STANDART OPERATIONAL PROCEDURE UNTUK PROSES DISASSEMBLY DAN ASSEMBLY TRANSMISSION POWER SHIFT CAT D6H
TUGAS AKHIR DiajukanUntukMemenuhiSyarat MemperolehGelar Diploma III (Ahli Madya) Pada JurusanTeknikMesinPoliteknikNegeri Padang
Disusun Oleh: ROFIQI HASAN 1401102033
PROGRAM STUDI TEKNIK ALAT BERAT JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI PADANG 2017
LEMBARAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR STANDART OPERATIONAL PROCEDURE UNTUK PROSES DISASSEMBLY DAN ASSEMBLY TRANSMISSION POWER SHIFT CAT D6H
Disusun oleh: Nama
: Rofiqi Hasan
No. Bp
: 1401102033
Jurusan
: Teknik Mesin
Program Studi
: Teknik Alat Berat
Tugas Akhir Ini Telah Diperiksa dan Disetujui Oleh :
Pembimbing I
Pembimbing II
Ir. Darman Dapersal Dinar, MPd NIP. 19600611 198803 1 001
Hanif, ST., MT NIP. 19710902 199802 1 001
Disahkan oleh: Ketua Jurusan
Kepala Program Studi
Teknik Mesin
Teknik Alat Berat
Dr. Junaidi, ST., MP NIP. 19960621 199203 1 005
Rino Sukma, ST.,MT NIP. 19770117 200501 1 002
STANDART OPERATIONAL PROCEDURE UNTUK PROSES DISASSEMBLY DAN ASSEMBLY TRANSMISSION POWER SHIFT CAT D6H
TUGAS AKHIR INI TELAH DIUJI DAN DIPERTAHANKAN DI DEPAN TIM PENGUJI TUGAS AKHIR DIPLOMA III POLITEKNIK NEGERI PADANG TANGGAL 26 SEPTEMBER 2017
DEWAN PENGUJI
Ketua/Penguji I
Ir. Darman Dapersal Dinar, MPd NIP: 19600611 198803 1 001
Anggota I/Penguji III
Dr. Ir. Drs. Rusmardi, MBA., MPd NIP : 19581227 198603 1 003
Sekretaris/Penguji II
Andriyanto, ST., MT NIP: 19790124 200501 1 009
Anggota II/Penguji IV
Rino Sukma, ST., MT NIP : 19770117 200501 1 002
“...Sesungguhnya, Allah tidakakanmengubahkeadaansuatukaum (seseorang), sehinggakaum (seseorang) itu sendiri yang mengubahkeadaanpadadirinyasendiri…” (Ar-Rad 13:11) Dan (sifat-sifat yang baik itu) tidak akan dianugerahkan kecuali kepada orangorang yang sabar dan tidak dianugerahkan kecuali kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar. (Fussilat 41:35) Dunia itu kendaraan Jika kamu yang mengendarainya, maka akan diantarnya sampai tujuan. Tapi jika dunia yang justru mengendaraimu, maka akan hancur badan dan kehormatan. Wong nrimo, uripe dowo Wong sabar, rejekine jembar Wong ngalah, uripe bakal berkah Sopo sing jujur, uripe bakal makmur Sopo sing suloyo, uripe sengsoro Sopo sing sombong, amale bakal kobong Sopo sing telaten, bakal panen Ojo podo nggresulo, mundak gelis tuwo Sing wis lungo, lalekno Sing durung teko, entenono Sing wis ono, syukurono Alhamdu lillahi rabbil 'alamin segala puji bagi Allah SWT , Tuhan Semesta Alam yang telah melimpahkan segala nikmat islam dan iman kepada hamba. Dengan ini Tugas Akhir ini Penulis persembahkan kepada: Keluarga Terimakasihuntukkedua orang tua saya, bapak Daliman Wardi Rahmanto dan almarhumah ibuk Raminah yang telah mendidik saya sampai saat ini dan atas segala jasa terbaik yang tidak bisa dihitung dan takkan mampu menghitungnya
sampai akhir hayat nanti. Kedua adik saya Icha Yuliana dan Nur Melita Mumtahanah yang telah sudi berbagi kasih sayang. Istriku Ana Muslimati Amalia dan Putriku Ken Shanum Amalia Hasan Sebuah anugerah karunia yang tiada tara bisa memiliki kalian kesayanganku. Melengkapi sunah dan ibadahku. Menjadi tanggung jawabku yang inshaallah kita gapai surga kita bersama. Menjadi motivasi untuk terus berkarya, belajar, bekerja dan beribadah. PT Trakindo Utama Terima kasih telah memberikan kepercayaan kepada kami untuk melanjutkan jenjang pendidikan diploma ini. Inshaallah proses tidak akan menghianati hasilnya. Semoga terus menjadi perusahaan yang bonafit dan memajukan bangsa Indonesia serta mencerdaskan anak bangsa. Bapak Darman Dapersal Dinar Dan Bapak Hanif Terima kasih telah membimbing dan mengajarkan penulis untuk berusaha dan mewujudkan hasil terbaik. Terima kasih atas bimbingannya yang telah mengorbankan waktu dan moril untuk penulis menyelesaikan tugas akhir ini. Heavy Equipment Engineering Coop Class Terimakasihbuat semua rekan rekan satu angkatan baik coop maupun reguler. Tiga tahun tidak terasa buat kita, kayaknya baru kmaren kita di secata di botakin eh tau taunya hari ini kita udah mau berpisah aja. Kalo dilihat umur sih emg gue paling tua tapi kalo masalh rekreasi dan petualangan gue ngrasa paling muda dan sering bercanda yg mngkin it bikin kalian sakit hati karena becanda gue yang keliwatan. Maaf maaf lah ya gaes. Kus, sem, rio, samid, madek, ucup, mr t, ambon, jack, ndika, kakek, darmo, ojan, aanakan, olan, guruh, gendut, kombut, agid, muktar, micel, adit. Kita mulai bareng dan kita akhiri bareng nih kuliah, tapi pulangnya pada sendiri sendiri ga kompak kalian gaes. Rencang – rencang Buat kalian semua temen temen yang ada di padang makasih uda bantuin ngartiin bahasa minang, udah mau jadi guide naik gunung dan udah mau diajak seneng seneng main futsal. Kita semua selevel boys dimata sang pencipta jadi gada deh yang namanya senior junior. Kalo kalian pengen sharing langsung aja ya japri gausah ragu atau bimbang ane siap membantu kalian semua. Kalo bisa. Eh harus bisa dong .... Terus jaga shalat kalian karena itu yang akan membedakan kualitas kita dimata Allah SWT.
No. Alumni Politeknik Negeri Padang .............................................................
ROFIQI HASAN 1401102033
Biodata a). Tempat/Tanggal Lahir : Sleman/ 15 Mei 1990. b). Nama Orang Tua: Daliman Wardi Rahmanto dan Raminah. c). Universitas: Politeknik. d). Jurusan: Teknik Mesin. e). No. BP: 1401102033. f). Tanggal Lulus: 26 September 2017. g). Predikat Lulus: Sangat Memuaskan. h). IPK: 3.85 i). Lama Studi: 3 tahun. j). Alamat Orang Tua: Ngipiksari RT 002 RW 012 Hargobinangun Pakem Sleman D.I. Yogyakarta.
Standart Operational Procedure Untuk Proses Disassembly Dan Assembly Transmission Power Shift CAT D6H Tugas Akhir DIII oleh: Rofiqi Hasan Pembimbing 1: Ir. Darman Dapersal Dinar, MPd. Pembimbing 2: Hanif, ST., MT ABSTRAK Tulisan ini membahas tentang standart operational procedure untuk proses disassembly dan assembly transmission power shift caterpillar d6h sehingga nantinya akan ada panduan dan alat penunjang mengenai proses pekerjaan disassembly dan assembly transmission power shift Caterpillar D6H yang sesuai dengan standart operational procedure. Tujuan dari tulisan ini adalah memberikan informasi tentang power train system dan khususnya pada transmission power shift pada Caterpillar D6H. Transmission adalah salah satu komponen utama power train yang berfungsi sebagai pengubah arah gerak, pengubah kecepatan gerak dan pengubah torsi. Selain itu juga diharapkan standart operational procedure untuk proses disassembly dan assembly transmission power shift caterpillar d6h dapat menjadi panduan proses praktek pada power train system. Kata kunci: Transmission, Caterpillar D6H, Standart Operational Procedure, Disassembly dan Assembly Tugas akhir ini telah dipertahankan didepan sidang penguji dan dinyatakan lulus pada tanggal : 26 September 2017. Abstrak telah disetujui oleh penguji: Tanda
1.
2.
3.
4.
Tangan
Nama Terang
Ir. Darman Dapersal
Andriyanto,
Dr. Ir. Drs.
Rino Sukma,
Dinar, MPd
ST.,MT
Rusmardi,MBA.,MPd
ST.,MT
Mengetahui:
Ketua Jurusan Teknik Mesin
Dr. Junaidi, ST., MP Nama
Tanda Tangan
Alumni telah mendaftar diri ke Politeknik Negeri Padang dan mendapatkan nomor alumni : Nomor Alumni Politeknik Negeri Padang. Nama ...................................................................
Petugas Fakultas / Universitas Tanda Tangan
LEMBARAN URAIAN TUGAS AKHIR POLITEKNIK NEGERI PADANG Nama
: Rofiqi Hasan
No. BP
: 1401102033
Jurusan
: Teknik Mesin
Program Studi
: TeknikAlatBerat
Judul Tugas Akhir : Standart
Operational
Procedure
untuk
ProsesDisassemblydan Assembly Transmission Power Shift Caterpillar D6H Uraian Tugas
:
……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… DimulaiTanggal
: ………………………..
SelesaiTanggal
: ………………………..
Pembimbing I
Ir. DarmanDapersal Dinar, MPd NIP. 19600611 198803 1 001
Pembimbing II
Hanif, S.T.,M.T. NIP. 19710902 199802 1 001
KEMENTERIAN RISTEK DAN DIKTI
POLITEKNIK NEGERI PADANG JURUSAN TEKNIK MESIN FORMULIR
LEMBARAN ASISTENSI TUGAS AKHIR MAHASISWA NAMA / NO.BP JURUSAN / PRODI PEMBIMBING I PEMBIMBING II JUDUL TUGAS AKHIR
HARI/ TGL
Dokumen Edisi Revisi Berlaku Efektif Halaman
1 dari 2 Halaman
ROFIQI HASAN / 1401102033 TEKNIK MESIN / TEKNIK ALAT BERAT
Ir. DARMAN DAPERSAL DINAR,MPd HANIF, ST.,MT STANDART OPERATIONALPROCEDURE UNTUK PROSES DISASSEMBLY DAN ASSEMBLY TRANSMISSION POWER SHIFT CAT D6H
DIBERIKAN TGL DAN SELESAI TGL
NO
No.
S/D
KETERANGAN
PARAF PEMBIMBING
NO
HARI/ TGL
KETERANGAN
PARAF PEMBIMBING
Padang,..................2017 Mengetahui, Ketua Program Studi
Pembimbing I
RinoSukma ST,.MT Ir. DarmanDapersal Dinar, MPd NIP. 197701172005011002 NIP. 19600611 198803 1001
Pembimbing II
Hanif, S.T.,M.T. NIP. 19710902 199802 1 001
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, karena dengan limpahan rahmat dan karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul: “Standart Operational ProcedureUntuk Proses Disassembly Dan AssemblyTransmission Power Shift CAT D6H” Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW, juga kepada para sahabat, pengikut dan orang-orang yang berada di jalanNya hingga akhir zaman. DalampenyusunanTugasAkhirinipenulisbanyaksekalimendapatkanbantuan danmotivasidaribanyakpihak, DalamkesempataniniPenulismenyampaikanucapanterimakasihkepada: 1. Bapak AidilZamri, ST.,MT. selakuDirekturPoliteknikNegeri Padang. 2. Kedua orang tuaPenulisdansaudaraPenulisyang selalumemberikan support, motivasi, do’a, nasehatsertakasihsayangnyakepadaPenulis. 3. Bapak Ir. DarmanDapersal Dinar, MPd sebagaipembimbing I Penulis yang telahmemberikanbimbingansertanasehatkepadaPenulisselamapenyusunanTuga sAkhirini. 4. Bapak
Hanif,
ST.,MT.
sebagaipembimbing
II
yang
telahmemberikanbimbingansertanasehatkepadaPenulisselamapenyusunanTuga sAkhirini. 5. BapakDr. Junaidi, ST.,MPselakuKetuaJurusanTeknikMesin. 6. BapakRinoSukma, ST.,MTselakuKepalaProgramStudiTeknikAlatBerat. 7. BapakdanIbustafpengajarlainnya telahmembantuPenulisbaikdarisegimoril,
yang spritual
danadministrasi,
sehinggapenulisantugasakhirinidapatberjalandenganlancar. 8. Teman-temanseperjuangan
yang
telahbanyakmembantupenulismemberikankritikdan saran. 9. Semua pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
i
10. Ana Muslimati Amalia dan Ken Shanum Amalia Hasan yang telah menyempurnakan nikmat Islam dan nikmat Imanku. Penulismenyadaribahwatugasakhirinimasihbelumsempurnabaikdalampenu lisanmaupundariisinya.OlehkarenaituPenulissangatmengharapkankritikdan
saran
darisemuapihak
yang
sifatnyauntukmenyempurnakanataumembangungunakesempurnaandimasa
yang
akandatang. Penulisjugaberharapsemogatugasakhirinidapatbermanfaatbagikitasemuaterutamab agipenulissendiridanmahasiswajurusanmesin,
terkhususuntuk
program
studiteknikalatberat (amin).
Padang, 23 Agustus 2017
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL LEMBARAN PENGESAHAN KATA PERSEMBAHAN ABSTRAK LEMBARAN TUGAS AKHIR LEMBARAN ASISTENSI TUGAS AKHIR LEMBARAN REVISI KATA PENGANTAR .................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................ iii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... v DAFTAR TABEL..........................................................................................viii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang .............................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 1 1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................... 2 1.4 Manfaat Penulisan ....................................................................... 3 1.5 Metoda Pengumpulan Data ......................................................... 3 1.6 Sistematika Penulisan .................................................................. 4 BAB II TEORI DASAR 2.1. Caterpillar Transmission ............................................................... 6 2.1.1 Manual Shift Transmission ................................................ 6 2.1.2 Power Shift Transmission ................................................... 9 2.1.3 Hydrostatic Transmission .................................................. 13 2.2 Power Train Hydraulic System ..................................................... 14 2.2.1 Manual Transmission Control Valve.................................... 15 2.2.2 Electronic Clutch Selection Transmission Control Valve .... 21 2.2.3 Individual Clutch Modulation ............................................. 22 2.2.4 Electronic Clutch Pressure Control .................................... 25 2.3 System Operation Cat D6H Power Shift Transmission .............. 26 2.3.1 Neutral Position ................................................................. 29
iii
2.3.2 First Speed Forward Position ........................................... 29 2.3.3 Second Speed Forward Position ........................................ 30 2.3.4 Third Speed Forward Position........................................... 31 2.3.5 First Speed Reverse Position.............................................. 31 2.3.6 Second Speed Reverse Position.......................................... 32 2.3.7 Third Speed Reverse Position ............................................ 32 2.4 Caterpillar Transmission Maintenance Management................. 33 2.4.1 Schedule Oil Sampling Fluid Analysis .............................. 35 2.4.2 Preventive Maintenance .................................................... 38 2.4.3 Contamination Control ...................................................... 41 2.4.4 General Inspection ............................................................ 43 2.4.5 Transmission Maintenance Tips ........................................ 44 BAB III METODOLOGI 3.1 Perencanaan Pembuatan Alat ...................................................... 45 3.1.1 Stand Disc Plate dan Disc Clutch ...................................... 48 3.1.2 Stand Repair Transmisi ..................................................... 49 3.2 Perencanaan Pembuatan Standart Operational Procedure ......... 52 3.2.1 Disassembly and Assembly Procedure............................... 52 3.2.2 Transmission Rebuild Book CAT D6H............................... 73 3.2.3 Anggaran Biaya ................................................................. 74 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Standart Operational Procedure Stand Repair Transmission ..... 75 4.2 Standart Operational Procedure Stand Disc Plate And Clutch... 77 4.3 Standart Operational Procedure Disassembly and Assembly Transmission CAT D6H ............................................................. 79 4.4 Part Replacement ....................................................................... 113 4.5 Testing And Adjusting ................................................................ 115 4.6 Skill Achievment ......................................................................... 121 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan.................................................................................. 123 5.2 Saran............................................................................................ 123 DAFTAR PUSTAKA
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1.1 Sliding Gear Transmission .......................................................
6
Gambar 2.1.2 Collar Shift Transmission........................................................
7
Gambar 2.1.3 Synchromesh Transmission .......................................................
8
Gambar 2.1.4 Collar Shift Transmission .........................................................
9
Gambar 2.1.5Power Shift Transmission ..........................................................
9
Gambar 2.1.6 Planetary Transmission.............................................................
10
Gambar 2.1.7 Aliran Tenaga Pada Planetary Transmission............................
11
Gambar 2.1.8 Countershaft Transmission .......................................................
13
Gambar 2.1.9Hydraulic Clucth ........................................................................
14
Gambar 2.2.1 Power Train Hydraulic System .................................................
15
Gambar 2.2.2 Transmission Control Valve......................................................
16
Gambar 2.2.3 Transmission Control Valve Neutral Position ..........................
17
Gambar 2.2.4 Transmission Control Valve First Speed Forward Position .....
