Psi

  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Psi as PDF for free.

More details

  • Words: 1,895
  • Pages: 5
Kesulitan Belajar Cuplikan dari National Institute of Health, USA Learning Disabilities Association of America

diterjemahkan oleh : Sylvia Untario Kesulitan Belajar atau “Learning Disabilities, LD” adalah hambatan/gangguan belajar pada anak dan remaja yang ditandai oleh adanya kesenjangan yang signifikan antara taraf intelegensi dan kemampuan akademik yang seharusnya dicapai. Hal ini disebabkan oleh gangguan di dalam sistem saraf pusat otak (gangguan neurobiologis) yang dapat menimbulkan gangguan perkembangan seperti gangguan perkembangan bicara, membaca, menulis, pemahaman, dan berhitung. Bila tidak ditangani dengan baik dan benar akan menimbulkan berbagai bentuk gangguan emosional (psikiatrik) yang akan berdampak buruk bagi perkembangan kualitas hidupnya di kemudian hari. Kepekaan orangtua, guru di sekolah serta orang-orang di sekitarnya sangat membantu dalam mendeteksinya, sehingga anak dapat memperoleh penanganan dari tenaga profesional sedini dan seoptimal mungkin, sebelum menjadi terlambat. Kesulitan Belajar kadang-kadang tidak terdeteksi dan tidak dapat terlihat secara langsung. Setiap individu yang memiliki kesulitan belajar sangatlah unik. Seperti misalnya, seorang anak “dyslexia”, yang sulit membaca, menulis dan mengeja, tetapi sangat pandai dalam matematika. Pada umumnya, individu dengan kesulitan belajar memiliki intelegensi rata-rata bahkan diatas rata-rata. Seseorang terlihat “normal” dan tampak sangat cerdas tetapi sebaliknya ia mengalami hambatan dan menunjukkan tingkat kemampuan yang tidak semestinya dicapai dibandingkan dengan yg seusia dengannya. Walau demikian, individu dengan kesulitan belajar bisa sukses di sekolah, di dunia kerja, dalam hubungan antar-individu, dan di dalam masyarakat bila disertai dengan dukungan dan perhatian yang tepat.

Deteksi Dini Kesulitan Belajar Tanda-tanda Kesulitan Belajar sangat bervariasi dan tergantung pada usia anak.

Pada Usia Pra-Sekolah: • • • • • • • • • •

Keterlambatan berbicara jika dibandingkan dengan anak seusianya Adanya kesulitan dalam pengucapan kata Kemampuan penguasaan jumlah kata yang minim Seringkali tidak mampu menemukan kata yang sesuai untuk suatu kalimat Kesulitan untuk mempelajari dan mengenali angka, huruf dan nama-nama hari Mengalami kesulitan dalam menghubung-hubungkan kata dalam suatu kalimat Kegelisahan yang sangat ekstrim dan mudah teralih perhatiannya Kesulitan berinteraksi dengan anak seusianya Menunjukkan kesulitan dalam mengikuti suatu petunjuk atau rutinitas tertentu Menghindari pekerjaan tertentu seperti menggunting dan menggambar

Pada Usia Sekolah: • •

Daya ingatnya (relatif) kurang baik Sering melakukan kesalahan yang konsisten dalam mengeja dan membaca. Misalnya

• •

• • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •

huruf d dibaca b, huruf w dibaca m. (buku dibaca duku) Lambat untuk mempelajari hubungan antara huruf dengan bunyi pengucapannya Bingung dengan operasionalisasi tanda-tanda dalam pelajaran matemetika, misalnya tidak dapat membedakan antara tanda ñ (minus) dengan +(plus) , tanda + (plus) dengan x (kali), dan lain-lain. Sulit dalam mempelajari keterampilan baru, terutama yang membutuhkan kemampuan daya ingat Sangat aktif dan tidak mampu menyelesaikan satu tugas atau kegiatan tertentu dengan tuntas Impulsif (bertindak sebelum berpikir) Sulit konsentrasi atau pehatiannya mudah teralih Sering melakukan pelanggaran baik di sekolah atau di rumah Tidak bertanggung jawab terhadap kewajibannya Tidak mampu merencanakan kegiatan sehari-harinya Problem emosional seperti mengasingkan diri, pemurung, mudah tersinggung atau acuh terhadap lingkungannya Menolak bersekolah Mengalami kesulitan dalam mengikuti petunjuk atau rutinitas tertentu Ketidakstabilan dalam menggenggam pensil/pen Kesulitan dalam mempelajari pengertian tentang hari dan waktu Pada Usia Remaja dan Dewasa: Membuat kesalahan dalam mengeja berlanjut hingga dewasa Sering menghindar dari tugas membaca dan menulis Kesulitan dalam menyimpulkan suatu bacaan Kesulitan menjawab suatu pertanyaan yang membutuhkan penjelasan lisan dan/atau tulisan Kemampuan daya ingat lemah Kesulitan dalam menyerap konsep yang abstrak Bekerja lamban Bisa kurang perhatian pada hal-hal yang rinci atau bisa juga terlalu fokus kepada hal-hal yang rinci Bisa salah dalam membaca informasi

