Sospol Klompok.docx

  • Uploaded by: Mahasiswa Biasa aja
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sospol Klompok.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,204
  • Pages: 4
Guru main pukul, siswa SDN 23 Koja takut sekolah Reporter : Pramirvan Datu Aprillatu | Selasa, 4 September 2012 16:15 Merdeka.com - Sekolah Dasar adalah tingkatan pertama bagi seseorang memperoleh pendidikan formal yang nantinya akan menentukan masa depannya. Namun apa jadinya, jikatempat mengenyam ilmu itu bak ring tinju. Itulah yang dialami belasan siswa di SDN 23 Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara. Bocah-bocahkecil itu memilih bolos sekolah karena takut jadi korban pemukulan Ibu R yang menjadi gurukelas di kelas 3. Kepada wartawan yang berkunjung ke sekolah yang terletak di Jalan Kramat Jaya, TuguUtara, Koja, Selasa (4/9), beberapa siswa kompak berteriak kalau gurunya kerap memukulimereka saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. "Saya pernah dipukul di bagian pipi dan kepala," cerita Ajeng yang duduk di kelas 3. Selain kekerasan secara fisik, Ajeng mengaku juga mendapatkan kekerasan secara mental.Gurunya pernah merobek buku catatan pelajaran miliknya. "Gara-garanya, aku pernah salah salah menulis catatan pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial(IPS) di buku catatan pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)," tambahnya. Jika Ajeng salah mengerjakan pekerjaan rumah yang ditugaskan guru kelasnya itu, maka diaakan dipukul sebagai hukuman. "Pernah dipukul karena salah mengerjakan satu soal dari 15 soal pelajaran matematika,"keluhnya. Tidak hanya Ajeng, Fadli (8) yang juga siswa kelas 3 membenarkan kejadian itu. Karenatrauma dengan ulah guru kelasnya itu, Fadli tidak dapat mengingat hafalan perkalian yangdiinstruksikan gurunya. "Saya lupa hafalan karena takut," katanya. Mereka berdua mengaku sebenarnya ingin kembali bersekolah, asalkan ibu guru R itu tidaklagi berbuat semena-mena dengan mereka. "Kita inginnya bu R tidak mengajar kelas 3 lagi," ucap kedua bocah SD itu dengan kompak. Sampai berita ini diturunkan, pihak kepala sekolah maupun Ibu R belum bisa ditemui danmemberikan penjelasan. "Pihak kepala sekolah belum bisa menanggapi masalah itu karena belum jelas," kata salahseorang guru yang enggan disebutkan namanya saat wartawan mendatangi sekolah itu.

Analisis Kasus Hak asasi merupakan hak mendasar yang dimiliki setiap manusia semenjak dia lahir. Hak pertama yang kita miliki adalah hak untuk hidup seperti di dalam Undang Undang No. 39 tahun 1999 pasal 9 ayat (1) tentang hak asasi manusia, “Setiap orang berhak untuk hidup,mempertahankan hidup, dan meningkatkan taraf hidupnya”, ayat (2) “Setiap orang berhak hidup tenteram, aman,

damai, bahagia, sejahtera, lahir dan bathin”, dan ayat (3) “Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.” Di Indonesia hak asasi manusia (HAM) secara tegas di atur dalam Undang Undang No.39 tahun 1999 pasal 2 tentang asas-asas dasar ya ng menyatakan “Negara Republik Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dan kebebasan dasar manusia sebagaihak yang secara kodrati melekat pada dan tidak terpisahkan dari manusia, yang harusdilindungi, dihormati, dan ditegakkan demi peningkatan martabat kemanusiaan, kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecerdasan serta keadilan.” Meskipun di Indonesia telah di atur Undang Undang tentang HAM, masih banyak pula pelanggaranpelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia. Pelanggaran HAM yang baru-baruini sedang marak adalah pelanggaran hak asasi perlindungan anak. Padahal di dalamnyasudah terdapat Undang Undang yang mengatur di dalamnya, antara lain Undang Undang No.4 tahun 1979 diatur tentang kesejahteraan anak, Undang Undang No. 23 tahun 2002 diaturtentang perlindungan anak, Undang Undang No. 3 tahun 1997 tentang pengadilan anak,Keputusan Presiden No. 36 tahun 1990 diatur tentang ratifikasi konversi hak anak. Apabila kita melihat kasus yang terjadi diatas dimana seorang anak yang seharusnyamendapatkan pendidikan yang layak bukan malah di pukul yang mengakibatkan anak jaditakut untuk pergi kesekolah untuk menimba ilmu, hal ini tentu saja melangar peraturan perundangundangan yang berlaku sebagaimana yang terdapat dalam Undang-undang dasar Negara Republik Indonesia yang tercantum di dalam Pasal 28 B ayat (2), yang berbunyiSetiap orang berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminas, Pasal 28 C ayat (1) Setiap orang berhakmengembangka n diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budayademi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia. Ayat (2) Setiaporang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untukmembangun masyarakat, bangsa dan negaranya. Dan sebagaimana yang diatur didalamUndang-undang Khusus Tentang Hak Asasi Manusia, yaitu Undang-undang No. 39 tahun1999 tentang Hak Asasi Manusia Pasal 11 yang berbunyi “Setiap orang berhak atas pemenuhan kebutuhan dasarnya untuk tumbuh dan berkembang secara layak”. Pasal 12 yang berbunyi “Setiap orang berhak atas perlindungan bagi pengembangan pribadinya, untuk memperoleh pendidikan, mencerdaskan dirinya, dan meningkatkan kualitashidupnya agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa, bertanggung jawab, berakhlak mulia, bahagia, dan sejahtera sesuai dengan hak asasi manusi”, Pasal 58 (1)Setiap anak berhak untuk mendapatkan perlindungan hukum dari segala bentuk kekerasan fisik atau mental, penelantaran, perlakuan buruk, dan pelecehan seksualselama dalam pengasuhan orang tua atau walinya, atau pihak lain maupun yang bertanggung jawab atas pengasuhan anak tersebut. Pasal 60 (1)Setiap anak berhak untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran dalamrangka pengembangan pribadinya sesuai dengan minat, bakat, dan tingkat kecerdasannya. (2)Setiap anak berhak mencari, menerima, dan memberikan informasi sesuai dengantingkat intelektualitas dan usianya demi pengembangan dirinya sepanjang sesuai dengannilai-nilai kesusilaan dan kepatutan.

