Silahkan download e-book ini di halaman download pada situs
www.tinyurl.com/syariah KETENTUAN PSAK 59 Pembiayaan al-Mudharabah a. Dasar pengaturan 1. pembiayaan mudharabah diakui pada saat pembayaran kas atau pembayaran aktiva non kas kepada pengelola dana (PSAK 59: akutansi perbankan syari’ah, paraghrap 14) 2. pembiayaan mudharabah yang diberikan secara bertahap diakui pada setiap tahap pembiayaan atau penyerahan (PSAK 59: akutansi perbankan syari’ah, paraghrap 14) 3. pembiayaan mudharabah yang diberikan dalam bentuk kas diukur sejumlah uang yang bank pada saat pembayaran (PSAK 59: akutansi perbankan syari’ah, paragraph 15). 4. pembiayaan mudharanah yang diberikan dalam bentuk aktiva non kas diukur sebesar nilai wajar pada saat penyerahan. Selisih antara nilai wajar dan nilai buku aktiva non kas diakui sebagai kerugian atau keuntungan bank (PSAK 59: akutansi perbankan syari’ah, paraghrap 15) 5. beban yang terjadi sehubungan dengan mudharabah tidak dapat diakui sebagai bagian pembiayaan mudharabah kecuali tekah disepakati bersama (PSAK 59: akutansi perbankan syari’ah, paraghrap 15) 6. setiap pembayaran kembali atas pembiayaan mudharabah oleh pengelola dana mengurangi saldo pembiayaan mudharabah (PSAK 59: akutansi perbankan syari’ah, paraghrap 16) 7. apabila sebagian pembiayaan mudharabah hilang sebelum dimulai usaha karena adanya kerusakan atau sebab lainnya
tanpa adanya kelalaian atau kesalahan pihak mudharib, maka rugi tersebut mengurangi saldo pembiayaan mudharabah dan diakui sebagai kerugian bank (PSAK 59: akutansi perbankan syari’ah, paraghrap 17) 8. apabila sebagian pembiayaan mudharabah hilang setelah dimulainya usaha tanpa adanya kelalaian atau kesalahan pengelola dan maka rugi tersebut diperhitungkan pada saat bagi hasil (PSAK 59: akutansi perbankan syari’ah, paraghrap 19) 9. apabila mudharabah berakhir sebelum jatuh tempo dan pembiayaan mudharabah belum dibayar oleh pengelola dana, maka pembiayaan mudharabah diakui sebagai piutang jatuh tempo (PSAK 59: akutansi perbankan syari’ah, paraghrap 22) 10. apabila pembiayaan mudharabah melewati satu periode pelapoan: a. laba pembiayaan mudharabah diakui dalam periode terjadinya hak bagi hasil sesuai nisbah yang disepakati. b. Rugi yang terjadi diakui dalam periode terjadinya rugi tersebut dan mengurangi saldo pembiayaan mudharabah (PSAK: akutansi perbankan syari’ah, paraghrap 23) 11. rugi pembiayaan mudharabah yang diakibatkan penghentian mudharabah sebelum masa akad berakhir diakui sebagai pengurangan pembiayaan mudharabah (paraghrap 26). 12. rugi pengelola modal yang diakibatkan kelalaian atau kesalahan pengelola dana dibebankan kepada pengelola dana (paraghrap 27). 13. bagian laba bank yang tidak dibayarkan oleh pengelola dana pada saat mudharabah selesai atau dihentikan sebelum
masanya berakhir diakui sebagai piutang jatuh tempo kepada pengelola dana (paraghrap 28) b. pengeluaran dan pengukuran a. Pembiayaan mudharabah dalam bentuk kas diakui pada saat pembiayaan sebesar jumlah uang yang diberikan bank kepada pengelola dana b. Pembiayaan mudharanah yang diberikan dalam bentuk aktiva non kas dinilai sebesar nilai wajar aktiva non-kas. Selisih antara nilai wajar dan nilai buku aktiva non-kas diakui sebagai keuntungan atau kerugian bank pada saat penyerahan kepada pengelola dana c. Pembiayaan mudharabah yang diberikan secara bertahap diakui pada saat pembayaran d. Biaya yang terjadi akibat akad mudharabah tidak dapat diakui sebagai bagian pembiayaan mudharabah kecuali telah disepakati bersama e. Pembayaran kembali pembiayaan mudharabah ooleh mudharib akan mengurangi pembiayaan mudharabah f. Apabila sebagian pembiayaan mudharabah hilang sebelum dimulainya pekerjaan proyek karena adanya kerusakan atau sebab lainnya tanpa adanya kelalaian atau kesalahan pihak mudharib, maka kerugian tersebut mengurangi pembiayaan mudharabah dan diakui sebagai kerugian bank. Apabila kehilangan tersebut terjadi setelah dimulainya pekerjaan, hal itu tidak mempengaruhi penilaian pembiayaan mudharabah g. Apabila seluruh penbiayaan mudharabah hilang dan bukan disebabkan oleh kelalaian atau kesalahan
mudharib, maka pembiayaan mudharabah diakhiri dan kerugian yang timbul diakui sebagai beban bank h. Apabila akad mudharabah diakhiri sebelum jatuh tempo dan saldo pembiayaan mudharabah tidak langsung dibayar oleh mudharib, maka pembiayaan mudharabah diakui sebagai piutang mudharabah jatuh tempo