Individu dengan

Kesulitan Belajar atau Learning Disabilities (LD) membutuhkan … • • • • • • • •

Identifikasi sedini mungkin Tes dan observasi untuk memper-oleh gambaran apa yang menjadi kekuatan dan kelemahannya Rencana Pembelajaran Individual (Individual Education Program/IEP) Dukungan dari orangtua dan guru (pendidik) yang memahami kesulitan belajar Konseling dari profesional terkait Pengembangan kemampuan dan ketrampilan untuk mandiri Pendidikan kejuruan dan pelatihan kerja Memiliki atasan yang dapat memahami keadaannya

Dari sisi pelajaran dan pertumbuhan jasmani hambatan belajar dapat diselidiki. 1. Segi pelajaran Dalam segi pelajaran, hambatan bagi anak dapat dilihat dari kemampuan membaca, menulis, dan

berhitung. Pada umumnya bila terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan belajar dengan hasil pelajaran, dapat disimpulkan anak tersebut mengalami kelambanan belajar. 2. Segi pertumbuhan fisik Hal ini meliputi beberapa hal: berbicara, berpikir, mengingat, dan hambatan fungsi indra. Hambatan berbicara merupakan hambatan belajar yang sering terdapat pada tingkat anak prasekolah, dan umumnya mengakibatkan anak terlambat bicara. Sedangkan masalah hambatan dalam berpikir terlihat dari anak yang mengalami kesulitan dalam membentuk konsep, mengaitkan apa yang dipikirkan, dan memecahkan masalahnya. Seorang anak yang memiliki hambatan dalam mengingat akan kesulitan mengingat apa yang telah ia lihat dan ia dengar, padahal daya ingat merupakan syarat utama untuk belajar. Anak juga tidak mampu memusatkan pikiran pada sesuatu yang harus dipilihnya, ia hanya berlari terus ke sana ke mari, dan tidak memiliki konsentrasi belajar dalam jangka waktu yang lama. Sedangkan hambatan fungsi indra termasuk hambatan dalam penglihatan dan pendengaran. PENYEBAB MASALAH 1. Faktor keturunan Di Swedia, Hallgren (1950) melakukan penelitian dengan objek keluarga dan menemukan rata-rata anggota keluarga tersebut mengalami kesulitan dalam membaca, menulis, dan mengeja. Kesimpulannya, hal tersebut dipengaruhi oleh faktor keturunan. Ahli lainnya, Hermann (1959), mempelajari dan membandingkan anak-anak kembar yang berasal dari satu sel telur. Ia memperoleh kesimpulan bahwa anak kembar dari satu sel itu lebih mempunyai kesamaan dalam hal kesulitan membaca daripada anak kembar dari dua sel telur. 2. Fungsi otak kurang normal Ada pendapat yang menyatakan bahwa anak yang lamban belajar mengalami masalah pada saraf otaknya. Pendapat ini telah menjadi perdebatan yang cukup sengit. Beberapa peneliti menganggap bahwa terdapat kesamaan ciri pada perilaku anak yang lamban belajar dengan anak yang abnormal. Hanya saja, anak yang lamban belajar memiliki adanya sedikit tanda cedera pada otak. Oleh sebab itu, para ahli tidak terlalu menganggap cedera otak sebagai penyebabnya, kecuali ahli saraf membuktikan masalah ini. Mereka menyebutnya sebagai "disfungsi otak" ketimbang "cedera otak". Sebenarnya, sangatlah sulit untuk memastikan bahwa keadaan itu disebabkan oleh cedera otak. 3. Masalah organisasi berpikir Anak yang lamban belajar akan mengalami kesulitan dalam menerima penjelasan tentang dunia luas. Mereka tidak mampu berpikir secara normal. Misalnya, anak yang sulit membaca akan sulit pula merasakan atau menyimpulkan apa yang dilihatnya. Para ahli berpendapat bahwa mereka perlu dilatih berulang-ulang, dengan tujuan meningkatkan daya belajarnya. 4. Kekurangan gizi Berdasarkan penelitian terhadap anak dan binatang, ditarik suatu kesimpulan bahwa ada kaitan yang erat antara kelambanan belajar dengan kekurangan gizi. Walau pendapat tersebut tidak seluruhnya benar, tetapi banyak bukti menyatakan bila pada awal pertumbuhan seorang anak sangat kekurangan gizi, keadaan itu akan memengaruhi perkembangan saraf utamanya, dan tentunya membawa dampak yang kurang baik dalam proses belajar. 5. Faktor lingkungan Pengaruh lingkungan, gangguan nalar, dan emosi, ketiganya mempunyai ciri khas yang sama, yaitu dapat mengakibatkan kesulitan belajar. Yang dimaksud dengan faktor lingkungan ialah hal-hal yang tidak menguntungkan yang dapat mengganggu perkembangan mental anak, misalnya keluarga, sekolah, masyarakat, dan lain-lain. Gangguan tersebut mungkin berupa kepedihan hati, tekanan keluarga, dan kesalahan dalam menangani anak. Meskipun faktor ini dapat memengaruhi, tetapi bukan merupakan satu-

satunya faktor penyebab terjadinya hambatan. Yang pasti, faktor tersebut bisa mengganggu ingatan dan daya konsentrasinya. Dan dari pengalaman dapat dipetik pelajaran bahwa lingkungan yang tidak menguntungkan sedikit banyak bisa memengaruhi kecepatan belajar. PENYELESAIAN MASALAH 1. Pemeliharaan sejak dini Bila faktor lingkungan merupakan penyebab utama mundurnya daya ingat dalam berpikir, pencegahan awalnya mungkin dengan mengubah lingkungan masyarakat dan lingkungan belajarnya. Perawatan sejak dini juga akan bermanfaat untuk pencegahan. Dalam suatu penelitian, setiap anak tinggal di dalam kamar yang berbeda dan hidup bersama dengan orang dewasa. Mereka mendapat perawatan yang khusus serta cermat dari para perawat wanita yang berpendidikan rendah. Dari hasil tes IQ terlihat adanya kemajuan. Dari sini dapat disimpulkan perawatan dini dan pemeliharaan secara khusus dapat menolong mengurangi tingkat kelambanan belajar. 2. Pengembangan secara keseluruhan Usahakan agar anak mau mengembangkan bakatnya sebagai upaya mengalihkan perhatiannya dari kelemahan pribadi yang telah membuat mereka kecewa dan apatis. Pengalaman dalam pelbagai hal akan membuat anak mengembangkan kemampuannya, dan pengalaman yang sukses akan membangun konsep harga diri yang sehat. 3. Lembaga pendidikan khusus atau umum Suatu penelitian dilakukan untuk membuktikan apakah dalam upaya untuk menolong, anak yang lamban belajar sebaiknya bergabung dalam lembaga pendidikan khusus atau lembaga pendidikan umum. Hasilnya, tidak diperoleh suatu kepastian karena adanya perbedaan pendapat. Kesimpulannya, dari segi nalar tidak ditemukan adanya peningkatan ketika anak berada di lembaga pendidikan khusus. Hasil belajarnya pun tidak lebih baik dibandingkan dengan mereka yang bergabung di lembaga pendidikan umum. Dalam hal pergaulan, mereka yang ada di lembaga pendidikan umum mungkin mengalami perasaan seperti diasingkan oleh teman-temannya, tetapi di sana mereka dapat memiliki harga diri yang lebih tinggi daripada yang mengikuti pendidikan di lembaga khusus. Bagi anak yang lamban belajar, yang terpenting bukanlah di mana mereka disekolahkan, tetapi bagaimana mereka mendapatkan pengaturan lingkungan belajar yang ideal. 4. Memberikan pelajaran tambahan Sekolah dapat mengatur atau menambah guru khusus untuk menolong kebutuhan belajar anak. Dapat juga dengan menyediakan program belajar melalui komputer. Dengan demikian, mereka dapat belajar tanpa tekanan dan memperoleh kemajuan yang sesuai dengan kemampuan diri sendiri. B.F. Skinner mengatakan bahwa penggunaan mesin mengajar akan sangat bermanfaat bagi mereka. Dewasa ini komputer telah menjadi alat pendidikan yang populer. Gereja atau sekolah dapat menggunakannya untuk mendidik anak yang lamban belajar. 5. Latihan indra Kesulitan belajar bagi anak yang lamban berhubungan erat dengan intelektualitasnya. Jadi, penting juga untuk memberikan beberapa teknik latihan indra kepada mereka. a. Latihan indra Dengan latihan ini anak dilatih untuk mengenal lingkungan melalui penglihatan, pendengaran, atau perabaan. Misalnya, mengenal benda melalui perbedaan bentuk atau suara. Dengan mata tertutup anak diajak untuk mengenal bentuk, kasar, atau halus suatu benda. Semua latihan tersebut dapat mempertajam indra anak. b. Latihan koordinasi Hal-hal yang termasuk dalam latihan koordinasi ialah menggunting, mewarnai, meronce, mengikat, melakukan estafet, atau gerakan lainnya. Latihan tersebut kemudian disatukan dengan gerakan

