BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuhan antenatal (Antenatal Care) meliputi pengawasan terhadap kehamilan untuk mendapatkan informasi mengenai kesehatan umum ibu, menegakan secara dini penyakit yang menyertai kehamilan, menegakkan secara dini komplikasi kehamilan dan menetapkan resiko kehamilan (resiko tinggi, resiko meragukan, atau resiko rendah).Asuhan antenatal juga untuk menyiapkan persalinan menuju kelahiran bayi yang baik (well born baby) dan kesehatan ibu yang baik (well health mother) mempersiapkan pemeliharaan bayi dan laktasi, memfasilitasi pulihnya kesehatan ibu yang optimal pada saat akhir kala nifas (Saputra, 2013). Pada pengamatan World Health Organization (WHO) Tahun 2015, angka kematian ibu dalam masa kehamilan, persalinan dan nifas adalah sebesar 303.000 jiwa dan angka kematian bayi sebesar 10.000.000 jiwa (WHO, 2015). Menurut SDKI 2012, rata-rata angka kematian ibu (AKI ) tercatat mencapai 359/100.000 kelahiran hidup. Rata-rata kematian ini jauh melonjak dibanding hasil SDKI 2007 yang mencapai 228/100.000 kelahiran hidup ( SDKI, 2012). Angka kematian ibu dan bayi di NTB dari tahun 2013 sampai 2014 memang mengalami penurunan.Kendati demikian angka kematian ibu dan bayi di daerah masih tergolong cukup tinggi jika dibandingkan dengan angka kematian ibu dan bayi secara nasional.disebutkan, jumlah kematian ibu dan bayi di NTB pada tahun 2013 sebanyak 117 kasus.Sedangkan tahun 2014 turun menjadi 111 kasus dengan proporsi sebesar 107 per 100 ribu kelahiran hidup. Dari data yang diperoleh, untuk kota Mataram terdapat 14 kasus kematian ibu tahun 2013 dan menurun menjadi 9 kasus pada tahun 2014 ( Profil kesehatan NTB, 2015). Menurut laporan maternal Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat kasus kematian ibu 3 tahun terakhir mengalami penurunan. Pada 1
Tahun 2014 tercatat jumlah kematian ibu sebanyak 7 orang, dan tahun 2015 menurun menjadi 5 kasus, terakhir tahun 2016 jumlah kasus tetap 5 kasus. Faktor penyebab kematian adalah kasus Perdarahandan Pre Eklampsia.Dan terbanyak karena Perdarahan (HPP). Penurunan kasus kematian ini tidak terlepas dari kerja keras dan kerja cerdas semua program terutama program KIA yang dapat bekerjasama dengan lintas program dan lintas sektor baik dari tingkat desa sampai tingkat kabupaten ( Dinas Lombok barat, 2015). Pencapaian
KIA Puskesmas gerung tahun 2017 pada beberapa
indicator kesehatan ibu didapatkan hasil yang belum mencapai bahwa sasaran ibu hamil sebanyak 860 orang dan target yaitu cakupan K1 94,75 % cakupan K4 80,8 % cakupan Linakes 85,45 % dari target 90 %, cakupan kunjungan Nifas 85,45. Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu tahun 2013 menunjukkan adanya peningkatan pada 15 tahun terakhir. Dua dekade yang lalu, Indonesia oleh WHO dianggap sebagai salah satu negara yang sukses dalam program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) (Saputra, 2013) Kematian ibu hamil disebabkan oleh hal-hal yang berkaitan dengankehamilan yang mengalami resiko tinggi atau komplikasi antara lain perdarahan, eklamsia, partus lama dan infeksi. Faktor lain adalah terbatasnya pelayanan kesehatan, terbatasnya kualitas tenaga kesehatan dan kurang optimalnya pemberdayaan masyarakat (Olaku, 2014). Kematian ibu disebabkan oleh perdarahan, tekanan darah yang tinggi saat hamil (eklampsia), infeksi, persalinan macet dan komplikasi keguguran.Sedangkan penyebab langsung kematian bayi adalah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan kekurangan oksigen (asfiksia). Penyebab tidak langsung kematian ibu dan bayibaru lahir adalah karena kondisi 2
masyarakat seperti pendidikan, sosial ekonomi dan budaya. Kondisi geografi serta keadaan sarana pelayanan
yang kurang siapikut
memperberat permasalahan ini ( Menkes, 2010). Solusi dari Menkes untuk menurunkan AKI dan AKB adalah dengan melucurkan bantuan persiaonal (BOK) ke puskesmas di kabupaten/ kota yang difokuskan pada kegiatan preventif dan promontif dalam program kesehatan ibu dan anak dan menciptakan program P4K, program dengan menggunakan stiker dapat menigkatkan peran aktif suami , kelurga dan bidan siaga dalam merencanakan persalinan yang aman . hal tersebut mengakibatkan kondisi 3 terlambat (terlambat mengambil keputusan, terlambat sampai di tempat pelayanan dan terlambat mendapatkan pertolongan yang adekuat) dan 4 terlalu (terlalu tua, terlalu muda, terlalu banyak, terlalu rapat jarak kelahiran), Keterlambatan pengambilan keputusan di tingkat keluarga dapat dihindari apabila ibu dan keluarga mengetahui tanda bahaya kehamilan dan persalinan serta tindakan yang perlu dilakukan untuk mengatasinya di tingkat keluarga ( Menkes, 2010). Upaya menurunkan angka kematian ibu berbagai program dan strategi telah banyak dilakukan oleh pemerintah seperti Keluarga Berencana (KB), Jampersal, Expending Maternal and Neonatal Survival (EMAS), peningkatan pengetahuan dan perubahan perilaku baik ibu, keluarga maupun komunitas (Riskesdas, 2013). Menurut Menkes, Kementerian Kesehatan telah melakukan berbagai upaya percepatan penurunan AKI dan AKB antara lain mulai tahun 2010 meluncurkan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) ke Puskesmas di Kabupaten/ Kota yang difokuskan pada kegiatan preventif dan promotif dalam program Kesehatan Ibu dan Anak (Menkes, 2010). Upaya terobosan yang terbukti mampu meningkatkan indikator proksi (persalinan oleh tenaga kesehatan) dalam penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi adalah Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K). Program dengan menggunakan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 3
stiker ini,
dapat meningkatkan peran aktif suami (suami Siaga), keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman. Program ini juga meningkatkan persiapan menghadapi komplikasi pada saat kehamilan, termasuk
perencanaan
pemakaian
alat/
obat
kontrasepsi
pasca
persalinan.Selain itu, program P4K juga mendorong ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan, bersalin, pemeriksaan nifas dan bayi yang dilahirkan oleh tenaga kesehatan terampil termasuk skrining status imunisasi tetanus lengkap pada setiap ibu hamil. Kaum ibu juga didorong untuk melakukan inisiasi menyusu dini (IMD) dilanjutkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan ( Menkes, 2010). Upaya menurunkan AKI pada kehamilan oleh pemerintah di provinsi di Nusa Tenggara Barat (NTB) adalah dengan program “AKINO” dimana program ini bergabung dengan generasi emas dan satu paket dengan program Aksi Seribu Hari Kehidupan (ASHAR), yang sekarang mampu menekan angka kematian ibu dan bayi , yang memiliki tujuan supaya ibu pada saat melahirkan aman dan pemantauan terhadap gizi anak sampai usia 2 tahun dengan mensosialisasikan kemasyarakat dan berkerja sama dengan rumah sakit , posyandu dan puskesmas. Dan upaya pemerintah untuk menurunkan AKI dan AKB adalah dengan memperbanyak pembangunan posyandu , posyandu yang ada di provinsi NTB hingga kini sudah atau sekitar 115 unit dari total 5,766 unit posyandu yang tersebar di 10 kabupaten/ kota ( Profil NTB, 2015). Upaya yang telah dilakukan untuk menekan kematian ibu yakni dengan meningkatkan kualitas pelayanan KIA di pelayanan kesehatan dasar melalui program-program diantaranya pelayanan ANC terpadu, peningkatan kegiatan supervisi fasilitatif, penguatan menajemen program KIA di tingkat bidan desa, peningkatan kompetensi bidan dalam penanganan kasus maternal perinatal berupa pelatihan-pelatihan dan OJT/ Magang Bidan di RSUD ( Dinas Lombok barat, 2015).
4
B. Tujuan 1.Tujuan Umum Dapat melakanakan Asuhan Kebidanan pada Ny. A Hamil Trimester I Secara komprehensip. 2. Tujuan Khusus a. Melaksanakan pengkajian Asuhan Kebidanan pada ibu hamil Trimester I b. Merumuskan diagnose atau masalah Asuhan Kebidanan Pada ibu Hamil Trimester I. c. Merencanakan tindakan Asuhan Kebidanan pada ibu hamil Trimester I. d. Melaksanakan tindakan Asuhan Kebidanan pada ibu hamil Trimester I. e. Mengevaluasi Asuhan Kebidanan pada ibu Trimester I. f. Mampu memberikan asuhan kehamilan pada Ny. A dari pengkajian, mengintreprestasi data, mengidentifikasi diagnose, merencanakan tindakan, mengevaluasi dan mendokumentasikan hasil tindakan. C. Manfaat 1. Manfaat bagi mahasiswa Dengan adanya laporan tugas individu PK I Dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta pemahaman teori yang didapatkan selama proses belajar mengajar sehingga bisa menerapkan langsung pada ibu hamil sesuai dengan wewenang dan standar
Asuhan
Kebidanan serta dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bagi penulis dalam penerapan proses manajemen Asuhan Kebidanan pada ibu hamil Trimester I 2. Bagi Lahan praktik Dapat menjadi bahan masukan bagi lahan praktik dalam rangka peningkatan kualitas
pelayanan
dan
penatalaksanaan
kebidanan pada ibu hamil sesuai standar pelayanan. 5
Asuhan
3. Bagi institusi pendidikan Sebagai sumber refrensi, sumber bacaan dan bahan pengajaran terutama yang berkaitan dengan asuhan kebidanan pada ibu hamil.
