Safril Hanafi

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Safril Hanafi as PDF for free.

More details

  • Words: 1,589
  • Pages: 17
HASIL PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA SURVEILANS EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR YANG BERPOTENSI KEJADIAN LUAR BIASA DI PUSKESMAS DALAM WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KOTA BAU-BAU TAHUN 2009

LA ODE SYAFRIL HANAFI NPM. 9053129061.0004

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKA) AVICENNA KENDARI 2009

TERLAMPIR 

Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kota Bau-Bau   

Kondisi Geografis Kondisi Demografis Kondisi Sumber Daya Kesehatan

Hasil Penelitian Karakteristik Responden Umur Responden No

Umur Responden (Tahun)

Kinerja Surveilans Penyakit Menular Yang Berpotensi KLB Kurang Cukup Baik

Total

n

%

n

%

n

%

n

%

1

< 30

3

7,7

1

2,6

0

0

4

10,3

2

30-34

14

35,9

2

5,1

2

5,1

18

46,2

3

35-39

4

10,3

3

7,7

0

0

7

17,9

4

40-44

6

15,4

1

2,6

0

0

7

17,9

5

45-49

3

7,7

0

0

0

0

3

7,7

30

76,9

7

17,9

2

5,1

39

100

Jumlah

Berdasarkan tabel diatas, dari 39 responden frekuensi tertinggi pada responden dengan kategori umur 30-34 tahun sebesar 18 responden (46,2%) dan frekuensi terendah yaitu pada responden dengan kategori umur 45-49 yakni 3 responden (7,7%). Sumber : Data Primer, diolah 2009

Jenis Kelamin Responden No Jenis Kelamin Kinerja Surveilans Penyakit Menular Responden Yang Berpotensi KLB

1 Laki-laki 2 Perempuan

Total

Kurang

Cukup

Baik

n

%

n

%

n

%

n

%

6

15,4

4

10,3

1

2,6

11

28,2

24

61,5

3

7,7

1

2,6

28

71,8

Jumlah 30 diatas 76,9 dari 7 39 17,9 2 5,1 yang 39 berjenis 100 Berdasarkan tabel responden kelamin perempuan frekuensi terbanyak sebesar 28 responden (71,8%) dan laki-laki frekuensi sebesar 11 responden (28,2%).

Sumber : Data Primer, diolah 2009

Golongan/Pangkat Responden No

Golongan Responden

Kinerja Surveilans Penyakit Menular Yang Berpotensi KLB

Total

Kurang

Cukup

n

%

n

%

n

%

n

%

1 IIA

3

7,7

0

0

0

0

3

7,7

2 IIC

7

17,9

2

5,1

0

0

9

23,1

3 IID

7

17,9

4

10,3

0

0

11

28,2

4 IIIA

5

12,8

0

0

2

5,1

7

17,9

5 IIIB

4

10,3

1

2,6

0

0

5

12,8

6 IIIC

4

10,3

0

0

0

0

4

10,3

30

76,9

7

17,9

2

5,1

39

100



Jumlah

Baik

Berdasarkan tabel diatas, dari 39 responden frekuensi tertinggi pada responden dengan pangkat/golongan IID sebesar 11 responden (28,2%) dan frekuensi terendah yaitu pada responden dengan golongan IIIC yakni 3 responden (6,8%). Sumber : Data Primer diolah, 2009

Masa Kerja Responden No Masa Kerja

Kinerja Surveilans Penyakit Menular Yang Berpotensi KLB

Total

Kurang

Cukup

n

%

n

%

n

%

n

%

1 0-5

11

28,2

1

2,6

2

5,1

14

35,9

2 6-10

10

25,6

4

10,3

0

0

14

35,9

3 11-15

5

12,8

2

5,1

0

0

7

17,9

4 16-20

4

10,3

0

0

0

2

4

10,3



Baik

Jumlah 30 76,9 7 17,9 2 5,1 39 100 Berdasarkan tabel diatas, dari 39 responden frekuensi tertinggi pada responden dengan masa kerja 0-5 dan 6-10 tahun masingmasing sebesar 14 responden (35,9%) dan frekuensi terendah yaitu pada responden dengan masa kerja 16-20 tahun yakni 4 responden (10,3%). Sumber : Data Primer diolah, 2009

