Presentation Ritel

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Presentation Ritel as PDF for free.

More details

  • Words: 1,882
  • Pages: 38
Firman Halawa-----0752304 Hendri Ardianto-----0752251 Jeffry Siringo-ringo-----0752172 Manuntun H.S-----0752292 ( MG-E )



Pasar eceran merupakan pusat perdagangan di mana pedagang eceran menjual barang dagangannya dalam jumlah kecil kepada konsumen akhir secara langsung.



Perdagangan eceran memegang peranan yang sangat penting,baik ditinjau dari sudut prrodusen maupun dari sudut konsumen.Dari sudut produsen,pedagang eceran di pandang sebagai pihak yang ahli dalam bidang penjualan produk perusahaan.Dan dari sudut konsumen,pedagang eceran bertindak sebagai agen yang menyediakan barang/jasa untuk memenuhi kebutuhan dan keperluan konsumen.

 Apa yang disebut pasar eceran?  Situasi pembelian yang bagaimana yang    

dihadapi para pembeli organisasi? Siapa yang ikut serta dalam proses pembelian bisnis pasar eceran? Bagaimana pembeli bisnis mengambil keputusan? Bagaimana perusahaan menbangun relasi yang kuat dengan pelanggan bisnis? Bagaimana cara pelaku bisnis ritel dalam menghadapi pesaing

 Untuk mengetahui apa yang disebut pasar eceran, dan     

apa bedanya dengan pasar konsumen. Untuk mengetahui situasi pembelian yang bagaimana yang dihadapi para pembeli organisasi. Untuk mengetahui siapa yang ikut serta dalam proses pembelian bisnis ke bisnis. Untuk mengetahui bagaimana pembeli bisnis mengambil keputusan. Untuk mengetahui bagaimana perusahaan membangun relasi yang kuat dengan pelanggan bisnis. Untuk mengetahui bagaimana strategi-strategi yg di gunakan oleh para pelaku bisnis ritel



Titik awal dalam mengamati potensi pasar ritel,yang dimana jumlah penduduk dan karakteristiknya,seperti berapa jiwa yang tinggal di wilayah dapat diteruskan untuk mempelajari segmentasi berdasarkan kelompok usia,kelas sosial dan gaya hidup.



Jumlah penduduk yang besar membutuhkan barang dan jasa dalam jumlah yang besar dan mereka memerlukan barang & jasa untuk kebutuhan pribadi dan kebutuhan rumah tangga mereka.



Tumbuh sebagai akibat dari perkembangan berbagai bidang yang dimana pasar ritel tersebut tumbuh secra nasional yang tidak saja menguntungkan peritel besar atau produsen barang ritel melainkan juga para peritel kecil yang melayani masyarakat setempat.



Para konsumen indonesia menghabiskan sekitar US$ 100 per orang per tahun untuk belanja di ritel tradisional atau sekitar Rp 150 triliun (data BPS).Sedangkan untuk belanja pada bisnis ritel modern pengeluaran konsumen mencpai Rp 25 triliun (Aprindo)



Segmentasi demografis menggolongkan pelanggan atas dasar karakteristik objektif seperti umur, pendapatan, dan pendidikan. Dengan penggolongan tersebut, menjadikan pelanggan dapat dengan mudah dikenali dan diakses.



Beberapa peluang atau potensi yang dapat diwujudkan dalam pengembangan bisnis ritel secara umum adalah 

Peluang manajemen,  Untuk mengatasi persaingan yang semakin tinggi dan adanya

lingkungan yang semakin menantang, peritel mulai merekrut dan mempromosikan beberapa orang dengan berbagai ketrampilan dan keahlian di bidang manajemen.



Peluang kewirusahaan,  Bisnis rtel juga menghasilkan berbagai peluang bagi orang yang

berkeinginan memulai usaha.



Peluang pengembangan karier.  Pada perusahaan ritel, peluang berkarier terdapat pada bagian

pembelian, produk, manajemen took, dan staf perusahaan.  Posisi-posisi perusahaan dapat dibangun pada beberapa area, seperti akuntansi, keuangan, promosi dan peiklanan, teknologi informasi, distribusi, dan sumber daya manusia.



