebut di resep oleh petugas farmasi dengan mencantumkan tulisan “ACC dokter (nama dokter) tanggal dan waktu (jam) setelah mendapatkan jawaban dari dokter penulis resep.. Layani resep dengan baik. IFRS

SPO DISTRIBUSI OBAT DAN ALAT KESEHATAN No.Pokok

307//Dir-SPO/XII/2016

No. Revisi Karawang,

Halaman 1 dari 1

Tgl Terbit.

30 Desember 2016 Prosedur Tetap

Direktur

Pengertian Tujuan Kebijakan 1.

2. 3.

4. 5. 6. 7. Prosedur Unit terkait

· ·

Mendistribusikan obat ke sub unit lain secara teratur. Sebagai acuan tersedianya obat yang ada di gudang farmasi RS . Surat Peraturan Direktur rumah sakit Nomor 291 tentang Pendistribusian Barang Farmasi. Terima obat/alkes dari distributor oleh petugas gudang farmasi(Apoteker/AA yang mempunyai STRTTK) kemudian, disimpan dalam gudang farmasi disusun secara alfabetis dan bentuk fungsi obat seperti obat luar, obat suntik, obat capsul/tablet, obat sirup. Masukkan obat/alkes dalam komputer, tanggal penerimaan, No faktur, jumlah penerimaan dan harga obat/alkes oleh petugas gudang. Terima buku permintaan dari ruangan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dengan melampirkan sisa stok serta kebutuhan masing masing ruangan dan buku permintaan ruangan diserahkan ke gudang farmasi sehari sebelumnya. Siapkan permintaan ruangan sesuai dengan buku permintaan Masukkan data obat/alkes yang akan didistribusikan ke komputer sesuai dengan pengeluaran obat/alkes. Buat tanda terima penyerahan obat/alkes yang akan didistribusikan ke ruangan. Tanda tangani lembaran serah terima oleh petugas gudang farmasi dengan petugas ruangan. Instalasi Farmasi Unit terkait

SPO DECECTA OBAT/ ALKES DARI INSTALASI FARMASI KE GUDANG FARMASI Prosedur Tetap

No.Pokok 307//Dir-SPO/XII/2016 Tgl Terbit. 30 Desember 2016

No. Revisi

Halaman 1 dari 1

Karawang,

Direktur Permintaan harian obat dan alkes untuk keperluan ke gudang farmasi. Untuk menyediakan obat dan alkes untuk keperluan pasien secara tepat dan benar.

Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur

1. a. b. c. 2. 3.

Unit terkait

 

Surat Peraturan Direktur rumah sakit Nomor 291 tentang Pendistribusian Barang Farmasi. Defecta obat dan alkes dilakukan tiga kali semimggu, berdasarkan: Sisa stok di ruang Instalasi Farmasi Kebutuhan harian pasien Stok minimal dan maksimal Buat defecta oleh stoker (Administrasi) Sediakan obat dan alkes oleh stoker dan disimpan ke tempat masing-masing berdasarkan FIFO &FEFO Instalasi Farmasi Gudang Farmasi

Prosedur Tetap

No.Pokok

SPO REKONSILIASI OBAT No. Revisi Halaman 1 dari 1

289/Dir-SPO/XII/2016

Tgl Terbit.

Karawang,

30 Desember 2016

Direktur Penanganan obat yang dibawa sendiri oleh pasien adalah semua obat yang dibawa oleh pasien dari luar rumah sakit yang akan digunakan untuk pengobatan pasien sesuai kesepakatan dengan dokter yang merawat.

Pengertian

Tujuan

1. 2.

Kebijakan Prosedur

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Unit terkait

   

Perawat bisa secara keseluruhan mengawasi pemakaian obat pasien tersebut sehingga bila ada tambahan terhindar dari duplikasi obat, interaksi obat, dan lain lain. Distribusi obat seluruhnya ditangani oleh instalasi farmasi dan perawat ruangan. Surat Peraturan Direktur rumah sakit Nomor 271 tentang Rekonsiliasi Obat. Tanyakan kepada pasien yang akan masuk perawatan tentang pemakaian obat yang sedang dikonsumsi atau yang dibawa dari luar rumah sakit oleh DPJP dan perawat ruangan. Sepakati obat yang masih bisa terpakai oleh pasien oleh dokter. Catat obat yang dibawa dari luar dan dipakai sesuai instruktur dokter oleh perawat. Buat serah terima obat dari pasien dengan bukti formulir dan ditandatangani oleh kedua belah pihak oleh perawat bbersama pasien. Simpan obat di ruang perawatan dan didistribusikan sesuai aturan yang berlaku. Serahkan kembali obat ke pasien saat akan pulang perawatan dengan bukti serah terima apabila masih ada obat sisa di ruang perawatan. IFRS Rawat Inap Rawat Jalan UGD

Prosedur Tetap

No.Pokok

SPO PERESEPAN No. Revisi

Halaman 1 dari 3

284//Dir-SPO/XII/2016

Tgl Terbit.

Karawang,

30 Desember 2016

Direktur Peresepan adalah proses pengambilan keputusan pengobatan oleh dokter berupa terapi obat yang diterima pasien dengan memperhatikan ketepatan pasien, jenis obat, dosis, kekuatan, rute, waktu dan durasi pengobatan . Sebagai panduan cara peresepan obat yang berdasarkan standar ilmiah terkini dan mencegah terjadinya kesalahan pemberian obat pada tahap peresepan (prescribing error).

Pengertian

Tujuan

Kebijakan Prosedur a. 1. 2. 3. 4.

5. 6.

Surat Peraturan Direktur rumah sakit Nomor 266 tentang Panduan Penulisan Resep. Prosedur Sebelum Penulisan Resep Buat diagnosis dan prognosis berdasarkan gejala klinis, data laboratorium dan pencitraan yang khas untuk masing – masing penyakit. Tentukan tujuan pengobatan apakah untuk pencegahan primer/sekunder, simtomatik, preventif, kuratif, rehabilitatif atau paliatif. Tentukan pilihan obat berdasarkan tujuan pengobatan dan kondisi klinis/organ pasien terkait farmakodinamik dan farmakokinetik sesuai dengan Formularium RS . Lakukan penyelarasan obat (medical reconciliation) sebelum menulis resep. Penyelarasan obat adalah membandingkan antara daftar obat yang sedang digunakan pasien dan obat yang akan diresepkan untuk mencegah duplikasi, terhentinya suatu obat (omissions), atau kesalahan obat lainnya. Perhatikan kemungkinan adanya kontra indikasi, interaksi obat dan reaksi alergi. Tuliskan terapi obat dalam rekam medik untuk obat yang pertama kali diresepkan yang rejimennya diubah atau yang dihentikan untuk terapi obat lanjutan, pada rekam medik dituliskan “terapi lanjutkan’ dan pada kardeks (catatan pemberian obat) tetap dicantumkan nama obat dan rejimennya.

SPO PERESEPAN

No.Pokok

No. Revisi

Halaman 2 dari 3

284/Dir-SPO/XII/2016 b. Penulisan Resep 1. Tulis resep secara manual pada blanko lembar resep/instruksi pengobatan dengan kop RS yang telah dibubuhi stempel instalasi pelayanan tempat pasien dirawat/berobat 2. Tulis dengan tulisan yang jelas dan dapat dibaca, menggunakan istilah dan singkatan yang lazim sesuai standar singkatan RS 3. Kenali obat-obatan yang masuk ke dalam kategori Look Alike Sound Alike (LASA) yang telah diterbitkan oleh Instalasi Farmasi untuk menghindari kesalahan pembacaan oleh tenaga kesehatan lain 4. Pastikan bahwa resep sudah memenuhi kelengkapan suatu resep sebelum dikirim ke farmasi : a. Nama Pasien b. Tanggal lahir c. Berat badan pasien (khususnya untuk pasien anak) d. Nomor rekam medik e. Nama dokter f. Tanggal penulisan resep

g. h. i. j.

Nama ruang pelayanan Memastikan adanya riwayat alergi obat Tanda R/ pada setiap sediaan Tulis dengan nama generic/Paten untuk nama obat tunggal. Untuk obat kombinasi ditulis sesuai nama dalam formularium, dilengkapi dengan bentuk sediaan obat (contoh: injeksi, tablet, salep, kapsul) dan kekuatannya (misal : 500mg) k. Tulis nama setiap jenis obat/bahan obat bila obat berupa racikan dan (untuk bahan obat dalam bentuk padat: mikrogram, miligram, gram) dan untuk cairan : tetes, liter, mililiter. l. Pencampuran beberapa obat dalam satu sediaan tidak dianjurkan, kecuali sediaan dalam bentuk campuran tersebut telah terbukti efektif dan aman m. Tulis aturan pakai (frekuensi, dosis, rute pemberian). Untuk aturan pakai “jika perlu” atau prn harus dituliskan dosis maksimal dalam sehari

SPO PERESEPAN

No.Pokok 1.

2.

3.

1. 2. 3.

4. 5. 6.