Unit Kerja Responden No

Masa Kerja

Kinerja Surveilans Penyakit Menular Yang Berpotensi KLB Kurang

Cukup

Total

Baik

n

%

n

%

n

%

n

%

1

Pusk.Wolio

1

2,6

2

5,1

0

0

3

7,7

2

Pusk. Bataraguru

2

5,1

1

2,6

0

0

3

7,7

3

Pusk.Wajo

1

2,6

2

0

0

0

3

7,7

4

Pusk.Betoambari

1

2,6

1

2,6

1

2,6

3

7,7

5

Pusk.Meo-Meo

2

5,1

1

2,6

0

0

3

7,7

6

Pusk.Kadolomoko

3

7,7

0

0

0

0

3

7,7

7

Pusk.Lakologou

3

7,7

0

0

0

0

3

7,7

8

Pusk.Liwuto

2

5,1

0

0

1

2,6

3

7,7

9

Pusk.Bungi

3

7,7

0

0

0

0

3

7,7

10 Pusk.Lowu-Lowu

3

7,7

0

0

0

0

3

7,7

11 Pusk.Kampeonaho

3

7,7

0

0

0

0

3

7,7

12 Pusk.Katobengke

3

7,7

0

0

0

0

3

7,7

13 Pusk.Sorawolio

3

7,7

0

0

0

0

3

7,7

30

76,9

7

17,9

2

5,1

39

100

Jumlah

Berdasarkan tabel tersebut, dari 39 responden rata per Puskesmas 3 orang yang diambil (7,7%) karena sesuai dengan pengambilan sampel petugas yang berhubungan dengan kinerja surveilans

Jabatan Responden No

Jabatan

Kinerja Surveilans Penyakit Menular Yang Berpotensi KLB Kurang

Cukup

Total

Baik

n

%

n

%

n

%

n

%

1

Petugas Surveilans

8

20,5

3

7,7

2

5,1

13

33,3

2

Petugas Promkes

9

23,0

4

10,3

0

0

13

33,3

3

Petugas Kesling

13

33,4

0

0

0

0

13

33,4

30

76,9

7

17,9

2

5,1

39

100

Jumlah



Berdasarkan tabel diatas, dari 39 responden frekuensi jabatan petugas sama masing-masing sebesar 13 responden (33,3%) hal ini karena berdasarkan pengambilan sampel yang telah dilakukan oleh peneliti

Pendidikan Responden No

Pendidikan

Kinerja Surveilans Penyakit Menular Yang Berpotensi KLB Kurang

Baik

n

%

n

%

n

%

n

%

3

7,7

3

7,7

0

0

6

15,4

1

SPK

2

D3 AKPER

12

30,8

3

7,7

0

0

15

38,5

3

D3 SANITASI

13

33,3

0

0

0

0

13

33,3

4

BIDAN

2

5,1

1

2,6

0

0

3

7,7

5

S1 KESMAS

0

0

0

0

2

5,1

2

5,1

30

76,9

7

17,9

2

5,1

39

100

Jumlah 

Cukup

Total

Berdasarkan tabel diatas, dari 39 responden frekuensi tertinggi yang berpendidikan D3 Akademi Ketenaga surveilansan sebesar 15 responden (38,5%) dan frekuensi terendah yang berpendidikan S1 Kesehatan Masyarakat yaitu 2 responden (5,1%).

Hubungan Variabel Penelitian Pengetahuan Responden No Pengetahuan

Kinerja Surveilans Penyakit Menular Yang Berpotensi KLB Kurang Cukup Baik n

1

Kurang

2

Cukup Jumlah

%

29 74.4 1

2,6

30 76,9

Total

n

%

n

%

n

%

4

10.3

0

0

33

84,6

3

7.7

2

5.1

6

15,4

7

17,9

2

5,1 39

100

Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji exact fisher diperoleh nilai P = 0,001 dengan tingkat kepercayaan 95% (nilai α = 0,05). Sehingga P < α (nilai 0,05) maka Ho ditolak dan Exact Fisher = 0,001 Ha diterima. artinya bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan kinerja surveilans epidemiologi penyakit menular yang berpotensi KLB pada Puskesmas di Wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Bau-Bau Tahun 2009. 