Ada 4 cara untuk membuka Peluang Strategis : 

Penetrasi Pasar :  Meningkatkan jumlah barang dagangan.  Membuka cabang baru di lokasi yang strategis pada kota yang

sama.



Ekspansi Pasar :  Membuka cabang baru di kota berbeda.  Membuka barang dagangan dengan harga murah pada took yang

telah ada saat ini atau pada took yangn baru.



Mengembangkan Format Ritel :  Menjual barang dagangan baru untuk pelanggan yang telah

dilayani pada took lama atau pada took baru.  Menjual dagangan yang sama pada segmen yang sama, tetapi melalui internet. 

Diversifikasi :  Menambah jenis barang yang dijual.  Membuka took baru dengan jenis barang dan segmen pasar yang

benar-benar berbeda.



Kesempatan pertumbuhan global, Perluasan internasional adalah salah satu bentuk dari strategi perluasan pasar.  Perluasan internasional berisiko karena yang menggunakan strategi pertumbuhan ini harus memahami perbedaan dalam peraturan pemerintah, tradisi budaya, pertimbangan penyaluran yang berbeda, dan bahasa. 



Kunci keberhasilan dengan menggunakan kesempatan-kesempatan pertumbuhan internasional :  Keunggulan bersaing yang bias dipertahankan secara global. Kemampuan untuk menyesuaikan. Budaya global. Kemampuan financial.





Pusat perbelanjaan kecil (Strip Center) adalah menawarkan kepada pelanggan kenyamanan lokasi dan kemudahan parker serta memerlukan biaya sewa yang relative rendah untuk ritel. Terdapat 2 jenis STRIP CENTER : Pusat perbelanjaan kecil tradisional,  Pusat perbelanjaan yang dirancang untuk memberikan memberikan kenyamanan belanja untuk kebutuhan pelanggan setiap harinya yang kurang lebih paling dekat. 



Terdapat 2 jenis STRIP CENTER : 

Pusat perbelanjaan kecil tradisional,  Pusat perbelanjaan yang dirancang untuk

memberikan memberikan kenyamanan belanja untuk kebutuhan pelanggan setiap harinya yang kurang lebih paling dekat.  Pusat perbelanjaan tradisional dengan sewa rendah dapat bersaing secara efektif dalam strip center dengan toko yang menjadi pesaing mal.



Pusat belanja besar,  Pusat perbelanjaan yang lebih didominasi

beberapa tempat besar termasuk took diskon, took banting harga, klub-klub pergudangan, atau kategori tenaga ahli seperti depot rumah.  Tidak seperti pusat perbelanjaan tradisional dengan sewa rendah, pusat perbelanjaan besar sering mencakup beberapa perdagangan mandiri dan hanya sejumlah kecil penyewa khusus.



Potensi penjualan ritel mempunyai hubungan dengan : Kesetiaan konsumen  Lokasi  Manajemen SDM  Sistem distribusi dan informasi  Barang dagangan yang unik  Hubungan para pedagang  Layanan konsumen. 



Pertumbuhan pasar ritel yang paling penting dan mendukung pertumbuhan bisnis ritel dewasa ini antara lain : Meningkatnya konsentrasi industri bisnis ritel sendiri  Globalisasi  Penggunaan berbagai cara dan media untuk berinteraksi dengan konsumen 



Paradigma ritel tradisional mempunyai ciri,antara lain :          

Kurang memilih lokasi Tidak memperhitungkan potensi pembeli Jenis barang dagangan tidak terarah Tidak ada seleksi merk Pencatatan penjualan sangan sederhana Keuntungan per produk tidak di evaluasi Melayani hutang Kurang memperhatikan efisiensi Cash flow tidak terencana Keuangan tercampur dengan keuangan keluarga.



Paradigma ritel modern mempunyai ciri antara lain :           

Pemilihan lokasi sangan di perhatikan Potensi pembeli diprediksi dan terus di evaluasi Jenis barang terfokus dan di sesuaikan dengan target pasar Seleksi merk dagangan ketat Penjualan dicatat dan di pelajari Keuntungan per produk di evaluasi untuk menetapkan strategi bauran ritel Penjualan secara tunai / credit cash Sangat memperhatikan efisiensi Cash flow sangat terencana Keuangan bisnis tepisah dengan keuangan keluarga. Pengembangan bisnis terencana.