Unit terkait

 

No. Revisi

Halaman 3 dari 3

284 //Dir-SPO/XII/2016 Dalam peresepan obat off-label (penggunaan obat yang indikasinya di luar indikasi yang disetujui oleh BPOM), harus berdasarkan panduan pelayanan medik yang telah ditetapkan oleh Komite Medik. Buat terlebih dahulu diagnosis etiologi dalam peresepan anti mikroba melalui pemeriksaan langsung/serologik/imunologik/genomik/kultur. Selanjutnya melakukan optimasi seleksi, dosis, dan lama terapi antimikroba agar tercapai hasil terapi maksimal dan terhindar dari timbulnya resistensi. Prioritas penggunaan antimikroba mengacu pada ketetapan lini penggunaan seperti tercantum dalam formularium. Terapi empirik hanya dilakukan bila fokus infeksi jelas dan terdapat gejala klinis yang mengancam jiwa. Terapi antimikroba perlu dipertimbangkan penghentiannya pada kasus termina (end of life) Ikuti SPO tentang Peresepan Obat Narkotika & Psikotropika untuk peresepan obat narkotika dan psikotropika. C. Setelah Penulisan Resep Periksa kebenaran obat yang telah diresepkan. Beri penjelasan kepada pasien dan keluarga pasien tentang efek terapi yang diharapkan dan efek obat yang tidak diharapkan yang mungkin terjadi. Tetapkan parameter respons pasien terhadap obat, memantau secara berkala untuk mengetahui efektivitas dan kemungkinan efek samping yang dialami pasien. Jika terjadi efek samping obat, dokter melaporkan sesuai dengan SPO Pemantauan dan Pelaporan Efek Samping Obat. Jika terjadi perubahan terhadap resep/instruksi pengobatan yang telah diterima oleh apoteker atau asisten apoteker, maka dokter mengganti dengan resep atau instruksi pengobatan baru . Pastikan bahwa setiap obat yang diresepkan sesuai dengan yang tercantum dalam rekam medik. Untuk kelanjutan terapi obat yang sempat dihentikan karena operasi atau sebab lain, maka dokter menuliskan kembali dalam bentuk resep/instruksi pengobatan baru. IFRS Seluruh unit terkait

Prosedur Tetap

No.Pokok

SPO PENGARSIPAN FAKTUR No. Revisi Halaman 1 dari 1

283/Dir-SPO/XII/2016

Tgl Terbit.

Karawang,

30 Desember 2016

Direktur Pengertian Tujuan

Kebijakan Prosedur

Unit terkait

Pengarsipan adalah kumpulan surat atau bahan penolong lainnya dengan memastikan suatu ingatan dalam administrasi.

1. Sebagai pusat ingatan dan informasi jika berkas diperlukan sebagai keterangan. 2. Sebagai bukti untuk distributor jika ada retur. 3. Sebagai bukti untuk pembayaran. Surat Peraturan Direktur rumah sakit Nomor 269 tentang Peresepan, Pemesanan dan Pencatatan Obat. 1. Terima barang dari distributor dan cocokkan dengan faktur termasuk jumlah, tanggal expired date, kualitas, kuantitas serta no batch. 2. Hargai faktur (harga: kurangi diskon dan ditambah PPN) 3. Masukkan data barang sesuai faktur ke data computer. 4. Arsipkan faktur sesuai dengan distributor masing masing 5. Gabungkan faktur dengan PO 6. Simpan faktur dan PO setiap bulan.  Bagian Keuangan  Gudang Logistik  Distributor

SPO PENERIMAAN DAN PENGAWASAN BARANG FARMASI No.Pokok No. Revisi Halaman 1 dari 1

Prosedur Tetap

282//Dir-SPO/XII/2016

Tgl Terbit.

Karawang,

30 Desember 2016

Direktur Kegiatan penerimaan barang farmasi sesuai dengan jumlah dan spesifikasi dalam perencanaan barang.

Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur

Unit terkait

1.      2.    3. 4.   

Barang farmasi yang diterima harus sesuai dengan perencanaan dan kebutuhan. Surat Peraturan Direktur rumah sakit Nomor 178 tentang Kebijakan Pengelolaan Perbekalan Farmasi. Terima barang farmasi oleh petugas gudang farmasi(AA /Apoteker yang mempunyai STRTTK), bersama sama bagian logistik ,barang dari distributor dengan memeriksa sbb: Jenis dan jumlah (berdasarkan PO yang ada) Expired date minimal 2 (dua) tahun Barang dan kemasan tidak cacat Brand Name sesuai rencana No Bath Beri Surat pengantar /DO/ surat jalan /faktur: Tanda tangan petugas yang menerima Nama jelas dan tanggal penerimaan No STRTTK Susun barang sesuai tempatnya Susun semua data penerimaan di box file dan Input kedalam computer . Gudang farmasi Gudang Logistik Distributor

Prosedur Tetap

SPO PENANGGULANGAN PENULISAN DAN PEMESANAN RESEP YANG TIDAK TERBACA No.Pokok No. Revisi Halaman 1 dari 2 281//Dir-SPO/XII/2016

Tgl Terbit.

Karawang,

30 Desember 2016

Direktur Pengertian

Tujuan

Kebijakan Prosedur

1. Resep obat adalah permintaan tertulis dari seseorang dokter kepada apoteker untuk memberikan obat yang dikehendaki pasien. 2. Penulisan resep artinya mengaplikasikan pengetahuan dokter dalam memberikan obat kepada pasien melalui kertas resep menurut kaidah dan peraturan yang berlaku, diajukan secara tertulis. 1. Resep yang tidak terbaca atau kurang jelas penulisannya dapat segera ditindaklanjuti. 2. Mendapat kejelasan dan penegasan dari dokter penulis resep, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pemberian obat kepada pasien. 3. Mengurangi terjadinya medication error. 4. Tercapainya pelayanan kefarmasian yang tepat dosis dan tepat indikasi. Surat Peraturan Direktur rumah sakit Nomor 266 tentang Panduan Penulisan Resep. 1. Lakukan identifikasi kelengkapan Resep yang diterima kelengkapan resep:  Tanggal resep, nama dokter, nomor resep, nama pasien tanggal lahir pasien. Aturan pakai (frekuensi, dosis, rute pemberian) ditulis dengan jelas.  Resep obat dari golongan Narkotika dan Psikotropika harus dibubuhi tanda tangan lengkap, alamat dan nomor telepon yang dapat dihubungi dari dokter yang menuliskan resep.  Tidak menggunakan istilah dan singkatan sehingga mudah dibaca dan tidak disalah artikan. 2. Diskusikan Resep yang kurang jelas penulisannya terlebih dahulu bersama staf apotek dan membaca histori pengobatan pasien (MPO). 3. Konfirmasikan jika resep belum jelas maka apoteker mengkonfirmasi ke nurse station dan meminta perawat yang bertugas menangani pasien tersebut agar melihat status pemberian obat pasien. 4. Hubungi dokter jika resep belum jelas untuk memperoleh kejelasan resep. 5. Hubungi staf bagian pelayanan medik apabila dokter tidak dapat dihubungi untuk selanjutnya meneruskan informasi ke dokter/SMF/dokter jaga apakah resep tersebut obatnya harus diganti. 6. Konfirmasikan resep apabila sudah mendapat kejelasan dari dokter oleh perawat ke Instalasi Farmasi untuk segera dilayani dan disiapkan obatnya.

SPO PENANGGULANGAN PENULISAN DAN PEMESANAN RESEP YANG TIDAK TERBACA No.Pokok No. Revisi Halaman 2 dari 2

Prosedur Tetap

281//Dir-SPO/XII/2016

Tgl Terbit.

Karawang,

30 Desember 2016

Direktur Unit terkait

     

IFRS UGD ICU Rawat Jalan Rawat Inap OK

Prosedur Tetap

No.Pokok

SPO PEMUSNAHAN RESEP No. Revisi

Halaman 1 dari 1

279/ir-SPO/XII/2016

Tgl Terbit.

Karawang,

30 Desember 2016

Direktur Resep yang telah disimpan dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun dapat dimusnahkan.. Agar dokumen dokumen resep tidak disalahgunakan oleh pihak pihak yang tidak diinginkan.

Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur

Unit terkait

1. 2.    3. 4. 

Surat Peraturan Direktur rumah sakit Nomor 268 tentang Penarikan Perbekalan Farmasi dari Peredaran dan Pemusnahan Perbekalan Farmasi kadaluarsa. Musnahkan resep yang telah disimpan lebih dari 3(tiga) tahun. Tata cara pemusnahan Resep narkotik dihitung lembarannya Resep lain ditimbang Resep dihancurkan lalu dikubur atau dibakar. Buat berita acara pemusnahan resep sesuai format terlampir. Kirimkan berita acara pemusnahan resep ke Dinas Kesehatan kota setempat. IFRS

SPO PERESEPAN, PEMESANAN DAN PENCATATAN OBAT No.Pokok No. Revisi Halaman 1 dari 1

Prosedur Tetap

278//Dir-SPO/XII/2016

Tgl Terbit.

Karawang,

30 Desember 2016

Direktur Merupakan rangkaian kegiatan dalam peresepan dan pencatatan data pasien mengenai penggunaan obat obat di RS qadr. Sebagai pedoman dalam melaksanakan peresepan, pemesenan dan pencatatan obat.

Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur

a. b. c. d. 4.

Surat Peraturan Direktur rumah sakit Nomor 269 tentang Peresepan, Pemesanan dan Pencatatan obat Peresepan Obat TerimaObat yang diresepkan sesuai terapi atas diagnosis pasien. Lakukan pemberian resep oleh petugas farmasi atau petugas lain yang diberi kewenangan. Pemesanan Obat Lakukan pemesanan obat untuk kebutuhan RS. Qadr dilakukan kepala gudang farmasi dengan sepengetahuan Apoteker. Lakukan pemesanan obat untuk kebutuhan pelayanan oleh petugas unit pelayanan terkait kepada kepala gudang farmasi rumah sakit. Pencatatan Obat Lakukan pencatatan obat yang tersedia dalam lemari penyimpanan pada kartu stok obat secara benar dan lengkap pada kolom isian kartu stok obat: Tanggal pengambilan Jumlah yang diambil Nama dan paraf petugas yang mengambil Jumlah sisa stok akhir obat Lakukan pencatatan obat dalam program komputer.



Instalasi Farmasi



Gudang Farmasi



Apoteker

1. a. b. 2. a. b. 3.

Unit terkait

SPO SPO KETENTUAN PEMUSNAHAN PERBEKALAN FARMASI No.Pokok No. Revisi Halaman 1 dari 1

Prosedur Tetap

276/Dir-SPO/XII/2016

Tgl Terbit.

Karawang,

30 Desember 2016

Direktur Pemusnahan perbekalan farmasi adalah tata cara penanganan untuk pemusnahan perbekalan farmasi yang telah rusak/sudah kadaluwarsa sehingga jika dipergunakan dapat menimbulkan bahaya bagi pasien. Untuk melindungi pasien dan sekaligus menjamin pasien agar terhindar dari penyalahgunaan perbekalan farmasi yang sudah rusak/sudah kadaluwarsa.

Pengertian

Tujuan Kebijakan Prosedur

Unit terkait

1. 2. 3. 4. 5. 6.    

Surat Peraturan Direktur rumah sakit Nomor 268 tentang Kebijakan penarikan perbekalan farmasi dari peredaran dan pemusnahan perbekalan farmasi kadaluwarsa. Kumpulkan perbekalan farmasi yang rusak/sudah kadaluwarsa Buat data/list perbekalan farmasi yang rusak/sudah kadaluwarsa Pisahkan perbekalan farmasi yang rusak/sudah kadaluwarsa Buat laporan tentang barang yang rusak/sudah kadaluwarsa kepada Wadir Pelayanan medis, Wadir Umum Personalia, Wadir Keuangan. Buat berita acara pemusnahan perbekalan farmasi Musnahkan barang sesuai dengan aturan yang berlaku. Wadir Pelayanan Medis Wadir Umum dan Personalia Wadir Keuangan Seluruh unit terkait

Prosedur Tetap

No.Pokok

SPO IDENTIFIKASI PASIEN No. Revisi

Halaman 1 dari 2

274//Dir-SPO/XII/2016

Tgl Terbit.

Karawang,

30 Desember 2016

Direktur Suatu sistem identifikasi kepada pasien untuk membedakan antara pasien satu dengan yang lain sehingga mempelancar atau mempermudah dalam pemberian pelayanan kepada pasien. Untuk memberikan identitas pada pasien, untuk membedakan pasien dan untuk menghindari kesalahan medis.

Pengertian

Tujuan Kebijakan Prosedur

 a. b. c.  a. b. c. d. e. f.  a. b.

Surat Peraturan Direktur rumah sakit Nomor 265 Tentang Identifikasi pasien Di bagian pendaftaran Sapa pasien (oleh petugas pedaftaran) Tanyakan data pasien,nama , tanggal lahir, alamat sesuai dengan kartu identitas maupun kartu keluarga bila belum punya kartu identitas. Catat di form identitas pasien dan diinput ke komputer. Di bagian Rawat Jalan / UGD Sapa dan tanyakan kartu identitas pasien oleh petugas Konfirmasikan identitas pasien dengan catatan Rekam Medik yang ada di bagian Rawat Jalan. Tanyakan riwayat alergi obat pada pasien dan menuliskan pada buku rekam medisnya Panggil pasien untuk mendapat pemeriksaan dokter dengan menyebutkan nama lengkap sesuai urutan antrian pasien. Konfirmasikan identitas pasien (tanyakan nama dan alamat) sebelum memeriksa pasien oleh dokter. Berikan pelayanan medis & resep (dalam resep tertera: nama, usia, tanggal peresepan, tanda tangan dokter) oleh dokter. Di bagian Farmasi Terima resep berdasar nomer antrian oleh petugas IFRS. Tanyakan & pastikan bahwa nama obat telah sesuai dengan kondisi pasien oleh petugas sebelum obat diserahkan.

Prosedur Tetap

No.Pokok

SPO IDENTIFIKASI PASIEN No. Revisi

Halaman 2 dari 2

274/Dir-SPO/XII/2016

Tgl Terbit.

Karawang,

30 Desember 2016

Direktur Prosedur

 a.

Di bagian Laboratorium/Radiologi Tanyakan nama, alamat, golongan pemeriksaan/pengambilan sampel dilakukan.

 a.

Di bagian Rawat inap Periksa kesesuaian identitas & kondisi pasien dengan data identitas di Rekam Medik oleh perawat. Pasang gelang identitas pada pasien. Isi data pada gelang adalah nama, usia, jenis kelamin, tanggal masuk, nomer Rekam Medik, nama dokter penanggung jawab. Gelang biru untuk pasien laki-laki, gelang merah muda untuk pasien perempuan. Beri tanda khusus pada gelang pasien untuk pasien riwayat alergi. Pisahkan obat antar pasien dengan memberikan nama label kotak obat oleh perawat di nurse station. Konfirmasikan identitas pasien dengan melihat gelang indentitas sebelum melakukan tindakan ataupun pemberian obat oleh seluruh petugas medis dan paramedis. Lakukan pengecekan gelang identitas pasien dan dilakukan pencopotan sebelum pasien pulang. . Bag. Pendaftaran. Rawat Jalan Rawat Inap UGD IFRS Lab & Radiologi Rekam Medis

b.

c. d. e.

f. Unit terkait

      

darah

(khusus laboratorium)

sebelum

SPO PENYERTAAN FORMULIR PENCATATAN OBAT DALAM STATUS PASIEN SAAT PASIEN DIPINDAHKAN/DIPULANGKAN No.Pokok No. Revisi Halaman 1 dari 1

Prosedur Tetap

273/Dir-SPO/XII/2016

Tgl Terbit.

Karawang,

30 Desember 2016

Direktur Penyertaan Formulir Pencatatan Obat Dalam Status Pasien Saat Pasien Dipindahkan/Dipulangkan merupakan pendokumentasian formulir obat pasien(KPO) yang sudah tercatat ke dalam Rekam Medik pasien. Untuk memberikan informasi kepada tentang pemakaian obat selama pasien dalam perawatan di Rumah Sakit

Pengertian

Tujuan Kebijakan Prosedur

1.

2. 3.

4. 5. 6.

Unit terkait

   

Surat Peraturan Direktur rumah sakit Nomor 269 tentang Peresepan, Pemesanan dan Pencatatan Obat. Siapkan formulir pencatatan obat kemudian mengisi data pasien (No.RM, Nama, Alamat, Tgl lahir / umur, Jenis Kelamin, ruang rawat) dan menyerahkan kepada DPJP oleh petugas rekam medic yang ada di IGD. Lampirkan kembali lembar KPO lama dengan KPO baru apabila pasien pernah dirawat sebelumnya. Isi data DPJP awal pasien (hamil, menyusui, berat badan, alergi obat, diagnosa) kemudian menuliskan obat pada lembar resep dan diberikan ke petugas farmasi bersama dengan lembar KPO Salin nama obat oleh petugas farmasi berdasarkan resep dilembar KPO kemudian menyiapkan obat dan memeriksa kembali sebelum diserahkan ke petugas diruangan Kembalikan KPO ke dalam status pasien oleh perawat. Masukkan lembar KPO yang berwarna kuning ke dalam status pasien ketika pasien pulang dan lembar yang berwarna putih dikembalikan ke petugas farmasi sebagai arsip. IFRS Rawat inap UGD Rekam Medik

Prosedur Tetap

SPO ALUR RESEP PEMBELIAN OBAT KELUAR DAN RESEP OBAT TINGGAL AMBIL No.Pokok No. Revisi Halaman 1 dari 2 272//Dir-SPO/XII/2016

Tgl Terbit.

