PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PENELITIAN PENGAJARAN BAHASA PERANCIS DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK MELALUI METODE PROBLEM BASED LEARNING
Résumé Comment aider les étudiants à améliorer leurs connaissances et à terminer leurs études dans le meilleur délais ? Les habitudes dans l'apprentissages chez les étudiants indonésiens ont été mises en cause et L'auteur de cet article essaie de proposer une méthode connue sous le nom de "problem based learning" ou "Apprentissage basé sur les difficultés rencontrées" Pendahuluan Matakuliah Metodologi Penelitian Pengajaran Bahasa Prancis merupakan salah satu mata kuliah yang diwajibkan bagi semua mahasiswa FPBS IKIP Manado. Begitu juga dengan Jurusan dan Program studi pada fakultas yang lain. Khususnya di FPBS, mahasiswa dituntut untuk menyusun proposal dan membuat instrumen pengumpulan data agar mereka dapat menyusun proposal skripsi berdasarkan penelitian lapangan. Dengan harapan mahasiswa yang bersangkutan dapat segera menyelesaikan studinya. Namun kenyataannya sampai saat ini lama penyelesaian studi mahasiswa di atas 5 tahun dan nilai yang dicapainya rata-rata masih di bawah 3.00. Umumnya dalam proses pembelajaran mahasiswa bersikap pasif dalam mengikuti kuliah, mereka baru aktif jika diberikan tugas atau disuruh oleh dosen. Metode pembelajaran yang digunakan umumnya ceramah dan diskusi serta pemberian tugas. Oleh sebab itu, untuk menciptakan proses pembelajaran yang partisipatif aktif diperlukan adanya pendekatan dan metode pembelajaran yang sesuai. Jika tidak dilakukan perubahan dalam proses pembelajaran, maka sikap mahasiswa tetap pasif, level berpikirnyapun hanya pada tahap remembering, hafalan dan jika diberi soal berpikir dan konseptual mereka tidak mampu menyelesaikannya. Akibatnya nilai yang dicapai rendah. Itulah konsekuensi yang harus ditanggung jika tidak dilakukan upaya perubahan dan perbaikan, peningkatan kualitas pembelajaran dan prestasi mahasiswa tidak akan terwujud. Mengacu pada permasalahan yang nyata dirasakan dan dialami baik oleh mahasiswa maupun dosen, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah peningkatan prestasi mahasiswa dapat dicapai melalui peningkatan kualitas pembelajaran. Dengan kata lain, apakah upaya kualitas pembelajaran berdampak positif terhadap prestasi mahasiswa? 2. Apakah peningkatan kualitas pembelajaran dapat dilakukan dengan pendekatan konstruktivistik dalam penerapan metode pembelajaran "problem based learning". Adapun tujuan penelitian tindakan ini adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan harapan tercapainya peningkatan prestasi belajar
mahasiswa dalam mata kuliah Penelitian pengajaran bahasa Prancis. Manfaat atau kegunaan hasil penelitian ini untuk mengaktifkan mahasiswa berpartisispasi dalam pembelajaran dan untuk mengaktifkan intensitas belajarnya. Dengan sendirinya IPK mahasiswa yang aktif akan naik karena nilainya naik. Selain itu penelitian tindakan ini mempunyai dampak terhadap penyelesaian skripsi atau studi tepat waktu. 3. Revisi bagaimana ide itu berubah. Dalam proses pembelajaran tersebut, hubungan kemitraan antara dosenmahasiswa dalam membangun dan mengembangkan konsep-konsep pengetahuan akan tercipta, situasi seperti ini tidak akan terjadi dalam pembelajaran konvensional (kuliah) ceramah. Secara singkat Ardhana (1999) menyimpulkan bahwa esensi teori konstruktivistik, pembelajar sendirilah yang harus menemukan dan mentransformasikan informasi. Tugas pendidik melibatkan serta mengaktifkan pikiran mereka dengan konsep-konsep yang kuat serta bermanfaat. B. Hakikat Metode Problem Based Learning Oleh Tjipto dan Ruijter (1994:84-86) dinamakan penyelesaian soal secara sistematis. Menurut pengamatan mereka, ada empat hal yang merupakan kendala bagi mahasiswa dalam menyelesaikan soal, yaitu: 1. Mahasiswa kurang menganalisis soal yang dihadapinya 2. Mahasiswa tidak merencanakan jalan penyelesaian 3. Mahasiswa tidak menyelesaikan soal secara terperinci 4. Mahasiswa tidak menilai lagi