19
Gambar 2.2.5 Transmisison Control Valve D8R .............................................
20
Gambar 2.2.6Neutralizer Valve .......................................................................
20
Gambar 2.2.7 Electronic Transmission Control Valve ....................................
21
Gambar 2.2.8 Transmission ICM Hydraulic System........................................
23
Gambar 2.2.9Off Highway Truck(OHT) Valve Station....................................
24
Gambar 2.2.10 OHT 797B Transmission Clutch Engagement ........................
25
Gambar 2.2.11 Transmission Modulating Valve & Proportional Solenoid ....
26
Gambar 2.3.1 Power Train Component ...........................................................
27
Gambar 2.3.2CAT D6H Transmission Components ........................................
28
Gambar 2.3.3 Komponen Neutral Position .....................................................
29
Gambar 2.3.4 Komponen First Speed Forward ..............................................
29
Gambar 2.3.5 Komponen First Speed Reverse ................................................
31
Gambar 3.1.1Alat Pelindung Diri ....................................................................
45
Gambar 3.1.2 Tool Box....................................................................................
46
Gambar 3.1.3Hand ToolYang Diperlukan .......................................................
46
Gambar 3.1.4Hand ToolYang Diperlukan .......................................................
47
vi
Gambar 3.1.5Special Tool Yang Digunakan....................................................
47
Gambar 3.1.6 Power Tool Yang Digunakan....................................................
47
Gambar 3.1.7 Measuring Tool Yang Digunakan .............................................
48
Gambar 3.1.8 Stand Disc Plate dan Disc Clutch .............................................
48
Gambar 3.1.9Stand Transmission ....................................................................
49
Gambar 3.1.10 Desain Stand Transmission Caterpillar Version.....................
50
Gambar 3.1.11 Desain StandRepair Transmission ..........................................
50
Gambar 3.1.12 Contoh SOP Rebuild Komponen.............................................
73
Gambar 4.1.1 Stand Repair Transmission .......................................................
75
Gambar 4.1.2 Penopang Stand Repair Transmission yang Fleksibel ..............
75
Gambar 4.1.3 Stand Repair Transmission .......................................................
76
Gambar 4.1.4 Stand Disc Plate dan Disc Clutch .............................................
77
Gambar 4.1.5 Penyimpanan Komponen Sebelum Ada Stand Disc Plate dan DiscClutch ................................................................................
77
Gambar 4.1.6 Penyimpanan Komponen Setelah Ada Stand Disc Plate dan DiscClutch ................................................................................
78
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Combination Clutch .........................................................................
12
Tabel 2.2 Dozer CAT D6H Clutch Engagement ..............................................
28
Tabel 2.3 Langkah dan Kombinasi Planetarry Gear First Speed Forward ....
30
Tabel 2.4 Langkah dan Kombinasi Planetarry Gear Second Speed Forward
30
Tabel 2.5 Langkah dan Kombinasi Planetarry Gear Third Speed Forward ...
31
Tabel 2.6 Langkah dan Kombinasi Planetarry Gear First Speed Reverse......
31
Tabel 2.7 Langkah dan Kombinasi Planetarry Gear Second Speed Reverse ..
32
Tabel 2.8 Langkah dan Kombinasi Planetarry Gear Third Speed Reverse.....
32
Tabel 2.9 Indikator Kerusakan Transmisi ........................................................
43
Tabel 3.1 Bahan Baku Yang Diperlukan Versi Caterpillar..............................
49
Tabel 3.2 Ukuran Pipa Dan Profil L ................................................................
51
Tabel 3.3 Ukuran Plat ......................................................................................
51
Tabel 3.4 Peralatan Pembongkaran..................................................................
52
Tabel 3.5 Langkah-Langkah Pembongkaran ...................................................
52
Tabel 3.6 Peralatan Yang Digunakan...............................................................
61
Tabel 3.7 Langkah-Langkah Perakitan ............................................................
61
Tabel 3.8 Estimasi Biaya Komponen...............................................................
74
Tabel 4.1 Langkah-Langkah Pembongkaran ..................................................
79
Tabel 4.2 Langkah-Langkah Perakitan ............................................................
98
Tabel 4.3 Komponen Yang Harus Diganti.......................................................
113
Tabel 4.4 Langkah Pengujian Dinamik Test Transmisi...................................
116
Tabel 4.5 Skill Yang Dapat Tercapai Terkait Pekerjaan Ini ............................
121
viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1
LatarBelakang Politeknikmerupakanlembagapendidikanprofesional
yang
diarahkanpadakesiapanpenerapansuatukeahliantertentu.Selainitu, Politeknikmerupakanperguruantinggi
yang
menyelenggarakanpendidikanterapandalambidangkhusus.Gunamendukungsistem yang
ada,
makatugasakhirmenjadisyaratwajibbagisetiapmahasiswa.Dengantujuanlulusanpoli tekniknantinyatidakhanyasebagaipenikmatlahirnyateknologi ,namunjugasebagaibagiandaripenciptateknologi. Didalamduniaalatberat, perkembanganteknologisemakinharisemakinpesat, jikakitatidaksanggupmengikutinyamakakitaakansemakintertinggal. Gunamendukungkemajuanteknologiitumakaperluditanamkanpondasi
yang
kuatdalamdiribaikdariknowledge, ketrampilanmaupunskill.Telahdiajarkanmaterifundamentaldanintermediatedalamp erkuliahan.Itusemuahanyabersifatteorisedangkanuntukprakteknyaharusmenunggu saatpelaksanakan OJT (on job training).Jadiperluditambah jam untukprakteknya agar benar-benarlulusansiapuntukbekerja. Mahasiswaprodialatberatwajibmenguasaimateridasar
yang
telahdiberikanbaiksecaraknowledgemaupunskill,
yang
akanmenjadidasarpenguasaanmateri-materiintermediateberikutnya.
Dan
dapatdipraktekkansecaramaksimalsaatmelakukanOn Job Training. Dari
permasalahan
yang
penulistertarikuntukmembahaspadatugasakhirinidenganjudul“
terjadidiatas, Standart
Operational Procedure untuk proses disassemblydanassembly transmission power shift Cat D6H”.Untuk membantu proses belajar mengajar di kemudian hari khususnya untuk meningkatkan kegiatan pratikum dari intermediate power traindi dalam kuliah. 1.2
Rumusan Masalah Berdasarkanlatarbelakangdiatasmakarumusanmasalahnyaadalahbagaima
namenerapkanstandart
operational
proceduredalammelakukan 1
praktekdisassemblydanassemblytransmisi
Cat
D6H,
gunamendukungpemahamansaat
proses
belajarmengajardanmengasahketrampilandanskillpraktek. Agar
pembahasantidakmeluas,
makabatasanpenerapanstandart
operational procedure disassemblydanassemblytransmisiiniadalahsebagaiberikut : 1) Pemahamanterhadapfundamentaldanintermediate power train. 2) Pemahamanterhadapkomponendasartransmisi. 3) Pemahamanterhadapschematic hydraulic. 4) Pemahamanterhadapliterature Caterpillar. 5) Penerapan
proses
pembongkarandanpemasangan
yang
benarsesuaidenganstandarpabrikdan dealer. 6) Melaksanakansafetydancontamination controldalampekerjaan. 7) Menggunakanperalatanpekerjaan yang standar. 1.3
Tujuan Adapuntujuandaripenerapanstandart
operational
procedure
disassemblydanassemblytransmisiiniadalah : 1.3.1 TujuanUmum 1) Untukmemenuhipersyaratandalamrangkapenyelesaianstudi
Diploma
III TeknikMesin, Prodi AlatBerat, PoliteknikNegeri Padang. 2) Mengembangkanilmupengetahuan yang diperolehselamabelajar di program studiAlatBerat. 1.3.2 TujuanKhusus 1) Dapatmenjelaskanfungsitransmisidanmenjelaskansistemoperasitransm ission power shift. 2) Dapatmelakukan proses disassemblydanassemblytransmission power shiftsecarabenar. 3) Dapatmembuat
SOP
(standart
operational
procedure)
sebagaipanduanpraktek yang bisa di manfaatkan didalam proses belajarmengajar di kemudianhari.
2
4) Dapatmenerapkan
SOP
(standart
operational
procedure)
dalamkegiatanpraktek disassembly dan assembly transmission power shift.
1.4
Manfaat Adapunmanfaatdaripenerapanstandart
operational
procedure
disassembly danassemblytransmisiiniadalah : 1) Memperdalammaterisistempower train, khususnyatransmisi cat D6H, sehinggadapatmenerapkanstandart
operational
procedure
disassemblydanassemblytransmisi. 2) Bergunabagisemua
pembacadalam
proses
belajarmengajarkhususnyadalampengenalankomponentransmisidan proses praktekdisassemblydanassemblytransmisi. 3) Mampumenerapkansafetydancontamination controldidalampekerjaandisassemblydanassemblytransmisi. 4) Mampumelakukanpekerjaandisassemblydanassemblytransmisisecaraef isiendanefektif. 1.5
MetodePengumpulan Data Data-data
dan
informasi
yang
diperoleholehpenulisdikumpulkanmelaluiberbagaicarayaitu : 1) Studi literature Dalam metode ini penulismengumpulkan data dengan cara mempelajari
buku-buku
referensi,
service
manual,Caterpillarliterature dan literature lain yang berhubungan dengan penulisan. 2) Observasi Dalam metode ini penulis mengumpulkan data dan informasi mengenai material yang akan digunakan, baik secara bentuk, ukuran dan bahan kepada pihak yang terkait dan mengenai buku panduan yang digunakan untuk menyusun rebuild book. 3) Konsultasi
3
Dalam metode ini penulis mengumpulkan data dengan cara penulis melakukan bimbingan dengan dosen pembibing berdasarkan teori yang didapatkan dalam perkuliahan dan juga berdasarkan saran kritik masukan dari senior kerja dan teman.
4) Eksperimen Dalam metode ini penulis juga melakukan pengumpulan data dengan cara eksperimen selama proses perancangan dan pembuatan alat bantu proses disassembly dan assembly dengan tujuan mempermudah dalam proses pengerjaan. 5) Praktis Dalam metode ini penulis juga melakukan pengumpulan data berdasarkan atas pengalaman langsung penulis selama melakukan On Job Training (OJT) di Workshop PT.Trakindo Utama dan juga praktik di bengkel Politeknik. 1.6
SistematikaPenulisan Dalam
penyusunan
tugas
akhir
ini,
untuk
memudahkan
penyelesaianagar dapat lebih jelas dan mudah dimengerti, maka penulis mencoba untuk menguraikan pembahasandalam tugas akhir ini ke dalam beberapa bab, yaitu sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan, rumusan masalah, batasan masalah, manfaat penulisan, metode pengumpulan data, metodologi dan sistematika penulisan. BAB II TEORI DASAR Bab ini membahas tentang teori dasar power train sistem, teori hydraulic control valve, teori transmisi dan transmisi power shift, system operasi dan management perawatan transmisi. BAB III METODOLOGI
4
Bab ini membahastentanganalisis secara teoritis mengenai cara atau metode yang digunakan untuk menyelesaikan tugas akhir ini. BAB IV PEMBAHASAN Bab ini membahastentangSOP (standart operational procedure) dalamkegiatanpraktek
disassembly
dan
assembly
transmisi,
pembuatan alat bantu dan juga pencapaian skill yang terkait dengan pembuatan tugas akhir ini. BAB V PENUTUP Bab ini berisikantentangkesimpulandan saran-saran dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya. DAFTAR PUSTAKA Pada bagian ini berisi tentang sumber-sumber atau rujukan penulis dalam penyusunan tugas akhir ini.
5
BAB II TEORI DASAR 2.1 Caterpillar Transmission Transmission adalah salah satu komponen utama power train yang berfungsi sebagai pengubah arah gerak,pengubah kecepatan gerak dan pengubah torsi. Sebagaimana yang telah dijelaskan pada materi fundamental power train, Caterpillar menggunakan tiga jenis transmission, yaitu : 1) Manual Shift transmission 2) Power Shift transmission 3) Hydrostatic transmission 2.1.1 Manual Shift Transmission Manual transmission menggunakan gear dan shaft untuk mendapatkan berbagai perbandingan gear. Gear train adalah istilah untuk sekumpulan gear yang saling berhubungan (engage). Gear train memindahkan dan menyerap tenaga engine menuju roda penggerak atau track pada machine. Kecepatan putar output shaft bervariasi untuk setiap posisi gear. Hal ini memungkinkan operator merubah jumlah torsi menuju final drive. Pada gigi rendah, torsi akan dinaikkan dan kecepatan geraknya dikurangi. Pada gigi tinggi, kecepatan geraknya dinaikkan sedangkan torsinya diturunkan. Terdapat tiga jenis manual transmission yang umum digunakan, yaitu : 1) Sliding Gear
Gambar 2.1.1Sliding Gear Transmission
6
Manual transmission jenis ini memiliki dua shaft atau lebih yang terpasang secara parallel atau sejajar dengan sliding gear spur yang disusun saling bertautan satu sama lain.Sliding gear transmission dapat ditemukan pada machine yang digunakan di ladang pertanian. Beberapa tracktor Caterpillar D3, D4 dan D6 model lama menggunakan transmission jenis ini. Sliding gear transmission dapat dikenali dengan adanya input dan output shaft yang parallel (sejajar). Output shaft akan meneruskan tenaga. Biasanya ada shaft ketiga (reverse idler idler shaft pada gambar diatas) sebagai pengubah arah untuk mundur atau untuk variasi aliran tenaga. Ketiga shaft tersebut sejajar dan berhubungan saat terjadi perubahan kecepatan. Susunan gear pada gambar diatas menghasilkan 3 kecepatan maju dan satu kecepatan mundur. Pemilihankecepatan dan arah gerak dilakukan dengan cara menggerakkan fork. Beberapa hal yang perlu diketahui mengenai sliding gear : - Semua gear, kecuali idler gear, di-spline dengan shaft - Bentuk gear adalah spur gear dimana gigi-giginya sejajar dengan shaft - Hanya akan mengunci pada saat memindahkan tenaga. 2) Collar Shift / Sliding Collar
Gambar 2.1.2 Collar Shift Transmission
Collar shift transmission terdiri dari shaft sejajar dengan gear yang bertautan secara tetap (constant mesh). Perpindahan gigi didapatkan dengan cara mengunci gear yang berputar bebas terhadap shaft-nyamenggunakan
7
sliding collar.Collar shift transmission dapat ditemukan pada beberapa tractor Caterpillar D7 dan D8 model lama. Transmission jenis ini memiliki shaft yang sejajar dan gear yang berhubungan tetap (constant mesh). Saat neutral, gear-gear ini berputar bebas dan saat machine bergerak dikunci pada shaft oleh sliding collar. Beberapa hal yang perlu diketahui mengenai collar shift : - Bentuk gear-nya helical - Saling bertautan/berhubungan secara tetap dan gear tidak bergeser maju ataupun mundur - Posisi sliding collar menentukan gear set mana yang bekerja - setiap driven gear memiliki sliding collar disampingnya. 3) Synchromesh
Gambar 2.1.3 Synchromesh Transmission
Pada dasarnya synchromesh transmission inisama dengan collar shift transmission yang ditambah dengan alat tambahan yaitu (clutch gesek khusus yang disebut synchronizer) yang berguna untuk menyamakan putaran gear yang akan berhubungan. Synchronizer digunakan pada semua jenis manual automotive transmission dan pada machine lain dimana diperlukan perpindahan gigi saat 8
machine bergerak (untuk menghindari perubahan kecepatan gerak saat perpindahan gigi).
Gambar 2.1.4Collar Shift Transmission
Synchromesh transmission juga memiliki gear yang bertautan secara tetap (constant mesh). Kecepatan putar pasangan gear di samakan sebelum mereka dihubungkan untuk mengurangi suara berisik. 2.1.2Power Shift Transmission
Gambar 2.1.5Power Shift Transmission
Power shift transmissionadalah transmisiyang menggunakan clutchyang diaktifkan secara hidrolis untuk mengatur aliran tenaga dimana proses perpindahan giginya berlangsung tanpa harus memutuskan hubungan antara enginedengan transmission.Keuntungan utama power shift transmissionadalah responnya yang cepat pada saat perpindahan gigi. Transmissiondapat berpindah gigi walaupun pada saat beban berat tanpa kehilangan produktifitas. 9
Ada dua jenis power shift transmission gear trainyaitu : 1) Planetary Transmission Planetary transmissionmenggunakan planetary gearuntuk meneruskan tenaga dan mengubah kecepatan dan arah gerak. Hydraulic clutchmengatur putaran komponen planetary gearyang memungkinkanplanetary gearbekerja sebagai penghubung langsung, penurun kecepatan putar dan pembalik arah putar.
Gambar 2.1.6Planetary Transmission
Pada planetary gear set, beban disebarkan pada beberapa gearsehingga dapat menurunkan beban pada setiap gear tooth.Planetary sistem juga menyebarkan beban secara merata pada sekeliling sistem sehingga dapat mengurangi sideway stress(tegangan samping) pada shaft. Pada pl anetary transmissionterdiri dari beberapa planetary gear setdan clutch packyang ditempatkan pada masing-masing housing-nya. Gigi bagian dalam discbertautan dengan gigi luar ring gear. Notch(takik) pada bagian luar plateberhubungan dengan pin pada clutch housing. Pin berfungsi sebagai penahan agar platetidak berputar. Untuk dapat menghasilkan outputdari planetary gearada dua syarat yang harus dipenuhi yaitu : 1) Ada komponen input 2) Ada komponen yang ditahan Berikut ini beberapa contoh kombinasi planetary gear set : 1) Bila input-nyaadalah sun geardan komponen yang ditahan adalah carrier, maka output-nyaadalah ring geardengan arah putaran berlawanan dengan arah putaran input.
