http://muhamadilyas.wordpress.com RAMALAN: Wahai Saudaraku, Jangan karena Iseng Kau Gadaikan Aqidahmu Akhir-akhir ini sering kali kita melihat di televisi iklan-iklan yang menjual ramalan-ramalan melaui SMS. Bak kacang goreng memang, dengan leluasanya mereka menjajakan jualan-jualan setan. Tak hanya di televisi, pada media-media cetak juga bertebaran iklan-iklan serupa. Mulai dari ramalan cinta yang digandrungi oleh para muda-mudi sampai dengan ramalan kesuksesan yang menarik para pebisnis. Selain dari ramalan sms tersebut, bentuk yang serupa seperti zodiak atau ramalan bintang atau horoskop juga menjadi kegemaran para ABG. Facebook, situs jejaring sosial yang saat ini paling digandrungi oleh para penjelajah dunia maya, juga tak kalah gencarnya menyebarkan racun-racun setan ini. Berbagai kuis barbau ramalan menjadi fitur yang tak kalah menarik bagi penggunanya, entah hanya karena iseng atau entahlah, wallahu ’alam. Dari beberapa yang saya lihat, di antaranya mereka yang memainkan kuis tersebut, jika hasilnya sesuai dengan apa yang mereka harapkan, maka mereka meng-iya-kan ramalan tersebut, tetapi apabila sebaliknya mereka pun mempertanyakannya kembali, ”Ko seperti ini yah hasilnya?” atau kata-kata lain yang senada dengannya. Yang membuat saya kemudian berhasrat menulis ini karena kemarin saya melihat seseorang bermain facebook, berturut-berturut, hanya selang beberapa detik atau menit, status yang muncul selalu bermain dengan ramalan. Sepertinya asyik dan senang dengan jawaban ramalan kuis tersebut. Sesungguhnya jika kita mengetahui hakikat ramalan, maka kita tidak akan mungkin berani menyentuhnya walau pun hanya sekedar iseng saja. Bertanya kepada peramal atau paranormal atau dukun atau apa pun namanya, termasuk ramalan facebook dan zodiak, merupakan dosa dan kesalahan yang besar. Merupakan keharaman bagi kita sebagai seorang muslim apabila menanyakan dan mencari tau tentang nasib/masa depan atau hari esok. Hari esok adalah sesuatu yang ghaib dan hanya Allah Subhanahu Wata’ala sajalah yang mengetahui hari esok dan hal-hal yang ghaib. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman, ”Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” [QS. Luqman (31): 34] Apa yang datang dari seoarang tukang ramal sesungguhnya merupakan seuatu kedustaan belaka. Dan apabila ramalan itu terkadang seolah-olah terlihat benar, maka sesungguhnya kedustaannya lebih besar dari kebenarannya sebagaimana sabda Rasululullah Shallallahu ’alaihi wassalam, Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Orang-orang sama bertanya kepada Rasulullah s.a.w. perihal ahli tenung - atau tukang meramal. Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Tidak ada sesuatupun yang hak atau benar daripadanya." Orang-orang berkata lagi: "Ya Rasulullah, sesungguhnya mereka itu memberitahukan kepada kita akan sesuatu hal yang kadang-kadang lalu menjadi kenyataan -yakni seolah-olah benar." Rasulullah s.a.w. kemudian bersabda: "Itulah sesuatu kalimat hak - yakni merupakan kebenaran - yang disambar oleh seorang jin, kemudian disampaikan - dibisikkan -dalam
http://muhamadilyas.wordpress.com telinga kekasihnya, kemudian dengan sebuah kalimat yang benar itu oleh ahli tenung tadi dicampurkannya dengan seratus macam kedustaan." (Muttafaq 'alaih). Kitab Riyadus Shalihin, Hadits No. 1665. Rasulullah Shallallahu ’alaihi wassalam telah mengingatkan kita untuk menjauh sejauh-sejauh terhadap perbuatan ini, karena dengan perbuatan meramal atau bertanya kepada peramal menjadikan tidak diterimanya shalat kita selamat empat puluh hari, sebagaimana sabdanya yang diriwayatkan oleh Muslim dalam shahihnya dari Yahya bin Sa’id, dari Ubaidullah, dari Nafi’, dari Shafiyah, dari sebagian isteri-isteri Nabi Shallallahu ’alaihi wassalam bahwa beliau bersabda, ”Barang siapa yang mendatangi tukang ramal, lalu menanyakan suatu perkara kepadanya, maka shalatnya tidak akan diterima selama empat puluh hari.” Bagaimana jika seseorang bertanya lalu membenarkan apa yang diucapkan peramal tersebut? Jika seseorang bertanya kepada peramal atau sesuatu yang bisa meramal dan membenarkan jawaban mereka, maka dia telah kafir terhadap apa yang telah diturunkan kepada Rasulullah Shallallahu ’alaihi wassalam. Hal ini berdasarkan hadits shahih yang diriwayatkan Al-Hakim, ”Barang siapa yang mendatangi tukang ramal atau dukun, lalu membenarkan apa yang diucapkannya, maka ia berarti telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad Shallallahu ’alaihi wassalam.” Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita menjauh sejauh-jauhnya dari perkara ini. Jangan sedikit pun menyentuh hal yang berkaitan dengan ramal-meramal karena sungguh merupakan sebuah dosa dan kesalahan yang besar. Tentunya kita tidak mau shalat kita selama empat puluh hari tertolak bukan, dan tentunya kita tidak mau menjadi orang yang kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Rasulullah Shallallahu ’alaihi wassalam. Wallahu’alam NB: Lihat juga Fatwa MUI pada Musyawarah ke-7 tanggal 26-29 Juli 2005 tentang Keharaman Perdukunan dan Ramalan. Download FATWA MUI disini http://www.mui.or.id/files/02-Fat-MunasKahanah.pdf Referensi: -
Al Quran dan terjemahan
-
Sulaiman bin Nashir bin Abdullah Al-Ulwan. ”Penjelasan Tentang Pembatal Keislaman”. Penerjemah: Abu Sayyid Sayyaf.
-
Kitab Riyadus Shalihin, Imam An Nawawi
-