kebenaran perhitungan/jawaban Menurut Soekamto dan Winataputra (1996:35), agar belajar dapat bermakna secara signifikan diperlukan adanya inisiatif yang datang dari pihak mahasiswa itu sendiri, dan ia harus sepenuhnya terlibat. Hal ini akan dapat terjadi dengan apa yang disebut belajar eksperiental (experiental learning). Untuk mengatasi hambatan atau kendala dalam pembelajaran tersebut diusulkan proses penyelesaian soal secara sistematis yang diambil dari Miles dan Picot (1980), yang terdiri atas empat tahap: analisis, penyelesaian dan penilaian. Setiap tahap ada tujuan dan langkahnya yang dapat disusun sendiri. Menurut Kresnohadi Ariyoto (1997) tahapan belajar berdasarkan masalah meliputi 12 tahapan sebagai berikut: Tahap 1 : Mengklarifikasi dan mendefinisikan masalah Tahap 2 : Melakukan analisis masalah atas masalah yang disepakati kelompok belajar mahasiswa. Tahap 3 : Mengembangkan hipotesa (jawaban sementara) atas masalah yang dikaji. Tahap 4 : Mengidentifikasikan dan menjelaskan pengetahuan apa saja yang diperlukan untuk bisa memecahkan masalah itu. Tahap 5 : Mengidentifikasi pengetahuan yang sudah diketahui oleh kelompok. Tahap 6 : Mengidentifikasikan berbagai sumber pengetahuan yang sesuai.
Tahap 7 : Mengumpulkan berbagai tambahan informasi baru/pengetahuan. Tahap 8 : Melakukan sintesa atas pengetahuan sebelumnya dengan perolehan pengetahuan yang baru dan dicoba mengacukannya pada masalah yang dikaji. Tahap 9 : Jika diperlukan harus dilakukan lagi langkah 1-8 untuk melihat lebih banyak aspek lagi dari masalah yang dicermati. Tahap 10 : Mengidentifikasikan mengenai apa saja yang tidak dipelajari. Tahap 11 : Menyimpulkan apa saja yang sudah dipelajari dan jika memungkinkan melakukan tahap 12. Tahap 12 : Melakukan pembuktian perasional dalam mengatasi masalah tersebut. Berdasarkan pendapat di atas maka metode problem based learning ini dapat dinyatakan bahwa mahasiswa akan aktif berpartisipasi dan juga akan aktif berpikir dan mengembangkan penalarannya. C. Hakikat Kualitas Pembelajaran Secara konseptual maka kualitas pembelajaran tidak berbeda dengan arti keefektifan PBM, jika dilihat dari indicator evaluasinya. Sudjana (1990) menggunakan sejumlah indikator untuk menilai PBM, seperti kualitas hasil belajar, keterampilan, kemampuan mengajar, aktivitas siswa, motivasi dan lain-lain sebagainya. Peneliti berpendapat bahwa kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi pemanfaatan waktu di kelas (time of learning dan time of task), partisipasi dan keaktifan mahasiswa, perubahan perilaku dan sikap belajar, serta hasil belajar. Dalam proses pembelajaran dengan pendekatan konstruktivistik tekanan kegiatan ada pada mahasiswa. Indikatorindikator tersebut akan dikembangkan dan dijabarkan lebih lanjut dalam implementasinya. D. Rancangan Pembelajaran Mata kuliah penelitian pengajaran bahasa Prancis dengan kode PRA 472 dengan bobot 2 sks yang disajikan 2 jam tatap muka perminggu selama 16 minggu dalam semester genap. Mahasiswa akan dikelompokkan menurut konsentrasi Program studi bahasa Prancis dengan anggota 3-5 orang perkelompok. Direncanakan dalam satu semester terancang tiga siklus dengan masing-masing siklus ada 4 tahap, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan analisis refleksi. Tahap berikut akan berulang pada siklus berikutnya. Dalam mata kuliah penelitian pengajaran bahasa Prancis mahasiswa diberikan kebebasan dan menentukan masalah apa yang diminatinya yang berkaitan dengan pengajaran bahasa Prancis. Mahasiswa dapat menentukan masalah penelitian pengajaran bahasa dilihat dari fonologi, morfologi dan sintaksis dengan memperhatikan kemempuannya terhadap masalah yang ditentukannya itu. Adapun yang harus menjadi pertimbangan mahasiswa adalah isi GBPP Kurikulum bahasa Prancis untuk SMU (1996) yang akan menjadi acuan bagi mereka yang memilih pengajaran bahasa Prancis si SMU, yaitu: 1. Bidang keterampilan bahasa (yang terdiri dari: a. Keterampilan Membaca; b. Menyimak; c. Berbicara dan d. Menulis (GBPP Bahasa Prancis, 1996:8-9).
