SOLOPOS - Pusat Dokumentasi
Page 1 of 1
62/2326 62/2326-OQ$GLVXFLSWR6ROR
386$7'2.80(17$6, *UL\D
7HOS)D[ (PDLO3XVGRN#VRORSRVQHW
Edisi : 4/3/2009, Hal.
.ODWHQ
3 Bukit di Karangdowo rawan longsor Klaten (Espos) Tiga bukit di Kecamatan Karangdowo, Klaten, masuk kategori rawan longsor. Ratusan kepala keluarga (KK) yang tinggal di tiga bukit tersebut, yakni Gunung Beluk, Gunung Mojo dan Gunung Wijil, terancam bencana. Penilaian rawan longsor itu dikemukakan Komandan Kodim 0723/Klaten, Letkol Inf Gathot Tridoyo melalui Danramil 17/Karangdowo, Kapt Inf Sagiman, Kamis (2/4), setelah mengamati teritorialnya tersebut. Menurut Sagiman, bukit-bukit batu padas itu rawan longsor akibat proses alam yang dipi dari penyusupan akar-akar pohon di sela bongkahan-bongkahan batu. Celah-celah kecil yang ditimbulkan dari proses alam tersebut semakin besar saat secara terus menerus dilalui air hujan sehingga struktur batu padas di perbukitan menjadi rapuh dan rawan terj longsor. Sementara itu, Kadus II Tumpukan, Sumanto mengaku telah melaporkan kondisi Gunung Beluk yang rawan bencana kepada Pemkab Klaten, namun belum ada respons. Pemerintah Desa Tumpukan, menurut Sumanto masih menunggu petunjuk Pemkab terkait ancam terjadinya longsor susulan di kawasan tersebut. Respons Pemkab diharapkan tidak terlalu lama, mengingat lereng Gunung Beluk, Wijil dan Mojo padat permukiman penduduk. Ratusan warga Diuraikan Sagiman, warga yang tinggal di Gunung Beluk mencapai 20 KK, di Gunung Mojo lebih kurang 160 KK dan di Gunung Wijil sekitar 60 KK. Warga tersebut diketahui sudah puluhan tahun tinggal di kawasan bukit atau gunung tersebut. Seperti halnya Gunung Beluk, Gunung Wijil dan Gunung Mojo juga tersusun dari bongkahan batu padas. “Sampai saat ini warga masih tinggal di rumah masing-masing, tidak mengungsi kendati kemungkinan terjadi longsor susulan masih ada,” katanya. Seperti diberitakan SOLOPOS (2/4), belasan warga yang tinggal di lereng Gunung Beluk enggan direlokasi atau mengungsi karena menganggap ancaman longsor susulan tidak mengancam keselamatan jiwa mereka. Padahal Pemdes Tumpukan jauh hari telah mengingatkan supaya warg mengungsi sementara. Sementara itu, puluhan personel TNI Kodim 0723 Klaten bersama warga, Kamis pagi, kembali melakukan kerja bakti pembenahan rumah korban longsor lereng Gunung Beluk, Sri Wiyono. “Kegiatan hari ini (kemarin-red) adalah menyingkirkan bongkahan batu padas yang menimpa ruma Wiyono sudah rampung. Tinggal menunggu rencana kerja selanjutnya yang masih dalam kajian seluruh pihak terkait,” terang Sagiman. - Kurniawan
&RS\ULJKW62/23263XVDW'RNXPHQWDVL$OO5LJKWV5HVHUYHG
6RIW0HGLD6ROXVL,QIRUPDWLND
0LVL
http://www.solopos.co.id:81/sp_search_detail_tamu.asp?id=266885
4/6/2009