Sing A

  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sing A as PDF for free.

More details

  • Words: 922
  • Pages: 3
Rabu, 23-Juli-2008; 08:49:59 WIB Akui Kelemahanmu Dan Lakukan Sesuai Kemampuanmu! ( 0 Komentar ) Oleh : Debbie Sianturi Alkisah, di sebuah hutan belantara dan dikenal sebagai hutan yang diisi berbagai binatang buas. Dan di hutan ini yang menjadi raja adalah seekor singa yang sangat ditakuti oleh binatang-binatang buas lainnya. Suatu hari, si Singa kehausan dan mencari air di tepi aliran sungai. Ketika si Singa mendengar percikan air, dengan gembiranya ia lari mencari sumber suara percikan air tersebut karena ia begitu haus. Akhirnya memang si Singa menemukan sungai dengan aliran air yang sangat deras. Air di sungai tersebut sangat jernih dan tampak sangat nikmat untuk diminum. Maka si Singa pun mendekati sungai dan segera menundukkan kepala untuk minum air dari sungai tersebut. Tiba-tiba ada sebuah batu kecil jatuh menimpa kepalanya ....."Oouch!" si Singa berkata dalam hatinya, "Siapa yang berani melempar batu ke kepalaku?" Maka si Singa melongok ke atas dan ia melihat si Monyet mentertawakannya dari atas pohon. Monyet berkata "Hai Singa! Gak salah nih! Engkau datang sendiri ke sungai untuk minum air. Kemana pelayan-pelayanmu? Sebagai penguasa atas hutan rimba ini, biasanya engkau di layani oleh sejumlah pelayan-pelayan yang begitu setia padamu. Kemanakah mereka semua?" Si Singa menjawab "Hai Monyet! Bukan urusanmu apakah aku minum air sendiri atau aku dilayani oleh pelayan-pelayanku. Aku lakukan apa yang aku mau dan engkau tidak perlu mencampuri urusanku. Lagipula untuk apa engkau melempar aku dengan batu? Kepalaku sakit sekarang. Mataku berkunang-kunang. Sini, Monyet! Turun kau! Aku habisi kamu sekarang juga!" Si Monyet menjawab "Eeiit...tunggu dulu Penguasa Rimba! Aku melempar batu ke kepalamu karena engkau selama ini sangat sombong! Engkau memang kuat dan berkuasa. Tapi, ingat, Penguasa Rimba, saatnya akan tiba, batas kekuatanmu! Tidak ada di dunia ini yang sangat kuat selain Pencipta kita, Singa! Engkau hanya kuat dengan aumanmu dan cakarmu! Engkau selalu menyelesaikan segala masalah dengan kekerasan! Aku tidak suka dengan kesombonganmu, Singa!" Si Singa tertawa terbahak-bahak "Ha...ha....ha...ha...engkau memang binatang cerdik, Monyet! Bagaimana mungkin aku menjadi Penguasa atas rimba ini jika aku tidak menggunakan kekerasan. Hey,Monyet! Betapa bodohnya engkau! Engkau adalah binatang yang tidak bertanggung jawab! Tidak pernah menyelesaikan tugas dengan tuntas! Engkau selalu lari dari kenyataan dan lihatlah, seperti sekarang ini, engkau tidak berani turun dari pohon karena engkau takut denganku! Kalau kau berani, turunlah dan hadapi aku! Aku sangat haus sekarang ini dan lebih baik aku minum darahmu daripada air dari sungai ini!" "He...he....he....he...kejar aku kalau kau bisa, Singa! Aku memang binatang licik di alam ini, tapi aku tidak pernah sombong dengan kelicikanku. Aku tau batas kekuatanku! Maka aku berbicara dari atas pohon ini! Tapi aku tahu bagaimana merobohkan kekuatanmu! Baru dilempar batu saja, sudah

