Pr.docx

  • Uploaded by: Izzy
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pr.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 418
  • Pages: 2
PR 1. Klasfikasi kotikosteroid topikal menurut British National Formulary (BNF) and Niedner’s Classification dibagi menjadi 4 kelas dari kelas I sangat poten sampai potensi rendah di kelas 4.1,2 Tabel.4 Klasifikasi Kortikosteroid Topikal menurut British National Formulary (BNF) and Niedner’s Classification Klasifikasi

Sediaan

Indikasi

Kelas I (sangat poten)



Alopesia areata

Clobetasol propionate 0,05% krim atau salep



Betamethason dipropionate 0,05%

Lupus discoid

krim atau salep 

Halobetasol propionate 0,05% krim

Dermatitis Atopik resisten)

atau salep Kelas II (poten)



Flucinonide 005%

Liken planus



Betamethasone dipropionate 0,05%

Ekzema numularis

losion 

Mometasone furoate 0,1% salep



Desoximethasone 0,25%



Fluticasone

propionate

0,005%

Liken simplek kronik

Psoriasis

salep

Kelas III (menengah)



Triamcinolone acetonide 0,1% salep



Halcinonide 0,1%



Fluocinonide 0,05%



Flucinolone acetonide 0,025%%



Mometasone furoate 0,1%



Betamethasone valerate 0,12%



Hydrocortisone valerate 0,2%



Flurandrenolide 0,05%



Fluticasone propionate 0,05% krim



Betamethasone valerate 0,1 % krim

Ekzema tangan berat

Ekzema asteatotik

Dermatitis atopik

Skabies (setelah skabisida)

Liken sklerosus (vulva) 

Alclometasone dipropionate 0,05%

Dermatitis (diaper)

krim atau salep

Kelas IV (rendah)



Desonide 0,05% krim



Betamethasone valerate 0,1%



Topikal dengan krim hydrocortisone 1% atau 2,5% atau losia 2,5%



Dexamethason, flumethason



Prednisolon dan metilprednisolon

Dermatitis (kelopak mata)

Inflamasi perianal

2.

Hubungan antara potensi kortikosteroid dengan respon terhadap penyakit

Penyakit kulit dengan respon tinggi biasanya akan merespon dengan steroid potensi rendah, dan penyakit dengan respon rendah sebaiknya diobati dengan kostrikosteroid topikal potensi tinggi ini dikarenakan karena potensi itu sendiri untuk melihat efektivitas obat untuk menghasilkan efek yang diinginkan terhadap terapi penyakit.3 karena potensi atau kekuatan dari kortikosteroid topikal diukur dari daya vaskontriktor yang berhubungan dengan efek sebagai anti inflamasi. Penyempitan pembuluh darah kapiler di superfisialis dermis akan menyebabkan permeabilitas kapiler menurun dan menyebabkan sitokin proinflamasi tidak bisa transudasi atau bermigrasi ke dalam pusat inflamasi sehingga menyebabkan proses inflamasi juga ikut berkurang. Karena itu jika penyakit respon rendah seperti dermatitis dishidrosis, lupus erytematosus, pemfigus, liken planus dll jika diobati dengan kortikostreroid potensi rendah tidak akan mencapai efek yang diinginkan dan harus menggunakan kortikosteroid potensi tinggi untuk terapinya.3,4

Sumber : 1. Gual A., Charles P., Abeck D.Topical Corticosteroid in Dermatology:From Chemical

Development to Galenic Innovation and Therapeutic Trend. Journal of Clinical Experimental Dermatology Research. 2015. p.269-270 2. British National Formulary September 2013. Available at http://www.bnf.org/bnf/index.htm . 3. Johan, Reyshiani. Penggunaan kortikosteroid yang tepat. CDK;2015. Vol 42(4) : 308-

312. 4. James WD, Berger TG, Elston DM. Adverse reactions to corticosteroids. In:Rook’s

Textbook of Dermatology, 7th ed. London: Blackwell Publishing; 2008. p.74.2-3.

More Documents from "Izzy"

People Vs Tuason.docx
November 2019 30
Cedera_kepala.docx
June 2020 5
In Re Morales.docx
November 2019 26
Pr.docx
June 2020 7
Ang Ladlad Vs Comelec.docx
November 2019 22