Presus.docx

  • Uploaded by: Wiwik Dita Lestari
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Presus.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,777
  • Pages: 34
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fraktur (patah tulang) adalah suatu kondisi terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan tulang rawan umumnya disebabkan oleh tulang patah dapat berupa langsung dan trauma tidak langsung dalam (Sjamsuhidayat, 2005). Penyebab fraktur adalah trauma yang dibagi menjadi 3 antara lain : 1. Trauma Langsung Yaitu benturan pada tulang biasanya penderita terjatuh dengan posisi miring dimana daerah trohkantor mayor langsung terbentur dengan benda keras. 2. Trauma tidak langsung Yaitu titik tumpuan benturan dan fraktur berjalan misalnya terjatuh terpeleset di kamar mandi. 3. Trauma ringan Yaitu keadaan yang dapat menyebabkan fraktur bila tulang itu sendiri sudah rapuh atau underlying deases atau patologi (Sjamsuhidayat & De Jong. 2010). Penderita fraktur collum femur biasanya terjadi pada seorang wanita yang cukup aktif hingga pada suatu ketika berjalan tergelincit atau jatuh sampai terjadi fraktur dalam beberapa minggu sesudah itu ia dapat meninggal karena kegagalan jantung, penomunia, hipostastik, penyakit tromboebolik atau semata-mata akibat hospitalisasi. Sering terjadi osteoporosis tulang di daerah ini dan kadang-kadang deposit mestatase neuplasma merupakan predisposisi fraktur ini. Angka kejadian fraktur femur keseluruhan adalah 11,3 dalam seribu pertahun. Fraktur pada laki-laki adalah 11,67 dalam seribu pertahun, sedangkan pada perempuan 10,65 dalam seribu pertahun. Di beberapa belahan dunia akan berbeda status sosial ekonomi dan metodelogi yang digunakan di area penelitian (Mahartha, 2014).

1

B. TUJUAN 1. Tujuan Umum Mengetahuan proses penatalaksanaan terapi, latihan pasca operasi, pemasangan bipolar hemiartroplasti pada fraktur collum femur dekstra di kalangan fisioterapi, medis, dan masyarakat. 2. Tujuan Khusus Pemasangan bipolar hemiartroplasti untuk mengetahui pengaruh terapi latihan terhadap pengaruh nyeri, pengurangan oedema, peningkatan luas gerak sendi, peningkatan kekuatan otot, dan peningkatan aktifitas fungsional.

2

BAB II TINJAUAN TEORI I. ANATOMI FISIOLOGI SISTEM MUSKULOSKELETAL Sistem musculoskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan bertanggung

jawab

terhadap

pergerakan.

Komponen

utama

sistem

musculoskeletal adalah jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot, tendon, ligament, bursae, dan jaringan-jaringan khusus yang menghubungkan struktur ini. 1. Tulang 1. Bagian-bagian utama tulang rangka : Tulang rangka orang dewasa terdiri atas 206 tulang. Tulang adalah jaringan hidup yang akan mensuplai saraf dan darah. Tulang banyak mengandung bahan kristalin anorganik (terutama garam-garam kalsium) yang membuat tulang keras dan kaku, tetapi 1/3 dari bahan tersebut adalah jaringan fibrosa yang membuatnya kuat dan elastis. Fungsi utama tulang rangka : a. Sebagai kerangka tubuh, yang menyokong dan memberi bentuk tubuh. b. Untuk memberikan suatu sistem pengungkit yang digerakkan oleh kerja otot-otot yang melekat pada tulang tersebut, sebagai suatu sistem pengungkit yang digerakkan oleh kerja otot-otot yang melekat padanya. c. Sebagai reservoir kalsium, fosfor, natrium, dan elemen-elemen lain. d. Untuk menghasilkan sel darah merah dan putih dan trombosit dalam sumsum merah tulang tertentu. 2. Struktur tulang Dilihat dari bentuknya tulang dapat dibagi menjadi : a. Tulang panjang ditemukan di ekstremitas b. Tulang pendek terdapat di pergelangan kaki dan tangan

3

c. Tulang pipih pada tengkorak dan iga d. Tulang ireguler (bentuk yang tidak beraturan) pada vertebra, tulang-tulang wajah dan rahang. 2. Sendi Sendi adalah tempat pertemuan dua atau lebih tulang, tulang-tulang ini dipadukan dengan berbagai cara, misalnya dengan kapsul sendi, pita fibrosa, ligament, tendon, fasia, otot. Sendi diklasifikasikan dengan strukturnya antara lain : a. Sendi fibrosa (sinartrodial) Merupakan sendi yang tidak dapat bergerak. Tulang-tulang dihubungkan oleh serat-serat kolagen yang kuat. Sendi ini biasanya terikat misalnya sutura tulang tengkorak. b. Sendi karilaginosa (amfiartrodial) Pertemuan tulang ditutupi oleh lapisan kartilago dan dihubungkan oleh jaringan fibrosa kuat yang tertanam kedalam kartilago misalnya antar korpus vertebra dan simfisis pubis. Sendi ini biasanya memungkinkan gerakan sedikit bebas. c. Sendi sinofiyal (diartrodial) Sendi

ini

adalah

jenis

sendi

paling

umum,

biasanya

memungkinkan gerakan yang bebas (lutut, bahu, siku, pergelangan tangan, dll) tetapi beberapa sendi sinofiyal secara relative tidak bergerak (sendi sakroliaka). Sendi ini dibungkus dalam kapsul fibrosa dibatasi dengan membran sinofiyal tipis. 3. Otot rangka Otot (muskulus) merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh dapat bergerak. Ini adalah suatu sifat penting bagi organisme gerak sel terjadi karena sitoplasma mengubah bentuk, sitoplasma ini merupakan benang-benang halus yang panjang disebut meofibril. Ciri-ciri otot : a. Kontraktilitas b.