10
2) Bila input-nyaadalah sun geardan komponen yang ditahan adalah ring gear, maka output-nyaadalah carrierdengan arah putaran searah dengan putaran input. 3) Bila input-nyaadalah carrierdan yang ditahan adalah ring gearmaka output-nyaadalah sun geardengan arah putaran searah dengan putaran input. Pada gambar planetary transmissiondibawah terdapat 6 buah clutchyang terdiri dari 5 buah planetary gear set(#1, #2, #3, #4 dan #6) dan satu buah rotating clutch (#5).
Gambar2.1.7Aliran tenaga pada planetary transmission
Keenam buah clutchtersebut adalah : 1) Clutch#1 untuk reverse(gigi mundur) 2) Clutch#2 untuk forward(gigi maju) 3) Clutch#3 untuk 4th speed(kecepatan empat) 4) Clutch#4 untuk 3rd speed(kecepatan tiga) 5) Clutch#5 untuk 2nd speed(kecepatan dua) 6) Clutch#6 untuk 1st speed(kecepatan satu) Clutch#1 dan #2 disebut sebagai directional clutch. Sedangkan clutch#3, #4, #5 dan #6 disebut sebagai speed clutch.Untuk dapat meneruskan tenaga, maka pada transmissionharus ada dua clutchyang engage, yaitu satu speed clutchdan satu directional clutch. Karenanya, pada machineyang menggunakan planetary transmissiondiatas akan memiliki 4 tingkat kecepatan maju dan 4 tingkat kecepatan mundur, dengan kombinasi clutch engagedapat dilihat pada tabel dihalaman berikut : 11
Tabel 2.1 Kombinasi Clutch
Aliran Tenaga Pada Planetary Power Shift Pada gambar diatas clutchyang engageadalah clutch#2 dan #5.Tenaga dari enginediteruskan melalui input shaft, dimana pada input shafttersebut terdapat sun gearuntuk planetary gear set#1 dan #2. Pada planetary gear set#2, ring gearditahan. Input-nyaadalah sun gearsehingga tenaga keluar melalui carrierpada planetary gear set#2.Carrierpada planetary gear set#2 terhubung dengan planetary gear set#3 dan #4. Karena sun gearpada planetary gear set#4 masih tertahan oleh output shaftmaka tenaga mengalir menuju ring gear. Ring gearberhubungan dengan rotating housing#5. Karena clutch#5 juga engage, maka antara rotating housingdengan sun gearmenjadi berhubungan. Sun geardi-splinedengan output shaft, karenanya output shaft-punakan berputar. 2) Countershaft Transmission Countershaft transmissionmenggunakan clutchuntuk memindahkan tenaga melalui gear. Transmissionjenis ini menggunakan constant mesh spur geartetapi tidak memiliki sliding collar.Kecepatan dan arah gerak machinedidapatkan dengan cara meng-engage-kan secara hidrolis berbagai clutch pack. Keuntungan transmisijenis ini adalah komponennya lebih sedikit dan lebih ringan. Gambar
diatas
memperlihatkan
komponen-komponen
pada
countershaft
transmissionsaat posisi neutral. Terdapat tiga buah shaft clutchyang utama. 1) Low forward/high forwarddan reverse/second shaftberhubungan secara tetap dan digerakkan oleh input shaft. 2) Reverse/second shaftberhubungan dan menggerakkan third/first shaft. Low 12
forward/high forward shafttidak berhubungan dengan third/first shaft. 3) Third / first shaftberhubungan dengan dan menggerakkan output shaft, yang akan menggerakkan drive axle depan dan belakang. Saat transmisi pada posisi netral, tidak ada satupun clutch yang engage.
Gambar 2.1.8 Countershaft Transmission
Torsi dari engine disalurkan melalui torque converter output shaft menuju transmisi. Karena reverse clutchdan forward clutchtidak ada yang engagemaka tidak ada torsi yang disalurkan dari input shaft menuju output shaft.Dari kedua jenispower shift
transmission
gear
traintadi
memanfaatkan
hydraulic
clutch
untuk
menghubungkan dan memutuskan tenaga. Seperti terlihat pada gambar dibawah ini yaitu contoh sebuah hydraulic clutch dan komponen utamanya. 2.1.3 Hydrostatic Drive System Hydrostatic drive system adalah suatu sistem hidrolik rangkaian tertutup (closed loop hydraulicSystem) yang menyediakan variasi kecepatan machine yang tidak terbatas.Hydrostatic drive system terdiri dari pompa, motor, control valve, reservoir
tank
dan
saluran
yangmenghubungkan
komponen-komponen
tersebut.Perbedaan utama antara hydraulic drive system dengan hydrostatic drivesystem adalah : - Pada hydrostatic drive system, arah aliran oli dari pompa menentukan arah gerak machine(maju/mundur)
13
- Pada hydrostatic drive, oli dari motor mengalir menuju pompa (closed loop) sementara padahydraulic drive kembali menuju tangki melalui control valve. Hydrostatic drive system mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga hidrolis dan merubahkembali tenaga hidrolis menjadi tenaga mekanis menggunakan sistem hidrolik rangkaian tertutup.Oli hidrolik mengalir dari pompa menuju motor dan kembali menuju pompa. Control valvemengarahkan kerja pompa dan aliran oli. Kelebihan oli yang tidak digunakan oleh sistem mengalirmelalui oil cooler dan kembali ke tangki.
Gambar 2.1.9Hydraulic Clucth
Hydraulic clutchterdiri dari clutch pack (disc danplate)danclutch piston. Clutchakanengageapabila oli bertekanan mendorong clutch pistonmelawan discdan plate.
Saat
discdan
plateterdorong
bersama-sama,
gesekan
yang
timbul
akanmemungkinkan tenaga mengalir melewati clutchini. Discterhubung dengan ring geardan plateterhubung dengan clutch housing. Power shift transmissionmenggunakan oli bertekanan untuk meng-engagekan clutch.Saat operator memilih gigi tertentu, oli akan meng-engage-kan clutchyang akan mengalirkan tenaga ke gearyang dipilih. Setiap kombinasi clutchmenghasilkan perbandingan gearyang berbeda sehingga menghasilkan kecepatan yang berbeda pula.Saat
clutchengagetidak
lagi
diperlukan,
oli
berhenti
mengalir
dan
clutchrelease(bebas). Gaya springakan menggerakkan clutch pistonmenjauhi discdan platesehingga keduanya menjadi bebas bergerak. Aliran tenagapun akan terhenti. 2.2Power Train Hydraulic System 14
Power train hydraulic systemmenyuplai dan mengatur oli menuju hydraulic clutchdan melumasi serta mendinginkan komponen-komponen transmisi. Pada power train hydraulic systemterdapat transmission control valveuntuk mengatur proses engage-nyaclutch. Jenis-jenis dari transmission control valveini antara lain adalah Manual transmission control valve, Electronic clutch selection transmission control valve (ECS), Individual clutch modulation (ICM), Electronic clutch pressure control (ECPC).Caterpillar D7H ini menggunakan jenis manual transmission control valve.
Gambar 2.2.1Power Train Hydraulic System
2.2.1 Manual Transmission Control Valve Pada manual transmission control valveterdapat 5 komponen utama yaitu : 1) Speed selector spool, berfungsi untuk mengarahkan aliran oli menuju speed clutch (P1). 2) Modulation relief valvedan load pistonberfungsi menaikkan tekanan oli secara bertahap dan membatasi tekanan maksimumnya. 3) Torque converter inlet ratio valveberfungsi membatasi tekanan maksimum oli yang akan memasuki torque converter. 4) Differential valveberfungsi untuk membedakan tekanan oli antara speed clutch dandirectional clutch. 5) Directional selector spoolberfungsi mengatur arah aliran oli menuju 15
directional clutch (P2).
Gambar 2.2.2 Transmission Control Valve
Speed dandirectional selector spooldihubungkan dengan transmission control leveryang berada pada ruangan operator menggunakan kabel atau tuas. Posisi kedua selector spoolini akan menentukan clutchmana yang terhubung dengan saluran suplai oli dari pompa dan juga clutchmana yang akan terhubung dengan tangki.Pada saat transmission pada posisi neutral maka clutch #3 akan engage. Oli dari pompa mengalir menuju modulating relief valve dan directional selector spool. Pada modulating relief valve oli masuk ke orifice sebelah kanan mengisi ruangan disebelah kanan ball check, kemudian mengalir menuju torque converter. Oli juga masuk melalui orifice sebelah kiri pada modulating relief valve mengisi slug chamber. Oli yang menuju directional selector spool kemudian mengalir ke dua arah yaitu : 1) Menuju inlet ratio valve dan mengisi slug chamber pada inlet ratio valve, menyebabkan inlet ratio valve bergerak ke kiri menutup saluran buangan oli. Selain menuju inlet ratio valve, oli juga mengalir menuju dan mengisi ruangan sebelah kiri differential valve serta mengalir juga menuju bagian belakang load piston melewati screened orifice. Pada transmission control valve diatas, pada saat neutral oli tidak akan dapat mengisi directional clutch karena tekanan oli tidak akan mampu mendorong differential valve lebih jauh karena begitu differential valve bergeser sedikit saja 16
ke kanan maka saluran ke drain akan terbuka (mengalir keatas melalui speed selector spool) 2) Oli juga mengalir melewati directional selector spool menuju dan melewati speed selector spool dan kemudian mengisi clutch #3.
Gambar 2.2.3 Transmission Control Valve Neutral Position
Setelah clutch terisi oli maka tekanannya akan naik. Kenaikkan tekanan oli juga terjadi pada slug chamber pada modulating relief valve yang akan mendorong modulating relief valve ke kanan melawan gaya spring.Oli dari pompa kemudian mengalir ke torque converter. Pada saat yang bersamaan, tekanan oli pada clutch akan berbeda dengan tekanan oli dibelakang load piston. Ini dikarenakan ada nya screened orifice. Pada saat tekanan oli dibelakang load piston meningkat, load piston akan bergerak ke kiri mendorong spring dan modulating relief valve sehingga saluran dari pompa menuju torque converter menutup. Karena saluran menuju torque converter menutup maka tekanan pada clutch akan naik lagi dan modulating relief valve akan bergerak ke kanan membuka saluran menuju torque converter. Sementara itu load piston tidak dapat bergerak ke kanan karena dibelakangnya terdapat oli. Karenanya, spring akan tertekan yang menyebabkan tekanan spring-nyamenjadi naik. Tekanan oli pada load piston, beberapa saat kemudian, akan naik lagi dan akan menggerakkan load piston, spring dan modulating relief valve ke kiri, menutup
17
saluran menuju torque converter. Proses ini terjadi berulang-ulang, tekanan oli akan naik secara perlahan sampai tekanan pada clutch mencapai tekanan maksimumnya. Disebut dengan istilah “modulasi” yaitu proses menaikkan tekanan pada clutch secara bertahap.Tekanan maksimum dibatasi oleh orifice D, dimana pada saat load piston mencapai orifice ini tekanan oli tidak akan dapat naik lagi karena olinya terbuang ke drain. 2.2.1.1 Torque Converter Inlet Ratio Valve Cara kerja inlet ratio valve adalah menggunakan perbandingan antara tekanan oli dari pompa dan luas penampang bagian dalam valve dengan tekanan oli yang menuju torque converter dan luas penampang kiri bagian luar valve. 2.2.1.2Modulating Valve Terdapat beberapa jenis modulating valve, diantaranya adalah modulating relief valve dan modulating reducing valve. 2.2.1.3Differential Valve Differential valve memiliki fungsi : 1) Membedakan tekanan oli P1 (speed clutch pressure) dengan P2 (directional clutch pressure) sebesar 55 psi 2) Menahan aliran oli menuju P2 pada saat transmission di posisi neutral 3) Membuang oli dari belakang load piston (ruangan sebelah kanan load piston) pada saat perpindahan gigi 4) Sebagai pengaman apabila engine dihidupkan dan posisi transmission tidak dalam posisi neutral, maka machine tetap tidak akan dapat bergerak. 2.2.1.4Initial/Primary Pressure Initial atau primary pressure adalah tekanan oli pada saat proses modulasi dimulai. Pada saat itu, clutch sudah terisi oli akan tetapi load piston belum bergerak mendorong spring dan modulation valve. Bila nilai initial pressure berubah (lebih rendah atau lebih tinggi dibandingkan spesisikasinya) maka maximum pressure juga akan ikut berubah.Bila maximum pressure berubah, maka yang harus distel adalah initial pressure-
18
nya,bukan maximum pressure-nya.Penyetelan dilakukan dengan cara menambah atau mengurangi shim yang terdapat pada load piston. 2.2.1.5Screened Orifice Orifice ini berfungsi sebagai pengatur jumlah aliran oli menuju bagian belakang load piston. Sehingga pada saat yang bersamaan, tekanan oli pada clutch dan pada modulation valve akan berbeda dengan tekanan oli dibelakang load piston. Hal ini mengakibatkan terjadinya proses modulasi. Speed selector spool bergeser ke kanan membuka saluran oli dari clutch #3 menuju drain dan juga membuka saluran oli dari pompa menuju clutch #5.Gerakkan speed selector spool juga mengakibatkan tertutupnya saluran oli dari sebelah kiri differential valve menuju drain sehingga differential valve dapat bergerak penuh ke kanan. Saat tekanan oli di ruangan sebelah kiri differential valve tersebut melebihi tekanan spring pada differential valve (nilainya biasanya sebesar 55 psi), maka differential valve akan bergerak ke kanan sehingga oli dapat mengalir menuju directional clutch. Maka, kini clutch #2 dan #5 terisi oli sehingga transmission bergerak pada kecepatan 1 maju.Gambar dibawah menunjukkan transmission control valve padaposisi 1st forward speed (maju kecepatan satu).
Gambar 2.2.4 Transmission control valve first speed forward position
19
Gambar 2.2.5 Transmisison Control Valve D8R
Gambar diatas menunjukkan varian lain dari transmission control valve yang digunakan pada Track Type Tractor D8R.Pada transmission control valve diatas posisi neutral terdapat pada directional selector spool, bukan pada speed selector spool seperti pada pembahasan sebelumnya.Cara kerja masing-masing komponennya adalah sama dengan transmission control valve jenis sebelumnya. 2.2.1.6Neutralizer Valve
Gambar 2.2.6Neutralizer Valve
Transmission control valve diatas adalah versi yang biasanya digunakan pada
20
Wheel Loader. Pada control valve ini dilengkapi dengan neutralizer valve yang berfungsi untuk mengeluarkan oli dari ruangan disebelah kiri differential valve. Pada saat neutralizer valve mendapatkan sinyal oli, spool pada neutralizer valve akan bergerak kebawah sehingga membuka saluran oli dari ruangan sebelah kiri differential valve menuju tangki. Akibatnya, differential valve bergerak ke kiri dan mengeluarkan oli dari directional clutch ke drain melewati ujung kanan differential valve. Karena oli dari directional clutch di buang maka hanya speed clutch saja yang engage sehingga transmission menjadi neutral walaupun transmission control lever berada pada posisi gigi tertentu. Neutralizer diaktifkan dengan cara menginjak pedal sebelah kiri pada ruang operator. Saat pedal diinjak, oli mengalir menuju neutralizer valve dan mendorong spool pada neutralizer valve kebawah. 2.2.2 Electronic Transmisson Control Valve
Gambar 2.2.7Electronic Transmission Control Valve
21
Transmission control valve jenis ini memiliki struktur komponen yang sama dengan yang terdapat pada manual transmission control valve. Perbedaanya terletak pada cara menggerakkan speed selector spool dan directional selector spoolnya.Penggerakkan selector spool dilakukan dengan cara mengalirkan oli ke salah satu dari kedua ujung selector spool. Aliran oli ini diatur oleh on/off solenoid. On/off solenoid dikirim arus oleh transmission electronic control module (ECM). Pengaturan solenoid mana yang akan dikirim arus dilakukan oleh ECM setelah ECM menerima input dari berbagai komponen input elektronik. Pada gambar diatas terdapat lima buah on/off solenoid yaitu : Solenoid #1 untuk mengaktifkan directional clutch #1 Solenoid #2 untuk mengaktifkan directional clutch #2 Solenoid #3 untuk mengaktifkan speed clutch #3 Solenoid #4 untuk mengaktifkan speed clutch #4 Solenoid #5 untuk mengaktifkan speed clutch #5 Komponeninput akan mengirimkan sinyal ke ECM (Electronic Control Module). Pada ECM data-data ini diolah untuk menentukan komponen output mana yang akan dikirimi arus oleh ECM. Sebagai contoh, bila operator menginginkan first speed forward dengan menggerakkan STIC (Steering and Transmission Integrated Control) maka STIC akan mengirimkan sinyal ke ECM mengenai posisi transmission yang diminta operator. ECM kemudian, berdasarkan informasi dari STIC, mengirimkan arus ke solenoid #2 dan solenoid #5. 2.2.3 Individual Clucth Modulation (ICM) Individual clutch modulation control valve digunakan pada semua OHT (kecuali 797), Articulated Truck, Wheel Tractor Scraper dan Challenger. ICM transmission hydraulic control unit terdiri dari beberapa valve, yaitu : 1) Downshift solenoid (untuk perpindahan gigi secara elektronis) 2) Upshift solenoid (untuk perpindahan gigi secara elektronis) 3) Rotary actuator 4) Selector valve group 5) Pressure control group
22
Yang membedakan transmission control valve jenis ini dengan jenis lainnya adalah tekanan pada setiap clutch dimodulasi secara individual (maka disebut Individual Clutch Modulation / ICM), untuk menghaluskan proses perpindahan gigi saat beban tinggi.
