Pertanian Organik Cita-cita petani jombang Cara membuat Kompos Super Diposkan oleh Pertanian Organik on Sabtu, 31 Oktober 2009
Prinsip yang digunakan dalam pembuatan kompos super adalah proses pengubahan limbah organik menjadi pupuk organik melalui aktifitas biologis pada kondisi yang terkontrol. PROSES PEMBUATAN KOMPOS SUPER 1. Bahan yang diperlukan: • Kotoran sapi : 80-83% • Serbuk gergaji : 5% • Bahan pemacu mikroorganisme (bisa dipakai EM4): 0,25% • Abu Sekam : 10%n • Kalsit/Kapur : 2% Boleh menggunakan bahan-bahan yang lain asalkan kotoran sapi minimal 40%, kotoran ayam maksimal 25% 2. Tempat Sebidang tempat beralas tanah, ternaungi
agar pupuk tidak terkena sinar matahari dan air hujan secara langsung. 3. Prosesing - Kotoran sapi (faeses dan urine) diambil dari kandang dan ditiriskan selama satu minggu untuk mendapatkan kadar air mencapai ± 60%. - Kotoran sapi yang sudah ditiriskan tersebut kemudian dipindahkan ke lokasi, tempat pembuatan kompos super dan diberi serbuk gergaji, abu, kalsit/kapur dan stardec sesuai dosis dan seluruh bahan dicampur diaduk merata. - Setelah .seminggu di lokasi I, tumpukan dipindahkan ke lokasi 2 dengan cara diaduk/ dibalik secara merata untuk menambah suplai oksigen dan meningkatkan homogenitas bahan. Pada tahap ini diharapkan terjadi peningkatan suhu sampai 70 °C untuk mematikan pertumbuhan biji gulma sehingga kompos super yang dihasilkan dapat bebas dari biji gulma. - Seminggu kemudian dilakukan pembalikan untuk dipindahkan pada lokasi ke 3 dan dibiarkan selama satu minggu. - Setelah satu minggu pada lokasi ke 3 kemudian dilakukan pembalikan untuk
membawa pada lokasi ke 4. Pada tempat ini kompos super telah matang dengan warna pupuk coklat kehitaman bertekstur remah dan tidak berbau. - Kemudian pupuk diayak/disaring untuk mendapatkan bentuk yang seragam serta memisahkan dare bahan yang tidak di harapkan (misalnya batu, potongan kayu, rafia) sehingga kompos super yang dihasilkan benar-benar berkualitas. - Selanjutnya pupuk organik kompos super siap dikemas dan siap diaplikasikan ke lahan sebagai pupuk organik berkualitas pengganti pupuk kimia. - Kandungan Kompos Super Moisture/kelembaban 45%±5 TotaI N >l,8l% P0205 >1,89% K20 >1,96% Ca0 >2,96% Mg0 >0,70% C/N Ratio Maks 16% Manfaat Penggunaan Kompos Super pada Lahan Pertanian I. Mampu menggantikan atau mengefektifkan penggunaan pupuk kimia (anorganik) sehingga biaya pembelian pupuk dapat ditekan.