6
BAB II TINJAUAN TEORI
A. KONSEP DASAR ASUHAN KEHAMILAN 1. Pengertian kehamilan Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin inta uteri mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba, 2010) Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai dengan lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari ) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Prawirohardjo, 2010). Setiap bulan wanita melepaskan satu sampai dua sel dari indung telur ( ovulasi) yang ditangkap oleh umbai umbai (fimbriae) dan masuk kedalam sel telur. Waktu persetubuhan, cairan semua tum.pah kevagina dan berjuta juta sel mani ( sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke sel telur. Pembuahan sel telur oleh sperma biasa terjadi di bagian yang mengandung dari tuba pallopi (Sunarsih, 2011). 2. Perubahan fisiologis pada kehamilan Dengan terjadi kehamilan maka seluruh system genetalia wanita mengalami perubahan yang mendasar sehingga dapat menunjang perkembangan dan pertumbuhan janin dalam Rahim. Plasenta dalam perkembangannya mengeluarkan hormone somatomamotropin, estrogen, dan progesterone yang menyebabkan perubahan pada bagian-bagian tubuh seperti: a. Uterus Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan melindungi hasil konsepsi ( janin, plasenta, amnion) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar dengan cepat selama kehamilan dan pulih kembali seperti keadaan
7
semula dalam beberapa minggu setelah persalinan ( Prawirohadjo, 2010). b. Vagina Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin berwarna merah kebiru kebiruan ( tanda chadwicks) ( Manuaba, 2010). c. Ovarium Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru juga di tunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan diovarium. Folike ini akan berfungsi maksimal selama 6 sampi 7 minggu awal kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagai penghasil progesterone dalam jumlah yang relative minimal ( Prawirohadjo, 2010). d. Payudara Mammae akan membesar dan tegang akibat
hormone
somatomamotropin, estrogen, dan progesterone, akan
tetapi
belum mengeluarkan ASI. Estrogen menimbulkan hipertropi sisytem saluran, sedangkan progesteeron menambah sel-sel asinus pada mammae. Somatomamotropi mempengaruhi pertumbuhan sel-sel asinus dan menimbulkan perubahan dalam sel-sel sehingga terjadi pembuatan
kasein,laktalbumundan
laktoglobulin.
Dengan
demikian mammae dipersiapkan untuk laktasi ( Kusmiyati dkk, 2010) e. Sirkulasi darah ibu Peredaran darah ibu di pengaruhi beberapa factor, antara lain : 1) Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin dalam Rahim. 2) Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi retroplasenter 8
3) Pengaruh hotrmon estrogen dan progeteron makin meningkat ( Manuaba, 2010). f. perubahan sistem endokrin Menurut Indrayani (2011), perubahan sistem endokrin yang terjadi pada masa kehamilan berguna untuk mempertahankan kehamilan, pertumbuhan dan perkembangan janin, persiapan tubuh untuk mengalami persalinan dan nipas. Perubahan hormone yang terjadi selama kehamilan terutama disebabkan oleh produksi estrogen dan progesterone plasenta serta hormone-hormon lain. g. Estrogen dan Progesterone Produksi estrogen plasenta terus naik selama kehamilan dan pada akhir kehamilan kadarnya kira-kira 100x sebelum hamil.Sedangkan progesterone di produksi lebih banyak dari estrogen.Pada
akhir
kehamilan
produksinya
sekitar
250
mg/hari.Progesterone menyebabkan diuresis dan penurunan tonus otot polos.Selain itu, progesterone menyebabkan penyimpanan lemak dalam jaringan subkutan di abdomen, punggung dan paha atas.Lemak tersebut berguna untuk cadangan energi pada masa kehamilan dan menyusui. Estrogen berfungsi : a) Menimbulkan hipertrofi sistem saluran payudara. b) Menimbulkan penimbunan lemak dan air serta garam sehingga payudara tampak makin membesar. c) Tekanan serat saraf akibat penimbunan lemak, air, dan garam menyebabkan rasa sakit pada payudara. Progesterone berfungsi : a)
Mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi
b)
Meningkatkan jumlah sel asinus.
9
h. Pituitary Gonadotorin FSH dan LH berada pada keadaan sangat rendah selama kehamilan, karena ditekan oleh estrogen dan progesterone plasenta. i. Kortisol Pada awal kehamilan kadar kortisol turun secara mencolok. Seiring
dengan
bertambahnya
kehamilan,
kadar
kortisol
meningkat. Fungsi kortisol untuk mempertahankan homeostasis dan meningkatkan gula darah. j. Aldosteron, Rennin dan Angiostensin Setelah minggu ke-15 kehamilan aldosteron meningkatkan besar sekali menyebabkan retensi natrium dan air. k. Prolaktin Selama berlangsungnya kehamilan terdapat peningkatan kadar prolaktin didalam plasma ibu sampai mencapai konsentrasi rata-rata 150 mg per ml sebagai akibat kenaikan sekresi estrogen terutama pada kehamilan 12 minggu karena hormone ini berperan dalam proses laktasi. l. Tiroid Selama kehamilan terdapat pembesaran tiroid yang disebabkan oleh hyperplasia jaringan kelenjar dan bertambahnya vaskularisasi.TRH dan TSH tidak meningkat. m. Paratiroid Kadar parathormon meningkat, kadar puncak terjadi antara minggu ke-15 dan ke-35 kehamilan. n.Pancreas Janin membutuhkan glukosa dalam jumlah yang signifikan untuk pertumbuhan dan perkembangannya. o. Perubahan Sistem kekebalan imun Sistem imun adalah suatu organisasi yang terdiri atas selsel dan molekul-molekul yang memiliki paranan khusus dalam
10
menciptakan suatu sistem pertahanan tubuh terhadap infeksi atau benda asing(Prawirohardjo, 2010). Ibu hamil sangat peka terhadap terjadinya infeksi dari berbagai mikroorganisme.Secara fisiologik sistem imun pada ibu hamil menurun, dan saluran kencing sehingga mempermudah terjadinya infeksi (Prawirohardjo, 2010). p. Perubahan sistem perkemihan Pada kehamilan ureter membesar untuk menampung banyaknya pembentukan urine, terutama pada ureter kanan karena peristaltic ureter terhambat karena pengaruh progesterone, tekanan rahim yang membesar dan terjadi perputaran kekanan disebabkan karna terdapat dan sigmoid di sebelah kiri. Kandung kemih atau blass pada masa kehamillan tertekan oleh uterus sehingga akan meningkatkan frekuensi buang air kecil. Trutama pada trimester I, trimester II tekanan uterus terhadap blass berkurang, karena uterus sudah mulai keluar dari rongga panggul. Dan pada trimester III sering terjadi rangsangan kembali karna bagian terendah janin turun ke rongga panggul selain itu vaskularisasi pada blass menyebabkan tonus otot turun, terjadinya hemodilusi juga menyebabkan metabolisme air meningkat sehingga pembentukan urine bertambah dan kapasitas blass sampai 1500 ml. o. Perubahan sistem pencernaan Seiring dengan kemajuan usia kehamilan lambung dan usus tergeser oleh uterus yang membesar. Pengosongan lambung dan waktu transit di usus halus menurun pada kehamilan karena faktor hormonal dan mekanis. Hal ini mungkin diakibatkan oleh progesterone dan penurunan kadar motilin, suatu peptide hormone yang diketahui mempunyai efek stimulasi otot polos (Indrayani, 2011).