Gambar 2.2.8 Transmission ICM Hydraulic System
Masing-masing individual control valve tersebut (selanjutnya disebut dengan istilah valve station) ditandai dengan huruf A sampai H ( valve station A, valve station B dan seterusnya). Setiap valve station memiliki setting nilai tekanan oli yang berbeda, sehingga antara tekanan oli clutch satu dengan lainnya akan berbeda pula. Valve station-valve station ini terletak pada pressure control group. Untuk proses perpindahan gigi digunakan tiga buah solenoid yaitu upshift solenoid, downshift solenoid dan lockup solenoid yang akan diatur oleh transmission ECM. Transmission ECM akan memantau berbagai faktor untuk menentukan kapan perpindahan gigi dapat dilakukan. Pada saat shift solenoid dialiri arus, oli pompa akan mengalir menuju rotary actuator. Rotor pada bagian tengah rotary actuator terhubung secara mekanis dengan rotary selector spool yang terdapat pada selector valve group. Posisi rotary selector spool akan menentukan valve station mana pada pressure control group yang akan dialiri oli dari pompa dan valve station mana yang olinya akan dibuang. Setiap valve station akan memodulasi tekanan untuk masing-masing clutch. 23
Gambar 2.2.9Off Highway Truck(OHT) Valve Station
Pada setiap valve station terdapat modulation reduction valve, load piston, selector piston, decay orifice, load piston orifice, slug dan ball check valve.Cara kerjanya pun sama, karenanya akan dibahas disini hanya satu buah valve station saja. Pada saat perpindahan gigi dimulai, pilot oil passage menerima aliran oli dari rotary selector spool.Hal ini akan menyebabkan selector piston dan load piston bergerak melawan gaya spring dan modulation reduction valve pun terdorong ke kiri. Gerakan modulation reduction valve ke kiri akan membuka saluran oli dari pompa menuju clutch dan menutup saluran dari clutch menuju drain.Oli juga akan mengisi ruangan antara selector piston dan load piston. Setelah clutch terisi penuh dengan oli, tekanan oli pada clutch akan naik dan menyebabkan load piston bergerak melawan gaya spring. Oli juga akan masuk melewati orifice pada modulation reduction valve, membuka ball check menuju slug chamber disebelah kiri modulation reduction valve. Tekanan oli pada slug chamber bekerja melawan tekanan dari load piston. Tekanan oli akan naik sampai load piston tidak lagi dapat bergerak ke kiri (menyentuh stopper). Pada saat tersebut maka tekanan pada clutch telah mencapai maksimum. Ada dua faktor yang mengatur berapa lama waktu yang diperlukan tekanan oli pada clutch untuk mencapai maksimum yaitu ukuran load piston orifice dan gaya spring. Perhatikan kode warna pada saat membongkar pressure control valve. Gaya spring dapat distel dengan cara menambah atau mengurangi shim pada 24
load piston. Pada saat clutch penuh oleh oli, modulation reduction valve akan bergerak ke kanan dan ke kiri untuk mempertahankan tekanan pada clutch agar konstan. Saat terjadi lagi perpindahan gigi maka posisi rotary selector spool akan menyebabkan pilot oil di-drain. Spring akan menggerakkan selector piston ke kanan. Saluran antara load piston dan selector piston akan terbuka ke drain. Spring juga akan mendorong load piston ke kanan. Decay orifice terletak pada saluran menuju drain untuk mengatur berapa lama waktu yang diperlukan untuk men-drain oli. Orifice ini juga diberi kode warna. Hanya clutch untuk reverse saja yang tidak memiliki decay orifice. 2.2.4 Electronic Clutch Pressure Control (ECPC)
Gambar 2.2.10OHT 797B Transmission Clutch Engagement
ECPC digunakan pada beberapa Track Type Tractor, Wheel Loader dan Off Highay Truck 797. Pada sistem ini, pengaturan modulasi pada clutch diatur oleh transmission ECM dengan cara mengatur besar kecilnya arus yang dikirimkan ke proportional solenoid pada transmission clutch. Transmission ECM memilih transmission clutch mana yang harus engage dan memodulasi tekanan pada clutch secara elektronis menggunakan proportional solenoid.Proportional solenoid valve akan mengatur modulasi tekanan clutch. Setiap transmission clutch pada planetary group memiliki solenoid valve masing-masing. 25
Gambar diatas adalah skema ECPC yang digunakan pada OffHighway Truck 797B. Untuk mengatur kehalusan proses engagement pada transmission clutch, ECM menggunakan beberapa input antara lain dari transmission speed, engine speed dan power train oil temperature. Transmission clutch engage secara hidrolis dan di-release oleh tekanan spring. Transmission modulating valve solenoid di aliri arus oleh ECM untuk dapat mengirimkan oli ke clutch. Ketika solenoid di aliri arus, rod akan bergerak ke kanan mendorong ball mendekati orifice. Ball akan mulai menghambat aliran oli menuju drain.
Gambar 2.2.11Transmission Modulating Valve & Proportional Solenoid
Tekanan oli di ujung kiri spool akan naik dan mendorong spool ke kanan sehingga aliran oli dari pompa terbuka ke clutch. Bila arus menuju solenoid diputus, spool akan bergeser ke kiri akibat adanya tekanan dari spring ditambah tekanan oli dari pompa. Kondisi ini akan mengurangi tekanan oli menuju clutch. 2.3 Cat D6H Transmission Power Shift Component and System Operation Power daridiesel enginedikirim melaluitorque divider, main drive shaft, planetary transmission, transfer danbevel gears, steering clutchesdan brakes, final
drives
dan
terakhirtracks.Diesel
enginemengirim
tenaga
melaluiflywheellmenuju torque divider. Torque dividermengirim tenaga kemain drive shaftmemanfaatkanplanetary gear system dan torqueconverter. Power melalui main drive shaft menuju ke transmission. Transmission memiliki 3 kecepatan untuk maju dan mundur yang dikontrol secara manual oleh 26
operator. Pada saat control lever untuk transmisi digerakan ke posisi speed dan direction, power dari transmisi akan diteruskan menujutransferdanbevel gears.Transfer dan bevel gearsmemutar dua axle shaftsyang akan meneruskan tenaga menuju ke steering clutchesdanbrakes.
Gambar 2.3.1 Power Train Component
Steering
clutchdigunakan
untuk
memutar
tractordanbrakesakan
menghentikan tractorserta akan memberikan bantuan saat prosesberbelokpada steering clutch. Power yang melaluisteering clutchesdanbrakesdigunakan untuk memutar duaouter axle shaftsyang akan memutarfinal drives. Final drivesmemberikan doublereduction dengan memanfaatkanplanetary gearsdan power akan dikirimmenuju ke tracksyang akan menggerakan mesin itu sendiri. Transmisi ini terpasang pada case bagian belakang machine. Power dari torque divider dikirim menuju input shaftmelaluidrive shaft. Power mengalir pada transmisi, melewatioutput shaft, dan diteruskan ketransfer gears. ClutchNo. 1 danNo. 2, yang ada di bagian belakang adalahdirection clutch. Clutch No. 1 adalah reverse clutch. Clutch No. 2 adalahforward clutch.Clutch No. 3, No. 4 danNo. 5 adalah speed clutch. Clutch No. 3 untuk third speed. Clutch No. 4 untuksecond speeddanClutch No. 5 untuk first speed. Dan hanya Clutch No. 5 yang dapat berubah. 27
Gambar 2.3.2CAT D6HTransmission Components
Transmisi pada mesin model ini menggunakan limahydraulically activated clutchesyang akan menghasilkan kombinasi tigaspeeds forwarddantiga speeds reverse yang dikontrol secara manual oleh operator. Tabel2.2Dozer CAT D6HClutch Engagement
Agar transmisi dapat mengalirkan tenaga makaspeed clutchdandirection clutchharus pada posisi engagedbersama. Pada tabel diatas menunjukan kombinasi dari clutch engageduntuk posisiforwarddanreverse speed. 28
2.3.1 Neutral Position
6
Gambar 2.3.3KomponenNeutral Position
Pada saat transmisi pada posisi neutral, clutch No. 3 berada pada posisi engaged. Clutch No. 3 menahan ring gear untuk diam. Ring gear terhubung dengan carrier No. 2 dan No. 3. Karena hanya ada satu clutch, yaitu clutch No. 3, yang engaged, input shaft berputar tetapi output shaft akan tetap diam. 2.3.2 First Speed Forward
Gambar 2.3.4KomponenFirst Speed Forward
29
Tabel2.3 Langkah dan Kombinasi Planetarry Gear First Speed Forward
No
Input
Ditahan
Output
Speed
Torque
Direction
1
Sun gear
Ring gear
Carrier
Reduksi maksimum
Meningkat
Sama dengan input
2
Carrier
̶
Sun gear
Reduksi maksimum
Meningkat
Sama dengan input
3
Carrier
̶
Sun gear
Reduksi maksimum
Meningkat
Sama dengan input
4
Sun gear
Ring gear
Carrier/Hub
Reduksi maksimum
Meningkat
Sama dengan input
Dan hasilnya, torsi untuk outputshaft ini terbagi melewati sun gear No. 3 , sun gear No. 4 , dan hub. Dari output shaft, power menuju transfer dan bevel gears dan diteruskan ke steering clutches dan brakes. Bila tidak ada anggota yang ditahan atau terkunci bersama, keluaran tidak terjadi. Hasilnya adalah kondisi netral.
2.3.2 Second Speed Forward Tabel2.4 Langkah dan Kombinasi Planetarry Gear Second Speed Forward
No
Input
Ditahan
Output
Speed
Torque
Direction
Ring gear
Carrier
Reduksi maksimum
Meningkat
Sama dengan input
1
Sun gear
2
Carrier
̶
Sun gear
Reduksi maksimum
Meningkat
Sama dengan input
3
Carrier
Ring gear
Sun gear
Kenaikan maksimum
Reduksi
Sama dengan input
Sehingga hasilnya adalah, torsi untuk output shaft terbagi untuk melewati sun gear No. 3 dan sun gear No. 4 . Dari output shaft, power akan diteruskan menuju ke transfer dan bevel gears untuk diteruskan ke steering clutches dan brakes. Bila tidak ada anggota yang ditahan atau terkunci bersama, keluaran tidak terjadi. Hasilnya adalah kondisi netral.
30
2.3.3 Third Speed Forward Tabel2.5 Langkah dan Kombinasi Planetarry Gear Third Speed Forward
No
Input
Ditahan
Output
Speed
Torque
Direction
1
Sun gear
Ring gear
Carrier
Reduksi maksimum
Meningkat
Sama dengan input
2
Carrier
Ring gear
Sun gear
Kenaikan maksimum
Reduksi
Sama dengan input
Sehingga hasilnya adalah, torsi untuk output shaft hanya terbagi untuk melewati sun gear No. 3 saja Dari output shaft, power akan diteruskan menuju ke transfer dan bevel gears untuk diteruskan ke steering clutches dan brakes. Bila tidak ada anggota yang ditahan atau terkunci bersama, keluaran tidak terjadi. Hasilnya adalah kondisi netral.
2.3.5 First Speed Reverse 10
2
Gambar 2.3.5KomponenFirst Speed Reverse Tabel2.6 Langkah dan Kombinasi Planetarry Gear First Speed Reverse
No
Input
1
Sun gear
2
Carrier
Ditahan
Output
Speed
Torque
Direction
Ring gear Carrier
Coupling
Reduksi maksimum
Meningkat
Sama dengan input
̶
Sun gear
Reduksi maksimum
Meningkat
Sama dengan input 31
3
Carrier
4
Sun gear
̶
Sun gear
Reduksi maksimum
Meningkat
Sama dengan input
Carrier
Ring gear/ Hub
Reduksi maksimum
Meningkat
Sama dengan input
Sehingga hasilnya, torsi untuk output shaft akan terbagi melewati sun gear No. 3, sun gear No. 4, dan hub. Dari output shaft, power menuju ke transfer dan bevel gears untuk selanjutnya diteruskan ke steering clutches dan brakes. Bila dua anggota ditahan bersama, kecepatan dan arah sama dengan input. Langsung 1:1 pergerakan terjadi. Namun karena ada coupling sehingga putaran akan berlawanan dengan arah input.
2.3.6 Second Speed Reverse Tabel2.7 Langkah dan Kombinasi Planetarry Gear Second Speed Reverse
No
Input
Ditahan
Output
Speed
Torque
Direction
Ring gear Carrier
Coupling
Reduksi maksimum
Meningkat
Sama dengan input
1
Sun gear
2
Carrier
̶
Sun gear
Reduksi maksimum
Meningkat
Sama dengan input
3
Carrier
Ring gear
Sun gear
Kenaikan maksimum
Reduksi
Sama dengan input
Sehingga hasilnya, torsi untuk output shaft akan terbagi melewati sun gear No. 3 dan sun gear No. 4. Dari output shaft, power menuju ke transfer dan bevel gears untuk selanjutnya diteruskan ke steering clutches dan brakes. Bila dua anggota ditahan bersama, kecepatan dan arah sama dengan input. Langsung 1:1 pergerakan terjadi. Namun karena ada coupling sehingga putaran akan berlawanan dengan arah input.
2.3.7 Third Speed Reverse Tabel2.8 Langkah dan Kombinasi Planetarry Gear Third Speed Reverse
No
Input
Ditahan
Output
Speed
Torque
Direction
1
Sun gear
Ring gear Carrier
Coupling
̶
̶
Sama dengan input
2
Carrier
Ring gear
Sun gear
Kenaikan maksimum
Reduksi
Sama dengan input
32
Sehingga hasilnya adalah, torsi untuk output shaft hanya terbagi untuk melewati sun gear No. 3 saja Dari output shaft, power akan diteruskan menuju ke transfer dan bevel gears untuk diteruskan ke steering clutches dan brakes. Bila dua anggota ditahan bersama, kecepatan dan arah sama dengan input. Langsung 1:1 pergerakan terjadi. Namun karena ada coupling sehingga putaran akan berlawanan dengan arah input.
2.4 Caterpillar Transmission Maintenance Management Dibawah ini adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan kepada dealer ataupun Caterpillar mengenai problem yang terjadi pada transmisi Caterpillar. 1) Apa saja yang menjadi indikasi kalau transmisi itu sedang mengalami suatu permasalahan? Overheating,
slippage,
ataujerky
shiftingdapat
mengindikasikan
transmisi ini sedang terjadi kerusakan.Segera hubungi dealer resmi terdekat agar segera dilakukan inspeksi danSchedule Oil Sample fluid analysis. 2) Apa yang menjadi penyebab dan paling mungkin menyebabkan kegagalan transmisi dan atau mengurangi power output atau performa dari transmisi? Low oil pressuredapat meyebabkan clutch slippage. Periksa filter transmisi dan level oli transmisi. Jika memang bermasalah maka harus diganti.Pressureyang tidak sesuai dapat menyebabkan kegagalan transmisi atau berkurangnya power output transmisi atau performanya. Transmisi ini dirancang untuk mampu bekerja pada pressure 200 lbs. Periksa semua tekanan untuk memastikan pada level yang benar.Kontaminasi dari kegagalan komponen lain bisa menyebabkan tersumbatnya filter oli. Periksa semua komponen dari kontaminasi. 3) Apakah dianjurkan untuk menambah additives ke dalam oli transmisi? Caterpillar tidak merekomendasikanadditives karena itu sudah menjadi satu dengan lubricant Caterpillar. 4) Apa saja perubahan teknologi utama dalam desain transmisi dalam beberapa tahun terakhir dan bagaimana dampaknya terhadap pemeliharaan dan pemeliharaan transmisi? Harapannya adalah agar daya tahan dan umur mesin akan meningkat atau bertambah, Caterpillar engineerstelah menanggapi dengan membuat 33
banyak perubahan pada mechanical dan electricaluntuk meningkatakan kinerja atau produktifitasnya dan umur panjang dari produk Caterpillar. Namun, perubahan ini membutuhkan toleransi yang lebih kecil dan tekanan yang meningkat pada mesin yang akan membuat perawatan dan pemeliharaan transmisi itu menjadi penting. Karena perubahan mekanik dan elektrik ini terus berlanjut, mereka sering memerlukan pengujian dan perbaikan khusus yang hanya dapat dilakukan oleh dealer Caterpillar lokal secara akurat. 5) Bila sebuah perusahaan dengan populasi unit yang beragam hanya menggunakan satu atau dua minyak pelumas saja, bagaimana efeknya? Menggunakan oli pelumas yang tidak benar akan menyebabkan tekanan sitem yang tidak tepat, keausan atau slip. Hal ini juga memungkinkan aditif minyak pelumas yang terkandung mungkin tidak kompatibel atau cocok dengan semua bahan yang digunakan dalam berbagai komponen. 6) Apakah aplikasi dari berbagai jenis peralatan, memakai transmisi pada waktu yang berbeda-beda? Misalnya, bagaimana penggunaan transmisi pada operasi beban penuh dan operasi biasa tanpa beban? Transmisi akan memiliki tingkat keausan dengan perbedaan interval pemakaian atau peng-aplikasiannya. Jika ini digunakan secara konstan memindahkan
dari
gear
makaclutchesdangearsakan
ke
gear
atau
mengalami
dari
forward
keausan
ke
reverse,
lebih
cepat.