Sikap No

Sikap

Kinerja Surveilans Penyakit Menular Yang Berpotensi KLB

Total

Kurang

Cukup

n

%

n

%

n

%

n

%

1 Kurang

28

71.8

7

17.9

0

0

35

89,7

2 Cukup

2

5,1

0

0

2

5,1

4

10,3

30

76,9

7

17,9

2

5,1

39

100

Jumlah

Baik

Exact Fisher = 0,009 

Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji exact fisher diperoleh nilai P = 0,009 dengan tingkat kepercayaan 95% (nilai α = 0,05). Sehingga P < α (nilai 0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima. artinya bahwa ada hubungan antara sikap dengan kinerja surveilans epidemiologi penyakit menular yang berpotensi KLB pada Puskesmas di Wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Bau-Bau Tahun 2009.

Pelatihan No

Pelatihan

Kinerja Surveilans Penyakit Menular Yang Berpotensi KLB

Total

Kurang

Cukup

n

%

n

%

n

%

n

%

1 Kurang

25

64,1

5

12,8

0

0

30

76,9

2 Cukup

5

12,8

2

5,1

2

5,1

9

23,1

30

76,9

7

17,9

2

5,1

39

100

Jumlah

Baik

Exact Fisher = 0,042



Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji exact fisher diperoleh nilai P = 0,042 dengan tingkat kepercayaan 95% (nilai α = 0,05). Sehingga P < α (nilai 0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya bahwa ada hubungan antara pelatihan dengan kinerja surveilans epidemiologi penyakit menular yang berpotensi KLB pada Puskesmas di Wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota BauBau Tahun 2009.

PENUTUP Simpulan 

Ada hubungan pengetahuan dengan kinerja surveilans epidemiologi penyakit menular yang berpotensi KLB pada Puskesmas di Wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Bau-Bau Tahun 2009.



Ada hubungan sikap dengan kinerja surveilans epidemiologi penyakit menular yang berpotensi KLB pada Puskesmas di Wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Bau-Bau Tahun 2009.



Ada hubungan pelatihan dengan kinerja surveilans epidemiologi penyakit menular yang berpotensi KLB pada Puskesmas di Wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Bau-Bau Tahun 2009.

Saran 

Bagi Dinas Kesehatan Kota Bau-Bau agar selalu mengusulkan ke tingkat Provinsi petugas yang akan dilatih sesuai dengan kualifikasi pendidikannya yaitu S1 Kesehatan Masyarakat khususnya yang berhubungan dengan epidemiologi dan bekerja di unit pelaksana teknis yaitu Puskesmas sehingga pelaksanaan surveilans khususnya terhadap penyakit yang berpotensi KLB dapat berjalan dengan optimal. Selain itu dukungan penyediaan dana dan prasarana lainnya khususnya transportasi dalam menunjang pelaksanaan surveilans secara aktif di unit pelaksana teknis Dinkes Kota Bau-Bau.



Bagi Puskesmas khususnya Kepala Puskesmas agar selalu memotivasi stafnya dalam bekerja secara terus menerus sehingga dapat memacu untuk meningkatkan kualitas pelayanan atau kinerjanya, bagi petugas Puskesmas karena pengetahuan dan sikap dalam penelitian ini menunjukkan adanya hubungan dengan kinerja, sebaiknya tenaga surveilans selalu berusaha dalam pengembangan pengetahuan dan karir serta meningkatkan potensinya dengan mengikuti pendidikan minimal S1 kesehatan masyarakat khususnya bidang epidemiologi dalam menunjang program surveilans di Puskesmas dan menerapkan disiplin kerjanya dan ilmunya dan berusaha untuk mencari prosedur secara teori tentang kinerja surveilans sebagai rujukan dalam upaya pelaksanaan surveilans sebagai tindakan pencegahan terhadap penyakit yang berpotensi KLB seperti dengan pemantauan wilayah setempat tentang penyakit khususnya bagi program P2M dan Petugas Surveilans.



Bagi Masyarakat dengan adanya desa siaga seharusnya melakukan survey mawas diri tentang penyakit yang berpotensi KLB, karena berguna dalam penyediaan data yang akurat dan valid sehingga dapat membantu kinerja surveilans di Puskesmas dan berdampak secara umum semakin menurunnya jumlah kasus penyakit yang berpotensi KLB di Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara khususnya di Kota Bau-Bau.

Demikian Penyajian Hasil Penelitian ini

Related Documents

Safril Hanafi
June 2020 3
Mhd Hanafi Eng.docx
May 2020 8
Fiqh-hanafi-aqrab
June 2020 1
Hanafi Agus Bab Ii.pdf
July 2020 30
An Npwp Saiful Hanafi
November 2019 8