11
Pirosis (nyeri ulu hati) sering terjadi pada kehamilan dan kemungkinan disebabkan oleh refluks sekret-sekret asam ke esophagus bagian bawah. Posisi lambung berubah dan sfingter esophagus bagian bawah juga menurun. Gusi dapat terjadi hipermesis dan melunak pada kehamilan serta berdarah bahkan pada cedera ringan misalnya oleh sikat gigi. Pembekakan fokal gusi yang sangat vaskuler atau disebut epulis mengalami regresi spontan setelah kelahiran. Hemorhoid cukup sering terjadi pada kehamilan. Kelainan ini disebabkan oleh konstipasi dan peningkatan tekanan pada vena-vena dibawah uterus yang membesar. p. Perubahan sistem muskuloskelatal Perubahan tubuh secara bertahap dan peningkatan berat badan wanita hamil menyebabkan postur tubuh dan cara berjalan wanita hamil berubah secara mencolok. Peningkatan distensi abdomen yang menyebabkan panggul miring kedepan, penurunan tonus otot dan peningkatan berat badan membutuhkan penyesuaian tulang.Pada wanita hamil yang telentang uterus jatuh ke belakang dan bersandar pada columna vertebralis serta pembuluh darah besar didekatnya, khususnya vena kava inferior dan aorta.Sedangkan pada saat posisi wanita hamil berdiri, sumbu longitudinal uterus sejajar dengan perpanjangan sumbu pintu atas panggul dinding abdomen menyokong uterus dan mempertahankan hubungan antara sumbu panjang uterus dengan sumbu pintu atas panggul, kecuali bila dinding tersebut cukup kendor (Indrayani, 2011). q. Perubahan sistem kardiovaskuler Ukuran jantung membesar karena ada peningkatan beban kerja yang disebabkan oleh meningkatnya curah jantung.Jantung juga dapat bergeser ke kanan dan ke kiri, serta berputar di muka karena tekanan uterus meningkat yang disebabkan oleh perkembangan uterus. Curah jantung yang meningkat mengakibatkan menurunnya sedikit daya 12
tahan tubuh. Dinding-dinding pembuluh darah mengalami relaksasi dan membesar akibat pengaruh hormon progesterone, selain itu kapasitas pembuluh darah dan kapiler juga bertambah, serta curah jantung akan bertambah sekitar 30%. Bertambahnya hemodilusi darah mulai tampak sekitar umur kehamilan 16 minggu, dan volume darah meningkat, tetapi tekanan darah cenderung akan menurun ( Sunarsih, 2011). Tekanan sistolik dan diastolic menurun 5-10 mmHg pada awal trimester I (minggu ke 12). Penurunan tekanan ini mungkin disebabkan oleh vasodilatasi perifer akibat perubahan hormonal selama masa hamil ( Ai Yeyeh, 2009). Derajat ekspansi volume darah sangat bervariasi. Volume darah meningkat 1500 ml. peningkatan mulai terjadi pada minggu ke-12 kehamilan dan mencapai puncak sekitar 30-50% diatas volume tidak hamil pada minggu ke-20 sampai ke-26 ( Ai Yeyeh, 2009). r. Metabolisme Zat Besi Zat besi diserap dari usus duabelas jari dari tablet zat besi (tambah darah) atau makanan-makanan tertentu seperti daging, hati, telur, sayur-sayuran berdaun hijau tua, ganggang laut, ubi rambat, dan buahbuahan kering. Makanan-makanan tertentu yang di makan dengan makanan yang mengandung zat besi atau suplemen zat besi mempengaruhi persentasi serapan zat besi (Indrayani, 2011). Ibu hamil normal menyerap 20% zat besi yang masuk. Teh, kopi, dan kacang-kacangan mengurangi zat-zat besi, sementara buahbuahan, sayur-sayuran dan vitamin meningkatkan penyerapan zat besi dari makanan atau suplemen (Indrayani, 2011). Pemberian tablet zat besi pada ibu hamil adalah untuk mencegah defisiensi zat besi pada ibu hamil, bukan menaikkan kadar hemoglobin. Wanita hamil perlu menyerap zat besi rata-rata 60 mg/hari, kebutuhannya meningkat secara signifikan pada trimester II karena absorbsi usus yang tinggi ( Ai Yeyah, 2009). 13
s. Perubahan sistem integument Akibat peningkatan hormon estrogen dan progesteron, kadar MSH pun meningkat. Pada terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh MSH dan pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae-gravidarum livide atau alba, areola mammae, papila mammae, linea nigra, pipih (chloasma gravidarum). Setelah persalinan hiperpigmentasi ini akan menghilang. t. Perubahan Sistem pernafasan Adaptasi ventilasi dan struktural selama hamil bertujuan menyediakan kebutuhan ibu dan janin.Kebutuhan oksigen ibu meningkat sebagai respon terhadap percepatan laju metabolik dan peningkatan kebutuhan oksigen jaringan uterus dan payudara. Peningkatan kadar estrogen menyebabkan ligament pada kerangka
iga berelaksasi
sehingga ekspansi
rongga dada
meningkat. Karena rahim membesar, panjang paru-paru berkurang. Tinggi diafragma bergeser 4 cm selama hamil. Dengan semakin tuanya kehamilan dan seiring pembesaran uterus ke rongga abdomen, pernapasan dada menggantikan pernapasan perut.Wanita hamil bernapas lebih dalam yaitu sekitar 20% keluar traktus respiratorius pada setiap tarikan napas). Karena volume tidal meningkat, sendiri. Banyak ibu yang mulai merasakan kehadiran bayinya sebagai seseorang diluar dirinya sendiri. Banyak ibu yag merasa terlepas dari kecemasan dan tidak nyaman seperti yang dirasakannya pada trimester I dan merasa meningkatnya libido. 3. Perubahan psikologis pada kehamilan a) Pada kehamilan trimester I Setelah terjadinya peningkatan hormone estrogen dan progesterone dalam tubuh, maka akan muncul berbagai macam ketidaknyamanan secara fisiologis pada ibu misalnya mula muntah, keletihan, dan pembesaran pada payudara. Hal ini akan membuat perubahan psikologis 14
seperti
membenci
kehamilannya,
merasakan
kekecewaan,
penolakan,kecemasan dan kesedihan. Pada trimester ini ibu mencari tahu secara aktif apakah benar-benar hamil dengan memperhatikan perubahan pada tubuhnya dan bila terjadi perubahan pada dirinya maka akan selalu diperhatikannya ( Hani umy dkk, 2016 ). b. Pada kehamilan trimester II Trimester II sering dikenal sebagai periode kesehatan yang baik,yakni ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala ketidaknyamanan fisik dan ukuran perut wanita belum menjadi masalah besar. Lubrikasi vagina semakin banyak pada masa ini, kecemasan, kekhawatiran dan masalah-masalah
yang seblumnya menimbulkan
ambivalensi pada wanita tersebut mereda. Perubahan dari seorang menuntut kasih sayang dari ibunya menjadi seorang yang mencari kasih sayang dari pasangannya, dan semua factor ini turut mempengaruhi peningkatan libido dan kepuasan seksual ( Hani umy dkk, 2016 ). c. Pada kehamilan trimester lll Trimester ketiga biasanya disebut periode menunggu dan waspada sebab pada saat itu ibu sudah tidak sabar menunggu kehadiran bayinya , kadang ibu merasa khawatir bayinya akanlahir sewaktu-waktu atau bahkan lahir tidak normal. Kebanyakan ibu juga berusaha melindungi dan
menghindari
bayinya
dari
orang
atau
benda
apa
saja
membahayakan bayinya ( Hani umy dkk, 2016 ). 4. Diagnosis kehamilan Untuk memastikan diagnose suatu kehamilan, dibawah penilaian terhadap beberapa tanda dan gejala kehamilan: a. Tanda dugaan kehamilan 1) Amenorea ( terlambat datang bulan). Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan folikel de graaf dan ovulasi. Dengan mengetahui hari pertama haid terakhir dengan
15
perhitungan rumus naegle, dapat ditentukan perkiraan persalinan ( Manuaba, 2010). 2) Mual muntah ( emesis). Pengaruh
estrogen dan progesterone
terjadi pengeluaran asam lambung yang berlebihan, menimbulkan mual muntah terutama pada pagi hari disebut morning sickness, akibat mual dan muntah, nafsu makan berkurang (Ai Yeyeh dkk , 2009). 3) Ngidam. Wanita hamil sering menginginkan makan tertentu, keinginan yang demikian disebut ngidam. Ngidam sering terjadi pada buylan-bulan pertama kehamilan dan akan menghilang dengan tuanya kehamilan ( Manuaba, 2010) . 4) Sinkope atau pingsan, terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala ( sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan sinkop atau pingsan. Keadaan ini menghilang setelah usia 16 minggu ( Manuaba, 2010). 5) Payudara tegang. Estrogen meningkatkan perkembangan system ductus pada payudara, sedangkan progesterone menstimulasi perkembangan
system
somatomamotrofin,
alveolar
hormone-hormon
payudara. ini
Bersama
menimbulkan
pembesaran payudara, menimbulkan perasaan tegang dan nyeri selama 2 bulan pertama kehamilan, pelebaran putting, serta pengeluaran colostrum ( Manuaba, 2010). 6) Sering miksi. Sering kencing terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada trimester kedua umumnya keluhan ini hilang karena oleh karena uterus yang membesar keluar dari rongga panggul, pada trimester ketiga gejala ioni bisa timbul lagi karena janin mulai masuk ke rongga panggul dan menekan kembali kandung kemih ( Manuaba, 2010). 7) Kontipasi kulit. Terdapat pembesaran payudaran,disertai dengan hyper pigmentasi putting susu dan aerola, ,mammae menjadi 16
tegang dan membesar,keadaan ini disebabkan pengaruh estrogen dan progesterone yang merasangan duktuli dan alveoli di mammae. Glandula montgomeri tampak lebih jelas. Pada wajah adanya melanophore stimulating harmore hipofisi anterior menyebkan pigmentasi kulit dinding perut terdapat striae li[id atau albican dan alba menjadi nigra. Pada pipi, hidung, dan dahi kadang tampak pigmen yang berlebihan dikenal sebagai kloasma gravidarum ( Manuaba, 2010). b. Tanda tidak pasti kehamilan 1) Pembesaran perut, terjadi akibat pembesaran uerus. Hal ini terjadi pada bulan keempat kehamilan. 2) Tanda hegar, adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthimus uteri. 3) Tanda goodel, adalah pelunakan serviks, pada wanita yang tidak hamil serbiks seperti ujung hidung, sedangkan pada wanita hamil melunak seperti bibir. 4) Tanda chadwick, adalah perubahan warna menjadi keuguan pada vulva dan mukosa vagina termasuk juga porsio dan serviks. 5) Tanda piscaseck. Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris, terjadi karena ovum berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah tersebut berkembang lebih dulu. 6) Kontaksi Braxton hicks, merupakan peregangan sel-sel otot uterus,
akibat
meningkatnya
actomysin
otot
uterus.
Kontraksi ini tidak menimbulkan nyeri, biasanya timbul pada kehamilan delapan minggu tetapi baru dapat diamati dari pemerikasaan abdomen pada trimester ketiga. Kontaksi ini akan terus, meningkatkan frekuensinya, lamanya dan kekuatannya mendekati persalinan.
