Teori Mikroskopis; Hasil
Tipe I B.C.S Tipe II ?
by M. Diantoro
1
BCS
Berdasarkan model kopling elektron “pasangan Cooper” terkondensasi yang berkelakuan sebuah BOSON dan terkondensasi ke keadaan dasar (groundstate) Menghasilkan energi ikat dalam orde meV, yang cukup untuk by M. Diantoro pada suhu 2 menjaga pasangan
Mekanisme dasar cooper pairs Berbeda dengan He-cair, Froehlich menyarankan bahwa pasangan e–e terkopling dg media vibrasi kisi fonon yang terkuantisasi dalam bahan. Secara eksperimen, interaksi ini disediakan oleh eksperimen efek isotop pada Tc.
by M. Diantoro
3
Efek Isotop
If electrical conduction in mercury were purely electronic, there should be no dependence upon the nuclear masses Yang menunjukkan direct evidence for interaction between the electrons and by the M. Diantoro
4
Bukti kondensasiband gap
Transisi normal – super (konduktivitas listrik) Transisi kapasitas panas
by M. Diantoro
5
Dari BCS ke HTS
Kapasitas panas Elektron normal Cen=2π2N(EF)κBT
Diskontinu pada Tc ∆C/Cen=1,43 ∆C = 9,4 N(EF)kB2Tc
Pada suhu rendah, super Ces~exp[- ∆(0)/κBT] by M. Diantoro
6
Dari BCS ke HTS Suhu kritis λep ~ 0,3 dan θD~500K Tc~25K
Sedangkan Tc HTS ~ 100K? McMillan (usulan) interkasi λ (ep) dan µ*(ee) ~ 0,13 Tc 30K
λ
λ
Dengan kopling yg lebih tinggi misal (ep)~3 Tc ~75K, tapi bgm menghasilkan λ (ep)~3? by M. Diantoro Perlu SISTEM KOPLING BARU!
Tc = θ D e
−1 / λep
1+ λ Tc ~ θ D exp − λ − µ *
7
SISTEM KOPLING BARU HTS?
McMillan (ph + ee) Anomaly peningkatan rapat keadaan Mediator lain? S dan S* e1 + S e1’ + S* e + S* e ’ + S 2 2 Shg kembali ke keadaan awal, atraktif:
Tc ~∆Ee-1/λ Pada prinsipnya mediator bisa sembarang, asal terkopel dg elektron.(mis. eksitasi e atau m) by M. Diantoro
8
Mekanisme HTS
Pada dasarnya belum dicapai kesepakatan umum ttg mekanisme mikroskopis superkonduktivitas HTS Yang paling kuat adalah:
Kuasi dua dimensi lapisan CuO2
Doping
by M. Diantoro
9
4-kemungkinan
Mekanisme fonon dengan sedikit modifikasi Kopling magnetik Kopling elektronik Superkonduktor eksotik
by M. Diantoro
10
NEW CHARACTERISTICS of HTSC
HTSC memiliki ciri baru yang tidak dimiliki oleh LTSC. Beberapa parameter tsb adalah:
Tc, HTSC > Tc, LTSC dan efek isotop relatif lemah.
Tc = Θ D e ΘD
−1 λef
suhu Debye
by M. Diantoro
11
NEW CHARACTERISTICS of HTSC
by M. Diantoro
12
NEW CHARACTERISTICS of HTSC
µ*=~ 0.13 untuk semua bahan yang dikenal
by M. Diantoro
13
NEW CHARACTERISTICS of HTSC
•KONSENTRASI PEMBAWA RENDAH •Karena hanya berasal dari dopan
by M. Diantoro
14
HTS, Cuprates
Tc jauh lebih tinggi Struktur berlapis Mengandung lapisan CuO2 dan reservoir Sifat anisotropi lebih dominan Struktur vorteks yang lebih kompleks Variasi struktur terhadap suhu Variasi struktur terhadap dopan by M. Diantoro
15
Jenis Pembawa Muatan HTS
Valensi Cu= 0 (Cu), 1+ (Cu2O), 2+(CuO), 3+(CuO2) Dengan asumsi: 2+ paling stabil
+1 tereduksi, kelebihan e, +3 teroksidasi, kelebihan p (hole),
Contoh senyawa stabil (Cu2+)
La23+Cu2+O42- dan Nd23+Cu2+O42by M. Diantoro
16
Doping Super?
DOPING CACAT DISORDER SUPER?
DOPING:
ADITIF (penambahan) SUBTITUTIF (penggantian) SUBTRAKTIF (pengurangan) PRESSURE (penekanan fisik)
by M. Diantoro
17
Doping Super?
