Snow

  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Snow as PDF for free.

More details

  • Words: 1,766
  • Pages: 7
Tabel 1.1.11. Kepadatan Penduduk per Km2 menurut Provinsi Population Density per Km2 by Province Sumber / Source : Sensus Penduduk (1971, 1980, 1990, 2000) dan Supas 2005

Provinsi Province 00. Indonesia 11. Nanggroe Aceh Darussalam 12. Sumatera Utara 13. Sumatera Barat 14. Riau 15. Jambi 16. Sumatera Selatan 17. Bengkulu 18. Lampung 19. Kep. Bangka Belitung 20. Kepulauan Riau 31. DKI Jakarta 32. Jawa Barat 33. Jawa Tengah 34. DI Yogyakarta 35. Jawa Timur 36. Banten 51. Bali 52. Nusa Tenggara Barat 53. Nusa Tenggara Timur 61. Kalimantan Barat 62. Kalimantan Tengah 63. Kalimantan Selatan 64. Kalimantan Timur 71. Sulawesi Utara 72. Sulawesi Tengah 73. Sulawesi Selatan 74. Sulawesi Tenggara 75. Gorontalo 76. Sulawesi Barat 81. Maluku 82. Maluku Utara 91. Irian Jaya Barat

1971 62 36 93 56 17 22 33 24 83 na na 7,762 467 640 785 532 na 381 109 48 14 5 45 4 90 13 71 26 na na 15 na na

Tahun - Year 1980 1990 2000 78 95 108 50 66 76 114 139 158 79 93 99 23 35 52 27 38 45 50 68 67 39 60 74 131 170 191 na na 56 na na na 9,794 12,439 12,592 794 1,023 1,033 780 876 959 863 914 980 609 678 726 na na 936 438 493 559 135 167 199 58 69 83 17 22 27 6 9 12 47 60 69 5 8 11 139 162 132 20 27 35 97 112 129 25 35 48 na na 68 na na na 30 40 26 na na 25 na na na

2005 116 78 169 106 62 49 73 78 201 65 na 13,344 1,126 982 1,049 757 1,044 601 208 90 28 12 75 12 139 36 136 51 75 na 27 29 na

Provinsi Province 00. Indonesia 92. Papua

Tahun - Year 1971 1980 1990 2000 62 78 95 108 2 3

2005 116

Pilih tabel :

Tabel 10.1.1.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita menurut provinsi dan kab/kota, 2005 Gross Domestic Regional Product (GDRP) per capita by province and district, 2005 Sumber Source : Indonesia Human Development Report

Provinsi Province 00. Indonesia 11. Nanggroe Aceh Darussalam 12. Sumatera Utara 13. Sumatera Barat 14. Riau 15. Jambi 16. Sumatera Selatan 17. Bengkulu 18. Lampung 19. Kep. Bangka Belitung 20. Kepulauan Riau 31. DKI Jakarta 32. Jawa Barat 33. Jawa Tengah 34. DI Yogyakarta 35. Jawa Timur 36. Banten 51. Bali 52. Nusa Tenggara Barat 53. Nusa Tenggara Timur 61. Kalimantan Barat

Atas dasar harga Atas dasar harga konstan berlaku 2000 Dengan Tanpa Dengan Tanpa migas migas migas migas na na na na 12,679.00 7,752.00 8,384.00 5,305.00 10,995.00 10,910.00 7,060.00 7,007.00 9,784.00 9,784.00 6,386.00 6,386.00 30,356.00 17,264.00 17,314.00 7,318.00 8,531.00 6,982.00 4,788.00 4,197.00 12,021.00 7,774.00 7,318.00 5,355.00 6,460.00 6,460.00 4,027.00 4,027.00 5,598.00 5,461.00 4,121.00 4,042.00 12,830.00 12,234.00 7,883.00 7,578.00 32,149.00 29,348.00 23,831.00 22,418.00 na na na na 9,941.00 9,465.00 6,308.00 6,080.00 7,331.00 6,293.00 4,473.00 4,177.00 7,551.00 7,551.00 5,066.00 5,066.00 11,114.00 11,090.00 7,064.00 7,046.00 9,372.00 9,372.00 6,436.00 6,436.00 10,033.00 10,033.00 6,228.00 6,228.00 6,151.00 6,151.00 3,639.00 3,639.00 3,427.00 3,427.00 2,286.00 2,286.00 8,327.00 8,327.00 5,787.00 5,787.00