2. Bidang struktur (Verbe, Nom, Préposition, Interjection, Adverbe, Pronom, Adjectif). 3. Kosa kata yang ada dalam bahan ajar SMU (GBPP Bahasa Prancis, 1996:1823). Sampai saat ini kurikulum yang menjadi acuan dalam pengajaran bahasa Prancis di SMU adalah Kurikulum 1996. Padahal bahan ajar yang disajikan dalam kurikulum tersebut system catur wulan sehingga mahasiswa harus menyesuaikan bahan ajar dalam bentuk tema dan anak tema yang ada dengan system-sitem semester. Untuk memonitoring dipergunakan berbagai instrumen seperti catatan harian yang dibuat mahasiswa, dosen, kuesioner, wawancara, observasi dan dokumen. Sedangkan untuk mengukur hasil belajar dipergunakan tes terbuka baik secara kelompok maupun individual. Jenis data yang dikumpulkan mencakup data kuantitatif dan kualitatif. Oleh karena itu, analisis dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif sebagai acuan refleksi. Di mana hasil refleksi dipergunakan untuk melakukan perbaikan rencana siklus berikutnya. Secara ringkas langkah analisis-refleksi sebagai berikut: Analisis ----------> Pemahaman --------> Eksplanas (penjelasan) -------> Kesimpulan --------> Identifikasi tindak lanjut. Jika pada siklus I belum memuaskan, maka rencana awal diperbaiki atau dimodifikasi di mana yang diperlukan. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan dalam pembelajaran. Oleh karena itu makna instrumen yang dimaksud di sini adalah alat dan bahan yang dipergunakan di dalam proses pembelajaran, bukan berupa angket atau kuesioner sebagaimana biasanya. Jika dikemudian hari dilaksanakan tes penguasaan bahan ajar, tidak dimaksud untuk mengetahui terjadinya peningkatan pengetahuan metodologi penelitian setelah memperoleh pembelajaran, tetapi untuk mengetahui apakan mahasiswa telah menguasai konsep dasar penelitian. Soal tes bukan tipe pilihan, melainkan berupa tugas atau performance test. Mahasiswa diminta untuk mempertanggungjawabkan terhadap apa yang ditulisnya secara logis/argumentative. Tugas tersebut akan berupa proposal penelitian beserta kuesioner atau alat pengumpul data lain yang akan dipergunakannya. Pertanggungjawaban tersebut baru akan dilakukan pada saat ujian semester, baik secara lisan dalam seminar kelas maupun secara tertulis. A. Persiapan Pembelajaran Mengingat mahasiswa mempunyai minat yang berbeda terhadap bidang yang ditekuninya, maka dalam perkuliahan ini para mahasiswa dibagi kelompok berdasarkan kemampuan bahasa Prancis yang menjadi pilihannya. 1. Bidang keterampilan bahasa (yang terdiri dari a. Keterampilan Membaca; b. Menyimak; c. Berbicara dan d. Menulis). 2. Bidang struktur (Verbe, Nom, Préposition, Interjection, Adverbe, Pronom, Adjectif) dan 3. Kosa kata yang ada dalam bahan ajar SMU
Diharapkan pada setiap kelompok tersebut di atas akan dimintai oleh sekitar 3-5 orang mahasiswa. Jumlah ini tergantung pada mahasiswa Program Bahasa Prancis yang mengikuti matakuliah Penelitian pengajaran bahasa Prancis tahun ajaran 1999/2000 yang jumlahnya 8 orang, dan mungkin ditambah mahasiswa angkatan sebelumnya yang mengambil matakuliah tersebut. B. Tahap Orientasi Pada tahap ini, mahasiswa akan diberi informasi dan pelatihan tentang konsep belajar "problem based learning" dengan langkah-langkah yang ditetapkan dan disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran. Selain orientasi tentang pembelajaran, mahasiswa juga akan diberi orientasi tentang konsep dasar metodologi penelitian sebagaimana telah tercantum di dalam hand-out yang akan diberikan kepada mahasiswa sebagai bahan acuan. Untuk memperoleh pengetahuan