Solopos_17feb09_bl_ix_kekerasan_korban Kdrt Minta Perlindungan Apps

  • Uploaded by: lp3y.org
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Solopos_17feb09_bl_ix_kekerasan_korban Kdrt Minta Perlindungan Apps as PDF for free.

More details

  • Words: 314
  • Pages: 1
SOLOPOS - Pusat Dokumentasi

Page 1 of 1

62/2326 62/2326-OQ$GLVXFLSWR6ROR

386$7'2.80(17$6, *UL\D

7HOS)D[ (PDLO3XVGRN#VRORSRVQHW

Edisi : 2/17/2009, Ha

6UDJHQ

Korban KDRT minta perlindungan APPS Sragen (Espos) Kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) kembali terjadi di wilayah hukum Polres Sragen. Seorang ibu rumah tangga sebut saja Bunga, 24, warga Desa Blantikan, Kecamatan Ngrampal, Sragen, melaporkan suaminya sendiri, Suparno, 27 ke aparat kepolisian dengan tuduhan penganiayaan. Ibu dua anak ini mengaku telah dihajar suaminya sendiri dengan cara dikepruk menggunakan pirin hingga mengalami luka parah pada bagian kepala. Bahkan, akibat hantaman piring itu membuat b korban sobek dan sempat dijahit. Tidak hanya itu, penglihatan korban juga terganggu karena luka pada bagian mata. Korban sendiri sempat dirawat di RSUD Sragen dan melapor ke kantor polisi didampingi aktivis da Aliansi Peduli Perempuan Sukowati (APPS) Sragen. ”Jadi penganiayaan yang dilakukan suami in tidak hanya terjadi sekali. Karena korban sudah tidak tahan dengan siksaan yang terus diterima kemudian mengadu ke APPS dan kami dampingi melapor ke polisi,” ujar Koordinator APPS Sugia kepada wartawan, Senin (16/2). Menurut Sugiarsi, kasus KDRT ini dilatarbelakangi masih adanya perbedaan gender antara laki-la dan perempuan. Apalagi faktor ekonomi juga menjadi penyebab timbulnya masalah dalam keluarg yang hanya menggantungkan hidupnya dari buruh tani ini. ”Jadi saat korban hamil dulu, juga sem dianiaya dengan cara dibenturkan kepalanya ke tembok. Berbagai penyiksaan itu dialami sepanja waktu hingga akhirnya korban merasa tidak kuat lagi,” jelasnya. Setelah kasus ini dilaporkan ke polisi, APPS sudah mengamankan korban untuk pemulihan psikologisnya. Bahkan, korban sudah berkomitmen akan minta cerai dari pelaku, tentunya setelah proses hukumnya selesai. APPS sendiri akan terus mengawal kasus ini dan menuntut agar pelaku diberikan hukuman setimpal. Tindakan yang dilakukan pelaku terhadap isterinya ini, tambah Sugiarsi, bisa dikenakan UU No 23/2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (PKDRT) Pasal 44 ayat 2 di man ancaman hukumannya 10 tahun penjara dan denda sampai Rp 30 juta. - isw

&RS\ULJKW‹62/23263XVDW'RNXPHQWDVL$OO5LJKWV5HVHUYHG

6RIW0HGLD6ROXVL,QIRUPDWLND

0LVL

http://www.solopos.co.id/sp_search_detail_tamu.asp?id=261151

2/24/2009

Related Documents

Kdrt Uci.docx
April 2020 2
Perlindungan
October 2019 56
Apps
June 2020 19
Nota Minta
November 2019 15
Minta Slide.docx
November 2019 19