Rencana Usulan Kegiatan Kesehatan Lingkungan.docx

  • Uploaded by: Risna Yuliani
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Rencana Usulan Kegiatan Kesehatan Lingkungan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,376
  • Pages: 7
RENCANA USULAN KEGIATAN KESEHATAN LINGKUNGAN : TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH No

1.

Upaya Kesehatan Kesehatan Lingkungan

Kegiatan

Tujuan

Sasaran

Target Sasaran

Penanggung Jawab

Kebutuhan Sumber Daya

Mitra Kerja

Waktu Pelaksanaan

Kebutuhan Anggaran

Indikator Kerja

Sumber Pembiayaa n

Inspeksi tempat pembuangan sampah Puskesmas Abeli

Untuk mengetahui keadaan sanitasi Puskesmas Abeli Untuk melindungi pasien, petugas kesehatan, pengunjung dan masyarakat sekitar Puskesmas dari penyebaran infeksi dan cidera. Untuk membuat sistem pengelolaan sampah medis dan non medis di Puskesmas Abeli memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku.

Puskesmas Abeli

Puskesmas Abeli

Ka.PKM/Staf Kesling

2 orang

-

Maret 2019

-

Seluruh Puskesmas Abeli

-

Puskesmas Abeli

Puskesmas Abeli

Ka.PKM/Staf Kesling

2 orang

-

Maret 2019

-

Seluruh Puskesmas Abeli

-

Puskesmas Abeli

Puskesmas Abeli

Ka.PKM/Staf Kesling

2 orang

-

Maret 2019

Rp. 200.000,-

Seluruh Puskesmas Abeli

APBD

Memisahkan sampah medis/ infeksius dan sampah non medis/non infeksius, sampah benda tajam dan sampah cair.

Menyiapkan tempat sampah yang sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku

Membuat alur dan SOP pengelolaan sampah medis

Untuk memberikan panduan pengelolaan sampah medis di Puskesmas Abeli agar sesuai dengan ketentuan yang berlaku

Puskesmas Abeli

Puskesmas Abeli

Ka.PKM/Staf Kesling

1 orang

-

Maret 2019

-

Seluruh Puskesmas Abeli

-

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN : TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH A. Pendahuluan Puskesmas merupakan sarana kesehatan terdepan yang berfungsi sebagai penggerak pembangunaan yang berwawasan kesehatan, yang memberikan pelayanaan langsung kepada masyarakat. Sebagai sarana pelayanan umum Puskesmas wajib memelihara dan meningkatkan lingkungan yang sehat sesuai dengan standar dan persyaratan . Operasional pusat layanan kesehatan akan selalu menimbulkan sampah medis yang apabila tidak didukung perencanaan dan pengelolaan yang matang akan berpotensi menimbulkan dampak terhadap masyarakat dan lingkungan hidup. Sampah medis adalah suatu material yang sangat berbahaya. Tanpa operasioanal yang layak dalam penanganan, perlakuan dan pengolahan atau pembuangan, sampah medis justru berpotensi menimbulkan bahaya seperti tersebarnya penyakit, teracuninya penduduk sekitar, hewan piaraan dan hewan liar, tanaman bahkan seluruh ekosistem. Limbah yang dihasilkan dalam bentuk padat, cair, dan gas. Limbah padat adalah semua limbah yang berbentuk padat sebagai akibat kegiatan puskesmas yang terdiri dari limbah medis padat (sampah medis) dan non-medis. Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi. Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan puskesmas yang kemungkinan mengandung mikroorganisme. Penyebaran penyakit melalui sampah yang terinfeksi merupakan tantangan terbesar dalam penanganan sampah medis. Jika sampah medis tidak tertangani dengan baik dalam artian organisme patogen dalam sampah tidak dihilangkan dimatikan, berbagai vektor penyakit mikrokopik seperti virus, bakteri, parasit maupun fungi akan tetap berada dalam sampah medis dan berpotensi menyebarkan berbagai penyakit. Berbagai vektor ini dapat masuk kedalam tubuh melalui luka di permukaan kulit maupun membran mukosa seperti rongga mulut. Dalam hal ini orang orang yang berhubungan langsung dengan sampah medis seperti pekerja kesehatan, staf kebersihan, pasien, pembesuk, petugas sampah, pemulung sampai dengan orang yang melakukan daur ulang material medis akan berada dalam resiko yang lebih besar, sehingga untuk menghindari risiko tersebut maka diperlukan pengelolaan limbah di fasilitas pelayanan kesehatan.