Menggunakanhigh speedsecara terus-terusan pada single gearjuga akan menjadi awal terjadinyapremature wearpada gear itu. 7) Bisakah dengan cara memotong filter akan membantu men-diagnosa suatu masalah? Memotong dan membuka filter sangat penting untuk mengetahui sumber masalah. Dengan melihat serpihan dari metal yang ada didalam filter, kita dapat mengetahui kegagalannya. Dengan mengacu pada panduan pada saat perawatan berkala. 8) Apa yang terjadi dengan transmisi saat cairan terlalu panas? Aditif dari minyak pelumas transmisi akan memburuk dan kehilangan kemampuan mereka untuk mengendalikan keausan. Hasil sampel minyak
34
pelumas akan menunjukkan tingkat oksidasi tinggi dan peningkatan viskositas. Karena berbagai jenis aplikasi pekerjaan yang dilakukan, produk Caterpillar menggunakan beberapa jenis transmisi, termasuk planetary powershift, countershaft powershift, direct drive, danhydrostatic. Masing-masing dirancang untuk mengubah tenaga mesin menjadi kombinasi kecepatan, arah, dan torsi yang tepat yang diperlukan untuk aplikasi tertentu. Transmisi melakukan ini dengan berbagai cara hydraulic clutches atau hydrostatic/hydraulic drive. Transmisi bergantung pada engagement dari gear groupsuntuk melakukan transfer daya ke komponen mesin lainnya. Caterpillar mendesain semua bagian, termasuk gear groups, menjadi dalam tiga kategori pemakaian. Memahami bagian mana yang lebih cepat aus akan memudahkanuntuk memeriksa tanda-tanda keausan dan menjaga agar transmisi tetap berjalan lebih mulus dan lebih tahan lama.Misalnya, roda gigi dan poros, jika dipelihara dengan benar, dirancang untuk bertahan melalui beberapa transmisi yang akan di overhaul. Tapi komponen seperti material gesekan, seal, gasket dan bearing akan lebih cepat aus. Selalu periksa komponen ini dari keausan dan ganti yang tidak normal bila diperlukan. Untuk meningkatkan produktivitas dan mencegah downtime, penting untuk memastikan bahwa semua komponen drive train selalu diperiksa. Lihatlah kondisi komponen untuk memastikan kontaminasi tidak memasuki sistem dan untuk memeriksa apakah teknik operasi yang benar sudah diterapkan. Dibawah ini akan dijelaskan beberapa metode untuk transmission management maintenance. 2.4.1 Schedule Oil Sample Fluid Analysis Bertahun-tahun yang lalu, terlihat bahwa minyak pelumas yang digunakan untuk mencapai umur mesin yang maksimal tidak dapat menghasilkan transmisi yang memuaskan. Akibatnya, Caterpillar mengembangkan spesifikasi untuk oli transmisi seperti yang telah dilakukan dengan oli engine selama beberapa dekade. Caterpillar
mengembangkan
spesifikasi
darioli
transmisi
untuk
memaksimalkan kinerja dan daya tahan produk. Karena hanya engineer Caterpillar yang mengetahui tentang spesifikasi metalurgi yang dirancang dalam setiap bagian dan komponen, sehingga mereka juga yang dapat mengembangkan program analisis oli untuk mencapai tujuan ini. Saat memilih instrumen dan tes 35
laboratorium untuk analisis fluidaSchedule Oil Sample, engineer Caterpillar memulai dengan menanyakan informasi dari sampel oli bekas yang terbaik untuk mengidentifikasi kondisi transmisi. Survei menunjukkan manfaat utama bagi pengguna yang secara teratur menggunakan analisis cairan Schedule Oil Sample. Dengan perbandingan 10:1 secara umum ketika membandingkan jumlah yang diinvestasikam pada biaya perbaikan dengan jumlah yang diinvestasikan dalam analisis cairan Schedule Oil Sample. Angka ini mungkin konservatif bila mempertimbangkan penurunan pada downtime mesin, produktivitas yang lebih besar danpeningkatan harga jual mesin bekas. Pengujian analisis fluidaSchedule Oil Sample ini cepat dan mudah dilakukan di laboratorium dealer Caterpillar oleh teknisi terlatih yang menggunakan teknologi paling modern. Hasil laboratorium akan mengetahui yang terjadi di dalam transmisi dan bagaimana kaitannya dengan temuan sampel. Mereka juga menggunakan database dari informasi dan tabel keausan yang besar yang dikembangkan selama bertahun-tahun dalam pengujian dan evaluasi. Tabel keausan berikut menguraikan kegagalan transmisi dan indikator umum mereka menggunakan Schedule Oil Sample analisis fluida. 2.4.1.1 Schedule Oil Sample Transmission fluid analysis. 1) Friction Material • Si, Cu, Pb (friction materials) • Fe (separator plates) • ISO Code (larger particles) • Oxidations (caused by overheating the oil) • Incorrect fluid (difficult to identify) 2) Sticking Control Valves • ISO Code (larger particles) • Fe (debris) • Oxidation (caused by overheating the oil) 3) Bearing or Bushing Failure • Cu, Pb and/or Sn (bronze bushing or thrust washer) • Cr (rolling element bearing) 36
• Fe (rolling element bearing, shaft, iron housing) • ISO Code (larger particles) 4) Dirt Entry • Si & Al (dirt) • Fe (separator plates, gears) • Cu, Pb, Sn (bronze bushings or thrust washers) 2.4.1.2Indikator Material Jika jumlah silikat (Si) dan aluminium (Al) yang berlebihan ditemukan di oli transmisi, itu berarti oli terkontaminasi dengan kotoran(dirt).Bagian analisis fluidaSchedule Oil Sample akan menyarankan untuk segera menggantioli dan menggantinya pada interval yang lebih sering di kemudian harinya. Kadar tembaga tinggi (Cu), besi (Fe) dan timbal (Pb) dapat mengindikasikan keausan abnormal dariperunggufriction disc(jika dilengkapi) dan plate. Rekomendasinya termasuk menghentikan mesin dan memeriksa transmisi. Juga, akan disarankan untuk membuka dan memeriksa filter oli untuk memeriksa partikel yang lebih besar. 2.4.1.3 Schedule Oil Sample Fluid Analysis Tests Schedule Oil Sample fluid analysisterdiri dariempat standard test: 1) Component Wear Rate. Komponen apa yang mengalami aus dan masuk dalam rating apa? 2) Oil Contamination Kontamianan apa yang terlihat di dalam oli? 3) Oil Condition Apakah pengoperasian transmisi secara benar? Apakah kondisi oli sudah mengalami panas berlebih? 4) Oil Identification Apakah ada kebocoran dari coolant tau air yang masuk ke dalam oli? Apakah oli yang digunakan sudah tepat? 2.4.1.4 Keuntungan MenggunakanSchedule Oil Sample Fluid Analysis Hasil dari survey menunjukan bahwa keuntungan yang besar saat menggunakan Schedule Oil Sample fluid analysis ini yaitu: 37
1) Bagian yang sudah berpengalaman dapat memberikan analisa dan interpretasi dalam tren dan dapat meramalkan masalah keausan yang sedang terjadi. 2) Hasil dari pengetesan Schedule Oil Sample fluid analysisakan segera didapatkan 24 jam setelah sampel diterima di laboratorium. 3) Evaluasi diberikan dalam test report yang mudah dipahami, yang memerlukan tindakan spesifik dan / atau membuat rekomendasi yang diuraikan secara seksama. 4) Test reportsdapat mengidentifikasi bagian-bagian yang bermasalah seperti kesalahan saat perawatan atau operator yang mengoperasikan brake secara berlebihan. 5) MenggunakanSchedule Oil Sample fluid analysisakan menghemat waktu dan biaya karena kemungkinan terjadinya kerusakan yang besar dapat diidentifikasi sebelum masalah itu terjadi. 2.4.2 Preventive Maintenance Preventive Maintenanceyang dilakukan secara teratur adalah cara yang paling hemat biaya untuk menjaga agar operasi transmisi untuk tetap pada kinerja yang maksimal. Preventive Maintenance berfokus pada transmisi dan drive train oil, filter, analisis cairan Schedule Oil Sample dan kontaminasi kontrol. Keuntungan dari preventive maintenance: 1) Mampu untuk menjadwalkan downtime terjadi dan merencanakan biaya perawatan dan perbaikan. 2) Membantu
mencegah
kerusakan
yang
besar,
termasuk
kerusakankomponen terkait. 3) Hemat uang dengan mengatur dan mengendalikan lebih banyak perbaikan sebelum kegagalan terjadi. 4) Maksimalkan komponen yang bisa dipakai kembali. 5) Optimalkan umur peralatan untuk menjaga mesin tetap bekerja. 6) Meningkatkan harga jual kembali mesin.
38
2.4.2.1 Penggunakan Oli Oli
memiliki
tiga
fungsi
utama
yaitu:
cleaning,
coolingdanlubricatinguntuk transmisi. Saat ini transmisi sudah dilengkapidengan new metals, elastomersdanfriction materialsyang membutuhkan pelumas lebih lanjut. Diharuskan untuk menggunakan oli yang tepat dan juga menggantinya secara berkala untuk menjaganya pada performa yang maksimal. Cat Transmission/Drive Train Oil (TDTO)adalah formula spesial yang bertujuan untuk meningkatkan umur dan performa dari komponen drive train. Oli ini
akan
mengurangi
menyediakanmachine
transmission
rimpullyang
slippage,
lebih
besar
controls dan
brake
meningkatkan
chatter, umur
darifriction materiallebih dari 45%. Cat TDTOlebih unggul dibandingkan denganTO-4didalam spesifikasinya danmenjadi rekomendasi untuk semua mesin Caterpillar. Caterpillar juga menawarkan formulasi multi-musim TDTO yang disebut TDTO (TMS). Produk eksklusif Caterpillar ini adalah pelumas dari bahan sintetis yang mengurangi interval pergantian saat terjadi perubahan musim. Akibatnya dapat menggunakan oli ini untuk seumur hidup, jadi pembuangan minyak bekas dapat dikurangi dan downtime akan berkurang untuk perawatan. Cat TDTO (TMS)ditujukan untuk meningkatkan kinerja dari transmisi pada saat musim dingin untuk mesin yang menggunakan kontrol elektronik. TDTO (TMS)sangat direkomendasikan untuk iklim dengan suhu lingkungan yang beragam untuk menghindari pergantian oli yang tidak perlu. Untuk iklim dingin yang ekstrim, Caterpillar menawarkanCat TDTO Cold Weather™ oil. Oli ini terbuat dari campuran bahan sintetik dengan tujuan untuk menjaga performa yang prima dan melindungi transmisi, torque converters, final drives, hydraulics, dan atau wet brakespada temperature dibawah -40°F (-40°C). Formula spesial ini akan menciptakan performa gesekan yang optimal dan akan mengontrol transmission slippagesambil mengurangi atau menghilangkan clutch glazing. Beberapa model mesin Caterpillar digunakan untuk berbagai macam kerja atau multi fungsi traktor untuk transmisinya. Maka dari ituuntuk aplikasi ini Caterpillar menawarkanCat MTO oil. 39
2.4.2.2 Change Oil Properly Penggantian oli secara tepat dan sesuai dengan interval waktu yang ditetapkan akan menjadi hal yang sangat kritikal untuk menjadikan umur komponen lebih lama dan awet. Kondisi atau umur oli secara aktual ditentukan oleh banyak faktor seperti kondisi peng-operasian mesin dan peng-aplikasian atau juga daricontamination control. Langkah-langkah mengurangi kontaminasi: 1) Bersihkan dan cuci transmissiontank and drain sebelum membuka cap. 2) Drain oli segera dengan cepat pada saat oli sudah tercampur dan pada saat oli masih dalam keadaan hangat. 3) Gunakanfiltered transfer cartuntuk menambahkan oli baru. 4) Pasang dan lepas filter dengan hati-hati. 5) Jaga filter tetap terbungkus sampai saat akan dipasang. 6) Buka dan periksa filter yang lama sebelum memasang filter yang baru. 2.4.2.3 Filters Filter Cat dirancang khusus dengan beberapa faktor kunci seperti sediment capacity, collapsibility, burst strength, dan pressure fatigue. Dengan mengganti filter secara benar dan teratur dan dengan memilih filter yang tepat, maka kebersihan sistem pengaman akan terjaga, mengurangi keausan komponen, dan biaya perawatan yang lebih rendah. Caterpillar telah memperkenalkan jenis filter transmisi yang baru, yang telah dirancang untuk memenuhi kebutuhan spesifik aplikasi transmisi. Filter baru ini menampilkan media sintetis yang secara signifikan memberikan kapasitas pembuangan kotoran dan kinerja pendingin yang lebih baik. Sebelum filter ini, sistem transmisi Cat menggunakan filter yang sama dengan sistem hidrolik. Caterpillar juga menawarkan Ultra High Efficiency Filters yang dapat digunakan sebagai filter pembersih setelah melakukan perawatan, rebuild komponen, atau debris invasion, atau bila disarankan berdasarkan data jumlah partikel dari analisis cairan Schedule Oil Sample. Jika filter pembersih digunakan,
40
ingatlah untuk beralih kembali ke filter standar dalam interval jam yang dianjurkan. Saat mengganti filter transmisi lama, sangat penting untuk memotong saringan dan memeriksa tanda-tanda keausan komponen atau penyumbatan. Potongan logam dapat ditemukan di atau sekitar magnetik screen dan dapat mengindikasikan komponen tertentu yang gagal. Sumber-sumber dari serpihan material metal: 1) Aluminum—torque converter 2) Bronze colored—transmission clutches 3) Gray iron—transmission housing or pistons 4) Brass—rings in rotating clutches 5) Shiny metals—gear teeth 6) Shiny flaky material—bearings 2.4.2.4 Breathers Breathers sangat penting dalam preventive maintenance transmisi. Jika breathersini tersumbat dan suhu turun saat malam hari, transmisi menjadi vakum karena udara dingin di dalam transmisi menyusut. Karena menyusut, ini akan menghisap udara, kotoran dan kontaminan lainnya melalui gasket dan seal. Jika ini sering terjadi, gasket dan seal dapat menyebabkan kerusakan yang cukup besar sehingga memungkinkan air dan kontaminan lainnya masuk ke dalam transmisi. Kotoran dan air bisa sangat berbahaya bagi barang elektronik. Solenoid dalam kontrol elektronik akan mempengaruhi bagaimana atau seberapa cepatclutches engage. Saat solenoid ini terkontaminasi akan berakibat menjadi slow respon dan clutch ini mungkin terlalu cepat atau mungkin meluncur. Untuk dapat menggunakan filter ini dalam waktu yang lama, tutupi breatherpada
transmisi
sebelum
mencuci
peralatan
ini
dan
periksa
breatherdarisumbatan saat memeriksa komponen mesin lainnya. 2.4.3Contamination Control Kita pasti menuntut lebih banyak tenaga, waktu siklus lebih cepat dan pengoperasian yang lebih mudah. Caterpillar merespons dengan tekanan sistem yang lebih tinggi dan mesin yang lebih canggih dan produktif.
41
Pengendalian kontaminasi lebih penting daripada sebelumnya karena mesin berteknologi tinggi ini memerlukan clearence dan sistem fluida yang lebih rapat yang lebih sensitif terhadap kontaminasi. Kontaminasi menyebabkan berkurangnya efisiensi, waktu siklus meningkat, komponen yang dipersingkat dan masa pakai cairan, dan kegagalan bencana yang menyebabkan downtime dan perbaikan yang mahal. Kontaminasi dapat didapatkan di kilang, selama pengoperasian mesin atau selama perawatan. Kontaminasi meliputi: 1) Dirt
7) Grease
2) Heat
8) Water
3) Sealing material
9) Products from oil oxidation
4) Air
10) Rag fibers
5) Metals
11) Weld spatter
6) Paint flakes Efek dari kontaminan ini pada transmisi adalah: 1) Shifting problems from plugged control valves 2) Premature clutch wear from spinning 3) Leaks or premature wear 4) Premature bearing wear or bearing failure 5) Premature gear wear Langkah-langkah untuk menjaga kontaminasi kontrol ini adalah: 1) Housekeepingyang baik: a) Bersihkan lantai setiap hari. b) Segera bersihkan tumpahan limbah. c) Jaga kerja bangku dalam keadaan rapi,bersih dan bebas debu. d) Batasi penggunakan penyimpanan di lantai. 2) Metode Penyimpanan dan Transfer Minyak yang tepat: a) Filter oli baru dan gunakan high efficiency filtersuntuk extra filtration. b) Tempat penyimpanan drum olidi tempat yang sesuai. c) Gunakandrum covers. d) Gunakan “kidney loop” untuk transfer oli. 3) RepairdanAssembly:
42
a) Tempatkan penutup di atas kompartemen yang terbuka. b) Pastikan akar penyebab kegagalan telah diidentifikasi dan diperbaiki. c) Bersihkan komponen dengan benar sebelum dipasang kembali. 4) Particle Count Monitoring: a) Upayakan kebersihan minyak. b) Uji minyak pada mesin baru setelah perakitan di lapangan atau setelah menambahkan attachment baru. c) Uji minyak sebelum dan sesudah perbaikan. 2.4.4 General Inspection Bagan dibawah berikut merangkum indikator terencana dan masalah yang terkait dengan transmisi. Tabel 2.9 Indikator Kerusakan Transmisi
43
Program inspeksi yang baik menggabungkan inspeksi harian dengan analisis mendalam berkala. 1) Temukan potensial masalah sebelum terjadi kerusakan yang lebih besar. 2) Jadwalkan perawatan transmisi dan service. 3) Rencanakandan kendalikan biaya operasi dan downtime. Visual inspeksiharian secara rutin harus mencakup pemeriksaan visual dan operasional lengkap dari transmisi. 2.4.5 Transmission Maintenance Tips Perawatan transmisi yang harus dilakukan:
44
1) Gunakan panduan kontaminasi kontrol yang tepat dan sesuai. 2) Pastikan
bahwa
oli
yang
akan
digunakan
sudah
memilikiISO
standardssebelum digunakan kedalam mesin. 3) Gunakan oli transmisi yang benar. Caterpillar sudah merekomendasikan oli yang digunakan yang sudah tercantum padaOperation & Maintenance Manual. 4) Selalu gunakan Caterpillar filter. Caterpillar sudah merekomendasikan filter oli dan fuel yang digunakan yang sudah tercantum padaOperation & Maintenance Manual. 5) Potong filter yang lama untuk memeriksa indikasi dari kerusakan. 6) Jaga dan simpan keakurasian data. 7) Ikuti panduan kerja yang tepat dan sesuai. Perlakuan transmisi yang tidak boleh dilakukan: 1) Jangan membuka sistem transmisi di lokasi yang berdebu atau kotor. 2) Jangan menyalahgunakan mesin (application, operation, dll.). 3) Janganmelakukan pre-fill filtersmenggunakan apapun (fuel atau oil). Itulah tadi beberapa langkah-langkah dalam usaha untuk melakukan management perawatan transmisi, dengan tujuan untuk menjaga transmisi selalu dalam performa yang prima dan selalu siap untuk bekerja dengan maksimal.