2. bebas dari biji tanaman liar (gulma). 3. Tidak berbau dan mudah digunakan. 4. Menyediakan unsur hara yang seimbang dalam tanah. 5. Meningkatkan populasi mikroba tanah sehingga struktur tanah tetap gembur. 6. Memperbaiki derajat keasarnan (pH) tanah. 7. Meningkatkan produksi berbagai tanaman antara I0-30%. Manfaat untuk Tambak Cara ini akan menambah kesuburan fisik kimia dan biologis sehingga dasar tambak mampu meredam efek buruk pemupukan sisa pakan, faeses, kulit udang dan sisa bahan organik yang lain untuk di urai lebih sempurna. Dosis 1500-2000 kg/ha pada dasar tambak diberikan saat pengolahan dasar tambak. komentar (0)
Petani Sayur Berharap Harga Pupuk Bersubsidi Tidak Naik Diposkan oleh Pertanian Organik on Kamis, 22 Oktober 2009
Jombang – Rencana kenaikan harga pupuk bersubsidi memunculkan kekhawatiran tersendiri bagi petani sayur dan tembakau. Petani berharap pemerintah tidak menaikkan harga pupuk bersubsidi dalam waktu dekat. Syaifudin Zuhri, petani sayur dari Desa Katemas, Kudu, Jombang, mengaku khawatir atas kemungkinan naiknya harga pupuk bersubsidi pada tahun 2010। Naiknya harga pupuk bakal meningkatkan biaya produksi yang harus dikeluarkan. Belum lagi, harga komoditas sayur di pasaran pada saat ini kerap tidak menentu. “Harapannya (harga) pupuk tidak naik। Apalagi kalau menanam sayur, harga pupuk naik sementara harga sayur jatuh, petani benar-benar jatuh,” katanya, Rabu (21/10) pagi dalam dialog di radio (komunitas) Suara Warga Jombang. Syaifudin Zuhri berharap, Pemerintah bisa memberikan perlindungan terhadap harga sayur dan tembakau agar petani tidak selalu dirugikan. Menurutnya, perhatian pemerintah terhadap hasil pertanian masih lemah. Senada, Zainul Arifin, petani tembakau dari Desa Katemas berharap agar pemerintah memberikan perlindungan harga pada tembakau dan sayur. Selama ini, kata Zainul, harga tembakau dan komoditas sayur selalu ditentukan tengkulak. “Kami selalu berharap agar pemerintah memperhatikan nasib petani tembakau dan sayur,” ujarnya. Ahmad Zani Maryhudi, Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) dari Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, berharap agar petani tidak khawatir dengan kemungkinan naiknya harga pupuk bersubsidi. Dia menyarankan, petani dari segala jenis komoditas tidak terlalu bergantung pada pupuk kimia bersubsidi.
Subsidi Pupuk Berkurang
Sementara itu, pemerintah Indonesia dalam APBN tahun 2010 telah mengalokasikan subsidi pupuk sebesar Rp 14,8 triliun। Angka subsidi tersebut lebih sedikit dari yang seharusnya diperlukan yakni sebesar Rp. 17,5 triliun. Menurut Aliansi Petani Indonesia (API), turunnya subsidi produksi pupuk tersebut berpotensi menaikkan Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk bersubsidi di pasaran. “Pengurangan subsidi ini akan memberikan dampak yang nyata bagi rumah tangga petani, sebab harga eceran tertinggi pupuk dipastikan akan naik। Kenaikan harga pupuk diperkirakan juga akan menyebabkan kelangkaan pupuk sebagaimana pada awal musim tanam di tahun 2009,” demikian dalam rilis pers API, sebagaimana dilansir situs www.nu.or.id. (Er/Ms/)
komentar (0)
Hilangnya Kearifan Lokal dalam Pengelolaan Pertanian* Diposkan oleh Pertanian Organik on Senin, 19 Oktober 2009
Dari sisi ekonomi, kehidupan petani semakin mengalami kemerosotan akibat dari kesenjangan antara biaya produksi dengan pendapatan yang diterima Sarana Produksi yang semestinya disediakan sendiri oleh petani dengan biaya yang murah, akibat dari program “Revolusi Hijau “ hal ini sudah tidak terjadi lagi. Hingga sekarang dampak yang dapat dirasakan kuatnya budaya ketergantungan petani terhadap benih, pupuk dan pestisida produk pabrikan/pihak lain. Lebih parah lagi ketergantungan terhadap belas kasih pemodal maupun pemerintah untuk tetap bisa menyediakan sarana produksi yang murah disektor hulu, sementara dihilir petani berharap harga jual yang mereka terima layak dengan kerja kerasnya. Budaya bertani yang menjunjung tinggi kemandirian dan kebersamaan dalam komunitas pertanian serta keterpaduan dan keselarasan alam sudah tidak lagi ditemukan saat ini. Para petani kita dulu dengan kearifannya mereka menyeleksi hasil panennya untuk sebagian disimpan sebagai benih, namun kegiatan penyediaan benih kini hilang akibat telah digantikan benih unggul yang diproduksi oleh pabrik benih. Sedang untuk kebutuhan pupuk mereka memelihara ternak (rojo koyo =jawa) sebagai penyedia bahan baku pupuk. Selain untuk penyedia pupuk ternak juga dimanfaatkan tenaganya untuk mengolah lahan dan dijual untuk menambah pendapatan petani. Namun setelah pupuk yang mereka butuhkan telah disediakan oleh pabrik pupuk kini sangat sedikit petani yang memiliki ternak Kebiasaan petani menanam tanaman pelindung seperti kelor, jagung dan sebagainya (selain tanaman pokok) dipematang atau pinggiran sawah. Tanaman pelindung ditanam dengan maksud untuk melindungi tanaman pokon dari serangan hama dan penyakit atau yang biasa disebut dengan pengendalian hama-penyakit berbasis ekologis. Namun setelah adanya pestisida yan dibuat pabrik petani tidak lagi menanam tanaman pelindung karena dipandang lebih efisien dan efektif. Peran perempuan dalam menjaga ketahanan pangan rumah tangga tani dengan mengatur sirkulasi hasil panen melalui lumbung yang mereka buat secara individu maupun berkelompok berangsur punah digantikan dengan peran Bulog.
