Proposal_aktiva Tetap

  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Proposal_aktiva Tetap as PDF for free.

More details

  • Words: 2,570
  • Pages: 18
Perlakukan Akuntansi Aktiva Tetap Berwujud pada PT. BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian Informasi keuangan disajikan dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan utama yang dihasilkan dari proses akuntansi adalah neraca dan laporan rugi laba. Salah satu pos dalam neraca adalah aktiva tetap. Aktiva tetap dalam neraca yang dibahas merupakan aktiva tetap berwujud yang digunakan oleh perusahaan untuk kegiatan usahanya,

tidak dimaksudkan untuk

diperjualbelikan dan mempunyai masa manfaat atau kegunaan lebih dari satu tahun serta mempunyai nilai material. ............adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang trading atau jual beli

batu

bara

pada

skala

domestik.

Fenomena

yang

terjadi

pada

............menyangkut aktiva tetap berwujudnya, yaitu dalam pencatatan aktiva tetap berwujud perusahaan tidak melakukan penyusutan, sehingga aktiva tetap yang dilaporkan oleh perusahaan sebesar harga perolehannya saja. Penilaian harga perolehan aktiva tetap tidak disertai dengan biaya-biaya lainnya sampai aktiva tetap tersebut siap dipergunakan dalam kegiatan operasional perusahaan. Aktiva tetap berwujud yang diperoleh perusahaan seharusnya dilakukan penyusutan secara periodik untuk mengetahui nilai bukunya pada akhir periode akuntansi dan dilaporkan dalam laporan keuangan di dalam neraca berupa akumulasi penyusutan serta dalam laporan rugi laba berupa beban penyusutan.

Melihat dari jabaran di atas antara fenomena dan teori tentang definisi aktiva tetap berwujud, identifikasi permasalahan yang ada pada ............adalah menyangkut masalah dalam pencatatan aktiva tetap berwujudnya perusahaan tidak melakukan penyusutan sehingga aktiva tetap yang dilaporkan oleh perusahaan sebesar harga perolehannya saja. Penilaian harga perolehan aktiva tetap tidak disertai dengan biaya-biaya lainnya sampai aktiva tetap tersebut siap dipergunakan dalam kegiatan operasional perusahaan. Dalam pelaporannya rekening beban penyusutan tidak ada, yang menyebabkan biaya menjadi lebih kecil sehingga laba yang dihasilkan menjadi lebih besar dari yang sebenarnya. Akuntansi aktiva tetap sangat berarti terhadap kelayakan laporan keuangan, kesalahan dalam menilai aktiva tetap berwujud dapat mengakibatkan kesalahan yang cukup material karena nilai investasi yang ditanamkan pada aktiva tetap relatif besar. Mengingat pentingnya akuntansi aktiva tetap dalam laporan keuangan tersebut, maka perlakuannya harus berdasarkan pada Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.16). Oleh karena itu ............perlu melakukan perbaikan pada akuntansi aktiva tetapnya. Aktiva tetap tersebut dalam penyajiannya pada laporan keuangan seharusnya membebankan biaya depresiasi yang dimiliki secara konsisten pada setiap periode dengan menggunakan metode yang dianggap sesuai untuk diterapkan, yaitu metode garis lurus untuk bangunan, peralatan dan inventaris, serta metode jumlah angka tahun untuk kendaraan dan sarana transportasi lainnya, agar diketahui nilai sisanya pada akhir periode. Penelitian ini penting dilakukan agar ............dapat membuat laporan

keuangan dengan layak. Laporan keuangan yang layak diharapkan mampu memberikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang membutuhkannya guna menilai kemampuan perusahaan. 1.2. Batasan Masalah Batasan

masalah

dalam

penelitian

ini

diidentifikasikan sebagai

berikut : a. Dalam pencatatan aktiva tetap berwujudnya perusahaan tidak melakukan penyusutan sehingga aktiva tetap yang dilaporkan oleh perusahaan sebesar harga perolehannya saja. b. Penilaian harga perolehan aktiva tetap tidak disertai dengan biaya-biaya lainnya sampai aktiva tetap tersebut dalam kondisi siap dipergunakan dalam kegiatan operasional perusahaan. c. Dalam pelaporan rekening beban penyusutan tidak ada, sehingga menyebabkan biaya menjadi lebih kecil dan laba yang dihasilkan jadi lebih besar dari yang sebenarnya. 1.3. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : a. Bagaimana perlakuan akuntansi aktiva tetap pada PT Priyadi Satya Lestari. b. Bagaimana perlakuan akuntansi aktiva tetap yang seharusnya diterapkan pada PT Priyadi Satya Lestari. 1.4. Tujuan Penelitian