langsung di lapangan, setelah mempelajari berbagai konsep dari bahan acuan, mahasiswa diminta turut ke lapangan (research setting) yang dipilih. Dari hasil observasi di lapangan dibahas di kelas dan masing-masing akan menuliskannya ke dalam format komponen proposal skripsi. Proses ini dilakukan secara bertahap sesuai dengan urutan komponen proposal. Secara garis besar proses pembelajaran dilakukan sebagai berikut: 1. Persiapan 2. Orientasi 3. Contoh penerapan 4. Mahasiswa ke lapangan (research setting) 5. Diskusi kelas untuk pembentukan konsep 6. Operasionalisasi/penerapan konsep yang dikembangkan 7. Penulisan ke dalam komponen proposal 8. Masukan balikan dari dosen 9. Perbaikan/pembenahan Dengan cara tersebut maka pendekatan konstruktivistik dapat dilakukan. Mahasiswa dengan diberi orientasi teori dan konsep akan membentuk dan mengembangkan konsep yang telah dipahaminya melalui kajian lapangan. Pendekatan secara murni konstruktivistik tidak mungkin dilakukan karena mahasiswa belum meemiliki dasar teori dan konsep secara lebih baik tentang seluk beluk metodologi penelitian serta kurangnya pengalaman. C. Tahap Operasional Lapangan Pada setiap akhir orientasi di kelas, mahasiswa diberi tugas untuk melakukan kegiatan di luar kelas sesuai dengan tahap atau urutan komponen penelitian: 1. Tahap Perumusan Masalah dan Judul Skripsi
Setelah mahasiswa membaca dan mempelajari dan mendiskusikan di kelas bahan dari fotocopi "identifikasi dan perumusan masalah" mahasiswa diberi tugas ke lapangan (research setting) sesuai dengan apa yang diminatinya. Atas dasar perolehan dari lapangan mahasiswa akan mendiskusikannya dan menuliskannya untuk dijadikan bahan komponen penelitian atau bab 1. 2. Tahap Kajian Teori, Hasil-hasil penelitian dan Hipotesis. Mahasiswa diminta membaca, mempelajari bahan fotokopi "mengkonstruksi teori dan hipotesis" serta contoh dari proposal penelitian yang disediakan. Kemudian mahasiswa ditugaskan ke perpustakaan mencari buku-buku referensi yang relevan. Atas kedua bahan tersebut mahasiswa mendiskusikan di dalam kelompoknya masing-masing. Hasil diskusi dipergunakan untuk menyusun bagian kerangka berpikir/konseptual dan pengajuan hipotesis. Hasil yang diharapkan dari tugas ialah tersusun bab II dari proposal skripsi. 3. Tahap Metodologi Penelitian Tahapan ini mencakup pembahasan dan penugasan perencanaan dan penyusunan instrumen pengumpul data yang direncanakan mahasiswa. Bagian pertama akan dibahas perihal wilayah generalisasi, lokasi penelitian atau research setting di mana penelitian akan dilakukan. Bagian kedua membahas waktu dan lama penelitian, populasi dan karakteristiknya, penentuan sample. Mahasiswa akan merencanakan secara konkrit sample penelitiannya berdasarkan observasi lapangan. Cara-cara perhitungan dengan berbagai rumus ukuran sample akan dilatihkan. Bagian ketiga akan dibahas tentang operasionalisasi variabel, hubungan antar variabel serta skala dan pengukurannya. Kemudian diajarkan cara membuat kuesioner dengan menyusun konsep, sub konsep dan indikator-indikator untuk setiap sub konsep dan dirumuskan ke dalam butir pertanyaan. Cara pembakuan instrumen, yaitu validasi dan uji reliabilitas berdasarkan uji coba lapangan akan dilatihkan. Selain penyusunan kuesioner, juga akan diberikan latihan penyusunan pedoman observasi serta tes. Bagian keempat, adalah membahas teknik analisis data secara statistik. Teknik statistik yang dibahas berdasarkan apa yang telah dipelajari oleh mahasiswa pada semester sebelumnya. Hasil yang diharapkan dari bagian ketiga ini adalah tersusunnya bab III proposal penelitian. 