Eksitabilitas

c. Ekstensibilitas

4

d. elastisitas. 4. Tendon Tendon merupakan berkas (bundel) serat kolagen yang melekatan otot ke tulang. Tendon menyalurkan gaya yang dihasilkan oleh kontraksi otot ke tulang, serat kolagen dianggap sebagai jaringan ikat dan dihasilkan oleh sel-sel fibroblast. 5. Ligamen Ligament adalah taut fibrosa kuat yang menghubungkan tulang ke tulang, biasanya di sendi. Ligament memungkinkan dan membatasi gerakan sendi. 6. Bursae Adalah kantong kecil dan jaringan ikat. Dibatasi oleh membrane sinofial dan mengandung cairan sinofiyal. Bursae merupakan bantalan di bagian-bagian yang bergerak seperti pada olecranon bursae terletak antara prosesus olektranon dan kulit. II.

DEFINISI Fraktur collum femur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Mansjoer. 2009 : 346). Fraktur collum femur adalah kerusakan pada kontinuitas tulang, terjadi bila tekanan yang ditempatkan pada tulang lebih besar dari yang dapat di absorbsi tulang, tekanan dapat berupa mekanin (trauma) atau berhubungan dengan proses penyakit (Patologis) (Nettina, 2002 : 170). Fraktur collum femur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang ditentukan sesuai jenis dan luasnya. (Brunner & Suddart. 2002 : 2357) Terdapat berbagai macam jenis fraktur. Untuk lebih sistematisnya, dapat dibagi berdasarkan : a. Lokasi Fraktur dapat terjadi di berbagai tempat pada tulang seperti pada diafisis, metafisis, epifisis, atau intraartikuler. Jika fraktur

5

didapatkan bersamaan dengan dislokasi sendi, maka dinamakan dislokasi sendi. b. Luas Terbagi menjadi fraktur lengkap dan tidak lengkap. Fraktur tidak lengkap contohnya adalah retak. c. Konfigurasi Dilihat dari garis frakturnya, dapat dibagi menjadi transversal (mendatar), oblik (miring), atau spiral (berpilin). Jika terdapat lebih dari satu garis fraktur maka dinamakan kominutif. d. Hubungan antar bagian yang fraktur Antar bagian

yang fraktur

dapat masih berhubungan

(undisplaced) atau terpisah jauh (displaced). e. Hubungan antara fraktur dengan jaringan sekitar Fraktur dapat dibagi menjadi fraktur terbuka (jika terdapat hubungan antara tulang dengan dunia luar) atau fraktur tertutup (jika tidak ada hubungan antara fraktur dan dunia luar). Fraktur terbuka dibedakan menjadi beberapa grade yaitu : Grade I : luka bersih, panjangnya kurang dari 1 cm Grade II : luka lebih luas tanpa kerusakan jaringan lunak yang ekstensif Grade III : sangat terkontaminasi, dan mengalami kerusakan jaringan lunak ekstensif. f. Fraktur juga digolongkan sesuai pergeseran anatomis fragmen tulang : 1. Greenstick : fraktur dimana salah satu sisi tulang patah sedang sisi lainnya membengkok. 2. Transversal : fraktur sepanjang garis tengah tulang. 3. Obilik : fraktur membentuk sudut dengan garis tulang (lebih tidak stabil dibanding transversal) 4. Spiral : fraktur memuntir sepanjang batang tulang

6

5. Komunitif : fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa fragmen 6. Depresi : fraktur dengan fragmen patahan terdorong kedalam (sering terjadi pada tulang tengkorak dan tulang wajah) 7. Kompresi : fraktur dimana tulang mengalami kompresi (terjadi pada tulang belakang) 8. Patologik : fraktur yang terjadi pada daerah tulang berpenyakit (kista tulang, penyakit paget, metastasis tulang, tumor) 9. Avulsi : tertariknya frgmen tulang oleh ligamen atau tendo pada perlakatannya 10. Epifiseal : fraktur melalui epifisis 11. Impaksi : fraktur dimana fragmen tulang terdorong ke fragmen tulang yang lainnya. Klasifikasi fraktur Collum femur : a. Lokasi anatomi : 1. Fraktur subcapital 2. Fraktur servical 3. Fraktur basis collum femur b. Arah garis patah 1. Tipe I : sudut 300 2. Tipe II : sudut 500 3. Tipe III : sudut 700 c. Dislokasi/ tidak fragment, dibagi menurut Garden : 1. Garden I : incomplete (impacted) 2. Garden II : fraktur collum femur tanpa dislokasi 3. Garden III : fraktur collum femur dengan sebagian dislokasi 4. Garden IV : fraktur collum femur dan dislokasi total