Bagaimana dengan doping Sr2+, Ce4+ pada RE214? 3+ 2+ 2+ 2−
La 2− xSrx Cu O 4
Nd Nd
3+ 2− x
4+ x
2+
Ce Cu O
3+ 2− x − z
4+ x
2+ z
2− 4 2+
Ce Sr Cu O
2− 4
by M. Diantoro
18
Model Lawrence Doniach
Model GL tidak dapat diterapkan untuk HTS/ Cuprate:
Anisotropi ξ < a (parameter kisi) Tc tinggi ξ bervariasi, ada inhomogentitas
GL valid jika
ξ(T) > s ξ[Tc/(Tc-T)]1/2 > s [(Tc-T)/Tc] < (ξ0/s)2 Hasil teoretik [(Tc-T)/Tc] < 2(ξ0/s)2 by M. Diantoro
19
Parameter fisis HTS?
ξ(0) < a (kisi) atau s (jarak antar bidang CuO2) Anisotropi ξ yang bernilai besar pada bidang CuO2 dan kecil antar bidang inhomogenitas distribusi Situasi seperti ini mengharuskan koping lemah (weak-link) antar bidang, efek penerobosan Josephson Junction. Model dengan memperhitungkan lapisan by M. Diantoro
20
Bc2 menurut LW
H//sumbu c, Bc2c, nilai sama dg GL
Arus super akan bergerak dalam bidang CuO2 Fase parameter order dari ψeiφ(r) tidak berubah dari lapisan ke lapisan Kontribusi JJ thd energi tidak diperhitungkan
by M. Diantoro
21
Bc2 menurut LW
H//sumbu-ab, Bc2ab, nilai tdk sama dg GL
Arus super sebagian mengalir diantara lapisan-lapisan dan Beda fase φ(r) menyumbang variasi energi antar lapisan Dekat Tc model LW tereduksi ke pers. GL. Sehingga 4.17 dan 4.18 berlaku dalam by M. Diantoro
22
Bc2ab menurut LW
Dalam rentang suhu yang memenuhi kondisi ξ (Tc − T ) / Tc > 2 0 s
2
Medan akan menembus lapisan CuO2. Mengingat λ >> s tebas lapisan CuO2 medan akan menembus secara uniform tanpa kehilangan energi magnetik. Dalam model sederhana ini, film tipis superkonduktor dg d~ λ dapat menahan medan tanpamerusak keadan superkonducktivitas by M. Diantoro
23
Bc2ab menurut LW
Dalam kasus tanpa memperhatikan energi Gibbs dg medan dalam logam paramagnetik, medan kritis diberikan oleh batas paramagnetik CLOGSTON. Medan ∆ penetrasi Bp = 2 µB 2
Sehingga medan kritis atas //ab, Bab c 2 = Bp
Tc − T Tc
ξ (Tc − T ) / Tc > 2 0 s
untuk by M. Diantoro
2
24
LW
Perubahan kelakuan antara model GL anisotropik dekat Tc dan model 2D pd T rendah, dimana lapisan CuO2 k.l. terdekopel dan berkelakuan sbg bidang superkonduktor independen, dpt diperiksa dari kurva Bc2(θ). Dg θ(H,c). Dekat Tc dan θ=π/2, i.e bidang ab, diperoleh kelakuan yang mulus. Untuk lapisan terdekopel, diperoleh bentuk cusp untuk Bc(0) sekitar θ=π/2, hanya pd kasus film by M. Diantoro
25
Daerah GL dan LW Sehingga dpt ditentukan suhu karakteristik T* yang bawah ini adalah model LW memberikan deskripsi lebih sesuai senyawa berlapis drpd model GL. Contoh BSCCO-2212, T = 85K, ξ =1Å c 0 dan s=15Å diperoleh Tc – T* = 0,76 K Yang menandakan bahwa Bi-2212 sangat bersifat 2D.
by M. Diantoro
26
Sifat kisi vorteks; eg H//c
Untuk B>Bc1c vorteks Abrikosov terbentuk pada bidang CuO2 (2D). Order parameter ψ eiφ(r) lenyap pada bidang CUO2. Yang dipisahkan oleh JJ diantaranya. Interaksi vorteks antar bidang membentuk vorteks garis (Flux Line Lattice:FLL) sepanjang c.
by M. Diantoro
27
Sifat kisi vorteks; eg H//c
Perbedaaan dengan vorteks konvensional adalah, koplingnya lebih lemah. Artinya, modulus miring (tilt) C44 tereduksi oleh faktor mab/mc <<1. Jika anisotropi besar, C44 menjadi sangat kecil drpd modulus geser (shear) C66 . Ini berlawanan dg FLL konvensional pd medan rendah by M. Diantoro
28
Sifat kisi vorteks; eg H//c
Untuk Bc1<
Karenanya memerlukan energi lebih rendah untuk memindah vorteks 2D pada lapisan n terhadap vorteks di lapisan terdekat, n-1 atau n+1 (tilt), dibanding terhadap vorteks disekitar pada lapisan n yang sama (geser, shear) by M. Diantoro
29
Sifat kisi vorteks; eg H//c Praktisnya, untuk medan B lebih besar dari Φ m B 2D ≡
s
0 2
ab
mc
pining dan creep dari FLL dpt dinyatakan spt pd kasus film terisolasi. Untuk Bi-2212, B2D ~ 0,3T, Untuk Y-123, B2D ~ 50T by M. Diantoro
30