Provinsi Province 00. Indonesia 62. Kalimantan Tengah 63. Kalimantan Selatan 64. Kalimantan Timur 71. Sulawesi Utara 72. Sulawesi Tengah 73. Sulawesi Selatan 74. Sulawesi Tenggara 75. Gorontalo 76. Sulawesi Barat 81. Maluku 82. Maluku Utara 91. Irian Jaya Barat 92. Papua

Atas dasar harga Atas dasar harga konstan berlaku 2000 Dengan Tanpa Dengan Tanpa migas migas migas migas na na na na 10,976.00 10,976.00 7,290.00 7,290.00 8,859.00 8,664.00 6,568.00 6,402.00 61,407.00 23,253.00 32,852.00 14,700.00 8,369.00 8,360.00 5,987.00 5,978.00 7,447.00 7,447.00 5,111.00 5,111.00 6,930.00 6,913.00 4,850.00 4,839.00 6,613.00 6,613.00 4,089.00 4,089.00 3,673.00 3,673.00 2,196.00 2,196.00 4,562.00 4,562.00 3,219.00 3,219.00 3,652.00 3,637.00 2,604.00 2,592.00 2,919.00 2,919.00 2,530.00 2,530.00 12,287.00 8,425.00 8,246.00 6,085.00 23,269.00 23,269.00 11,858.00 11,8

Tabel 1.5.1. Migrasi Seumur Hidup menurut Provinsi Life Time Migration by Province Sumber Source : Sensus Penduduk 1971, 1980, 1990, dan 2000

Provinsi Province 11. Nanggroe Aceh Darussalam 12. Sumatera Utara 13. Sumatera Barat 14. Riau 15. Jambi 16. Sumatera Selatan 17. Bengkulu 18. Lampung 19. Kep. Bangka Belitung 31. DKI Jakarta 32. Jawa Barat 33. Jawa Tengah

1971 60,982 530,012 87,901 20,606 155,924 327,312 36,038 1,001,103 na 1,791,635 371,448 253,477

Migrasi Masuk In Migration 1980 1990 143,365 193,285 547,715 452,918 131,438 216,014 343,024 681,627 293,245 470,848 608,497 932,032 121,274 251,232 1,782,703 1,726,969 na na 2,565,158 3,141,214 963,870 2,391,890 336,611 509,401

2000 100,166 447,897 245,000 1,534,849 566,153 987,157 355,048 1,485,218 94,334 3,541,972 3,271,882 708,308

Provinsi Province 11. Nanggroe Aceh Darussalam 34. DI Yogyakarta 35. Jawa Timur 36. Banten 51. Bali 52. Nusa Tenggara Barat 53. Nusa Tenggara Timur 61. Kalimantan Barat 62. Kalimantan Tengah 63. Kalimantan Selatan 64. Kalimantan Timur 71. Sulawesi Utara 72. Sulawesi Tengah 73. Sulawesi Selatan 74. Sulawesi Tenggara 75. Gorontalo 81. Maluku 82. Maluku Utara 94. Papua

1971 60,982 99,782 273,228 na 22,010 33,575 10,218 20,805 50,078 66,119 39,548 48,668 50,937 66,984 25,906 na 42,228 na 33,513

