SEJARAH JENANG MUBAROK Jenang Kudus Mubarok pertama kali didirikan oleh H. Alawiyah isteri dari H. Mabruri. Awalnya, Hj. Alawiyah membuat jenang hanya untuk camilan keluarga dan tidak diperjual belikan. Rupanya jenang buatan Hj. Alawiyah ini cocok di lidah kerabat maupun tetangga yang ada di kanan kiri rumahnya. bermula dari itu dan dibantu "promosi" dari mulut ke mulut jenang produksi Hj. Alawiyah kian dikenal khalayak ramai. Sejarah Jenang Kudus Mubarok dimulai saat Hj. Alawiyah dan H. Mabruri mulai menjajakan jenang dari tangan ke tangan di Pasar Bubar yang dulu berada di sekitar Masjid Al Aqsha Menara Kudus (kini arelah makam Sunan Kudus) sekitar tahun 1910. Waktu itu jenang dijajakan dengan cara ditempatkan dalam wadah loyang dan tanpa diberi merek. Kapasitas produksi waktu itu sekitar 35 kg per hari dengan sistem penjualan ditimbang sesuai dengan pesanan dan nilai pembeian. Pada generasi ke dua, usaha jenang kudus ini masih diteruskan dan dikembangkan oleh pasangan HA. Shochib Mabruri - Hj. Istifaiyah (1940 - 1992). Dalam mengembangkan usaha Jenang Kudus peninggalan kedua orang tuanya, Beliau ini memang merupakan pasangan yang visioner.Selain berupaya menambah jumlah produksi dan memperluas pasar, generasi ini juga berupaya memberi nama merek dagang jenang produksinya dan sekaligus juga melindungi merek tersebut dengan cara mematenkan ke pihak berwenang. Merek tersebut kemudian berhasil dipatenkan pada tanggal 9 September 1946 melalui Dirjen Merk dan Paten Departemen Kehakiman RI dengan dikeluarkannya surat izin nomor: 188.4/1651.1946 dengan merek "Sinar Tiga Tiga". Sampai sekarang izin ini masih terus dilakukan perpanjangan. Pada kurun waktu 1978 - 1980, H. A Shochib, pemilik Perusahaan Jenang Tiga Tiga (PJ Tiga Tiga) ini telah mengeluarkan beberapa merek jenang dengan sentuhan aroma yang khas. Merek jenang tersebut adalah Viva, Mubarok dan Mabrur. Sementara itu area pemasarannya sudah meluas hingga mulai merambah
kabupaten/kota di Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Barat dan Jawa Timur. Meskipun begitu, menurut Hilmy rupanya merek mubarok lebih mudah dikenal oleh masyarakat. Arti dari merek itu adalah
usaha yang dijalankan tidah hanya
sekedar laku, namun juga membawa berkah. Akhirnya, sejak tahun 1980-an hingga sekarang, merek Mubarok dijadikan
brand jenang hasil produksi generasi turun
temurun ini. Mulai tahun 1992 generasi ke tiga mulai memegang estafet usaha jenang ini yang di pimpin oleh H. Muhammad Hilmy, SE. Di tangan Hilmy berbagai sentuhan untuk kemajuan perusahaan dilakukan. Seiring kemajuan yang dialami dalam bisnis makanan trasional ini, bentuk usaha yang dikelola pun diperjelas dari dari bentuk perseorangan menjadi CV. Mubarokfood Cipta Delicia. Hilmy sendiri menduduki posisi sebagai direktur utama (Dirut). Berbagai penghargaan telah diraih Jenang Mubarok Kudus yaitu: Sertificat sistem manajemen mutu internasional ISO 9001 : 2000 dari Sucofindo International Certification Services Jakarta. Sertifikat halal dari LPPOM MUI. Sertifikat dari jaminan mutu ABIQA ( Agro Based industri Quality Assurance) Serta berbagai penghargaan mulai dari tingkat kabupaten, provinsi, kementrian hingga presiden.