Harapan – harapan yang menjanjikan kehidupan lebih sejahtera membuat petani terbius untuk menanggalkan satu persatu kearifan budaya yang menjadi karakter pertanian dan wujud nyata kemandirian perekonomian petani. Dan kini telah punah dari kehidupan petani dan hanya tinggal cerita. Bertani bukan lagi dipahami sebagai budaya hidup dalam mengelola alam dengan kata lain kelestarian alam menjamin kelangsungan hidup manusia, namun bertani dipahami sebagai kegiatan usaha menghasilkan barang/komoditas sebanyak-banyaknya. (Selesai)
Muhammad Subhan/Ketua Pertanian NU Jombang
Lembaga
Pengembangan
komentar (0)
Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Agar Tepat Sasaran Diposkan oleh Pertanian Organik
Kebijakan Pangan Untuk Kesejahteraan Petani: Dari kiri, Awaludin Iqbal,Wakil Kepala Perum Bulog Divisi Regional Surabaya Selatan, Tjahyo Widodo, Kepala Kantor Ketahanan Pangan Kab Jombang, serta dari Disperindag Pasar, Mashuda Wijaya dalam diskusi di Lakpesdam NU Jombang, Kamis (15/10) malam.
Usulan Petani dalam Diskusi Ketahanan Pangan Jombang
– Meski menjadi daerah agraris dan merupakan salah satu sentra industri beras nasional, namun Kabupaten Jombang belum mampu meningkatkan kesejahteraan petani. Banyak petani yang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup dengan hanya berprofesi sebagai bertani. Wakil Kepala Bulog Divisi Regional Surabaya Selatan, Awaluddin Iqbal mengatakan, terbatasnya modal yang dimiliki petani, membuat mereka seringkali menjadi pihak yang dirugikan saat musim panen padi. Akibat kebutuhan yang mendesak membuat petani rela menjual gabah hasil panennya dibawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang ditetapkan.
“Karena beberapa keterbatasan, tidak jarang petani yang (mau) menjual gabahnya dibawah harga yang ditetapkan (HPP). Pengamatan kami, hal itu terjadi karena mereka terdesak dengan kebutuhan,” katanya dalam diskusi bertema “Kebijakan Pangan untuk Kesejahteraan Petani” yang digelar oleh LAKPESDAM-NU Jombang, Kamis (15/10) malam. Menanggapi tidak sejahteranya petani, Pemerintah Kabupaten Jombang melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar sejak tahun 2008 lalu memberikan fasilitas pinjaman lunak bagi petani. Program tersebut dimaksudkan agar petani memiliki sumber pendapatan ekonomi selain dari mengelola lahan pertanian. Menurut Mashuda Widjaja, staff Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar Kabupaten Jombang, petani yang memenuhi kelayakan secara administratif dapat mengajukan pinjaman lunak kepada pemerintah. Bantuan dalam bentuk permodalan usaha mikro tersebut terbuka bagi setiap petani. “Program ini adalah khusus bagi peningkatan kesejahteraan petani. Silahkan anda (petani) mengajukan,” kata Mashuda. Mashuda menambahkan, untuk mendapatkan pinjaman senilai Rp. 100 juta dengan bunga 7% pertahun tersebut, petani cukup dengan membuat pengajuan dalam bentuk tulisan tangan, foto copy KTP serta jaminan. “Jaminannya bisa berupa BPKB atau Sertifikat (tanah),” terangnya. Namun, inovasi program pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan petani dengan memberikan fasilitas pinjaman lunak belum dirasakan petani. Menurut Zaini, petani asal Kecamatan Megaluh, Jombang, program peningkatan kesejahteraan petani hanya dirasakan kalangan tertentu. “Beberapa kali saya dan teman-teman mengajukan, tetapi tidak pernah ada tanggapan. Jadi, saya fikir program itu hanya omong kosong,” kritik Zaini. Pernyataan senada dikatakan Nur Salim, petani asal kecamatan Sumobito. Menurutnya, sosialisasi atas program pinjaman lunak bagi petani tidak sampai pada sasaran yang diharapkan. “Adanya fasilitas pinjaman modal, saya baru mendengarnya sekarang. Kalau memang program itu sudah lama, lalu siapa yang menikmatinya selama ini,” ujarnya. Nur Salim mengusulkan, agar program peningkatan kesejahteraan petani bisa tepat sasaran, pemerintah melakukan sosialisasi sampai pada tingkat bawah. “Sebab selama ini kalau program semacam itu hanya orang-orang tertentu saja yang tahu. Sedangkan kami petani yang ada di desa tidak tahu apa-apa,” katanya.