a. Memperoleh gambaran akuntansi aktiva tetap berwujud yang diterapkan pada ......................... b. Memberikan altematif dan pemecahan masalah dalam usaha perbaikan atas akuntasi aktiva tetap berwujud yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan pada ......................... 1.5. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis Penelitian ini berguna untuk pengembangan materi akuntansi yang berkaitan dengan pelaksanaan akuntansi aktiva tetap berwujud. b. Kegunaan Praktis Hasil dari penelitian dapat memberikan masukan bagi perusahaan yang diteliti

dan melalui penelitian perusahaan dapat menyelesaikan

masalah yang terjadi pada perusahaannya, yaitu tentang akuntansi aktiva tetap berwujud agar dapat dijalankan dengan baik untuk kemajuan perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teoritis Dalam penelitian ini yang dibahas adalah akuntansi aktiva tetap dan penyajiannya dalam laporan keuangan. Sebelum membahas lebih lanjut kita harus mengetahui

terlebih

dahulu

landasan teoritis tentang pengertian

akuntansi dan aktiva tetap. Menurut

Harahap (1994 : 1) “Akuntansi

adalah

suatu

proses

mengidentifikasikan, mengukur dan meyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan informasi dalam hal pertimbangan dalam mengambil kesimpulan oleh para pemakainya”. Menurut Sugiarto (1987 : 77) “Aktiva tetap adalah aktiva yang mempunyai sifat tetap. Tetap dalam arti ini adalah istilah teknis akuntansi yang mempunyai pengertian tertentu, yaitu aktiva yang dapat dipakai berulang-ulang dan mempunyai umur relatif panjang. Selain itu aktiva tetap merupakan aktiva yang dimiliki perusahaan dengan tujuan untuk tidak dijual (bukan merupakan barang dagangan), akan tetapi aktiva tetap dipakai untuk menjalankan kegiatan usaha perusahaan”. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002 : 162) “Aktiva tetap merupakan aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun terlebih dahulu, yang dipergunakan dalam operasi perusahaan, tidak

dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun”. Karakteristik aktiva tetap berwujud adalah bahwa aktiva yang dimiliki perusahaan untuk digunakan secara terus menerus dan umur manfaatnya relatif lebih panjang dibandingkan aktiva lancar dan nilainya material. Akuntansi aktiva tetap sangat berarti terhadap kelayakan laporan keuangan, kesalahan dalam menilai aktiva tetap dapat mengakibatkan kesalahan yang cukup material karena nilai investasi yang ditanamkan pada aktiva tetap relatif besar. Oleh karena itu, perlakuannya harus berdasarkan pada Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.16) dan diterapkan secara konsisten dari suatu periode ke periode selanjutnya. Menurut Harahap (1994 : 25) “Penilaian Aktiva tetap harus dicatat sebesar harga perolehannya. Harga perolehan meliputi harga pembelian aktiva itu sendiri ditambah biaya pengangkutan, biaya pemasangan dan biaya lainnya sehinga aktiva tetap tersebut dapat dipergunakan dalam kegiatan operasional perusahaan”. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (PSAK No 16,2002 : 168) “Selama masa pemakaian kemampuan suatu aktiva untuk menghasilkan pendapatan dan jasa biasanya semakin menurun, baik secara fisik maupun fungsinya. Oleh karena itu perlu adanya pengakuan terhadap penurunan nilai aktiva tetap berwujud. Caranya adalah dengan mengalokasikan harga perolehan aktiva tetap berwujud secara sistematis sebagai beban selama beberapa periode akuntansi yang menerima manfaat dari aktiva tetap berwujud tersebut. Pengalokasian