17
7) Teraba ballottement, ketukan yang mendadak pada uterus menyebakan janin bergerak dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa. Hal ini harus ada pada pemeriksaan kehamilan karena perabaan bagian seperti janin saja tidak cukup karena bisa saja itu merupakan myoma uteri (Manuaba, 2010). c. Tanda pasti kehamilan 1) Gerakan janin dalam Rahim. 2) Terlihat/ teraba gerakan janin dan teraba bagian-bagian janin. 3) Denyut jantung janin. Didengar dengan stetoskop, alat kardio tokografi, alat Doppler. Dilihat dengan ultrasonografi. Pemeriksaan dengan alat canggih, yaitu rontgen untuk melihat kerangka janin, utrasonografi (Manuaba, 2010). 5. Ketidaknyaman dalam kehamilan a. Morning sickness ( mual muntah) Penyebab yang pasti tidak diketahui, mungkin disebabkan peningkatan kadar HCG, estrogen / progesterone, relaksasi dan otot-otot halus, perubahan dalam metabolism karbohidrat berlebihan, mekanisme kongesti inflamasi diteni pergeseran. Untuk asuhan yang diberikan yaitru hindari bau atau factor penyebab, makan biscuit atau roti sebelum bangun dari tempat tidur dipagi hari, makan sedikit tapi sering, hindari makanan yang berminyak dan berbumbu merangsang (Ai Yeyeh dkk, 2009). Menurut Manuaba,2011 mual muntah pada ibu hamil adalah hal yang normal . Penyebab dari mual muntah pada ibu hamil yaitu Produksi hormon kehamilan. Ketika sel telur yang sudah dibuahi menempel pada dinding rahim, tubuh akan memproduksi hormon human chorionic gonadotropin (HCG). Hal inilah yang diduga menyebabkan mual. Jadi, rasa mual yang muncul merupakan pertanda bahwa tubuh sedang memproduksi hormon yang dibutuhkan untuk kehamilan, Adanya peningkatan kadar hormon estrogen, Sensitivitas terhadap 18
aroma atau bau tertentu meningkat, sebagian wanita mengalami mual saat stres. b.Mengidam Terjadi setiap saat, disebabkam karena respon papilla pengecap pada hormone sedangkan pada wanita mungkin untuk mendapatkan perhatian untuk asuhan yang diberikan yaitu nasihat dan manenangkan perasaan pasien. Berikan pengertian dengan meyakinkn bahwa died yang bauk tidak akan terpengaruh oleh makanan yang tidak sehat ( Ai Yeyeh dkk, 2009). c. Keputihan Disebabkan hyperplasia mukosa vagina, peningkatan produksi lendir dan kelenjar endocervikal sebagai akibat dari peningkatan kadar estrogen. Untuk asuhan yang diberikan yaitu meningkatkan kebersihan dengan mandi setiap hari, memakai pakaian dalam yang terbuat dari katun bukan nilon, menghindari pencucian vagina dan mencuci vagina dengan sabun dari arah depan ke belakang ( Ai Yeyeh dkk, 2009). d.Konstipasi Terjadi pada bulan-bulan terakhir, dan disebabkan karena progesterone dan usus yang tertekaan oleh Rahim yang membesar, atau bisa juga karena efek dari terapi tablet zat besi. Asuhan yang diberikan dengan nasihat makan tinggi serat, buah dan sayuran,ekstra cairan, hindari makanan berminyak dan anjurkan olahraga tanpa paksa ( Ai Yeyeh dkk, 2009). e. Insomnia Karena tertekan pada kandung kemih,pruritis, kekhawatiran, gerakan janin yang sering menendang, kram. Asuhan yang diberikan mengubah suhu dan suasana kamar menjadi sejuk dengan mengurangi sinar masuk atau mengurangi kagaduhan. Sebaiknya tidur miring ke kiri atau kekanan dan diberi ganjalan pada kaki, serta mandilah air hangat sebelum tidur yang akan menjadikan ibu lebih santai dan
19
mengantuk, minum suss sebelum tidur juga membantu ( Ai Yeyeh dkk, 2009). f. Buang air kecil yang sering Keluhan dirasakan oada trimester satu dan trimester ketiga disebabkan karena tekanan uterus pada kandung kemih, nocturia akibat eksresi sodium yang meningkat bersamaan dengan terjadinya pengeluaran air. Untuk asuhan yang diberikan yaitu kosongkan saat terasa dorongan untuk kencing,perbanyak minum pada siang hari,batasi minum kopi,the,coal,dengan caffeine ( Ai Yeyeh dkk, 2009). 6. Ante natal care a. Pengertian Ante Natal Care Pelayanan Ante Natal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, perawat) untuk ibu selama masa kehamilannya. b.Tujuan Ante Natal Care 1. Membantu ibu dan keluarga untuk mempersiapkan kelahiran 2. Membantu ibu, keluarga dan masyarakat untuk mempersiapkan kelahiran dalam keadaan darurat dan terjadi komplikasi 3. Mendeteksi dan mengobati komplikasi-komplikasi yang timbul selama kehamilan yang bersifat medis, bedah, atau obstetrik. 4. Meningkatkan dan memantapkan kesehatan fisik, mental dan social ibu serta bayi dengan menyediakan pendidikan, suplementasi serta imunisasi. 5. Membantu mempersiapkan ibu untuk pemberian ASI yang lancar, menjalani masa nifas yang normal, serta menjaga kesehatan anak secara fisik, psikologis dan social. 7. Pemeriksaan pada ante natal care a. Data Objektif. Data obyektif adalah data yang diperoleh mulai pemeriksaan fisik pemeriksaan dalam, pemeriksaan laboratorium dan penunjang. 20
1.Pemeriksaan umum
Kesadaran
: Composmentis
Keadaan Umum
: Baik
Tekanan Darah
: 120/80 mmHg
Denyut Nadi
: 84 – 88 kali/menit
Pernafasan
: 16-24 kali/menit
Suhu
: 36,5 – 37,5oC
BB sebelum hamil
:
Berat badan
: Naik kurang lebih 6,5 – 16,5 kg rata-rata
12,5 kg (Sarwono,2011) a. Berat badan Untuk mengetahui berat badan ibu sebelum dan selama hamil.Sebaiknya kenaikan berat badan pada ibu hamil adalah antara 9-13,5kg.c.Tinggi BadanUntuk mengetahui berapa tinggi badan ibu.Ibu hamil dengan tinggi badan terlalu pendek ≤ 145 cm memungkinkan adanya panggulsempit. b. LILA Untuk mengetahui status gizi ibu hamil. Normalnya LILA adalah ≥23,5 cm. c. TTV 1.Tekanan Darah: Untuk mengetahui normal atau tidaknya tekanan darah ibu, normalnya 90/60 mmHg – 130/90mmHg.Kenaikan systole tidak boleh ≥ 30 mmHgdan diastole tidak boleh ≥ 15 mmHg. 2.Nadi: Untuk mengetahui jumlah denyut nadi ibu dalam satu menit.Normalnya adalah 60-100 kali permenit. 3. Pernafasan Untuk mengetahui frekuensi pernafasan ibu dalam satu menit. Normalnya adalah 18-24 kali permenit.4 21
4.Suhu: Untuk mengetahui normal tidaknya suhu ibu. Normalnya adalah 36ºC-37 ºC. Menurut Prawirohardjo, Frekuensi nadi normal 60-90 x/m , Frekuensi pernapasan normal dalam kehamilan sekitar 20-40 x/m , suhu normal selama kehamilan adalah 36,5-37,5 derajat celcius, kenaikan berat badan normal selama kehamilan adalah 9-12 kg, dimulai pada trimester satu sampai trimester tiga.
2.Pemeriksaan fisik Inspeksi a. Kepala: bentuk kepala oraktosefalus, bersih, rambut hitam, tidak rontok,tidak ada kutu dan ketombe. b.Muka -Trimester I
: ada cloasma gravidarum, konjungtiva merah muda,sclera putih, oedema tidak ada, mulut bersih, gigi tidak karies.
-Trimester II
: konjungtiva merah muda, selera putih, tidak ada odema, gigi tidak karies.
-Trimester III
: Konjungtiva merah muda, selera putih, tidak ada odema.
c. Mata: Mata simetris, konjungtiva berwana merah muda, sklera berwarna putih, tidak ada bintik bitot, tidak ada katarak, tidak ada kelainan sepertistrabismus. d. Hidung : Hidung simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada pengeluaran sekret, cairan ataupun darah, tidak ada pembesaran polip. 22
e. Telinga : Telinga simetris, keadaan bersih, tidak ada pengeluaran sekret,nanah ataupun darah, membran timpani berwarna putih dan tes pendengaran positif. f. Mulut: Keadaan bersih, tidak kering, warnanya merah muda, lidahtidak kotor, palatum bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada kelainan sepertilabio palato skisis dan labio skisis, tidak ada perdarahan dan pembengkakan pada gusi. g. Gigi: Gigi bersih, tidak ada karies gigi dan tidak ada karang gigi. h. Leher Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid i. Dada Trimester I : hiperpigmentasi pada putting susu dan areola, putting bersih dan menonjol, tidak ada massa, colostrums, montgometri terlihat jelas Trimester II : putting bersih dan menonjol, tidak ada massa, colostrums sudah keluar Trimester III : putting bersih dan menonjol, colostrums sudah keluar. j. Abdomen Perut terlihat membesar, striae livida pada primigravida dan striae albican pada multigravida, hiperpigmentasi pada linea alba menjadi linea nigra, bekas luka tidak ada
Bentuk dan ukuran abdomen
Parut bekas operasi
Tanda-tanda kehamilan 23
Gerakan janin
Varises atau pelebaran vena
Hernia Edema (Prawirohardjo, 2009 )
k. Ekstremitas Atas
: tidak / ada oedema, pucat pada kuku
Bawah
: tidak ada oedema, tidak ada varises
l. Genitalia - Vulva dan vagina
: tidak ada varises, tidak ada kondiloma lata,
dan tidak ada kondiloma akuminata, tidak ada infeksi bartolini, tidak ada infeksi skene, tidak ada kemerahan. - Perineum
: tidak ada bekas luka
m. Palpasi Petugas mengahadap ke ibu / klienMenekuk kedua kaki ibu / klien Pemeriksaan Obstetrik Gambar 1 Palpasi abdomen
24
Gambar 2 Leopold I
Untuk menentukan tinggi fundus uteri, menentukan usia kehamilan, menentukan bagian janin yang ada pada fundus uteri. Cara : Petugas menghadap kemuka ibu, uterus dibawa ketengah, tentukan tinggi fundus uteri dan bagian apa yang terdapat didalam fundus Hasil : jika kepala teraba benda bulat dan keras, jika Bokong teraba tidak bulat dan lunak.
Gambar 3 Leopold II
Untuk menetukan bagian yang ada di
samping uterus,
menetukan letak. Cara : uterus didorong kesatu sisi sambil meraba bagian janin yang berada disisi tersebut dengan cara yang sama pada sisi uterus yang lain.
25
Hasil : punggung janin teraba membujur dari atas kebawah pada letak kepala. Pada letak lintang dapat ditemukan kepala.
Gambar 4 Leopold III
Menentukan bagian janin yang berada di uterus bagian bawah. Cara : tangan kanan diletakan diatas simfisis dengan ibu jari disebelah kanan ibu dengan empat jari lainnya disebelah kiri ibu sambil meraba bagian bawah tersebut. Hasil :teraba kepala/bokong/bagian kecil janin.
Gambar 5 Leopold IV :
Menetukan seberapa jauh bagian terendah bagian janin masuk ke dalam panggul. Divergen sudah masuk PAP dan Convergen belum masuk PAP.