7

III. ETIOLOGI Fraktur collum femur dapat terjadi karena beberapa faktor meliputi : 1. Trauma kecelakaan lalulintas 2. Jatuh dari ketinggian dengan posisi berdiri atau duduk sehingga terjadi fraktur tulang belakang 3. Patologis sering disebabkan metastase dari tumor 4. Degenerasi terjadi karena proses kemunduran fisiologi dan jaringan tulang dengan itu sendiri. 5. Spontan terjadi karena tarikan otot yang sangat kuat (angulasi fraktur) (Korwin, 2002 : 298). IV.

MANIFESTASI KLINIS Gambaran yang sering muncul pada klien dengan fraktur adalah patah tulang traumatik dengan cedera jaringan lunak biasanya disertai nyeri. Setelah patah tulang dapat timbul spasme otot yang menambah rasa nyeri. Pada fraktur stress, nyeri biasanya timbul saat aktifitas dan hilang saat istirahat. Fraktur patologis mungkin tidak disertai nyeri, mungkin tampak jelas posisi tulang atau ekstremitas yang tidak alami, pembengkakan disertai fraktur akan menyertai proses peradangan, dapat tejadi gangguan rasa/ sensasi semutan yang mengisyaratkan kerusakan saraf. Denyut nadi di bagian distal fraktur harus utuh dan setara dengan bagian non fraktur. Hilangnya nadi di bagian distal mengisyaratkan syok kompartemen, krepitus (suara gemeretak) dapat terdengar sewaktu tulang digerakkan akibat pergeseran ujung-ujung patah tulang satu sama lain shok disebabkan karena rasa nyeri yang hebat, kehilangan darah, jaringan rusak, gambaran x-ray menentukan fraktur (Corwin, 2001 : 299-300).

V. PATOFISIOLOGI dan PATHWAY Fraktur sering terjadi pada tulang rangka, jika tulang mengalami fraktur,maka periosteum pembuluh darah kortek morrow dan jaringan sekitarnya rusak. Terjadi pendarahan dan kerusakan jaringan diujung tulang. Terbentuknya hematoma dikanal medulla,akan menyebabkan jaringan sekitar tulang akan mengalami kematian. Nekrosis jaringan ini merangsang

8

kecenderungan

untuk

terjadi

peradangan

yang

ditandai

dengan

vasodilatasi,pengeluaran plasma dan leukosit,serta infiltrasi dari sel-sel darah putih yang lain. (Corwin,2010:299) Klasifikasi fraktur dibagi menjadi dua menurut ada dan tidaknya hubungan tulang dengan dunia luar yaitu antara fraktur tertutup bila tidak ada hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar dan fraktur terbuka bila terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar karena adanya perlukaan dikulit. (Mansjoer,2009:346) Fraktur terbuka dibagi atas tiga derajat yaitu: 1. Drajat

1

luka

kurang

dari

1cm,kerusakan

jaringan

lunak

sedikit,transfersal,oblik atau komunitif ringan,kontaminasi minimal. 2. Drajat 2 luka ringan dari 1cm,kerusakan jaringan lunak tidak luas,fraktur komunitif sedang,kontaminasi sedang. 3. Derajat 3 terjadi kerusakan jaringan lunak yang luas ,meliputi struktur kulit,otot,dan neurovascular serta kontaminasi derajat tinggi.

9

10

VI. KOMPLIKASI Menurut Sylvia and Price (2010) komplikasi yang biasanya ditemukan adalah: 1. Komplikasi Awal a. Kerusakan Arteri : Pecahnya arteri karena trauma bisa ditandai dengan

tidak

adanya

nadi,

CRT

menurun,cyanosis

bagian

distal,hematoma yang lebar, dan dingin pada ekstremitas yang disebabkan oleh tindakan emergensi splinting, perubahan posisi pada yang sakit,tindakan reduksi, dan pembedahan. b. Kompartement syndrome : Komplikasi serius yang terjadi karena terjebaknya otot,tulang,saraf,dan pembuluh darah yang menekan otot,saraf, dan pembuluh darah dalam jaringan parut. Ini disebabkan oleh oedema, atau perdarahan yang menekan otot,saraf,dan pembuluh darah. c. Fat Embolism Syndrom : Komplikasi serius yang sering terjadi karena sel-sel lemak yang dihasilkan bone marrow kuning masuk ke aliran darah dan menyebabkan tingkat oksigen dalam darah rendah yang ditandai dengan gangguan pernafasan, tachykardi, hypertensi, tachypnuea,demam. d. Infeksi :

Sistem pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada

jaringan. Pada trauma orthopedic infeksi dimulai pada kulit (superficial) dan masuk kedalam. Ini biasanya terjadi pada kasus fraktur terbuka,tapi bisa juga karena penggunaan bahan lain dalam pembedahan seperti pin dan plat. e. Avaskuler Nekrosis terjadi karena aliran darah ketulang rusak atau terganggu yang bisa menyebabkan nekrosis tulang dan diawali dengan adanya Volkman’s Ischemia. f. Shock: terjadi karena kehilangan banyak darah dan meningkatnya permeabilitas

kapiler

yang

oksigenasi.