45
BAB IV STANDART OPERATIONAL PROCEDUREUNTUK PROSES DISASSEMBLY DAN ASSEMBLY TRANSMISSION POWER SHIFT CATERPILLAR D6H 4.1
Standart Operational Procedure for Stand Repair Transmission
Gambar 4.1.1Stand Repair Transmission
Stand repair transmission ini mengadopsi tool yang ada di Caterpillar yang digunakan untuk proses perbaikan transmisi saat sudah terlepas dari machine. Alat ini bisa digunakan untuk memperbaiki beberapa model transmisi dengan perbedaaan ukuran transmisi.
Gambar 4.1.2 Penopang Stand Repair Transmission yang Fleksibel
75
Cara kerja dari stand repair transmisi ini adalah sebagai berikut: 1. Memiliki 4 kaki penopang. 2. Empat kaki ini bisa bergerak menyesuaikan ukuran / diameter dari transmisi. 3. Empat kaki penopang ini bisa berputar 360º sehingga mempermudah saat memasang atau mencocokan dengan lubang baut di transmisi. 4. Alat ini memiliki empat kaki penopang transmisi dimana keempat kaki ini memiliki ruang bergerak yang berguna untuk mengatur jarak tumpuan pada jenis atau model transmisi yang berbeda. 5. Dengan menggeser kaki ini maka kita dapatkan diameter tumpuan transmisi yang bervariasi. 6. Memiliki desain yang sudah diatur dengan ergonomis tubuh saat bekerja.
Gambar 4.1.3 Stand Repair Transmission
Harapannya dengan adanya stand repair ini bisa mempermudah pada saat proses disassembly dan assembly transmission power shift CAT D6H. Menjadi salah satu alat yang menunjang pekerjaan bongkar dan pasang transmisi model ini. Sebagai syarat pendukung menjadikan pekerjaan yang sesuai denganstandart operational procedure for disassembly and assembly transmission power shift Caterpillar D6Hyang telah ditetapkan oleh produsen maupun oleh dealer. 76
4.2
Standart Operational Procedurefor Stand Disc Plate and Clutch
Gambar 4.1.4Stand Disc Plate dan Disc Clutch
Peralatan ini dirancang sebagai salah satu inovasi menjaga komponen dari kontaminan, selain itu juga dijadikan salah satu langkah untuk menjaga komponen terhindar dari potensi kerusakan akibat penyimpanan yang tidak benar, karena selama ini untuk penyimpanan disc clutch dan friction disc tidak memiliki tempat penyimpanan khusus sehingga memiliki potensi terjadinya kerusakan.
Gambar 4.1.5Penyimpanan Komponen Sebelum Ada Stand Disc Plate dan Disc Clutch
77
Pada saat proses pembongkaran transmisi, clutch dan disc yang sudah terlepas bisa langsung digantung di stand ini dan dikelompokkan sesuai dengan clutch pack masing-masing, tidak dicampur menjadi satu dengan clutch pack yang lainnya. Selain itu juga akan mempermudah prosesmeasuring dan inspeksi untuk membedakan mana yang sudah rusak (Out of Spec) dan atau mana yang masih bisa digunakan kembali (Reuse Part).
Gambar 4.1.6 Penyimpanan Komponen Setelah Ada Stand Disc Plate dan Disc Clutch
Keuntungan menggunakan stand ini adalah: 1. Contamination controlpada komponen lebih baik. 2. Mengurangi resiko kerusakan komponen. 3. Mempermudah dalam proses inspeksi. 4. Mempermudah proses assembly. 5. Mempermudah proses penyimpanan. 6. Tidak membutuhkan ruang penyimpanan yang besar. 7. Komponen terpisah sesuai dengan clutch pack(tidak tercampur). 8. Mempermudah proses measuring. Semoga dengan adanya alat ini akan meningkatkan hasil pekerjaan untuk memenuhi standart operational procedure for disassembly and assembly transmission power shift caterpillar D6H. 78
4.3 Standart Operational Procedure Disassembly and Assembly Transmission CAT D6H 4.3.1 Disassembly Procedure Tabel4.1 Langkah-Langkah Pembongkaran
Dikerjakan: Tidak Dikerjakan: No.
Activity
Status
Picture
Comments / Date
Mempersiapkan toolyang akan digunakan untuk pembongkaran 1
transmisi. Prepare tool for disassemble.
2
Mempersiapkan service manual dan referensi lainnya. 3 Prepare service manual and other reffferency.
79
No.
Activity
Status
Picture
Comments/Dat e
Lepaskan retaining ring (16) dari manifold dengan menggunakan tool (D). Pasang tool (C) untuk 4
mengangkat
manifold,
berat
manifold ini adalah 23 kg. Remove
retaining
ring
from
manifold
Lepaskan 10 bolt (15) dengan menggunakan handle dan socket ukuran 3/4 . bila sudah terlepas 5
gunakan
soft
hammer
untuk
mengeluarkan boltnya. Remove 10 bolts with wrench.
Lepaskan manifold(17). (perkiraan beratnya 10 kg) 6 Remove Manifold (approximately weight 10 kg)
Gunakan tool (E) dan lepaskan retaining ring (19) dari manifold (17). 7 Remove retaining manifold.
ring
from
80
No.
Activity
Lepaskan 8
bearing
Status
(18)
Picture
Comments/Dat e
dari
manifold. Remove bearing from manifold.
Lepaskan sepuluh spring (22) dan lima dowel (23). 9 Remove 10spring and 5 dowel.
Lepaskan retaining ring
(24)
dengan
first
screwdriverdari
speed clutch gear (20). 10 Remove retaining ring fromfirst speed clutch gear.
Lepas
housing assembly (25)
dari first speed clutch gear (20). Gunakan hydraulic press untuk membuka housing assembly ini, namun carrier (*) akan rusak bila 11
dilepas dari housing assembly. Remove housing assembly fromfirst speed clutch gear.
81
No.
Activity
Status
Picture
Comments/Dat e
Letakkan housing assembly (25) di tempat press seperti ditunjukan pada gambar. Tekan spring yang ada dibawah plate(26) secara 12
perlahan dan lepasakan retaining ring (27) dan lepaskan press secara perlahan dan lepas tiga
Tidak ketersediaan tools dan potensi bahaya tinggi.
spring plate (26).
Tidak Lepaskan piston (29) dari housing (25). Lepaskan ring (28) dan seal 13
(30) dari piston.
ketersediaan tools dan potensi bahaya tinggi.
Lepaskan tiga disc dan dua plate serta satu plate clutch dari first speed clutch gear (20). 14
Remove disc and plate from first speed clutch
Letakkan tiga disc dan dua plate 15
pada stand disc and plate Put disc and clutch on stand disc and clutch.
82
No.
16
Activity
Status
Picture
Comments/ Date
Lepas first speed clutch gear (20). Remove first speed clutch gear.
Lepaskan dua disc dan satu plate (21) dimana ini adalah yang membentuk second speed clutch. 17 Remove speed clutch gear, spring, disc and plate
Letakkan dua disc dan satu plate 18
pada stand disc and plate Put disc and clutch on stand disc and clutch.
Lepaskan piston (35)dari clutch 19
housing assembly (33). Remove piston from housing.
83
No.
Activity
Berat
dari
assembly
clutch
(33)
beserta
Status
Picture
Comments/ Date
housing piston
adalah 46 kg. Gunakan tool (G) 20
untuk mengangkat clutch housing assembly (33). Remove clutch housing assembly approximately weight 46 kg
Lepaskan piston(37) dari clutch housing assembly (33). Lepaskan seal teflon (34) dan (36) 21
dari piston (35) dan (37). Remove piston and seal teflon
Lepaskan sepuluh spring (38) 22
Remove 10 spring
Gunakan tool (D) untuk melepas retaining ring (40) danlepaskan 23
gear (41). Remove retaining ring and gear.
84
No.
Activity
Status
Picture
Comments / Date
Lepaskan tiga disc (39) dan dua plate. 24 Remove 3 disc and 2 plate
Letakkan tiga disc dan dua plate 25
pada stand disc and plate Put disc and clutch on stand disc and clutch.
Lepaskan planetarry carrier (42). 26
Remove gear and planetarry
Gunakan
hammer
dan
punch
untuk mendorong pin (46) masuk 27
kedalam shaft. Push pin into the shaft.
85
No.
Activity
Status
Picture
Comments/ Date
Lepaskan shaft (43), gear (44), trust washer (45) dan (48) dari dalam carrier 28
(42).
Lepaskan
bearing (47) dari dalam gear (44). Remove shaft, gear, washer and bearing from planetarry
Lepaskan pin (46) dari dalam shaft (43). 29
Remove pinfrom shaft
Pasang
obeng
kecil
untuk
mendorong spring pada lokasi X dan lepaskan gear (49) dari 30
planetarry carrier (42). Remove retaining ring, gear from planetarry
Letakkan balok kayu dibawah stand transmisi housing (52), yang berguna untuk menahan forward clutch housing saat baut 31
penahan (50) dilepas. Put wood under transmission housing.
86
No.
Activity
Status
Picture
Comments/ Date
Lepaskan dua bolt penahan (50). padaforward clutch housing (51). Berat dari forward clutch housing 32
(51) adalah 26 kg, gunakan tool (J) untuk mengangkat piston dan forward clutch housing (51). Remove bolt, piston and clutch
Lepaskan piston (53) dari forward clutch housing (51). Lepaskan seal teflon (54) dan (55) 33
dari piston (53). Remove seal from the piston
Lepaskan ring gear (56) dari planetarry carrier. 34
Remove ring gear.
Lepaskan tiga disc (57), dua plate, ring gear (56) dan plate assembly 35
(59). Remove four disc and plate.
87
No.
Activity
Status
Picture
Comments/ Date
Letakkan tiga disc dan dua plate 36
pada stand disc and plate Put disc and clutch on stand disc and clutch.
Lepaskan lima dowel (58) dan sepuluh spring (60). 37 Remove five dowel and ten spring.
Lepaskan plate assembly (59). 38
Remove plate assembly.
Lepaskan tiga disc (61) dan dua plate dari reverse clutch housing assembly (52). 39 Remove four disc and plate
88
No.
Activity
Status
Picture
Comments/ Date
Letakkan tiga disc dan dua plate 40
pada stand disc and plate Put disc and clutch on stand disc and clutch.
Gunakan tool (D) untuk melepas retaining ring (62) yang menahan planetarry 41
dan
shaft
dengan
reverse clutch housing assembly (52). Remove retaining ring
Lepaskan retaining ring (73) yang menahan output shaft (63). 42
Remove retaining ring.
Lepaskan
output
shaft
(63).
Gunakan obeng atau crowfoot bar 43
untuk melepas output shaft. Remove output shaft.
89
No.
Activity
Status
Picture
Comments/ Date
Gunakan tool (D) dan lepaskan retaining ring (82) yang menahan posisi gear (81) didalam shaft 44
(80). Lepaskan gear (81). Remove output shaft.
Berat dari planet carrier (79) adalah 26 kg, lepaskan planet 45
carrier (79) dari input shaft. Remove planetarry carrier.
Gunakan tool (K) untuk menekan 46
retaining ring (83). Lepaskan gear (84) dari planetarry carrier. Remove gear
Lepaskan retaining ring (85) dan bearing (87) dan semua gear pada planetarry carrier. Gunakan 47
untuk
hammer mendorong
dan pin
punch (88)
kedalam shaft. Remove bearing and gear
90
No.
Activity
Status
Picture
Comments/ Date
Lepaskan planet gear shaft (92), gear (89) (91) dan thrust washer (93) dari planetarry carrier. Lepaskan bearing (90) dari gear 48
(89) dan (91). Lepaskan pin (94) dari planetarry shaft (92). Disassembly planetarry gear set
Lepaskan piston (64) dari reverse clutch housing assembly (52). Lepaskan seal teflon (65) dan (66) 49
dari piston. Remove seal from the piston
Berat dari reverse clutch housing assembly (52) adalah 42 kg, putar housing
ini
untuk
melepas
retaining ring (67). 50
Lepaskan bearing (68). Remove bearing
retaining
ring
and
Lepaskan planetarry carrier (95) dari input shaft (80). 51 Remove planetarry carrier
91
No.
Activity
Status
Picture
Comments/ Date
Gunakan tool (E) untuk melepas retaining
ring
(96),
lepaskan
bearing (97). Gunakan 52
untuk
hammer mendorong
dan pin
punch (98)
kedalam shaft. Remove bearing
Lepaskan planet gear shaft (99), gear (100) dan thrust washer (102). 53
Lepaskan bearing (101) dari gear (100). Disassembly planetarry gear set
Gunakan tool (D) dan lepas retaining ring (75) dari output 54
shaft assembly (63). Lepaskan bearing (76) dan gear (77) dari output shaft asssembly (63). Remove bearing and gear.
Lepaskan bearing (77) dan (78) dari output shaft assembly (63). 55
Akan rusak saat dilepas.
92
No.
Activity
Status
Comments/ Date
Picture
Lepaskan O-ring seal (105) dari input shaft (80). Carrier (104) akan rusak bila 56
dilepas
jadi
bila
Akan rusak saat
memang
dilepas.
dibutuhkan lepaskan. Remove O-ring seal
4.3.2 Visual Inspection And Measurement 1.Friction Disc AndPlateDisc Clutch pack no. 1 Spec. Clutch Pack : 37.36 ± 0.56 mm (1.471 ± .022 in) Friction disc part number
: 9P7390
Plate part number : 8P2051
Disc specification
: 5.59 ±0.08 mm ( .220 ± .003 in)
Plate specification : 5.00 ±0.08 mm ( .197 ± .003 in)
Quantity
:4
Quantity
Disc no.
Actual (mm)
Comment
Use Again
Disc
Yes
no.
No
:3
Actual (mm)
1
5.50
1
5.00
2
5.50
2
5.00
3
5.50
3
5.00
4
5.50
Total :
Total :
Use Again
Comment
Yes
No
15.00
22.00
TOTAL ALL THICKNESS DISC + PLATE :
37.00 mm
Clutch pack no. 3 Spec. Clutch Pack : 26.77 ± 0.46 mm (1.054 ± .018 in) Friction disc part number
: 6Y5911
Plate part number : 8P2051
Disc specification
: 5.59 ± 0.10 mm ( .220 ± .004 in)
Plate specification : 5.00 ±0.08 mm ( .197 ± .003 in)
Quantity
:3
Quantity
:2
93
Disc no.
Actual (mm)
Comment
Use Again Yes
No
Disc
Actual (mm)
no.
1
5.50
1
5.00
2
5.50
2
5.00
3
5.50
Total :
Use Again
Comment
Yes
No
Total :10.00
16.50
TOTAL ALL THICKNESS DISC + PLATE :
26.50
mm
Clutch pack no. 4 Spec. Clutch Pack : 16.18 ± 0.28 mm (.637 ± .011 in) Friction disc part number
: 6Y5911
Plate part number : 8P2051
Disc specification
: 5.59 ± 0.10 mm ( .220 ± .004 in)
Plate specification : 5.00 ±0.08 mm ( .197 ± .003 in)
Quantity
:2
Quantity
Disc no.
Actual (mm)
1
5.50
2
5.50
Total :
Comment
Use Again
Disc
Yes
no.
No
:1
Actual (mm)
1
Use Again
Comment
Yes
No
5.00
Total :5.00
11.00
TOTAL ALL THICKNESS DISC + PLATE :
16.00
mm
Clutch pack no. 5 Spec. Clutch Pack : 31.80 ± 0.64 mm (1.252 ± .025 in) Friction disc part number
: 6Y5912
Plate part number : 8P1964
Disc specification
: 4.95 ± 0.10 mm ( .195 ± .004 in)
Plate specification : 4.00 ±0.08 mm ( .157 ± .003 in)
Quantity
:4
Quantity
Disc no.
Actual (mm)
Comment
Use Again
Disc
Yes
no.
