PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 01 RAJABASA RAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2015/2016
(Skripsi)
Oleh : DEA ANJAR WULAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016
ABSTRAK
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 RAJABASA RAYA TAHUN AJARAN 2015/2016
Oleh DEA ANJAR WULAN
Masalah dalam penelitian ini adalah prestasi belajar IPA siswa yang rendah dan guru belum menggunakan model pembelajaran inkuiri pada siswa kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap prestasi belajar IPA siswa. Metode penelitian dalam penelitian ini adalah kuantitatif dan desain yang digunakan adalah eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016 dengan jumlah 120 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yaitu dengan pertimbangan tertentu, bukan secara acak dan sampel pada penelitian ini terpilih dua kelas yang berjumlah 80 siswa. Hasil dari teknik analisis data yang menggunakan Uji-Student t Test pada program SPSS seri 17.0 for windows ditunjukkan dengan nilai rata-rata prestasi belajar siswa yang mengikuti pembelajaran IPA menggunakan model pembelajaran inkuiri pada kelas eksperimen (V.C) yaitu 84,63 lebih tinggi dari nilai rata-rata prestasi belajar siswa yang menggunakan metode ceramah pada kelas kontrol (V.B) yang hanya mendapat nilai 69,25. Kesimpulan dari penelitian ini adalah dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Kata kunci: Mata pelajaran IPA, Prestasi belajar, Model Pembelajaran Inkuiri.
ii
ABSTRACT
INQUIRY LEARNING MODEL EFFECT OF ACHIEVEMENT IN CLASS V IPA SD STATE HIGHWAY 1 RAJABASA RAYA ACADEMIC YEAR 2015/2016
By DEA ANJAR WULAN
The problem in this research was the students' learning achievement of IPA subject that was low and the teacher has not been applied inquiry technique at fifth grade student of State Elementary School 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung year 2015/2016. The research aimed to find the correlation between inquiry teaching technique and students' learning achievement of IPA subject. The method used was quantitative and the design was experimental. Population in the research was all of fifth grade student of State Elementary School 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung year 2015/2016 which were 80 students who were also being the samples. the result that came from data analysis by using T-Test and at SPSS ver 17.0 for windows showed that the average of the students' learning achievement score on IPA subject by using inquiry teaching technique at experimental class (V C) was 84,63 higher than the average of the students' learning achievement score by using lecturing teaching technique at control class (V B) which was only got 69,25
Keywords: learning achievement, inquiry teaching technique
iii
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 RAJABASA RAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2015/2016
Oleh
Dea Anjar Wulan
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kotabumi Lampung Utara pada tanggal 01 Januari 1994, anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Ayahanda Supriono (Alm) dengan Ibunda Ariska Dewi. Alamat di Jalan Jendral Sudirman No 138 Kotabumi Lampung Utara. Nomor Telfon/HP 082373520488.
Penulis mengawali pendidikan formal di TK DEPAG (Departemen Agama) pada tahun 1998 hingga tahun 1999. Penulis melanjutkan pendidikan di SD Negeri 01 Teladan Kotabumi Lampung Utara pada tahun 2000 hingga tahun 2006. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMP Kemala Bhayangkari pada tahun 2006 hingga tahun 2009. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SMK Negeri 3 Kotabumi Lampung Utara pada tahun 2009 hingga tahun 2012. Pada tahun 2012 penulis diterima sebagai mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Lampung melalui jalur Penerimaan Mahasiswa Perluasan Akses Pendidikan (PMPAP).
Pada semester tujuh, penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Padang Haluan Kecamatan Krui Selatan Kabupaten Pesisir Barat dan melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SD Negeri 1 Padang Haluan Kecamatan Krui Selatan Kabupaten Pesisir Barat.
viii
PERSEMBAHAN Dengan mengucap puji syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah serta karunia Nya, kupersembahkan karyaku Skripsi sederhana ini kepada: Ibunda ”Ariska Dewi” dan Ayahanda ”Supriono (Alm)” Yang selalu memberikanku kasih sayang dan memberikan dukungan baik moril maupun materil. serta selalu mendo’akan keberhasilanku demi tercapainya cita-citaku, Adikku Ramandha Ahmad Raihan yang kusayangi dan Keluarga Besarku yang ada di Bandar Lampung yang tak dapat ku sebutkan satu-persatu, Seseorang yang kelak akan menjadi Pendampingku InsyaAllah seseorang itu Eki Yulizar Distiansyah Seluruh guru dan dosen yang pernah ada dan telah berjasa memberikan bimbingan melalui ketulusan, kesabaranmu dari SD hingga Perguruan Tinggi yang telah memberi nasehat, arahan serta motivasinya dan memberikan ilmu yang sangat berharga, Serta Almamater Tercinta Universitas Lampung Sebagai tempat dalam menggali ilmu, membuka jalan untuk menggapai cita-citaku kelak dan menjadikanku sosok yang mandiri.
ix
MOTTO
“Man Jadda WaJada” “Barang siapa bersungguh-sungguh pasti akan berhasil. (Al-Hadits) Pepatah mengatakan bahwa ”Where there is a will there is a way” , “Dimana ada kemauan, pasti disitu ada Jalan “. “Sukses tidak didapat dengan mudah dan praktis, karena itu bangkit dan teruslah bangkit dari kegagalan yang telah dialami” (Dea Anjar Wulan)
x
SANWACANA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Prestasi Belajar IPA pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) di Universitas Lampung. Penulis menyadari bahwa dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini tentunya tidak akan mungkin terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P. selaku Rektor Universitas Lampung beserta staff dan jajarannya yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2.
Dr. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung beserta staff dan jajarannya yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Dr. Riswanti Rini, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Lampung telah memberikan pengarahan dan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Drs. Maman Surahman, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Lampung dan sekaligus selaku Pembimbing I atas kesediaannya memberikan bimbingan, motivasi, ilmu yang berharga,
xi
saran, dan kritik baik selama penyusunan skripsi sehingga skripsi ini menjadi lebih baik. 5. Dra. Fitria Akhyar, M.Pd., selaku Pembimbing II atas kesediaannya memberikan bimbingan, motivasi, ilmu yang berharga, saran, dan kritik baik selama penyusunan skripsi sehingga skripsi ini menjadi lebih baik. 6. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembahas yang telah memberikan kritik dan saran kepada penulis. 7. Bapak dan Ibu Dosen serta Staff PGSD di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan, motivasi, dan pandangan hidup yang baik kepada penulis. 8. Dra. Mardiana, S.Pd, M.Pd., selaku Kepala SD Negeri 1 dan Staff SD Negeri 1 Rajabasa Raya Kecamatan Raja Basa Kota Bandarlampung yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian. 9. Terimakasih untuk Mba Pipin, yang selalu memberikan saran-saran, motivasi, semangat dan membantu dalam melengkapi surat-surat dalam segala syarat. 10. Terimakasih untuk Abi Fajar Budiarto dan Umi Siti Azkia yang telah membuka jalan untuk mendapatkan Beasiswa Bidik Misi tanpa membayar kuliah selama 8 semester dan alhamdulillah dapat mencukupi kebutuhan selama perkuliahan. 11. Paman dan Bibiku yang tak henti menyayangiku, memberikan do’a dan dukungan, semangat serta membimbingku. 12. Saudara Sepupuku yang tidak dapat kusebutkan satu persatu, terima kasih atas semua do’a, dukungan, dan motivasi yang telah diberikan dalam penyelesaian skripsi ini. 13. Sahabat Tercinta “PANDAWA” (Si Kecil Desilia Susanti, Si Endut Aulia Rahma Fajarina, Si Cantik Risqhe Rumsi, dan Si Sexi Devilia Sistatri Wijaya) yang selalu membantu dan selalu ada bersamaku terimakasih telah menemani selama ini dikala susah & senang. xii
14. Teman-teman mahasiswa PGSD angkatan 2012 yang telah memberikan motivasi selama ini. Semoga kekeluargaan kita akan terus terjalin sampai kapanpun. 15. Teman-Teman Kakak Rental (Kyai Abdul Rahman, Kak Anas, Kak Fren, Kak Kiting, Kak Danang, Kak Andi,....) Terimakasih karena selalu memberikan semangat dan membantu dikala salah kata dalam menyelesaikan skripsi ini. 16. Teman-teman seperjuangan KKN dan PPL di Desa Pada Padang Haluan Kec. Krui Selatan Kab. Pesisir Barat 2015 (Anggun Nastiti, Desilia S., Ekaputri, Fika Dewi, Hana Listiana, Hilma, Elmira, Satria Novan, dan Rofiqul Umam) Terimakasih telah menjadi temanku selama masa KKN, semoga pertemanan kita tetap terjalin sampai kapan pun. 17. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih. Semoga dengan bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan pahala di sisi Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat. Amin.
Bandar Lampung,
April 2016
Penulis,
Dea Anjar Wulan NPM 1213053026
xiii
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR TABEL.......................................................................................... DAFTAR GAMBAR .................................................................................... I.
II.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang........................................................................... B. Identifikasi Masalah................................................................... C. Pembatasan Masalah ................................................................. D. Rumusan Masalah...................................................................... E. Tujuan Penelitian ....................................................................... F. Manfaat Penelitian ..................................................................... KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran .......................................................... 1. Belajar ................................................................................... 1.1 Pengertian Belajar ......................................................... 1.2 Prinsip Belajar................................................................ 1.3 Ciri-Ciri Belajar ............................................................. 1.4 Teori Belajar ................................................................. 2. Pembelajaran ........................................................................ 2.1 Pengertian Pembelajaran ............................................... 2.2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran ......................................... 2.3 Ciri-Ciri Pembelajaran .................................................. B. Prestasi Belajar .......................................................................... 1. Pengertian Hasil Belajar ..................................................... 2. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ......................... C. Model Pembelajaran Inkuiri ..................................................... 1. Pengertian Metode Inkuiri ................................................. 2. Langkah-Langkah Pembelajaran Model Pembelajaran Inkuiri ................................................................................ 3. Kelebihan dan Kelemahan Model Inkuiri .......................... D. Pembelajaran IPA di SD ........................................................... 1. Pengertian IPA .................................................................. 2. Tujuan Pembelajaran IPA di SD......................................... 3. Penelitian yang Relevan .................................................... E. Kerangka Pikir .......................................................................... F. Hipotesis Penelitian ..................................................................
xvi xvii
1 7 8 8 9 9
11 11 11 12 13 13 16 16 17 17 18 18 19 20 20 21 23 23 24 25 26 27 28 xiv
III.
METODE PENELITIAN A. Desain dan Jenis Penelitian ....................................................... 1. Desain Penelitian ............................................................... 2. Jenis Penelitian ................................................................... B. Prosedur Penelitian ................................................................... 1. Tahap Pertama .................................................................... 2. Tahap Kedua ...................................................................... 3. Tahap Ketiga ...................................................................... C. Tempat dan waktu Penelitian .................................................... 1. Tempat Penelitian .............................................................. 2. Waktu Penelitian ................................................................ D. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................ E. Populasi dan Sampel Penelitian................................................. 1. Populasi Penelitian ............................................................. 2. Sampel Penelitian .............................................................. F. Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional Variabel............... 1. Pengertian Variabel Penelitian ........................................... 2. Devinisi Konseptual dan Oprasional Variabel .................. G. Teknik Pengumpul Data dan Instrumen Penelitian .................. 1. Teknik Pengumpul Data ..................................................... 2. Instrumen Penelitian .......................................................... H. Uji Coba Instrumen Tes ............................................................. 1. Uji Validitas Instrumen....................................................... 2. Reliabilitas ......................................................................... 3. Tingkat Kesukaran ............................................................. 4. Daya Pembeda Soal ........................................................... I. Teknik Analisis Data ................................................................. 1. Uji Persyaratan Analisis Data ............................................. 1.1 Uji Normalitas Data .................................................... 2.1 Uji Homogenitas ......................................................... 2. Uji Hipotesis .......................................................................
29 29 29 30 31 31 32 32 32 32 32 33 33 34 34 34 35 37 37 37 38 38 40 41 42 43 43 43 43 44
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian................................................................ B. Hasil Penelitian ........................................................................... C. Pengujian Persyaratan Analisis Data ......................................... D. Pengujian Hipotesis .................................................................... E. Pembahasan Hasil Penelitian .....................................................
46 47 52 54 55
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................................ B. Saran ..........................................................................................
58 58
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
61
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................
63
IV.
V.
xv
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Data Nilai Ulangan Semester Ganjil Siswa pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Raya Tahun Ajaran 2015/2016 ............ 5 2. Data Nilai Ulangan Semester Ganjil Siswa pada Mata Pelajaran IPA materi pokok cahaya dan sifat-sifatnya kelas V .................................... 6 3. Hasil Penelitian Yang Relevan ..................................................................... 26 4. Jumlah Data Sampel Siswa Kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016................................................... 34 5. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Validitas Instrumen Tes ....................... 39 6. Klasifikasi Reliabilitas ................................................................................... 39 7. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas ............................................ 40 8. Klasifikasi Taraf Kesukaran Soal ................................................................. 41 9. Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal .................................................................... 42 10. Klasifikasi Daya Pembeda Soal .................................................................... 42 11. Hasil Uji Daya Pembeda Soal ....................................................................... 43 12. Jadwal dan Pokok Bahasan Pelaksanaan Penelitian ..................................... 46 13. Distribusi Prestasi Belajar Kelas Eksperimen ............................................... 49 14. Deskripsi Prestasi Belajar Kelas Eksperimen ............................................... 50 15. Distribusi Prestasi Belajar Kelas Kontrol ..................................................... 51 16. Deskripsi Prestasi Belajar Kelas Kontrol ...................................................... 52 17. Hasil Uji Hipotesis dengan Student t Test ..................................................... 54
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Bagan Kerangka Pikir ..................................................................................... 28 2. Desain Pretest-Posttest Control Group Design .............................................. 30 3. Langkah-Langkah Penelitian ........................................................................... 30 4. Histogram Prestasi Belajar Kelas Eksperimen ................................................ 49 5. Histogram Prestasi Belajar Kelas Kontrol ....................................................... 51 6. Kegiatan Siswa sedang Mengerjakan Pretest di Kelas VB (Kontrol) ........... 131 7. Kegiatan Siswa sedang Mengerjakan Pretest di Kelas VC (Eksperimen) ...... 131 8. Kegiatan Siswa sedang Berdiskusi Memecahkan Suatu Masalah dalam Materi Cahaya dan Sifat-Sifatnya ................................................................... 132 9. Siswa Sedang Berdemostrasi di depan Kelas Menguji Hipotesis di Kelas VC (Eksperimen) ................................................................................................. 132 10. Kegiatan Siswa Mengungkapkan Pendapat didepan Kelas Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri ............................................................................. 133 11. Kegiatan Siswa Belajar IPA dikelas Kontrol Menggunakan Metode Ceramah ........................................................................................................... 133
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Rekapitulasi Data Hasil Uji Coba Validitas Instrumen Tes ...............
63
2. Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ....................................
64
3. Rekapitulasi Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal ....................................
65
4. Rekapitulasi Hasil Uji Daya Pembeda Soal ........................................
66
5. Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Data .............................................
68
6. Rekapitulasi Hasil Uji Homogeitas ....................................................
70
7. Rekapitulasi Hasil Uji Hipotesis ........................................................
71
8. Tabel r Product Moment ....................................................................
72
9. Tabel l Liliefors .....................................................................................
73
10. Tabel F ..............................................................................................
74
11. Tabel t Student t Test ..........................................................................
75
12. Silabus .................................................................................................
77
13. RPP Kelas Eksperimen .......................................................................
80
14. RPP Kelas Kontrol .............................................................................
111
15. Kisi-Kisi Soal .....................................................................................
124
16. Soal Pretest dan Posttest......................................................................
125
17. Rekapitulasi Prestasi Belajar Kelas Eksperimen ................................
129
18. Rekapitulasi Prestasi Belajar Kelas Kontrol ......................................
130
19. Foto Kegiatan Penelitian ....................................................................
131
20. Surat Keterangan Judul Penelitian .....................................................
132
21. Surat Izin Penelitian Pendahuluan ....................................................
133
22. Surat Izin Penelitian ...........................................................................
134
23. Surat Balasan Penelitian Pendahuluan ...............................................
135
24. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari Sekolah .............
136
xviii
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik untuk membentuk watak siswa, menambah pemahaman dan mengubah sikap seseorang atau sekelompok orang. Hal tersebut sejalan dengan UndangUndang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 Ayat 1 menyatakan: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan adalah wadah dimana peserta didik dapat secara aktif belajar dan mengembangkan potensi yang ada pada dirinya sehingga mereka dapat memiliki akhlak yang baik serta kecerdasan dan keterampilan untuk membangun bangsa dan negara menjadi lebih baik serta untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas dan bermutu maka banyak pihak yang turut bertanggung jawab demi tercapainya tujuan pendidikan tersebut. Diantaranya adalah peran guru disekolah bahkan orang tua di lingkungan keluarga.
2
Pendidikan di SD merupakan pelajaran yang berharga bagi siswa-siswi untuk upaya pembinaan yang ditujukan kepada murid sejak lahir sampai dengan usia tujuh tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan siswa. Komponen yang terpenting dalam pendidikan dasar adalah kurikulum. Terkait dengan pentingnya kurikulum dalam jenjang pendidikan Hamalik (2004: 24) mengungkapkan bahwa “Kurikulum menyediakan kesempatan yang luas bagi peserta didik untuk mengalami proses pendidikan dan pembelajaran di berbagai mata pelajaran”. Salah satu mata pelajaran tersebut adalah Bidang Studi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Kenyataan dilapangan tidak sejalan dengan tujuan pembelajaran IPA, seperti yang telah ditemui di lapangan tentang pembelajaran IPA pada materi pokok cahaya dan sifat-sifatnya di SD yaitu, guru belum melaksanakan pembelajaran yang dapat menumbuhkan kemampuan berfikir, keaktifan siswa dalam pembelajaran, kekurangan guru dalam melengkapi sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran dan bersikap ilmiah.
Pembelajaran yang terjadi dikelas guru hanya memberikan siswa dengan sejumlah konsep yang bersifat hafalan belaka, guru berusaha agar siswa mampu menghafal materi sebanyak mungkin sesuai yang diterangkan. Hal yang terjadi adalah pembelajaran berpusat pada guru dan bersifat satu arah, sehingga siswa kurang mandiri dalam belajar bahkan siswa menjadi cenderung pasif dan kurang aktif, serta membuat siswa jadi tidak berani untuk megemukakan pendapat.
3
Pembelajaran dalam materi IPA pada materi pokok cahaya dan sifat-sifatnya yang dilakukan oleh guru kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Raya yang selama ini dapat dikatakan bahwa prestasi belajar siswa masih sangat rendah. Hal ini dilihat dari: (1) kurangnya perhatian siswa terhadap materi yang diberikan oleh guru, (2) siswa lebih banyak diam dan hanya mendengarkan penjelasan guru, (3) siswa banyak yang mencari perhatian dari guru dan teman, (4) tidak selesai dalam mengerjakan tugas di kelas, (5) jarang bertanya saat diberi kesempatan, (6) tidak pernah mengerjakan pekerjaan rumah, (7) bahkan tidak sedikit siswa yang masih sempat melakukan kegiatan lain seperti bermain sendiri dan tidak memperhatikan guru.
Banyak kegiatan yang harus guru lakukan dalam interaksi eduktif, di antaranya memahami prinsip-prinsip interaksi eduktif, menyiapkan sumber belajar, dan memilih model yang akan diterapkan. Model yang dipilih dapat diterapkan pada pembelajaran IPA pada materi pokok cahaya dan sifatsifatnya dapat menggunakan model pembelajaran inkuiri.
Orientasi pembelajaran yang ideal dalam mata pelajaran IPA adalah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri. Karakteristik pembelajaran IPA di SD/MI selalu menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara inkuiri. Hal ini sesuai dengan Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi yang menjelaskan bahwa: Pembelajaran IPA di SD/MI sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) dengan tujuan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikan-nya sebagai aspek penting kecakapan hidup.
4
Model pembelajaran inkuiri merupakan salah satu langkah yang dapat ditempuh untuk memperbaiki sekaligus meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPA. Seiring penjelasan itu didukung pula dengan pendapat ahli menurut Sanjaya (2010: 196) yaitu: “Model pembelajaran inkuiri merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan”. Kelebihan model pembelajaran inkuiri adalah proses pembelajaran yang dapat menekankan siswa untuk aktif dan dapat merubah tingkah laku siswa berkat adanya pengalaman yang langsung mereka peroleh secara langsung didalam pembelajaran.
Apabila guru dapat memilih sekaligus menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan baik maka hasil pembelajaran akan baik pula atau dapat maksimal. Guru juga harus mampu memilih dan menerapkan model pembelajaran yang dapat merangsang keingintahuan siswa sehingga siswa lebih bersemangat untuk belajar pada mata pelajaran IPA pada materi pokok cahaya dan sifat-sifatnya.
Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa bukan hasil mengingat tetapi hasil menemukan sendiri melalui pengamatan, percobaan (eksperimen) dan eksplorasi. Hal ini sesuai dengan penelitian relevan yang menghasilkan kesimpulan bahwa model pembelajaran inkuiri dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa pada kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran inkuiri.
5
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SD, siswa sulit untuk memahami materi yag telah dijelaskan. Hal ini dapat dilihat dari nilai MID semester ganjil yang diperoleh siswa kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung. Adapun kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang ditetapkan untuk mata pelajaran IPA yaitu 67, dimana dengan KKM tersebut siswa dinyatakan tuntas belajar apabila siswa dapat mencapai nilai 67 atau lebih. Distribusi nilai mata pelajaran dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:
Tabel 1. Data Nilai MID Semester Ganjil Siswa pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016 Kelas V/A
V/B
V/C
Jumlah Nilai Siswa
KKM
Jumlah Ketuntasan
Persentase Ketuntasan Keterangan Belum 85 % Tuntas
00-66
34
≥ 67
6
15 %
Tuntas
00-66
35
87,5 %
Belum Tuntas
≥ 67
5
12,5 %
Tuntas
00-66
36
90 %
Belum Tuntas
≥ 67
4
10%
Tuntas
40
40
67
40
Sumber: Dokumentasi Guru kelas V di SD Negeri 1 Rajabasa Raya
Berdasarkan data di atas, persentase prestasi belajar mata pelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Raya Bandarlampung masih rendah, karena terdapat beberapa nilai siswa yang belum mencapai KKM yang telah ditentukan. Dilihat dari data guru siswa kelas V yang berjumlah 120 orang siswa, siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 105 orang dengan persentase sebesar 87,5%, dikarenakan siswa hanya belajar didasari oleh teori-
6
teori saja bukan dengan cara bagaimana mereka memperoleh jawaban itu sendiri. Oleh karena itu hanya ada 15 orang siswa yang mendapat lebih dari KKM dengan presentase 12,5% dengan melihat data prestasi belajar dan pelaksanaan mata pelajaran tersebut diperlukan adanya suatu upaya untuk mengadakan perbaikan dan meningkatkan kualitas pembelajaran IPA. Distribusi nilai mata pelajaran IPA pada materi pokok cahaya dan sifatsifatnya dapat dilihat pada Tabel di bawah ini: Tabel 2. Data Nilai Ulangan Semester Ganjil Siswa pada Mata Pelajaran IPA pada pokok materi Cahaya dan sifat-sifatnya Kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2015/2016 Kelas Jumlah Siswa
Jumlah Persentase Ketuntasan Ketuntasan Keterangan Belum 0-64 27 67,5 % Tuntas VA 40 ≥ 67 13 32,5 % Tuntas Belum 0-64 35 87,5 % Tuntas 67 VB 40 ≥ 67 5 12,5 % Tuntas Belum 0-64 35 87,5 % Tuntas VC 40 ≥ 67 5 12,5 % Tuntas Sumber: Dokumentasi guru kelas Kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Raya Nilai
Berdasarkan tabel di atas,
KKM
menunjukkan bahwa data tingkat pemahaman
siswa terhadap materi pokok tentang Cahaya dan sifat-sifatnya masih jauh dari harapan, dilihat dari persentase siswa belum tuntas lebih besar dari pada persentase siswa tuntas. Keadaan ini bukan sepenuhnya kesalahan siswa, namun seluruh aspek dalam bidang pendidikan pun harus dibenahi supaya hasil belajar siswa dapat meningkat. Jadi, jelas bahwa ada hambatanhambatan yang membuat prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA pada materi pokok cahaya dan sifat-sifatnya cenderung rendah.
7
Menurut penjelasan yang telah dibahas, maka perlu kiranya dilaksanakan pengembangan proses pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri, dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri diharapkan dapat meningkatkan nilai-nilai pada pembelajaran IPA pada materi pokok cahaya dan sifat-sifatnya dalam proses pembelajaran sehingga berdampak terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sanjaya (2010: 196) yang menjadi asumsi munculnya pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut: Pembelajaran inkuiri berasumsi bahwa manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang keadaan alam disekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir lahir ke duania. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal segala sesuatu melalui indera pengecapan, pendengaran, penglihatan dan indera lainnya. Hingga dewasa keingintahuan manusia secara terus menerus berkembang dengan menggunakan otak dan pikirannya. Pengetahuan yang dimiliki manusia akan bermakna (meaningfull) manakala didasari oleh keingintahuan itu. Berdasarkan latar belakang inilah penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul yaitu “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Prestasi Belajar IPA pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016”
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka dapat diidentifikasikan permasalahan dalam penelitian sebagai berikut: 1. Rendahnya prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPA pada materi pokok cahaya dan sifat-sifatnya yang ditunjukkan oleh ketidak tercapainya KKM.
8
2. Rendahnya aktivitas belajar siswa kelas V SDN 1 Rajabasa Raya pada proses pembelajaran berlangsung. 3. Pembelajaran IPA pada materi pokok cahaya dan sifat-sifatnya di kelas lebih didominasi oleh metode ceramah dan berpusat pada guru (teacher centered). 4. Kurangnya sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran IPA pada materi pokok cahaya dan sifat-sifatnya di kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Raya 5. Guru masih belum menggunakan model pembelajaran inkuiri sehingga kurang menarik perhatian siswa dalam memahami pembelajaran. 6. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa selama proses pembelajaran. 7. Siswa kurang berani bertanya dan mengemukakan pendapat.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis membatasi masalah pada pengaruh model pembelajaran inkuiri dan prestasi belajar IPA pada materi pokok cahaya dan sifat-sifatnya siswa kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016?
D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka diperoleh rumusan masalah penelitian sebagai berikut: Apakah ada pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap prestasi belajar pada materi pokok cahaya dan sifat-sifatnya pada siswa kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016?
9
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada rumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap prestasi belajar IPA pada materi pokok cahaya dan sifat-sifatnya siswa kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016.
F. Manfaat Penelitian Penelitian mempunyai manfaat yaitu diharapkan membawa manfaat secara langsung maupun tidak langsung untuk dunia pendidikan, adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi guru dan calon guru dalam mengetahui keadaan anak dalam proses belajar mengajar khususnya penggunaan model inkuiri dan meningkatkan prestasi belajar siswa. 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis yang terdapat dalam penelitian ini mempunyai manfaat bagi: a. Siswa, dapat meningkatkan pemahaman konsep belajar IPA jika menggunakan model pembelajaran inkuiri yaitu dengan cara mengemukakan pendapat tentang jawaban yang telah diketahuinya, serta lebih meningkatkan proses belajar dan prestasi belajar IPA pada materi pokok cahaya dan sifat-sifatnya.
10
b. Guru, memperluas wawasan dan pengetahuan guru mengenai model pembelajaran inkuiri sehingga dapat digunakan meningkatkan kemampuan professional guru dalam menyelenggarakan pembelajaran di kelas. c. Kepala Sekolah, sebagai bahan pertimbangan bagi kepala sekolah untuk melakukan kajian bagi guru-guru dalam melaksankan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri agar didapat perubahan setiap cara mengajarnya guru-guru disekolah. d. Peneliti, dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam proses belajar mengajar dalam menggunakan model pembelajaran inkuiri. e. Peneliti lain, dapat menjadi acuan bagi peneliti lain dalam mengembangkan penelitian yang berkaitan dengan prestasi belajar menggunakan model pembelajaran inkuiri dalam proses pembelajaran.
11
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar dan Pembelajaran 1. Belajar 1.1 Pengertian Belajar Pengertian belajar sudah dapat ditemukan dalam berbagai sumber atau literatur. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu sebagai hasil dari pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungan. Keberhasilan individu dalam mengolah informasi merujuk pada kesiapan dan kematangan dalam perkembangan kognitifnya.
Berdasarkan proses belajar yang terpenting adalah bagaimana siswa belajar menjadi tahu dan mampu belajar mengembangkan serta mengolah sendiri pengetahuan atau informasi yang diterimanya, sehingga kemampuan yang akan diterimanya akan jauh lebih matang dan lebih berkembang terutama dalam aspek kognitif. Menurut Slameto (2003: 2) belajar adalah “Suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
12
Menurut Piaget dalam Karwono dan Mularsih (2010: 85) menyatakan bahwa “Belajar merupakan suatu bentuk pertumbuhan dan perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara tingkah laku yang baru sebagai hasil dari pengalaman”. Sedangkan Menurut Hakim (2005: 1) Belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan. Kesimpulan dari pendapat-pendapat di atas, belajar dapat diartikan proses
yang dilakukan untuk memperoleh
pengetahuan dari
lingkungannya dan menghasilkan informasi yang baru, sehingga membuat seseorang yang tidak tahu menjadi tahu. Proses yang kompleks atau usaha yang dilakukan, yang dapat menyebabkan perubahan dari yang tidak bisa menjadi bisa, baik pengetahuan ataupun tingkah laku dapat disebut juga pengertian dari belajar.
1.2 Prinsip Belajar Prinsip belajar adalah landasan berpikir dan landasan berpijak agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik antara pendidik dengan peserta didik. Prinsip ini dijadikan sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa dalam upaya mencapai hasil yang diinginkan. Menurut Susanto (2013:89) menyebutkan beberapa prinsip belajar yaitu sebagai berikut: 1) Belajar merupakan bagian dari perkembangan. 2) Belajar berlangsung seumur hidup.
13
3) Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan, lingkungan, kematangan, serta usaha individu secara aktif. 4) Belajar mencakup segala semua aspek kehidupan. 5) Kegiatan belajar berlangsung di sembarang tempat dan waktu. 6) Belajar berlangsung baik dengan guru atau tanpa guru. 7) Belajar yang terencana dan disengaja menuntut motivasi yang tinggi. 8) Perbuatan belajar bervariasi dari yang paling sederhana sampai dengan yang amat komplek 1.3
Ciri-Ciri Belajar Belajar menunjuk ke perubahan dalam tingkah laku si subjek dalam situasi tertentu berkat pengalamannya yang berulang-ulang, dan perubahan tingkah laku tersebut tak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan-kecenderungan respons bawaan, kematangan atau keadaan temporer dari subjek dengan pengertian tersebut, maka ternyata belajar sesungguhnya memiliki ciri-ciri. Menurut Djamarah (2011: 15) Ciri-ciri belajar ada enam, yaitu sebagai berikut: 1) 2) 3) 4) 5) 6)
1.4
Perubahan yang terjadi secara sadar Perubahan dalam belajar bersifat fungsional Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah Perubahan mencakup seluruh aspek.
Teori - Teori Belajar Teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai bagaimana terjadinya belajar atau bagaimana informasi diproses di dalam pikiran siswa. Berdasarkan suatu teori belajar, diharapkan suatu pembelajaran dapat lebih meningkatkan perolehan siswa sebagai prestasi belajar.
14
1.4.1 Teori Belajar Konstruktivisme Paham konstruktivisme menyatakan bahwa pengetahuan dibentuk sendiri oleh individu dan pengalaman merupakan kunci utama dari belajar bermakna. Menurut Slavin dalam Al-Tabany (2014: 29) Teori konstruktivis adalah teori yang menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan itu tidak lagi sesuai. Sedangkan menurut Schmidt dalam Rusman (2014: 231) dari segi pedagogis, pembelajaran berbasis masalah didasarkan pada teori belajar konstruktivisme dengan ciri: a. Pemahaman diperoleh dari interaksi dengan skenario permasalahan dan lingkungan belajar. b. Pergulatan dengan masalah dan proses inquiry masalah menciptakan disonansi kognitif yang menstimulasi belajar. c. Pengetahuan terjadi melalui proses kolaborasi negosiasi sosial dan evaluasi terhadap keberadaan sebuah sudut pandang.
Jadi dapat disimpulkan bahwa teori belajar konstruktivisme adalah suatu teori yang didasarkan pada pemberian masalah. Permasalahan yang disajikan berdasarkan skenario yang telah dibuat
oleh
guru,
kemudian
siswa
bertugas
untuk
mentransformasikan informasi kompleks yang disajikan dengan berbagai aturan. Hal ini menjadikan siswa untuk dapat
membangun
pengetahuannya
pengalaman belajar yang dialami.
sendiri
melalui
15
2.4.1 Teori Belajar Kognitif Perkembangan kognitif anak akan maju apabila melalui beberapa tahapan. Perkembangan kognitif bergantung pada seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Hal ini mengindikasikan bahwa lingkungan dimana anak belajar sangat menentukan proses perkembangan
kognitif
anak.
Menurut
Piaget
dalam
Komalasari (2015: 19) menyebutkan bahwa: Bagaimana seseorang memperoleh kecakapan intelektual, pada umumnya akan berhubungan dengan proses mencari keseimbangan antara apa yang ia rasakan dan ketahui pada satu sisi dengan apa yang ia lihat sebagai suatu fenomena baru sebagai pengalaman dan persoalan.
Adapun menurut ahli jiwa aliran kognitifis dalam Dalyono (2005: 34-35) menyatakan bahwa “Tingkah laku seseorang didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku itu terjadi”.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa teori belajar kognitif berhubungan
dengan
proses
usaha
untuk
mencari
keseimbangan pola berpikir melalui fenomena, pengalaman, dan persoalan yang dihadapi yang didasarkan pada kognisi untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku. Tiap-tiap tahap ditandai dengan munculnya kemampuan-kemampuan intelektual
baru
yang
memungkinkan
seorang
memahami dunia dengan cara yang semakin kompleks.
anak
16
2. Pembelajaran 2.1 Pengertian Pembelajaran Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses interaksi antara guru dengan siswa, baik interaksi secara langsung, maupun tidak
langsung
yaitu
dengan
menggunakan
berbagai
media
pembelajaran. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20 “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Kemudian menurut Sudjana (2004: 28) Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (warga belajar) dan pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan membelajarkan. Sedangkan Hamruni (2012: 44) “Pembelajaran mengisyaratkan bahwa dalam proses pembelajaran siswa harus dijadikan sebagai pusat dari kegiatan, untuk membentuk watak peradaban, dan meningkatkan mutu kehidupan peserta didik”.
Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan pembelajaran adalah guru lebih berperan sebagai fasilisator dan murid merupakan subjek belajar yang paling utama sehingga jika pembelajaran ditandai oleh keaktifan guru sedangkan siswa hanya pasif, maka pada hakikatnya kegiatan itu hanya disebut mengajar bukan pembelajaran.
17
2.2 Prinsip – Prinsip Pembelajaran Proses pembelajaran yang dilakukan siswa tidak mungkin terjadi tanpa perlakuan guru yang membedakannya hanya pada perannya saja. Menurut Susanto (2013: 87) prinsip-prinsip pembelajaran di antaranya adalah sebagai berikut: 1) 2) 3) 4) 5)
Prinsip pemusatan perhatian Prinsip menemukan Prinsip belajar sambil bekerja Prinsip belajar sambil bermain Prinsip hubungan social
Weil dalam Hamruni (2012: 45) mengemukakan Prinsip-prinsip pembelajaran menjadi tiga prinsip yaitu: 1) Usaha kreasi lingkungan yang dapat membentuk atau mengubah struktur kognitif siswa. 2) Pengalaman belajar yang harus dimiliki oleh siswa mestinya berbeda. 3) Mempelajari pengetahuan logika dan sosial dari temannya sendiri Berdasarkan
ungkapan
para
ahli
dapat
disimpulkan
bahwa
pembelajaran harus diarahkan agar siswa mampu mengatasi tantangan dan rintangan dalam kehidupan yang cepat berubah, melalui sejumlah kompetensi yang harus dimiliki siswa.
2.3 Ciri – Ciri Pembelajaran Pembelajaran bukan hanya mendorong anak agar mampu menguasai sejumlah materi pembelajaran, tetapi agar anak memiliki sejumlah kompetensi. Penjelasan tersebut maka dalam pembelajaran memiliki Ciri–ciri dari pembelajaran dalam bukunya Sugandi, dkk (2000:25) antara lain:
18
1. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis. 2. Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam belajar. 3. Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan menantang bagi siswa. 4. Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik. 5. Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenangkan bagi siswa. 6. Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran baik secara fisik maupun psikologis.
B. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Pencapaian tujuan pengajaran dapat dilihat dari prestasi yang dicapai siswa. Pengertian secara umum prestasi merupakan hasil dari apa yang telah diusahakan. Pengertian prestasi belajar menurut Hamalik (2004: 48) Prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku yang diharapkan pada siswa setelah dilakukan proses mengajar. Pengertian prestasi belajar adalah hasil dari pengukuran terhadap siswa setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes. Kemudian menurut Amri dan Ahmadi (2002: 33) “Prestasi belajar adalah hal yang menyangkut hasil pembelajaran atau hasil yang dicapai anak didik yang diukur melalui aktivitas belajar”. Prestasi belajar merupakan suatu indikator dari perkembangan kemajuan siswa atas penguasaan dari pelajaran yang telah diberikan guru kepada siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Djamarah (2011: 226) bahwa “Prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum”.
19
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan gambaran dari penguasaan kemampuan para peserta didik sebagai mana telah di tetapkan untuk suatu pelajaran tertentu. Setiap usaha yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran bertujuaan untuk mencapai prestasi yang setinggi-tingginya, seperti halnya juga dalam pelajaran IPA pada materi pokok topik cahaya dan sifat-sifatnya, untuk menguasai konsep yang lebih tinggi tingkat kesukarannya harus dikuasai terlebih dahulu konsep awal yang merupakan dasar bagi pelajaran yang akan dipelajari.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Dikemukakan oleh Slameto (2003:54) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah sebagai berikut: 1. Faktor intern Yaitu faktor yang ada didalam diri individu yang sedang belajar. Faktor intern terdiri dari: a. Faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh). b. Faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan). c. Faktor kelelahan (jasmani dan kelelahan rohani yg bersifat psikis). 2. Faktor ekstern Yaitu faktor yang ada di luar individu. Faktor ekstern terdiri dan: a. Faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan). b. Faktor sekolah (model mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, model belajar, dan tugas rumah). c. Faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).
20
Selain faktor-faktor tersebut diatas, menurut Nasution (2004:50) “Prestasi belajar juga dipengaruhi oleh kecakapan dan ketangkasan belajar yang berbeda secara individual”. Walaupun demikian, kita dapat membentuk anak dengan memberi petunjuk-petunjuk itu dengan sendirinya akan menjamin sukses anak dalam belajar.
Berdasarkan uraian diatas, dapat peneliti simpulkan bahwa faktor-faktor prestasi belajar adalah pencapaian prestasi belajar siswa berupa nilai yang diperoleh setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar yang diberikan guru kepada siswa melalui evaluasi atau penilaian pada suatu mata pelajaran termasuk mata pelajaran IPA pada materi pokok topik cahaya dan sifatsifatnya. Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa mencakup penilaian penguasaan yang besifat kognitif.
C. Model Pembelajaran Inkuiri 1. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri Model pembelajaran inkuiri adalah upaya mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan yang dibutuhkan siswa untuk membantu memecahkan masalah dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang memperoleh jawaban atas dasar rasa ingin tahu merupakan bagian proses inkuiri. Menurut Sanjaya (2010: 196) “Model pembelajaran inkuiri merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan”. Kemudian Menurut Komalasari (2011: 73) menyatakan bahwa:
21
Model pembelajaran inkuiri adalah model pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memahami konsep dan memecahkan masalah. Sedangkan Swadarma (2011: 182) menyatakan “Model pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan”.
Beberapa pendapat ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri adalah suatu rangkaian kegiatan pembelajaran untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban suatu masalah yang diberikan kepada siswa dengan tujuan mengembangkan kemampuan siswa terhadap suatu masalah dan mengembangkan kemampuan berpikir siswa.
2. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Inkuri Proses pembelajaran inkuiri dilakukan melalui tahapan-tahapan agar mempermudah guru melaksanakan pembelajaran di kelas dan setiap model pembelajaran tentu terdapat langkah-langkah yang sudah tersusun secara runtut yang digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaannya. Menurut Sanjaya (2010: 201) langkah-langkah proses pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut: 1) 2) 3) 4) 5) 6)
Orientasi Merumuskan masalah Mengajukan hipotesis Mengumpulkan data Menguji hipotesis Merumuskan kesimpulan
22
Sedangkan Menurut Swadarma (2011: 67) langkah-langkah pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut: a. Identifikasi dan rumuskan tujuan yang menjadi fokus pembelajaran dengan jelas. b. Ajukan satu pertanyaan tentang fakta yang sekiranya dapat menggelitik keingintahuan siswa. c. Formulasikan hipotesis untuk menjawab pertanyaan tersebut. d. Berikan informasi dari berbagai sumber yang relevan dengan hipotesis tersebut lalu uji berdasarkan data yang telah terkumpul tersebut. e. Rumuskan jawaban atas pertanyaan di awal pembelajaran, jawaban tersebut ada sintesis antara hipotesis yang diuji dengan data yang terkumpul. Langkah-langkah
pembelajaran
mempermudah
para
guru
untuk
melaksanakan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran inkuiri, sehinga para guru tidak lagi bersusah payah membuat langkahlangkah sendiri. Kemudian menurut Amri dan Ahmadi (2010: 92) Langkah pembelajaran inkuiri merupakan suatu siklus yang dimulai dari: 1. 2. 3. 4. 5.
Observasi atau pengamatan terhadap berbagai fenomena alam Mengajukan pertanyaan tentang fenomena yang dihadapi Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban Mengumpulkan data berkaitan dengan pertanyaan yang diajukan Merumuskan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data
Berdasarkan langkah pembelajaran inkuiri dari beberapa pendapat ahli di atas, dalam penelitian ini penulis memilih menggunakan langkah-langkah pembelajaran inkuiri menurut Sanjaya (2010: 201) yang memiliki 6 tahapan pembelajaran dan yang akan digunakan dalam pembelajaran pada kelas eksperimen.
23
3. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Inkuiri 3.1 Kelebihan Model Pembelajaran Inkuiri Adapun kelebihan model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran di sekolah. Menurut Sanjaya (2010: 208) menyatakan bahwa keunggulan model pembelajaran inkuiri, diantaranya: a) Model pembelajaran inkuiri merupakan model pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang serta dianggap lebih bermakna. b) Model pembelajaran inkuiri dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai gaya belajar mereka. c) Model pembelajaran inkuiri dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. d) Keuntungan lain adalah model pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar. Berdasarkan pendapat ahli tentang keunggulan model inkuiri di atas, dapat disimpulkan bahwa model inkuiri ini merupakan pembelajaran yang banyak dianjurkan, karena model inkuiri ini memiliki strategistrategi yang begitu banyak keunggulannya dibandingkan dengan model-model yang lainnya. 3.2 Kelemahan Model Pembelajaran Inkuiri Model pembelajaran inkuiri disamping memiliki beberapa kelebihan atau keunggulan, model pembelajaran inkuiri juga mempunyai beberapa kelemahan dalam pembelajaran di sekolah yaitu Menurut Sanjaya (2010: 208) sebagai berikut: a) Jika menggunakan model pembelajaran ini, akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa. b) Model ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
24
c) Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan. d) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka model pembelajaran inkuiri akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru. Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap model mempunyai kelebihan dan kekurangan tetapi semua itu dapat diatasi dengan baik jika seorang guru kreatif dalam menggunakannya dan siswa akan terlihat aktif dalam proses pembelajaran model inkuiri.
D. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar 1. Pengertian IPA Pendidikan IPA mulai diajarkan pada tingkat sekolah dasar dan berperan penting dalam keseluruhan proses pendidikan. Sebagaimana tercantum dalam UU No. 2 tahun 1989 Pasal 37 ayat 3 menyatakan bahwa: IPA (sains) dan teknologi merupakan bahan yang harus dikaji sejak siswa belajar pada tingkat pendidikan dasar serta IPA merupakan mata pelajaran yang harus diajarkan pada tingkat pendidikan dasar serta harus ditekuni dan dikuasai oleh siswa, karena IPA (sains) merupakan fondasi teknologi. Pembelajaran IPA di SD hendaknya membuka kesempatan untuk memupuk rasa ingin tahu siswa secara alamiah. Ini akan membantu mereka mengembangkan kemampuan berpikir dan mencari jawaban melalui pengamatan dan pengalaman langsung berdasarkan bukti. Sejalan dengan penjelasan itu sama halnya Menurut Suyoso (2008: 23) “IPA merupakan pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat aktif dan
25
dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui model tertentu yaitu teratur, sistematik, berobjek, bermodel dan berlaku secara universal”.
Berdasarkan uraian diatas, bahwa pembelajaran IPA di SD adalah pembelajaran yang bukan sekedar penguasaan konsep, prinsip, hukum atau teori semata melainkan suatu proses dengan cara mengembangkan keterampilan proses dan sikap ilmiah untuk mendapatkan konsep-konsep ilmiah tentang alam semesta. Pembelajaran IPA memberian pengalaman belajar secara langsung sangat ditekankan melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses untuk memahami konsep-konsep dan mampu memecahkan masalah. 2. Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar yang tertuang dalam Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 adalah sebagai berikut. 1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaanNya. 2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. 4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. 5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. 6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. 7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
26
3. Penelitian Yang Relevan Penelitian yang relevan merupakan penenelitian dimana banyak referensireferensi penelitian lain yang sama kaitannya dengan penelitian yang telah dibahas dalam peneitian ini. Oleh karena itu peneliti memilik referensi dari beberapa peneliti lain yaitu sebagai berikut: Tabel 3. Hasil Peneletian Yang Relevan No 1
Nama Tutik Handa yani (2010)
Judul Penelitian Pengaruh Pemanfaatan Model Inkuiri Terhadap Prestasi Belajar IPA Kelas V SD Negeri Siwal 01 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang pada Semester II Tahun Ajaran 2010/2011
2
Hamida Pengaruh Penggunaan Siregar Model Pembelajaran (2013) Inkuiri Terhadap Prestasi belajar IPA pada siswa Kelas V SD Se-Gugus Hasanudin Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2012/2013
3
Yose Dwi Parleni (2015)
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Pemahaman Konsep Materi IPA Di Kelas V SD Negeri Sidosari Kecamatan Natar Tahun Ajaran 2014/2015
Hasil Penelitian Penelitiannya didapat kesimpulan bahwa prestasi siswa kelas eksperimen pada pretest setelah dilakukan treatmen dan dinyatakan model inkuiri sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa dan mendapat nilai baik dengan model pembelajaran inkuiri dibandingkan dengan prestasi belajar siswa dengan menggunakan model konvensional. Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh dan analisa data serta pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut : Nilai rata-rata prestasi belajar siswa meningkat pada kelas eksperimen setelah diberi perlakuan dengan model pembelajaran Inkuiri pada kelas V SD Se-Gugus Hasanudin Kesimpulan dari pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri, siswa Kelas V SD N Sidosari Di Kecamatan natar Tahun Ajaran 2014/2015 lebih antusias, mengarahkan siswa untuk berpartisipasi aktif selama pembelajaran, dan lebih menguasai materi pelajaran dan tugas yang diberikan oleh guru, sehingga dapat meningkatkan dan berpengaruh terhadap prestasi belajar IPA siswa.
27
Kesimpulan dari penelitian yang relevan pada tabel diatas yaitu dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Begitupun dari hasil penelitian tersebut, peneliti juga ingin melakukan sebuah penelitian eksperimen yang menguji tentang pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap prestasi belajar IPA Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016.
E. Kerangka Pikir Pendekatan pembelajaran inovatif yang dapat meningkatkan penguasaan konsep IPA yaitu dengan meggunakan model pembelajaran inkuiri yang didefinisikan suatu proses yang ditempuh siswa untuk memecahkan masalah yang diberikan guru.
Melalui pemanfaatan model pembelajaran inkuiri ini siswa lebih mudah memahami dan menguasai materi pada mata pelajaran IPA, siswa lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran, motivasi belajar siswa meningkat, siswa lebih terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga suasana kelas menjadi lebih menarik dan tidak membosankan, serta mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga diharapkan dapat mempengaruhi prestasi belajarnya dan sebagian besar siswa nilainya mencapai KKM.
Proses pengambilan pretes diambil dari alat evaluasi pada kelas uji coba dan hasil pretest kedua kelas (kelas kontrol dan kelas eksperimen) untuk mengetahui perbedaan varian kedua kelas apabila kelas homogen atau tidak.
28
Peneliti telah membandingkan prestasi belajar IPA antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah dilakukan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri di kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional seperti biasa di kelas kontrol, maka prestasi belajar dari kedua kelompok tersebut dilakukan uji beda rata-rata hasil posttes untuk melihat apakah ada pengaruh dengan penggunaan model pembelajaran Inkuiri. Berdasarkan uraian tesebut, maka kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Model Pembelajaran Inkuiri (X)
Prestasi Belajar IPA Siswa (Y)
Gambar 1. Kerangka Pikir F. Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini menurut Soehartono (2004: 26) “Hipotesis adalah suatu pernyataan yang masih harus diuji kebenarannya secara empirik”. Pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah dugaan sementara yang masih perlu dibuktikan kebenarannya melalui penelitian. Menguji ada atau tidaknya pengaruh antara variabel X (model pembelajaran inkuiri) dengan variabel Y (prestasi belajar IPA), dalam penelitian ini
penulis membuat rumusan hipotesis yaitu “Ada pengaruh
model pembelajaran inkuiri terhadap prestasi belajar IPA pada materi pokok cahaya dan sifat-sifatnya siswa kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016”.
III. METODE PENELITIAN
A. Desain dan Jenis Penelitian 1. Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah true experimental design dengan pola pretest-posttest control group design. Menurut Sugiyono (2014: 112) ciri utama true experimental design adalah bahwa, sampel yang diambil itu secara acak dari populasi tertentu. Jadi cirinya adalah adanya kelompok kontrol dan sampel dipilih secara acak.
2. Jenis Penelitian Jenis Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, dimana metode eksperimen menurut Sugiyono (2014: 107) “merupakan metode yang menjadi bagian dari metode kuantitatif”. Alasan peneliti memilih penelitian eksperimen karena suatu eksperimen yang dimaksudkan untuk menilai pengaruh suatu model pembelajaran inkuiri terhadap prestasi belajar. Dalam pelaksanaan penelitian eksperimen ini, kelas eksperimen dan kelas kontrol diatur secara intensif sehingga kedua variabel mempunyai karakteristik yang sama atau mendekati sama.
30
Membedakan dari kedua kelas kotrol dan kelas eksperimen ialah bahwa pada kelas eksperimen diberi perlakuan model pembelajaran inkuiri, sedangkan pada kelas kontrol menggunakan metode ceramah. Adapun gambaran mengenai rancangan Pretest-Posttest Control Group Design menurut Sugiyono (2009 : 112) sebagai berikut:
R1
O1
R2
O3
X
O2 O4
Gambar 2. Desain Pretest-Posttest Control Group Keterangan: R1 R2 X O1 O2 O3 O4
: Kelas eksperimen : Kelas kontrol : Perlakuan pada kelas eksperimen menggunakan Model inkuiri : Skor pre-test pada kelas eksperimen : Skor post-test pada kelas eksperimen : Skor pre-test pada kelas kontrol : Skor post-test pada kelas kontrol
B. Prosedur Penelitian Tahapan-tahapan dalam prosedur penelitian ini yaitu langkah-langkah penelitian yang tampak dalam gambar berikut: Kelas eksperimen belajar IPA dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri Pretest
Posttest Kelas kontrol belajar IPA tanpa menerapkan model pembelajaran Inkuiri/ menggunakan metode ceramah
Gambar 3. Langkah-langkah penelitian
31
a.
Tahapan Pertama Sebelum melaksanakan model pembelajaran Inkuiri, penulis telah menentukan kelas mana yang dijadikan kelas eksperimen dan kelas mana yang dijadikan kelas kontrol. Penentuan kelas ekperimen dan kelas kontrol dilakukan dengan cara random yaitu dengan cara mengundi kedua kelas yaitu kelas V.B dan kelas V.C. Setelah dilakukan pengundian secara random maka didapat kelas eksperimen adalah kelas V.C dan kelas kontrol adalah kelas V.B.
Selanjutnya siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan pretest, yaitu menjawab 20 soal pilihan jamak. Pretest ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah prestasi belajar IPA dipengaruhi oleh model pembelajarn inkuiri dan mengetahui kemampuan awal siswa.
b. Tahapan Kedua Setelah setiap kelas diberikan pretest dan telah dianggap sepadan, maka tahap selanjutnya adalah melakukan treatment. Treatment di kelas eksperimen menggunakan model pembelajarn Inkuiri, sedangkan dalam kelas kontrol menggunakan metode ceramah. Dalam penelitian ini, pembelajaran dilakukan sebanyak delapan kali yaitu empat kali pada kelas eksperimen dan empat kali pada kelas kontrol. Masing-masing pembelajaran dilaksanakan dalam waktu 8 x 35 menit.
32
c.
Tahapan Ketiga Langkah ketiga sekaligus langkah terakhir adalah memberikan soal posttest tentang pokok bahasan Cahaya dan sifat-sifatnya, pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol. Bentuk soal posttest sama seperti yang dahulu diberikan pada pretest. Hasilnya berupa data kemampuan akhir siswa yang digunakan untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan akibat dari pemberian perlakuan.
C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Kelas V.C sebagai kelas Eksperimen dan V.B sebagai kelas kontrol di SD Negeri 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016 yang beralamat di Jl. H.Khomaruddin Gg. Ismail No. 32 Kec. Rajabasa Bandar Lampung.
2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 13 Februari sampai 27 Februari 2016. D. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah mata pelajaran IPA pada pertengahan semester genap. 2. Ruang lingkup subjeknya merupakan siswa-siswi kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung.
33
3. Ruang lingkup objek yaitu Prestasi belajar IPA dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri pada materi pokok pembelajaran Cahaya dan Sifat-sifatnya. 4. Langkah-langkah pembelajaran model pembelajaran inkuiri yang diterapkan dalam penelitian ini bersumber pada pendapat Sanjaya (2010: 196) dalam bukunya yang berjudul “Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan” 5. Teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah dengan Tes dan Dokumentasi
E. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut Sugiyono (2014: 119) mengungkapkan bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi
kelas
V SD Negeri 1 Rajabasa Raya Bandar
Lampung Tahun Ajaran 2015/2016.
34
2. Sampel Penelitian Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah porposive sampling. Menurut Sugiyono (2014: 70) “Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu, bukan secara acak”. Sampel pada penelitian ini telah dijabarkan dalam tabel dibawah ini: Tabel 4. Jumlah Data Sampel Siswa Kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Raya Laki-laki Perempuan Kelas Jumlah Siswa 19 21 VB 40 20 20 VC 40 39 40 Jumlah 80 Sumber: Tata Usaha SD N 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung
F. Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional Variabel 1. Pengertian Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Sugiyono (2014: 63) mengemukakan bahwa “Variabel penelitian adalah suatu sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. 1.1 Variabel Bebas Variabel Bebas (Variabel Independen) menurut Sugiyono (2014: 63) “Variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat”. Jadi variabel bebas merupakan variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain yang dilambangkan dengan (X). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model inkuiri.
35
2.1 Variabel Terikat Variabel Terikat (Variabel Dependent) adalah faktor-faktor yang diobservasi dan diukur untuk menentukan adanya pengaruh variabel bebas, yaitu faktor yang muncul, atau tidak muncul, atau berubah sesuai dengan yang diperkenalkan oleh peneliti. Menurut Sugiyono (2014: 63) “Variabel Terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas sehingga sifatnya sangat tergantung pada variabel lain yang dilambangkan dengan (Y)”. Variabel Terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar IPA.
2. Devinisi Konseptual dan Oprasional Variabel 2.1 Prestasi belajar 2.1.1 Definisi Konseptual: menurut Hamalik (2001: 30) “Prestasi belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya tidak tahu menjadi tahu, dan tidak mengerti menjadi mengerti”.
2.1.2 Definisi Operasional: Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah prestasi belajar berupa angka atau nilai yang diperoleh dari hasil posttest. Adapun indikator untuk pencapaian ini berupa perubahan sikap, perubahan tingkah laku, dan perubahan cara berpikir.
36
2.2 Model Pembelajaran Inkuiri 2.2.1 Definisi Konseptual Menurut Sudjana (2004: 154) “Model pembelajaran inkuiri merupakan model pengajaran yang berusaha meletakan dasar dan mengembangkan cara befikir ilmiah”. Dalam penerapan model pembelajaran inkuiri siswa dituntut untuk lebih banyak belajar sendiri dan berusaha mengembangkan kreatifitas dalam pengembagnaan masalah yang dihadapinya sendiri. Model pembelajaran inkuiri menciptakan kondisi belajar yang efektif dan kundusif, serta mempermudah dan memperlancar kegiatan belajar mengajar.
2.2.2 Definisi Operasional Kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran inkuiri diawali dengan kegiatan tanya jawab yang kemudian dirumuskan
menjadi
sebuah
permasalahan
yang
akan
dipecahkan oleh siswa. Siswa dibagi menjadi kelompokkelompok untuk berdiskusi untuk membuktikan hipotesis yang telah dibuat melalui pengumpulan data yang relevan. Siswa membuat kesimpulan berdasarkan analisis data yang sudah diperoleh. Adapun indikator untuk pencapaian ini adalah peningkaan prestasi belajar siswa yang diamati dari hasil posttest.
37
G. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 1. Teknik Pengumpulan Data 1.1 Dokumentasi Menurut Arikunto (2008: 154) “Dokumentasi adalah mencari dan mengumpulkan data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku dan sebagainya”. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data sekunder berupa jumlah siswa dan hal-hal yang berkaitan dengan prestasi belajar siswa di SD Negeri 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung.
2.1 Tes Tes ini diberikan kepada siswa secara individual, pemberiannya ditujukan untuk mengukur perbedaan prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran inkuiri. Menurut Triyono (2012: 174) yaiu sebagai berikut: Teknik tes adalah cara pengumpulan data penelitian yang dilakukan dengan melaksanakan tes terhadap sejumlah objek penelitian, biasanya berupa sejumlah pertanyaan atau soal yang menuntut jawaban yang dikumpulkan berupa prestasi belajar.
2. Instrumen Penelitian Instrumen tes dilakukan sebanyak dua kali yaitu pretest-postest yang diberikan sebelum perlakuan dan di akhir pertemuan, bertujuan untuk mengukur prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung. Tes yang diberikan adalah tes objektif berbentuk pilihan jamak yang berjumlah 20 item.
38
H. Uji Coba Instrumen Tes Sebelum soal tes diujikan kepada siswa, peneliti terlebih dahulu melakukan uji coba instrumen tes tersebut. Uji coba instrumen dilakukan kepada siswa kelas V di kelas lain dan di sekolah lain namun masih dalam satu gugus Sekolah Dasar yaitu SD Negeri 1 Rajabasa Bandar Lampung. 1. Uji Validitas Uji validitas pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui kevalidan soal tes pilihan jamak yaitu sebanyak 40 soal dan sebelum soal diajukan kepada siswa agar dilakukan terlebih dahulu meminta pertimbangan ahli sebagai Expert Jugment, yaitu validator menilai dan mengoreksi instrumen soal yang akan diberikan kepada siswa. Untuk mengukur tingkat kevalidan soal digunakan rumus korelasi Product Moment dengan bantuan Microsoft Office Excel 2010.
Berdasarkan data perhitungan validitas instrumen prestasi belajar pada lampiran 6, dapat dibuat rekapitulasi seperti Tabel 5. Dengan N = 20 dan signifikansi = 5% maka rtabel adalah 0,423. Berdasarkan tabel hasil perhitungan uji validitas, dapat disimpulkan bahwa terdapat 15 item soal yang tidak valid, karena memiliki nilai rhitung < rtabel sebesar 0,423 yaitu pada butir soal nomor 3, 6, 9, 10, 11, 19, 20, 24, 26, 28, 30, 31, 34, 33, 36, dan 40.
39
Setelah memperhatikan item soal yang tidak valid diputuskan untuk tidak digunakan, kemudian saol yang valid ada 25 soal, tetapi hanya 20 soal saja yang telah digunakan pada posttest penelitian ini. Sehingga penulis menyeleksi 5 butir soal lagi yang tidak dapat dipakai dengan melihat penyebaran pada materi pokok cahaya dan sifat-sifatnya tersebut. Berikut ini adalah tabel rekapitulasi hasil perhitungan uji validitas instrument tes. Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Perhitunga Uji Validitas Instrumen Tes No. Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nilai rHitung 0,465 0,693 -0,290 0,676 0,529 -0,290 0,694 0,465 -0,029 -0,267 0,260 0,658 0,676 0,543 0,815 0,754 0,465 0,493 0,249 0,201 0,585 0,519 0,472 -0,124 0,449 0,133 0,539 0,201 0,699 -0,101
Nilai rTabel
Kondisi
Simpulan
0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423
r hitung > r tabel r hitung > r tabel r hitung < r tabel r hitung > r tabel r hitung > r tabel r hitung < r tabel r hitung > r tabel r hitung > r tabel r hitung < r tabel r hitung < r table r hitung < r table r hitung > r table r hitung > r table r hitung > r table r hitung > r table r hitung > r table r hitung > r table r hitung > r table r hitung < r table r hitung < r table r hitung > r table r hitung > r table r hitung > r table r hitung < r table r hitung > r table r hitung < r table r hitung > r table r hitung < r table r hitung > r table r hitung < r table
Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid
40
31 0,035 0,423 32 0,539 0,423 33 0,517 0,423 34 -0,077 0,423 35 0,864 0,423 36 -0,033 0,423 37 0,613 0,423 38 0,676 0,423 39 0,465 0,423 40 0,135 0,423 Data Lengkap Lampiran 1
r hitung < r table r hitung > r table r hitung > r table r hitung < r table r hitung > r table r hitung < r table r hitung > r table r hitung > r table r hitung > r table r hitung < r table
Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid
2. Reliabilitas Uji reliabilitas instrumen prestasi belajar pada penelitian ini telah dilakukan dengan rumus Cronbach Alpha dengan bantuan program Microsoft Office Excel 2010. Selanjutnya menginterpretasikan besarnya nilai reliabilitas dengan indeks korelasi Menurut Sugiyono (2012: 257) sebagai berikut: Tabel 6. Klasifikasi Reliabilitas Nilai Reliabilitas 0,00 - 0,20 0,21 - 0,40 0,41 - 0,60 0,61 - 0,80 0,81 - 1,00
Kategori Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi
Tabel 7. Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes No
Variabel
Nilai rhitung
Nilai rtabel
Keputusan
1
Uji Tes
0,854
0,423
Reliabel
Data Lengkap: Lampiran 2
41
Berdasarkan Tabel 7 di atas diketahui bahwa pada variabel model pembelajaran inkuiri diperoleh rhitung = 0,854 sedangkan nilai rtabel = 0,423, hal ini berarti rhitung lebih besar dari rtabel (0,854 > 0,423) dengan demikian uji coba instrument tes dinyatakan reliabel. Hasil ini kemudian dibandingkan dengan kriteria tingkat reliabilitas (dapat dilihat pada Tabel 6), karena nilai rhitung (0,854) yang diperoleh berada diantara nilai 0,80 – 1,000, maka dinyatakan bahwa tingkat reliabilitas dari uji coba instrument tes tergolong sangat kuat.
3. Tingkat Kesukaran Taraf kesukaran adalah proporsi peserta tes yang menjawab benar terhadap butir soal tersebut. Menguji tingkat kesukaran soal dalam penelitian ini menggunakan rumus seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (2008: 112) sebagai berikut: =
Keterangan : P : Indeks kesukaran B : Banyaknya peserta didik yang menjawab soal dengan benar JS : Jumlah seluruh peserta didik peserta tes Proses pengolahan data taraf kesukaran soal dengan menggunakan program Microsoft Office Excel 2010 dan taraf klasifikasi kesukaran soal dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Klasifikasi Taraf Kesukaran Soal NO 1 2 3
Indeks Kesukaran 0,00 – 0,30 0,31 – 0,70 0,71 – 1,00
Tingkat Kesukaran Sukar Sedang Mudah
42
Tabel 9. Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal NO
Tingkat Kesukaran
1 Sukar 2
Sedang
Nomor Soal 1,2,4, 7, 8, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23,24, 25, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 35, 36, 37, 38, 39, 40 3, 5, 6, 9, 10, 11, 12, 15 ,26, 34
3
Mudah Data Lengkap: Lampiran 3
-
Jumlah 30 10 -
Perhitungan taraf kesukaran pada 40 soal yang diujikan kepada sampel di luar kelas penelitian terdapat 30 butir soal sukar, 10 butir soal sedang, dan tidak ada butir soal yang bernilai mudah. Hal ini berarti banyak siswa yang menjawab dengan tidak benar sehingga soal bisa dikatakan terlalu sulit atau tidak mudah.
4. Daya Pembeda Teknik yang digunakan untuk menghitung daya pembeda adalah dengan mengurangi rata-rata kelompok atas yang menjawab benar dan rata-rata kelompok bawah yang menjawab benar. Kreteria daya pembeda soal Menurut Arikunto (2008: 110) menyatakan klasifikasi sebagai berikut: Tabel 10. Klasifikasi Daya Pembeda Soal Indeks Daya Beda 0,00 sampai 0,20 0,20 sampai 0,40 0,40 sampai 0,70 0,70 sampai 1,00
Keterangan Jelek (poor) Cukup (satisfactory) Baik (good) Baik sekali ( excellent)
Proses pengolahan data daya pembeda soal menggunakan program Microsoft office excel 2010. Dari hasil perhitungan diketahui hasil daya pembeda soal seperti pada Tabel 11.