4. Tata Tulis Untuk keperluan penulisan skripsi dipakai aturan tata tulis yang berlaku sampai saat ini, ialah berdasarkan apa yang telah dimodifikasi. 5. Penilaian Penilaian dibedakan menjadi beberapa bagian sesuai dengan kegiatan dan tugas yang dikerjakan oleh mahasiswa mencakup : a. Penguasaan materi dinilai melalui : - Kualitas dalam diskusi kelas. - Kualitas dalam penyampaian konsep baik lisan maupun tulisan b. Pelaksanaan tugas terdiri atas : - Laporan hasil observasi lapangan (pra-survei) - Penyusunan instrumen pengumpul data dan pembakuannya
- Proposal penelitian untuk skripsi c. Ujian semester terdiri atas : - Ujian tengah semester - Ujian akhir semester Bentuk ujian berupa bentuk pertanggungjawaban atas apa yang ditulis dalam tugas baik secara logic argumentative maupun metodologik. Dengan demikian bentuk ujiannya adalah essei dan terbuka. Pada saat ujian mahasiswa harus membawa proposal yang disusunnya dan buku acuan serta catatan yang dipergunakan. Skalanisasi yangdipakai 100. Bobot masing-masing adalah 2, 3 dan 5. Dengan demikian nilai akhir diperoleh dengan perhitungan sebagai beriukut. Nilai akhir = 2xnilai bag. I + 3xnilai bag. II + 5xnilai bag. III 10 X 3 Kemudian nilai akhir dikonversi ke dalam nilai huruf sebagai berikut : Nilai A = di atas 86 Nilai B = 76 - 85 Nilai C = 56 - 75 Nilai D = 46 - 55 Nilai E = di bawah 45 Bahan Acuan Setiap mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Penelitia pengajaran bahasa Prancis akan memperoleh kumpilan Handout yang terdiri atas : 1. Rancangan Kegiatan Belajar-Mengajar (RKBM) 2. Artikel materi ajar yang relevan (perumusan masalah, kajian teori, kerangka konseptual, hipotesis, penentuan ukuran sampel, penyusunan instrumen pengumpul data). 3. Contoh proposal penelitian 4. Contoh instrumen pengumpul data 5. Format proposal penelitian untuk skripsi 6. Pedoman tata tulis skripsi 7. Daftar instrumen pengumpul data D. Tempat penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Program Pendidikan Bahasa Prancis, FPBS Unima. E Waktu dan Lama penelitian Oleh karena penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, maka akan diperlukan waktu selama satu semester. Bulan Februari s/d Juni 2000 F. Subyek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dikenakan pada mahasiswa program Pendidikan Bahasa Prancis yang menempuh matakuliah Penelitian Pengajaran Bahasa Prancis pada semester genap tahun ajaran 1999/2000. Daftar mahasiswa yang mengikuti matakuliah ini dapat dilihat pada lampiran 2 laporan penelitian ini. G. Metode dan Teknik Pengumpulan Data dalam Monitoring Untuk memperoleh informasi tentang perbaikan, peningkatan dan perubahan yang terjadi pada diri mahasiswa dalam proses pembelajarn, digunakan berbagai cara dan system pengumpulan data seperti : 1. Catatan harian mahasiswa 2. Observasi kelas dengan mempergunakan pedoman observasi 3. Tugas sebagai bentuk porto folio mahasiswa perihal pembelajaran dan tugas 4. Wawancara terhadap mahasiswa perihal pembelajaran dan tugas 5. Tes penguasaan bahan 6. Seminar proposal penelitian H. Analisis Data Karena yang diutamakan adalah perbaikan proses pembelajaran dan pencarian model pembelajaran, maka analisis data dilakukan dengan dua macam cara, yaitu : 1. Analisis kuantitatif, dipergunakan untuk memberikan gambaran tentang kemajuan peningkatan yang terjadi dari segi hasil belajar yang akan disajikan dalam bentuk deskriptif dalam bentuk grafik dan tabel, nilai variansi untuk menggambarkan situasi kelompok kelas. 