No
Actual (mm)
1
5.00
1
4.00
2
5.00
2
4.00
3
5.00
3
4.00
4
5.00
Total :
:3 Use Again
Comment
Yes
Total :12.00
20.00
TOTAL ALL THICKNESS DISC + PLATE :
32.00
mm
94
No
No.
Description
Specification
Actual
Comment
4M9592 spring
7
Quantity
20
Length Under Test Force (L)
35.1 mm (1.38 in)
Test Force (T)
117 ± 6 N (26.2 ± 1.3 lb)
Free Length After Test (F)
44.7 mm (1.76 in)
Outside Diameter (O)
14.2 mm ( .56 in)
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
L
35.0
34.8
34.8
35.0
35.0
34.8
35.1
35.1
35.1
35.1
T
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
F
44.50
44.14
44.20
44.20
44.30
44.20
44.20
44.50
44.20
44.40
O
14.2
14.2
14.2
14.2
14.2
14.2
14.2
14.2
14.2
14.2
Berdasarkan visual inspeksi 6 spring OK dan 14 Not OK No.
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
L
35.1
35.1
35.1
35.0
35.1
35.0
35.1
35.1
35.1
35.0
T
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
F
44.50
44.20
44.20
44.30
44.20
44.40
44.20
44.20
44.40
44.50
O
14.2
14.2
14.2
14.2
14.2
14.2
14.2
14.2
14.2
14.2
No.
Description
Specification
Actual
Comment
3K2511 Dowel
8
Quantity
10
Length (L)
176.23 mm (6.938 in)
Outside Diameter (O)
14.2 mm ( .56 in)
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
L
176.23
176.23
176.23
176.23
176.23
176.23
176.23
176.23
176.23
176.23
O
12.620
12.620
12.620
12.620
12.620
12.620
12.620
12.620
12.620
12.620
No.
9
Description
Specification
Diameter of shaft (new) for
26.439 ± 0.005 mm (1.0409 ±
planet gears(9G 0289)
.0002 in)
Actual
10
Comment
No.
Shaft 1
Shaft 2
Shaft 3
1
26.430
26.430
26.430
2
26.430
26.430
26.430
95
No.
10
No.
11
No.
Description
Specification
Inside diameter of for planet
34.399 ± 0.010 mm (1.3543 ±
gears (new)(8P 1916)
.0004 in)
Gear 1
Gear 2
Gear 3
1
34.400
34.400
34.400
2
34.400
34.400
34.400
Description
Specification
Diameter of shaft (new)for
35.255 ± 0.008 mm (1.3880 ±
planet gears (9P 8624)
.0003 in)
Actual
Comment
No.
Shaft 1
Shaft 2
Shaft 3
1
35.250
35.250
35.250
2
35.250
35.250
35.250
Description
Specification
diameter
of
planet
gears (new) (7G 2516)
No.
Comment
No.
Inside
12
Actual
Actual
Comment
43.211 ± 0.010 mm (1.7016 ± .0004 in)
No.
Gear 1
Gear 2
Gear 3
1
43.200
43.200
43.200
2
43.200
43.200
43.200
Description
Specification
Actual
Comment
7H7658 spring for no.
13
No.
Quantity
10
Length Under Test Force (L)
105.7 mm (4.16 in)
Test Force (T)
187 ± 15 N (42.0 ± 3.3 lb)
Free Length After Test (F)
140.5 mm (5.53 in)
Outside Diameter (O)
14.2 mm ( .56 in)
1
2
L
3
4
5
6
7
8
9
10
TIDAK BISA DIHITUNG KARENA KETERBATASAN SPEC TOOLS
T F
139.10
138.50
139.10
138.60
139.00
138.80
139.20
139.20
138.80
139.00
O
14.2
14.2
14.2
14.2
14.2
14.2
14.2
14.2
14.2
14.2
Dari Hasil visual inspeksi hanya ada 4 pcs dowel yang bisa digunakan lagi (korosi)
96
No.
Description Inside
Specification
diameter
of
planet
gears (new) (6T 7882) 14
No.
15
Actual
Comment
47.653 ± 0.010 mm (1.8761 ± .0004 in)
No.
Gear 1
Gear 2
Gear 3
1
47.600
47.600
47.600
2
47.600
47.600
47.600
Description
Specification
Diameter of shaft (new) for
38.095 ± 0.005 mm (1.4998 ±
planet gears (9P 8625)
.0002 in)
Actual
Comment
No.
Shaft 1
Shaft 2
Shaft 3
1
38.090
38.090
38.090
2
38.090
38.090
38.090
2.Torque Bolt Specification
NoPi ct
Activity
Torque Specification
Checked by
Mark the bolt after giving torque Use clean partand tools for assembly 5
Torque for 10 bolt
115 ± 7 N.m (85 ± 5 lb ft)
6
Torque for 10 bolt
115 ± 7 N.m (85 ± 5 lb ft)
97
4.3.3 Assembly Procedure Tabel 4.2 Langkah-Langkah Perakitan
Dikerjakan: Tidak Dikerjakan: No.
Activity
Status
Picture
Comments / Date
Mempersiapkan tool yang akan 1
digunakan untuk assembly. Preapre tool for assemble.
2
Periksa
semua
part
dari
kerusakan dan ganti bila perlu. Berikan
pelumasan
oli
saat
melakukan pemasangan. Pastikan lubang oli pada shaft 3
dan
housing
bersih
tidak
tersumbat Prepare all component and make sure all part good condition.
98
No.
Activity
Status
Picture
Comments / Date
Jika seal carrier (4) dilepas dari input
shaft
(3),ikuti
langkah
pemasangan sebagai berikut. Panaskan carrier (4) dengan temperstur 127ºC sampai 166ºC (260ºF
sampai
330ºF)atau
maksimum 10 menit. Luruskan lubang carrier dengan 4
lubang di input shaft (3), dan pasang carrier ke dalam shaft. Pasang pin(1) ke dalam carrier dan input shaft. Pastikan pin (1) terpasang sehingga berada di bawah diameter luar dari carrier (4). Pasang O-ring seal (2) ke input shaft (3).
Pasang bearing (8) ke dalam gear (7). Pasang gear (7) ke dalam planet carrier (5) dengan satu thrust washer (9) pada setiap sisi gear. Pasang
planet gear shaft (6)
yang menahan gear pada planet 5
carrier (5). Luruskan lubang pada planet gear shaft dan planet carrier, dan pasang pin (10). Ulangi prosedur ini pada semua planet gear. Assemble planetarry gear set.
99
No.
Activity
Status
Picture
Comments / Date
Pasang bearing (11) di planet carrier (5). Gunakan tool (A), dan pasang retaining 6
ring
menahan
(12)
bearing
untuk pada
posisinya. Install bearing to the planetarry carrier Pasang dua seal ring (35) pada seal carrier. Pasang O-ring seal (34) dan (2) pada input shaft (3). *Selalu berikan oli bersih untuk pelumasan *. Install seal ring dan O-ring. Metode sebelum pemasangan seal ring ring 7 Metode yang benar
Metode yang salah.
Lumasi dengan oli pada O-ring seal (2) sesaat sebelum planet carrier (5) dipasang. Letakkan 8
planet carrier (5) diposisi dalam input shaft (3). Lubricate the o-ring seal
100
No.
Activity
Status
Picture
Comments / Date
Pasang bearing (38) kedalam reverse clutch housing (37). Gunakan tool (A), dan pasang 9
retaining ring (39). Install bearing and retaining ring.
Letakkan reverse clutch housing (37) pada posisi di tool (E), dan letakkan balok kayu dibawahnya.
10
*Selalu berikan oli bersih untuk pelumasan komponen*. Put reverse clutch housingon tool (E). Pasang teflon seal rings (41) dan (42) ke piston (40). Ujung bibir dari teflon seal rings harus searah dengan housing. Pastikan berikan oli bersih pada ujung
11
bibir teflon seal rings. Pasang piston (40) di reverse clutch housing (37). Install seal teflon to piston. And install piston to clutch housing.
Letakkan input shaft (3) dan planet carrier (5) pada posisi reverse clutch housing (37) yang ada di atas toll E. (jangan lupa 12
berikan pelumasan oli pada seal ring dan O ring seal (2) (34) (35).
Install bearing and retaining ring.
101
No.
Activity
Status
Picture
Comments / Date
Pasang coupling (43) pada reverse clutch housing (37). 13
Install coupling gear to housing and carrier.
Pasang gear (19) pada carrier (5). Dan lumasi O-ring seal * dengan oli bersih. 14
*Selalu berikan oli bersih untuk pelumasan *. Install gear to carrier.
Pasang bearing (13) pada gear (15). Pasang gear (15) pada planet carrier (17) dengan thrust 15
washers (14) pada setiap sisi gear. Assemble planetarry gear set. Pasang gear shaft (16) yang menahan gear pada posisinya di planet carrier (17). Luruskan lubang oli planet gear shaft (16) dengan lubang oli
16
planet carrier, dan pasang pin (18). Ulangi prosedur yang sama pada gear yang lain Install bearing, gear and pin shaft.
102
No.
Activity
Status
Picture
Comments / Date
Pasang bearing (19) gunakan hammer dan punchkedalam planet carrier (17). Pasang retaining ring 17
(21) untuk menahan gear dan bearing pada posisi di planet carrier. Install bearing and retaining ring.
Pasang retaining ring (22) pada planet carrier (17). Gunakan tool (B), dan tekan retaining ring dengan bersamaan pasang planet carrier 18
dengan
Lepaskan
tool
retaining
ring
gear
(23).
(B).
Pastikan
duduk
dengan
sempurna pada groove di gear (23). Install gear and retaining ring.
Letakkan planet carrier (17) dan 19
gear (23) di posisi pada input shaft (3). Install gear and retaining ring.
Pasang gear (24). Gunakan tool (C), dan pasang retaining ring 20
(25). Install gear and retaining ring.
103
No.
Activity
Status
Picture
Comments / Date
Gunakan tool (D), dan pasang bearing (27) diujung output shaft
(26).
Pasang
dengan kedalaman
bearing
2.0 ± 0.5
mm (.079 ± .020 in). Ukuran inner bearing diameter setelah pemasangan harus 50.809 ± 0.049 mm (2.000 ± .002 in). 21
Gunakan tool (D), dan pasang bearing (28) pada ujung output shaft
(26).
Pasang
bearing
dengan kedalaman 13.0 ± 0.5 mm (.519 ± .020 in). Ukuran inner diameter bearing setelah pemasangan harus 56.650 ± 0.061 mm (2.230 ± .020 in). Install bearing to output shaft.
Letakkan gear (30) pada posisi di output shaft (26). Gunakan tool (C), dan pasang retaining ring 22
(29). Install gear and retaining ring.
Letakkan
output
shaft
(26)
diatas input shaft (3). Satukan gear (30) dengan planet gear pada carrier (17). 23
Pasang O-ring seal (32) pada output shaft (26). Install output shaft and sun gear to planetarry gear.
104
No.
Activity
Status
Picture
Comments / Date
Pasang retaining ring (31) pada planet
carrier
(17)
untuk
menahan bearing dan output shaft (26) pada posisinya. 24
Pasang seal ring (33) pada planet carrier. Remove piston and clutch
Gunakan tool (C), dan pasang retaining ring (44) pada input 25
shaft (3). Install retaining ring.
Pasang tiga discs (45) dan dua plates (46), awali dan akhiri dengan disc. 26
*Selalu berikan oli bersih untuk pelumasan disc and clutch*. Install disc and plate.
Pasang plate assembly (47). Pasang sepuluh springs (50) dan 27
lima dowels (48). Install plate, dowel and spring.
105
No.
Activity
Status
Picture
Comments / Date
Pasang tiga discs (49) dan dua plates ke plate assembly (47). Awali dan akhiri dengan disc. 28
*Selalu berikan oli bersih untuk pelumasan disc and clutch*. Install disc and plate.
Pasang ring gear (*) dengan P/N 9P-8518 pada carrier (17). 29 Install ring gear.
Pasang teflon seal rings (52) dan (54) pada piston (51). Ujung bibir teflon seal rings harus
searah
dengan
clutch
housing. Berikan oli bersih pada teflon seal rings. 30
Pasang piston (51) pada forward clutch housing (53). *Selalu berikan oli bersih untuk pelumasan *. Install seal teflon and piston. Putar
forward
clutch
housing(53), dan letakkan pada posisi
di
plate
(47),
dan
luruskan lubang bolt untuk dua bolt (55). 31
Pasang dua bolt (55) dan torque bolt 35 ±7 lb.ft Install forward clutch housing and tightening two bolt.
106
No.
Activity
Angkat
reverse
clutch
housing
Status
dan
Picture
Comments / Date
forward
(53)
untuk
memasang bolt pada plate (47). 32
Pasang empat bolt pada plate (47) dan lepas dua balok penahan (a). Install and tightening four bolt.
Pasang bearing ke dalam gear (59). Pasang gear (59) pada planet carrier
(56)
dengan
thrust
washer pada setiap sisi gear. Luruskan lubang planet gear shaft
dengan
lubang
planet
carrier, dan pasang planet gear 33
shaft (57). Pasang
pin
(61).
Ulangi
prosedur yang sama pada gear yang lain. *Selalu berikan oli bersih untuk pelumasan *. Assemble planetarry gear set.
Pasang retaining ring (58) pada planet
carrier
(56).
Gunakan
obeng kecil, dan tekan retaining ring pada planet carrier sekaligus pasang 34
gear
(60).
Lepaskan
obeng, dan pastikan dudukan retaining ring tepat duduk pada groove di gear (60). Assemble planetarry gear set.
107
No.
Activity
Status
Picture
Comments / Date
Pasang bearing (a) pada carrier (56) dan lanjutkan dengan pasang 35
retaining ring (b). Install bearing and retaining ring.
Letakkan planet carrier (56) pada posisi
di
output
shaft
(26).
Engage gear (60) dengan planet 36
gears (17). Install carrier
Pasang sun gear (a) kedalam carrier (56) dan
hub (62) ke
dalam output shaft. Gunakan tool 37
(C), dan pasang retaining ring (63). Install sun gear and hub.
Pasang tiga discs (65) dan dua plates awali dan akhiri dengan disc. *Selalu berikan oli bersih untuk 38
pelumasan disc and clutch*. Pasang sepuluh springs (64). Install 10 springs.
108
No.
Activity
Status
Picture
Comments / Date
Pasang teflon seal rings (67) dan (68) pada pistons (66) dan (69). Ujung bibir teflon seal rings harus searah dengan pusat dari clutch 39
housing. Lumasi dengan oli pada ujung seals. Dan pasang piston ke second clutch housing (70). Install piston and clutch Angkat dan turunkan second dan third speed clutch housing (70) dengan pistons (66) pada output shaft.
40
Pasangkan dowel pada clutch housing (70) dengan lubang dowel pada clutch housing (53). Install clutch housing to shaft. Pasang pistons (69) pada second dan third speed clutch housing (70). Gunakan tool (H) untuk menahan piston (66) dan piston
41
(69) pada posisinya. Pasang lima dowels (71). Install piston, clutch and dowel.
Pasang dua discs (72) dan satu plate (73) pada second dan third speed clutch housing (70). 42
*Selalu berikan oli bersih untuk pelumasan disc and clutch*. Install two disc and a plate.
109
No.
Activity
Status
Picture
Comments / Date
Pasang ring gear (74). Pasang plate clutch (*) 9P-8283 Pasang tiga discs (75) dan dua plates. Awali dan akhiri dengan 43
disc. *Selalu berikan oli bersih untuk pelumasan disc and clutch*. Install ring gear,disc and clutch. Jika seal carrier (76) telah dilepas dari housing (77), ikuti langkah pemasangan berikut. Panaskan carrier (76) dengan temperatur
127°C
sampai
166°C (260°F sampai 330°F) dengan maksimum 10 menit. Luruskan salah satu lubang pada carrier 44
dengan lubang pada
housing (77), dan pasang carrier
Tidak dibongkar.
ke dalam housing. Pasang pin (78) ke dalam carrier dan housing. Pastikan pin (78) terpasang tidak melebihi dari diameter luar carrier (76). Pasang 2 seal rings (79) pada carrier (76). Install seal carrier to housing. Pasang teflon seal rings (80) dan (82) pada piston (81). Ujung bibir dari teflon seal rings
harus
searah
dengan
housing. Berikan oli bersih pada 45
ujung dari seals.
Tidak dibongkar.
Pasang piston (81) ke dalam housing (77). Install piston.
110
No.
Activity
Status
Picture
Comments / Date
Pasang tiga springs (85) pada housing (77) dengan mengikuti: Pasang spring yang pertama dengan diameter luar dari spring bersentuhan dengan housing. Pasang
spring
keduadengan
yang bersentuhan
dengan spring yang lainnya. 46
Pasang ring (84) diatas springs,
dibongkar.
dan harus ditekan. Tekan
springs
Tidak
(85)
retaining
ring
dipasang.
Pastikan
sampai
(83)
dapat
retaining
ring duduk pada groove di housing (77), perlahan lepaskan press dan lepaskan housing. Install springs to housing.
Pasang housing (77) pada gear (74). Pasang retaining ring (86). Gunakanlah screwdriver untuk mempermudah.proses.memasang 47
retaining ring. Install housing to gear and install springs.
Pasang sepuluh springs (87) pada third clutch housing (70). 48 Install springs.
111
No.
Activity
Pasang
bearing
Status
(90)
Picture
Comments / Date
pada
manifold (88) dengan tanda notch pada tanda (X) dibawah. Gunakan 49
tool (A), dan pasang retaining ring (89). Install retaining ring.