26
Cara : tangan menelusuri dari atas fundus sampai bagian terbawa janin. a. Cara menghitung berat badan janin dalam kandungan : Menghitung perkiraan berat badan janin (PBBJ) menurut cara Jonson : 1) Bila bagian terendah janin masuk pintu atas panggul: 2) PBBJ = ( TFU –11 ) x 155 3) Bila bagian terendah janin belum masuk pintu atas panggul : 4) PBBJ = ( TFU – 12 ) x 155 b. Cara menentukan umur kehamilan : Tinggi fundus dalam cm (dengan cara Mc. Donald) atau menggunakan jari – jari tangan sesuai dengan usia kehamilan (menurut Leopold) :
Gambar 6 Pemeriksaan Fundus Uteri Untuk Menentukan Usia Kehamilan 1) Menentukan umur kehamilan dengan Leopold Umur kehamilan
TFU
Keterangan
8 minggu
Blm teraba
Sebesar telur bebek
27
12 minggu
3 jari atas simfisis
Sebesar telur angsa
16 minggu
½ pusat – simfisis
Sebesar kepala bayi
20 minggu
3 jari bawah pusat
-
24 minggu
Sepusat
-
28 mgg
3 jr ats pusat
-
32 minggu
½ pusat – Px
-
36 minggu
1 jr di bwh Px
Kepala masih berada di atas pintu panggul.
40 minggu
3 jr bwh Px
Fundus uteri turun kembali, karena kepala janin masuk ke rongga panggul.
2) Menentukan umur kehamilan dengan Mc. Donald 20 = 5 bulan 23 = 6 bulan 26 = 7 bulan 30 = 8 bulan 33 = 9 bulan Di bawah ini ukuran tinggi fundus uteri dalam cm dikaitkan dengan umur kehamilan dan berat badan bayi sewaktu dilahirkan : Bila pertumbuhan janin normal maka tinggi fundus uteri pada kehamilan pada 28 minggu 25 cm, pada 32 minggu 27 cm dan 36 minggu 30 cm. pada kehamilan 40 minggu fundus uteri turun kembali dan terletak kira-kira 3 jari bawah Px, hal ini disebabkan oleh kepala janin yang pada primigravida turun dan masuk ke dalam rongga panggul. (Wiknjosastro, 2011)
28
2. Tatalaksana asuhan antenatal trisemester III Menurut kemenkes RI dalam buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan (2013) tatalaksana asuhan antenatal pada kehamilan trimester III terdiri dari : a) Anamnesis - Catatan pada kunjungan sebelumnya - Keluhan yang dialami selama hamil b) Pemeriksaan fisik umum - Keadaan umum - Tekanan darah - Suhu tubuh - Berat badan - Gejala anemia (pucat, nadi cepat) - Edema - Tanda bahaya lainnya (sesak, perdarahan, dan lain-lain) - Pemeriksaan terkait masalah yang ditemukn pada kunjungan sebelumnya c) Pemeriksaan fisik obtetric - Tinggi fundus - Pemeriksaan obtetri manuver leopold - Denyut jantung janin d) Pemeriksaan penunjang - Kadar Hb e) Imunisasi, suplementasi, dan KIE - Zat besi dan asam folat - KIE. (Kemenkes, 2013) 3. Mengajarkan untuk sujud dan mengepel jongkok dapat melatih otot dasar panggul dan diafragma : posisi jongkok dapat melatih otot dasar panggul dan diafragma. Hal ini ditunjukkan dengan dinding perut dan diafragma menekan fundus sehingga memastikan panggul lebar. Mengurangi rasa sakit dan hambatan persalinan posisi 29
jongkok dapat mengurangi kendala dan rasa sakit selama proses persalinan. Dengan demikian, posisi jongkok dapat dikatakan sebagai posisi yang paling tepat dan alami untuk proses persalinan. Memperkuat otot paha dan perut otot paha dan perut yang kuat dapat membantu posisi bayi mendekati jalan lahir dan mendorong bayi untuk keluar secara alami saat lahir sehingga bermanfaat memperlancar proses persalinan normal. Meningkatkan elastisitas jalan lahir latihan jongkok bermanfaat meningkatkan elastisitas jalan lahir terbuka lebih lebar. Dengan begitu, kemungkinan melahirkan dengan normal tanpa alat bantu akan semakin besar. (Ai Yeyeh, 2009) 4. Ultrasonografi (USG) 5. Adalah pemeriksaan dalam bidang penunjang diagnostik yang memanfaatkan gelombang ultrasonik dengan frekuensi yang tinggi dalam menghasilkan imajing, tanpa menggunakan radiasi, tidak menimbulkan rasa sakit (non traumatic), tidak menimbulkan efek samping (non invasif). Selain itu ultrasonografi relatif murah, pemeriksaannya
relatif
cepat,
dan
persiapan
pasien
serta
peralatannya relatif mudah. Gelombang suara ultrasonik memiliki frekuensi lebih dari 20.000 Hz, tapi yang dimanfaatkan dalam teknik ultrasonografi (kedokteran) gelombang suara dengan frekuensi 1-10 MHz. Manfaat USG pada Trimester III : - Menilai kesejahteraan janin. - Mengukur biometri janin untuk taksiran berat badan. - Melihat posisi janin dan tali pusat. - Menilai keadaan plasenta. 8. Kebutuhan gizi pada ibu hamil Menurut Sulistyawati , 2011 standar minimal untuk ukuran lingkar lengan atas oada wanita dewasa atau usia reproduksi adalah 23,5 cm,jika ukuran LILA kurang dari 23,5 cm maka interpretasinya adalah kurang energy kronis ( KEK) atau pemenuhan kebutuhan gizi berkurang. 30
Status gizi ibu hamil yang kurang baik sebelum dan selama kehamilan merupakan penyebab utama dari berbagai persoalan kesehatn yang
seriua
pada
ibu
dan
bayi,yang
berakibat
terjadinya
anemia,abortus,inersia uteri, perdarahan pasca persalinan, bayi lahir dengan berat banda rendah,kelahiran premature serta kematian neonatal dan perinatal. Kebutuhan makanan pada ibu hamil mutlak harus dipenuhi dengan meningkatkan asupan energinya sebesar 285 kkal per hari, tujuannya untuyk memasok kebutuhan ibu dalam memenuhi kebutuhan janin. Kurang energy kronis ( KEK) itu sendiri disebabkan kurangnya kebutuhan akan protein, sedangkan kebutuhan protein pada ibu
hamil
mengalami
peningkatan
sebanyak
68%
sehingga
menambahkan asupan protein menjadi 12% per hari atau 75 sampai 100 gram, sumber protein yang baik daging tak berlemak , ikan,telur dan susu ( Sulistyawati, 2011).
9. Tanda bahaya dalam kehamilan a. Perdarahan pervaginam Perdarahan vagina dalam kehamilan adalah normal, pada awal kehamilan mungkin ibu akan mengalami perdarahan yang sediki atau spotting disekitar waktu haid pertama terlambat. Perdarahan ini dinamakan perdarahan inmplatasi dan normal. Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah yang merah,perdarahan yang banyak atauperdarahan yang sangat menyakitkan. Perdarahan ini dapat berrati abortus, kehamilan mola,ataukehamilan ektopik ( Hani umy dkk, 2011). 1. Abortus imminens Jenis abortus tingkat permulaan merupakan suatu ancaman, ditandai dengan perdarahan pervaginam,ostium uteri masih tertutup dan hasi konsepsi masih baik dalam kandungan. Diagonis abortus imminens biasanya diawali dengan keluhan perdarahan pervaginam pada iumur kehamilan kurang dari 20 minggu. 31
Penderita mengaluh mulas sedikit ataupun tidak ada keluhan sama sekali kecuali perdarahan pernaginam ( Prawirohardjo, 2010). 2.Abortus insipiens Abortus yang sedang mengancam, ditandai dengan serviks yang telah medatar dan ostium uteri telah membuka, akan tetapi hasil konsepsi masih dalam cavum uteri dan dalam prosen pergeluaran. Penderita akan merasa mulas karena adanya kontraksi yang sering dan kuat, perdarahannya terus bertambah sesuai pembukaan serviks uterus dan umur kehamilan ( Prawirohardjo, 2010). 3. Abortus inkomplet Didiagnosa apabila sebagian dari hasil konsepsi telah lahir atau teraba pada vagina,tetapi sebagian tertinggal. Perdarahan biasanya
terus
berlangsung,
banyak
dan
membahayakan
ibu.Serviks terbuka karena ada benda didalam Rahim yang dianggap sebagai benda asing ( Prawirohardjo, 2010). 4.Abortus komplet Hasil konsepsi lahir dan lengkap pada keadaan ini curettage tidak perlu dilakukan . perdarahan segera berkurang setelah isi Rahim dikeluarkan dan selambat-lambatnya dalam 10 hari perdarahan akan terhenti sama sekali, karena dalam masa ini luka Rahim telah sembuh danepitelisasi telah selesai,serviks dengan menutup kembali ( Prawirohardjo, 2010). 5.Kehamilan ektopik terganggu Kehamilan ektopik adalah kehamilan diluar uterus.Tuba fallopi merupakan tempat yang sering terjadinya implantasi kehamilan
ektopik.
Tanda
dan
gejalanya
bermaca-macam
tergantung dengan pecah atau tidaknya kehamilan tersebut ( Hani umy dkk, 2011).
32
6.Mola hidatidosa Merupakan
penyimpangan
pertumbuhan
dan
perkembangan kehamilan yang tidak disertai janin dan seluruh vili korealis mangalami perubahan hidrofik. Terdapat beberapa kejadian, sebagian janin dapat tumbuh dan berkembang bahkan sampai aterm, keadaan tersebut dinamakan mola hidatidosa parsialis ( Manuaba, 2010). b. Hipertensi gravidarum Hipertensi dalam kehamilan termasuk hipertensi kronik meningkatnya tekanan darah sebelum usia kehamilan 20 minggu. Neyri kepala, kejang, dan hilangnya kesadaran sering berhubungan dengan
hipertensi
dalam
kehamilan.