2. Analisis kualitatif, digunakan untuk menggambarkan perubahan prilaku belajar mahasiswa, serta sikap dalam proses pembelajaran. Demikian pula dengan terciptanya iklim belajar di kelas dalam pembelajaran problem based learning methode dalam perkuliahan. Penyimpulan keberhasilan penelitian tindakan kelas akan didasarkan atas evaluasi dosen bersama mahasiswa untuk menentukan sejauh mana perbaikan, perubahan dan peningkatan kea rah yang lebih baik terjadi di dalam pembelajaran mata kuliah penelitian pengajaran bahasa Prancis. HASIL DAN PEMBAHASAN Tujuan penelitian dalam pembelajaran ini adalah melakukan perbaikan pembelajaran dengan harapan terjadinya peningkatan IPK dan mempercepat penyelesaian studi. Mahasiswa yang mengikuti kuliah penelitian pengajaran bahasa Prancis semester VI pada tahun akademik 1999/2000 pada saat penelitian ini dilakukan. Untuk mengetahui dampak perbaikan yang dilakukan, digunakan indicator nilai yang dicapai : harapan selesai, persepsi terhadap kuliah, iklim belajar dan penilaian terhadap rancangan pembelajaran. Hasil yang diperoleh dapat disajikan sebagai berikut :
1. Perolehan nilai Dari 8 orang mahasiswa yang mengikuti kuliah, yang mendapat nilai A sebanyak 2 orang (25%), nilai B sebanyak 4 orang (50%), nilai C sebanyak 2 orang (25%) dapat dilihat pada lampiran. Jika dibandingkan dengan tahu akademik sebelumnya (1998/1999) terdapat kenaikan yang berarti berdasarkan kualitas mahasiswa. Dari 10 orang yang mendapat nilai A 0 orang (0%), nilai B sebanyak 3 orang (30%), nilai C sebanyak 5 orang (50%), nilai D sebanyak 2 orang (20%), lihat lampiran. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dengan upaya perbaikan pembelajaran telah terjadi peningkatan pencapaian nilai prestasi belajar. 2. Harapan tahun penyelesaian studi Untuk mengetahui kapan mahasiswa secara optimis menyelesaikan studi : mahasiswa diminta menyatakan tahun berapa sanggup menyelesaikan studi 4 orang menyatakan sanggup selesai tahun 2001, 2 orang thun 2002, dan ada 2 orang yang ragu-ragu menyatakan pendapatnya. Tampaknya tahun penyelesaian tidak terkait dengan IPK. Mahasiswa yang mempunyai IPK di bawah 2,25 merani menyatakan lulus tahu 2001, sedangkan yang ber IPK di atas 2,75 tidak berani menyatakan lulus tahun 2001. 3. Pencapaian IPK dan Nilai Penelitian Pengajaran Bahasa Prancis Apakah ada kaitan antara pencapaian nilai prestasi belajar dengan IPK yang diperoleh sebelumnya ? Data yang diperoleh bias dilihat dalam table berikut ini. Table 1. Pencapaian IPK dan Nilai Penelitian Pengajaran bahasa Prancis
Pencapaian IPK dan Nilai Penelitian Pengajaran Bahasa Prancis pada tabel 1 di atas dapat juga digambarkan dalam bentuk grafik berikut ini. Grafik 1. IPK dan Nilai yang dicapai
Dari data di atas belum terlihat adanya kecenderungan bahwa kemampuan awal tinggi, prestasi belajar dalam mata kuliah berikutnya juga tinggi. Ada faktor lain yang diduga turut berpengaruh, yang dalam penelitian ini belum terungkap. Salah satu kemungkinan ialah factor akademik. Hal ini terbukti dari jawaban atas pertanyaan, hambatan atau kesulitan utama yang dirasakan oleh mahasiswa, 50% menyatakan kesulitan akademik, 30 % masalah bimbingan pribadi, dan 20% masalah lain. 4. Iklim Belajar Untuk mengetahui apakah perbaikan pembelajaran melalui pemberian reading materials untuk bahan diskusi dan perkuliahan 70% tugas dan diskusi terhadap iklim belajar : baik sekali 14,3 %, baik 64%, dan cukup baik 21,4 %. Apa ada kaitan antara iklim belajar dan pencapaian nilai, table 2 berikut ini akan menggambarkan data yang diperoleh. Table 2. Kaitan iklim belajar dengan nilai.
