Sound Card Salah satu komponen multimedia yang tentu saja berperan adalah sound card atau kartu suara. Disebut demikian karena perangkat yang berbentuk sebuah lempengan PCB ini mampu mengolah dan menghasilkan suara. Sebuah sound card memiliki output yang harus terhubung ke spiker. Sound card, juga sering disebut audio card, adalah periferal yang terhubung ke slot ISA atau PCI pada motherboard, yang memungkinkan komputer untuk memasukkan input, memproses dan menghantarkan data berupa suara. Seperti halnya VGA card, sound card pun memiliki beragam bentuk, macam dan jenis. Sound card memiliki empat fungsi utama, yaitu sebagai synthesizer, sebagai MIDI interface, pengonversi data analog ke digital (misalnya merekam suara dari mikrofon) dan pengonversi data digital ke bentuk analog (misalnya saat memproduksi suara dari spiker). Sedangkan cara pengangkutan suara biasanya menggunakan tiga cara, yaitu melalui teknologi frequency modulation (FM), wavetable, dan model fisik. Sintesa lewat FM adalah cara yang paling efektif untuk menghasilkan suara yang jenih, meski mahal. Suara disimulasikan dengan menggunakan bilangan algoritma untuk menghasilkan sine wave, alias gelombang yang lentur sehingga menghasilkan suara yang mirip suara sumber aslinya. Misalnya, suara denting gitar akan disimulasikan dan hasilnya akan mendekati suara asli. Cara wavetable adalah merekam suara yang tersimpan pada chip kartu suara, dan meneruskannya ke spiker. Sedangkan synthesizing secara fisik berarti suara disimulasikan melalui prosedur programming yang kompleks. PCI vs Onboard Pada awalnya, kartu suara hanya bisa terhubung ke slot ISA. Namun dengan dipakainya model slot PCI yang menghasilkan suara yang lebih jernih, ratarata kartu suara terbaru memakai PCI bus. Beragam jenis sound card PCI mulai yang murah ratusan ribu rupiah sampai yang jutaan, bisa Anda tambahkan pada PC Anda. Merek sound card seperti Turtle Beach Systems, Creative Labs, Advanced Gravis, Yamaha, atau ESS Technology, dapat ditemui di pasaran. Masingmasing memiliki keunggulan dan kelemahan.
Kartu suara bikinan Turtle Beach unggul di kualitas suara, namun harganya mahal. Sementara itu, Creative Labs memproduksi beberapa jenis kartu suara yang beragam kelasnya dengan rangkaian produk Sound Blasternya, seperti SB16 Value PnP, SB 32, SB AWE 32, SB AWE 64 Gold dan Value, sampai yang terbaru Extigy Platinum - kartu suara eksternal. Begitu pula dengan Advanced Gravis yang memiliki produk Gravis Ultrasound PnP, PnP PRO, dan ACE. Ketiga kartu suara tersebut mendukung Sound Blaster. Yamaha, yang terkenal dengan MIDI-nya pun membuat sound card yang juga mendukung Sound Blaster. Untuk konsumen low-end, ESS Technology adalah rajanya. Produk sound card ESS terkenal murah bila dibanding merek lainnya. Meski demikian, ia tetap juga mendukung Sound Blaster. Dari beberapa vendor pembuat sound card yang telah disebutkan, Sound Blaster-nya Creative Labs menjadi standar bagi banyak sound card yang ada di pasaran. Tidak mengherankan karena kualitas sound card Creative telah diakui sebagai yang terbaik. Namun, dengan dana yang terbatas pun Anda tetap bisa memiliki PC yang bisa bersuara merdu. Kebanyakan motherboard yang dipakai untuk PC jangkrik biasanya sudah dilengkapi dengan on-board sound card. Artinya, Anda tak perlu mengeluarkan uang lebih untuk membeli sound card. Memang dari segi kualitas suara yang dihasilkan, on-board sound card kurang andal dibanding kartu suara batangan, yang ditancapkan pada slot PCI. Namun dari beberapa motherboard yang ada di pasaran saat ini, khususnya untuk Pentium 4, kualitas suara on-board sound card-nya lumayan bagus. Sesuaikan dengan Spiker Bagusnya suara tak hanya ditentukan dari sound card saja, tapi tergantung pula pada spiker yang Anda gunakan. Kalau sound card yang Anda gunakan sudah dilengkapi dengan kemampuan surround atau prologic, padahal spiker yang ada hanya jenis stereo saja, maka efek suara yang dihasilkan sound card tidak akan maksimal. Apabila sound card Anda sudah mendukung 5.1 channel, sebaiknya kombinasikan pula dengan spiker yang memiliki jumlah channel sama.
