San-var

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View San-var as PDF for free.

More details

  • Words: 787
  • Pages: 3
VAR Aman Untuk Ibu Hamil

Baru-baru ini informasi RS Sanglah menerima telepon dari seorang ibu hamil yang digigit anjing. Ia menanyakan apakah vaksinasi VAR akan aman untuk bayi dan dirinya yang sedang hamil. Untuk itu Bali Post kemudian menanyakan mengenai hal tersebut kepada Ketua Tim Penanganan Rabies RS Sanglah, Prof. Dr.dr. A.A. Raka Sudewi, SpS (K). Menurut Sudewi, penggunaan VAR untuk ibu hamil aman dan bahkan dianjurkan. ‘’VAR aman buat anak kecil maupun ibu hamil. Bahkan vaksinasi VAR dianjurkan untuk ibu hamil jika digigit anjing,’’ ujarnya saat dihubungi Selasa (6/10) kemarin. Karena aman, dosis yang diberikan pun sama dengann yang lain yaitu dua ampul pada vaksinasi pertama, satu ampul pada hari ke-7 dan satu ampul lagi pada hari ke-21. ‘’Dengan vaksinasi VAR, janin pun terlindungi,’’ ujar Sudewi lagi. Vaksinasi VAR juga membantu meringankan gejala rabies yang muncul akibat luka yang terlalu besar dan dekat dengan otak. Seperti yang dialami Ketut Belok warga Tabanan yang masuk RS Sanglah Senin (28/9) lalu. Belok menderita luka gigitan anjing sekitar dua bulan sebelum dirawat di RS pada punggung tangan kanan sehingga uratnya ada yang putus. Menurut pengakuan keluarga segera setelah digigit, Belok telah mendapatkan perawatan dan mendapatkan vaksinasi VAR. Tetapi lukanya kemudian membengkak dan ia kemudian dirawat di RS Sanglah. Pada awal masuk RS Sanglah, Belok menunjukkan ciri-ciri gelisah dan terus-terusan sakit perut. Saat itu menurut dokter, Belok mengalami histerica rabies atau kekhawatiran terhadap rabies hingga muncul kegelisahan. Namun rupanya hasil tes lab berkata lain. Menurut Sudewi, pada pemeriksaan pertama specimen ludah Belok, ditemukan virus rabies. ‘’Pasien memang sudah mendapatkan vaksinasi. Tetapi karena besarnya luka dan dekat dengan syaraf, virus mencapai otak dengan cepat. Namun karena sudah mendapatkan VAR, gejala yang muncul tidak terlalu berat,’’ jelas Sudewi. Karena gejalanya ringan, dengan pengobatan dan perawatan medis, sedikit demi sedikit kondisi Belok membaik. ‘’Sekarang ini kondisi klinis pasien membaik dan akan diperiksa lagi specimen ludahnya apakah masih positif rabies atau tidak,’’ imbuh Sudewi. Hingga kemarin Belok masih dalam perawatan di ruang Nusa Indah RS Sanglah. (san)

Kasih Alami Tujuh Luka Bacok di Kepala Jenasah Ni Wayan Kasih (60) warga Sidemen Karangasem yang dibacok oleh suaminya sendiri menjalani autopsy Selasa (6/10) malam kemarin. Menurut Koordinator Pelayanan Instalasi Forensik RS Sanglah, dr. Dudut Rustyadi, SpF

autopsy segera digelar sekitar pukul 19.00 Wita setelah ada permintaan autopsy dari pihak kepolisian. Autopsi yang berlangsung selama dua jam tersebut menemukan tujuh luka bacok dikepala belakang bagian kanan kasih. Kedalaman dari luka bacok tersebut berbeda-beda dan menurut Dudut luka terdalam mencapai tigacentimeter. Selain luka bacok di lengan kiri Kasih juga ditemukan memar. ‘’Dari luka bacok tersebut ada yang mengenai otaknya sehingga menyebabkan kematian,’’ tutur Dudut. Setelah menjalani autpsi, jenasah Kasih kemudian langsung dibawa pulang oleh keluarganya. (san) Diduga Mabuk, Warga Australia Tewas Tenggelam Diduga mabuk, Ken (70) warga asal Australia terpeleset jatuh ke laut saat hendak kembali ke kapal “White Stairs’’ miliknya Rabu (7/10) kemarin. Berdasarkan informasi yang didapatkan Bali Post, Ken ditemukan sudah dalam kondisi tewas di pantai Serangan dekat kapalnya. Jenasahnya kemudian dibawa ke Kama r Jenasah RS Sanglah sekitar pukul 06.00 Wita untuk diperiksa lebih lanjut. Menurut Koordinator Pelayanan Kedokteran Forensik RS Sanglah, dari pemeriksaan luar tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh Ken. Namun untuk memastikan apakah ada pengaruh minuman keras dilanjutkan Dudut mesti ada pemeriksaan toksikologi. ‘’Untuk sekarang jenasah hanya diperiksa luar. Untuk mengetahui penyebab kematiannya harus menjalani proses autopsy dan toksikologi. Namun surat permintaannya belum ada,’’ ujar Dudut. Hingga kemarin jenasah Ken masih ada di Kamar Jenasah RS Sanglah. (san)

Depresi, Gadis Taiwan Tolak Berobat Seorang gadis asal Taiwan sebut saja TSH (35) dibawa ke RS Sanglah Rabu (7/10) kemarin sekitar pukul 08.00 Wita dalam kondisi ke-2 pergelangan tangan berdarah. TSH datang ke RS Sanglah diantarkan oleh salah seorang teman laki-lakinya. Bedasarkan informasi yang didapatkan Bali Post diduga karena depresi TSH berusaha bunuh diri. Namun ada juga yang bilang bahwa ia menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga. Namun yang jelas ketika hendak dikonsulkan ke psikiatri, TSH menolak berobat dan mencoba kabur.Karena tidak mau berobat, TSH akhirnya pulang paksa. (san) Bercanda, Mata Kiri Tertancap Jarum Sol Sepatu Bercanda juga ada batasnya. Jika kelewatan maka terkadang menjadi bencana. Seperti yang dialami Sigit Santoso (23) pria asal Solo yang tinggal di Jalan By Pass Pesanggaran Denpasar, Rabu (7/10) kemairn. Sigit dilarikan ke RS Sanglah dengan kondisi mata kiri tertancap jarum sol sepatu. Menurut penuturan Ridwan, teman Sigit, kejadian yang berlangsung siang kemarin terjadi saat Sigit dan temannya bernama Yogi sedang bercanda. Candaan itu tiba-tiba berubah menjadi

saling melempar barang. Malangnya, tanpa sengaja Yogi melemparkan jarum sol sepatu dan mengenia tepat pada mata kiri Sigit. Karena jarum sol sepatu itu menancap cukup dalam, Sigit kemudian dilarikan ke RS Sanglah sekitar pukul 12.01 Wita. Hingga siang kemarin jarum tersebut sedang berusaha dicabut oleh tim dokter di IRD Bedah. (san)