11

bisa

menyebabkan

menurunnya

2. Komplikasi dalan waktu lama a. Non- union merupakan kegagalan fraktur berkonsolidasi dan memproduksi sambungan yang lengkap, kuat dan stabil setelah 6-9 bulan. b. Delayed union merupakan kegagalan fraktur lenear dengan waktu yang dibutuhkan tulang untuk menyambung. c. Malunion

merupakan

penyambung

tulang

ditandai

dengan

meningkatnya tingkat kekuatan dan perubahan bentuk (deformitas). VII. PENATALAKSANAAN DIAGNOSTIK 1. Pemeriksaan Rontgen : menentukan lokasi/ luasnya trauma pada fraktur. 2. Scan tulang , CT-scan/ MRI 3. Arteriogram : dilakukan bila kerusakan vasikuler dicurigai. 4. Hitung darah lengkap : HS meningkat/ menurun. 5. Kreatinin : trauma otot meningkatkan beban kreatinin. VIII. PENTALAKSANAAN MEDIS 1. Pengobatan non-operatif a. Metode perkin, dengan cara pasien tidur terlentang. Satu jari dibawah tuberositas tibia dibor dengan Steinman pin, lalu ditarik dengan tali. Paha ditopang dengan 3-4 bantal. Tarikan dipertahankan selama sampai 12 minggu lebih sampai terbentuk kanus yang cukup kuat. b. Metode balance skeletal terction, dengan cara pasien tidur terlentang, satu jari dibawah tuberositas tibia dibor dengan Steinman pain. Paha ditopang dengan Thomas solint. Sedang tungkai bawah dipotong oleh pearson attachment. c. Traksi kulit Bryant, dengan cara anak tidur terlentang ditempat tidur, kedua tungkai dipasang traksi kulit, kemudian ditegakan ke atas. d. Traksi Rundl dengan cara tidur terlentang. Dipasang plester dari batas letak. 2. Pengobatan Operatif Indikasi operasi antara lain : a. Penanggulangan non-operatif gagal

12

b. Fraktur multiple c. Robeknya arteri femoralis d. Fraktur patologik e. Fraktur pada lansia (Rasjad, 2006) IX. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN 1. Fokus Pengkajian a. Identitas pasien. b. Keluhan utama dan riwayat penyakit saat ini mulai dari awal terjadinya penyakit hingga sekarang c. Riwayat penyakit sebelumnya d. Pengkajian fisik meliputi tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan, tingkat kesadaran, dan sebagainya. e. Pola istirahat dan tidur f. Pola nutrisi dan metabolik, pola eliminasi dan pola istirahat g. Pola aktivitas dan latihan h. Mengkaji skala nyeri 2. Diagnosa Keperawatan a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri c. Konstipasi berhubungan dengan tirah baring lama 3. Rencana Tindakan Keperawatan a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik NOC : 1. Klien mengatakan nyeri berkurang 2. Skala nyeri berkurang 3. Tanda-tanda vital dalam batas normal NIC : 1. Kaji skala nyeri 2. Berikan posisi yang nyaman 3. Ajarkan teknik relaksasi 4. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik b . Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri

13

NOC :

1. Meningkatkan mobilitas pada tingkat paling tinggi yang

mungkin 2. Mempertahankan posisi fungsional 3. Menunjukan teknik yang mampu melakukan aktifitas NIC :

1. Kaji kemampuan klien dalam melakukan aktifitas 2. bantu dan dorong dalam perawatan diri klien 3. Ajarkan perubahan posis secara periodic 4. kolaborasi dengan dokter

c. Konstipasi berhubungan dengan tirah baring lama NOC :

1. Klien bisa BAB, BAB normal 2. Konstipasi hilang 3. Perut tidak teraba keras

NIC :

1. Kaji pola BAB pasien 2. Monitor BAB klien 3. Anjurkan untuk mengubah poisi secara periodic 4. Kolaborasi pemberian obat sesuai dengan advice dokter.

BAB III

14

TINJAUAN KASUS I.

IDENTITAS a. Pasien Nama

: Tn.M

Umur/tanggal lahir : 71 th/01-07-1947 Jenis kelamin

: L

Status perkawinan

: Kawin

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Pensiunan

Alamat

: Patrobangsan, Magelang utara

Tanggal masuk

: 02 Maret 2019. Jam 07.25

Diagnosis medis

: Fraktur collum femur

b.Penanggung jawab

II.

Nama

: Tn.M

Umur

: 53 tahun

Alamat

: Patrobangan, Magelang utara

Pekerjaan

: Wiraswasta

Hubungan dg pasien

: Anak

RIWAYAT KESEHATAN a. Keluhan utama saat masuk RS Pasien datang ke RS karena mengalami kecelakaan saat naik sepeda. Keluhan Utama saat Pengkajian Pasien mengatakan nyeri P : jatuh dari sepeda Q : tertusuk-tusuk R : collum femur sinistra S:8 T : terus-menerus

15

b. Riwayat penyakit sekarang Pasien mengatakan paha bagian kiri dan siku tangan kiri terasa nyeri akibat jatuh dari sepeda P : Fraktur collum femur sinistra Q : Rasanya seperti berdenyut R : Collum Femur sinistra S : Skala nyeri 8 T : Terus menerus c. Riwayat kesehatan dahulu Pasien mengatakan belum pernah di rawat di RS dengan kondisi yang sama ataupun karena penyakit lainnya. Pasien mempunyai riwayat PPOK . d. Riwayat kesehatan keluarga Keluarga pasien mengatakan bahwa anggiota keluarganya tidak ada yang mengalami penyakit yang sama dengan pasien maupun penyakit kronis. e. Riwayat kesehatan lingkungan Pasien tinggal di lingkungsn rumah yang bersih dan bebas dari polusi udara , pencahayaan terang. f. Riwayat psikoosial dan kultur Pasien tidak memiliki masalah apapun dengan lingkungan maupun keluarganya.. III.

PEMERIKSAAN FISIK a. Keadaan umum

:

Tingkat kesadaran : Composmentis, GCS: E:4 M:6 V:5 Suhu tubuh

:36’C

Nadi

:80x/menit

Pernafasan

:24x/menit

Tekanan Darah

:110/60 mmHg

BB/TB

:60kg / 160cm

b. Pemeriksaan chepalo caudal

16

i. Kepala

:Bentuk kepala normal simetris,keadaan

rambut sedang ,tidak terdapat lesi ii. Mata

: Konjungtiva anemis, sclera an ikterik

iii. Hidung

: Simetris, keadaan bersih

iv. Telinga

: Tidak da penumpukan serumen, bentuk

simetris v. Mulut

: Simetris, mukosa bibir sedang, tidak ada

gigi geligi vi: Leher

: Tidak ada peningkatan Jvp, tidak ada

pembesaran limfe vii.Thorak

:Bentik simetris, tidak ada ketertinggalan

gerak Paru

:Nafas teratur, tidak ada nyeri tekan ,bunyi

sonor, tidak ada suara nmafas tambahan, suara vaskuler. Jantung

: Tidak ada luka, iches cordi teraba, bunyi

redup, terdengar suara 1 & s2 norml, tidak ada suara tambahan. viii. Abdomen I: Simetris,tidak ada asietas A:Terdengar Suara peristaltic usus 10x/menit Pk:Timpani Palp:Tidak ada nyeri tekan xi. Inguinal

: Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak

ada pembesaran hernia inguinalis. x. Genital

:Tidak terpasang kateter

xi. Ekstremitas -Ekstremitas atas : tidak ada keterbatasan gerak ,turgor kulit baik,terpasang infus -Ekstremitas bawah:Terdapat fraktur pada femur sinistra.

IV. Pengkajian pola fungsional

17

a. Pola prsepsi dan managemen terhadap kesehatan Pandangan klien terhadap kesehatan cukuplah penting, karena untuk melakukan kegiatan sehari hari , klien selalu menjaga kesehatannya dengan maksimal b. Pola nutrisi dan metabolik (sebwlum dan sesudah sakit) 1. Program diit di RS: Diit biasa, per oral 2. Intake makanan: Sebelum sakit: makanan normal 3x sehari , nasi, lauk, sayur Selama sakit: makan 3xsehari nasi,lauk, sayur, buah 3. Intake cairan Minum 6 gelas perhari sedangkan saat sakit pasien minum kurang lebih 3-5 gelas perhari 4. Berat badan 6 bulan trakhir naik atau turun ? Berat badan selama 6bulan terakhir tidak ada penurunan yang signifikan. c. Pola eliminasi 1. BAB Sebelum sakit 1hari 1x, BAB sedang , selama sakit belum BAB. 2. BAK BAK normal , saat sakit BAK 3-4x sehari. d. Pola Aktivitas dan Latihan Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4 Makan/ minum √ Mandi √ Toileting √ Berpakaian √ Mobilitas di tempat tidur √ Berpindah √ Ambulasi/ ROM √ 0 : mandiri, 1 : alat bantu , 2 : dibantu orang lain, 3 : dibantu orang lain dan alat, 4 : tergantung total. Oksigenasi : e. Pola Istirahat dan Tidur

18

Lama tidur sebelum sakit 6-8 jam, selama sakit waktu tidur terganggu karena rasa nyeri. f. Pola Persepsi dan Kognitif Panca indra tidak ada masalah g. Pola Persepsi dan Konsep Diri Klien sedikit cemas dengan kondisinya saat ini. h. Pola Peran dan Hubungan Klien tinggal bersama anak dan istrinya i. Pola Seksual dan Reproduksi Pasien sudah menikah dan punya anak j. Pola Koping dan Toleransi terhadap Stress Tidak ada perubahan terbesar selama 5th terakhir. k. Pola Nilai dan Kepercayaan Pasien beragam Islam,selama dirawat pasien mengatakan kegiatan ibadahnya menurun. V. Data Penunjang a. Program Terapi Infus RL 20 tpm Injeksi Ketorolac b. Hasil Pemeriksaan Laborat Jenis Pemeriksaan Hematologi Leukosit Eritrosit Hemoglobin Hematokrit Trombosit

