TUGAS PENGELOLAAN RESIKO USAHA
“MAINTAINING SECURITY”
Disusun Oleh Reyna Cheryl
060400407
Rina
060400410
Seri
060400425
Shartika Nirmala Dewi
060400426
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Depok 2006
CHAPTER 8
MAINTAINING SECURITY WHAT ARE SECURITY RISK, AND WHAT DAMAGE CAN THEY CAUSE? Seluruh sumber daya perusahaan seperti gedung, stock, pegawai dan aset memiliki berbagai kemungkinan resiko seperti pencurian, perusakan ataupun pemerasan, dimana terdapat perusahaan yang telah mengetatkan keamanannya sehingga tidak terjadi kasus yang dinginkan tetapi ada juga perusahaan yang selalu saja terjadi kejadian yang merugikan perusahaan.. Security atau keamanan merupakan isu yang kompleks atau rumit dalam perusahaan, dimana untuk beberapa perusahaan keamanan merupakan kebutuhan yang menyangkut hidup atau matinya perusahaan. Oleh karena itu saat ini, keamanan juga menyangkut data komputer maupun intellectual property. CONDUCTING A SECURITY REVIEW Proses dari security atau keamanan dimulai dengan meninjau tentang keamanan. Dimana dalam hal ini dilakukan pengecekan terhadap susunan keamanan yang dipakai selama ini dan menilai daerah-daerah mana saja yang mudah diserang atau memiliki tingkat keamanan yang rendah. DEVISING A SECURITY STRATEGY Setelah melakukan review akan keamanan yang telah dilakukan, maka kemudian dapat dilakukan pembuatan atau perencanaan strategi untuk masalah keamanan. Setiap alasan dari perencanaan strategi memiliki perbedaan sehingga setiap perusahaan memiliki strategi individu atau strategi sendiri-sendiri. Strategi harus dioperasikan dalam beberapa level, seperti pada ilustrasi berikut.
1
3
4
5
2
1. Perimeter atau batas pinggir, merupakan tempat masuk. 2. Clear Zone, daerah antara pagar dan bangunan. 3. Pintu dan jendela bangunan. 4.
Exclusion Zone, daerah penjagaan dimana hanya orang tertentu yang dapat masuk.
5.
Menjaga barang penting milik individu atauindividual items seperti peralatan, material, atau informasi. Matching Security To The Threat Tingkatan dari keamanan harus mencerminkan derajat dari resiko, dimana perusahaan yang memiliki banyak benda berharga dalam bentuk apapun yang rawan terhadap resiko, pastinya membutuhkan tingkat keamanan yang tinggi yang mampu mencegah terjadinya resiko. Teknik untuk menjaga keamanan berbentuk urutan menaik dari suatu aksi, dimana semakin keatas maka menunjukkan tambahan aksi apa saja yang harus dilakukan, seperti yang tergambar dalam gambar berikut ini.
Fi x
Alarms
Pysical Barriers
Deter and Observe
1. Memberi tahu kepada orang-orang untuk tidak melakukan suatu perbuatan ilegal dengan memberitahukan adanya petugas keamanan dan kamera pengawas yang mengawasi. 2. Dibuat penjagaan secara fisik, dimana diberikan kesulitan secara fisik untuk melakukan kejahatan, seperti pemberian pagar ataupun gembok. 3. Pemberian alarm ataupun cahaya pengawas apabila terjadi suatu perbuatan ilegal. 4. Barang tersebut dibuat atau didesain sedemikian rupa sehingga sulit untuk dipindahkan terutama secara fisik. Keempat elemen ini tidak selalu seluruhnya dibutuhkan. The Perimeter Perusahaan harus membuat pintu masuk yang nyaman tetapi aman, sehingga karyawan maupun rekan bisnis yang mendatangi gedung kantor tersebut merasa nyaman dan tidak seperti sedang diawasi. Perimeter harus dilindungi dengan pagar dan harus cukup tinggi untuk menghindari adanya pencurian, dimana diujung dari pagar tersebut dapat ditambahkan dengan kawat berduri atau dengan pecahan kaca, tetapi adanya tambahan tersebut membuat kantor terlihat seperti penjara..
