TATA CARA PERENCANAAN BANGUNAN BAJA UNTUK GEDUNG SNI 03-1729-1989 RUANG LINGKUP : Tata cara ini dimaksudkan sebagai pedoman untuk pekerjaan perencanaan bangunan baja untuk gedung, memuat tentang persyaratan minimum bagi bangunan baja yang akan didirikan. RINGKASAN : Bangunan-bangunan yang dimaksudkan disini adalah rumah tinggal biasa, rumah tinggal luar biasa, rumah tinggal yang bergabung dengan bangunan-bangunan lain kelas, kantor, pertokoan, gudang, pabrik, bangunan urnum dan bangunan tambahan. Sifat-sifat bahan baja bangunan memakai konstanta-konstanta Modulus elastisitas, modulus gelincir, angka pembanding Poisson dan koefisien pemuaian Linier. Tegangan-tegangan leleh dan dasar untuk berbagai jenis baja: dan hanya dapat digunakan untuk struktur-struktur balok menerus, portal-portal dengan sambungan kaku dan bangunan bertingkat sampai maksimum dua tingkat. Kekuatan penampang harus dapat mengimbangi gaya-gaya luar seperti gaya normal, momen lentur dan gaya lintang, pengaruh gaya normal terhadap momen plastis dan pengaruh gaya lintang terhadap momen plastis. Stabilitas batang-batang tekan ditinjau terhadap batang-batang yang menahan gaya tekan, gaya tekan eksentris pada portal yang tidak bergoyang dan gaya tekan eksentris pada portal bergoyang. KIP pada balok dan kolom ditinjau untuk batangbatang yang penampangnya tidak berubah bentuk, batang-batang yang penampangnya bisa berubah bentuk dan sokongan-sokongan samping.
Tegangan Leleh
Tegangan Dasar
σ
σ
Macam Baja
2
2
Kg/cm
MPa
Kg/cm
Kg/cm
Bj 33
2000
200
1333
Bj 34
2100
210
Bj 37
2400
Bj 41
2500
2
Macam Baja
Tegangan Leleh
Tegangan Dasar
σ
σ
2
2
MPa
Kg/cm
MPa
Kg/cm
MPa
133,3
Bj 44
2800
280
1867
186,7
1400
140
Bj 50
2900
290
1933
193,3
240
1600
160
Bj 52
3600
360
2400
240
250
1666
166,6
.Perhitungan struktur berdasarkan keadaan plastis Perhitungan kekuatan penampang dengan meninjau penampang utuh, penampang melalui lubang dan penampang batang tarik. Batang tekan direncanakan hingga terjamin stabilitasnya terhadap bahaya tekuk. Perhitungan stabilitas bangunan baja meliputi stabilitas batang tekan, balok-balok yang dibebani lentur, pelat-pelat, konstruksi atap dan sambungan-sambungan. Sambungan-sambungan harus direncanakan demikian rupa sehingga momen plastis dapat terjadi dan pada sendi-sendi plastis dapat terjadi putaran yang cukup. Sambungan-sambungan dapat dikelompokkan ke dalam sambungan sudut, balok dengan kolom, balok induk dengan balok anak, batang dengan batang, sambungan dasar kolom, dan sambungan-sambungan lainnya