Keadaan
ini
yang
mengakibatkan kejang adaalah epilepsy, malaria, trauma kepala, meningitis, dan ensevalitis ( Hani umy dkk, 2011). c. Sakit kepala yang hebat Sakit kepala yang sangat fatal adalah sakit kepala hebat, yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat.Bahkan dapat menimbulkan penglihatan kabur atau berbayang. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari preeklamsia ( Ai Yeyeh, 2009) d. Bengkak pada muka atau tangan Hampir sebagian ibu hamil akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya muncul sore hari dan hilang setelah beristirahat atau meletakkan kaki lebih tinggi. Bengkak dapat menjadi masalah serius jika muncul padapermukaan muka dan tangan, tidak hilang setekah beristirahat, dan diikuti keluhan fisik yang lain. Hal ini bisa merupakan pertanda anemia, gagal jantung,atau preeklamsia ( Hani umy dkk , 2011). e. Bayi kurang bergerak seperti biasa Ibu mulai merasakan gerakan bayinya pada bulan kelima atau keenam, beberapa ibu dapat merasakan gerakkan bayinya 33
lebih awal. Jika bayi tidur gerakkannya akan melemah. Bayi harus bergerak sedikitnya 3 kali dalam waktu 3 jam. Gerakkan bayi akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik ( Ai Yeyeh , 2009). 10. Program Perencanaan Persalinan dan pencegahan Komplikasi (P4K) Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) adalah kegiatan yang di fasilitasi oleh bidan dalam rangka meningkatkan peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan dalam menghadapi kemungkinan terjadinya komplikasi pada saat hamil, bersalin dan nifas, termasuk perencanaan menggunakan metode Keluarga Berencana (KB) pasca persalinan dengan menggunakan stiker P4K sebagai media pencatatan sasaran dalam rangka meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir (Depkes RI, 2009). P4K menggunakan stiker adalah terobosan percepatan penurunan angka kematian ibu. Stiker P4K berisi data tentang nama ibu hamil, taksiran persalinan, penolong persalinan, tempat persalinan, pendamping persalinan, transportasi yang digunakan dan calon donor darah (Depkes RI, 2009). Program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi melalui pemasangan stiker pesalinan pada semua rumah ibu hamil. Orientasi stiker P4K untuk pengelola program dan stakeholder terkait di tingkat Provinsi, Kabupaten atau Kota dan puskesmas. Sosialisasi di tingkat desa kepada kader, dukun, tokoh agama, tokoh masyarakat, PKK serta lintas sektor di tingkat desa, pertemuan bulanan di tingkat desa (forum desa siaga, forum KIA, pokja psyandu, dll) yang melibatkan kepala desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, kader dengan difasilitas oleh bidan desa, yang dipimpin oleh kades membahas tentang pendataan ibu hamil di wilayah desa membahas dan menyepakati calon donor darah, transportasi dan pembiayaan jamkesmas serta tabulin (Depkes RI, 2009).
34
Pada tahun 2007 menteri kesehatan menerangkan P4K (program perencanaan
dan
pencegahan komplikasi)
dengan
stiker
yang
merupakan “upaya terobosan” dalam percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir melalui kegiatan peningkatan akses dan kualitas
pelayanan,
yang
sekaligus
merupakan
kegiatan
yang
membangun potensi masyarakat, khususnya kepedulian masyarakat untuk persiapan dan tindakan dalam menyelamatkan ibu dan bayi baru lahir (Depkes RI, 2009).
B. KONSEP MANAJEMEN KEBIDANAN Menurut Helen Varney (2009), manajemen kebidanan adalah proses pemecahan
masalah
yang
digunakan
sebagai
metode
untuk
mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien. Manajemen kebidanan menyangkut pemberian pelayanan yang utuh dan menyeluruh dari kepada kliennya, yang merupakan suatu proses manajemen kebidanan yang diselenggarakan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas melalui tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang disusun secara sistematis untuk mendapatkan data, memberikan pelayanan yang benar sesuai dengan keputusan tindakan klinik yang dilakukan dengan tepat, efektif dan efisien Standar 7 langkah Varney, yaitu : a. Langkah 1 : Pengkajian Pada langkah ini bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien, untuk memperoleh data dapat dilakukan dengan cara: 1). Data subjektif Yang menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa. Yang termasuk data subjektif antara lain: biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat
35
kehamilan, persalinan & nifas, biopsikologi spiritual, pengetahuan klien. 2). Data objektif Yang menggambarkan pendokunentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium test diagnostic lain yang dirumuskan dalam data fokus. Data objektif terdiri dari pemeriksaan fisik yang sesui dgn kebutuhan & pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi), Pemeriksaan penunjang (laboratorium, cacatan baru dan sebelumnya). Bila klien mengalami komplikasi yang perlu di konsultasikan kepada dokter dalam penatalaksanaan maka bidan perlu melakukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter. Tahap ini merupakan langkah awal yang akan menentukan langkah berikutnya, sehingga kelengkapan data sesuai dengan kasus yang di hadapi akan menentukan proses interpretasi yang benar atau tidak dalam tahap selanjutnya, komprehensif
sehingga meliputi
dalam data
pendekatan subjektif,
ini
objektif
harus
yang
dan
hasil
pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan kondisi/masukan klien yang sebenarnya dan valid. Kaji ulang data yang sudah di kumpulkan apakah sudah tepat, lengkap dan akurat. b. Langkah II: Merumuskan Diagnosa/Masalah Kebidanan Potensial Pada langkah ini identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi yang akurat atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik. Rumusan diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena masalah tidak dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan penanganan. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita yang diidentifikasioleh bidan sesuaidengan hasil pengkajian. Masalah juga sering menyertai diagnosa. Diagnosa
36
kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan. c. Langkah III: Mengantisipasi Diagnosa/Masalah Kebidanan Pada langkah ini mengidentifikasi masalah potensial atau diagnose potensial berdasarkan diagnosa/masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Pada langkah ketiga ini bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi masalah potensial tidak hanya merumuskan masalah potensial yang akan terjadi tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosa potesial tidak terjadi. d. Langkah IV: Menetapkan Kebutuhan Tindakan Segera Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan/dokter dan/untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses penatalaksanaan kebidanan. Jadi, penatalaksanaan bukan hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja tetapi juga selama wanita tersebut bersama bidan terus-menerus. Pada penjelasan diatas menunjukkan bahwa bidan dalam
melakukan
tindakan
harus
sesuai
dengan
prioritas
masalah/kebutuhan yang dihadapi kliennya. Setelah bidan merumuskan tindakan yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi diagnosa/masalah potensial pada langkah sebelumnya, bidan juga harus merumuskan tindakan emergency/ segera untuk segera ditangani baik ibu maupun bayinya. Dalam rumusan ini termasuk tindakan segera yang mampu dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau yang bersifat rujukan. Apabila diagnosa/masalah potensial: tidak ada, maka dalam menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, seperti:
Mandiri
Kolaborasi
Rujukan
37
e. Langkah V: Merencanakan Asuhan Secara Menyeluruh Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan penatalaksanaan terhadap masalah atau diagnosa yang telah teridentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa-apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari masalah yang berkaitan tetapi juga dari krangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan konseling dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial ekonomi-kultural atau masalah psikologi. Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu oleh bidan dan klien agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien juga akan melaksanakan rencana tersebut. Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan dilakukan klien.
f. Melaksanakan perencanaan Pada langkah ini, rencana asuhan manyeluruh dilakukan dengan efisien dan aman. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan. Dalam situasi ketika bidan berkolaborasi dengan dokter untuk menangani klien yang mengalami komplikasi, bidan tetap bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana bersama yang menyeluruh tersebut. g. Langkah VII: Evaluasi Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benarbenar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasidi dalam diagnosa dan masalah. 38
BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny.”A” DENGAN KEHAMILAN NORMAL TRIMESTER I DI PUSKESMAS KEDIRI LOMBOK BARAT
Tanggal pengkajian : Kamis, 03 Januari 2019 Jam
: 09:35
Tempat pengkajian : Ruang KIA Puskesmas Kediri A. PENGKAJIAN DATA I. DATA SUBJEKTIF a.Identitas Nama pasien : Ny. A
Nama suami
: Tn. R
Umur
: 23 Tahun
Umur
: 25 Tahun
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Suku/bangsa : Sasak/Indonesia
Suku /bangsa : Sasak/Indonesia
Pendidikan
: Perguruan tinggi
Pendidikan
: Perguruan tinggi
Pekerjaan
: Guru
Pekerjaan
:PNS
Alamat
: Kediri
Keluhan utama / alasan kunjungan Ibu mengatakan datang kepuskemas dengan keluhan mual muntah alasan datang inginkonsultasi. b. Riwayat keluhan utama Ibu datang ke puskesmas tanggal 3 januari 2019 pukul 08.00 wita mengatakan hamil pertama, usia kehamilan 3 bulan datang dengan keluhan mual muntah 3 kali sehari sejak tanggal 1 januari 2019, b. Riwayat menstruasi Menarche
: 14 tahun/teratur
Dismenorea
: Tidak ada
Siklus
: 28 hari
Flour albus
: Kadang- kadang
: 6-7 hari
HPHT
: 06 Oktober 2018
Lama
39
c. Status perkawinan Berapa kali menikah
: Ibu mengatakan ini pernikahan yang
pertama Umur pertama kali menikah : Suami : Ibu mengatakan 25 tahun Istri : Ibu mengatakan 23 tahun Lama : 1 (satu) Tahun d. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas, anak yang lalu Perka
Keha
U
Jenis
winan milan
K
Persal at
no
no
inan
Temp
Penolo
Penyulit
BB
Jenis
Usia
K
ng
Hami
Bers Nifa
L
Kelami
anak
B
l
alin
s
-
-
-
-
-
Persal
Ket
n
inan
1
Keha
-
-
-
-
-
-
-
milan saat ini
e. Riwayat kehamilan sekarang Usia Kehamilan
: Ibu mengatakan usia 3 bulan
Gerakan Janin
: Ibu mengatakan belum merasakan gerakan janin
ANC
: Ibu mengatakan 1 kali di puskesmas dan ke rumah sakit , Puskesmas dan posyandu
40
Tgl Keluha
Teka Bera
Umur
nan
t
kehamil k
Sekaran Dara
Bad
an
g
h
an
30/
Mual
100/
11/
,munta
60
18
h
n
45
Leta
TF
DJ
Kaki
Hasil
Tind
Nasi
U
J
bengk
Pemeriks
akan
hat
ak
aan
Hb:11,7
-
-
Pu:-
Asa
Kura
Gds:80
m
ngi
Ves:NR
folat
kerja
Hbsag:
-
berat
-
Dun
-
p
nutri
janin
Lab. 8 mgg
-
BT
-
-
si bum il
Tanda bahaya/penyulit
: Ibu mengatakan tidak ada penyulit
Obat /jamu yang dikonsumsi : Ibu mengatakan tidak pernah Imunisasi TT
: Pernah ,TT1 (21-08-2018) satu kali
Perawatan payudara
: Ibu mengatakan tidak pernah
Senam hamil
: Ibu mengatakan tidak pernah
Kekhawatiran khusus
: Ibu mengatakan khawatir karena takut
menghadapi kehamilannya
Kepercayaan selama hamil
: Tidak ada
Rencana KB
: Ibu mengatakan ingin menggunakan KB
suntik f. Riwayat kesehatan keluarga Riwayat keturunan kembar
: Ibu mengatakan ada
Penyakit menular/keturunan
: Ibu mengatakan tidak ada 41
g. Riwayat kesehatan yang lalu Penyakit menular/keturunan
: Ibu mengatakan tidak ada penyakit
menular seperti (PMS,TBC,Hepatitis,HIV/AIDS ) , penyakit menurun seperti (DM,ASMA,hipertensi) j. Riwayat biopsikososial spiritual Sebelum Hamil
Selama Hamil
Frekuensi
2-3 x sehari
2 x sehari
Porsi
2-3x sendok nasi/porsi
1 sendok nasi/porsi
Komposisi
Nasi, lauk, sayur
Nasi, lauk sayur
Frekuensi
6-7 gelas/hari
7-8 gelas/hari
Porsi
250 ml/gelas
250 ml/gelas
Komposisi
Air putih
Air putih
Frekuensi
2x sehari
1x dalam 3 hari
Konsentrasi
Tidak keras
Keras
Keluhan
Tidak ada
Tidak ada
Frekuensi
6-7x sehari
8-9x sehari
Keluhan
Tidak ada
Sering kencing
a. Pola Nutrisi 1. Makan
2. Minum
b. Pola Eliminasi 1. BAB
2. BAK
c. Istirahat/tidur
Pukul
21.00-05.00 Pukul
WITA
WITA
Mandi
2x sehari
2x sehari
Ganti pakaian
2x sehari
2x sehari
Ganti pakaian dalam 2x sehari
2x sehari
22.00-05.00
d. Personal Hygiene
Keramas
2x seminggu
42
2x seminggu
1.