Pasang tool (K), dan angkat dengan hoist. Sejajarkan tanda notch dengan tanda (X) pada bearing (90) dengan letak dari 50
dowel pada housing (77). Pasang manifold (88). Lepaskan tool (K). Install manifold.
Pasang
10
bolts
(92),
dan
kencangkan dengan torsi 115 ± 7 51
N·m (85 ± 5 lb ft). Install retaining ring.
Gunakan tool (C), dan pasang retaining ring (91). 52 Install retaining ring.
112
Proses 53
assembly
selesai
dan
dilanjutkan pemasangan control valve.
4.4 Analisa Hasil Disassembly and Assembly Transmission CAT D6H Dari hasil pekerjaan diatas maka kita dapatkan beberapa hasil inspeksi dan pengukuran dimana sudah tertera dalam hasil pengkuran, selain itu ada beberapa hal lagi yang harus kita kerjakan yaitu : 1.
Penggantian Komponen Semua komponen CCR ( Component Certified Rebuild ) harus diganti
yaitu yang meliputi komponen berikut ini, Tabel 4.3 Komponen Yang Harus Diganti
No.
Part number
Part name
Jumlah
1
061-6711
Ring-Retaining
1
2
068-8093
Ring-Retaining
2
3
8H-5352
Ball Bearing
2
4
8M-5010
Seal
2
5
3F-5022
Plug-Cup
1
6
9G-0281
Ring-Seal
1
7
8P-2022
Ring-Seal
2
8
3K-2511
Dowel-Reaction
5
9
9P-7390
Disc As-Friction
6
10
3T-4968
Plug-Orifice
1
11
8E-8305
Disc-Thrust
6
Keterangan
113
12
5D-2989
Bearing
3
13
3S-2708
Pin-Spring
7
14
8P-2052
Seal-Ring
1
15
030-8538
Bolt ( ½-13x1.25 in)
1
16
7M-5130
Pin-Spring
1
17
5M-3038
Seal-O-Ring
1
18
6V-0473
Ring-Retaining
1
19
7T-8816
Ball Bearing
1
20
8E-8304
Disc-Thrust
12
21
5M-6126
Bearing
6
22
8M-5266
Seal-O-Ring
1
23
8P-2047
Lockring
2
24
7H-7658
Spring
10
25
9G-0286
Ring-Seal
1
26
6H-7201
Ring-Metal Seal
2
27
8P-2053
Seal-Ring
1
28
6Y-5911
Disc-Friction
5
29
4M-9592
20
30 31
8P-2022 8P-2019
Spring Ring-Seal
32
Ring-Seal
2 2
061-6711
Ring-Retaining
1
33
5P-5296
Ring-Retaining
2
34
7T-8816
Ball Bearing
2
35
6V-0473
Ring-Retaining
2
36
3K-2511
Dowel-Reaction
5
37
3T-8729
Bearing-Sleeve
1
38
9G-6744
Bearing-Sleeve
1
39
8E-8299
Disc-Thrust
6
40
5P-3930
Bearing As-Roller
3
41
3S-2708
Pin-Spring
3
42
8P-2047
Lockring
1
43
6Y-5912
Disc-Friction
3
44
6V-2478
Ring-Retaining
1
45
7G-2343
Spring-Disc
3
114
46
8P-2023
Ring-Seal
1
47
8D-9739
Seal-Ring
1
48
6B-6863
Pin-Spring
1
49
7G-2830
Ring-Seal
2
50
5P-5045
Ball Bearing
1
51
1L-7388
Ring-Retaining
1
52
5P-5297
Ring-Retaining
1
53
5M-3038
Seal-O-Ring
1
54
7B-3028
Screw-Drive
2
55
9M-4355
Damper-Bolt
10
Pada saat melakukan recondition transmission maka komponen diatas adalah wajib untuk diganti namun tetap dalam kasus tertentu berlaku yang lain juga. Karena komponen diatas adalh yang menjadi anjuran dari pabrikan untuk diganti pada saat recondition. Komponen yang tidak tercantum pada tabel diatas juga wajib dilakukan inspeksi. Sebagai landasan dalam inspeksi bisa digunakan GRPTS (Guidlines for Reusable Parts) yaitu panduan konversi komponen apakah komponen tersebut masih layak digunakan atau sudah tidak bisa digunakan kembali. Panduan ini juga akan terlampir dalam lampiran nantinya. 2. Transmission Performance Test Setelah proses assembly selesai dikerjakan maka langkah yang terakhir adalah proses pengetesan dimana dalam langkah ini ada tiga metode yang digunakan yaitu: 1. Dinamik test 2. Statik test 3. On machine test Dinamik tes adalah cara pengujian transmisi secara manual yaitu dengan cara menguji langkah kerja piston transmisi apakah dapat berfungsi dengan baik ataukah tidak. Pada saat control valve terlepas maka untuk mengganti pressure oli digunakanlah pressure angin untuk mendorong piston. Disini dapat dilihat apakah
115
piston dapat bekerja secara baik atau bocor. Langkah pengujiannya adalah sebagai berikut: Tabel 4.4 Langkah Pengujian Dinamik Test Transmisi
No
Langkah
1
Persiapkan alat dan transmisi yang akan diuji secara dinamik tes. Air gun Air pressure Transmission Oil can
116
Keterangan gambar
2
1
Speed 1
1
To Clutch No 1
1
Clutch pack 1
2
Speed 2
2
To Clutch No 2
2
Clutch pack 2
3
Speed 3
3
To Clutch No 3
3
Clutch pack 3
F
Forward
4
To Clutch No 4
4
Clutch pack 4
R
Reverse
5
To Clutch No 5
5
Clutch pack 5
Pada saat operator memilih speed 1 forward maka linkage akan membuka directional spool dan mengarahkan oli menuju transmisi melalui jalur nomer 2 menuju clutch nomer 2 dan speed spool akan membuka dan mengijinkan oli menuju jalur nomer 5 menuju clutch nomer 5. Begitu juga selanjutnya sesuai dengan kombinasi dibawah ini.
117
3
Pengujian pada piston clutch pack no. 1 Gunakan udara bertekanan untuk melakukan pengujian Berikan pelumasan oli bersih dan arahkan air gun ke lubang oli no.1 Perhatikan pergerakan piston pada clutch pack no.1 Gerak dari piston ini yang akan menjadi hasil pengujian, apakah seal teflon mengalami kebocoran atau bekerja dengan baik.
4
Pengujian pada piston clutch pack no. 2 Gunakan udara bertekanan untuk melakukan pengujian Berikan pelumasan oli bersih dan arahkan air gun ke lubang oli no.2 Perhatikan pergerakan piston pada clutch pack no.2 Gerak dari piston ini yang akan menjadi hasil pengujian, apakah seal teflon mengalami kebocoran atau bekerja dengan baik.
118
5
Pengujian pada piston clutch pack no. 3 Gunakan udara bertekanan untuk melakukan pengujian Berikan pelumasan oli bersih dan arahkan air gun ke lubang oli no.3 Perhatikan pergerakan piston pada clutch pack no.3 Gerak dari piston ini yang akan menjadi hasil pengujian, apakah seal teflon mengalami kebocoran atau bekerja dengan baik.
6
Pengujian pada piston clutch pack no. 4 Gunakan udara bertekanan untuk melakukan pengujian Berikan pelumasan oli bersih dan arahkan air gun ke lubang oli no.4 Perhatikan pergerakan piston pada clutch pack no.4 Gerak dari piston ini yang akan menjadi hasil pengujian, apakah seal teflon mengalami kebocoran atau bekerja dengan baik.
119
7
Pengujian pada piston clutch pack no. 5 Pada piston clutch no.5 ini tidak bisa dilakukan pengujian karena pada clutch ini memiliki model clutch housing yang tertutup sehingga pergerakan piston tidak bisa diidentifikasi seperti pada clutch yang lainnya.
Metode pengujian yang kedua adalah statik test yaitu pengujian transmisi yang dilakukan dengan menggunakan dynamometer unit. Tidak semua branch memiliki alat pengujian ini sehingga ada keterbatasan untuk melakukan pengujian secara statik menggunakan dynamometer unit ini. Metode yang ketiga adalah dengan cara menguji secara langsung transmisi ini diatas machine. Jadi pengujian ini dilakukan sekalian dengan pemasangan setelah proses recondition. Pengujian ini wajib dilakukan pada saat pemasangan di unit. Performance test ini bertujuan menguji kondisi transmisi yang telah di rekondisi sudah sesuai dengan spesifikasi atau masih di bawah specifikasi. Selain itu pada proses ini juga dilakukan peng-adjustan dengan tujuan menyesuaikan kinerja transmisi dengan kinerja mesin. 3.
Pencapaian Skill Setelah melakukan pekerjaan disassembly dan assembly transmisi yang
sesuai dengan standart operational prosedure ini maka akan tercapai beberapa skill yang harus dikuasai, diantaranya skill yang ada didalam pekerjaan ini adalah, Tabel 4.4 Skill Yang Dapat Tercapai Terkait Pekerjaan Ini
120
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
TDP Title TDP15GN101 Demonstrate Contamination Control And Safety Implementation In The Workplace TDP15GN102 Demonstrate Selecting, Using and Maintaining Various Hand Tools Correctly TDP15GN103 Demonstrate Selecting, Using and Maintaining Various Power Tools Correctly TDP15GN104 Demonstrate Selecting, Using And Maintaining Various Special Tools Correctly TDP15GN105 Demonstrate Selecting, Using And Maintaining a Range of Precision And Non Precision Tools to Accurately Measure TDP15GN106 Demonstrate Inspecting, Using Various Bearing, Seals And Gaskets Used In Heavy Equipment TDP15GN107 Demonstrate Selecting the Correct, Fastener and Locking Application for Maintenance and Repair of Heavy Equipment TDP15GN108 Demonstrate Carrying Out Jacking, Blocking and Lifting of Heavy Equipment and Component Safely TDP/010/109 Demonstrate selecting and using CAT Service Literature on correct Equipment
10
TDP/010/117 Demonstrate Using Various Documentation
11
TDP/010/118 Demonstrate Interpreting Basic Hydraulic Schematic
Performance Skill
Knowledge
Mampu melaksanakan prosedur kontaminasi kontrol dan safety di ruang kerja
Memahami segala jenis bentuk kontaminan dan tanda tanda keselamatan
Mampu mengikuti prosedur pemasangan sesuai service manual, menggunakan tool yang sesuai pekerjaan Mampu mengikuti prosedur pemasangan sesuai service manual, menggunakan tool yang sesuai pekerjaan
Mengetahui fungsi dari setiap jenis tool yang digunakan
Memahami fungsi dari jenis tool yang digunakan.
Mampu menggunakan tools sesuai pekerjaan dan mengikuti instruksi dari service manual.
Mengetahui fungsi dari setiap jenis special tools yang digunakan
Mampu melakukan pengukuran dan inspeksi komponen sesuai dengan service manual
Memahami segala jenis alat ukur dan fungsinya.
Mampu melakukan pekerjaan melepas dan memasang seal, gasket sesuai dengan safety dan instruksi service manual
Memahami segala jenis bearing, seal dan gasket dan fungsinya.
Mampu melakukan pengukuran dan inspeksi bolt, nut, washer dan pin sesuai dengan service manual
Memahami segala jenis fastener dan fungsinya.
Mampu melakukan pengangkatan komponen dan menentukan tool yang sesuai dengan service manual
Memahami segala jenis alat angkat, cara kerja dan fungsinya.
Mampu memilih service manual sesuai unit yang di kerjakan
Memahami isi dari service manual dan cara membacanya
Mampu melakukan pengumpulan data untuk melengkapi data dan informasi pada transmisi rebuild book Mampu membaca isi schematic hydraulic dan mampu menjelaskan sistem hydraulic
Memahami segala jenis dokumen service
Memahami isi schematic
121
12
13
14
15
TDP/010/119 Demonstrate Using Service Information System TDP/010/121 Demonstrate disassembly and assembly Power Train component. (e.g Torque Converter, Transmission, Diff, Final drive etc) TDP/010/123 Demonstrate Ability to Communicate Effectively TDP/010/124 Demonstrate a Consultative Skills to Customer
Mampu menkoneksikan komputer dengan internet
Memahami isi dari service information system (SIS)
Mampu melakukan pembongkaran dan pemasangan sesuai dengan service literature
Memahami sistem operasidari Power Train komponen dan fungsi- fungsinya
Mampu melakukan komunikasi yang efektif dengan orang lain
Memahami instruksi kerja dn menyelesaikannya dengan tepat waktu
Mampu memberikan saran yang konsultatif kepada orang lain
Memahami tujuan perkerjaan dan menjelaskan hasil dari pekerjaan yang dilakukan
122
BAB V PENUTUP 5.1
Kesimpulan Setelahdilakukannyapekerjaan disassembly dan assembly transmission
yang sesuai denganStandart Operational ProcedureUntuk Proses Disassembly dan
Assembly
Transmission
Power
Shift
CaterpillarD6H,
makapenulisdapatmenyimpulkansebagaiberikut : 1) Transmission
adalahsalahsatukomponenutamapower
train
yang
berfungsisebagaipengubaharahgerak,pengubahkecepatangerakdanpenguba h torsi. 2) Proses disassemblydanassemblytransmission power shifttelah dilakukan secarabenar sesuai dengan standart operational procedure. 3) SOP
(standart
operational
procedure)
telah
disusunsebagaipanduanpraktek yang bisa di manfaatkan didalam proses disassembly dan assembly transmission power shift. 4) SOP
(standart
operational
telahditerapkandalamkegiatanpraktek
procedure)
yang
disassembly
dan
dibuat assembly
transmission power shift. 5.2
Saran Beberapa saran yang penulisinginsampaikansetelahdilakukannyapekerjaan
disassembly dan assembly transmission yang sesuai denganStandart Operational ProcedureUntuk Proses Disassembly dan Assembly Transmission Power Shift CaterpillarD6Hyaitu: 1) PerhatikanCC(contamination control) saatmelakukan penggantian part atau komponen yang akan di ganti. 2) Selalu
jaga
kontaminasi
kontrol
saat
melepas
komponen,
usahakankomponen selalu tertutup dengan baik saat akan ditinggalkan atau pada saat proses penyimpanan.
123
3) Sebelummelakukanpenggantianpadapart ataukomponen yang rusak, lakukanpengecekanpadapart
baru.
Agar
padasaatmelakukanpenggantiantidakterjadimasalah. 4) Berikan lapisan pelumasan saat menyimpan komponen untuk menghindari terjadinya korosi. 5) Selalu mengutamakan keselamatan saat bekerja, bila mengalami kendala atau keraguan segera bertanya kepada dosen atau senior. 6) Gunakan peralatan yang telah disediakan sesuai dengan prosedur dan jangan memodifikasi perlatan yang sudah standar. 7) Gunakan job scobedengan benar, apabila mengalami keraguan tanyakan pada dosen atau senior atau bisa konversikan dengan service manual. 8) Untuk langkah pengetesan pastikan angin yang digunakan memiliki kandungan air yang sedikit, karena dapat menyebabkan korosi pada komponen dalam saat angin bercampur air masuk kedalam piston dan komponen lainnya. 9) Selalu gunakan oli bersih untuk memberikan pelumasan pada komponen. 10) Usahakan target untuk pengisian skill proficiency book untuk meningkatkan ketrampilan dan kemampuan dapat terpenuhi.
124
DAFTAR PUSTAKA
Caterpillar. (1990, June 1). System Operation D6H SERIES II TRACK-TYPE TRACTOR POWER TRAINMedia Number SENR4174-01. Dipetik July 1, 2017, dari www.sis.cat.com: http://www.sis.cat.com/sisweb Caterpillar. (1991, Januari 1). Specification
D6H SERIES II TRACK-TYPE
TRACTOR POWER TRAINMedia Number SENR4173-02. Dipetik July 1, 2017, dari www.sis.cat.com: http://www.sis.cat.com/sisweb Caterpillar. (1993, June 1). Disassembly and Assembly D6H SERIES II TRACKTYPE TRACTOR POWER TRAIN. Dipetik July 1, 2017, dari www.sis.cat.com: http://www.sis.cat.com/sisweb Caterpillar. (1998, Februari 1). Part Identification D6H SERIES II TRACK-TYPE TRACTOR POWER SHIFT Media Number SEBP2163-01. Dipetik July 1, 2017, dari www.sis.cat.com: http://www.sis.cat.com/sisweb Caterpillar. (2014, Maret 3).Reuse and Salvage of Transmission ComponentsD6H SERIES II TRACK-TYPE TRACTOR POWER SHIFT Media Number SEBF8091-10.
Dipetik
July
1,
2017,
dari
www.sis.cat.com:
Melbourne.
Australia.(2003).
http://www.sis.cat.com/sisweb Caterpillar
of
Australia
Pty
Ltd
ModulTeknisiLayananCaterpillarAPLTCL013
FUNDAMENTAL
POWER TRAIN.Tullamarine Victoria Australia 3043: Asia Pacific Learning 1 Caterpillar Drive. Caterpillar
of
Australia
Pty
Ltd
Melbourne.
Australia.(2003).
ModulTeknisiLayananCaterpillarAPLTCL007WORKSHOP TOOLS.Tullamarine Victoria Australia 3043: Asia Pacific Learning 1 Caterpillar Drive. Training
Center
Dept.
PT
Trakindo
Utama.
Indonesia.(2010).
ModulTeknisiLayananCaterpillarTT015INTERMEDIATE
POWER 125
TRAIN SYSTEMVersi 2.0, 2010: Asia Pacific Learning 1 Caterpillar Drive.
125