Perimeter Openings Pintu dari pagar pembatas hendaknya dibuat sesedikit mungkin dan ketika malam, pagar hendaknya diterangi dengan lampu. Pagar akan lebih baik apabila juga dipasangkan alarm, tanda peringatan dilarang masuk, serta pagar hendaknya dijaga oleh petugas keamanan bahkan dapat juga dengan menggunakan anjing penjaga. Sehingga membuat orang (terutama yang memiliki niat buruk) enggan untuk memasuki tempat tersebut. Untuk tempat-tempat tertentu seperti gudang, di pagar pengamanan juga dapat ditambahkan petugas keamanan yang memonitor dan mengecek orang-orang yang keluar-masuk ke gudang tersebut ataupun dengan menggunakan kamera yang tersembunyi. Clear Zone Daerah di antara pagar dan gedung disebut Clear Zone. Daerah tersebut sebaiknya ditanami tumbuhan pendek dan beberapa pohon agar tidak kelihatan gersang. Kamera yang dipasang harus dapat mencakup seluruh daerah bebas ini, dan perhatian khususnya diberikan pada tempat seperti tempat sampah, tempat penyimpanan bahan bakar, dan lainnya karena tempat-tempat tersebut
rawan
digunakan oleh kriminal. Building Security Pada usaha-usaha yang bergantung pada banyaknya pelanggan yang datang, maka keamanan harus difokuskan pada tempat pelanggan tersebut beraktivitas, salah satunya dengan menjaga agar akses keluar-masuk gedung diusahakan agar tidak terlalu banyak. Daerah yang rawan dalam gedung adalah pintu dan jendela. Keamanan pada pintu dan jendela harus dijaga dengan ketat agar tidak mendorong pencuri untuk masuk. Jendela harus dikunci pada malam hari. Dan pintu harus terbuat dari bahan yang kuat. Akses masuk pada malam hari dibatasi hanya pada satu pintu saja. Pintu-pintu lainnya hanya bisa dibuka dari dalam seperti misalnya pintu darurat kebakaran yang alarmnya akan berbunyi jika dibuka.
Inside The Building Keamanan di dalam gedung sendiri harus dijaga untuk membatasi akses-akses yang tidak berwenang. Misalnya dengan menggunakan pintu berkode. Kode untuk membuka pintu ini haruslah sering diubah, karena kriminal dapat dengan mudahnya melihat gerakan tangan pegawai yang berwenang ketika membuka pintu tersebut untuk mengetahui kode akses pintu tersebut. Contoh lainnya adalah penggunaan kode akses departemen untuk mesin fotokopi. Akan tetapi yang sering terjadi adalah pegawai menggunakan kode departemen lain agar dapat dengan bebas memfotokopi dokumen untuk kepentingan pribadinya. Dalam aplikasi keamanan misalnya kamera keamanan, perusahaan harus dapat menggunakan pegawai yang dapat dipercaya agar tidak menyalahgunakan pantauan keamanannya. Interior Security Interior dalam perusahaan dapat dijaga dengan memasang alarm pada pintu dan jendela. Selain itu, keamanan dapat dijaga dengan menggunakan preasure pad, detektor gerakan ultrasonik, dan photo electric beam. Alat-alat ini dapat dihubungkan dengan alarm atau dapat secara otomatis membuat sambungan telepon. Sistim ini harus dijaga dengan baik pula. Exclusion Zone Departemen yang dianggap sebagai exclusion zone adalah kantor penelitian dan pengembangan, kantor kasir, kantor bagian keuangan, dan komputer pusat (mainframe computer). Tujuan dari keamanan pada bagian ini adalah untuk menjaga agar informasi yang sensitif dan rahasia tidak tersebar ke pihak luar atau pihak-pihak yang tidak berwenang. Cara penjagaan keamanannnya misalnya dengan mesin penghancur kertas untuk menghancurkan dokumen rahasia. Ruangan juga dijaga sedemikian rupa sehingga tidak memungkinkan adanya mikropon jarak jauh dan kamera yang menyadap informasi. Security Staffs
Setiap akses ke dalam gedung harus dibatasi dengan pertanyaan oleh petugas keamanan dan dengan menyediakan identifikasi. Patroli pada malam hari juga harus dilakukan dengan selang waktu yang acak dan mungkin ditemani anjing penjaga. Petugas keamanan juga harus dilatih dengan baik, karena terbukti bahwa petugas keamanan yang baik efektif dalam mengurangi jumlah kejahatan walaupun juga akan menambah biaya. Night Time Malam hari merupakan waktu yang sangat rawan bagi perusahaan karena kejahatan paling sering terjadi di malam hari dimana hanya ada sedikit orang di dalam gedung. NATURAL THREAT TO BUILDING Kebakaran merupakan ancaman yang paling besar. Air juga dapat mengancam misalnya jika terjadi banjir di basement sementara terdapat kantor dan mainframe juga di basement tersebut. PUBLIC EVENTS Konferensi dan eksebisi sering menjadi sasaran teroris karena adanya tamu penting yang hadir. Cara mengurangi risikonya adalah dengan membuat exclusion zone sebelum acara dimulai dengan melakukan sweeping atas bom. Sehingga setiap orang yang masuk terdaftar dan sudah ditandai. Pada saat pendirian stan, petugas keamanan harus secara berkala memeriksa setiap paket kiriman mencurigakan yang masuk. Tamu juga harus dijaga. Para demonstran juga harus diawasi dengan baik dan hormat. RETAIL SECURITY Staff Pilfering
Staf dapat mengambil barang atau uang sediri atau dengan berkolusi dengan pemasok atau pelanggan, dimana kasus terparah terjadi di supermarket. Cara mencegahnya
dengan
EPOS
(Electronic
Point
of
Sales)
peralatan
yang
