Pml Lift.docx

  • Uploaded by: M Yusuf Arif Wibowo
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pml Lift.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,104
  • Pages: 19
PENGGUNAAN MOTOR LISTRIK PADA LIFT

MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PML YANG DIBINA OLEH IBU KUMALA MAHDA HABSARI, S.Pd.,MT.

OLEH: 1. Arif Bakhtiar

(05)

2. Dzikri Qodhi Zaka M.

(07)

3. Erina Astriana

(08)

4. M Yusuf Arif Wibowo

(15)

5. Moh. Alfan Maulana

(18)

6. Ngarsa Balma P.

(22)

7. Retar Deni Kusuma

(24)

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MALANG 2019

I. PENGERTIAN LIFT Lift adalah pesawat Pengangkat atau pengangkut manusia yang digerakkan dengan tenaga listrik baik melalui transmisi tarikan langsung (tanpa atau dengan roda gigi) maupun transmisi sistem hidrolik dengan gerakan vertikal dengan (toleransi 7%) naik dan turun. Definisi Lift menurut SNI 052189-1999. Elevator atau yang lebih akrab dikenal oleh masyarakat luas dengan nama lift. Lift adalah salah satu alat Bantu dalam kehidupan manusia yang berfungsi untuk mempermudah aktifitas manusia yang rutinitasnya lebih sering berada didalam gedung-gedung bertingkat. Elevator merupakan alat transportasi yang pengendaliannya tidak dilakukan oleh manusia secara langsung, sehingga semua pengguna elevator sepenuhnya tergantung pada kehandalan teknologi dari alat transportasi vertikal ini. (Pusat Pengembangan Bahan Ajar-Umb Sistem Mekanikal Gedung, Yuriadi Kusuma 2004).

II. JENIS PENGGERAK LIFT PADA UMUMNYA Dari masa ke masa jenis penggerak pesawat lift telah berkembang dan perkembangan seiring dengan perkembangan teknologi yang mendampinginya atau dipergunakannya. Namun demikian pada umumnya jenis penggerak lift dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu : 1. Lift dengan sistem pengerak hidrolis (hydrolic elevator). 2. Lift dengan sistem penggerak dengan motor listrik (traction type elevator). Meskipun kedua sistem tersebut juga mengalami perkembangan masingmasing, sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan pemasangan dilapangan yang dihadapinya. Akan tetapi ada perbedaan pokok dari kedua jenis lift tersebut yang perlu diperhatikan yaitu : No 1

Hal yang perlu diperhatikan Jarak pelayanan

Lift motor traksi

Lift hidrolik

Tidak terbatas

Terbatas 20 meter

Lebih dari 80 start/stop perjam. 2

Frekuensi pemakaian

Pada umumnya 180 start/stop

Terbatas 80 start/stop

perjam 3

Kecepatan

Tidak terbatas (1000m/menit)

Terbatas (maksimal 90m/menit)

III. JENIS LIFT DENGAN MOTOR TRAKSI Konsep dasar dari lift yang mempergunakan motor traksi dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu: 1. Jenis Tarikan Langsung (Drum Type) 2. Jenis Tarikan Gesek (Traction Drive) 3.1 Drum Type Elevator Cara operasi lift jenis ini seperti pesawat angkat yang dipakai pada crane- crane pada proyek kontruksi bangunan, dengan menggulung tali baja pada tabung gulung. Pemakaian jenis lift ini pada lift penumpang tidak terlalu populer seperti pada lift traksi jenis motor pully, hal ini disebabkan adanya beberapa keterbatasan dalam pemakain. Oleh karena itu lift jenis ini hanya dipergunakan untuk lift-lift dengan kapasitas kecil seperti pada lift perumahan (residential elevator) dan (lift pelayan) dumb waiter. Adapun kelemahan tersebut, antara lain : a. Kecepatan yang dapat dicapai secara teknis terbatas ( +/- 15 m/menit) b. Kapasitas angkut terbatas (maksimal 200 kg). c. Penggunaan tenaga listrik lebih boros ( tanpa bobot imbang ). Oleh karena biasanya lift jenis ini mempunyai kecepatan yang rendah (kurang dari 30 m/menit) maka jenis motor traksi yang dipakai kebanyakan jenis motor AC (single speed). 3.2 Traction Type Elevator Lift jenis ini dapat digolongkan menjadi 2 (dua ) penggolongan, yaitu : 3.2.1 Dilihat dari segi mesin penggerak langsung atau tidak langsung, dibagi menjadi 2 (dua ) yaitu : 1. Geared Elevator 2. Gearless Elevator