Sementara itu, Tjahyo Widodo, Kepala Kantor Ketahanan Pangan Jombang yang hadir dalam diskusi tersebut mengatakan, pihaknya saat ini tengah berusaha mengamankan komoditas pangan yang ada di Kabupaten Jombang. Komoditas tersebut, lanjut Tjahyo, tidak hanya
terfokus pada komoditas tertentu. “Yang perlu kami jelaskan bahwa ketahanan pangan bukan (hanya) berbicara tentang beras, gabah dan hasil panen lainnya. Namun, juga tentang bergulirnya kebutuhan yang ada di dalam pasar secara luas,” katanya. (Er/Ms) komentar (0)
Jamu Ternak Diposkan oleh Pertanian Organik on Sabtu, 17 Oktober 2009
Aplikasi EM Peternakan Beberapa Cara Aplikasi EM-4 Peternakan antara lain : 1. Air Minum Campuran EM dengan konsentrasi ½ - 1% dalam air minum ternak, diberikan setiap hari. Hindari penggunaan antibiotika melalui minum agar EM tidak mati. Bersihkan bak air minum dan tempat minum ternak setiap hari. Pathogen dalam saluran pencernaan dan ada pada tempat minum akan tertekan, ternak menjadi lebih sehat. 2. Pakan Semprotkan EM pada pakan yang segera akan diberikan, EM akan meresap dalam pakan dan masuk kesaluran pencernaan makanan bersama makanan. 3. Sanitasi Kandang Semprot kandang, kotoran termasuk hewan ternak piaraan. Untuk menanggulangi bau busuk, menekan berbagai pathogen yang ada pada bulu dan kulit ternak, bulu atau kulit ternak akan lebih cerah dan bersih 4. Jamu Ternak EM dapat dipergunakan untuk membuat jamu ternak. Pada ternak ayam dan bebek jamu dapat diberikan setiap hari dengan konsesntrasi 1 %, bila telah menggunakan jamu ternak pemberian EM pada air minum tidak diperlukan lagi, peternak ayam dan bebek membuat jamu sendiri dengan ramuan tradisional yang terdiri dari jahe, kencur, kunir, laos, bawang putih dan daun sirih. Bahan-bahan ini dirajang halus direndam/fermentasi dengan EM dan molase. Setelah seminggu jamu sudah siap dipakai. Bila diperhatikan dengan jamu ternak
dari EM, kuning telur lebih tebal, bau amis berkurang sehingga sangat baik digunakan untuk telur asin. Orang - orang yang biasanya alergi telur, dengan telur EM tidak alergi lagi. 5. Silase Sapi, kerbau kambing telah biasa diberikan silase larutan pada musim kemarau saat rumput juga sulit didapat. Em dapat digunakan sebagai probiotik pembuatan silase, rumput kering, jerami, pohon jagung kering dan lain-lain dapat diolah menjadi pakan ternak dengan dipotong kecil-kecil terlebih dahulu, potongan rumput kering ini ditaruh dalam bak drum atau tempat lain, ditaburi dedak halus dan disiram dengan EM sampai lembab dan dipadatkan. Pembuatan silase dilakukan secara berlapis lapis, dengan cara seperti diatas. Adonan ini kemudian ditutup rapat agar suasananya anaerob, setelah 5 hari adonan sudah berbau tape dan siap diberikan pada ternak. Karena proses fermentasi, kandungan gizi silase lebih tinggi dari asalnya dan dapat disimpan lebih lama untuk memenuhi kebutuhan pakan pada saat musim kemarau. 