dalam kehidupan sehari-hari seperti: memakai atau menanggalkan sepatu, menyikat gigi, menyisir rambut, menuang air, dan sebagainya. c. Latihan konsentrasi Melalui latihan ini anak dilatih untuk memerhatikan rangsangan-rangsangan yang ada di luar, melalui permainan, nyanyian, meniru gerakan guru, bermain kartu, atau berkejar-kejaran untuk melatih konsentrasinya. d. Latihan keseimbangan Rasa keseimbangan akan menenteramkan emosi anak dan menolong melatih gerak-gerik tubuh mereka. Misalnya, belajar berbaris, menari, menaiki papan titian, senam irama, dan sebagainya. 6. Prinsip belajar Semua usaha yang melatih anak untuk meningkatkan daya belajarnya, sebaiknya memerhatikan prinsip dan keterampilan belajar. a. Usahakan agar anak lebih banyak mengalami sukacita karena keberhasilannya. Hindarkan kegagalan yang berulang-ulang. b. Dorong anak untuk mencari tahu jawaban yang benar atau salah dengan usahanya sendiri. Dengan demikian, anak dapat dipacu semangatnya untuk belajar. c. Beri dukungan moril atas setiap perubahan sikap anak agar mereka puas. Kadang-kadang berilah hadiah kepada anak. d. Perhatikan taraf kemajuan belajar anak, jangan sampai kurang tantangan dan terlalu banyak mengalami kegagalan. e. Lakukan latihan secara sistematis dan bertahap sehingga mencapai kemajuan belajar. f. Boleh memberikan pengalaman berulang yang cukup, tetapi jangan diberikan dalam jangka pendek. g. Jangan merencanakan pelajaran yang terlampau banyak bagi murid. h. Gunakan teknik bahasa yang melibatkan lebih banyak penggunaan indra. i. Lingkungan belajar yang sederhana akan mengurangi rangsangan yang tidak diinginkan. Aturlah tempat duduk sedemikian rupa agar mereka tidak merasa terganggu. 7. Dukungan orang tua Dorongan dan bantuan orang tua erat hubungannya dengan hasil belajar anak yang lamban. Bila dalam mengulangi apa yang dipelajari di sekolah, orang tua bekerja sama dengan guru dalam memberikan metode dan pengarahan yang sama, tentu akan diperoleh hasil yang lebih baik. Bila memungkinkan, ibu boleh meminta izin untuk mengamati proses belajar mengajar di sekolah. Ikutilah seminar-seminar mengenai anak yang lamban belajar untuk menambah wawasan Anda.

Related Documents

Psi
June 2020 32
Psi
May 2020 28
Psi
June 2020 26
Psi
November 2019 49
Psi
December 2019 42
Psi-si
July 2020 19