meminimalisasi pencurian atau dengan menggunakan pelanggan misterius untuk mengecek kejujuran karyawan. Tempat penyimpanan uang harus sering diperiksa dan diganti. Tas dan jaket pegawai tidak dibiarkan berada dekat penyimpanan uang tersebut. Ruang stok juga harus dijaga ketat, dimana barang-barang yang mahal dikunci di ruangan khusus, pengiriman diatur dengan baik, dan setiap barang yang masuk harus diawasi dan dikunci. Shoplifting By The Public Barang yang mudah diakses dapat mendorong beberapa orang untuk mencuri bukannya membeli. Cara pencegahannya dengan tata letak toko yang asimetris, electronic tag, kamera pengawas, serta pegawai yang mengawasi gerak-gerik pelanggan mencurigakan. Loop alarm dapat mendeteksi benda elektronik kecil. Barang-barang yang mudah dikantongi dapat diletakan di bawah kaca. Protecting The Store At Night Toko harus tetap terang pada malam hari dan uang tidak disimpan di toko pada malam hari. Kaca jendela harus dibuat dari bahan yang kuat. Security grill dan alarm harus dipasang.
The Robbery Perampokan biasanya terjadi dengan sangat cepat, perampok biasanya takut terlihat jika mereka terlalu lama dalam melakukan aksinya. Oleh karena itu mereka biasanya lebih memilih untuk mengambil uang yang bisa mereka dapatkan dari mesin kas atau laci uang yang terdekat. Oleh karena itu toko-toko seharusnya hanya menyimpan uang sebanyak yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis mereka setiap hari. Staf harus diperintahkan supaya jangan melakukan tindakan heroik apabila terjadi suatu perampokan karena keselamatan mereka lebih penting dari pada uang
tersebut. Selain itu pada saat perusahaan mengambil uang dari bank atau membawa uang ke bank, waktu dan rutenya harus berubah-ubah, dan dua orang harus melakukan perjalanan bersama. Kantong uang seharusnya juga jangan terlalu mencolok. VANDALISM Perusakan biasanya dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari di pusat kota besar, dan disebabkan oleh kaum muda yang bosan atau jemu. Banyak perusakan terjadi di tempat pemberhentian bus atau telepon umum akan tetapi banyak juga gedung yang berpusat ditengah kota selamat dari masalah ini. Hubungan komunitas yang baik bisa menjadi alat yang efektif untuk mencegah masalah ini. Contohnya adalah pada saat demonstrasi terjadi di jalan Brixton di pusat kota di London, toko Marks and Spencer tidak mengalami kerusakan. Ada gagasan yang menyatakan bahwa investasi perusahaan di pembaharuan pusat kotalah yang membuat toko ini selamat dari masalah tersebut. Perusakan juga umum diantara perusahaan yang mempunyai properti yang tidak bisa diawasi setiap waktu, seperti pada perusahaan bis dan kereta api. Perusakan biasanya datang dari sejumlah kecil area, sebagai contoh komplek perumahan yang tidak dipagari. Masalah yang timbul bisa kita kurangi dengan melakukan observasi, memasang video kamera, dan pencahayaan yang baik. Kadang-kadang perusahan dilakukan oleh pegawai perusahaan sendiri. Contohnya, pelaut menaburkan gula kedalam tanki bahan bakar untuk mencegah kapal meninggalkan pelabuhan. Karena ia telah tertarik oleh seorang wanita dan menolak untuk meninggalkan wanita tersebut. Akan tetapi yang lebih sering terjadi adalah karyawan yang dendam terhadap perusahaannya. Memastikan kode pintu masuk berubah secara periodik, menahan kartu masuk seseorang dan pencatatan diatur dengan baik merupakan cara yang efektif untuk meminimumkan masalah ini. ESPIONAGE Pencurian dan penjualan informasi termasuk dalam espionage, baik informasi tersebut berupa catatan-catatan ataupun dalam bentuk formula. Biasanya, espionage ini meliputi penjualan informasi data penelitian rahasia kepada pesaing. Hal ini lebih menguntungkan bagi perusahaan pesaing untuk membeli data penelitian dengan
beberapa ribu pund daripada melakukan penelitian sendiri dengan mengeluarkan dana jutaan pound. Industri seperti computing, telekomunikasi,
dan aerospace biasanya
merupakan industri yang paling rawan untuk terkena espionage ini. Informasi mengenai tender atau rencana produk bernilai uang sehingga kesuksesan atau kesalahan dari peluncuran suatu produk akan dapat memberikan dampak besar dalam keuntungan dan market share perusahaan tersebut. Espionage aktif dimana perusahaan melakukan serangan kepada boardrom perusahaan lain biasanya jarang terjadi. Biasanya, pelaku kejahatan adalah para pegawai yang tidak puas terhadap perusahaan dan informasi biasanya tersedia secara bebas kepadanya. Kadang-kadang, pegawai termotivasi oleh teman, relatif, atau suami/istri mereka yang bekerja di perusahaan pesaing. Banyak langkah pencegahan yang dapat diambil seperti di bawah ini. Security of Information Adalah hal yang mudah untuk para pegawai mengambil informasi rahasia, baik dengan cara memfotocopi dokumen atau dengan menyalin isi komputer. Perusahaan sering tidak mengetahui bahwa pencurian telah terjadi. Oleh karena itu perusahaan harus membuat penilaian dari: -
Apakah informasi tersebut sensitif,
-
Bagaimana informasi bisa digunakan atau diambil,
-
Bagaimana pencurian dapat dicegah.