B. Latar Belakang Fasilitas pelayanan kesehatan harus mampu melakukan minimalisasi limbah yaitu upaya yang dilakukan untuk mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan dengan cara mengurangi bahan (reduce), menggunakan kembali limbah (reuse) dan daur ulang limbah (recycle). Proses pengelolaan limbah dimulai dari identifikasi, pemisahan, labeling, pengangkutan, penyimpanan hingga pembuangan atau pemusnahan. Identifikasi jenis limbah, secara umum limbah medis dibagi menjadi padat, cair, dan gas. Sedangkan kategori limbah medis padat terdiri dari benda tajam, limbah infeksius, limbah patologi, limbah sitotoksik, limbah tabung bertekanan, limbah genotoksik, limbah farmasi, limbah dengan kandungan logam berat, limbah kimia, dan limbah radioaktif. Pemisahan Limbah, dimulai pada awal limbah dihasilkan dengan memisahkan limbah sesuai dengan jenisnya. Tempatkan limbah sesuai dengan jenisnya, antara lain : Limbah infeksius adalah limbah yang terkontaminasi darah dan cairan tubuh masukkan kedalam kantong plastik berwarna kuning, contoh : sampel laboratorium, limbah patologis (jaringan, organ, bagian dari tubuh, otopsi, cairan tubuh, produk darah yang terdiri dari serum, plasma, trombosit dan lain-lain), diapers dianggap limbah infeksius bila bekas pakai pasien infeksi saluran cerna, menstruasi dari pasien dengan infeksi yang di transmisikan lewat darah atau cairan tubuh lainnya. Limbah non-infeksius adalah limbah yang tidak terkontaminasi darah dan cairan tubuh, masukkan ke dalam kantong plastik berwarna hitam, contoh : sampah rumah tangga, sisa makanan, sampah kantor. Limbah benda tajam adalah limbah yang memiliki permukaan tajam, masukkan kedalam wadah tahan tusuk dan air, contoh : jarum, spuit, ujung infus, benda yang berpermukaan tajam. Limbah cair segera dibuang ke tempat pembuangan/pojok limbah cair (spoelhoek). Wadah tempat penampungan sementara limbah infeksius berlambang biohazard. Wadah limbah di ruangan : harus tertutup, mudah dibuka dengan menggunakan pedal kaki, bersih dan dicuci setiap hari, terbuat dari bahan yang kuat, ringan dan tidak berkarat, jarak antar wadah limbah 10-20 meter, diletakkan di ruang tindakan dan tidak boleh di bawah tempat tidur pasien, ikat kantong plastik limbah jika sudah terisi ¾ penuh. Pengangkutan limbah harus menggunakan troli khusus yang kuat, tertutup dan mudah dibersihkan, tidak boleh tercecer, petugas menggunakan APD ketika mengangkut limbah. Lift pengangkut limbah berbeda dengan lift pasien, bila tidak memungkinkan atur waktu pengangkutan limbah.