Karawang,

30 Desember 2016

Pengertian

Tujuan Kebijakan Prosedur

Direktur Pelayanan resep penderita rawat jalan adalah kegiatan pendistribusian perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan pasien rawat jalan di Rumah Sakit dengan system resep perorangan oleh apotik Rumah Sakit. Tercapainya pelayanan kefarmasian dengan mutu cakupan dan efesiensi yang optimal melalui pelayanan perbekalan farmasi pasien rawat jalan. Surat Peraturan Direktur rumah sakit Nomor 269 tentang Peresepan, Pemesanan dan Pencatatan Obat. 1. Bawa resep oleh Pasien dari UGD dan Poliklinik ke petugas instalasi farmasi. 2. Serahkan resep ke petugas instalasi farmasi 3. Periksa kelengkapan resep (nama pasien, nama obat, nama dokter, dosis dan cara pemberian obat) oleh petugas IFRS. 4. Periksa ketersediaan obat oleh petugas IFRS. 5. Hubungi dokter untuk mengkonfirmasi tentang obat yang tidak ada oleh petugas IFRS. 6. Usahakan mencari obat tersebut ke apotik rekanan bila dokter tidak mau mengganti dengan obat yang lain oleh petugas IFRS. 7. Hubungi apotik rekanan untuk mencari obat tersebut, bila ada maka petugas instalasi farmasi memesan obat sesuai jumlah yang diperlukan. 8. Tunggu Obat akan diantar oleh apotik rekanan. 9. Beri harga pada resep, lalu diberikan kepada pasien untuk membayar di kasir. 10. Terima resep telah dibayar dari pasien oleh petugas instalasi farmasi. 11. Siapkan obat sesuai resep oleh petugas IFRS. 12. Lakukan identifikasi pasien setelah resep selesai dan serahkan obat kepada pasien oleh petugas IFRS. 13. Lakukan telaah resep dan verifikasi resep meliputi benar obat, benar pasien, benar dosis, benar cara pemberian obat. 14. Berikan catatan tinggal ambil (TA) atau berupa copy resep TA ke pasien bila obat yang dipesan keluar belum datang oleh petugas instalasi farmasi, catatan TA tersebut untuk mengambil kekurangan obat yang belum ada. 15. Minta nomor telepon pasien untuk mengkonfirmasi jika obat sudah datang oleh petugas IFRS. 16. Lakukan identifikasi obat dan serahkan obat ke pasien oleh petugas IFRS bila obat sudah tersedia dan pasien yang dihubungi datang dan pasien memberikan copy resep tinggal ambil kepada petugas instalasi farmasi.

SPO ALUR RESEP PEMBELIAN OBAT KELUAR DAN RESEP OBAT TINGGAL AMBIL No.Pokok No. Revisi Halaman 2 dari 2

Prosedur Tetap

272/Dir-SPO/XII/2016

Tgl Terbit.

Karawang,

30 Desember 2016

Direktur

Unit terkait

1.

Setelah itu pasien diminta menandatangani buku tinggal ambil sebagai bukti bahwa pasien tersebut telah menerima obat yang kekurangan tersebut.

   

IFRS Rawat jalan UGD Rawat Inap

Prosedur Tetap

SPO SISTEM PENARIKAN / RECALL OBAT No. Revisi Halaman 1 dari 1

No.Pokok 261/Dir-SPO/XII/2016 Tgl Terbit. 30 Desember 2016 .

Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur

Karawang,

Direktur Adalah tata cara yang mengatur tentang penarikan obat dari instalasi farmasi dengan alasan tertentu. Agar mutu layanan farmasi selalu berada dalam kondisi baik dengan memperhatikan kualitas obat/alkes yang akan diberikan.

Surat keputusan direktur rumah sakit Nomor 210 Tentang kebijakanPenarikan Perbekalan Farmasi. Obat yang ditarik / recall adalah sebagai berikut:

1. Obat tersebut sering menimbulkan masalah baik itu berupa alergi, efek samping ataupun interaksi dengan obat lain. 2. Obat tersebut rusak secara fisik seperti tablet terbelah/hancur, kapsul yang melunak karena higroskopis, perubahan warna, botol yang pecah/retak. 3. Rusak blister atau stip atau retak botol pada sirup dll 4. Obat tersebut sudah expired date atau tiga bulan mau expired 5. Obat tersebut memang mendapat intruksi dari BPOM untuk ditarik. Prosedur Recall

Unit terkait

1. Lakukan jika Kepala instalasi farmasi mendapatkan laporan salah satu point diatas. 2. Lakukan penarikan obat dan membuat berita acara penarikan dan melaporkan ke direktur oleh kepala IFRS. 3. Catat dan dikumpulkan pada suatu tempat obat yang telah ditarik. 4. Laporkan obat yang ditarik dan kepada PBF untuk dikembalikan / return jika bisa oleh kepala IFRS. 5. Lakukan pemusnahan obat yang ditarik(jika tidak diambil) dan membuat berita acaranya oleh kepala IFRS.  Gudang farmasi



Prosedur Tetap

IFRS

No.Pokok 257/SPO/XII/2016

SPO PENYIMPANAN OBAT PSIKOTROPIKA No. Revisi Halaman 1 dari 1

Tgl Terbit. 30 Desember 2016 .

Pengertian

Tujuan Kebijakan Prosedur

Unit terkait

Karawang,

Direktur Penyimpanan atau pengaman obat psikotropika adalah tata cara penempatan obat psikotropika karena obat ini dapat mempengaruhi proses mental, merangsang, menenangkan dan mengubah pikiran/perasaan/kelakuan orang. Menjaga keamanan obat sehingga dapat digunakan secara tepat dan sesuai dengan resep. Surat Peraturan Direktur rumah sakit Nomor 217 Tentang Kebijakan Penyimpanan Perbakalan Farmasi.

1. Kenali dengan seksama jenis obat yang akan disimpan. 2. Baca petunjuk/lihat golongan obat melalui kemasan atau petunjuk lain mengenai penyimpanan obat. 3. Letakkan bahan sesuai ketentuan dalam lemari yang mempunyai pintu rangkap dua dengan kunci yang berbeda dan terpisah dengan obat obatan yang lain golongan. 4. Perhatikan suhu ruang penyimpanan dan pastikan bahwa suhu ruangan sudah sesuai dengan yang ditentukan dalam petunjuk. 5. Perhatikan batas waktu pemakaian obat yang akan disimpan dilemari. 6. Jangan dekatkan dengan golongan obat lain. 7. Perhatikan sistem pencahayaan dan tata udara dalam gudang penyimpanan.  Instalasi farmasi  Gudang farmasi  Seluruh unit terkait

Prosedur Tetap

No.Pokok 241/Dir-SPO/XII/2016 Tgl Terbit. 30 Desember 2016 .

Karawang,

Direktur Melakukan pelaksanaan dan pengawasan kegiatan sediaan farmasi dan alat kesehatan untuk kebutuhan pasien yang emergency. Obat emergency yang digunakan sesuai dengan kebutuhan pasien. Surat Peraturan Direktur rumah sakit Nomor 213 Tentang Pengelolaan Perbekalan Farmasi Emergency.

Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur

SPO PENGGANTIAN OBAT EMERGENCY No. Revisi Halaman 1 dari 1

1.

Cek kesesuaian sediaan farmasi dengan formulir mutasi barang dengan mengecek jumlah, nomor batch dan tanggal kadaluwarsa obat emergency oleh Perawat ruangan yang bersangkutan

2.

Unit terkait

Prosedur Tetap

Simpan obat emergency yang diterima pada Trolley Emergency yang sesuai berdasarkan aspek farmakologi, bentuk sediaan, secara alphabetis atau, penyimpanan khusus 3. Terima resep dari dokter untuk penggantian obat trolley emergency 4. Sediakan sediaan farmasi sesuai dengan permintaan dokter oleh petugas IFRS. 5. Ganti obat emergency yang telah digunakan dengan obat yang baru diperoleh Unit Pelayanan Farmasi oleh perawat ruangan yang telah mendapat pendelegasian tugas dari IFRS.  IFRS  Semua unit terkait

SPO PENGGANTIAN OBAT EMERGENCY YANG RUSAK ATAU KADALUWARSA No. Revisi Halaman 1 dari 1 No.Pokok

240/SPO/XII/2016 Tgl Terbit. 30 Desember 2016

Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur

Karawang,

Direktur Obat yang emergency yang tidak bisa di pergunakan lagi. Memisahkan obat yang emergency yang masih bisa digunakan dengan yang tidak layak pakai karena rusak atau sudah kadaluarsa. Surat Peraturan Direktur rumah sakit Nomor 213 Tentang Pengelolaan Perbekalan Farmasi Emergency.

1. Buat laporan oleh perawat kalau obat emergency rusak segera, tetapi untuk yang kadaluarsa 6 bulan sebelumnya secara berkala( farmasis juga meakukan pengecekan untuk obat yang rusak dan kadaluarsanya sudah dekat). 2. Pisahkan obat obat tersebut dan simpan dalam lemari tersendiri.

Unit terkait

3. Retur obat ke Gudang Farmasi dengan mencatat laporan pereturan obat emergency tersebut.  IFRS  Gudang Farmasi  Semua unit terkait

SPO PENGATURAN SUHU RUANGAN Prosedur Tetap

No.Pokok 239//Dir-SPO/XII/2016

No. Revisi

Tgl Terbit. 30 Desember 2016 .