Gambar 1. Geared Elevator

Gambar 2. Gearless Elevator

Gambar 3. Lift Gearless Elevator

Gambar 4. Lift Geared Elevator

3.2.2 Dilihat dari jenis motor traksi yang dipergunakan dapat menjadi dua (2) jenis, yaitu : 1. Lift traksi motor AC 2. Lift traksi motor DC Geared elevator dengan penggerak motor AC geared biasanya dipergunakan pada lift berkecepatan rendah dan sedang. Sebaliknya Gearless elevator dengan penggerak motor DC (AC VVVF) dipergunakan pada lift kecepatan tinggi Kemampuan dari semua jenis tersebut diatas masing-masing mempunyai kelemahan dan kelebihan masing-masing dalam penggunaannya. Namun demikian dengan berkembangnya sistem control yang lebih modern (VVVF = Variabel Voltage Variabel Frequensi yang dilengkapi IPM = Integrated Power Modele, dll). Maka timbul kecendrungan yang kuat untuk menggeser atau mengurangi penggunaan penggerak motor DC pada lift-lift keluaran terakhir dengan kemampuan yang lebih baik dan lebih hemat biaya operasi. Spesifik lift traksi system pengendali motor dan gear motor pada motor traksi antara lain : 1. Geared machine dengan motor AC single speed : 15-30 m/menit

2. Geared machine dengan motor AC double speed : 30-45 m/menit 3. Geared machine dengan motor AC VVVF : 45-210 m/menit 4. Gearless machine dengan motor DC atau AC VVVF : >150 m/menit Pada Umumnya lift jenis traksi meletakkan motor traksi dan panel control diatas rung runcur (hoistway), namun demikian dalam beberapa kasus tertentu penempatan motor traksi dan panel control ada yang diletakkan samping bawah atau disamping atas ruang luncur. Untuk mengatasi masalah dimana ketinggian bangunan yang terbatas, saat ini telah ada lift motor traksi yang tidak memerlukan ruang mesin (machine roomless) yang disebut Spacell yang telah diproduksi oleh Toshiba Elevator dan Kone Elevator.

IV. JENIS LIFT DAN PENGUNAANNYA 4.1 Pembagian Jenis Dilihat dari Sudut muatan Secara umum jenis lift dilihat dari pemakaian muatan dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu : 1) Lift Penumpang ( Passenger Elevator) 2) Lift Barang (Freight elevator) 3) Lift Pelayan (Dumb Waiter, lift barang berukuran kecil). Secara teknis lift-lift tersebut tidak jauh berbeda secara prinsip. Namun perbedaan yang nyata dari kedua lift tersebut biasanya dapat kita bedakan pada interior dan perlengkapan operasi dari liftlift tersebut. Juga pada sistem pengamanan operasi yang dipasang sebagian besar sama, hanya pada dumb waiter sistem pengamanan operasi yang disediakan lebih sederhana. Perbedaan tersebut akan semakin nyata apabila dibandingkan antara lift barang untuk pabrik (besar) dengan lift penumpang yang dipergunakan didalam gedung-gedung diperkantoran. Lift barang untuk pabrik (sesuai dengan kebutuhan) biasanya dilengkapi dengan pembuka pintu yang lebih besar, baik dipasang dengan pembukaan secara horizontal (terdiri lebih dari dua pintu) maupun yang dipasang dengan sistem pembukaan pintu vertikal (biasanya terdiri dari dua daun pintu atau lebih)/ Perbedaan lain juga dapat dilihat pada cara penulisan kapasitas muatannya. Kapasitas digerakan pada COP (Car Operation Panel, Operation Panel Board) didalam kereta biasanya dinyatakan dalarn kilogram (kg) atau (Ib) untuk jenis lift barang, sedangkan untuk penumpang sering dinyatakan dalam jumlah orang (persons) atau kombinasi keduanya. Akan tetapi perbedaan tersebut akan menjadi semakin tipis apabila kita bandingkan lift penumpang dan lift barang yang terpasang