Hasil

Nilai Rujukan

Satuan

5,600 3,8 13,0 37,0 219,00

4000-10.000 3.7-5.8 13,1-17,5 31-45 154.000-442.000

/uL 1076 uL g/dL % uL

MCV MCH MCHC GRA% LYM% MID% Masa Pembekuan

0 95.2 33.6 35.3 46.0 43.0 11.0 12

80-100 22-34 32-36 50-70 25-40 2-8 8-18

fL Pg g/dL % % % Menit

19

Keterangan

(CT) Masa Perdarahan

3

2-6

Menit

(BT) VI. Analisa Data N

Hari/tgl

Data

Problem

Etiologi

o 1

Senin/ 4-3-

DS: Pasien

Nyeri

Agen Cidera

2019

mengatakan sakit

Akut

Fisik

Senin

menahan nyeri TD: 110/60 mmHg S: 360C N:86x/menit RR: 24x/menit DS: Pasien

Hambatan

Nyeri

4/3/2019

mengatakan sedikit

Mobilitas

lemas,tangan kiri

Fisik

pada paha bagian kiri. P: Jatuh dari sepeda Q: Tertusuk tusuk R: Collum Femur Sinistra S: Skala 8 T: Terus menerus. DO: Pasien terlihat

2

dan paha kiri terasa nyeri DO: Pasien tampak

3

Senin

lemas Kekuatan Otot Tangan Kanan: 5 Tangan Kiri:3 Kaki Kanan:4 Kaki Kiri: 0 DS: Pasien

Konstipas

Tirah Baring

4/3/2019

mengatakan selama

i

yang lama

dirawat belum 20

Ttd

pernah BAB DO: Perut pasien teraba sedikit keras Prioritas Masalah : 1.Nyeri Akut b.d Agen cidera fisik 2.Hambatan Mobilitas Fisik b.d Nyeri 3.Konstipasi b.d Tirah baring yang lama

VII.

ASUHAN KEPERAWATAN Nama Dx Medis

N

Dx Kep

Senin, 4-3- 1 2019,

No. Reg : 004187

: Fraktur Collum Femur

Hari/Tgl

o 1.

: Tn M

Ruang

: Edelweiss

Rencana Tindakan Tujuan (NOC) Intervensi (NIC) Setelah dilakukan tindakan O : kaji skala keperawatan selama 3x24 nyeri N : berikan jam, diharapkan nyeri posisi yang berkurang dengan kriteria nyaman hasil : E : Ajarkan 1. Klien mengatakan teknik nyeri berkurang 2. Skala nyeri relaksasi C : Kolaborasi berkurang 3. Tanda-tanda vital dengan dokter

21

Ttd

dalam batas normal

dalam pemberian analgetik

2.

Senin, 4-3- 2

Setelah dilakukan tindakan O

2019

keperawatan selama 3x24 kemampuan jam

diharapkan

mampu

:

pasien klien

kaji dalam

melakukan melakukan

mobilitas minimal

dengan dengan

bantu aktivitas N : bantu dan kriteria dorong dalam

hasil : 1. Meningkatkan

perawatan diri

mobilitas

pada pasien E : ajarkan tingkat paling tinggi 2. Mempertahankan obah posisi posisi fungsional secara 3. Menunjukkan teknik periodic serta yang mampu dorong untuk melakukan aktivitas latihan nafas dalam C : kolaborasi dengan dokter dalam pemberian 3.

Senin, 4-3- 3 2019

terapi Setelah dilakukan tindakan O : kaji pola keperawatan selama 3x24 BAB pasien N : anjurkan jam diharapkan pasien untuk mampu BAB dengan mengubah kriteria hasil : 1. Pasien bisa BAB posisi secara 2. BAB normal periodik 3. Konstipasi hilang E : ajarkan 4. Perut tidak teraba

22

keras

untuk perbanyak makan

sayur

dan minum air putih C : kolaborasi dengan dokter tentang pemberian obat

IMPLEMENTASI Tgl/ Jam 4-3-2019 09.30

No Dx 1

Implementasi Mengukur skala nyeri

Respon Pasien Ds : pasien mengatakan nyeri di

bagian

sebelah kiri P : jatuh

paha dari

sepeda Q : tetusuk-tusuk R : paha kiri S:4 T : terus- menerus Do : pasien terlihat menahan 11.00

1

Berikan

posisi

yang ekspresi

nyaman

sakit, wajah

meringis Ds

:

pasien

mengatakan lebih nyaman jika posisi 15.00

1

Mengajarkan

teknik

tubuh terlentang Do : pasien tampak

23

lebih

Ttd

relaksasi

nyaman

dengan

posisi terlentang Ds

:

pasien

mengatakan nyeri 17.00

sedikit

1

teratasi,

Memberikan

obat skala nyeri 4 Do : pasien analgesic melalui IV tampak lebih (ketololac 1 ampul) relaks dan 21.30