Pasar ritel bisa terus tumbuh sebagai akibat dari perkembangan berbagai bidang.Salah satu bidang tersebut adalah perkembangan demografi.Dimana dengan jumlah penduduk yang semakin meningkat,menyebabkan meningkatnya semua kebutuhan akan barang dan jasa.Dan hal ini akan berpengaruh langsung pada pertumbuhan ekonomi dan sektor-sektor ekonomi lainnya. Potensi penjualan bisnis ritel di Indonesia sudah mengalami banyak kemajuan.Dimana sekarang banyak majalah,dan koran yang memiliki rublik khusus tentang dunia ritel.Pengelolaan bisnis ritel di indonesia disatu sisi memang memiliki prospek yang baik,karena potensi pasar ritel di Indonesi cukup besar,dan jumlah penduduk Indonesia juga yang sangat besar,dimana hal itu akan sangat menguntungkan dalam bisnis ritel.Dan tidak itu saja dalam bisnis ritel juga akan banyak di temui pesaing dan pelaku baru,tentu saja dalam hal ini pelaku ritel harus bisa saling bersaing untuk mendapatkan keuntungan.



Pasar ritel terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu,hal itu disebabkan karena perkembangan berbagai bidang yang mendukung bisnis ritel tersebut.antar lain :    



Perkembangan Demografi Bidang sosial Globalisasi Hukum dan peraturan pemerintah.

Dan seiring dengan perkembangan bisnis ritel ini,maka akan menimbulkan persaingan yang cukup ketat,sehingga di butuhkan strategistrategi baru untuk bisa mengusai pasar ritel ini dan meraih sukses dalam penjualannya.

Dari : http://gmarcom.wordpress.com/category/uncategorized/ Walt-Mart (perusahaan A.S yang sukses berekspansi secara global)   Walt-Mart adalah perusahaan pengecer kelas dunia yang berasal dari Amerika Serikat. Awalnya Walt-Mart hanya berbasis 2.200 toko di Amerika Serikat dengan penjualan kurang dari $85 miliar dolar pada awal 1990-an, lalu penjualan meledak sebesar $137 miliar. Tahun 1993, Walt-Mart mulai berekpansi dengan membeli 122 buah toko Woolco di Kanada.   Terdorong  oleh NAFTA (perjanjian perdagangan bebas Amerika Utara), WaltMart dengan cepat bergerak menuju Meksiko dan membentuk usaha patungan dengan lebih 400 buah toko di Meksiko. Lalu usaha patungan diperluas ke Hongkong dengan Ek Chor Distribution System Co. Ltd. Walt-Mart mendirikan beberapa Value Club, yang menjadi batu loncatan menuju Cina Daratan (Negara dengan penduduk paling padat di dunia dan pasarnya kelas menengah yang sedang tumbuh). Melalui Ek Chor, perusahaan yang sebenarnya dimiliki oleh C.P. Pokphand dari Bangkok, Walt-Mart mmasuki pasar Thailand dan juga Indonesia. Tahun 1995, pengecer kelas dunia tersebut membidik arah selatan, menuju Amerika Selatan dengan toko-toko tersebar di Brazil, Argentina, dan Chili.  

Jika ditilik Negara-negara diatas, kebanyakan merupakan pasar yang sedang berkembang dengan populasi penduduk yang cukup besar. Persediaan Walt-Mart yang berupa barang dagangan bermerek dengan diskon besar menawarkan kualitas  kepada konsumen pasar yang sedang berkembang dengan harga yang dapat mereka jangkau. Untuk tahap berikutnya, Walt-Mart nekat memasuki pasar Jerman. Jerman yang tergolong Negara berpenghasilan tinggi ini merupakan pasar ketiga terbesar di dunia  (setelah Jepang dan Amerika Serikat). Dengan notabene pengecer barang harga murah, WaltMart dirasa kurang sesuai memasarkan produknya di Negara tersebut, apalagi Jerman terkenal memiliki pasar yang sangat keras. Tetapi dengan berbagai strategi pemasaran global, WaltMark berhasil membuktikan dalam satu setengah tahun menjadi pengecer nomor empat di Negara Jerman tersebut.