pusing! Dasar Singa cengeng! Hai Penguasa Rimba, Singakah engkau atau Kucing?" si Monyet berkata. Dengan menggeram, si Singa mencakar batang pohon dan berseru "Aaaaappppppaaaaaaa??? Kau bilang aku Kucing? Aku si Singa, Penguasa Hutan Rimba ini! Tidak ada yang dapat mengalahkanku! Aku dapat melakukan apapun yang aku mau dan tidak seorangpun boleh melarangku!Hei,Monyet, turun segera!" Si Monyet meloncat ke batang pohon disamping pohon tempat ia berdiri semula. Dan singa mengejarnya. Tanpa Singa sadari bahwa ia mendekati sarang ular piton di dekat pohon tempat si Monyet bertengger. Dan ular piton tersebut sedang mengeram telurnya dan ketika ia mengetahui bahwa ada yang mendekati sarangnya, maka dengan segera, si Ular Piton menyemprotkan bisanya kepada si Singa. Dan membelit kaki si Singa. Terjadi perkelahian antara Singa dan Ular Piton. Beberapa kali Singa menggigit si Ular tetapi si Ular Piton pun tidak mau kalah, ia pun mengeluarkan bisanya sambil mematuk setiap bagian tubuh si Singa. Akhirnya si Singa lemas karena patukan si Ular Kobra dan percikan bisa si Ular Piton. Dengan kesakitan, si Singa terkapar dan mati. Si Ular Piton pun melingkari tubuh si Singa dan si Ular Piton membuka mulutnya untuk menelan si Singa dimulai dari bagian ekor si Singa. Si Monyet hanya menatap dari pohon sambil berteriak-teriak berseru kemenangan "Hore...hore...si Raja Rimba akhirnya mati juga! Akhirnya hutan ini bebas dari kekuasaan si Singa yang Sombong! Aku mau pergi ke teman-temanku dan berpesta atas kematian si Singa!". Karena bebas dari kejaran si Singa dan si Monyet dapat menyaksikan bahwa si Singa yang begitu sombong akhirnya mati karena gigitan si Ular Piton. Dan monyet-monyet pun berkumpul mengelilingi si Monyet untuk mendengar kisah kematian si Singa. Dan binatang-binatang lain mulai keluar dari hutan ini dengan perasaan lega. Makna dari cerita ini adalah : Pembaca yang budiman, Dalam kehidupan ini, sangat banyak yang dapat kita lakukan baik untuk orang lain ataupun untuk diri kita sendiri. Sebelum kita mengambil langkah, ketahuilah kelemahan kita sendiri dan batas kemampuan kita. Dan sangat penting, jika kita setiap pagi berkata di depan cermin "Saya mau melakukan .....untuk ..... dan untuk diri saya sendiri. Saya memiliki keterbatasan untuk menuntaskannya karena saya hanya manusia biasa dan orang-orang di sekelilingku tidak semua paham apa yang ingin saya lakukan. Dan saya yakin bahwa saya dapat melakukannya. Saya siap maju dan bertanggung jawab atas apa yang saya lakukan!" Maka, lihatlah, kita memiliki semangat positif dan ada aura positif yang tercermin dari diri kita, sewaktu kita mulai melakukan tugas yang kita inginkan. Berbicara pada diri sendiri (self-talk) sangat berguna. Dan lakukan setiap pekerjaan dengan penuh tanggung jawab! Jika tidak tuntas pada saat tertentu, katakan dengan sejujurnya kepada siapapun yang bertanya pada kita "Ya, saya memiliki harapan bisa menuntaskan. Hanya ini yang terjadi dan diluar batas kemampuan saya." Kata-kata ini bagaikan siraman air dingin terhadap api yang menyala-nyala. Ingat, setiap apa yang kita lakukan, selalu menghasilkan pertanyaan bagi orang-orang di sekitar kita dan tidak semua memiliki paham

yang sama. Maka BERKATALAH APA ADANYA! Salam sukses luar biasa! Debbie Sianturi

Related Documents

Sing A
October 2019 28
Sing A
November 2019 19
Sing, Sing, Sing
November 2019 32
Sing Sing Sing
June 2020 26
Sing
November 2019 35
Sing
May 2020 18