Karawang,

Halaman 1 dari 1

Direktur Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur

Suatu kegiatan dalam pengelolaan terutama dalam penyimpanan sediaan farmasi dan alat kesehatan dengan cara mengatur suhu ruangan. Untuk menjamin obat yang tersimpan dengan temperatur yang sesuai sehingga kualitas dan stabilitas sediaan farmasi tetap terjaga. Surat keputusan direktur rumah sakit Nomor 411 Tentang kebijakan penyimpanan obat. 1. Periksa temperatur di ruangan secara harian dan mencatat temperatur pada waktu yang

Unit terkait

berbeda. 2. Kalibrasi termometer yang digunakan untuk mengukur temperatur secara periodik (setiap pagi dan sore) 3. Lakukan pemeliharaan pendingin udara secara periodik. 4. Jaga agar sediaan farmasi tidak terpapar dengan temperatur yang tidak sesuai dan terlindung dengan baik dari cahaya dan kelembapan. 5. Jaga suhu ruangan di bawah 25ºC  Gudang farmasi  IFRS

SPO PENGATURAN SUHU KULKAS Prosedur Tetap

Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur

No.Pokok 238/-SPO/XII/2016

No. Revisi

Tgl Terbit. 30 Desember 2016

Karawang,

Halaman 1 dari 1

Direktur Suatu kegiatan dalam pengelolaan terutama dalam penyimpanan sediaan farmasi dan alat kesehatan dengan cara mengatur suhu kulkas. Untuk menjamin obat yang tersimpan dengan temperatur yang sesuai sehingga kualitas dan stabilitas sediaan farmasi tetap terjaga.

Surat keputusan direktur rumah sakit Nomor 411 Tentang kebijakan penyimpanan obat. 1. Periksa temperatur di ruangan secara harian dan mencatat temperatur pada waktu yang berbeda.

Unit terkait

Prosedur Tetap

2. Catat pada grafik suhu termometer yang digunakan untuk mengukur temperatur secara periodik (setiap pagi dan sore) 3. Lakukan pemeliharaan pendingin kulkas secara periodik. 4. Jaga agar sediaan farmasi tidak terpapar dengan temperatur yang tidak sesuai dan terlindung dengan baik dari cahaya dan kelembapan. 5. Jaga suhu kulkas antara 2-8ºC  Gudang farmasi  IFRS  Semua unit terkait

No.Pokok 237/-SPO/XII/2016 Tgl Terbit. 30 Desember 2016

Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur

SPO PENGADAAN PERBEKALAN FARMASI No. Revisi Halaman 1 dari 1 Karawang,

Direktur Pengadaan perbekalan farmasi merupakan kegiatan mengadakan kebutuhan obat dari yang telah direncanakan oleh Gudang Farmasi Rumah Sakit Qadr. Untuk memenuhi kebutuhan pelayanan pasien. Surat keputusan direktur rumah sakit Qadr Nomor 212 Tentang kebijakan Pengadaan Perbekalan Farmasi.

1. Rencanakan kebutuhan obat untuk perminggu.

Unit terkait

Prosedur Tetap

2. Tulis rencana kebutuhan dibuku Permintaan Kebutuhan Obat. 3. Serahkan permintaan perbekalan farmasi oleh bagian Gudang Farmasi ke bagian logistik/pengadaan. 4. Lakukan order sesuai kebutuhan ke distributor yang telah dirujuk oleh bagian logistik/pengadaan. 5. Tuliskan obat yang diorder di surat pesanan oleh bagian logistik/pengadaan. 6. Tanda tangani surat pesanan oleh Kepala Bagian Pengadaan, Wadir Keuangan, Wadir Umum & SDM. 7. Surat pesanan dibuat 4 rangkap, lembar pertama untuk kasir RS, lembar kedua logistik/pengadaan,lembar 3 untuk arsip gudang farmasi,lembar 4 untuk Distributor.  Bagian Pengadaan  Gudang Farmasi  Bagian Keuangan  Wadir Keuangan  Wadir Umum dan SDM

No.Pokok 235/ir-SPO/XII/2016 Tgl Terbit. 30 Desember 2016 .

SPO PELABELAN PERBEKALAN FARMASI No. Revisi Halaman 1 dari 2 Karawang,

Direktur Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur

Pemberian identitas pada obat yang masih dalam kemasan aslinya atau sudah dipindah tempat nya dan untuk diberikan pada pasien atau disimpan di tempat obat. Untuk memudahkan dalam identifikasi obat saat disimpan atau saat diserahkan pasien. Untuk menghindari medication error karena salah identifikasi obat. Surat keputusan direktur rumah sakit Nomor 208 Tentang Perbekalan Farmasi.

PELABELAN OBAT UNTUK DIBERIKAN PADA PASIEN 1. Tempel label identitas pasien (barkot) pada etiket obat oleh petugas farmasi. 2. Tuliskan nama obat, jumlah, sediaan dan kekuatan obat pada etiket obat. 3. Tuliskan aturan pakai, waktu pemberian dan aturan pemberian obat. 4. Masukan obat dan mengecek lagi obat yang disiapkan. 5. Isi kolom ceklis penelaahan obat dan menuliskan namanya setelah selesai. II. PELABELAN OBAT YANG DIPINDAH TEMPAT PENYIMPANAN DARI KEMASAN ASLINYA 1. Tuliskan label obat ( meliputi : nama obat, kekuatan dan kadaluarsa ) oleh petugas farmasi 2. Tempelkan label obat tersebut pada wadah baru obat. 3. Masukan pengering / silica gel pada wadah untuk sediaan obat tablet. III. PELABELAN BAHAN OBAT DAN BAHAN KIMIA YANG DIPINDAH DARI KEMASAN ASLINYA

Berikan label ( isi meliputi : nama, kekuatan dan kadaluarsa ) pada obat atau bahan kima yang dipindah tempat penyimpanan dari wadah aslinya oleh petugas farmasi.

SOP PELABELAN PERBEKALAN FARMASI No.Pokok No. Revisi Halaman 2 dari 2 235/Dir-SPO/XII/2016 IV. PELABELAN OBAT YANG DIGUNAKAN UNTUK BANYAK PASIEN 1. Beri label ( isi meliputi : nama obat, kekuatan dan tanggal dibuka pertama kali ) pada kemasan obat yang digunakan untuk banyak pasien oleh perawat. 2. Dokumentasikan setiap pemakaian obat yang digunakan untuk banyak pasien oleh perawat. V. PELABELAN OBAT INJEKSI DI KAMAR OPERASI 1. Beri label ( isi meliputi : nama obat, kekuatan dan waktu obat dipindahkan kedalam spuit )

pada spuit obat oleh perawat. 2. Simpan obat yang sudah dipindah dalam spuit di dalam kulkas. 3. Simpan obat injeksi yang sudah dipindahkan dalam spuit maksimal 24 jam setelah dipindahkan. 4. Dokumentasikan obat injeksi dalam spuit yang penyimpanannya lebih dari 24 jam dan memisahkan obatnya untuk dimusnahkan oleh petugas farmasi ok.

Unit Terkait

 

Instalasi Farmasi Bidang Keperawatan

Prosedur Tetap

Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur

SPO PENGELOLAAN DAN PENYIMPANAN BAHAN BERBAHAYA No.Pokok No. Revisi Halaman 1 dari 1 243/SPO/XII/2016 Tgl Terbit. Karawang, 30 Desember 2016

Direktur Inventarisasi dan pengelolaan bahan berbahaya adalah serangkaian kegiatan untuk melakukan inventarisasi, menyimpan dan menggunakan bahan berbahaya. Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk melaksanakan inventarisasi dan penyimpanan bahan berbahaya. Surat keputusan direktur rumah sakit Nomor 411 Tentang Pedoman Penyimpanan Obat.

1. Lakukan inventarisasi bahan berbahaya oleh petugas Gudang Farmasi 2. Siapkan tempat khusus bebas banjir, hujan dan sinar matahari tertutup dan tidak mudah terjangkau oleh orang 3. Tempatkan bahan kimia pada tempat penyimpanan oleh petugas Gudang Farmasi sesuai sifatnya: a. Syarat tempat penyimpanan bahan mudah meledak:  Ruangan dingin dan berventilasi  Jauh dari panas dan api  Hindari gesekan b. Syarat tempat penyimpanan bahan beracun  Ruang dingin dan berventilasi  Siapkan alat pelingdung diri  Pisahkan dengan bahan yang mudah bereaksi c. Syarat tempat penyimpanan bahan mudah bereaksi  Ruangan dingin dan berventilasi

Unit terkait

 Wadah kedap air jauh dari panas dan api  Jauhkan dari bahan yang mudah terbakar 4. Berikan label pada semua wadah bahan kimia dengan tepat, meletakkan nama pengguna dan tanggal penerimaan pada semua bahan yang dibeli untuk membantu kontrol invetaris.  Gudang Farmasi  Semua unit terkait