Tempat Penampungan Sementara (TPS) limbah sebelum dibawa ke tempat penampungan akhir pembuangan. Tempatkan limbah dalam kantong plastik dan ikat dengan kuat, beri label pada kantong plastik limbah. Setiap hari limbah diangkat dari TPS minimal 2 kali sehari. TPS harus di area terbuka, terjangkau oleh kendaraan, aman dan selalu dijaga kebersihannya dan kondisi kering. UPTD Puskesmas Abeli sudah memiliki sarana pengelolaan limbah cair yang disebut IPAL (Instalansi Pengelolaan Limbah) sedangkan untuk limbah medis masih terkendala dengan jumlah tempat sampah yang kurang terutama di ruang perawatan dan Unit Gawat Darurat (UGD) sehingga terkadang sampah medis masih disatukan dengan sampah non medis termasuk wadah limbah benda tajam, begitupun dengan wadah sampah non medis yang masih kurang terutama di ruang Poned. Wadah tempat penampungan sementara limbah infeksius di Puskesmas Abeli sudah berlambang biohazard, tertutup, terbuat dari bahan yang kuat, ringan dan tidak berkarat namun wadah tidak mudah dibuka dan menggunakan tangan, tidak dicuci setiap hari, dan setiap wadah tidak dilapisi dengan kantung sampah sehingga mudah bagi orang yang mengelola untuk terinfeksi. Puskesmas Abeli sudah memiliki Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang setiap 3 bulan sekali diangkat ke Tempat Penampungan Akhir PT. Mitra Hijau untuk dilakukan pemusnahan dengan incinerator. C. Tujuan 1. Tujuan Umum Untuk melakukan upaya pencegahan penyebaran infeksi melalui sampah medis dan non medis pada pasien, petugas kesehatan, pengunjung dan masyarakat sekitar Puskesmas Abeli. 2. Tujuan Khusus Untuk mengetahui cara pengelolaan sampah medis dan non medis di Puskesmas yang baik dan benar serta memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku.

D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan No

Kegiatan Pokok

Rincian Kegiatan

Melakukan upaya pencegahan

-

-

-

Puskesmas Abeli.

Memisahkan sampah medis/ infeksius dan

Menyiapkan tempat sampah yang sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku

pengunjung dan masyarakat sekitar

sampah

benda tajam dan sampah cair.

medis pada pasien, petugas kesehatan,

pembuangan

sampah non medis/non infeksius, sampah

medis dan non 1.

tempat

Puskesmas Abeli

penyebaran infeksi melalui sampah

Inspeksi

-

Membuat alur dan SOP pengelolaan sampah medis

E. Cara Melaksanakan Kegiatan dan Sasaran No.

1

Kegiatan

Pelaksana Program

Lintas

Lintas

Pokok

Kesling

Program

Sektor

Terkait

Terkait

-

-

Upaya - Inspeksi tempat pencegahan pembuangan sampah penyebaran Puskesmas Abeli infeksi - Memisahkan sampah melalui medis/ infeksius dan sampah sampah non medis/non medis dan infeksius, sampah non medis benda tajam dan sampah cair. - Menyiapkan tempat sampah yang sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku - Membuat alur dan SOP pengelolaan sampah medis

Ket

-

1. Sasaran Puskesmas Abeli (Pasien, Petugas Kesehatan, pengunjung dan masyarakat sekitar Puskesmas) 2. Jadwal Kegiatan No

Kegiatan

2019 Maret April Mei

1.

Upaya pencegahan penyebaran infeksi melalui sampah medis dan non medis

x

x

x

Juni

Juli

Ags

Sept

Okt

Nov

Des

x

x

x

x

x

x

x

3. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporannya Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dan pelaporan dilakukan oleh pelaksana kegiatan. Evaluasi dilakukan pada saat kegiatan masih berjalan untuk melihat kekurangan yang ada dan agar dapat segera diatasi. Pelaporan kegiatan dilakukan setelah selesai melakukan kegiatan. 4. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan Pencatatan dengan menggunakan register dan format laporan yang telah ditetapkan dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kab/Kota setiap bulan berikutnya, evaluasi kegiatan dilakukan setiap tiga bulan sekali sesuai dengan jadwal monitoring dan evaluasi Puskesmas.

Related Documents


More Documents from "Adelma"