Dari kasus tersebut, Walt-Mart memanfaatkan segmentasi demografis seperti dari Cina Daratan dengan pemanfaatan negara yang memiliki penduduk terpadat di dunia, dengan dasar karakteristik objektif dari pendapatan kelas menengah yang sedang tumbuh dikarenakan Walt-Mart bernotabene pengecer barang harga murah. Walt-Mart sukses dan mendapat keuntungan yang berlipat dari pemanfaatan segmentasi demografis.





Walt-Mart memanfaatkan peluang kewirusahaan untuk menarik pelanggan di Meksiko, dengan melakukan usaha patungan lebih dari 400 toko di Meksiko, lalu usaha patungan tersebut diperluas sampai ke Hongkong, Cina Daratan, Thailand, Indonesia. Lalu tahun 1995 masuk ke Brazil, Argentina, dan Chili. Dengan pemanfaatan jasa ritel ini, dapat membuat efisiensi biaya pemasaran dan keuntungan dari cabang-cabang dan hasil kerja sama dari usaha patungan dengan para wirausaha lainnya





Kasus ini memberitahukan bahwa kesempatan pertumbuhan global sangat terbuka jika dimanfaatkan dengan baik, seperti NAFTA (perjanjian perdagangan bebas Amerika Utara). Walt-Mart langsung memanfaatkan NAFTA, sehingga perluasan internasional berhasil dan bahkan menjadikan Walt-Mart pengecer nomor empat di Jerman yang memiliki pasar yang keras dan penghasilan yang tinggi bagi masyarakatnya dibandingkan Walt-Mart yang bernotabene pengecer barang harga murah.



Walt-Mart merupakan minimarket yang berarti termasuk kepada gerai modern dan bersifat tunggal, yang menjadikan Walt-Mart menjadi pusat perbelanjaan dengan perdagangan mandiri dan memiliki 1 area (tidak ada sesama WaltMart berdekatan dalam jarak yang dientukan pihak Walt-mart).

 





5.1 KESIMPULAN Penjualan eceran merupakan salah satu bidang paling menarik dan dinamis dalam perekonomian.Dan dalam bisnis ini harus mempertimbangan kecenderungankecenderungan yang bisa saja terjadi seperti;pertumbuhan ekonomi dan penduduk yang tidak tetap,kenaikan biaya modal,tenaga kerja,perubahan gaya hidup konsumen & pola belanja,munculnya teknoogi baru,semakin banyaknya saingan,dan peraturan pemerintah. Pasar ritel akan terus mengalami pertumbuhan dan mendatangkan banyak para pemain baru,sehingga menambah jumlah pesaing dalam bisnis ini. Oleh karena itu,para pelaku bisnis ini harus bisa membuat strategi-strategi baru untuk memenangkan persaingan dalam bisnis ini dan bisa mendapat keuntungan.



5.2 Saran Menurut pendapat kelompok kami Pemasar bisnis harus membentuk ikatan dan relasi yang kuat dengan para pelanggannya, serta memberikan mereka nilai tambah, akan tetapi kita harus mengetahuai bahwa ada beberapa pelanggan yang mungkin menyukai lebih banyak hubungan transaksi. Sehingga hubungan antara pelangganpemasar dapat terbina dengan baik dan berkesinambungan agar pemasar dapat mengerti keinginan konsumen.



DAFTAR PUSTAKA  





Ma’aruf, Hendri, 2006, “Pemasaran Ritel”, Gramedia: Jakarta Utami, Christina Whidya,2008, Manajemen Ritel (Strategi dan Implementasi Ritel Modern), Salemba Empat : Jakarta  Utami, Christina Whidya,2007, Manajemen Ritel (Strategi dan Implementasi Ritel Modern), Index : Jakarta Sophiah & Syihabudhin, 2008, “ Manajemen Bisnis Ritel “, penerbit Andi: Yogyakarta.

Related Documents