Review Report Social Epidemiology.docx

  • Uploaded by: tri utami
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Review Report Social Epidemiology.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 982
  • Pages: 5
REVIEW Social epidemiology, Chandola, Kumari, Marmot on Handbook Social Epidemiology Epidemiologi sosial adalah cabang ilmu epidemiologi yang mempelajari distribusi sosial dan determinan sosial kesehatan (Berkman and Kawachi,2000). Terdapat beberapa pertanyaan penelitian dalam proses pengembangan epidemiologi sosial, antara lain : 1. Determinan sosial Lingkungan sosial menjadi bagian dari faktor kesehatan. Jika lingkungan sosialnya semakin baik maka kesehatan masyarakat juga akan semakin baik. Begitupun sebaliknya, jika lingkungan sosial buruk maka kesehatan masyarakat juga akan buruk. Gambar 41.2 menunjukan bahwa sosioekonomi dan politik (Pemerintahan, kebijakan, pendapatan negara, sosial, kesehatan, budaya dan norma) dan struktur sosial (pendidikan, pekerjaan, pendapatan, jenis kelamin dan ras) dapat saling mempengaruhi. Sehingga, dapat menyebabkan tidak meratanya distribusi kesehatan. Diperlukan tindakan yang berbedabeda pada determinan sosial.

2. Perilaku Kesehatan Masyarakat dengan sosioekonomi yang rendah cenderung merokok, sering minum alkohol, kurang olahraga dan memiliki pola makan tidak sehat. Masyarakat sosioekonomi

rendah cenderung berperilaku tidak sehat dibanding masyarakat dengan tingkat sosioekonomi tinggi seperti yang ditunjukan pada gambar 41.3.

Masih perlu pemahaman mengapa masyarakat miskin cenderung berperilaku buruk. Tanpa pemahaman mengenai bagaimana lingkungan sosial mempengaruhi perilaku, upaya untuk mengubah faktor risiko perilaku mungkin tidak berhasil. 3. Determinan ekonomi dan politik kesehatan Pada tahun 1848 kolera menjadi sesuatu yang sangat menakutkan sehingga Inggris mengeluarkan UU Kesehatan masyarakat. Disamping itu ada karya Snow (1855), yang menjadi penggerak kesehatan masyarakat di Inggris dengan perbaikan drainase, persediaan air, dan perbaikan lingkungan rumah yang menjadi pelopor kesehatan masyarakat di dunia. Pada abad ke 19 dan awal abad ke 20 menunjukan bahwa ada hubungan antara pertumbuhan ekonomi yang meningkat dengan gizi masyarakat yang lebih baik. Masyarakat lebih mudah untuk mendapatkan sumber makanan. Szreter (1988) berpendapat bahwa hal tersebut juga menyebabkan penurunan angka kematian akibat penyakit menular dan peningkatan harapan hidup. Sehingga,dapat disimpulkan bahwa penentu kesehatan dapat dilihat dari bagaimana kebijakan dan praktik pemerintah. 4. Life Course Life course dapat diartikan bahwa setiap masyarakat memiliki perilaku tertentu sesuai kategori-kategori usia yang berlaku dalam masyarakat. Terdapat empat model life course yaitu yang pertama adalah model laten, dimana efek ditimbulkan pada kemudian hari, seperti bayi yang BBLR memiliki risiko lebih besar untuk terkena penyakit pada saat dewasa. Kedua, model jalur dimana ada hubungan tidak langsung antara sosioekonomi orang tua dengan kesehatan di usia dewasa. Ketiga, model mobilitas yaitu pergeseran atau