harga perolehan tersebut disebut dengan depresiasi”. Menurut Soemarso (1994 : 154) “Adapun yang dimaksud dengan beban depresiasi atau biaya depresiasi adalah biaya yang timbul karena pemakaian aktiva tetap berwujud". Pengalokasian ini dinamakan penyusutan. Untuk menetapkan besarnya nilai penyusutan perusahaan harus memiliki suatu perlakuan akuntansi atas penyusutan aktiva tetap yang memperlihatkan harga perolehan, nilai sisa, taksiran umur kegunaan serta metode perhitungan atas aktiva yang dimiliki”. Menurut Smith dan Skousen (Baridwan, 1990 : 449) “Akuntansi penyusutan adalah sistem akuntansi yang bertujuan untuk mendistribusikan biaya atau nilai dasar harta modal berwujud, dikurangi nilai sisa (kalau ada), selama estimasi usia manfaat dari unit tersebut (yang dapat merupakan kelompok harta) dengan cara yang sistematis dan rasional. Ini merupakan suatu proses alokasi, bukan suatu penilaian. Penyusutan untuk suatu tahun adalah bagian dari total beban menurut sistem tadi yang dialokasikan pada tahun tersebut. Meskipun alokasi tersebut dapat dipertimbangkan menurut kejadiankejadian dalam suatu tahun, tapi bukan menjadi tujuannya untuk mengukur akibat dari kejadian-kejadian tersebut”. Metode-metode penyusutan yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam penentuan beban penyusutannya menurut IAI (PSAK, 2002 : 173) diantaranya : a. Berdasarkan waktu : 1) Metode garis lurus (straight line method)

2) Metode pembebanan yang menurun, yaitu : a) Metode jumlah angka tahun (sum of the years digit method) b) Metode saldo menurun/saldo menurun ganda (declining/double declining balance method) b. Berdasarkan penggunaan : 1) Metode jam jasa (service hours method) 2) Metode jumlah unit produksi (productive output method) c. Berdasarkan kriteria lain : 1) Metode berdasarkan jenis dan kelompok (group and composite method) 2) Metode anuitas (annuity method) 3) Sistem persediaan (inventory systems) Dalam penelitian ini hanya digunakan dua metode penyusutan sesuai dengan jenis aktiva yang dimiliki perusahaan yaitu Straight Line Method dan Sum of The Years Digit. Menurut Harahap (1994 : 23), yaitu : a. Straight Line Method (Metode Garis lurus) Metode pembebanan biaya selama masa penggunaan, dengan membagi sama rata secara periodik. Metode ini beranggapan bahwa aktiva tetap memberi jasa yang sama setiap periode selama umur penggunaan. Menurut metode ini penghitungan depresiasi/penyusutan dihitung dengan rumus :

b. Sum of The Years Digit (Metode Jumlah Angka Tahun) Dalam metode ini beban depresiasi pada mulanya tinggi dan selanjutnya menurun. Beban penyusutan ini dihitung dengan cara menjumlahkan semua angka (digit) umur aktiva itu. Menurut metode ini penghitungan depresiasi dihitung dengan rumus :

n = umur ekonomis aktiva Teori dan metode di atas digunakan sebagai dasar untuk menerapkan akuntansi aktiva tetap dan penyajiannya dalam laporan keuangan pada ......................... Menurut Harahap (1994:12) "Laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan dan menggambarkan jumlah hasil, biaya dan rugi/laba perusahaan pada periode tertentu serta dimuat sumber dana dan pengeluaran perusahaan selama satu periode seperti Neraca, Perhitungan Rugi/Laba. Teori dan metode di atas digunakan sebagai dasar untuk menerapkan akuntansi aktiva tetap dan penyajiannya dalam laporan keuangan pada ......................... 2.2. Review Penelitian Terdahulu -

Rahmawati, Evaluasi Perlakuan Aktiva Tetap dan Dampak Terhadap Laporan Keuangan Pada PT Intiboga Mandiri, 2001.

Dalam Skripsinya hal-hal yang diusulkan oleh peneliti adalah pencatatan aktiva tetap di neraca sejumlah kas atau setara kas, yang dibayarkan sampai aktiva tetap tersebut dalam kondisi siap untuk digunakan, adanya pengklasifikasian yang tepat untuk setiap pengeluaran modal maupun pengeluaran pendapatan dan adanya konsistensi dalam penetapan metode penyusutan yang digunakan. -