Kaitan iklim belajar dengan nilai dapat dilihat pada grafik berikut : Grafik 2. Kaitan iklim belajar dengan Nilai
Table dan grafik 2 di atas menunjukkan kecenderungan/kaitan antara iklim belajar dengan pencapaian nilai secara berarti. Mereka yang mempunyai nilai B dan A menyatakan iklim belajar baik dan baik sekali sebanyak 78,6 %. 5. Penilaian terhadap Rancangan Pembelajaran dan perkuliahan
Untuk menjadikan proses pembelajaran terarah, maka peneliti menyusun Rancangan Pembelajaran. Rancangan tersebut berisi pokok-pokok bahasan, yang sub pokokpokok bahasan, tujuan dan alokasi waktu. Pada pertemuan pertama, dibicarakan bersama-sama, serta tugas dan latihan yang harus dilaksanakan termasuk tugas akhir kuliah berupa maskah proposal penelitian. Selain itu mahasiswa diberi bahan bacaan yang digunakan sebagai acuan materi perkuliahan. Data dari kuestioner yang terdiri dari 17 pertanyaan dan nilai maksimal 85, diperoleh jawaban yang menyatakan baik sekali 57,1 %, baik 42,9 %. Jika dikajikan dengan pencapaian nilai, ternyata ada kecenderungan positif. Tabel 3. kaitan Rancangan Pembelajaran dengan Pencapaian Nilai.
Tabel 3 tersebut di atas menunjukkan bahwa rancangan pembelajaran yang mereka nilai baik dan baik sekali adalah mereka yang memperoleh nilai B dan A (90%). Seorang yang mendapat nilai C adalah mahasiswa yang nilai IPK nya memang terendah di kelasnya (2,25). Pada tabel 4 disajikan penilaian mahasiswa terhadap perkuliahan. Tampak kemandirian mahasiswa masih perlu ditumbuhkan. Sajian di atas menunjukkan bahwa upaya perbaikan pembelajaran dapat meningkatkan kualitas pembelajaran danpencapain prestasi belajar mahasiswa. Perbaikan iklim belajar, rancangan pembelajaran dan pemberian bahan bacaan/hand out berdampak pada peningkatan prestasi belajar mahasiswa. Tabel 4. Penilaian Mahasiswa terhadap Perkuliahan
n = 10 No. Aspek yang ditanyakan
Baik (%)
Cukup (%)
Kurang (%)
1.
Mereka terbantu dalam penyelesaian studi
90
10
-
2.
Rencana untuk menindaklanjuti proposal untuk tugas 60 akhir
30
10
3.
Diskusi dan tugas latihan membantu dalam memahami materi
70
30
-
4.
Optimisme dapat menyelesaikan pada waktunya
30
70
-
5.
Kegunaan hand out dalam memahami materi
80
10
10
80
10
10
6.
Kegunaan hand out untuk mengikuti kuliah 7. 8. 9.
Pendekatan pembelajaran konstruktivistik mendorong kemandirian mahasiswa Peran kelompok dalam pembelajaran Penyusunan pra proposal
50
30
20
80
20
-
70
20
10
Daftar Perolehan Nilai dan Mata Kuliah Penelitian Pengajaran Bahasa Prancis semester Genap 1999/2000 perkelompok dapat dilihat pada lampiran.