perubahan status sosial dapat mempengaruhi kesehatan . Keempat, model akumulasi yaitu kesehatan dipengaruhi dari hasil akumulasi kerugian sosioekonomi. Namun, keempat model tersebut mengalami tumpang tindih. Ada beberapa masalah metodologis dalam model –model tersebut dan dianjurkan untuk menggunakan beberapa ukuran dan pendekatan untuk memahaminya. 5. Biologi Sosial Proses biologis menjadi jalannya hubungan antara faktor psikososial dengan respon biologis. Faktor psikososial dapat berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung. Berpengaruh langsung kepada kesehatan jika ada perubahan biologis yang mengakibatkan penyakit. Sedangkan, secara tidak langsung jika berpengaruh pada perilaku. 5.1 Perubahan epigenetik Epigenetik adalah mengubah ekspresi gen tanpa mengubah urutan DNA .Beberapa penelitian menunjukan bahwa ekspresi gen dapat berubah karena faktor sosial dan lingkungan. 6. Perpektif Ekologis Lingkungan merupakan salah satu faktor kesehatan masyarakat. Wilayah yang kotor atau buruk akan berdampak buruk juga bagi kesehatan masyarakat terutama yang bertempat tinggal di wilayah kotor tersebut. Setiap wilayah memiliki karakteristiknya masing-masing sehingga terdapat perbedaan dalam menyelesaikan permasalahan di tiap wilayah. 7. Kerentanan umum terhadap penyakit Faktor sosial dapat menyebabkan kerentanan terhadap penyakit. Seperti yang sudah dibahas dalam biologi sosial bahwa faktor sosial dapat berpengaruh secara langsung ataupun tidak langsung. Beberapa hal yang dapat mempengaruhi antara lain : 7.1 Dukungan sosial Terdapat beberapa penelitian yang membahas keterkaitan dukungan sosial dengan kesehatan. Salah satunya yang menarik yaitu penelitian mengenai integrasi sosial dan bunuh diri. Dijelaskan bahwa bunuh diri bukan akibat dari individu yang merasa terisolasi namun akibat dari pengaruh sosialnya. Tidak semua hubungan sosial yang diciptakan merupakan dukungan sosial. Secara teori, dukungan sosial dapat menjadi beberapa macam. Yang pertama, dukungan

emosional. Kedua, dukungan instruksional yaitu dukungan yang diberikan dalam bentuk material seperti barang atau uang. Ketiga dukungan penilaian, membantu dalam menilai dan mengambil keputusan. Terakhir, dukungan informasi yaitu membantu dengan memberikan saran ataupun informasi. 7.2 Disorganisasi Sosial Jumlah modal sosial atau kohesi disebutkan sebagai pembeda kesehatan masyarakat. Modal sosial ini merupakan suatu bentuk keterkaitan sosial yang dapat menjadikan seseorang mampu mencapai tujuan. Sedangkan, kohesi adalah kemampuan suatu kelompok menyatu atau kemampuan solidaritas. Ada bukti yang muncul bahwa masyarakat kohesif dengan jumlah modal sosial lebih besar memiliki tingkat kematian yang lebih rendah. Individu yang terisolasi secara sosial cenderung tinggal di daerah yang memiliki modal sosial rendah sehingga dapat mempengaruhi kesehatan. Ada beberapa jalur lain dimana modal sosial mempengaruhi kesehatan yaitu melalui perilaku, akses terhadap layanan dan proses psikososial. 7.3 Stress Kerja Beberapa penelitian menunjukan kertertarikan tentang pengaruh stress kerja terhadap kesehatan. Ada dua model stress yang menjadi perhatian yaitu job strain model dan effort-reward imbalance model. Job strain didasari oleh kontrol dan tuntutan pekerjaan. Dimana pekerja dengan tingkat kontrol pekerjaan rendah dan tingkat permintaannya tinggi memiliki stress kerja yang lebih tinggi. Effort-reward imbalance model didasari oleh imbalan yang didapat dari usahanya. Jika usaha yang tinggi tidak diimbangi dengan imbalan yang setimpal maka dapat menyebabkan stress kerja tinggi. Pekerja yang memiliki tingkat stress tinggi memiliki risiko lebih besar terserang penyakit kardiovaskular. 7.4 Pengangguran dan Kehilangan Pekerjaan Ada beberapa pandangan yang berbeda mengenai keterkaitan pengangguran dengan kesehatan yang buruk. Beberapa orang berpandangan bahwa kesehatan buruklah yang mempengaruhi seseorang bekerja atau tidak. Dan ada beberapa orang berpandangan bahwa posisi sosioekonomilah yang mempengaruhi kesehatan. Maka, dari itu dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan sebab-akibat antara keduanya.

7.5 Depresi dan Keadaan Afektif Depresi merupakan salah satu penyakit jiwa yang umum terjadi. Ada beberapa orang yang depresi karena penyakit fisik yang diderita, namun juga ada yang mengalami depresi terlebih dahulu dan setelahnya terserang penyakit fisik. Kondisi psikososial dapat mempengaruhi kesehatan melalui emosi dan respon fisiologis, kognitif dan perilaku yang terbentuk. Sebagian besar penelitian membuktikan bahwa terdapat keterkaitan emosi dan kesehatan khususnya penyakit jantung koroner. Emosi dianggap sebagai produk yang dihasilkan dari stress dan faktor pendukung lainnya. Banyak emosi adalah tanggapan terhadap perbedaan status dan kekuasaan yang disematkan dalam situasi sosial

Related Documents


More Documents from ""