Pasal 61 Setiap anak berhak untuk beristirahat, bergaul dengan anak yang sebaya, bermain, berekreasi, dan berkreasi sesuai dengan minat, bakat, dan tingkat kecerdasannyademi pengembangan dirinya. Pasal 64 Setiap anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari kegiatan eksploitasiekonomi dan setiap pekerjaan yang membahayakan dirinya, sehingga dapat mengganggu pendidikan, kesehatan fisik, moral, kehidupan sosial, dan mental spiritualnya. Pasal 66 ayat (1) Setiap anak berhak untuk tidak dijadikan sasaran penganiayaan, penyiksaan, atau penjatuhan hukuman yang tidak manusiawi. Menurut saya, melihat dari penjelasan diatas hendaknya Aparat penegak hukum lebih jelidan teliti lagi dalam perlindungan hak Asasi Manisia khususnya pelanggaran hak asasiterhadap anak, yang mana seorang anak seharusnya mendapatkan pendidikan yang layakuntuk perkembangan hidupnya, dan juga kepada guru seharusnya membimbing murid untukmembentuk mereka menjadi manusia seutuhnya yang berjiwa pancasila. Dan juga guruhendaknya menerapkan etika sebagai seorang guru. Etika bagi guru adalah terhadap pesertadidiknya, terhadap pekerjaan dan terhadap tempat kerja. Etika tersebut wajib dimiliki olehseorang guru untuk mewujudkan proses belajar mengajar yang baik. Guru sebaiknya memberi contoh yang baik bagi muridnya. Keteladanan seorang guruadalah perwujudan realisasi kegiatan belajar mengajar dan menanamkan sikap kepercayaankepada murid. Guru yang berpenampilan baik dan sopan akan mempengaruhi sikap muriddemikian juga sebaliknya. Selain itu di dalam memberikan contoh kepada murid, guru harus bisa mencontohkan bagaimana bersifat objektif dan terbuka pada kritikan serta menghargai pendapat orang lain. Guru harus bisa mempengaruhi dan mengendalikan muridnya. Perilaku dan pribadi guruakan menjadi bagian yang ampuh untuk mengubah perilaku murid. Guru hendaknyamenghargai potensi yang ada di dalam keberagaman murid. Seorang guru dalam mendidikseharusnya tidak hanya mengutamakan ilmu pengetahuan atau perkembangan intelektual saja,namun juga harus memperhatikan perkembangan pribadi anak didiknya baik perkembangan jasmani atau rohani. Etika guru yang berikutnya adalah profesional terhadap pekerjaan. Sebagai seorang guruadalah pekerjaan yang mulia. Guru harus melayani masyarakat di bidang pendidikan secara profesional. Supaya bisa memberikan layanan yang memuaskan pada masyarakat maka guruharus bisa menyesuaikan kemampuan serta pengetahuannya dengan keinginan dan permintaan masyarakat. Yang berikutnya adalah profesional terhadap tempat kerja. Suasana yang baik ditempatkerja bisa meningkatkan produktivitas. Kinerja guru yang tidak optimal bisa disebabkan olehlingkungan kerja yang tidak memberi jaminan pemenuhan tugas dan kewajiban guru secaraoptimal. Pendekatan pembelajaran kontekstual bisa menjadi pemikiran bagi guru supaya lebihkreatif. Strategi belajar yang membantu guru untuk mengaitkan materi pelajaran dengansituasi akan mendorong murid mengaitkan pengetahuan yang sudah dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Sikap profesional guru pada tempat kerja adalahdengan cara menciptakan hubungan yang harmonis di lingkungan tempat kerja danlingkungan. Etika guru sangat dibutuhkan dalam rangka untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional dan mencerdaskan kehidupan bangsa ini.

Related Documents

Sospol Klompok.docx
June 2020 2

More Documents from "Mahasiswa Biasa aja"