Komunikasiverbal
: Lancar
2.
bahasa
:Indonesia,sasak
3.
Keadaan emosional
: Kooperatif
4.
Hubungan dengan keluarga
: Akrab
5.
Hubungan dengan orang lain
: Akrab
6.
Proses berfikir
: Terarah
7.
Ibadah/spiritual
: Patuh
8.
Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan
: Senang
9.
Dukungan keluarga
:Sangat
mendukung
(mengantar ibu memeriksa kehamilannya di puskesmas) 10. Pengambil keputusan dalam keluarga
: Suami
11. Beban kerja dan kegiatan sehari-hari
: Guru (Mengajar)
12. Tempat dan petugas yang diinginkan untuk bersalin :Puskesmas bidan 2. DATA OBJEKTIF a. Pemeriksaan Fisik 1.
Keadaan umum
: Baik
2.
Kesadaran
: Composmentis
3.
Tanda-tanda vital Suhu
: 36,50C
Nadi
: 80 kali/menit
Pernafasan
: 20 kali /menit
Tekanan darah
: 100/80 mmHg
Berat badan saat ini
: 49 kg
Berat badan sebelum hamil: 45 kg
4.
Tinggi badan
:160 cm
LILA
: 24 cm
HPL
: 13 Juli 2019
Kepala 43
dan
Inspeksi
:Hitam, bersih, tidak mudah rontok, tidak
berketombe. Palpasi 5.
:Tidak ada nyeri tekan
Wajah Inspeksi
:Bersih,tidak ada chloasma,tidakpucat,tidak odema.
Palpasi 6.
: Tidak ada nyeri tekan
Mata Inspeksi
:Tidak ada odema, sklera
putih, dan
konjungtiva merah muda. 7.
Telinga Inspeksi
8.
:Normal, simetris, dan bersih.
Hidung Inspeksi
:Bersih, tidak ada secret dan benjolan,tidak ada polip
Palpasi 9.
:Tidak ada nyeri tekan .
Mulut dan gigi Inspeksi
:Bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada
caries. 10. Leher Inspeksi
:Tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tyroid dan vena jugularis
Palpasi
:Tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri
tekan 11. Payudara Inspeksi
: Simetris, bersih , putting susu menonjol.
Palpasi
:Tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri
tekan
44
12. Abdomen Inspeksi
:Terdapat striae gravidarum,
tidak ada
bekas luka operasi Kontraksi
:Tidak ada
palpasi Leopold I
: TFU 3 diatas simpisis atau teraba ballotement
Leopold II
:Tidak dilakukan
Leopold III
:Tidak dilakukan
Leopold IV
:Tidak dilakukan
Auskultasi
:Tidak dilakukan
13. Ekstremitas atas
:Tidak
ada
pembengkakan
dan
pergerakantidak kaku dan kuku tidak pucat 14. Etermitas bawah
: Tidak terjadi pembengkakan, tidak ada
varises, kuku tidak pucat 15. Pemeriksaan penunjang ( Tanggal 30-11- 2018) : o HB: 11,7 gr o PU: (-) o GDS: (-) o HBSAG: (-)
h. INTERPRETASI DATA DASAR Diagnosan ibu
: Ny “A” G1P0A0H0 UK: 12 minggu 5 hari KU ibu baik
Diagnose janin
: tunggal, hidup,Intra uteri, presentasi kepala k/u janin baik.
DS
: Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama, tidak pernah mengalami keguguran, umur kehamilan 3 bulan ibu mengeluh mual muntah dan ibu tidak mempunyai penyakit menular dan keadaan ibu baik, HPHT: 06-10-2018. 45
DO
:
Ku ibu dan janin baik
TD
:110/80 mmHg
N
: 80x/menit
R
: 20x/menit
S
: 36,5 ºC
Djj
: 140x/menit.
HPL
:26 November 2018
Abdomen
:
Palpasi Leopold 1 TFU : 3 DiatasSimpisis, Teraba Ballottement. i. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL Diagnosa/Masalah Potensial : Tidak ada j. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA Mandiri
: Tidak ada
Kolaborasi
: Tidak ada
Rujukan
: Tidak ada
k. RENCANA ASUHAN MENYELURUH Hari/Tgl
: kamis, 03 januari 2019
Waktu
: 09.45 Wita
1.
Beritahu hasil pemeriksaan
2.
Beritahu ibu tentang nutrisi ibu hamil
3.
Beritahu ibu untuk istirahat yang cukup
4.
Beritahu ibu tentang perubahan fisik dan ketidak nyamanan pada TM I
5.
Beritahu ibu tentang terapy obat SF dan B complex
6.
Beritahu ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan TM I
7.
Beritahu ibu untuk jadwal kunjungan ulang 46
l. PELAKSANAAN ASUHAN MENYELURUH Hari/Tgl
: Kamis, 03 Januari 2019
Waktu
: 09.55 Wita
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan yaitu keadaan ibu baik-baik saja dan usia kehamilan ibu 12-13 minggu. TD:100/80 mmHg, N:80x/menit, R,20x/menit , S : 36,5 ºC , Abdomen : Palpasi , Leopold : TFU : 1/3 di atas simpisis Teraba Ballottement 2. Menjelaskan tentang gizi pada kehamilan Memberitahukan ibu tentang nutrisi ibu hamil seperti makanan seimbang : karbohidrat ( nasi, jagung, ubi jalar ), protein ( ikan, tahu, tempe, daging ),serat ( sayur dan buah ), mineral (mengkonsumsi air sebanyak 2 liter atau 8 gelas/ hari). Untuk mengatasi mual muntah yang terkait dengan keluhan ibu ,maka cara memenuhi asupan nutrisi adalah dengan makan sedikit tapi sering. 3. Memberitahukan ibu untuk istirahat yang cukup minimal pada siang hari 1-2 jam dan malam hari 7-8 jam 4. Menjelaskan kepada ibu tentang ketidaknyaman dan perubahan fidik pada pada TM I . ketidaknyamanannyaadalah rasa lemah ,keletihan ,mual ,muntah saat pagi hari , pusing ,ngidam makanan,pengeluaran air ludah berlebihan, peningkatan frekuensi urin /sering kecing dan keputihan. Dan perubahan fisiknya adalah muntah di pagi hari ,perut mulai
membuncit,
sering
buang
air
kecil
,perubahan
pada
payudara,sakit perut dankram, perut yang kurang nyaman ,nafsu makan yang meningkat. 5. Menjelaskan tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan ,yaitu perdarahan pervaginam , sakit kepala yang hebat, masalah penglihatan kabur , bengkak pada muka dan tangan, nyeri perut yang hebat,gerakan janin berkurang. 6. Menjelaskan kepada ibu tentang cara meminum obat yang diberikan , yaitu dengan meminumnya setelah saat mau tidur untuk obat SF diminum 1x sehari untuk mengurangi mual muntahnya dan untuk obat
47
B Complex diminum 3x sehari , bisa diminum dengan air putih dan air gula. 7. Menjelaskan dan memberitahukan ibu bahwa harus kunjungan ulang satu bulan atau jika ada keluhan . jadwal kunjungan ulang yaitu pada hari/ tanggal Kamis, 3 Feberwari 2019. m. EVALUASI Hari/Tgl
: Kamis , 03 Januari 2019
Waktu
: 10.05 Wita
1. Ibu mengerti apa yang dijelaskan tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan 2. Ibu mengerti tentang pola istrahat. 3. Ibu bersedia memenuhi
gizi selama kehamilan ,Konsumsi makanan
yang bergizi seimbang (Sayur, buah,daging,telur, ikan dll) 4. Ibu mengerti penjelasan tentang ketidaknyamanan dan perubahan fisik pada TM 1 5. Ibu mengerti penjelaskan tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan. 6. Ibu mengerti penjelasan tentang cara minum obat yang telas dijelaskan dan bersedia untuk melakukannnya. 7. Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang satu bulan lagi atau jika ada keluhan .