SPO PENYERAHAN OBAT No.Pokok 242/-SPO/XII/2016

Prosedur Tetap

Pengertian Tujuan Kebijakan

Prosedur

No. Revisi Karawang,

Halaman 1 dari 1

Tgl Terbit. 30 Desember 2016 . Direktur Tata cara dalam menyerahkan obat kepada pasien petugas adalah apoteker atau asisten apoteker (bagian farmasi), perawat atau bidan (di ruang perawatan). Menghindari kesalahan pemberian obat. Surat keputusan direktur rumah sakit Nomor 215 Tentang kebijakan Penyerahan obat. Obat didistribusikan pada pasien secara akurat setelah memastikan 7 benar yaitu benar obat, benar pasien, benar dosis, benar aturan pemakaian, benar cara pemberian, benar waktu pemberian dan benar pendokumentasian 1. Petugas IFRS telah siap dengan obat yang akan diserahkan ke pasien 2. Panggil nama pasien sesuai prosedur identifikasi pasien 3. Cek kembali kesesuaian obat yang akan diserahkan dengan resep meliputi: - Nama obat - Nama pasien - Dosis obat

-

Unit terkait

Aturan pemakaian obat Cara pemberian obat

- Waktu pemberian obat 4. Lakukan penyerahan obat jika resep lebih dari satu obat mulai dari obat yang paling atas/ paling depan urut ke bawah dan seterusnya untuk memudahkan pengecekan saat menyerahkan obat 5. Bubuhkan paraf dan nama setelah selesai menyerahkan obat oleh petugas yang bersangkutan. 6. Dokumentasikan kegiatan tersebut · IFRS

SPO PENGATURAN SUHU KULKAS No.Pokok 238/Dir-SPO/XII/2016

No. Revisi Karawang,

Halaman 1 dari 1

Tgl Terbit. 30 Desember 2016 Prosedur Tetap Pengertian Tujuan Kebijakan 1. 2. 3. 4. Prosedur

Direktur Suatu kegiatan dalam pengelolaan terutama dalam penyimpanan sediaan farmasi dan alat kesehatan dengan cara mengatur suhu kulkas. Untuk menjamin obat yang tersimpan dengan temperatur yang sesuai sehingga kualitas dan stabilitas sediaan farmasi tetap terjaga. Surat keputusan direktur rumah sakit Nomor 411 Tentang kebijakan penyimpanan obat. Periksa temperatur di ruangan secara harian dan mencatat temperatur pada waktu yang berbeda. Catat pada grafik suhu termometer yang digunakan untuk mengukur temperatur secara periodik (setiap pagi dan sore) Lakukan pemeliharaan pendingin kulkas secara periodik. Jaga agar sediaan farmasi tidak terpapar dengan temperatur yang tidak sesuai dan terlindung dengan baik dari cahaya dan kelembapan.

Unit terkait

5. Jaga suhu kulkas antara 2-8ºC · Gudang farmasi · IFRS · Semua unit terkait

SPO PENGATURAN SUHU RUANGAN No.Pokok 239/SPO/XII/2016

Pengertian Tujuan Kebijakan 1. 2. 3. 4.

Unit terkait

Halaman 1 dari 1

Tgl Terbit. 30 Desember 2016 .

Prosedur Tetap

Prosedur

No. Revisi Karawang,

5.

Direktur Suatu kegiatan dalam pengelolaan terutama dalam penyimpanan sediaan farmasi dan alat kesehatan dengan cara mengatur suhu ruangan. Untuk menjamin obat yang tersimpan dengan temperatur yang sesuai sehingga kualitas dan stabilitas sediaan farmasi tetap terjaga. Surat keputusan direktur rumah sakit Nomor 411 Tentang kebijakan penyimpanan obat. Periksa temperatur di ruangan secara harian dan mencatat temperatur pada waktu yang berbeda. Kalibrasi termometer yang digunakan untuk mengukur temperatur secara periodik (setiap pagi dan sore) Lakukan pemeliharaan pendingin udara secara periodik. Jaga agar sediaan farmasi tidak terpapar dengan temperatur yang tidak sesuai dan terlindung dengan baik dari cahaya dan kelembapan. Jaga suhu ruangan di bawah 25ºC · Gudang farmasi · IFRS

SPO PENGADAAN PERBEKALAN FARMASI No.Pokok 237ir-SPO/XII/2016

No. Revisi Karawang,

Halaman 1 dari 1

Tgl Terbit. 30 Desember 2016 Prosedur Tetap Pengertian Tujuan Kebijakan 1. 2. 3. 4. 5. 6. Prosedur

7.

Direktur Pengadaan perbekalan farmasi merupakan kegiatan mengadakan kebutuhan obat dari yang telah direncanakan oleh Gudang Farmasi Rumah Sakit. Untuk memenuhi kebutuhan pelayanan pasien. Surat keputusan direktur rumah sakit Nomor 212 Tentang kebijakan Pengadaan Perbekalan Farmasi. Rencanakan kebutuhan obat untuk perminggu. Tulis rencana kebutuhan dibuku Permintaan Kebutuhan Obat. Serahkan permintaan perbekalan farmasi oleh bagian Gudang Farmasi ke bagian logistik/pengadaan. Lakukan order sesuai kebutuhan ke distributor yang telah dirujuk oleh bagian logistik/pengadaan. Tuliskan obat yang diorder di surat pesanan oleh bagian logistik/pengadaan. Tanda tangani surat pesanan oleh Kepala Bagian Pengadaan, Wadir Keuangan, Wadir Umum & SDM. Surat pesanan dibuat 4 rangkap, lembar pertama untuk kasir RS, lembar

Unit terkait

· · · · ·

kedua logistik/pengadaan,lembar 3 untuk arsip gudang farmasi,lembar 4 untuk Distributor. Bagian Pengadaan Gudang Farmasi Bagian Keuangan Wadir Keuangan Wadir Umum dan SDM

SPO PENERIMAAN, PENYIMPANAN DAN PENGENDALIAN OBAT / ALKES SAMPEL / DONASI No.Pokok 236/Dir-SPO/XII/2016

Prosedur Tetap

No. Revisi

Halaman 1 dari 1 Karawang,

Tgl Terbit. 30 Desember 2016 .

Direktur Obat sampe/donasi adalah obat yang diberikan secara gratis dari perusahaan farmasi/Pemerintah untuk digunakan di rumah sakit tanpa imbalan apapun dengan tujuan untuk diuji coba efektivitasnya atau membantu program Pengertian pemerintah. Untuk mencegah terjadinya pemanfaatan atau penyalahgunaan diluar Tujuan kepentingan pelayanan rumah sakit. Surat Peraturan Direktur rumah sakit Nomor 305 Tentang Penyimpanan dan Kebijakan Pengelolaan obat sampel / donasi. 1. Terima obat sampel /donasi oleh pengadaan dengan bukti tanda terima dari prinsipal, ada keterangan harga obat, distributor, dan tanggal kadaluwarsa. 2. Proses obat di bagian penerimaan barang, dibuatkan LPB dengan mencantumkan harga beli lalu diskon 100%, lalu didistribusikan ke unit farmasi rawat inap atau rawat jalan. Prosedur 3. Dan untuk obat donasi dari pemerintah maka tidak dikasih harga atau nilai 1

4. Kontrol stok obat sama seperti obat reguler. 5. Pisahkan obat dari rak obat reguler untuk memudahkan pengawasan dan pengendalian (ada rak obat khusus untuk obat sampel/donasi dan konsinyasi) 6. Lakukan follow up kepada user mengenai efikasi obat tersebut (bila diminta prinsipel) 7. Proses billing pada pasien sama seperti obat reguler (tidak ada diskon) 8. Lakukan hasil evaluasi uji coba baru yang dapat dijadikan dasar pengadaan obat tersebut di Instalasi Farmasi. · Instalasi farmasi Unit terkait · Gudang Farmasi

SPO PELABELAN PERBEKALAN FARMASI No.Pokok 235/ir-SPO/XII/2016

Prosedur Tetap

Pengertian

Tujuan Kebijakan

Prosedur

No. Revisi Karawang,

Halaman 1 dari 2

Tgl Terbit. 30 Desember 2016 . Direktur Pemberian identitas pada obat yang masih dalam kemasan aslinya atau sudah dipindah tempat nya dan untuk diberikan pada pasien atau disimpan di tempat obat. Untuk memudahkan dalam identifikasi obat saat disimpan atau saat diserahkan pasien. Untuk menghindari medication error karena salah identifikasi obat. Surat keputusan direktur rumah sakit Nomor 208 Tentang Perbekalan Farmasi. PELABELAN OBAT UNTUK DIBERIKAN PADA PASIEN 1. Tempel label identitas pasien (barkot) pada etiket obat oleh petugas farmasi. 2. Tuliskan nama obat, jumlah, sediaan dan kekuatan obat pada etiket obat. 3. Tuliskan aturan pakai, waktu pemberian dan aturan pemberian obat.

4. Masukan obat dan mengecek lagi obat yang disiapkan. 5. Isi kolom ceklis penelaahan obat dan menuliskan namanya setelah selesai. II. PELABELAN OBAT YANG DIPINDAH TEMPAT PENYIMPANAN DARI KEMASAN ASLINYA 1. Tuliskan label obat ( meliputi : nama obat, kekuatan dan kadaluarsa ) oleh petugas farmasi 2. Tempelkan label obat tersebut pada wadah baru obat. 3. Masukan pengering / silica gel pada wadah untuk sediaan obat tablet. III. PELABELAN BAHAN OBAT DAN BAHAN KIMIA YANG DIPINDAH DARI KEMASAN ASLINYA Berikan label ( isi meliputi : nama, kekuatan dan kadaluarsa ) pada obat atau bahan kima yang dipindah tempat penyimpanan dari wadah aslinya oleh petugas farmasi.

