ASSALAMU ALAIKUM WAROHMATULLAHI WABAROKATUH
TAENIA SAGINATA
KELOMPOK 1 Agil Saputra Amrah Andi Nurafiah A. Rahmat Reskiawan Andi Sri Astuti Andriani Armitasari Bahtiar Fadillayarti
PO.71.3.203.13.1.001 PO.71.3.203.13.1.002 PO.71.3.203.13.1.003 PO.71.3.203.13.1.004 PO.71.3.203.13.1.005 PO.71.3.203.13.1.006 PO.71.3.203.13.1.007 PO.71.3.203.13.1.008 PO.71.3.203.13.1.010
Taksonomi dari Taenia saginata Kingdom : Animalia Filum : Platyhelminthes Kelas : Cestoda Ordo : Cyclophyllidea Famili : Taeniidae Genus : Taenia Spesies : Taenia saginata
Taenia saginata dewasa terdiri dari skoleks (kepala) berbentuk segiempat yang berukuran 1-2 mm dan dilengkapi dengan empat buah alat penghisap (sucker) menyerupai mangkuk, sebuah leher dan sebuah strobila yang panjangnya berkisar dari 35 mm sampai 6 mm (Hartono, 2005).
Telur Taenia sp. berbentuk bulat dengan diameter antara 31-43 mikron (Soedarto, 1991).Telur ini memilki embriopor yang bergaris radier, dengan ukuran 30-40 x 20-30 m, mengelilingi embrio heksasan (Natadisastra dkk, 2009).
Gambar 1. Huruf (A) Taenia saginata; (B) Proglotid; (C) Telur, tidak dapat dibedakan dengan telur Taenia solium (Natadisastra dkk, 2009)
Sumber penularan cacing pita Taenia pada manusia yaitu: Penderita taeniasis sendiri dimana tinjanya mengandung telur atau segmen tubuh (proglotid) cacing pita. Hewan, terutama babi dan sapi yang mengandung larva cacing pita (sistisekus). Makanan, minuman dan lingkungan yang tercemar oleh telur cacing pita.
Cacing dewasa Taenia saginata biasanya menyebabkan gejala klinis yang ringan, seperti sakit ulu hati, perut merasa tidak enak, mual, muntah, mencret, pusing atau gugup. Gejalagejala tersebut disertai dengan ditemukannya proglotid cacing yang bergerak-gerak lewat dubur bersama dengan atau tanpa tinja.
Diagnosis ditegakakan dengan menemukan proglotid yang keluar secara aktif melalui anus. Diagnosa genus dengan menemukan telur dalam tinja, sebab telur Taenia saginata tak dapat dibedakan dari telur Taenia solium.
•
•
•
Mengobati penderita, untuk mengurangi sumber infeksi, dan menecgah terjadinya autoinfeksi. Peningkatan kinerja pengawasan daging yang dijual, agar bebas larva cacing (sistiserkus). Memasak daging sampai di atas 56oC, untuk membunuh kista cacing, mendinginkan daging hingga (-10)oC hingga lebih dari 5 hari, dan mengasinkan dalam larutan garam 25% selama lebih dari 5 hari, untuk mencegah resistensi larva
Upaya penanggulangan sistiserkosis dan taeniasis sebenarnya tidak sulit, salah satunya dengan memutus siklus hidup parasit dengan menekan sumber infeksinya pada sapi. Pada hewan besar diagnosis harus dilakukan secara post mortem dengan memeriksa kesehatan daging.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH