Pkm-m.docx

  • Uploaded by: Penty Cahya
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pkm-m.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,499
  • Pages: 11
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM DUTA KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA PUTRA DAN PUTRI PONDOK PESANTREN

Diusulkan oleh: 1. MUHAMMAD MUSSHOFFA 2. DYAH NURSAFITRI 3. WINDA NOVITA SARI

(F320175022)/ 2017 (F320175010)/ 2017 (F320175036)/ 2017

STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS 2017/2018

PENGESAHAN PKM-PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 1. Judul Kegiatan

: Duta Kesehatan Reproduksi pada Remaja Putra dan Putri Pondok Pesantren

2. Bidang Kegiatan

: PKM-M

3. Ketua Pelaksana Kegiatan a.Nama Lengkap

: Muhammad Mushoffa

b.NIM

:F320175022

c.Jurusan

: S1 Farmasi

d.Universitas/Institut/Politeknik

: STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS

e.Alamat Rumah dan No Tel./HP

: Berahan wetan - Wedung - Demak :081555325713

f. Alamat email

: [email protected]

4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis

: 3 orang

5. Dosen Pendamping a. Nama Lengkap dan Gelar

: Noor Azizah, M.Kes

b. NIDN

:

c. Alamat Rumah dan No Tel./HP

:

6. Biaya Kegiatan Total a. Dikti

: Rp ...............

b. Sumber lain (sebutkan . . . )

: Rp ...............

7. Jangka Waktu Pelaksanaan

: bulan

Kudus, 19-11-2017

Menyetujui Wakil/Pembantu Dekan atau

Ketua Pelaksana Kegiatan

Ketua Jurusan/Departemen/Program Studi/ Pembimbing Unit Kegiatan Mahasiswa (__________________________)

(_________________________)

NIP/NIK.

NIM.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan/

Dosen Pendamping

Direktur Politeknik/ Ketua Sekolah Tinggi, (__________________________)

(_________________________)

NIP/NIK.

NIDN.

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL………………………………………………………………….…i HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………………..ii DAFTAR ISI………………………………………………………………………………iii RINGKASAN……………………………………………………………………………...iv BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………….…..1-2 1.1 Latar Belakang……………………………………………………….………..1-2 1.2 Tujuan penelitian………………………………………………………………3 1.2.1 Tujuan Khusus………………………………………………………4 1.3 Manfaat……………………………………………………………………......4 BAB 2 GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN…………………………..5 BAB 3 METODE PELAKSANAAN……………………………………………………..6 3.1 Tahapan……………………………………………………………………….6 BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN……………………………………………7 4.1 Anggaran biaya………………………………………………………………..7 4.2 Jadwal kegiatan………………………………………………………………..7

RINGKASAN

Tujuan dari PKM ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan tentang kesehatan reproduksi pada remaja putra dan putri di Pondok Pesantren. Karena di Pondok Pesantren pendidikan tentang pemahaman reproduksi tidak dijelaskan secara detail karena dianggap tidak sopan, padahal di era zaman sekarang ini pendidikan tentang kesehatan reproduksi harus sudah dipahami oleh setiap remaja dimanapun tanpa melihat remaja tersebut berasal dari pondok yang kelihannnya baik-baik saja.Dengan mengetahui tentang kesehatan reproduksi remaja secara benar, kita dapat menghindari hal-hal yang negatif yang mungkin akan dialami oleh remaja yang tidak mempunyai pengetahuan yang cukup tentang kesehatan reproduksi remaja. Risiko kesehatan reproduksi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berhubungan misalnya kebersihan organ-organ reproduksi, hubungan seksual pranikah, akses terhadap pendidikan kesehatan, kekerasan seksual, pengaruh media massa, gaya hidup yang bebas, penggunaan NAPZA, akses terhadap pelayanan kesehatan reproduksi yang terjangkau, dan kurangnya kedekatan remaja dengan kedua orangtuanya dan keluarganya Remaja juga perlu menyadari akan pentingnya pembuatan keputusan untuk menolak setiap kegiatan seksual yang rentan terjadi pada masa remaja karena setiap kegiatan seksual mempunyai risiko negatif tentang kesehatan reproduksinya. Hubungan atau kontak seksual pada remaja di bawah 17 tahun juga berisiko terhadap tumbuhnya sel kanker pada mulut rahim, penyakit menular seksual, HIV/AIDS, melakukan aborsi, dan lebih jauh dapat menyebabkan komplikasi berupa ganguan mental dan kepribadian pada remaja. Remaja putri merupakan yang paling rentan dalam menghadapi masalah kesehatan sistem reproduksinya. Hal ini dikarenakan secara anatomis, remaja putri lebih mudah terkena infeksi dari dari luar karena bentuk dan letak organ.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial kultural (Fauzi, 2008). Sekitar 1 milyar manusia atau 1 dari 6 manusia di bumi ini adalah remaja dan 85% diantaranya hidup di negara berkembang (UNFPA, 2000). Banyak sekali remaja yang sudah aktif secara seksual meski bukan atas pilihannya sendiri. Kegiatan seksual menempatkan remaja pada tantangan risiko terhadap berbagai masalah kesehatan reproduksi. Setiap tahun kira-kira 15 juta remaja berusia 15-19 tahun melahirkan, 4 juta melakukan aborsi, dan hampir 100 juta terinfeksi Penyakit Menular Seksual (PMS) yang masih dapat disembuhkan. Secara global, 40% dari semua kasus HIV/AIDS terjadi pada kaum muda 15-24 tahun. Perkiraan terakhir adalah setiap hari ada 7000 remaja yang terinfeksi HIV (UNAIDS, 1998). Jumlah kasus HIV di Indonesia yang dilaporkan hingga Maret 2007 mencapai 14.628 orang. Sedangkan kasus AIDS sudah mencapai 8.914 orang, dimana separuh dari kasus ini adalah kaum muda (umur 15-29 tahun = 57,4 %) (Depkes, 2007). Berdasarkan data Proyeksi Penduduk Remaja yang diterbitkan oleh Biro Pusat Statistik, BAPPENAS, dan UNFPA jumlah remaja usia 10 – 24 tahun pada tahu 2007 adalah sekita 64 juta jiwa atau 28,64 % dari jumlah perkiraan penduduk Indonesia sebanyak 222 juta jiwa. Permasalahan remaja saat ini sangat kompleks dan mengkhawatirkan. Hal ini ditunjukkan dengan masih rendahnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi. Remaja perempuan dan laki-laki yang tahu tentang masa subur baru mencapai 29,0 % dan 32,3 %. Remaja perempuan dan remaja laki-laki yang mengetahui risiko kehamilan jika melakukan hubungan Universitas Sumatera Utara seksual sekali, masing-masing baru mencapai 49,5 % dan 45,5 %. Remaja perempuan dan remaja laki-laki usia 14-19 tahun yang mengaku mempunyai teman yang pernah melakukan hubungan seksual pranikah masing-masing mencapai 48,6 % dan 46,5 % (SKRRI, 2002-2003). Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Situmorang (2001) didapatkan 27% remaja lakilaki dan 9% remaja perempuan di Medan mengatakan sudah pernah melakukan hubungan seksual dan data PKBI (2006) didapatkan bahwa kisaran umur pertama kali melakukan hubungan seksual adalah 13-18 tahun dan 60% tidak menggunakan alat kontrasepsi. Risiko kesehatan reproduksi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berhubungan misalnya kebersihan organ-organ reproduksi, hubungan seksual pranikah, akses terhadap pendidikan kesehatan, kekerasan seksual, pengaruh media massa, gaya hidup yang bebas, penggunaan

NAPZA, akses terhadap pelayanan kesehatan reproduksi yang terjangkau, dan kurangnya kedekatan remaja dengan kedua orangtuanya dan keluarganya (PATH, 2000). Pentingnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, remaja perlu mendapat informasi yang cukup, sehingga mengetahui hal-hal yang seharusnya dilakukan dan yang seharusnya dihindari (Wardah, 2007). Dengan mengetahui tentang kesehatan reproduksi remaja secara benar, kita dapat menghindari hal-hal yang negatif yang mungkin akan dialami oleh remaja yang tidak mempunyai pengetahuan yang cukup tentang kesehatan reproduksi remaja (Wardah, 2007). Remaja juga perlu menyadari akan pentingnya pembuatan keputusan untuk menolak setiap kegiatan seksual yang rentan terjadi pada masa remaja karena setiap kegiatan seksual mempunyai risiko negatif tentang kesehatan reproduksinya. Hubungan atau kontak seksual pada remaja di bawah 17 tahun juga berisiko terhadap tumbuhnya sel kanker pada mulut rahim, penyakit menular seksual, HIV/AIDS, melakukan aborsi, dan lebih jauh dapat menyebabkan komplikasi berupa ganguan mental dan kepribadian pada remaja (Ernawati, 2007). Remaja putri merupakan yang paling rentan dalam menghadapi masalah kesehatan sistem reproduksinya. Hal ini dikarenakan secara anatomis, remaja putri lebih mudah terkena infeksi dari dari luar karena bentuk dan letak organ Universitas Sumatera Utara reproduksinya yang dekat dengan anus. Dari segi fisiologis, remaja putri akan mengalami menstruasi, sedangkan masalah-masalah lain yang mungkin akan terjadi adalah kehamilan di luar nikah, aborsi, dan perilaku seks di luar nikah yang berisiko terhadap kesehatan reproduksinya. Dari segi sosial, remaja putri sering mendapatkan perlakuan kekerasan seksual. Risiko kesehatan reproduksi remaja ini dapat ditekan dengan pengetahuan yang baik tentang Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR). Pengetahuan tentang KRR ini dapat ditingkatkan dengan pendidikan kesehatan reproduksi yang dimulai dari usia remaja. Pendidikan kesehatan reproduksi di usia remaja bukan hanya memberikan pengetahuan tentang organ reproduksi, tetapi juga bahaya akibat pergaulan bebas, seperti penyakit menular seksual dan kehamilan yang tidak diharapkan atau kehamilan berisiko tinggi (BKKBN, 2005). Oleh karena itu, penelitian ini perlu dilakukan untuk mendapatkan gambaran tingkat pengetahuan remaja putri tentang kesehatan reproduksi remaja. 1.2 Tujuan Umum Untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan tentang kesehatan reproduksi pada remaja putra dan putri di pondok pesantren

1.2.1 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang kesehatan Reproduksi pada Remaja Putra dan Putri di Pondok Pesantren 2. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan Remaja Putra dan Putri di Pondok Pesantren tentang kehamilan di usia dini 3. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja putra dan putri di Pondok Pesantren tentang Penyakit Menular Seksual (PMS)

1.3 MANFAAT 1. Mengetahui tingkat pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi Remaja Putra dan Putri di Pondok Pesantren 2. Memberikan pandangan tentang dampak negatif dari kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja 3. Sebagai bahan masukan kepada pihak pondok pesantren untuk memberikan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi remaja. 4. Sebagai bahan masukan kepada orangtua dalam upaya merangsang kepedulian orangtua terhadap pendidikan seksual anak yang dimulai sejak usia remaja. 5. Menambah pengetahuan peneliti dalam melakukan penelitian. 6. Sebagai informasi kepada Dinas Kesehatan Kota Kudus mengenai tingkat pengetahuan remaja putri tentang kesehatan reproduksi remaja.

BAB 2 GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

Di Pondok Pesantren wilayah pembelajaran bagi santriwan dan santriwati dibedakan antara jam pagi dengan jangan siang. Pada jam pagi pembelajaran diberlakukan pada santriwati sedangkan santriwan pembelajaran dilakukan pada siang hari sehabis sholat dzuhur. Pada sore hari menjelang maghrib santriwati dan santriwan harus sudah berkumpul di masjid untuk melaksanakan sholat maghrib berjamaah dan dilanjut dengan mengaji bersama sampai kurang lebih pukul 9 malam. Tempat santriwati dan santriwan juga dibedakan bloknya agar tidak menyalahi aturan.

BAB 3 METODE PELAKSANAAN

Kita melakukan pengabdian pada masyarakat terutama remaja putra dan putri pondok pesantren. a. Mempresentasikan dengan memberikan contoh dalam kehidupan nyata

BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 4.1 Biaya kegiatan N O 1. 2. 3. 4.

Jenis Penggeluaran

Biaya (Rp)

Kitab – Kitab Peralatan Alat Tulis JL Balekambang Rt 02 Rw 07 Gemiring Lor Nalumsari Jepara Laporan

Rp. 37.000 Rp. 15.000 Rp. 15.000

4.2 Jadwal Kegiatan No 1. 2. 3.

Jenis kegiatan Survei Tempat Penyuluhan

1 Desember

2 Desember

Bulan 3

4

5

More Documents from "Penty Cahya"