SOP PELABELAN PERBEKALAN FARMASI No.Pokok 235/r-SPO/XII/2016 No. Revisi Halaman 2 dari 2 IV. PELABELAN OBAT YANG DIGUNAKAN UNTUK BANYAK PASIEN 1. Beri label ( isi meliputi : nama obat, kekuatan dan tanggal dibuka pertama kali ) pada kemasan obat yang digunakan untuk banyak pasien oleh perawat. 2. Dokumentasikan setiap pemakaian obat yang digunakan untuk banyak pasien oleh perawat. V. PELABELAN OBAT INJEKSI DI KAMAR OPERASI 1. Beri label ( isi meliputi : nama obat, kekuatan dan waktu obat dipindahkan kedalam spuit ) pada spuit obat oleh perawat. 2. Simpan obat yang sudah dipindah dalam spuit di dalam kulkas. 3. Simpan obat injeksi yang sudah dipindahkan dalam spuit maksimal 24 jam setelah dipindahkan. 4. Dokumentasikan obat injeksi dalam spuit yang penyimpanannya lebih dari 24 jam dan memisahkan obatnya untuk dimusnahkan oleh petugas farmasi ok. · Instalasi Farmasi Unit Terkait · Bidang Keperawatan

SPO KETENTUAN TENTANG PEMERIKSAAN FISIK UNTUK PERBEKALAN FARMASI No.Pokok 223 SPO/XII/2016 No. Revisi Halaman 1 dari 1 Karawang,

Prosedur Tetap Pengertian

Tujuan Kebijakan

Prosedur

Tgl Terbit. 30 Desember 2016 . Direktur Pemeriksaan fisik perbekalan farmasi adalah mendata/memeriksa jumlah perbekalan yang ada di rumah sakit baik fisik/jumlah valuenya. Untuk mengetahui jumlah perbekalan farmasi yang ada dirumah sakit sesuai atau tidak dengan data yang ada di kartu stok dan computer (barang masuk dan barang yang keluar). Surat Peraturan Direktur rumah sakit Nomor 209 Tentang pelaporan Obat 1. Buat surat ditujukan kepada Wadir Pelayanan dengan tembusan kepada kepada Wadir Umum Personalia dan Wadir keuangan bahwa Instalasi Farmasi akan mengadakan pemeriksaan fisik. 2. Hitung semua perbekalan farmasi yang ada 3. Buat data perbekalan farmasi dengan mencantumkan: Nama, Jumlah, bentuk

4. 5. 6. 7. 8. 9.

Unit terkait

· · · ·

sediaan, tanggal kadaluwarsa. Cocokkan jumlah barang yang ada dengan kartu stok/computer Lakukan telusur jika terjadi perbedaan antara fisik dan kartu stok/computer. Buat list data obat yang akan kadaluwarsa untuk 1 (satu) tahun mendatang. Pisahkan barang yang rusak/sudah kadaluwarsa Hitung jumlah/value perbekalan farmasi yang ada (termasuk yang rusak/sudah kadaluwarsa) Laporkan hasil pemeriksaan kepda Wadir Pelayanan dengan tembusan Wadir Umum Personalia dan Keuangan) Wadir Pelayanan Medis Wadir Umum Personalia Wadir Keuangan Unit terkait

SPO KETENTUAN PEMUSNAHAN PERBEKALAN FARMASI No.Pokok 222/ir-SPO/XII/2016 No. Revisi Halaman 1 dari 1 Karawang, Tgl Terbit. 30 Desember 2016 Prosedur Tetap

Pengertian Tujuan Kebijakan

Prosedur

1. 2. 3. 4.

Direktur Pemusnahan perbekalan farmasi adalah tata cara penanganan untuk pemusnahan perbekalan farmasi yang telah rusak/sudah kadaluwarsa sehingga jika dipergunakan dapat menimbulkan bahaya bagi pasien. Untuk melindungi pasien dan sekaligus menjamin pasien agar terhindar dari penyalahgunaan perbekalan farmasi yang sudah rusak/sudah kadaluwarsa. Surat Peraturan Direktur rumah sakit Nomor 210 Tentang ketentuan pemusnahan perbekalan farmasi. Kumpulkan perbekalan farmasi yang rusak/sudah kadaluwarsa Buat data/list perbekalan farmasi yang rusak/sudah kadaluwarsa Pisahkan perbekalan farmasi yang rusak/sudah kadaluwarsa Buat laporan tentang barang yang rusak/sudah kadaluwarsa kepada Wadir

Unit terkait

Pelayanan medis, Wadir Umum Personalia, Wadir Keuangan. 5. Buat berita acara pemusnahan perbekalan farmasi 6. Musnahkan barang sesuai dengan aturan yang berlaku. · Wadir Palayanan Medis · Wadir Umum Dan Personalia · Wadir Keuangan · Seluruh unit terkait

SPO KETENTUAN PEMUSNAHAN PERBEKALAN FARMASI No.Pokok 222/ir-SPO/XII/2016 No. Revisi Halaman 1 dari 1 Karawang, Tgl Terbit. 30 Desember 2016 Prosedur Tetap

Pengertian Tujuan Kebijakan

Prosedur

Direktur Pemusnahan perbekalan farmasi adalah tata cara penanganan untuk pemusnahan perbekalan farmasi yang telah rusak/sudah kadaluwarsa sehingga jika dipergunakan dapat menimbulkan bahaya bagi pasien. Untuk melindungi pasien dan sekaligus menjamin pasien agar terhindar dari penyalahgunaan perbekalan farmasi yang sudah rusak/sudah kadaluwarsa. Surat Peraturan Direktur rumah sakit Nomor 210 Tentang ketentuan pemusnahan perbekalan farmasi. 1. Kumpulkan perbekalan farmasi yang rusak/sudah kadaluwarsa 2. Buat data/list perbekalan farmasi yang rusak/sudah kadaluwarsa 3. Pisahkan perbekalan farmasi yang rusak/sudah kadaluwarsa

Unit terkait

4. Buat laporan tentang barang yang rusak/sudah kadaluwarsa kepada Wadir Pelayanan medis, Wadir Umum Personalia, Wadir Keuangan. 5. Buat berita acara pemusnahan perbekalan farmasi 6. Musnahkan barang sesuai dengan aturan yang berlaku. · Wadir Palayanan Medis · Wadir Umum Dan Personalia · Wadir Keuangan · Seluruh unit terkait

SPO KEBIJAKAN PENARIKAN PERBEKALAN FARMASI DARI PEREDARAN DAN PEMUSNAHAN PERBEKALAN FARMASI KADALUAWARSA No.Pokok 221 //O/XII/2016 No. Revisi Halaman 1 dari 1 Karawang,

Prosedur Tetap Pengertian

Tujuan Kebijakan

Tgl Terbit. 30 Desember 2016 . Direktur Kegiatan pengambilan suatu barang yang sudah kadaluwarsa. Untuk menjamin ketersediaan dan berfungsi / laik peralatan di rumah sakit guna peningkatan mutu keselamatan serta untuk investarisasi perbekalan farmasi. Surat Peraturan Direktur rumah sakit Nomor 210 tentang Kebijakan penarikan perbekalan farmasi dari peredaran

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Prosedur

Unit terkait

· · ·

dan pemusnahan perbekalan farmasi kadaluwarsa. Kelompokkan obat yang akan dimusnahkan sesuai dengan sediaan obat tersebut. Timbang obat yang akan dimusnahkan lalu masukkan ke dalam incinerator. Buang cairan terlebih dahulu ke tanah untuk pemusnahan obat dalam bentuk cairan yang dikemas dalam botol. Buang cairan melalui IPAL (instalasi pengelolaan air limbah) apabila bersifat karsiogenik. Lakukan pemusnahan bersama dengan petugas K3 dan sanitasi Buat berita acara pemusnahan dan laporkan kepada direktur. Buat laporan ke Dinas Kesehatan jika ada obat psikotropika dan atau narkotika yang dimusnahkan. Instalasi Farmasi K3 dan Sanitasi Direktur Rumah Sakit

SPO EVALUASI PERENCANAAN BARANG FARMASI Prosedur Tetap

Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur

-

No.Pokok 1

No. Revisi

Tgl Terbit. 30 Desember 2016 .

Karawang,

Halaman 1 dari 1

Direktur Evaluasi kegiatan perencanaan barang farmasi untuk tercapainya efektivitas dan efesiensi pelayanan. Tercapainya efektifitas dan efesiensi pelayanan farmasi di tumah sakit .. Surat keputusan direktur rumah sakit no 212 Tentang kebijakan Pengadaan barang Farmasi. 1. Monitor usulan perencanaan yang sudah diajukan dan kedatangan barang farmasi 2. Cek barang Farmasi yang terealisasi dan membandingkan dengan: kemampuan pelayanan farmasi Barang farmasi yang dibelikan “CITO” 3. Analisa sebab-sebab terjadinya kekurangan atau kelebihan persediaan barang farmasi.