43
Tabel 11. Hasil Uji Daya Pembeda Soal Keriteria Nomor Soal No. 1. Jelek 9, 20, 26, 28, 30, 34, 36, 40 2. Cukup 1, 8, 11, 14, 17, 19, 23, 25, 33, 39 3. Baik 5, 7, 12, 16, 18, 21, 22, 29, 32, 37 4. Baik Sekali 2, 4, 13, 15, 35, 38 5. Tidak Baik 3, 5, 6, 10, 24, 31 Data Lengkap: Lampiran 4
Jumlah Soal 8 10 10 6 6
I. Teknik Analisis Data 1. Uji Persyaratan Analisis Data Tahap ini merupakan tahap yang sangat penting menentukan hasil hipotesis dan tahap inilah data diolah sedemikian rupa sehingga penelitian berhasil. 1.1 Uji Normalitas Data Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan Uji Liliefors berdasarkan pada besaran probabilitas atau nilai signifikasi. Data dikatakan memenuhi asumsi normalitas atau terdistribusi normal jika pada Uji Lilliefors dengan n= 40 yaitu Lhitung > L tabel maka diperoleh nilai 0,166 > 0,140, sebaliknya jika data yang tidak terdistribusi normal atau berasumsi normalitas jika nilai Lhitung < L tabel. Proses input dan pengolahan data menggunakan program statistik SPSS 17 For Windows.
44
1.2 Uji Homogenitas Uji Homogenitas dalam penelitian ini menggunakan Uji F. Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat. Signifikan berarti hubungan yang terjadi dapat berlaku untuk populasi. Dari penghitungan uji homogenitas dalam penelitian ini diperoleh bahwa Fhitung 1,803 dan dari daftar distribusi F dengan dk pembilang = 40-1 = 39. Dk penyebut = 40-1 = 39. Dan α = 0.05 dan Ftabel = 2,31. Tampak bahwa Fhitung > Ftabel maka Ho diterima (varian sama), sedangkan jika nilai Fhitung < Ftabel maka Ho ditolak (varian barbeda). Proses input dan pengolahan data menggunakan program statistik SPSS 17 For Windows.
2. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan untuk menguji, apakah hipotesis sesuai dengan hasil penelitian atau tidak. Setelah melakukan penelitian dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.
Berdasakan hasil data yang diperoleh dianalisis untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh dari penerapan model pembelajaran inkuiri terhadap prestasi belajar IPA pada materi pokok cahaya dan sifat-sifatnya siswa dengan melakukan uji beda rata-rata Independent Sample Tets. Adapun Hipotesis yang akan di uji adalah sebagai berikut:
45
Ha
: Terdapat pegaruh model pembelajaran inkuiri terhadap prestasi belajar IPA Siswa kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung
H0
: Tidak terdapat pegaruh model pembelajaran inkuiri terhadap prestasi belajar IPA Siswa kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung
Mengetahui variabel X berpengaruh terhadap variabel Y yang artinya pengaruh
yang
terjadi
dapat
berlaku
untuk
populasi
(dapat
digeneralisasikan) yaitu menggunakan rumus dari Student t Test. Pengujian hasil perhitungan dalam penelitian ini Menurut Sudjana (1992: 227) menggunakan rumus Student t Test yaitu sebagai berikut: √ √
²
Keterangan: r n
= Nilai t = Nilai Koefisien Korelasi = Jumlah Sampel
Kriteria pengujian, bila t
hitung
< t tabel, maka Ha ditolak, tetapi sebaliknya
bila t hitung > t tabel atau t hitung = t tabel maka Ha diterima. Kemudian kriteria ketuntasan jika prestasi belajar IPA siswa kelas eksperimen lebih besar dari pada kelas kontrol maka Ha diterima, sebaliknya jika prestasi belajar kelas ekperimen lebih rendah dari pada kelas kontrol maka Ha ditolak.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap prestasi belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Raya tahun ajaran 2015/2016 maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri berpengaruh terhadap prestasi belajar IPA pada materi pokok cahaya dan sifat-sifatnya pada siswa kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016.
B. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran-saran yang dapat dikemukakan untuk meningkatkan prestasi belajar khususnya pada mata pelajaran IPA dan pada materi pokok Cahaya dan sifat-sifatnya di kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung tahun ajaran 2015/2016, yaitu sebagai berikut : 1. Bagi Siswa a. Siswa diharapkan untuk meningkatkan prestasi belajarnya tidak hanya pada mata pelajaran IPA saja tetapi juga pada mata pelajaran yang lainya.
59
b. diharapkan memotivasi dirinya sendiri untuk lebih giat dalam belajar di sekolah maupun belajar di rumah. c. Membantu siswa mempermudah untuk memecahkan masalah dengan sendirinya dalam mata pelajaran IPA serta memberikan kesempatan siswa untuk mengemukakan pendapat terhadap pembelajaran IPA yang telah dipelajarinya.
2. Bagi Guru a. Kegiatan pembelajaran IPA, sebaiknya guru menggunakan model pembelajaran inkuiri sebagai salah satu alternatif dalam pemilihan model
pembelajaran,
karena
dengan
menggunakan
model
pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, terutama pembelajaran IPA. b. Guru hendaknya memberikan inovasi dalam pemilihan model pembelajaran baru yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar sehingga menjadi efektif dan efisien serta membantu guru memperjelas materi yang disampaikan. c. Pelajaran IPA yang telah diperoleh di kelas harus sering dipraktekan dikehidupan sehari-hari. Baik itu dengan teman, keluarga, maupun siapa saja yang dapat dijadikan sebagai partner latihan.
3. Bagi Kepala Seloah a. Sebagai bahan pertimbangan bagi kepala sekolah untuk melakukan kajian bagi guru-guru dalam melaksankan pembelajaran.
60
b. Lingkungan sangat mempengaruhi siswa dalam belajar bahasa. Untuk itu,
Kepala
Sekolah
menciptakan
lingkungan
sekolah
yang
mendukung pembelajaran bahasa Inggris. Misalnya dengan lebih mengoptimalkan program pembelajaran yang saat ini sedang dilaksanakan.
4. Bagi peneliti lain Bagi peneliti lain yang ingin meneliti lebih mendalam mengenai model pembelajaran inkuiri hendaknya lebih mempertimbangkan lama waktu penelitian dan dapat mengombinasikan model pembelajaran dengan media pembelajaran yang sesuai sehingga kajian penelitian menjadi lebih dalam.
61
DAFTAR PUSTAKA
Amri dan Ahmadi. 2010. Proses Pembelajaran Kreatif Dan Inofatif Dalam Kelas. Prestasi Pustaka Raya: Jakarta. 248 Hlm Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual. Prenadamedia Group: Jakarta. 313 Hlm Arikunto, Suharsimi 2010. Prosedur Penelitian. PT. Rineka Cipta: Jakarta. 113 Hlm BSNP. 2006. Permendiknas No 20 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah. Depdiknas: Jakarta. Dalyono. 2005. Psikologi Pendidikan. PT Rineka Cipta: Jakarta. 270 Hlm Depdiknas. Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Rineka Cipta: Jakarta. 259 Hlm Hakim, Thursan. 2005. Belajar Secara Efektif. Puspa Swara: Jakarta. 98 Hlm Hamalik, Oemar. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara: Jakarta. 196 Hlm Hamruni. 2012. Strategi Pembelajaran. Insan Madani: Yogyakarta. 200 Hlm Ida. 2005. Metode Pembelajaran. Yappindo: Yogyakarta. 29 Hlm Karwono dan Heni Mularsih 2010. Belajar dan Pembelajaran serta Pemenfaatan Sumber Belajar. Cerdas Jaya: Ciputat. 128 Hlm Komalasari, Kokom. 2011. Pembelajaran Kontekstual, Konsep dan Aplikasi, Kualitatif, dan R & D. Alfabeta: Bandung. 321 Hlm Nasution S. 2004. Didaktik Asas-asas Mengajar. Bumi Aksara: Jakarta. 200 Hlm Rusman. 2014. Model-model pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Raja Grafindo Persada: Jakarta. 418 Hlm
62
Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi. Standar Proses Pendidikan. Kencana Prenada Media Group: Jakarta. 208 Hlm Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta: Jakarta. 195 Hlm Soehartono, Irawan. 2004. Metode Penelitian Sosial. Remaja Rosdakarya Offset: Bandung. 104 Hlm Sudjana, Nana. 2004. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Sinar Baru Algesindo: Bandung. 168 Hlm Sudjana. 1992. Metoda Statistika. Edisi 5. Tarsito: Bandung. 508 Hlm Sugandi ,Achmad. 2000. Teori Pembelajaran. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung. 130 Hlm Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta, CV: Bandung. 456 Hlm Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. PT. Bumi Aksara: Jakarta. 234 Hlm Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Kencana Prenada Media Group: Jakarta. 322 Hlm Suyoso, Abdulah. 2008. Pengembangan Pendidikan IPA SD. Dirjendikti: Jakarta. 118 Hlm. Swadarma, Doni. 2011. Penerapan Mind Mapping Pembelajaran. Gramedia: Jakarta. 208 Hlm
dalam
Kurikulum
Triyono, Ayon. 2012. Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia. Oryza: Jakarta. 171 Hlm. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kemendikbud: Jakarta