Sample 3 (ina).docx

  • Uploaded by: Orlint Todays Outfit
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sample 3 (ina).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 461
  • Pages: 2
PATOFISIOLOGI DEGENERASI MAKULAR TERKAIT USIA

A

Ciri klinis dan biasanya temuan klinis pertama dari degenerasi makula terkait usia adalah adanya drusen. Dalam kebanyakan kasus degenerasi makula terkait usia, drusen hadir secara bilateral.6 Namun, mata yang hanya memiliki sedikit, drusen keras tidak dianggap memiliki degenerasi makula terkait usia, karena drusen didapati di mana-mana pada orang berusia di atas 50 tahun dan dianggap sebagai bagian dari penuaan normal. Namun,

kelebihan

drusen

dapat

menyebabkan

kerusakan pada epitel pigmen retina. Seperti yang baru-baru ini diulas oleh de Jong,

7

kerusakan pada

epitel pigmen retina dan respons inflamasi kronis yang menyimpang dapat menyebabkan area atrofi retina yang luas (disebut atropi geografis), ekspresi sitokin angiogenik seperti pertumbuhan endotel pembuluh darah. faktor (VEGF), atau keduanya. Abnormalitas dalam kolagen atau elastin pada membran Bruch, retina luar, atau koroid juga dapat mempengaruhi beberapa orang terhadap proses ini.8 Akibatnya, Gambar 1. Retina Normal. Panel A merupakan foto dari fundus dan retina normal. Area di dalam lingkaran hitam adalah macula. Panel B menunjukkan bagian histologis dari retina normal dengan photocentorrs (panah hitam), epitelium pigmen retina (panah putih) dan koroid (panah merah). (Image courtesy of Mort Smith, M.D.) Panel C menunjukan penampang seluruh gambar retina yang yang dihasilkan oleh tomografi koherensi optik, teknik pencitraan yang memungkinkan realtime, visualisasi non-infasif dari desain retina.

neovaskularisasi koroid berkembang dan disertai dengan peningkatan permeabilitas dan kerapuhan pembuluh darah. Neovaskularisasi koroid dapat meluas ke anterior melalui kerusakan pada membran Bruch dan menyebabkan perdarahan subretinal, eksudasi cairan, deposisi lipid, terlepasnya epitel pigmen retina dari koroid, bekas luka fibrotik, maupun kombinasi dari temuan ini.7, 9-14

KLISIFIKASI KLINIS, FITUR DAN PENANGAN PENYAKIT YANG TAK DIOBATI

Meskipun ada beberapa sistem klasifikasi untuk degenerasi makula terkait usia,

5,15,16

klasifikasi yang diusulkan oleh Age-Related Eye Disease Study, merupakan sebuah uji coba yang disponsori oleh National Institutes of Health (NIH),

17

sekarang semakin

banyak digunakan (Gbr. 2). Degenerasi makula terkait usia dini (Gambar 2A) ditandai dengan adanya beberapa (<20) drusen ukuran sedang atau kelainan pigmen retina. Degenerasi makula terkait usia menengah (Gbr. 2B) ditandai dengan setidaknya satu druse besar, banyak drusen ukuran sedang, atau atrofi geografis yang tidak meluas ke pusat makula. Degenerasi makula yang berkaitan dengan usia lanjut atau akhir dapat berupa non-neovaskular (kering, atrofi, atau tidak ada xudatif) atau neovaskular (basah atau eksudatif). Degenerasi makula terkait usia lanjut non-neovaskular (Gbr. 2C) ditandai dengan drusen dan atrofi geografi yang meluas ke pusat makula. Degradasi makula terkait usia lanjut dengan neovaskular (Gambar 2D dan 3A) ditandai dengan neovaskularisasi cho- roid dan sekuelanya. Teknik pencitraan mata khusus semisal angiografi fluorescein intravena atau angiografi hijau indosianin dapat menambah pemeriksaan klinis dengan mengidentifikasi dan mengkarakterisasi lesi neovaskular koroidal (Gambar 3B dan 3C). Tomografi koherensi optik adalah non-invasif dan dapat membantu menjelaskan kelainan retina dengan menciptakan gambar penampang retina dengan menggunakan pantulan sinar cahaya (Gambar 1C dan 3D) .4

Related Documents

Sample 3
April 2020 4
Sample 3
May 2020 2
Editing Sample 3
June 2020 1
Sample Paper - 3
May 2020 1

More Documents from ""