Migrasi Masuk In Migration 1980 1990 143,365 193,285 175,789 264,842 433,451 564,401 na na 63,365 122,899 51,493 67,023 38,735 46,310 104,856 196,876 140,042 240,374 142,619 272,797 292,028 600,201 88,266 87,715 184,526 286,142 108,038 219,666 104,793 236,848 na na 124,894 184,892 na na 93,030

2000 100,166 385,117 781,590 1,758,408 221,722 107,605 106,053 269,722 423,014 360,324 856,251 147,091 369,634 273,875 366,817 26,888 75,540 60,834 332,015

261,308

PENDAHULUAN Pengantar Halaman 1 dari 4

Index Artikel Pengantar Definisi Analisis dan perkiraan besaran dan arus migrasi merupakan hal yang penting bagi terlaksananya pembangunan manusia seutuhnya, terutama Kriteria Migran di era otonomi daerah ini. Apalagi jika analisis mobilitas tersebut Faktor Migrasi dilakukan pada suatu wilayah administrasi yang lebih rendah daripada tingkat propinsi. Karena justru tingkat mobilitas penduduk baik permanen maupun nonpermanen akan tampak lebih nyata terlihat pada satuan unit administrasi yang lebih kecil seperti kabupaten, kecamatan dan desa atau kelurahan. Pada hakekatnya migrasi penduduk merupakan refleksi perbedaan pertumbuhan

ekonomi dan ketidakmerataan fasilitas pembangunan antara satu daerah dengan daerah lain. Penduduk dari daerah yang tingkat pertumbuhannya kurang akan bergerak menuju ke daerah yang mempunyai tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi. Migrasi dipengaruhi oleh daya dorong (push factor) suatu wilayah dan daya tarik (pull factor) wilayah lainnya. Daya dorong wilayah menyebabkan orang pergi ke tempat lain, misalnya karena di daerah itu tidak tersedia sumberdaya yang memadai untuk memberikan jaminan kehidupan bagi penduduknya. Pada umumnya, hal ini tidak lepas dari persoalan kemiskinan dan pengangguran yang terjadi di wilayah tersebut. Sedangkan daya tarik wilayah adalah jika suatu wilayah mampu atau dianggap mampu menyediakan fasilitas dan sumber-sumber penghidupan bagi penduduk, baik penduduk di wilayah itu sendiri maupun penduduk di sekitarnya dan daerah-daerah lain. Penduduk wilayah sekitarnya dan daerah-daerah lain yang merasa tertarik dengan daerah tersebut kemudian bermigrasi dalam rangka meningkatkan taraf hidup.

DEFINISI Definisi Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau batas politik/negara (migrasi internasional). Dengan kata lain, migrasi diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah (negara) ke daerah (negara) lain. Jenis migrasi adalah pengelompokan migrasi berdasarkan dua dimensi penting dalam analisis migrasi, yaitu dimensi ruang/daerah (spasial) dan dimensi waktu. Migrasi internasional adalah perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain. Migrasi internasional merupakan jenis migrasi yang memuat dimensi ruang. Migrasi internal adalah perpindahan penduduk yang terjadi dalam satu negara, misalnya antarpropinsi, antarkota/kabupaten, migrasi dari wilayah perdesaan ke wilayah perkotaan atau satuan administratif lainnya yang lebih rendah daripada tingkat kabupaten/kota, seperti kecamatan dan kelurahan/desa. Migrasi internal merupakan jenis migrasi yang memuat dimensi ruang. Migran menurut dimensi waktu adalah orang yang berpindah ke tempat lain dengan tujuan untuk menetap dalam waktu enam bulan atau lebih. Migran sirkuler (migrasi musiman) adalah orang yang berpindah tempat tetapi tidak bermaksud menetap di tempat tujuan. Migran sikuler biasanya adalah orang yang masih mempunyai keluarga atau ikatan dengan tempat asalnya seperti tukang becak, kuli bangunan, dan pengusaha warung tegal, yang sehari-harinya mencari nafkah di kota dan pulang ke kampungnya setiap bulan atau beberapa bulan sekali.

