Sakubun Depato.docx

  • Uploaded by: Hirucang Hi
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sakubun Depato.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 622
  • Pages: 3
Pengalaman apa yang kamu dapatkan di mall?

Apakah kamu pernah pergi ke mall? Dengan siapa kamu pergi kesana? Kapan kamu pergi kesana? Sudah berkali-kali kah? Naik apa kamu kesana? Bagaimana pengalamanmu ketika berada di mall? Apa yang membuatmu ingin pergi ke mall?

Aku tinggal di Surabaya. Kota Surabaya mempunyai banyak mall dan aku sudah berkali kali pergi ke mall. Aku pergi ke mall dengan temanku. Kadang aku pergi ke mall dengan keluargaku. Aku pergi ke mall naik bemo, taksi, atau sepeda motor. Menurut aku, mall bukan sekedar tempat untuk berbelanja, makan, atau menonton film. Banyak pengalaman yang aku dapatkan ketika perjalanan ke mall, saat berada di mall, maupun pulang dari mall. Pertama kali aku pergi ke mall, kelas 6sd. Bersama teman-temanku yang juga kelas 6sd. Lucu memang, masih kelas 6sd tapi sudah bermain ke mall. Dengan teman – teman sebaya pula. Tidak ada orangtua yang mendampingi. Aku sangat ingat ketika kami akan berangkat, kami sibuk berdandan. Apakah rambutku sudah tertata rapi? Apakah bedak yang aku gunakan terlihat natural? Bagaimana dengan jaketku? Apakah pas dengan baju pramuka? Dan lain sebagainya. Jika mengingat hal ini, aku sadar kalau kami sedari kecil sudah memperhatikan penampilan. -Saat kecil aku dan saudara sepupuku sudah bermain di mall. Dengan keluarga besar pastinya. Kami berenang di antara bola-bola, melompat seakan bola tersebut adalah air, mengerakkan tangan dan kaki seolah kami atlet yang sedang berlomba. Menaiki kereta api yang jalannya hanya berputar-putar tetapi kami sangat senang menaikinya. Bermain kuda-kudaan yang maju-bawah-mundur di tempat dengan tangan ayah yang melekat di tubuh. Hanya itu permainan yang kuingat. Tempat bermain merupakan tempat yang menyenangkan bagi anak-anak. Bagaimana dengan remaja? Apakah masih sependapat atau berbeda? Ketika remaja, aku juga sering menghabiskan waktu di mall. Tentunya tidak dengan bermain saja, aku juga melakukan hal lain. Hal yang aku lakukan biasanya membeli minum, membeli makan, camilan, menonton film, membeli barang yang kunginkan, atau sekedar mencari bahan tugas. Aku adalah orang yang pemilih. Selalu mencari hal yang menyenangkan bagi diriku sendiri. Aturan itu berlaku pada barang-barang yang aku beli. Mungkin styleku tidak mengikuti kekinian namun tidak norak. Tapi aku nyaman memakai barang yang aku suka dan membelinya dengan uangku sendiri. -Har sabtu minggu lalu, aku mengalami hari sabtu yang sibuk. Bahkan aku sampai di rumah pada pukul 22.30. hal ini mebuat orangtua aku khawatir. Aku menghabiskan waktu di tempat yang berbeda. Yang pertma di rumah bersama keluarga, yang kedua di UNESA bersama teman aku, ketiga aku kembali bersama keluarga, kemudian aku berada di mall dengan teman aku, dan akhirnya berada di rumah teman aku. -Aku pergi ke mall untuk kali kedua pada hari sabtu kemarin. Kali pertama dengan keluarga aku dan kali kedua bersama teman aku. Teman aku ini kalau mengajak suka mendadak. Dia menghubungi aku via whatsapp hanya bertanya aku dimana, dia bilang dia menginginkan jajanan yang ada di mall, menyuruh aku bersiap-siap dan berkata dia akan menjemput aku beberapa menit lagi. Mau tidak mau aku menemaninya pergi ke mall. Ketika sudah sampai di mall, kami menuju stan yang menjual

jajanan favorit teman aku. Tapi dari kejauhan nampak sepeda motor yang berjejer. Dngan mempercepat langkah kami menuju stan, kami bertanya-tanya dimana stan jajanan tersebut? Setelah sampai, dan melihat – lihat sekitar apakah stan jajanan yang kami cari hanya bergeser saja. Ternyata kami tidak menemukannya, kami berpikir mungkin pindah di lantai 3 karena di lantai 3 banyak stan makanan. Kami pergi ke lantai tiga dan tidak menemukan apa-apa. Akhirnya temanku memutuskan membeli jajanan lain di lantai satu. Ketika melewati miniso, aku ingat jam tanganku sudah tidak berfungsi lagi. Karena tidak setiap hari aku ke mall, jadi kuputuskan aku membeli jam tangan yang sama persis dengan jam tanganku yang sebelumnya. Harganya pun sama. Bentuk dan warnanya sama. Bahkan aku pergi membeli jam tangan tersebut dengan teman yang sama.

Related Documents

Sakubun Depato.docx
April 2020 3

More Documents from "Hirucang Hi"