dalam gedung perkantoran. Hal tersebut disebabkan karena sebagian besar lift barang yang terpasang didalam gedung hunian dipersyaratkan juga untuk dapat mengangkut penumpang atau orang. 4.2 Pembagian Jenis Dilihat dari Penggunaan Pembagian jenis lift dilihat dari penggunaannya, adalah ; 1. Elevator penumpang 2. Elevator barang atau dumb waiter 3. Elevator service 4. Elevator hidraulik 4.2.1 Elevator Penumpang Elevator penumpang ini merupakan elevator yang sifatnya berfungsi dan sangat khusus untuk manusia saja, elevator ini sangat dijaga kehandalannya dan juga sangat dijaga keamanan dan keselamatan manusianya. 4.2.2 Elevator Barang atau Dumb Waiter Elevator ini sangat khusus fungsinya untuk barang saja, elevator ini juga tak kalah handalnya dengan elevator penumpang namun ada sedikit perbedaan dalam system keamanannya. 4.2.3 Elevator Service Elevator service ini biasanya dipasang diperhotelan, yaitu fungsinya untuk pelayan-pelayan hotel untuk mengantarkan barang ke kamar-kamar penghuni hotel. Namun disini pula elevator ini tak kalah handalnya dengan elevator penumpang, perbedaan dari elevator service dengan elevator penumpang ini sangat jelas dari sistrem pengangkutannya, yaitu elevator penumpang hanya khusus untuk manusia saja tapi elevator service ini juga berfungsi sebagai pengangkutan manusia dan barang. 4.2.4 Elevator Hidraulik Elevator hidrolik ini sangat lain darpada yang lain, ini dilihat dari cara kerjanya dan juga fisiknya. Elevator ini biasanya digunakan oleh pasukan pemadam kebakaran dan kapasitas daya angkutnya pun sangat terbatas, elevator hidrolik ini sekarang tidak hanya dipakai oleh pemadam kebakaran saja. Sekarang elevator hidrolik sering dipakai oleh perusahaan telekomunikasi, bengkelbengkel kendaraan bermotor, dan lain-lain.

V. KOMPONEN UTAMA ELEVATOR Apabila kita ingin mengetahui sistem kerja elevator, maka kita harus mengetahui komnponen utama dalam elevator tersebut. Untuk mempermudah kita mengetahui cara kerja elevator secara keseluruhan, disini penulis akan menggolongkan tata letak komponen-komponen elevator dalam dua bagian ruangan, yaitu ruang mesin (Machine Room) dan ruang luncur (Hoistway). 5.1 Kamar (Machine Room) 5.1.1 Panel-Panel Control 1. Panel distribusi (Distribution Panel) adalah panel penerima daya listrik dari panel sumber listrik utama dalam bangunan dan diteruskan panel lift. 2. Panel Kontrol adalah terdiri dari satu atau beberapa panel yang berisi PCB dan komputer berfungsi untuk mengatur jalannya lift. 3. Interphone biasanyanya terletak pada panel kontrol lift atau pada lokasi yang mudah dicapai) yang berfungsi untuk mengadakan komunikasi (dalam keadaan tertentu) antara MR, lift dan ruang katrol. 5.1.2 Motor Traksi (Traction Motor) 1. Motor Traksi (Traction Motor) merupakan motor yang menggerakan lift ke arah naik maupun turun. Ada yang dihubungkan langsung dengan roda gigi ataupun tanpa roda gigi. Untuk lift dengan roda gigi biasanya disatukan dengan as yang dapat dipergunakan untuk penyelamatan penumpang dalam keadaan darurat. 2. Rem merupakan tabung rem (Break Drum) biasanya terletak antara motor traksi dan kotak roda gigi (gear box) berfungsi untuk mengerem lift secara mekanikal, pada keadaan normal pengereman pertama biasanya dilakukan secara elektris pada motor. 3. Pulli Tarik (Driving Sheave) terletak pada kotak roda gigi atau pada motor langsung, melalui gesekan tali baja (wire rope) merupakan penggerak langsung kereta lift.

