Puisi.docx

  • Uploaded by: Carterina Cath
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Puisi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,059
  • Pages: 10
Siapa dia ? Dia, sesosok manusia yang tak ku kenal Datang membawa beribu rasa yang tak ku mengerti Senang, benci, gelisah, dan rasa penasaran memenuhi pikiran dan hati Ingin ku pergi namun hati tak kuasa merelakannya

Beribu pesan ku balas dengan hati yang gelisah Beribu ajakan ku ikuti dengan hati yang risih Seakan menanggapi tapi bukan menerima Seakan menerima tapi bukan memiliki

Seluruh isi ruangan di hatiku seraya berkata Pergilah… aku tak bisa bersamamu Bukan hati ini yang harus kau isi Kau pantas mendapatkan yang lebih daripadaku

Jakarta, Maret 2018

Cinta ? Inikah Cinta ?

Api berkobar membakar seluruh jiwa raganya Rasa yang tak terbalaskan kini berkecamuk Seluruh perjuangan seakan berlarian mengejarku Seolah tak mengenal kata menyerah Hari demi hari … Canda tawa mengisi hubungan ini Mencoba berusaha menyenangkan satu sama lain Saling berusaha menyatukan hati

Perlahan namun pasti , Hati ini luluh dibuatnya Hati yang semula keras bagai batu Lalu terkena desir ombak dipinggir pantai

Tak pernah terpikirkan , laki-laki di depanku saat ini Menyelipkan rasa sayang itu ke dalam lubuk hatiku Dan memaksa masuk ke dalam pikiranku

Hingga akhirnya aku tersadar Saat itu … Ku yakin , aku dan kamu saling mencintai.

Bandung, Juni 2018

Aku, Kamu dan Kita

Kisah kasih ini dimulai Ratusan kata cinta terucap Hari – hari terasa begitu indah Langit yang semula gelap kini dipenuhi bintang Rasa yang sebelumnya tidak pernah hadir di hati ini Tak kusangka … semua begitu sempurna saat itu

Beribu rasa sayang yang hinggap dihati Bersama sejuta kisah perjalanan yang kita lalui bersama Tak ada lagi kegelisahan di hati Yang ada hanyalah cinta yang menyapa Terima kasih cinta … Kau bersedia hadir di hidupku saat ini Maafkan aku yang semula meragu dengan kedatanganmu

Kini satu yang kuingin .. Bukan lagi hanya Kau Bukan lagi hanya Aku disini Melainkan Kita …. Yang hidup menua bersama melewati heningnya malam yang sunyi Dengan rasa yang indah bagai warna pelangi yang menyejukkan hati

Canda tawa memenuhi dunia Kau tahu suara apa yang paling senang ku dengar kala itu? Suara degup jantungmu yang berdetak Seolah mengingatkanku bahwa jiwa kita takkan terpisahkan Jakarta, Juni 2018

Sudahi … Sampai disini

Bagai pinang dibelah dua Sama namun berbeda Satu visi namun berbeda misi Alasan itu yang ia keluarkan

Aku tertegun tak berdaya Hubungan ini berakhir Lebih baik kita hidup sebagai teman Kata - kata tersebut bagikan petir yang menyambar hati

Aku tak bisa berkata Aku tak bisa merasa Hampa terasa bagai ruang kosong Hanya tetesan air mata yang memecah keheningan sunyi

Dalam dada berkata bukankan semula kita juga berteman Namun mengapa selama ini kau memperjuangkanku untuk menjadi milikmu ? Bila akhirnya kau juga yang melepasku ? Berjuta pertanyaan bergejolak di dada Namun bibir ini terdiam tak dapat berkata

Ya, apa arti hubungan kita selama ini ?

Kau pernah mengajakku untuk terbang tinggi Namun kau lupa untuk mengajariku cara untuk mendarat saat jatuh

Mengapa kau mengejar namun kau berbalik arah ? Mengapa kau memperjuangkan namun kau menyerah ? Mengapa kau memulai namun kau mengakhiri ? Apakah cinta semudah itu bagimu Apakah cinta hanya alasan belaka Kupikir kau berbeda… Aku tidak memerlukan janji manismu Aku tidak memerlukan omong kosongmu Yang ku perlukan hanyalah sesosok manusia yang tak ku kenal itu Datang membawa beribu rasa yang tak ku mengerti Dan ia datang mau memperjuangkanku untuk menjadi miliknya

Aku tahu aku bukanlah wanita yang sempurna Aku seorang wanita yang penuh dengan kekurangan Aku seorang wanita yang sedang belajar untuk dicintai

Aku lelah namun tak dapat berhenti Aku sakit namun tak dapat terobati Aku ingin pergi namun kenangan menghampiriku Memintaku untuk terus tetap diam disana Aku ingin hidup bebas dari segala belenggu , namun aku tak berdaya Masa lalu tak habis – habisnya mengejar kehidupan Tak kuasa menahan rindu di dada Aku harus bagaimana, Tuhan ? Tolong berikan seribu alasan untukku Agar hati ini mengerti apa yang harus ia lakukan untuk sang empunya

Segenap hati yang telah kupersembahkan untukmu Genggaman erat yang selama ini kita rasakan Pelukan hangat yang kau berikan Apalah arti itu semua

Sudahlah, sudah ini sudah berakhir Aku harus bangun dari segala mimpi – mimpi indahku Namun, bolehkah aku berkata jujur ? aku belum siap mengakhirnya

Tak mengapa, aku bisa mengendalikan segala perasaanku .. Kau tak usah memperdulikanku Karena kau memang tak pernah benar – benar perduli

Puisi ini tentang kamu .. Ya hanya kamu.. bukan lagi tentang kita …

Jakarta, September 2018

Wajarkah bila aku rindu ?

Sunyi.. Sepi … Tak ada canda tawa yang datang menghampiri Keheningan malam menusuk sekujur tubuh

Burung akan tetap menjadi burung Terbang dan hinggap di dahan pohon sesukanya Tak akan pernah menjadi angsa yang cantik Tak akan pernah menjadi bunga Mawar yang begitu indah

Aku mencoba tegar dalam menghadapi kenyataan Kenyataan yang pahit namun tetap harus dijalani Namun, Aku hanyalah seorang wanita biasa Yang tetap bisa merindu

Benar kata pepatah , Setiap pertemuan pasti ada perpisahan Kupikir, itu hanyalah pepatah belaka Namun , cepat atau lambat pepatah tersebut menjadi nyata adanya Pergilah … Aku telah merelakanmu pergi Marilah kita mencapai tujuan kita Dengan jalan masing – masing

Kini, Aku tak bisa lagi ada disampingmu Hanya satu pintaku … Bahagialah dengan segala keputusanmu Jakarta, Oktober 2018

Arti kehidupan yang sebenarnya

Akhirnya, kini aku sadar Hidup adalah anugerah yang Tuhan berikan kepada kami, manusia tak berdaya ini Hidup adalah dimana kita bisa bangkit dari keterpurukan Mengisi kekosongan dengan hal – hal positif

Begitu pula cinta Cinta bukan sekedar hanya tentang aku, dia ataupun kita Cinta hanya dapat dirasakan oleh kedua insan yang mempunyai hati yang tulus Tulus dalam memberi Tulus juga untuk menerima

Mungkin , bukan hanya aku yang pernah merasakan kekecewaan Aku tahu semua makhluk pernah merasakannya Siap maupun tidak siap Segalanya akan segera berlalu bersama denyut waktu

Hari ini, aku mengucap syukur Kejadian yang pernah aku alami selama ini Membuatku belajar untuk menjadi lebih dewasa Membuatku belajar mengerti arti kehidupan yang sesungguhnya

Hari ini , aku mengucap syukur Tuhan memberiku kemampuan dan ketegaran Tuhan memberiku semangat baru

Semua akan indah pada waktunya Bukan menurut waktu saya Bukan menurut waktu anda Bukan juga menurut waktu kita Melainkan menurut waktu Tuhan

Sekarang aku telah menjadi aku yang baru Kini aku tak lagi khawatir akan masa depanku Disaat yang lain datang dan pergi silih berganti Tuhan datang dan bersedia tetap ada di hatiku untuk selamanya

Jakarta, November 2018

Nama

: CC

Alamat

: Jelambar baru jalan P No.44

No. rekening : 5280263674 a/n Carterina BCA

More Documents from "Carterina Cath"

Bi-pidato Dhea.docx
November 2019 3
Verb 1 2 3.docx
May 2020 12
Ekonomi.doc
October 2019 6
Puisi.docx
May 2020 1
To 1 Mpk Mat 14 Jan.docx
December 2019 7