Vinita Surya 0604004507 Ringkasan PRU "Keselamatan & Kesehatan Kerja" Peraturan yang memuat tentang K3 ini adalah Pasal 86 & 87 UU Ketenagakerjaan, tetapi masih belum jelas karena belum ada peraturan teknisnya. Pengelolaan K3 yang baik diperlukan untuk: •meningkatkan moral pegawai •menekan turn over pegawai •meningkatkan gengsi perusahaan •kondisi kerja menjadi lebih baik •meminimalisir absensi •meningkatkan produktivitas Bila K3 tersebut tidak dikelola dengan baik, maka: •pegawai celaka bahkan sampai meninggal •mesin rusak tidak bisa dipakai •menurunnya output •hubungan industrial akan terganggu Selain hal-hal tersebut, resiko yang mungkin terjadi antara lain adalah: •dituntut oleh pegawai atau keluarganya •diajukan ke pengadilan/ditutup usahanya •kehilangan 'key person' Identifikasi setiap resiko yang mungkin terjadi dengan cara: •Tanya pegawai •periksa laporan kecelakaan kerja / sakit •mengaudit tempat kerja rehadap kemungkinan terjadinya bahaya •teliti daftar bahaya yang dikeluarkan pemerintah •baca buletin dari asosiasi yang memut kejadian di tempat lain Kemudian tindak lanjut yang diambil oleh perusahaan: •mengurangi resiko •mengedukasi pegawai mengenai penanggulangan K3 •Review secara periodik Dan bila terjadi kecelakaan, diinvestigasi penyebabnya kemudian juga siapa yang bertanggungjawab, dan bagaimana antisipasi ke depannya. Zero Accident
Banyak perusahaan yang berambisi agar tidak ada kecelakaan kerja untuk mendapatkan pujian dan pengakuan. Tetapi jika tidak hati-hati,hal ini bisa menjadi bumerang untuk perusahaan karena mereka merasa sudah baik maka tidak lagi melakukan review resiko. Hl seperti itu bisa brdampak besar. Proteksi terhadap K3: •melakukan control of risk dengan cara rekayasa •diasuransikan (termasuk ikut program jamsostek) •membeli asuransi kecelakaan diri •membeli asuransi tanggungjawab hukum terhadap pegawai •menyiapkan obat/peralatan untuk penanggulangan kecelakaan •menyiapkan pegawai yang tahu mengenai P-3 •mendirikan klinik termasuk P-3, luka bakar, patah tulang, dll