5.1.3 Governor dan Selector 1. Governor merupakan alat pengaman kecepatan lebih (over speed) yang berhubungan langsung dengan alat pengaman pada kereta dengan kawat baja (wire rope) yang berfungsi pada arah gerak sangkar kebawah. 2. Pita pemilih lantai (Floor Selector) biasanya untuk lift lama peralatan ini biasanya berdiri sendiri akan tetapi untuk lift jenis baru biasanya dipergunakan encoder yang disatukan dengan governor atau langsung ke as motor traksi. Fungsinya untuk mendeteksi posisi kereta dalam ruang luncur (shaft). 5.1.4 Perlengkapan Lainnya 1. Lampu penerangan. 2. Ventilasi terdiri dari satu atau lebih exhause fan dan grill. 3. Peralatan Pengaman ditempat perkakas khusus untuk pembukaan rem pada motor traksi. Biasanya diletakkan didinding yang mudah dicapai. Untuk lift dengan sistem kontrol komputer biasanya disarankan dilengkapi dengan alat pengatur udara (air conditioning). 5.2 Ruang Luncur (Shaft, Hoistway) Ruang luncur adalah lubang lintasan dimana kereta tersebut bergerak naik dan turun. Lubangi harus merupakan lubang tertutup dan tidak ada hubungan langsung ke ruang diluarnya (kecuali untuk lubang 2 (dua) buah lift yang berdampingan). 5.2.1 Ruang Luncur (Shaft, Hoistway) Merupakan Lubang lintasan kereta lift yang bebas hambatan antara pit sampai pada bagian lantai bawah ruang mesin lift. 5.2.2 Rel (Guide Rail) Adalah profil baja khusus pemandu jalannya kereta (car) dan bobot pengimbang (counter weight), ukuran rel untuk kereta biasanya lebih besar dari pada rel untuk bandul pengimbang. Terpasang tegak lurus dari bawah sampai keatas. Adapun fungsi rel ada empat yaitu : 1. Sebagai pemandu jalannya kereta dan bobot imbang (counter weight) lurus vertical. 2. Sebagai penahan agar kereta tidak miring saat pemuatan dan akibat beban tidak merata. 3. Sebagai sarana tempat memasang saklar, pengungkit (Cam) dan puli penegang.

4. Sebagai penahan saat kereta dihentikan oleh pesawat pengaman (safety device/gear) 5.2.3 Sakelar Batas Lintas (Limit Switch) Ada dua jenis sakelar batas lintas untuk pembalik arah (direction switch) dan final switch, biasanya terpasang pada rel kereta, dipasang dibagian atas dan bagian bawah rel berfungsi untuk menjaga agar kereta tidak menabrak pit atau lantai kamar mesin. 5.2.4 Pelat Bendera (Floor vane) Dipasang pada rel kereta yang fungsinya untuk mengatur pemberhentian kereta pada lantai yang dikehendaki dan mengatur pembukaan pintu pendaratan (landing door). Untuk jenis tertentu landing vane ini ditiadakan dan diganti dengan pulsa detector (encoder) di kamar mesin. 5.2.5 Pintu Pendaratan (Hall Door) terdiri dari beberapa bagian, antara lain : door hanger, door sill dan door panel. Berfungsi untuk menutup ruang luncur dari luar. Pada hall door ini dipasang alat pengaman secara sehingga apabila salah satu pintu terbuka lift tidak dapat dijalankan. 5.3 Kereta (Car) Kereta (Car) adalah kotak dimana penumpang naik dan dibawa naik atau turun. Kereta ini dihubungkan langsung dengan bobot imbang (Couter Weight) dengan tali baja lewat puli penggerak di ruang mesin. 5.4 Lekuk dasar (Pit) Ruangan dibagian bawah dari ruang luncur yang fungsinya memberikan kesempatan kereta untuk menghabiskan tenaga kinetik yang diredam oleh buffer pada saat lift mengalami jatuh ke pit. 1. Peredam (Buffer) terletak di dua tempat, satu set untuk kereta dan satu set untuk beban pengimbang. Berfungsi untuk meredam tenaga kinetik kereta dan bobot imbang pada saat jatuh 2. Governor Tensioner merupakan puli berbandul sebagai penegang rope governor, terletak di pit. 3. Stop kontak terletak didinding pit bagian depan sebagai sumber daya listnk sebagai penerangan pit pada saat melaksanakan perawatan atau perbaikan. 4. Sakelar Iekuk dasar (pit switch) terletak didinding pit bagian dcpan sebagai merupakan sakelar pengaman bagi pekerja yang berada di pit.