Unit terkait

 

Gudang farmasi IFRS

SPO APABILA FARMASI TUTUP ATAU PERSEDIAAN OBAT TERKUNCI Prosedur Tetap

No. Revisi

Tgl Terbit. 30 Desember 2016`

Karawang,

Halaman 1 dari 1

Direktur Farmasi tutup atau persediaan obat terkunci adalah apabila obat yang dibutuhkan tidak bisa didapatkan karena gudang farmasi tutup atau terkunci. Menjamin ketersediaan obat untuk pasien. Apabila obat yang dibutuhkan pasien tidak tersedia dikarenakan farmasi tutup atau terkunci, obat distribusi dengan obat lain yang sama atau jika tidak dikehendaki obat di copy resep untuk dibeli di apotik luar.

Pengertian Tujuan Kebijakan

Prosedur

No.Pokok

1. 2. 3. 4.

Petugas mendapati ketidak tersediaan obat. Cek ketersediaan obat digudang farmasi oleh petugas IFRS. Petugas mendapati gudang farmasi tutup atau terkunci. Ganti obat dengan obat lain yang memiliki zat aktif dan kekuatan yang

samaoleh petugas. 5. Hubungi dokter apabila tidak tersedia obat yang memiliki zat aktif dan kekuatan yang sama untuk subsitusi obat yang fungsinya sama. 6. Buat copy resep apabila dokter tidak menghendaki adanya subsitusi obat oleh petugas IFRS. Unit terkait

Prosedur Tetap

 

Dokter penulis resep IFRS

SPO PENGELOLAAN OBAT YANG PERLU DIWASPADAI (HIGH ALERT MEDICATION) No.Pokok No. Revisi Halaman 1 dari 1 Tgl Terbit. Karawang,

30 Desember 2016 .

Direktur Pengertian

Tujuan Kebijakan

Prosedur Unit terkait

Prosedur Tetap

Suatu kegiatan untuk menilai dan mengevaluasi penggunaan dan penyimpanan obat obat High Alert medication, obat Look Alike Sound Alike (LASA) / Nama Obat Rupa Miirip (NORUM).

Untuk meningkatkan keamanan obat obatan yang perlu diwaspadai dan memastikan keselamatan dan keamanan pasien selama pasien mendapat terapi pengobatan. Surat keputusan direktur rumah sakit Nomor 164 tentang Obat High Alert. 1. Beri label yang jelas (dengan menggunakan huruf balok dengan warna menyolok) pada obat elektrolit konsentrat di tempat penyimpanan oleh Apoteker penanggung jawab. 2. Berikan obat elektrolit konsentrat ke ruang perawatan dengan cara permintaan tertulis berupa resep oleh Apoteker. 3. Simpan elektrolit konsentrat pada unit pelayanan harus diberikan label yang jelas dan disimpan pada tempat terpisah dari obat obat lain serta diberi tulisan obat HIGH ALERT MEDICATION oleh Apoteker. · IFRS

SPO PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN OBAT HIGH ALERT No.Pokok No. Revisi Halaman 1 dari 1 Tgl Terbit. Karawang, 30 Desember 2016

Pengertian

Tujuan Kebijakan

Prosedur Unit terkait

Prosedur Tetap

Direktur Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high alert medication) adalah obat yang sering menyebabkan terjadi kesalahan serius (event) obat yang tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome) seperti obatobatan yang terlihat mirip atau obat-obatan yang kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa atau ucapan mirip NORUM atau Look Alike Sound Alike/ LASA). Obat yang sering mendapat perhatian adalah sediaan cairan konsentrat tinggi dan obat LASA. Untuk memenuhi kebutuhan perbekalan farmasi yang berkualitas rasional dan harganya terjangkau oleh lapisan masyarakat. Untuk menghindari kesalahan pembelian obat. Menjadikan pedoman petugas farmasi ketika menerima obat-obatan High Alert. Surat keputusan direktur rumah sakit Nomor 164 tentang Obat High Alert. 1. Terima Pembekalan Farmasi sesuai dengan protap penerimaan. 2. Pisahkan obat High Alert dari perbekalan yang lain. 3. Beri label High Alert dan LASA. 4. Simpan obat sesuai dengan pedoman penyimpanan perbekalan farmasi · IFRS · PBF

SPO PELAYANAN FARMASI TENTANG PENGADAAN OBAT OBAT HIGH ALERT No.Pokok No. Revisi Halaman 1 dari 1 Tgl Terbit. Karawang, 30 Desember 2016

Pengertian

Tujuan Kebijakan

Prosedur Unit terkait

Prosedur Tetap

Direktur Suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka menyusun daftar kebutuhan obat yang berkaitan dengan suatu pedoman atas dasar konsep kegiatan yang sistematis dengan urutan yang logis dalam mencapai sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Proses pengadaan terdiri dari perkiraan kebutuhan, menetapkan sasaran dan menentukan strategi, tanggung jawab dan sumber yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Pengadaan dilakukan secara optimal sehingga perbekalan farmasi dapat digunakan secara efektif dan efisien. Untuk menyusun kebutuhan perbekalan farmasi yang tepat sesuai kebutuhan, mencegah terjadinya kekosongan/kekurangan barang farmasi, mendukung/meningkatnya penggunaan perbekalan farmasi yang efektif dan efisien. Surat keputusan direktur rumah sakit Nomor 164 tentang Obat High Alert. 1. Lakukan pengadaan dengan merencanakan jumlah obat high alert yang akan dipesan berdasarkan metode konsumtif. 2. Pesan obat pada Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang resmi 3. Pesan obat menggunakan Surat Pesanan (SP) rangkap 2 lembar, yang asli diberikan kepada sales sedang salinannya disimpan sebagai arsip. 4. Pesan obat-obat narkotika dan psikotropika dengan menggunakan SP khusus. 5. Tandatangani SP oleh Apoteker dan diberi stampel apotek. 6. Lakukan pemesenan via telepon, fax atau secara langsung melalui sales SBF · Apoteker · PBF

SPO PELAYANAN FARMASI TENTANG PENCATATAN OBAT HIGH ALERT No.Pokok No. Revisi Halaman 1 dari 1 Tgl Terbit. Karawang,

30 Desember 2016

Direktur Suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka menyusun daftar kebutuhan obat yang berkaitan dengan suatu pedoman atas dasar konsep kegiatan yang sistematis dengan urutan yang logis dalam mencapai sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Proses pengadaan terdiri dari perkiraan kebutuhan, menetapkan sasaran dan menentukan strategi, tanggung jawab dan sumber yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Pengadaan dilakukan secara optimal sehingga perbekalan farmasi dapat digunakan secara efektif dan efisien.

Pengertian

Tujuan Kebijakan

Untuk menjamin keamanan dan efisiensi penggunaan obat serta dalam rangka meningkatkan penggunaan obat yang rasional. Tanggung jawab farmasi dalam memberikan pelayanan farmasi kliknik pada satelit farmasi ialah : 1. Monitoring ketepatan terapi obat, interaksi antar obat serta reaksi samping obat yang tidak diinginkan (adverse drug reaction). 2. Sebagai pusat informasi obat bagi dokter, perawat dan pasien. 3. Mengidentifikasi, mencegah, dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan obat

Surat keputusan direktur rumah sakit Nomor 164 tentang Obat High Alert. 1. 1. Simpan obat-obatan High Alert yang tersedia dalam lemari penyimpanan

Prosedur Unit terkait

Prosedur Tetap

bertanda khusus sebagai persediaan stok buku (dalam jumlah terbatas). 2. 2. Lakukan pencatatan pada stok obat secara benar dan lengkap pada kolom isian kartu stok obat : a. Tanggal Pengambilan b. Jumlah yang diambil c. Nama pasienyang menggunakan d. Nama dan paraf oetugas yang mengambil e. Jumlah sisa stok akhir obat

· ·

Apoteker PBF

SPO PELAYANAN FARMASI TENTANG PELABELAN OBAT OBAT HIGH ALERT No.Pokok No. Revisi Halaman 1 dari 1 Tgl Terbit. Karawang,

30 Desember 2016

Direktur Pemberian label khusus pada obat-obat yang sering menyebabkan terjadinya kesalahan / kesalahan serius (sentinel event),obat yang beresiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (Advice outcome) seperti obat-obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM) atau Look Alike Sound Alike/LASA.

Pengertian

Untuk keamanan obat-obat yang perlu diwaspadai (high alert medications) 2. 2. Untuk menghindari kesalahan pemberian obat. 1.

Tujuan Kebijakan

Surat keputusan direktur rumah sakit Nomor 164 tentang Obat High Alert. 1. 1. Beri lebel LASA warna merah pada kumpulan obat-obat yang terlihat mirip dan

Prosedur

kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM) Look Alike Sound Alike/LASA).LASA DAFTAR OBAT-OBATAN YANG HARUS DIWASPADAI 2. 2. Beri label obat high alert Warna ungu pada obat-obat sitostika. 3. 3. Beri label obat high alert warna merah pada obat-obat kosentrasi tinggi. 4. 4. Pastikan Kebijakan dan atau prosedur tersebut di pantau pelaksanaannya.

Unit terkait

· ·

Apoteker PBF

More Documents from "Lupus Boyss"