Hendra L, Evaluasi Kebijaksanaan Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap pada PT Cahaya Borneo Raya Sentosa ............, 2003. Dalam skripsinya disarankan agar perusahaan dalam menentukan harga perolehan aktiva tetap yang dimilikinya hendaknya biaya-biaya yang dikeluarkan di kapitalisasikan sampai aktiva tetap terse but siap digunakan. Terhadap pengeluaran-pengeluaran yang terjadi di perusahaan hendaknya mengkapitalisasikan pengeluaran modal yang terjadi selama kepemilikan aktiva tetap. Saran lain yaitu perusahaan seharusnya melakukan perhitungan penyusutan terhadap aktiva tetapnya sehingga dapat disajikan dalam neraca dengan nilai yang wajar dan di dalam laporan rugi laba dapat diketahui laba bersih yang wajar karena adanya beban penyusutan sebagai pengurang dari pendapatan. Pada kedua penelitian di atas memiliki persamaan dalam membahas

masalah penyajian aktiva tetap yang meliputi : a. Sama-sama membahas kesalahan yang dilakukan perusahaan dalam penentuaan harga perolehan aktiva tetap. b. Sama-sama membahas masalah pengeluaran-pengeluaran yang terjadi

selama kepemilikan aktiva tetap. c. Sama-sama membahas pengaruh yang ditimbulkan atas perlakuan akuntansi aktiva tetap terhadap laporan keuangan perusahaan. 2.3. Kerangka Pikir Masalah pokok dalam penelitian adalah akuntansi aktiva tetap dan penyajiannya dalam laporan keuangan pada ........................ yang masih belum sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.16), karena harga perolehan aktiva tetap berwujud belum dikurangi akumulasi penyusutan. Sebelum membahas kita harus mengetahui lebih dulu Aktiva tetap. Karakteristik aktiva tetap berwujud adalah bahwa aktiva yang dimiliki perusahaan untuk digunakan secara terus menerus dan umur manfaatnya relatif lebih panjang dibandingkan aktiva lancar dan nilainya material. Akuntansi aktiva tetap sangat berarti terhadap kelayakan laporan keuangan, kesalahan dalam menilai aktiva tetap dapat mengakibatkan kesalahan yang cukup material karena nilai investasi yang ditanamkan pada aktiva tetap relatif besar. Oleh karena itu, perlakuannya harus berdasarkan pada Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.16) dan diterapkan secara konsisten dari suatu periode ke periode selanjutnya. Menurut Harahap (1994 : 25) “Penilaian Aktiva tetap harus dicatat sebesar harga perolehannya. Harga perolehan meliputi harga pembelian aktiva itu sendiri ditambah biaya pengangkutan, biaya pemasangan dan biaya lainnya sehinga aktiva tersebut dapat dipergunakan dalam kegiatan operasional perusahaan”.

Selama masa pemakaian kemampuan suatu aktiva untuk menghasilkan pendapatan dan jasa biasanya semakin menurun, baik secara fisik maupun fungsinya. Oleh karena itu perlu adanya pengakuan terhadap penurunan nilai aktiva tetap berwujud. Caranya adalah dengan mengalokasikan harga perolehan aktiva tetap berwujud secara sistematis sebagai beban selama beberapa periode akuntansi yang menerima manfaat dari aktiva tetap berwujud tersebut. Pengalokasian harga perolehan itulah yang disebut dengan depresiasi. Menurut Soemarso (1994 : 154) “Adapun yang dimaksud dengan beban depresiasi atau biaya depresiasi adalah biaya yang timbul karena pemakaian aktiva tetap berwujud". Pengalokasian ini dinamakan penyusutan. Untuk menetapkan besarnya nilai penyusutan perusahaan harus memi1iki suatu perlakuan akuntansi atas penyusutan aktiva tetap yang memperlihatkan harga perolehan, nilai sisa, taksiran umur kegunaan serta metode perhitungan atas aktiva yang dimiliki”. Menurut Smith dan Skousen (Baridwan, 1990 : 449) “Akuntansi penyusutan adalah sistem akuntansi yang bertujuan untuk mendistribusikan biaya atau nilai dasar harta modal berwujud, dikurangi nilai sisa (kalau ada), selama estimasi usia manfaat dari unit tersebut (yang dapat merupakan kelompok harta) dengan cara yang sistematis dan rasional. Ini merupakan suatu proses alokasi, bukan suatu penilaian. Penyusutan untuk suatu tahun adalah bagian dari total beban menurut sistem tadi yang dialokasikan pada tahun tersebut. Meskipun alokasi tersebut dapat dipertimbangkan menurut kejadiankejadian dalam suatu tahun, tapi bukan menjadi tujuannya untuk mengukur