6.Pakan daur ulang Pakan daur ulang dapat dilakukan pada peternakan ayam petelur, cara ini sangat membantu peternak pada saat harga telur menurun dan harga pakan naik. Pembuatanya cukup sederhana. Kotoran ayam dijemur kering, digiling dan dicampur dengan dedak, disiram dengan EM dan molase lalu difermentasikan dalam keadaan anaerob. Fermentasi hanya diperlukan 24 jam dan pakan daur ulang ini dicampur dengan konsentrat lagi pada saat pemberian. Biaya dapat ditekan sampai dengan 28 % dengan kesehatan dan produktifitas seperti semula. komentar (0)
KOMPOS Diposkan oleh Pertanian Organik PROSES PEMBUATAN PUPUK ORGANIK 1. Sekam (30 gr)→ Dedak (20 gr) / Sampah Organik→ Blotong (10 gr) → Dicampur rata→Air (18 lt/50%)→ Ditumpuk bentuk kerucut ditutup keset (cek temperatur ± 70oC → Bakteri (Inokulan Padat) → Setiap hari (diaduk/ditutup) → Temperatur ± 40oC (Bakteri/Inokulan padat) → Siap untuk membuat pupuk 2. Bakteri Inokulan Padat + sampah Organik → Dicampur hingga rata → Digiling 3. hasil gilingan diberi ragi tape yang telah diencerkan. Ditumpuk membentuk kerucut, ditutup keset (cek temperatur ± 70oC) 4. Setiap hari lakukan monitoring tentang ; Temperatur, warna, bau dan lingkungan 5. Pada hari ke – 8 kompos diusahakan memiliki temperatur ± 40oC 6. kompos diayak→ siap dipakai→ siap dijual PEMBUATAN INOKULASI CAIR 1. Siapkan galon 2. Masukkan air 8 lt + air tebu 1,5 lt dengan gelas ukur; bilas gelas ukur dengan air 1 lt + NM (EM) 0,5 lt dengan gelas ukur; bilas dengan air 1 lt
Tutup galon, kocok sampai rata taruh di tempat gelap (tutup dengan kain salon hitam) 3. Lakukan monitoring selama 7 hari dengan lembar monitoring. LEMBAR MONITORING UNTUK INOKULASI PADAT / CAIR Tangga l
Waktu
Suhu
Warna
Bau
Perlakuan
Catatan Tambahan
MENGENAL EFFECTIVE MICROORGANISME (EM 4) EM 4 merupakan bahan yang mengandung beberapa microorganisme yang sangat bermanfaaat dalam proses pengomposan ( bakteri Lumbirieve/bak. Asam laktat, Fotosintestik, Actiromyetes, Striptomycec dan ragi EM 4 BERPERAN SEBAGAI BERIKUT : - Menekan bertumbuhnya patogen tanah - Mempercepat fermentasi limbah dan sampah organik - Meningkatkan ketersediaan unsur hara dan senyawa organik pada tanaman - Meningkatkan Nitrogen - Mengurangi kebutuhan pupuk dari pestisida EM 4 GENERASI BARU / TURUNAN Pada dasar EM 4 generasi baru adalah hasil pengenceran dari EM 4 murni, bahan yang digunakan - EM 4 murni 5 sendok makan - Mosales ( tetes tebu) 5 sendok makan, atau (1 Kg gula merah, atau 2 lt air) sebagai pengganti mosales. - Air yang bebas Khlor 10 lt
CARA PEMBUATAN EM 4 TURUNAN Masukkan ke dalam ember air 10 lt, mosales 5 sendok makan, aduk sampai rata, masukkan EM 4 murni 5 sendok, aduk sampai rata. Tutup ember dengan plastik hitam dan biarkan selama 3 hari. EM 4 turunan efektif Cuma dalam waktu 3 hari.