Paperwork security Dokumen penting harus langsung dihancurkan dan jangan disimpan. Data sensitif yang harus disimpan harus dikunci pada saat tutupnya perusahaan, jangan dibiarkan tercecer di atas meja. Para pegawai yang membutuhkan juga harus disediakan dengan filling cabinet. Dan rencana-rencana yang sensitif harus dibatasi hanya kepada mereka yang membutuhkannya. Computer security
Masalah seperti pencurian komputer, virus, akses yang tidak berkepentingan, dan masalah-masalah lainnya dapat menyebabkan perusahaan kehilangan data mereka harus dinilai dan dievaluasi. Kemudian dicari cara untuk mengatasinya. Staff Relation Perusahaan harus memastikan bahwa pegawai tidak mendapat perlakuan yang dapat menyebabkan para pegawainya melakukan espionage, perusahaan harus memperlakukan para karyawannya dengan adil. Selain itu dalam melakukan promosi perusahaan harus melakukannya dengan jujur dan transparan. Perusahaan juga harus mencoba untuk menyelesaikan komplain dan permasalahan personal dari para pegawainya yang tidak puas. If The Company Discovers That Information Has Been Taken Jika informasi telah diambil, perusahaan harus melakukan penilaian terhadap: -
Informasi apakah yang telah diambil,
-
Bagaimana cara informasi tersebut diambil,
-
Apa yang bisa dilakukan untuk menghentikan agar hal tersebut tidak terjadi lagi,
-
Tindakan legal atau disiplin apa yang harus diambil.
Tetapi sebelum mengambil tindakan apapun perusahaan harus memastikan terlebih dahulu apakah informasi yang dicuri benar-benar bernilai. Telephones Pembicaraan melalui telepon mempunyai resiko cukup besar untuk disadap. Dan telepon seluler merupakan alat yang lebih beresiko untuk disadap karena beberapa signal yang ditransmisikan dapat diambil secara mudah. Dengan pengamanan tertentu kita bisa meningkatkan keamananya.
Humans at Work Pegawai bisa tidak mempedulikan kontrol keamanan jika ada konflik di tempat kerja tersebut dengan kebutuhan mereka. Contohnya para pegawai membuka pintu keluar darurat karena udara di dalam ruangan panas. RECRUITMENT Perusahaan dalam melakukan proses penerimaan pegawai baru harus memastikan bahwa perusahaan mempunyai form aplikasi yang lengkap. Dan untuk langkah selanjutnya perusahaan harus selalu melakukan follow up kepada para calon pegawai tersebut. Selain itu perusahaan juga harus melakukan pengecekan data para pegawai lamanya setiap beberapa waktu. Hal ini berguna untuk memperbaharui datadata para pegawai yang sudah tidak sesuai lagi.
SAFEGUARDING INTELLECTUAL PROPERTY Penemuan, desain, trade marks, dan merek dagang merupakan aset yang bernilai uang bagi perusahaan, khususnya jika para pesaing mecontoh mereka atau dapat dilisensikan ke perusahaan lain. Mengesahkan hak perusahaan terhadap semua properti intelektual adalah esensial bagi perusahaan dan harus dilakukan secara terus menerus. TAMPERING Perusahaan harus menilai siapa saja yang mungkin menyabotase produk mereka. Dan keuntungan apa saja yang didapatkan perusahaan dari melakukan hal ini. Perusahaan beresiko besar adalah perusahaan dengan: -
Merek yang sudah terkenal secara nasional dan internasional,
-
Produk makanan dan minuman (para penyabotase dapat menyabotase dengan cara mengatakan bahwa makanan dan minuman tersebut beracun dan hal ini merupakan cara yang efektif),
-
Berada dalam pasar yang kontroversial (seperti mencoba kosmetik kepada hewan).