5.5 Lobi Lift (Lift Hall) 1. Lobi lift (Lift Hall) adalah ruang bebas yang lerletak didepan pintu hall lift. 2. Tombol Lantai (Hall button ) adalah Tombol pemanggil kereta, di hall. 3. Sakelar Parkir (Parking switch) biasanya terletak di lobby utama didekat tombol lantai (hall button), berfungsi mematikan dan menjalankan lift. 4. Sekakelar Kebakaran (Fireman Switch) biasanya terletak di lobby utama disisi atas hall button, berfungsi untuk mengaktipkan fungsi fireman control atau fireman operation. 5. Petunjuk Posisi Kereta (Hall indicator) biasanya terletak di transom masing-masing lift. Berfungsi untuk mengetahui posisi masing-masing kereta.

VI. CARA KERJA LIFT Kontruksinya berupa sangkar atau kereta yang dinaikturunkan oleh mesin traksi, dengan mengunakan tali baja tarik, melalui ruang luncur (hoistway) didalam bangunan yang dibuat khusus untuk lift. Agar kereta lift tidak bergoyang digunakan rel pemandu setinggi ruang luncur (hoistway) yang diikat dengan tembok ruang luncur lift. Untuk mengimbangi berat kereta dan bebannya digunakan bandul pengimabang (counterweight), beratnya sama dengan berat kereta ditambah dengan setengah berat beban maksimum yang diizinkan. Hal ini untuk memperingan kerja mesin traksi, karena pada saat kereta dipenuhi dengan beban maksimum, mesin traksi hanya berupaya mengangkat atau menaikkan setengah dari beban maksimumnya. Sebaliknya pada saat kereta kosong, mesin traksi hanya perlu mengangkat atau menaikan setengah dari beban maksimum yang berlebih pada counterweight. Pada sistem geared atau gearless (yang masing-masing digunakan pada instalasi gedung dengan ketinggian menengah dan tinggi), kereta lift tergantung di ruang luncur oleh beberapa steel hoist ropes, biasanya dua puli katrol, dan sebuah bobot pengimbang (counterweight). Bobot kereta dan counterweight menghasilkan traksi yang memadai antara puli katrol dan hoist ropes sehingga puli katrol dapat menggegam hoist ropes dan bergerak serta menahan kereta tanpa selip berlebihan. Mesin Lift Gearless Mesin untuk menggerakkan elevator terletak di ruang mesin yang biasanya tepat di atas ruang luncur kereta. Untuk memasok listrik ke kereta dan menerima sinyal listrik dari kereta ini, dipergunakan sebuah kabel listrik multiwire untuk menghubungkan ruang mesin dengan kereta. Ujung kabel yang terikat pada kereta turut bergerak dengan kereta sehingga disebut sebagai kabel bergerak (traveling cable) Jalur Lift (Hoistway) dan ruang mesin di atasnya Mesin geared memiliki motor dengan kecepatan lebih tinggi dan drive sheave dihubungkan dengan poros motor melalui gigi-

gigi di kotak gigi, yang dapat mengurangi kecepatan rotasi poros motor menjadi kecepatan drivesheave rendah. Mesin gearless memiliki motor kecepatan rendah dan puli katrol penggerak dihubungkan langsung ke poros motor. Sistem pergerakan Lift dengan Gearless.

VII. PERENCANAAN LIFT HOTEL Dalam sistem pengoprasiannya, di gunakan rangkaian elektrik yang dirangkai dalam satu panel kontrol. Rangkaian tersebut terdiri dari relay, contactor, limit switch, dan lain-lain. Sangkar dapat dipanggil dan berhenti di masing-masing lantai, tergantung perintah dengan cara menekan tomboloperasional. Perencanaan Lift dapat dibuat diagram alir seperti gambar 1. Mulai

Data masukan

Waktu perjalanan bolak-balik Menghitung jumlah lift

Menghitung waktu menunggu Menghitung daya angkut Menghitung beban puncak lift Menghitung daya listrik lift Tidak Analisa perhitungan Ya

Kesimpulan Selesai

Gambar 5. Diagram Alir Perencanaan Lift Lift ini direncanakan dapat mengangkut muatan sebesar M = 1350 kg. Lift ini di harapkan dapat beroperasi mengantar penumpang dari lantai ke lantai lainnya yang menghubungkan lantai satu ke lantai lainnya, sesuai perintah pengoprasiannya. Adapun data masukan dalam perancangan Lift passanger adalah : Luas Bangunan

: 1200 m²

Tinggi Bangunan

: 126 m

Tinggi Perlantai

: 4,20 m

Jumlah lantai

: 30 lantai

Luas perkamar

: 25 m²

Jumlah kamar 1 lantai : 31 kamar Jumlah seluruh kamar : 868 kamar Lift di bagi 2 zona