48
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Dasar 4.1.1
Data subjektif Dari pengumpulan data pada Ny. “A” data subjektif pada kehamilan trimester I didapatkan hasil Data subjektif pada Ny.”A” ibu mengatakan hamil pertama usia kehamilan 3 bulan dengan keluhan mual muntah. ibu dalam keadaan sehat dan tidak memiliki penyakit yang membayakan kehamilan seperti penyakit menular dan menurun Menurut Manuaba,2011 mual muntah pada ibu hamil adalah hal yang normal .
Penyebab
dari mual muntah pada ibu hamil yaitu Produksi
hormon kehamilan. Ketika sel telur yang sudah dibuahi menempel pada dinding rahim, tubuh akan memproduksi hormon human chorionic gonadotropin (HCG). Hal inilah yang diduga menyebabkan mual. Jadi, rasa mual yang muncul merupakan pertanda bahwa tubuh sedang memproduksi hormon yang dibutuhkan untuk kehamilan, Adanya peningkatan kadar hormon estrogen, Sensitivitas terhadap aroma atau bau tertentu meningkat, sebagian wanita mengalami mual saat stres. 4.1.2
Data objektif Sedangkan dari pengkajian data obyektif pada Ny. “A” di dapatkan hasil bahwa TD : 100/80 MmHg, N : 80 x/mnt, RR : 22 x/mnt, S:36,5 °C, BB : 49 Kg , HPL 13 Juli 2019 . Pemeriksaan penunjang : (Tanggal 04 Januari 2019) :HB :11,7 , PU: (-) GDS: (-), HBSAG: (-), USG ( - ) Menurut Manuaba 2011,Frekuensi nadi normal 60-90 x/m , Frekuensi pernapasan normal dalam kehamilan sekitar 20-40 x/m , suhu normal selama kehamilan adalah 36,5-37,5 derajat celcius, kenaikan berat badan normal selama kehamilan adalah 9-12 kg, dimulai pada trimester satu sampai trimester tiga. 49
4.2 Interpretasi Data Dasar Dari tinjauan kasus pada Ny”A” di dapatkan diagnosa G1P0A0H0 UK 12-13minggu HPHT : 06-10-2018 Diagnose ini dapat di ketahui dari hasil pengumpulan data dasar ( data subyektif dan data obyektif ). Pada langkah ini mengidentifikasi terhadap diagnosis atau maslah berdasarkan interprestasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar tersebut kemudian diinterprestasikan sehingga dapat di rumuskan diagnosis maupun masalah yang sfesifik. Baik rumusan diagnosis maupun masalah keduanya harus di tangani ( Helen varney). Jadi pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan, karena pada tinjauan kasus diagnosa di dapatkan dari data subyektif dan obyektif 4.3 Identifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial berdasarkan hasil pemeriksaan pada ibu kehamilan kedua dengan keadaan umum baik, maka tida ada tindakan kebutuhan segera yang dibutuhkan. Antisipasi adalah mengidentifikasi tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk dikonnsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien (Sofyan, 2009).Pada langkah ini tidak menemukan adanya kesenjangan 4.4 Identifikasi Kebutuhan Segera Tidak ada kebutuhan segera yang dilakukan pada Ny. “A” karena hasil pemeriksaan pada Ny. “A” dalam batas normal.
4.5 Perencanaan Menurut tinjauan kasus rencana asuhan yang diberikan kepada Ny”A” yaitu :
50
a. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan bahwa kehamilannya yang sekarang memasuki usia 12-13 minggu serta janin dalam kondisi baik b. Menganjurkan kepada ibu untuk istrahat yang cukup dan kurangi aktivitas berat c. Memberitahu ibu gizi selama masa kehamilan d. Memberitahu ibu tentang kebutuhan ibu hamil yaitu personal hyegien dan perawatan payudara e. Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya pada kehamilan yaitu perdarahan pervaginam , sakit kepala yang hebat , masalah penglihatan kabur , bengkak pada muka dan tangan , nyeri perut yang hebat,gerakan janin berkurang. Menurut Teori Rencana asuhan dari diagnose yang akan diberikan menurut Manuaba (2010), adalah a. Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang kehamilan tua. b. Memberitahu tentang pola istrahat ibu hamil (Dianjurkan makan dengan porsi kecil, tetapi lebih sering) c. Menjelasankan tentang tentang tanda bahaya pada ibu hamil d. Nasehat diet dan nutrisi ibu hamil Menurut teori dan tinjauan kasus tidak ada kesenjangan 4.6 Pelaksanaan Pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny.”A”. Penatalaksaan yang diberikan adalah Menjelaskan dan memberitahukan kepada ibu tentang kebutuhan dan rasa yang akan dialami oleh ibu pada trimester pertama yaitu seperti mula muntah serta pola istrahat dan nutrisi yang harus di seimbangi dalam kehamilan ,memberitahu ibu tentang kebersihan dan perawatan payudara ibu selama kehamilan , memberitahu ibu mengenai semua hasil pemeriksaan yaitu keadaan ibu baik-baik saja.memberitahu kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan , diantaranya : perdarahan pervaginam, sakit kepala yang hebat, penglihatan kabur, bengkak diwajah dan dijari tangan, keluar cairan pervaginam, gerakan janin tidak terasa, nyeri perut yang hebat 51
menurut tinjauan teori , Menjelaskan dan memberitahukan kepada ibu tentang kebutuhan dan rasa yang akan dialami oleh ibu pada trimester pertama yaitu seperti mula muntah serta pola istrahat dan nutrisi yang harus di seimbangi dalam kehamilan . memberitahu ibu tentang kebersihan dan perawatan payudara ibu selama kehamilan (Sofyan, 2009). Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan yaitu perdarahan pervaginam, sakit kepala yang hebat, penglihatan kabur, bengkak diwajah dan dijari tangan, keluar cairan pervaginam, gerakan janin tidak terasa, nyeri perut yang hebat. Menanyakan kepada ibu tentang apa yang belum dimengerti dengan penjelasan bidan. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 bulan lagi atau jika ada keluhan dan indikasi (Sofyan, 2009). 4.7 Evaluasi Sedangkan dari evaluasi adalah memastikan Ny. “A” mengerti tentang apa yang di jelaskan oleh bidan sesuai dengan perencanaan dan pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny.”A” Menurut Helen Varney (2009) Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasidi dalam diagnosa dan masalah.(Helen Varney, 2009). Berdasarkan kasus yang didapatkan bahwa tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus.Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasidi dalam diagnosa dan masalah.
52
BAB V PENUTUP 5.1Kesimpulan Dari hasil studi kasus dan pembahasan di dapatkan keseimpulan sebagai berikut: 1. Mahasiswa telah mampu melakukan pengkajian data dengan benar pada Ny.”A” dengan kehamilan trimester I 2. Mahasiswa telah mampu menginterpretasi data untuk menegakkan diagnosis pada Ny.”A” Dengan kehamilan trimester I 3. Mahasiswa telah mampu mengidentifikasi masalah potensial dan mengantisipasi penanganan pada Ny.”A” dengan kehamilan trimester I 4. Mahasiswa telah mampu menentukan kebutuhan untuk tindakan segera pada Ny.”A” dengan kehamilan trimester I 5. Mahasiswa telah mampu menyusun perencanaan tindakan asuhan kebidanan pada Ny.”A” dengan kehamilan trimester I 6. Mahasiswa telah mampu melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada pasien Ny.”A” dengan kehamilan trimester I 7. Mahasiswa telah mampu melaksanakan evaluasi hasil tindakan asuhan kebidanan pada Ny.”A” dengan kehamilan trimester I 5.2 Saran 1. Bagi mahasiswa Mahasiswa dapat meningkatkan kemampuannya dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil normal trimester I dengan penerapan teori manajemen kebidanan yang tepat dan efisien. 2. Untuk pendidikan Diharapkan pendidikan tetap meningkatkan mutu pembelajaran sehingga menghasilkan mahasiswa yang kompeten. Mampu mengkaji kesehatan ibu hamil trimester I dilakukan melalui 7 langkah varney, yaitu pengumpulan data, interpretasi data dasar, antisipasi 53
masalah potensial, penetapan kebutuhan terhadap tindakan segera, rencana asuhan menyeluruh, pelaksanaan, evaluasi dan dokumentasi. 3. Untuk lahan praktek kami berharap kepada tenaga kesehatan hususnya pada bidan di Puskesmas gerung terus meningkatkan pelayanan pada masyarakat secara umum dan kesehatan ibu dan anak pada khususnya.
54
DAFTAR PUSTAKA Ai Yeyeh, Rukiyah dkk. Asuhan Kebidanan I ( Kehamilan Cetakan Pertama Jakarta: Trans Info Media; 2009. Dewi, Sunarsih. 2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Departemen kesehetan republik indonesia ( Depkes RI) 2009 Hani umy dkk, asuhan kehamilan untuk kebidanan, 2011 , Jakarta Indriyani 2011 asuhan kebidanan pada ibu hamil ,Jakarta Menteri kesehatan (Menkes) Indonesia 2010 ,Jakarta Manuaba, I.G.B. (2010). Gawat Darurat Obstetri Ginekologi dan Obstetri Ginekologi Sosial untuk Profesi Bidan Jakarta: EGC. Medika Indrayani. 2011. Buku Ajar Asuhan Kehamilan. Jakarta: CV. Trans Info Media Olaku , penelitian angka kematian ibu ( AKI) 2014 , Jakarta Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan PT. Bina Pustaka Profil kesehatan kabupaten Lombok barat ( Dinas Lombok barat ,2015). Profil kesehatan nusa Tenggara barat ( NTB), 2015 Riset kesehatan dasar (Riskesdas, 2013) badan litbang kesehatan , Jakarta Survey demografi dan kesehatan Indonesia ( SDKI ,2011) Jakarta Survey demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI ,2012) Jakarta. Saputra, 2013 jakarta salemba medika . Sofyan , buku ajar asuhan kebidanan 2009 , jakarta Saifuddin, A.B.2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Varney, est all. 2008. Buku Ajar Asuhan Kpebidanan Edisi 4. Jakarta : EGC World Health Organization.World alliance for patient safety. Forward programme 2011 [manuscript on internet]. Geneve, Switzerland: World Health Organization; 2004 [cited 2012 Aug 5]. Available from: www.who.int/patientsafety
55
56