Sabotase dapat terjadi pada setiap saat dari perencanaan produk sampai penjualan. Ada tiga jenis utama orang-orang yang dapat menyabotase suatu produk: -
Pegawai yang mempunyai dendam,
-
Kelompok yang dapat melakukan tekanan (seperti pecinta hewan ataupun kelompok politik tertentu),
-
Orang-orang yang menginginkan uang.
Ancaman sabotase dapat diminimumkan dengan menggunakan bungkus yang dapat memberikan bukti bahwa bungkus tersebut belum dibuka. Akan tetapi hal ini tidak akan berguna dalam mencegah sabotase di pabrik. Kontrol keamanan, pengawasan, dan manajemen yang baik dapat menolong mencegah sabotase di tempat kerja.
BOMBING Perusahaan besar di tengah kota sering mendapatkan ancaman bom. Di beberapa tempat bahkan terjadi peledakan bom. Ancaman bom ini dapat menyebabkan kerugian yang cukup besar bagi perusahaan karena biasanya proses produksi terhambat akibat ancaman bom tersebut. Dalam rangka memperkecil dampak dari ancaman bom hal utama yang diperlukan adalah kemampuan bergerak cepat. Perusahaan harus dapat mengevakuasi para karyawannya dalam rentang waktu yang diberikan oleh penelepon tersebut. Selain itu pencegahan dengan menggunakan alat pendeteksi bom juga akan berguna untuk mengatasi hal ini. KIDNAP AND RANSOM Penculikan merupakan salah satu resiko yang dihadapi perusahaan.Oleh karna itu untuk memanage risiko ini perusahaan harus memiliki kebijakan yang tepat yang dapat mengcover segala kerugian yang muncul baik itu kerugian finansial maupun non finansial.
Kebijakan manajemen risiko yang baik harus dapat mencover hal-hal sebagai berikut : Hal-hal/sikap yang akan dilakukan terhadap penculik Strategi negosiasi termasuk kebijakan dan keterlibatan pemerintah maupun penggunaan konsultan/spesialis Bagaimana cara Menangani keluarga korban penculikan Bagaimana cara Menangani media Perusahaan juga harus memiliki contigency planning dalam penanganan risiko penculikan ini.dimana terdapat manajer-manajer yang membentuk tim yang bertanggung jawab dalam penanganan masalah ini. Contigency plan yang baik harus memiliki kriteria sbb : Dapat mendefinisikan prosedur untuk reaksi maupun aksi yang cepat dan responsif.dalam arti tanggap terhadap segala keungkinan permasalahan yang timbul.Prosedur harus jelas terpaparkan. Selain itu harus jelas siapa yang bertanggung jawab dalam tiap-tiap kemungkinan masalah,dalam hal ini harus ada pembagian tanggung jawab. Rencana tersebut harus memastikan bahwa manajer mengetahui cara melindungi diri mereka sendiri Rencana tersebut harus jelas mengidentifikasikan kebijakan yang dijalankan Rencana tersebut juga harus membuat perushaan bisa menangani situasi penculikan yang berpontensi terjadi di masa yang akan datang Dalam menjalankan bisnis di luar negeri, perusahaan menghadapi risiko yang tinggi yang meliputi : Technical risks.Risiko teknis. Economics and Political riks Security risks Bribery risks Sebelum memulai usaha/bisnis diluar negeri perusahaan harus menilai/mengevaluasi iklim politik yang akan terjadi di negara tersebut.
MAINTAINING SECURITY KASUS PEGADAIAN
COMPANY PROFILE PERUM PERGADAIAN merupakan perusahaan umum milik pemerintah yang berkecimpung di bidang pemberian kredit dengan sistim gadai. Perusahaan ini secara resmi menjadi perusahaan negara sejak 1 April 1901 dengan nama Jawatan Pegadaian dan berkantor pusat di Jalan Kramat Raya No. 132. Sekarang usia pegadaian lebih dari 100 tahun dan telah memiliki jangkauan operasional yang luas di Indonesia seperti terlihat pada gambar, dimana di setiap titik perwakilan menangani puluhan cabang konvensional dan beberapa cabang syariah.