TEKNIK PENGOMPOSAN KERANJANG SUSUN / TAKAKURA SUSUN METHOD No
Bahan Alat
Jumlah
Satuan
1
Sampah
61,2
Kg
2
Microorganisme padat
14
Kg
3
Glangsing
6
bh
4
Keranjang
6
bh
5
Keset
36
bh
6
Pupuk kompos
Sec
bh
7
Sprayer
1
bh
8
Thermometer
2
bh
9
Garu kecil
1
bh
10
Sekop
1
bh
11
Pisau besar
1
bh
12
Sarung tangan
4
bh
13
Gunting
1
bh
LANGKA PEMBUATAN : 1. Gelangsing dipasang pada lapisan dalam keranjang 2. Siapkan Inokulan Padat di atas permukaan tanah lantas sebarkan sampah yang akan dikomposkan di atasnya 3. lapisi sampah organik dengan microorganisme padat dengan perbandingan 1 : 1 4. Idealnyasampah organik dicacah dengan ukuran 2 – 4 cm 5. campur sampah organik dengan inokulan padat melalui pengadukan secara merata 6. Masukkan campuran tersebut ke dalam keranjang yang digunakan sebagai wadah proses pengomposan. 7. lakukan tahap tersebut sampai sampah organik tidak tersisa , gunakan beberapa keranjang apabila tidak mencukupi. 8. Susun keranjag wadah pengomposan sehingga dapat menghemat tempat
9. Tutup keranjang paling atas dengan keset yang terbuat dari sabut kelapa 10. Pengadukan 1 minggu sekali, bila terlalu kering siram dengan air secukupnya kemudian lakukan pengadukan untuk mencampur larutan air dengan materi organik yang dikomposkan. 11. panen 7-8 minggu 12. diangin – anginkan selam 1 minggu 13. siap dimanfaatkan
PAK OLES ; 1. Campuran sampah Organik 80% + sampah Anorganik 20% 2. Membuat pupuk organi 25 keranjang sampah organik + 1 keranjang sekam (bubuk gergaji) + EM4 10 sendok dilarutkan dalam air sebagai pelembab ⇒ ditumpuk pada terowongan 1 – 1,5 m (suhu adonan 40 – 50 oC ⇒ dibolak balik ( selama 15 hari ) 3. Amaq Saebah Penggunaan pupuk kimia 4 Kwintal/ha Pupuk Kompos 2 Kwintal/ha 4. EM4 Bahan kompos + EM4 difermentasi selama 1 bulan Untuk membuat tanah lebih baik pada kondisi awal Menggunakan campuran 1 : 1 : 18 EM4 Molase Air Dapat disemprotkan bersama – sama dengan Jahe, Liligundi, Sirih, Tanaman berbau tajam, Cabe, rempah – rempah difermentasikan dengan EM4. Disemprot pada tanah 10 hari sekali
komentar (0)
Pupuk Cair 2 – EM4 Diposkan oleh Pertanian Organik
Banyak cara untuk membuat "mikroba efektif" untuk mempercepat proses pembuatan kompos. Salah satu di antaranya adalah yang kami tulis di bawah ini. Pengalaman temanteman kami membuat EM4 dengan isi usus binatang telah menimbulkan bau yang kurang sedap sehingga kami memilih jalan pembuatan yang sifatnya vegetarian, dari bahanbahan tanaman yang mudah dan cepat busuk. Penemuan yang sangat berharga untuk pertanian mandiri ini, -- awalnya adalah orang Jepang, bernama Teruo Higa pada tahun 1970 -- kini telah banyak diterapkan oleh para petani modern. Tapi masih banyak pula yang belum melakukannya karena lebih percaya pada pupuk kimia yang dirasa "lebih praktis" tapi sesungguhnya tidak sehat baik untuk tanah, tanaman maupun untuk kita manusia. Bahan-bahan
• Sampah sayur, terutama kacang-kacangan • Kulit buah-buahan (papaya, pisang, rambutan, mangga, dsb.) • Bekatul, secukupnya • Gula merah, sedikit saja • Air beras, secukupnya Cara membuat: 1. Sampah sayur, kulit buah-buahan dan bekatul dicampurkan. Tempatkan misalnya di dalam sebuah ember atau penampung yang lain. Tutup. Sambil kadang-kadang diaduk, biarkan selama satu minggu sampai membusuk sehingga menjadi EM1. EM singkatan dari Effective Microorganism, yaitu jasad renik "ganas" yang akan mempercepat proses pengomposan. Ditengarai dengan angka 1 karena inilah cairan mikroorganisme yang terbentuk setelah mengalami dekomposisi selama satu minggu. 2. Cairan EM1 dicampur dengan sampah sayur dan kulit buah-buahan. Kemudian didiamkan lagi selama satu minggu. Cairan baru yang terbentuk disebut dengan EM2.
3. Cairan EM2 dicampurkan dengan bekatul, gula merah dan air beras. Dan didiamkan lagi selama satu minggu sehingga menjadi EM3. 4. Diamkan lagi selama satu minggu tanpa menambahkan apa-apa. Cairan itu telah menjadi EM4. komentar (0) Posting Lama Langgan: Entri (Atom)