Sarnia

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sarnia as PDF for free.

More details

  • Words: 574
  • Pages: 3
Sarnia Ku perhatikan baik-baik sosok wanita itu dengan tanpa lengah,dan akhirnya ia menghilang di tengah keramaian.Entah kemana ia berjalan aku pun tidak mengetahuinya.Sore itu aku sedang menghabiskan sore bersama teman

ku

di

sebuah

sudut

kota.Satu

persatu

telah

lewat

kami

hampiri,sampai akhirnya bertemu degan wanita itu.Hey Joe !! apa yang sedang kau pikirkan,Tanya Danu.Sepertinya

kau terus diam dan ada

sesuatu yang engkau pikirkan.Muka mu berubah dan kau tak bersuara dari tadi.Ah ,iya Joe wajah mu kelihatan sedang bingung ,sambung Farhan.Tidak teman,aku baik-baik saja,mungkin itu hanya perasaan kalian saja.Joe itu adalah aku,yaitu lelaki yang sedang bertanya-tanya dalam hati.Dalam hatiku terus bertanya-tanya sambil terus bergumam,siapakah wanita yang begitu mempesona tadi? Terpintas dalam hati aku ingin megetahuinya.Akhirnya ku akhiri semua khayalan penuh Tanya ku dengan memejamkan mata dan tertidur.Keesokan harinya tanpa disengaja,aku mendapatkan identitas wanita itu dari selembar biodata siswa yang tercecer.Kuperhatikan foto nya dengan baik,lalu ku menjawab nya.Ini pasti dia,wanita yang telah membuat ku bertanya akan siapa dirinya.Aku mulai menghubungi wanita itu.Hingga tak beberapa lama,aku telah larut dalam suasana pembicaraan panjang lebar dengan dirinya.Tetapi aku tidak sekalipun memberi kesempatan padanya untuk mengetahui siapa diriku.Esok hari aku terus memperhatikan wanita itu disekolah.Aku mulai mencari tahu segalanya yang ada di hidupnya.Mobil nya,kelas nya,tingkah lakunya,barang-barang nya,dan yang paling ku kagumi,yatu sosok cantik dengan paras mempesona.Setelah satu bulan

berlalu dengan keadaan dia tidak mengetahui sama sekali siapakah diriku ini,aku semakin tahu banyak hal tentang dirinya.Seluruhnya telah terpatri lekat

dalam

ingatanku.Tanpa

satu

hal

pun

luput

dari

sepengetahuanku.Akhirnya aku kembali lagi menghubunginya.Kali ini aku memberi tahu siapa aku yang sebenarnya.Ia pun memberi tanggapan yang positif.Dan setelah melalui pembicaraan yang panjang,aku dan ia pun setuju untuk bertemu di sekolah pada jam istirahat.Esok harinya aku telah duduk di kursi panjang berwarna putih tepat di tempat yang telah kami sepakati. Kemudian ia pun datang kepadaku,sambil berjabat tangan,ku ucapkan namaku.Aku memulai pembicaraan dengan mengucapkan “aku kagum padamu Sarnia”.Ia menjawab dengan suara getir,apa yang kau kagumi dari seorang wanita cacat seperti ku? Aku tak mengerti mengerti maksud mu Joe.Hey Sarnia,aku tidak memandang cacat tubuh mu,tetapi kepintaran mu menyiasati hidupmu dengan bergaul amat baik,serta mensyukuri kehidupan mu,tanpa

ada

mengeluh.Lalu

Sarnia

menjawab

nya

dengan

kembai

melontarkan pertanyaan kepadaku.Dari mana engkau tahu Joe? Tanya Sarnia dengan lugas.Aku melihat jelas dari wajah anggun mu,memancarkan keceriaan penuh gembira,tak sekalipun kau bersedih dengan keadaan dirimu.Dan menjaga penampilan seperti layaknya wanita normal lainnya.Hey Joe,jika itu yang engkau pandang dari seorang Sarnia,aku berterima kasih padamu Joe.Tak banyak aku jumpai orang seperti mu.Dan aku sangat senang dapat berkenalan dengan orang sepertimu. Kevin,Danu,dan Gissel tiba-tiba lewat tepat di hadapan aku dan Sarnia.mereka

jelas

menunjukkan

wajah

terkejut.Dan

tanpa

berfikir

panjang,Gissel berkata,”apa yang kamu lakukan bersama gadis cacat itu Joe?” Kau suka dengan nya ? ia kan tidak memiliki dua kaki yang lengkap.Ia pun berjalan dibantu dengan tongkat,sambung Kevin.Hey,diam kalian semua ! apa apaan kalian ini,Apa salah jika aku berteman dengan seorang Sarnia.Aku tidaklah memandang cacat yang dimilikinya.Wajah Sarnia jelas sedih

dan

matanya

menjatuhkan

air

mata.Sarnia

diam

dan

hanya

menunduk.Setelah Kevin,Danu,dan Gissel pergi,Joe meminta maaf atas semua yang telah dikatakan teman-temannya kepada Sarnia.Lalu Sarnia pun menjawab dengan setengah hati,ya sudahlah Joe aku pun menyadari apa yang ada pada diriku,pantas saja jika teman-teman mu berkata seperti itu padaku

Joe.Joe

berkata,Sarnia

kau

adalah

wanita

yang

kuat

dan

cantik.Walaupun kedua kaki mu tidak lah lengkap.Sarnia mulai tersenyum dan menghapus air mata nya yang sempat membasahi pipi nya..Sejak itu,aku dan Sarnia terus mejalin hubungan persahabatan yang sangat dekat.yah…dalam hatiku aku sempat bertanya-tanya.Apakah aku salah telah bersahabat dengan Sarnia? Dan jawaban nya adalah,tentu tidak !

Related Documents