Migran ulang-alik (commuter) adalah orang yang pergi meninggalkan tempat tinggalnya secara teratur, (misal setiap hari atau setiap minggu), pergi ke tempat lain untuk bekerja, berdagang, sekolah, atau untuk kegiatan-kegiatan lainnya, dan pulang ke tempat asalnya secara teratur pula (missal pada sore atau malam hari atau pada akhir minggu). Migran ulang-alik biasanya menyebabkan jumlah penduduk di tempat tujuan lebih banyak pada waktu tertentu, misalnya pada siang hari. Kriteria Migran Ada tiga kriteria migran: seumur hidup, risen, dan total. Migran seumur hidup (life time migrant) adalah orang yang tempat tinggalnya pada saat pengumpulan data berbeda dengan tempa tinggalnya pada waktu lahir. Migran risen (recent migrant) adalah orang tempat tinggalnya pada saat pengumpulan data berbeda dengan tempat tinggalnya pada waktu lima tahun sebelumnya. Migran total (total migrant) adalah orang yang pernah bertempat tinggal di tempat yang berbeda dengan tempat tinggal pada waktu pengunpulan data. Kriteria migrasi yang digunakan dalam modul ini adalah migasi risen (recent migration), karena lebih mencerminkan dinamika spasial penduduk antardaerah daripada migrasi seumur hidup (life time migration) yang relatif statis. Sedangkan migrasi total tidak dibahas karena definisinya tidak memasukkan batasan waktu antara tempat tinggal sekarang (waktu pencacahan) dan tempat tinggal terakhir sebelum tempat tinggal sekarang. Akan tetapi migrasi total biasa dipakai untuk menghitung migrasi kembali (return migration). Untuk perhitungan angka migrasi, penduduk terpapar yang dihitung adalah penduduk usia lima tahun atau lebih. Dalam perhitungan angka migrasi menurut kelompok umur, penduduk usia 0-4 tahun datanya tidak tersedia karena kelompok penduduk ini merupakan kelompok penduduk yang lahir pada periode antar dua survei/sensus. Untuk mengatasi hal ini, khusus untuk penduduk kelompok umur 0-4 tahun, digunakan data migrasi seumur hidup untuk penduduk berusia 0-4 tahun. Faktor Pendorong & Penarik Migrasi Pada dasarnya ada dua pengelompokan faktor-faktor yang menyebabkan seseorang melakukan migrasi, yaitu faktor pendorong (push factor) dan faktor penarik (pull factor). Faktor-faktor pendorong (push factor) antara lain adalah: •

Makin berkurangnya sumber-sumber kehidupan seperti menurunnya daya dukung lingkungan, menurunnya permintaan atas barang-barang tertentu yang bahan bakunya makin susah diperoleh seperti hasil tambang, kayu, atau bahan dari pertanian.

• • • •

Menyempitnya lapangan pekerjaan di tempat asal (misalnya tanah untuk pertanian di wilayah perdesaan yang makin menyempit). Adanya tekanan-tekanan seperti politik, agama, dan suku, sehingga mengganggu hak asasi penduduk di daerah asal. Alasan pendidikan, pekerjaan atau perkawinan. Bencana alam seperti banjir, kebakaran, gempa bumi, tsunami, musim kemarau panjang atau adanya wabah penyakit.

Faktor-faktor penarik (pull factor) antara lain adalah: •

Adanya harapan akan memperoleh kesempatan untuk memperbaikan taraf hidup.

• •

Adanya kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik. Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang menyenangkan, misalnya iklim, perumahan, sekolah dan fasilitas-fasilitas publik lainnya. Adanya aktivitas-aktivitas di kota besar, tempat-tempat hiburan, pusat kebudayaan sebagai daya tarik bagi orang-orang daerah lain untuk bermukim di kota besar.


Related Documents

Snow
June 2020 34
Snow
November 2019 49
Snow
November 2019 36
Snow
June 2020 23
Snow
May 2020 23