: Zona 1, lantai 1 – 15 Zona 2, lantai 15 – 30

Keceptan rata-rata motor: Zona 1 = 3 m/s Zona 2 = 5 m/s Tabel 1. Data Hotel No

Lantai

Fungsi

1

Lantai - 1

Loby 1

2

Lantai - 2

Bad room Populasi (orang)

Luas (m²)

-

-

1200

Kamar hotel

31

62

1200

3

3

Kamar hotel

31

62

1200

4

4

Kamar hotel

31

62

1200

5

5

Kamar hotel

31

62

1200

6

6

Kamar hotel

31

62

1200

7

7

Kamar hotel

31

62

1200

8

8

Kamar hotel

31

62

1200

9

9

Kamar hotel

31

62

1200

10

10

Kamar hotel

31

62

1200

11

11

Kamar hotel

31

62

1200

12

12

Kamar hotel

31

62

1200

13

13

Kamar hotel

31

62

1200

14

14

Kamar hotel

31

62

1200

31

62

1200

-

-

1200

15

Lantai - 15

Kamar hotel

16

Lantai - 16

Loby 2

17

17

Kamar hotel

31

62

1200

18

18

Kamar hotel

31

62

1200

19

19

Kamar hotel

31

62

1200

20

20

Kamar hotel

31

62

1200

21

21

Kamar hotel

31

62

1200

22

22

Kamar hotel

31

62

1200

23

23

Kamar hotel

31

62

1200

24

Lantai - 24

Kamar hotel

31

62

1200

25

Lantai - 25

Kamar hotel

31

62

1200

26

26

Kamar hotel

31

62

1200

27

27

Kamar hotel

31

62

1200

28

28

Kamar hotel

31

62

1200

29

29

Kamar hotel

31

62

1200

Kamar hotel

31

62

1200 1200

30

Lantai - 30

31

Lantai atap

-

-

-

32

Jumlah

-

868

1736

7.1 Menghitung Kebutuhan Lift Penumpang 1) Menghitung perjalanan bolak-balik (t) dan Perjalanan bolak-balik lift (T) T=

(2ℎ+4𝑠)(n−1)+s(3m+4) 𝑠

Karena gedung ini di bagi dalam 2 zone, maka waktu perjalanan perjalanan bolak-balik dibagi menjadi 2 zone, maka, perhitungan waktu perjalanan bolak balik untuk zone 2 menjadi: T2 =

T2 =

T2 = T2 =

2ℎ(𝑛−1) 𝑆2

+

(2ℎ+4𝑆2 )(𝑛2 −1)+𝑆2 (3𝑚+4) 𝑆2

2ℎ(𝑛1 −1)+(2ℎ+4𝑆2 )(𝑛2 −1)+𝑆2 (3𝑚+4) 𝑆2 2 𝑥 4,20(15−1)+(2 𝑥 4,20+4 𝑥 5)(15−1)+5(3 𝑥 20 +4) 5 835,2 5

T2 = 167,04 detik

Untuk perhitungan waktu perjalanan bolak balik untuk zone 1: T1 =

T1 = T1 =

(2ℎ+4𝑆1 )+(𝑛1 −1)+𝑆1 (3𝑚+4) 𝑆1 (2 𝑥 4,20+4 𝑥 3) 𝑥 (15−1)+3(3 𝑥 20+4) 3 285,6 +192 3

T1 = 159,2 detik 2) Menghitung Jumlah Lift Untuk Kebutuhan Gedung Untuk

a = 1200 m² n₂ = 15 T₂ = 167,04 detik P = 5% a" = 5m²/orang m = 20 orang/lift

Untuk menentukan jumlah lift dalam zone 2 : Beban puncak lift zone 2 : L2 =

𝑃(2𝑎−3𝑚𝑁2 )𝑛2 2a"

Daya angkut lift 5 menit untuk zone 2 : M2 =

300 𝑋 𝑚 𝑋 𝑁2 𝑇2

persamaan L₂ = M₂ 𝑃(2𝑎−3𝑚𝑁2 )𝑛2 2a"

Maka

N2 =

N2 =

=

300 𝑥 𝑚 𝑥 𝑁2 𝑇2 2𝑎𝑛2 𝑇2 𝑝

600a"m + m𝑛2𝑇2 𝑝 2 𝑥 1200 𝑥 15 𝑥 167,04 𝑥 5% 600 x 5 x 20 + 20 x 15 x 167,04 x 5%

N2 = 5 lift

Menentukan jumlah lift dalam zone 1 : Beban puncak lift zone 1 : L1 =

𝑃(2𝑎−3𝑚(𝑁1 +𝑁2 ))𝑛1 2a"

Daya angkut lift 5 menit untuk zone 2 : 300 𝑋 𝑚 𝑋 𝑁1

M1 =

𝑇1

persamaan L1 = M1 𝑃(2𝑎−3𝑚(𝑁1 +𝑁2 ))𝑛1 2a"

Maka

N1 =

N1 =

=

300 𝑋 𝑚 𝑋 𝑁1 𝑇1

2𝑛1 𝑇1 𝑝(𝑎−6𝑚) 600a"m + 3m𝑛1 𝑇1 𝑝 2 𝑥 15 𝑥 159,2 𝑥 5%(1200−6 𝑥 20) 600 x 5 x 20 + 3 x 20 x 15 x 5%

N1 = 5 lift 3) Waktu Menunggu (W) Menghitung waktu menunggu untuk zone 1: W1 =

W1 =

𝑇1 𝑁1 159,2 5

W1 = 31,8 detik > Wmin = 30 detik < Wmax = 60 detik 4) Daya Angkut Lift (M) Daya angkut (M) 1 lift dalam 5 menit: M=

5 𝑥 60 𝑥 𝑚 𝑤

=

300 𝑇

Daya angkut 4 lift dalam 5 menit: M=

300 𝑥 𝑚 𝑥 𝑁 𝑇

Menghitung daya angkut lift pada zona 1: M1 =

300 𝑥 𝑚 𝑥 𝑁1 𝑇1

M1 = 188 orang Menghitung daya angkut lift pada zona 2: M2 =

300 𝑥 𝑚 𝑥 𝑁2 𝑇2

M2 = 180 orang 5) Beban Puncak Lift (L) Menghitung beban puncak lift adalah L =

𝑃(𝑎−𝑘) a"

Dimana: L = Beban puncak P = Persentase empiris beban puncak lift (%) a = luas lantai pertingkat (m²) n = Jumlah lantai k = Luas inti gedung (m²) a" = Luas lantai per nettoper orang (m²) Sedangkan M =

𝑤

= λ

𝑃 (𝑎−1,5 𝑚𝑁) 𝑛

Maka L =

L=

5 𝑥 60 𝑥 𝑚

a" 𝑃 (2𝑎−3 𝑚𝑁) 𝑛 2a"

Menghitung beban puncak lift zone 1 : L1 =

L1 =

𝑃 (2𝑎−3 𝑚(𝑁1 +𝑁2 )) 𝑛1 2a" 5% (2 𝑥 1200−3 𝑥 20 𝑥 10) 𝑥 15

L1 = 134 orang

2x5

Menghitung beban puncak lift zone 2 : L2 =

L2 =

𝑃 (2𝑎−3 𝑚𝑁2 )) 𝑛2 2a" 5% (2 𝑥 1200−3 𝑥 20 𝑥 5) 𝑥 15 2x5

L2 = 158 orang 6) Daya Listrik Untuk Lift (E) Suatu lift dengan kapasitas m dan kecepatan s m/detik memerlukan daya : E=

0,75 𝑥 𝑚 𝑥 𝑠 75

HP = 0,75 ms kw

Sedangkan faktor kebutuhan daya untuk suatu kelompok lift (tabel 2) adalah: Tabel 2. Faktor Kebutuhan Daya Kelompok Lift Jumlah lift

2

3

4

5

6

7

10

15

20

25

Faktor daya

0,85

0,77

0,72

0.67

0,63

0,59

0,52

0,44

0,40

0,35

Perhitungan untuk zona 1: E=

0,75 𝑥 1350 𝑥 3 75

HP = 41 HP

Untuk 5 lift = 0,67 x 5 x 41 HP = 137 HP Penggunaan daya listrik oleh lift (10 jam/hari): 0,746

Kwh = 0,20 x 137 x 𝐻𝑃 x 10 jam = 204 Kwh Perhitungan untuk zona 2 : E=

0,75 𝑥 1350 𝑥 5 75

HP = 68 HP

Untuk 4 lift = 0,67 x 5 x 68 HP = 228 HP Penggunaan daya listrik oleh lift (10 jam/hari): 0,746

Kwh = 0,20 x 228 x 𝐻𝑃 x 10 jam = 340 Kwh

VIII. HASIL PERENCANAAN Dalam merancang lift dalam sebuah gedung kita tidak bisa hanya asal menghitung kebutuhan lift yang akan di pergunakan, karena itu menyangkut dalam kenyamanan pengunjung saat ingin menggunakan lift. Lift ini di tetapkan dapat mengangkut sebesar M = 1350 kg, Dari hasil perhitungan diperoleh beberapa hasil perhitungan, langkah awal dalam perhitungan perancangan lift adalah sebagai berikut: 1) Luas bangunan adalah (a) = 1200 m², dan tinggi perlantai (h) = 4.20 m²

2) Waktu perjalanan bolak balik zone 2 T2 =

2ℎ(𝑛1 −1)+(2ℎ+4𝑆2 )(𝑛2 −1)+𝑆2 (3𝑚+4) 𝑆2

= 167,04 detik

Waktu perjalanan bolak balik zone 1 T1 =

(2ℎ+4𝑆1 )+(𝑛1 −1)+𝑆1 (3𝑚+4) 𝑆1

= 159,2 detik

3) Menentukan jumlah lift a. Untuk zone 1 di tentukan lift berjumlah (N) = 5 buah b. Untuk zone 2 lift juga di tentukan berjumlah (N) = 5 buah 4) Waktu menunggu lift a. Untuk zona 1 waktu menunggu selama (W) = 31,8 detik b. Untuk zona 2 waktu menunggu selama (W) = 33,4 detik 5) Untuk daya angkut lift dalam 5 menit sebanyak : a. Untuk zona 1 M₁ =

b. Untuk zona 2 M2 =

300 𝑥 𝑚 𝑥 𝑁1 𝑇1 300 𝑥 𝑚 𝑥 𝑁2 𝑇2

= 188 orang = 180 orang

6) Beban puncak lift a. Untuk zona 1 beban puncak (L₁) = 134 Orang b. Untuk zona 2 beban puncak (L₂) = 158 Orang Maka beban puncak dari kedua zone aman untuk digunakan.

IX. KESIMPULAN Lift adalah angkutan transportasi vertikal yang digunakan untuk mengangkut orang atau barang. Lift umumnya digunakan di gedung-gedung bertingkat tinggi; biasanya lebih dari tiga atau empat lantai. Gedung-gedung yang lebih rendah biasanya hanya mempunyai tangga atau eskalator. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan untuk pemasangan lift ini di bagi menjadi 2 zona, zona 1 yaitu dari lantai 1 s/d lantai 15, dan zone 2 yaitu dari lantai 16 s/d lantai 30. Untuk waktu perjalanan bolak-balik di dapat (T₁) = 159,2 detik, dan (T₂) =167,04 detik. Hotel ini membutuhkan lift untuk zona 1 (N₁) = 5 buah lift, dan zona 2 (N₂) = 5 buah lift. Kesabaran orang untuk menunggu lift tergantung kota dan negara di mana gedung itu ada. Waktu menunggu = waktu perjalanan bolakbalik dibagi jumlah lift W =

𝑇 𝑁

, dan (W₁) = 31,8 detik, dan (W₂) =33,4 detik. Daya angkut lift

tergantung dari kapasitas dan frekuensi pemuatannya. Standard daya angkut lift diukur untuk jangka waktu 5 menit jam jam sibuk (rush-hour) dan untuk (M₁) = 188 Orang, dan (M₂) = 180 Orang. Beban puncak diperhitungkan berdasarkan, persentasi empiris terhadap jumlah penghuni gedung, yang diperhitungkan harus terangkat oleh lift-lift dalam 5 menit pertama jam-jam padat (rush-hour). Untuk (L₁) = 134 Orang, dan (L₂) = 158 Orang. Kecepatan rata-rata motor untuk zone 1 adalah 3 m/s, dan untuk zone 2 adalah 5 m/s. Daya listrik yang diperlukan untuk (E₁) = 204 Kwh, dan (E₂) = 340 Kwh.

Related Documents

Pml Basics.pdf
December 2019 21
Pml Lift.docx
October 2019 41
Pml Klinik
December 2019 43
Pml Advert Rates
December 2019 15
Ruk Pml 2019.txt
June 2020 18

More Documents from "Firda Hartati"