Perum Pegadaian dalam menjalani kegiatannya memiliki visi misi sebagai berikut: Visi : Pegadaian pada tahun 2010 menjadi perusahaan yang modern, dinamis dan inovatif dengan usaha utama gadai Misi: Ikut membantu program pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat golongan menengah ke bawah melalui kegiatan utama berupa penyaluran kredit gadai dan melakukan usaha lain yang menguntungkan Seperti perusahaan lain pada umumnya, kantor Pegadaian juga merupakan perusahaan yang rentan terhadap tindak kejahatan terlebih karena sebagai perusahaan di bidang gadai, kantor Pegadaian dapat dipastikan menyimpan barang berharga dari masyarakat sebagai jaminan kredit yang mereka berikan, selain itu uang tunai yang akan mereka salurkan juga pastinya disimpan di kantor. Transaksi-transaksi yang mereka lakukan tiap hari juga melibatkan perpindahan barang berharga dan uang
tersebut dari Pegadaian ke Nasabah ataupun sebaliknya. Salah satu kejahatan yang rawan terjadi di Pegadaian akibat kondisi di atas adalah perampokan. Sayangnya, perampokan bukan merupakan berita baru bagi Perum Pegadaian. Selama tahun 2005 dan sampai 2006 ini, Pegadaian telah mengalami empat perampokan yang menimpa empat kantor cabangnya. Dan kerugian yang dialaminya juga tidak sedikit. Perampokan Pegadaian ini diduga merupakan modus operasi baru bagi para perampok karena mereka melihat lemahnya pengamanan di kantor Pegadaian. Oleh karena itu dalam makalah ini kami akan membahas kasus perampokan Pegadaian tersebut. Pada pembahasan kasus dalam makalah ini, pertama-tama kami akan menjelaskan secara singkat bagaimana empat kasus yang terjadi pada tahun 2005 dan 2006 terjadi, kemudian kami akan menganalisa manajemen keamanan di kantor Pegadaian sehingga kejadian ini bisa berlangsung, dan saran-saran mengenai apa yang sebaiknya dilakukan oleh Perum Pegadaian mengenai masalah keamanan ini. Kami akan memfokuskan analisis kami pada kasus yang terjadi di Pegadaian Bidara Cina karena data lapangan yang paling banyak kami dapatkan dan survey lapangan adalah yang berhubungan dengan kasus ini. KASUS-KASUS PERAMPOKAN DI PEGADAIAN DARI TAHUN 2005 SAMPAI SEKARANG 1. 3 Februari 2005, Kantor Cabang Pegadaian di Kompleks Ruko Garuda Blok 108 E, Bandung Kronologis Kejadian: Perampokan yang pertama kali terjadi di tahun 2005 ini terjadi di siang bolong tepatnya pada pukul 13.30. Pelaku perampokan berjumlah enam orang dan mereka membawa senjata api rakitan. Peristiwa ini berawal ketika kantor didatangi seorang wanita dan pria berpakaian rapi. Saat itu, sang wanita berpura-pura akan menggadaikan sepeda motor. Tapi, sesaat kemudian datang tiga laki-laki dan langsung menodongkan pistol ke para karyawan. Selanjutnya, seluruh karyawan digiring ke kamar mandi dan diikat tangan serta kaki. Lalu perampok dengan leluasa menguras brankas uang tunai sejumlah Rp 34 juta dan sejumlah perhiasan emas milik nasabah. Sampai saat berita didapatkan, pelaku perampokan tersebut
masih belum tertangkap walaupun salah satu pelaku dikenali sebagai karyawan kantor cabang yang dirampok tersebut. Sementara kelima orang pelaku lainnya tidak diketahui identitasnya dan pencarian hanya berdasarkan pada sketsa wajah berdasarkan keterangan dari karyawan Pegadaian yang melihat perampokperampok tersebut. 2. 25 Februari 2005, Kantor Cabang Pegadaian Tajur di Jalan Raya Tajur, Bogor Kronologis Kejadian: Perampokan yang berselang tiga minggu setelah perampokan sebelumnya ini terjadi pukul 15.30 menjelang tutupnya kantor pegadaian. Peristiwa terjadi ketika seorang wanita yang berpakaian rapi hendak menggadaikan gelang emasnya. Ketika karyawan sedang memeriksa gelang tersebut, wanita tersebut kemudian melalui telepon genggam memanggil teman-teman perampoknya. Selain wanita itu sendiri, dua perampok lainnya juga membawa senjata api. T Total kerugian kurang lebih mencapai Rp 3 miliar. Dalam aksinya ini perampok terlebih dahulu melumpuhkan Yuda, anggota satuan pengamanan yang kemudian diborgol. Perampok mulai mengumpulkan barang-barang berharga dan sejumlah uang yang tersimpan di dalam kantor hanya dalam waktu 15 menit. Salah seorang karyawan sebelum digiring ke kamar mandi sempat memencet alarm yang menimbulkan suara keras. Namun pelaku tidak peduli dan secara cepat menguras isi brankas. Setelah menyelesaikan aksinya, mereka keluar dan mengunci pintu dari luar. 3. 19 Januari 2006, Kantor Cabang Pegadaian Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur Kronologis Kejadian: Kantor pegadaian kembali dibobol oleh komplotan penjahat bersenjata api pukul 04.15 pagi. Para pelaku berhasil menjarah benda-benda beharga yang tersimpan di Pegadaian tersebut dan total kerugian diduga sebesar Rp 1,07 miliar. Kantor Pegadaian ini berlantai dua, sedangkan seluruh brankas yang berjumlah dua unit tersimpan di lantai satu. Untuk membobol kantor pegadaian, para pelaku diduga merusak rolling door dan membuka paksa pintu kaca dengan linggis. Pintu kantor hanya berlapis dua dan terkunci dari dalam ketika perampokan terjadi. Saat
kejadian, satu-satunya orang yang ada di dalam kantor adalah petugas jaga malam bernama Hedi (27 tahun) yang berada di lantai dua yang merasa curiga ketika ia mendengar suara rolling door dirusak. Namun ketika hendak memeriksa, ia langsung ditodong dengan pistol oleh salah satu dari kawanan perampok yang berjumlah empat orang. Setelah itu, ia diikat dan dimasukkan ke kamar mandi. Analisa Secara Umum Ketiga Kasus di Atas Menurut pendapat kami hal-hal yang menyebabkan empat kejadian ini adalah: 1.
Kurangnya peralatan pengawas keamanan seperti alarm dan CCTV. Ketiadaan CCTV menyebabkan pelaku tidak takut akan terekamnya wajah mereka pada saat sedang melakukan aksinya. Seperti pada kasus Pegadaian Garuda di Bandung yang sampai saat ini para pelakunya belum tertangkap karena hanya mengandalkan sketsa wajah salah seorang pelaku yang diingat oleh pegawai pegadaian. Sedangkan untuk alarm, walaupun ada yang cabang yang mempunyai alarm yakni Pegadaian cabang Tajur tetapi terlihat hal itu tidak efektif, karena pelaku tetap berhasil merampok walaupun alarm tersebut sudah berbunyi dan berhasi kabur.
2.
Kurangnya jumlah personil keamanan dan ketrampilan yang dimiliki oleh mereka. Hal ini dapat terlihat dari kasus Pegadaian cabang Tajur dan Pondok Kelapa dimana hanya mempunyai satu orang satpam baik siang maupun malam hari dan dapat dengan mudah dibekuk oleh para perampok.
3.
Absennya petugas kepolisian pada ketiga cabang Pegadaian yang dirampok tersebut.
4.
Kurangnya fasilitas pengamanan yang berfungsi untuk menghambat masuknya para perampok ke dalam kantor Pegadaian. Seperti pada kasus cabang Pondok Kelapa dimana pintu terluar hanya menggunakan rolling door yang dapat dengan mudah dirusak oleh para perampok.
4. 6 Januari 2006, Kantor Cabang Pegadaian Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Timur Kronologis Kejadian: Perampokan terjadi pada pukul 13.00 ketika kantor Pegadaian sedang ramai oleh nasabah. Pada saat para pegawai sedang melayani nasabah, tiga orang pria bersenjata api dan senjata tajam dengan mudah masuk ke dalam kantor setelah
sebelumnya menodong seorang pegawai yang sedang merokok di depan kantor. Biasanya terdapat dua satpam yang berjaga di pintu masuk, tetapi pada saat kejadian kedua satpam tersebut sedang makan siang. Seperti biasa dalam waktu singkat para perampok tersebut mengikat dan menutup mata karyawan dan nasabah, sebelum akhirnya mengambil isi pegadaian di antaranya emas senilai Rp 2,3 milyar, uang tunai Rp 14,2 juta, dan ponsel milik nasabah dan karyawan. Kantor cabang ini juga tidak memiliki CCTV sehingga wajah pelaku tidak diketahui. Selain itu kantor Pegadaian ini tidak mempunyai alarm sehingga tidak dapat memberitahukan pihak luar tentang adanya perampokan. Analisa Secara Khusus Kasus Perampokan Pegadaian Cabang Bidara Cina Setelah melakukan survey dan penelitian secara mendalam kami menyimpulkan beberapa hal seperti di bawah ini. Analisa Kasus: 1.
Kurangnya jumlah petugas Satpam dan pengaturan jadwal jaga. Terlihat pada saat kejadian, tidak ada seorang Satpam pun yang sedang berjaga. Hal ini disebabkan karena kedua orang Satpam yang sedang bertugas sedang makan siang. Selain itu jumlah Satpam yang hanya dua orang, kami nilai tidak mencukupi untuk menjaga Pegadaian cabang Bidara Cina yang sangat luas.