akibat dari kejadian-kejadian tersebut”. Metode penyusutan menurut IAI (PSAK, 2002 : 173) “Jumlah yang disusutkan dialokasikan ke setiap periode akuntansi selama masa manfaat aktiva dengan berbagai metode yang sistematis”. Diharapkan dengan adanya pembahasan mengenai akuntansi aktiva tetap berwujud dan biaya penyusutan ini bisa menjadi masukan atau alternatif pemecahan masalah bagi pihak perusahaan dalam memperbaiki kelemahan yang ada pada laporan keuangan di perusahaan.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Obyek Penelitian ............Jalan ……….. adalah jenis perusahaan dagang yang bergerak dalam jual beli batu bara dan obyek penelitiannya adalah karena perusahaan yang bersangkutan belum menerapkan perhitungan akuntansi aktiva tetap pada aktiva tetap milik perusahaan sehingga laporan keuangan yang dibuat tidak sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku. 3.2. Definisi Operasional Variabel a. Variabel penelitian adalah sebagai berikut : -

Akuntansi

aktiva

tetap

berwujud,

yaitu

suatu

keadaan

yang

menggambarkan tentang definisi, penilaian, pencatatan dan pelaporan akuntansi aktiva tetap berwujud. -

Laporan keuangan, yaitu laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada periode tertentu, berupa neraca dan laba rugi.

b. Matriks Operasionalisasinya : Variabel penelitian, dimensi, indikator dan skala pengukuran dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 1 : Matriks Operasionalisasi Variabel Akuntansi aktiva tetap berwujud

Dimensi a. Definisi

b. Penilaian

c. Pencatat an

d. Pelapora n

Skala pengukur an

Indikator

Rasio

-

Dipergunakan untuk operasional

-

Tidak diperjualbelikan

-

Dipergunakan lebih dari satu tahun

-

Diperoleh dalam bentuk siap pakai

-

Nilainya material

-

Biaya angkut

-

Biaya pemasangan

-

Biaya perbaikan

Rasio

Penjurnalan :

Rasio

-

Akumulasi penyusutan

-

Jurnal penyesuaian

-

Neraca

-

Laporan rugi laba

Rasio

3.3. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang digunakan

dalam

penelitian

ini

adalah : a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari manajemen perusahaan yang meliputi gambaran umum tentang aktiva tetap yang dimiliki perusahaan serta sistem pelaporannya.

b. Data Sekunder, yaitu data pendukung data primer, seperti daftar aktiva tetap, neraca dan laporan rugi laba.

3.4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut a. Pengamatan (Observasi), suatu pengamatan atas aktivitas perusahaan sehingga dapat melihat dengan jelas bagaimana penerapan akuntansi aktiva tetap sekarang ini. b. Wawancara, merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan pada pihak-pihak terkait sehubungan dengan masalah yang dibahas, untuk memperoleh data tentang penerapan akuntansi aktiva tetap. c. Dokumentasi, data yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang dimiliki oleh perusahaan yang berhubungan dengan masalah penelitian, untuk memperoleh data berupa laporan keuangan seperti neraca, daftar aktiva tetap dan laporan rugi laba perusahaan. 3.5. Teknik Analisa Data Analisa data dalam penelitian ini digunakan secara kualitatif mengenai perlakuan aktiva tetap terhadap data yang diperoleh dari ........................ melalui penelitian di lapangan, kemudian dianalisa dengan menggunakan dasar-dasar teoritis dari penelitian kepustakaan untuk mendiskrifsikan, membandingkan dan menarik suatu kesimpulan serta memberi saran-saran yang dianggap perlu guna perbaikan dalam perlakuan aktiva tetap menyangkut tentang penyusutan aktiva

tetap yang sesuai dengan standar akuntansi keuangan.

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki, 1995. Intermediate Accounting, Edisi Ketujuh, Cetakan Kelima. Yogyakarta : BPFE. Harahap, S. Syafri, 1994. Akuntansi Aktiva Tetap. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Ikatan Akuntan Indonesia, 1994. Standar Akuntansi Keuangan, Buku Satu. Jakarta : Salemba Empat. Soemarso, S. R., 1994. Akuntansi Suatu Pengantar, Buku 1 dan 2, Edisi Ketujuh Cetakan Kedua. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Sugiarto, 1987. Dasar-Dasar Akuntansi 2, Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.

Related Documents

Tetap Setia
October 2019 21
Tetap Setia
November 2019 25
Proposal_aktiva Tetap
May 2020 21
Aktiva Tetap
April 2020 24
Aset Tetap
June 2020 25
Aktiva Tetap
June 2020 23