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Dari penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan metode "problem based learning" dapat memacu mahasiswauntuk aktif mencari pengalaman di lapangan dalam menemukan masalah, mengembangkan konsep belajar konstruktivisti. Mahasiswa membantu dan mengembangkan konsep berdasarkan pengalaman lapangan. Selain itu telah terjadi perubahan dalam sikap dan perilaku belajar. Mahasiswa menjadi aktif dan tanggap terhadap permasalahan yang dihadapinya secara kritis. Dengan demikian terjadi perubahan dalam iklim belajar yang lebih kondusif untuk pembentukan dan pengembangan konsep dan penalaran mahasiswa. Hasil penelitian tindakan kelas ini juga menunjukkan bahwa mahasiswa dapat mencapai nilai lebih tinggi jika dibandingkan dengan mahasiswa sebelumnya dengan asumsi kemampuan mereka setara dan sama. Implikasi Pendekatan Konstruktivistik terhadap Proses Pembelajaran Sebagaimana yang telah dikemukakan pada landasan teoritis, belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan data, tetapi membentuk makna melalui pengalaman dan proses belajar yang terjadi secara terus menerus. Ini berarti mahasiswa harus dilatih untuk mempergunakan pengalaman dalam membentuk pengetahuan. Demikian pula mahasiswa harus dibimbing agar mampu mandiri dalam belajar dan tidak menganggap dosen sebagai sumber pengetahuan, tapi sebagai fasilitator dan moderator dalam proses pembelajaran. Perubahan sikap dan pandangan tersebut akan mendorong aktivitas mandiri dalam membentuk pengetahuan. Selanjutnya belajar dalam kelompok dengan "problem based learning" akan mendorong terjadinya proses belajar, saling membelajarkan dan "sharing" pengalaman. Dalam kelompok belajar, mahasiswabelajar mengungkapkan bagaimana mengkaji persoalan, menganalisis dan mencari pemecahan masalah yang dikaji. Dengan cara ini mahasiswa akan terbantu untuk lebih kritis dan dapat melihat kekurangan, inkonsistensi pemikirannya. Dengan demikian mahasiswa akan mampu mengembangkan dan membentuk pengetahuan secara benar. Oleh karena itu dalam menerapkan konstruktivitas pembelajaran dalam kelompok penggunaan pengalaman untuk membentuk konsep dan kemampuan analisis sangat
berperan dalam proses belajar.
Saran-saran Atas dasar temuan penelitian di atas, maka diajukan saran-saran sebagai berikut : 1. Dalam penerapan konstruktivisme, mahasiswa harus didorong untuk memperkaya pengalaman langsung melalui kegiatan-kegiatan yang terprogram atau terarah. 2. Dalam kegiatan kelompok, setiap anggota hendaknya memperoleh kesempatan untuk menyajikan hasil kajian dan analisis masalah serta alternative pemecahannya untuk dibahas secara kritis oleh kelompok. 3. Penciptaan iklim belajar yang kondusif untuk penerapan "problem based learning" sangat duperlukan dan penyediaan bahan acuan serta perangkat pembelajaran akan memperlancar proses penerapan pendekatan konstruktivisme. 4. Untuk memandirikan mahasiswa dalam belajar, pandangan dan sikap mahasiswa terhadap dosen harus diubah dari dosen sebagai pemberi ilmu pengetahuan ke peran sebagai fasilitator dan moderator dengan cara pemberian tugas dan latihan kerja mandiri.
DAFTAR KEPUSTAKAAN Ariyoto, Krenohadi, 1977. Belajar Berdasarkan Masalah" (Problem Based Learning), Majalah Usahawan no. 5 Th XXVI Mei. Degeng I Nyoman Sudana, 1999. Pembelajaran Konstruktivik : Tujuan, Strategi dan Evaluasi, Makalah Pelatihan Metodologi Pembelajaran Konstruktivistik, Malang 23-28 Agustus. Soekamto, Toeti dan Winataputra, 1996. Teori Belajar dan Model-model Pembelajaran. Dirjen Pendidikan Tinggi, Jakarta, Depdikbud. Sudarsono, FX. 1996/1997. Rencana, Desain dan Implementasi Bagian Kedua. Dirjen Pendidikan Tinggi Jakarta, Depdikbud. Sudjana, Nana, 1990. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung. P.T. Remaja Rosdakarya. Suparno, Paul, 1977. Filsafat Konstruktivisme Dalam pendidikan. Yogyakarta, Kanisius Tjipto Utomo dan Kees Ruijter, 1994, Peningkatan dan pengembangan Pendidikan, Jakarta, P.T. Gramedia Pustaka Umum. Wayan Ardana, 1999. Pembelajaran Konstruktivisti : Konsep dan prinsip, Makalah Pelatihan Metodologi Pembelajaran Konstruktivistik, Malang 23-28 Agustus. <<