2.
Tidak adanya petugas polisi yang membantu mengamankan kantor cabang Pegadaian.
3.
Absennya CCTV dan alarm di kantor cabang tersebut. Tidak adanya CCTV menyebabkan wajah pelaku perampokan tidak teridentifikasi, selain itu tidak adanya alarm juga menambah keberanian perampok untuk merampok.
Analisa Lokasi: Pohon Pohon
Gudang
Gudang
Kantor
Pohon
Pagar
Jl. DI Panjaitan Dari denah lokasi di atas kami akan menganalisa beberapa hal berikut: 1.
Luasnya tanah Pegadaian cabang Bedara Cina menunjukkan bahwa petugas keamanan yang mengamankan lokasi tersebut harus cukup banyak agar dapat mengawasi semua sudut tanah tersebut. Tetapi pada kenyataannya area tersebut hanya dijaga oleh dua petugas keamanan.
2.
Strategi keamanan pada: a. Perimeter Berdasarkan pengamatan kami pengamanan pada derah ini sangat kurang. Hal dapat dilihat dari pendeknya pagar luar yang langsung menghadap ke jalan haya setinggi lebih kurang 1 meter. Pada pagar tersebut juga tidak ada kawat listrik ataupun kawat berduri yang dapat menghalangi masuknya penjahat. Selain itu pada kantor cabang ini di sebelah kanannya terdapat tanah kosong yang cukup luas dan di bagian belakang terdapat kuburan. Jika kita melihat dari hal ini maka seharusnya pengaman dibagian kanan dan belakang bangunan sebaiknya di berikan pengamana lebih. Tetapi pada kantor cabang ini pengamannya hanya berupa tembok beton setinggi lebih kurang 1.5 meter dan tanpa kawat berduri, listrik, ataupun pecahan beling.
b. Perimeter Openings Penjagaan pada daerah ini terlihat cukup baik karena adanya pos penjagaan. c. Clear Zones Pada cabang Pegadaian ini terlihat sudah lapang dan mempunyai sedikit pohon sehingga tidak menghalangi pandangan atau menjadi tempat bersembunyi bagi perampok. Tetapi karena arealnya yang sangat luas seharusnya pada area luar gedung juga dipasangi CCTV untuk memonitor pergerakan yang terjadi di luar gedung. d. Building Security Pintu yang terdapat pada kantor tersebut adalah pintu biasa dengan pengamanan minim. Sehingga para perampok dapat dengan mudah masuk tanpa kesulitan yang berarti. e. Security Officers Tidak disiplinnya para petugas keamanan di kantor cabang tersebut. Hal ini dapat dilihat dari tidak adanya kedua penjaga pada saat terjadinya perampokan karena keduanya sedang makan siang. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Lemahnya pengamanan pada kantor-kantor Pegadaian, menyebabkan kantor-kantor tersebut menjadi sasaran empuk para perampok. Kurangnya dana untuk penjagaan dan fasilitas pengamanan menjadi kendala utama dalam pengamanan kantor-kantor tersebut. Padahal jika kita telaah lebih lanjut, kerugian yang diakibatkan oleh perampokan-perampokan tersebut jauh melampaui biaya yang akan dikeluarkan jika Pegadaian melakukan tindakan pencegahan perampokan dengan memaksimalkan penjagaan dan sarana pengamanan.
Dapat dilihat dalam waktu kurang dari dua tahun, kerugian
material yang dialami lebih kurang mencapai 6,41 milyar, belum lagi
berkurangnya kepercayaan publik yang dapat berdampak jangka panjang untuk kelangsungan usaha Perum Pegadaian.
Saran Saran-saran yang dapat kami berikan untuk mencegah terjadinya lebih banyak perampokan di Perum Pegadaian adalah sebagai berikut: 1. Menambah petugas penjaga baik di siang maupun malam hari dan memberikan pelatihan untuk mengantisipasi perampokan. Membuat standar kerja bagi para petugas pengamanan tersebut. 2. Berkoordinasi dengan pihak Kepolisian untuk menempatkan petugas Kepolisian bersenjata selama 24 jam di setiap kantor Pegadaian. 3. Memasang alat tanda bahaya yang langsung terhubung ke kantor polisi terdekat. Jika dalam keadaan bahaya, para pegawai dapat menekan alat tanda bahaya ini, dan di kantor polisi terdekat dapat diketahui bahwa sedang terjadi bahaya di kantor tersebut. Lalu polisi dapat segera datang ke lokasi tersebut. 4. Memasang CCTV di setiap kantor Pegadaian baik di dalam maupun di luar gedung untuk memantau keadaan. 5. Untuk mengantisipasi perampokan di malam hari, sebaiknya pintu, jendela, brankas dipasangi alarm.