Pada model sound card terbaru malah sudah dilengkapi dengan SPDIF atau kanal digital. Dengan pemakaian koneksi model digital ini maka data suara yang dihasilkan oleh sound card akan dikeluarkan oleh spiker dengan lebih jernih, tanpa ada noise atau bunyi berdesis. Spiker Diamond MX300 dan SoundBlaster Live!, misalnya, sudah dilengkapi dengan kanal digital, selain kapabilitasnya mengolah suara 3D yang terdengar seperti suara alami. Sound card untuk komputer-komputer kompatibel dengan IBM PC itu luar biasa sampai 1988, yang meninggalkan satu speaker PC yang internal tunggal (ketika satu-satunya cara awal perangkat lunak PC bisa menghasilkan bunyi dan musik). Perangkat keras speaker pada umumnya dibatasi pada gelombang bujur-sangkar, yang sesuai dengan nama julukan yang umum dari “tanda bunyi”. Bunyi yang hasilnya secara umum digambarkan sebagai “tanda bunyi dan boops”. Beberapa perusahaan, paling khususnya Access Software, teknik-teknik yang dikembangkan untuk reproduksi bunyi digital di atas pembicara PC; audio yang hasilnya, selagi dengan terus terang fungsional, menderita karena simpangkan keluaran dan volume rendah, dan biasanya memerlukan semua pengolahan yang lain yang untuk dihentikan selagi bunyi-bunyi dimainkan. Model-model komputer rumah lain dari tahun 1980-an mencakup dukungan perangkat keras untuk putar ulang bunyi digital, atau sintese musik (atau kedua-duanya), meninggalkan IBM PC dalam kemunduran kepada mereka ketika itu caine ke aplikasi-aplikasi multimedia seperti komposisi musik atau bermain. Sangat penting dicatat bahwa inisial rancangan dan pemasaran fokus pada kartu suara dengan platform IBM PC yang tidak digunakan untuk permainan, tetapi lebih kepada aplikasi audio seperti komposisi musik (AdLib Personal Music System, Creative Music System, IBM Music Featured Card) atau sintesis pembicaraan (Digispeech DS2001, Covox Speech Thing, Streets Electronic Echo). Hanya sampai Sierra dan perusahaan game lain terlibat pada 1988 mulai berubah ke arah permainan. Pengertian Sound Card Sound Card Atau yang lebih kita kenal dengan Kartu suara adalah Suatu komponen yang terdapat dalam PC yang bertugas untuk menunjang fungsi suara dalam PC multimedia. Sound card merupakan periferal yang terhubung ke slot ISA atau PCI pada motherboard, yang memungkinkan
komputer untuk memasukkan input, memproses dan menghantarkan data berupa suara. Salah satu komponen multimedia yang tentu saja berperan adalah sound card atau kartu suara. Disebut demikian karena perangkat yang berbentuk sebuah lempengan PCB ini mampu mengolah dan menghasilkan suara. Sebuah sound card memiliki output yang harus terhubung ke spiker. Sound card, juga sering disebut audio card, adalah periferal yang terhubung ke slot ISA atau PCI pada motherboard, yang memungkinkan komputer untuk memasukkan input, memproses dan menghantarkan data berupa suara. Seperti halnya VGA card, sound card pun memiliki beragam bentuk, macam dan jenis. Sound card memiliki empat fungsi utama, yaitu sebagai synthesizer, sebagai MIDI interface, pengonversi data analog ke digital (misalnya merekam suara dari mikrofon) dan pengonversi data digital ke bentuk analog (misalnya saat memproduksi suara dari spiker). Sedangkan cara pengangkutan suara biasanya menggunakan tiga cara, yaitu melalui teknologi frequency modulation (FM), wavetable, dan model fisik. Sintesa lewat FM adalah cara yang paling efektif untuk menghasilkan suara yang jenih, meski mahal. Suara disimulasikan dengan menggunakan bilangan algoritma untuk menghasilkan sine wave, alias gelombang yang lentur sehingga menghasilkan suara yang mirip suara sumber aslinya. Misalnya, suara denting gitar akan disimulasikan dan hasilnya akan mendekati suara asli. Cara wavetable adalah merekam suara yang tersimpan pada chip kartu suara, dan meneruskannya ke spiker. Sedangkan synthesizing secara fisik berarti suara disimulasikan melalui prosedur programming yang kompleks.