1

nyaman. Mengajarkan

teknik

distraksi 5-3-2019 05.00

Ds

:

pasien

mengatakan bersedia disuntik Do : pasien

1 Mengukur TTV pasien

kooperatif Ds

:

pasien

mengatakan lebih relaks dan nyaman Do : pasien tampak nyaman Ds

:

pasien

mengatakan bersedia

untuk

diukur TTV Do : pasien

4-3-2019 10.00

2

Mengkaji

kooperatif TD : 120/70mmHg N : 80x/menit S : 36,50C RR : 22x/menit kemampuan Ds : pasien

pasien dalam melakukan mengatakan aktivitas

bergerak 24

sulit

Do

:

tampak 16.00

2

pasien bingung

dengan kondisinya Membantu

perawatan

diri

pasien

(membersihkan

badan

Ds

:

pasien

mengatakan belum dibersihkan

pasien)

badannya pasien 22.00

dan bersedia

dibantu perawat Do : pasien

2

kooperatif

dan

tampak lebih segar Mengajarkan ROM pasif

serta nyaman Ds

:

pasien

mengatakan bersedia dilakukan tindakan

sesuai

kemampuannya Do : pasien tampak kooperatif Senin,

4-3- 3

2019 11. 00

Mengkaji

pola

BAB Ds

pasien

:

pasien

mengatakan belum BAB

selama

di

rawat di Rs Do : pasien tampak 15. 00

3

tidak

nyaman dan perut Menganjurkan

pasien

pasien teraba keras

untuk makan makanan yang tinggi serat dan banyak minum air putih

Ds

:

mengatakan bersedia

25

pasien

Do : pasien setuju 3

untuk

04.30

makan

Memonitor BAB pasien makanan dan tanda-tanda vital

tinggi

serat Ds

:

pasien

mengatakan sudah bisa BAB sedikit, feses terasa keras Do : pasien tampak

Selasa,

5-3- 1

lebih

relaks Td : 110/80 mmHg N : 80x/menit S : 36,10C RR : 20x/menit Ds : pasien

Mengkaji nyeri

2019 09.00

mengatakan nyeri sedikit berkurang P : jatuh dari sepeda Q : tertusuk-tusuk R : collum femur sinistra S:3 T : terus-menerus Do : pasien

14. 30

1

Mengajarkan

latihan

nafas dalam

tampak

lebih

nyaman Ds

:

pasien

mengatakan bersedia 21.30

1

untuk

dilatih nafas dalam obat Do : pasien

Memberikan

(ketorolac) melalui IV

kooperatif tampak

26

dan lebih

nyaman Ds

:

pasien

mengatakan 05.00

1

bersedia Memonitor

tanda-tanda

vital pasien

untuk

diberikan obat Do : pasien kooperatif diberikan obat Ds

:

pasien

mengatakan keadaan lebih baik Do : pasien tampak

lebih

nyaman TD :

120/80

mmHg N : 81x/menit S : 360C RR : 20x/menit Selasa,

5-3- 2

2019 11. 00

16.00

Mengkaji

kemampuan Ds

aktivitas pasien

2

Mengajarkan ROM aktif

:

pasien

mengatakan sudah bisa

sedikit

bergerak Do :

pasien

tampak

bisa

bergerak

tanpa

bantuan

pada pasien Ds

:

pasien

mengatakan dapatmelakukan gerakan

27

secara

mandiri Do :

pasien

tampak kooperatif 05.00

2

dan Memonitor

tanda-tanda

vital pasien

bisa

melakukan gerakan sudah

yang diajarkan

secara mandiri Ds

:

pasien

mengatakan tidak ada keluhan Do : pasien

Selasa,

5-3- 3

Memonitor BAB pasien

2019 13.00

tampak nyaman TD : 120/70mmHg N : 80x/menit S : 36,10C RR : 20x/menit Ds : pasien mengatakan sudah BAB 1 kali dengan feses agak sedikit

17.00

3

Menganjurkan

lembek Do :

pasien

tampak

lebih

pasien nyaman,

perut

untuk banyak minum air teraba tidak keras putih

Ds

:

pasien

mengatakan sudah minum 05.00

3

kurang

lebih 4 gelas sehari Memonitor

tanda-tanda

vital pasien

air putih Do :

pasien

tampak lebih segar

28

Ds

:

pasien

mengatakan tidak keluhan Do :

Rabu,

6-3- 1

pasien

tampak nyaman TD : 120/70mmHg N : 80x/menit S : 36,10C RR : 20x/menit Ds : pasien

Mengkaji nyeri

2019 10.00

mengatakan nyeri sedikit berkurang P : jatuh dari sepeda Q : tertusuk-tusuk R : collum femur sinistra S:2 T : terus-menerus Do : pasien

17.00

1

Memberikan

obat

(ketorolac) melalui IV

tampak

lebih

nyaman Ds

:

pasien

mengatakan bersedia diberikan 04.30

1

Memonitor

obat tanda-tanda Do

vital pasien

:

kooperatif

pasien dan

tampak nyaman Ds

:

pasien

mengatakan keadaan lebih baik Do : pasien tampak nyaman

29

lebih

TD

:

110/80

mmHg N : 80x/menit S : 360C RR : 20x/menit Rabu,

6-3- 2

2019 12.00

Mengkaji

kemampuan Ds

aktivitas pasien

:

pasien

mengatakan sudah bisa

mobilitas

tanpa bantuan Do : pasien tampak 18.30

2

Menganjurkan

untuk nyaman dan relaks

sering

ROM

melatih

secara berkala

04.30

lebih

2 Memonitor

Ds

:

pasien

mengatakan bersedia

untuk

melakukan

ROM

secara berkala tanda-tanda Do : pasien

vital pasien

kooperatif Ds

:

pasien

mengatakan keadaan lebih baik Do : pasien tampak

lebih

nyaman TD :

110/80

mmHg N : 80x/menit S : 360C RR : 20x/menit Rabu,

6-3- 3

Memonitor BAB pasien

2019

Ds

:

pasien

mengatakan sudah

30

10.30

BAB pagi dengan feses lunak Do : pasien tampak

nyaman

dan lebih relaks

31

CATATAN PERKEMBANGAN/ EVALUASI Hari/tgl Senin, 4-

Diagnosa Keperawatan Nyeri akut b.d agen

Catatan Perkembangan (SOAP) Ttd S : pasien mengatakan nyeri

3-2019

cedera fisik

sedikit teratasi, skala nyeri 4 O : pasien tampak lebih relaks dan nyaman A : masalah teratasi sebagian P : lanjutkan intervensi -mengkaji skala nyeri -melatih nafas dalam -memberikan obat

Hambatan Mobilitas Fisik b.d Nyeri

Konstipasi b.d Tirah baring yang lama

S : pasien mengatakan bersedia dilakukan

ROM

pasif

sesuai

kemampuannya O : pasien tampak kooperatif A : masalah teratasi sebagian P : lanjutkan intervensi -melatih ROM aktif S : pasien mengatakan sudah bisa BAB sedikit, feses terasa keras O : pasien tampak lebih relaks Td : 110/80 mmHg N : 80x/menit S : 36,10C RR : 20x/menit A : masalah teratasi sebagian P : lanjutkan intervensi - Menganjurkan pasien untuk makan tinggi serat dan banyak minum air

Selasa, 5-

Nyeri akut b.d agen

3-2019

cedera fisik

putih S : pasien mengatakan keadaan lebih baik. Skala nyeri 3 O : pasien tampak lebih nyaman TD : 120/80 mmHg N : 81x/menit

32

S : 360C RR : 20x/menit A : masalah teratasi sebagian P : lanjutkan intervensi - Memberikan obat ketorolac 1 ampul Hambatan Mobilitas Fisik b.d Nyeri

S : pasien mengatakan tidak ada keluhan TD : 120/70mmHg N : 80x/menit S : 36,10C RR : 20x/menit A : masalah teratasi sebagian P : lanjutkan intervensi - Menganjurkan untuk sering melatih ROM secara berkala

Konstipasi b.d Tirah baring yang lama

S : pasien mengatakan sudah minum kurang lebih 4 gelas sehari

Rabu, 6-3-

Nyeri akut b.d agen

2019

cedera fisik

air putih dan dapat BAB O : pasien tampak lebih nyaman A : masalah teratasi sebagian P : lanjutkan intervensi - Monitor BAB pasien S : pasien mengatakan keadaan lebih baik, skala nyeri 2 O : pasien tampak lebih nyaman TD : 110/80 mmHg N : 80x/menit S : 360C RR : 20x/menit A : masalah teratasi sebagian P : rencanakan operasi fraktur collum femur sinistra

Hambatan Mobilitas Fisik b.d Nyeri

S : pasien mengatakan keadaan lebih baik O : pasien tampak lebih nyaman TD : 110/80 mmHg N : 80x/menit 33

S : 360C RR : 20x/menit A : masalah teratasi P : hentikan intervensi Konstipasi b.d

S : pasien mengatakan sudah BAB

Tirah baring yang

pagi dengan feses lunak O : pasien tampak nyaman dan

lama

lebih relaks A : masalah teratasi P : hentikan intervensi BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Fraktur (patah tulang) adalah suatu kondisi terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan tulang rawan umumnya disebabkan oleh tulang patah dapat berupa langsung dan trauma tidak langsung. Klasifikasi fraktur dibagi menjadi dua menurut ada dan tidaknya hubungan tulang dengan dunia luar yaitu antara fraktur tertutup bila tidak ada hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar dan fraktur terbuka bila terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar karena adanya perlukaan dikulit. B. Saran Dari pembahasan diatas diharapakan pembaca dapat mengetahui menganai macam-macam fraktur dan bagaimana caran mengatasinya khusunya untuk para tenaga medis.

34

More Documents from "Wiwik Dita Lestari"

Presus.docx
May 2020 7
Presus.docx
May 2020 4
Penyuluhan Mr.docx
October 2019 33
Anggara (2016).pdf
November 2019 29
Ppt Hasri.pptx
December 2019 17